Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Gastroenteritis adalah buang air besar dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normalnya 100-200 ml perjam), dengan tinja berbentuk cairan atau setengan cair,
dapat pula disertai defekasi yang meningkat.
Manifestasi klinis gastroenteritis bervariasi.Berdasarkan salah satu hasil penelitian
yang dilakukan pada orang dewasa, mual, muntah, atau diare dan nyeri abdomen adalah
gejala yang paling sering dilaporkan oleh kebanyakan pasien.Tanda-tanda dehidrasi sedang
sampai berat,seperti membran mukosa yang kering, penurunan tugor kulit, atau
perubahanstatus mental terdapat pada <10% pada hasil pemeriksaan.Gejala pernafasan yang
mencakup radang tenggorrokan, batuk, dan rinorea dilaporkan sekitar 10%.

B. TUJUAN
a. Tujuan umum
Perawatmengerti dan menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan penyakit
gastroenteritis.
b. Tujuan khusus
1 Perawat mampu dan menjelaskan definisi patofisiologi gastroenteritis.
2 Perawat mampu dan menjelaskan manifestasi klinis gastroenteritis.
3 Perawat mampu dan menjelaskan klasifikasi gastroenteritis.

C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud gastroenteritis?
2. Bagaimana etiologi gastroenteritis?
3. Bagaimana Patofisiologi gastroentritis?
4. Bagaimana Manifestasi Klinis gastroentritis?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjang pada gastroentritis?
6. Bagaimana asuhan keperawatan gastroenteritis?

1
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
1. Gastroenteritis adalah peradangan akut lapisan lambung dan usus ditandai dengan
anoreksia, rasa mual, nyeri abdomen, dan diare.
2. Gastroenteritis adalah radang lambung dan usus yang memberikan gejala diare
atau tanpa disertai muntah (muntah berak).
3. Gastroenteritis didefinisikan sebagai inflamasi membrane mukosa lambung dan
usus halus yang ditandai dengan muntah dan diare yang berakibat kehilangan
cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit.
B. ETIOLOGI
a. Faktor infeksi
 Infeksi bakteri : Vibrio, E. Coli, Salmonella, Shigelia Compylobacter, Yersina,
Aeromonas.
 Infeksi virus : Eterovirus (virus ECHO, Coxsackie Poliofelitis), Adenovirus,
Rotavirus, Astrovirus.
 Infeksi parasit : cacing (Ascaris, Triguris, Oxyyuris, Strongyloides), protozoa
(Entamoeba Hstolitica, Glardialambia, Trichomonas Hominis).
b. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat, lemak, atau protein.
c. Faktor makanan
Makanan basi, beracun, dan alergi terhadap makanan.
d. Factor psikologis
Rasa takut dan cemas.
e. Imunodefisiensi
Dapat mengakibatkan terjadinya pertumbuhan bakteri.
f. Infeksi terhadap organ lain, seperti radang tonsil, bronchitis, dan radang
tenggorokan.
C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya Gastroenteritis :
1. Dehidrasi
Disebabkan karena makanan terkontaminasi dengan mikroorganisme dan ikut masuk
ke dalam saluran pencernaan sehingga menyebabkan iritasi pada mukosa lambung
sehingga makanan tidak dapat diabsorbsi dan keluar melalui kolon yang berbentuk
cair.

2
2. Gangguan keseimbangan asam-basa
Hal ini terjadi karena :
 kehilangan Na-bikarbonat bersama tinja
 adanya ketosis kelaparan
 terjadinya penimbunan asam laktat karena adanya anoksia jaringan
 produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan
oleh ginjal
 pemindahan ion Na dari cairan ekstra seluler ke dalam cairan intra seluler
3. Hipoglikemia
Adalah kekurangan glikogen dalam tubuh yang disebabkan oleh kerusakan sel-sel dan
penurunan konsentrasi glukosa serum, insulin, dan hormon pertumbuhan. Gejalanya
antara lain : lemas, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat, syok, dan
kejang sampai lama.
4. Gangguan gizi
Disebabkan karena :
 makanan sering dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang
bertambah berat
 walaupun susu diteruskan sering diberikan dengan pengenceran dan susu encer
diberikan terlalu lama
 makanan yang diberikan tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena
hiperperistaltik
5. Gangguan sirkulasi
Gangguan sirkulasi darah berupa syok hipovilemik akibat perfusi jaringan berkurang
dan terjadi hipoksia, asidisis bertambah berat dan mengakibatkan perdarahan dalam
otak.
D. MANIFESTASI KLINIS
1) Gejala awal :
 Anak menjadi cengeng
 Gelisah
 Suhu badan meningkat
 Nafsu makan menurun atau tidak ada
 Tinja cair (mungkin mengandung darah atau lendir)
 Warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu
Gejala lain :
 Muntah (dapat terjadi sebelum atau sesudah diare)
 Gejala dehidrasi
 Berat badan menurun

