KRONIK
MUH. NUR IKHSAN LIWANG
FK UNTAD
• Buang air besar (defekasi)
dengan tinja berbentuk cairan
DIARE atau setengah cair (setengah
padat), kandungan air tinja
lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 grm atau 200
ml/24 jam.
• Defenisi lain tetap menunjuk
pada frekuensi diarenya, > 3
kali sehari
KRONIS
Epidemiologi
ETIOLOGI BERDASARKAN
KARAKTERISTIK TINJA
• PEMBAGIAN LAIN ETIOLOGI DIARE
KRONIK
Etiologi Berdasarkan patofisiologi :
1. Diare osmotik
A. Eksogen
a. Makan cairan yang aktif osmotik
b. Obat-obat lain
B. Endogen
a. Kongenital
b. Didapat
2. Diare sekretorik
A. Infeksi
a. Toksigenik (Enterotoksin)
b. Invasif ke mukosa
B. Neoplasma
C. Hormon dan Neurotransmitter
D.Katartik
E. Kolitis mikroskopik
F. dll
Cont...
3. Malabsorbsi asam empedu, malabsorbsi lemak
A. Maldigesti intraluminal
B. Malabsorbsi mukosa
C. Obstruksi pasca mukosa
D. Campuran
4. Defek sistem pertukaran anion/transport elektrolit aktif di enterosit
A. Infeksi usus
B. Kongenital
5. Motilitas dan waktu transit usus abnormal (sindrom kolon iritable,
hipertiroid, diabetes mellitus dengan polineuropati otonom, skleroderma,
amiloidosis, dll
6. Gangguan permeabilitas usus
A. Penyakit seliak
B. Penyakit usus inflamatorik
C. Infeksi usus (bakteri Shigella dan Salmonella)
7. Eksudasi cairan, elektrolit, dan mukus berlebihan (kolitis ulseratif, penyakit
crohn, amubiasis, shigellosis, kampilobakteriasis, Yersiniasis, dll
Etiologi berdasarkan lokasi atau kelainan organ
1. Kelainan Pankreas : fibrosis kistik, pankreatitis kronik
2. Kelainan hati : atresia bilier, ikterus obstruktif, hepatitis kronis,
sirosis hati.
3. Kelainan usus :
A. Usus halus : stagnant loop syndromes, anomali
kongenital, usus pendek, inflamasi, infeksi (bakteri,
parasit, jamur), intoleransi protein susu, defek
metabolik, dll
B. Usus besar : infeksi (bakteri, parasit, jamur), kolitis ulseratif,
crohn disease, dll
C. Sirkulasi : limfangiektasia, neoplasma
D. Neurogen : Hirschprung disease, disautonomia familial
E. Humoral-endokrin : insufisiensi adrenal, hipertiroidisme,
sindrom Zollinger-Ellison, dll
Etiologi berdasarkan karakteristik tinja
A. Tinja berlemak/ steatorea : penyakit
pankreas, penyakit mukosa usus halus,
defisiensi garam empedu kualitatif dan
kuantitatif (penyakit hati kolestatik dan
bacterial overgrowth di usus halus), sindrom
pasca gastrektomi, PEM, infeksi
B. Tinja berdarah : penyakit usus inflamatorik,
kanker kolon dan polip kolon, lesi anal, infeksi
(bakteri, parasit, jamur), kolitis/proktitis
radiasi, kolitis iskemik kronik, efek samping
obat antibiotik (kolitis pseudomembran)
Cont....
C. Tinja tidak berdarah dan tidak berlemak
1. tinja cair atau seperti air (watery stool) : kolitis
mikroskopik, intoleransi laktosa, diare karena obat,
diare pasca reseksi usus, infeksi, alergi makanan,
PEM, dll
2. tinja encer/lembek (semisolid) : obat eksogen
(laksans), infeksi usus, infeksi HIV, gangguan
motilitas, intoleransi makanan, IBS, sindrom
karsinoid, malabsorbsi karbohidrat, obat-obat dan
pencampur makanan, pemanis makanan, insufisiensi
adrenal, inkontinensia fekal, alergi makanan.