3
 Ubun-ubun cekung (pada bayi)
 Tonus dan turgor kulit berkurang
 Selaput lendir dan bibir kering
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
 Pemeriksaan tinja :
Pemeriksaan tinja, baik makroskopik maupun mikroskopik harus dilakukan untuk
menentukan diagnosa yang pasti.Pemeriksaan secara makroskopik harus
diperhatikan bentuk, warna tinja, ada tidaknya darah, lendir, pus, lemak, dan lain-
lain.Pada pemeriksaan mikroskopik harus diperhatikan telur cacing, parasit, dan
bakteri.
 Pemeriksaan darah :
Homogram lengkap, meliputi : Hb, eritrosi, leukosit, dan hematokrit untuk
membantu menemukan derajat dehidrasi dan infeksi.
Pemeriksaan pH dan keseimbangan asam basa.Pemeriksaan AGD dan elektrolit,
yaitu Na, K, Cl, dan Mg.
 Pemeriksaan urine :
Ditetapkan volme, berat jenis, pH, dan elektrolitnya.
2. Endoskopi
Pemeriksaan endoskopi sebaiknya dilakukan sebagai pekerjaan rutin pada setiap
penderia diare. Lebih-lebih lagi setelaah ditemukan ‘colon fibrescope’ maka akan
mempermudah dalam pembuatan diagnosa.
3. Radiologi
Penderita sering mengalami diare yang hilang timbul, misalnya colitis ulseratif dan
regional enteritis.Untuk menegakkan diagnosa perlu dilakukan pemeriksaan
radiology.
4. Pemeriksaan fisik
 Suhu badan
Bilamana kulit penderita teraba panas, kemungkinan besar menderita penyakit
inflamasi atau neoplasma.
 Penurnan berat badan disertai edem.
 Inspeksi
 Inspeksi kulit, adanya pucat, ikterik, dan karotenemia
 Inspeksi abdomen untuk tanda-tanda distensi, depresi, dan gerakan
peristaltic yang tampak pada dinding abdomen
 Inspeksi mulut : bibir kering, kotor, dan bau
 Inspeksi tinja : warna, bau, volume, frekuensi, dan konsistensi

4
 Auskultasi
 Bunyi peristaltic normal 5-35 X/menit
- Menghilang : peritonitis
- Keras/sering : diare, gastroenteristik
- Nada tinggi : ileus obstruksi
 Gerakan cairan
Normal terdengar di epigastrium kiri : cairan lambat, normal 5jam setelah
makan/minum, penuh.
 Bising pembuluh darah
Terdengar lumen arteri menyempit/pelebaran aorta abdominalis.
 Perkusi
Normal : timpani.
 Palpasi
Palpasi abdomen untuk menentukan adanya nyeri tekan.

5
BAB III
PEMBAHASAN

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN Ny.K DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTROENTERITIS

I. PENGKAJIAN
Tgl pengkajian : 27 Agustus 2020
Tgl Klinik : 25 Agustus 2020
Ruang : 03
Jam : 09.15
No. rekam medis : 052019
Diagnosa masuk : Gastroenteritis
1 Identitas Klien
Nama : Ny.K
Umur : 65 Tahun
Jenis kelamin : perempuan
Agama : islam
Pendidikan :SD
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Suku/bangsa : WNI
Alamat : sangatta
Status perkawinan : Kawin
2 Penanggung Jawab Klien
Nama : Tn. S
Umur : 35 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pendidikan : Strata Satu (S1)
Pekerjaan : Karyawan
Hubungan dengan pasien : Anak
Alamat : sangatta
a) Pengkajian Riwayat Kesehatan
1 Keluhan Utama
Klien mengatakan badannya terasa lemas saat aktivitas maupun istirahat.
2 Riwayat Penyakit Sekarang Klien mengatakan 2 hari sebelum MRS badannya
lemas,diare 2x, muntah 1x, pusing berputar, tidak mau makan. Saat pengkajian klien
masih merasakan saaat aktivitas tiba’’ seluruh badannya terasa lemas terutamaa