Pembagian lain etiologi diare kronik
1. Steatorea (malabsorbsi lemak)
a. Maldigesti intraluminal
b. Malabsorbsi mukosa
c. Malabsorbsi pasca mukosa
d. Steatorea pada penyebab campuran
2. Diare cair/air yang respon terhadap puasa
a. Masukan cairan yang tidak dapat
diabsorbsi
b. Malabsorbsi karbohidrat
c. Diare asam empedu
d. Diare pasca vagotomi
Cont...
3. Diare cair/air yang dapat respon atau tidak terhadap puasa
a. IBS
b. Alergi makanan
c. Kolitis mikroskopik
4. Diare cair/air yang tidak respn terhadap puasa
a. Sindrom karsinoid
b. Gasrinoma
c. vipoma, dll
5. Diare inflamatorik :
a. Penyakit usus inflamatorik
b. Gastroenteritis eosinofilik
c. Alergi susu dan protein kacang kedelai
d. Enteropati kehilangan protein
e. Enterokolitis radiasi kronik,
f. dll
PENDEKATAN DIAGNOSTIK
1. Pemeriksaan awal
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan darah sederhana
d. Tinja serta urin
2. Pemeriksaan lanjutan
Anamnesis
1. Waktu dan frekuensi diare : onset dan durasi
2. Bentuk tinja : steatorea, mengambang, campur
dengan darah
3. Keluhan lain yang menyertai diare : nyeri abdomen,
demam, mual dan muntah, penurunan berat badan,
mengedan waktu defekasi.
4. Obat : laksan, antibiotika, anti kanker, anti depresan,
anti hipertensi, anti konvulsan, penurun kolesterol,
antasida, dll
5. Makanan/minuman
6. Lain-lain
Pemeriksaan fisik/manifestasi klinis
Tanda-tanda steatorea : tinja berwarna muda,
berbau busuk, cenderung mengambang dan
sulit dibersihkan dengan siraman air
Tinja mengambang bisa juga disebabkan oleh
karena adanya produksi gas oleh bakteri
Gejala klinik karena defisiensi nutrien,
vitamin, dan elektrolit
Gejala klinik defisiensi
Berat badan menurun Lemak/ protein/ kalori
Edema/berkurangnya otot Protein
Kulit kering bersisik Asam lemak esensial
anemia Besi, asam folat, vit.B.12
Glositis, dermatitis Asam nikotinat
Parestesia, neuropati perifer Vitamin B1 dan B12
Cenderung memar dan berdarah Vit K
Buta malam Vit A
kelemahan K, Na, Mg
Tetani, nyeri tulang Kalsium
Kehilangan rambut Zinc, protein
Pemeriksaan Tinja
Makroskopik : konsistensi cair, lembek atau padat.
Berlemak atau bercampur darah
Mikroskopik : eritrosit, leukosit, parasit
Pemeriksaan pH , pewarnaan gram, pemeriksaan darah
samar, kultur tinja, pemeriksaan osmolalitas tinja,
pengukuran kadar lemak dalam tinja, HOMTT
Kolitis ulseratif
Penyakit crohn
Indeterminate
colitis
Epidemiologi
Kerusakan
Sel target
Protease, langsung
leukotrine,dll limfosit Autoimun
Virus
bakteri
sitokin
neutrofil
makrofag
Gambaran Klinik
• Manifestasi klinik yg paling umum
“Kronik-Eksaserbasi-Remisi”
Gambaran Klinik IBD
Klinis Kolitis Ulseratif Penyakit Crohn
Diare kronik ++ ++
Hematokhezia ++ +
Nyeri perut ++ ++
Massa abdomen 0 ++
Fistulasi +/- ++
Stenosis/striktur + ++
Keterlibatan usus halus +/- ++
Keterlibatan rektum 95% 50%
Ekstra-intestinal + +
Megatoksik kolon + +/-
Pengobatan Umum:
Pertahankan dg 5-ASA RUJUK ke sentra
Tidak ada perbaikan
p.o. berikutnya
(tetap kambuhan)
Terapi Eksjuvantibus:
Remisi Tercapai 5-ASA p.o + Steroids Tidak Respons