6
dibagian kaki dan tangan,klien istirahat bila capek dan aktivitas dibantu oleh
keluarga.hal ini disebabkan karena intake cairan yang menurun.
3 Riwayat Penyakit Dahulu
Klien mengatakan pernah menderita penyakit maag selama 2 tahun sampai sekarang,
pengobatan dilakukan dengan minum obat yang biasanya di beli warung terdekatnya
dengan nama obat obatnya yaitu promag.
4 Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit yang dialami klien
sekarang.
b) Pemeriksaan Fisik
1 Tnda-tanda Vital
S: 360C N:70 x/mnt T: 130/90 mmHg RR: 20 x/mnt
Keadaan Umum : lemah
Kesadaran Pasien : composmentis
2 Pengkajian pernapasan
 Saat pengkajian tidak mengeluh sesak
 Irama jantung teratur
 Jenis pernapasan normal
 Suara napas vesikuler
3 Pengkajian sirkulasi/ kardiovaskular
 Irama jantung regular dan mengeluh nyeri dada
 Suara jantung normal
 CRT : 3 detik
 Akral : hangat
 MK : Tidak ada
4 Pengkajian neurosensori/persyarafan
 Saat pengkajian klien mengatakan pusing.
 Sclera anemis
 Konjungtiva anemis
 Tidak ada masalah gangguan pandangan,pendengaran dan penciuman
 Klien istirahat /tidut >8 jam/hari
 MK : kekurangan volume cairan
5 Pengkajian eliminasi/perkemihan
 Saat pengkajian klien mengatakan BAK normal 3-4x/hari
 Produksi urin <1000/hari
 Warna kuning jernih
 Bau amoniak

7
 MK : Tidak ada masalah keperawatan
6 Pengkajian makanan dan cairan /pencernaan
 Mulut kotor
 Mukosa kering
 Saat di pengkajian klien mengatakan tidak ada masalah dengan tenggorokan dan
abdomen tetapi klien belum BAB
 Nafsu makan menurun
 Makan hannya 3 sendok
 MK : ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
masukan makanan tak adekuat.
7 Pengkajian musculoskeletal dan integument
 Pergerakan sendi bebas
 Kekuatan otot
 Turgor kulit kurang elastic
 Kulit kering
 MK : resiko kekurangan volume cairan.
8 Pengkajian system endokrin
 Tidak pembesaran kelenjar thyroid dan kelenjar getah bening
 MK : Tidak ada masalah keperawatan
9 Personal Hygine dan Kebesaran
 Klien hannya disiplin 2x/hari
 Ganti pakain 1x/hari
 Tidak keramas maupun gosok gigi
 MK : Defisit perawatan diri,hygine
10 Pengkajian psikososial
 Klien mengatakan bahwa sakit yang diderita hukuman karena sakitnya dibuat oleh
ulah klien sendiri
 Perilaku klien terhadap penyakit yang diderita cenderung murung/diam
 Klien sangat kooperatif saat berinteraksi
 MK : Tidak ada masalah keperawatan.
11 Pengkajian spiritual
 Kebiasaan beribadah
 Selama sakit klien tidak pernah beribadah
 Sebelum sakit klien rajin beribadah
 MK : Hambatan religious b.d kurangnya interaksi sosikultural.

8
12 Terapi Obat
 Infuse RL 30 tpm
 Cefotaxim 3x1
 Vomcerun 3x1
 Per oral : - unalium 2x5 mg
 lanzoprazo 2x1
 Biodiar 3x1 tab
13 Pemeriksaan Penunjang (28-03-2018)
 Hematologi
BBS/LED : 38 ( L: 0-15/p : 0-20 mm/jam)
 Kadar gula
- BSN : 70 (70-110 mg/dl)
- 2JPP : 140 (<125 mg/dl)
 Profil lemak
- Cholesterol : 131 (<200 mg/dl)
- HDL : 34 (>35mg/dl)
- LDL : 85 (<150 mg/dl)
- Triglicerid : 140 (<150 mg/dl)
 Elektrolit
- Natrium : 149 (135-155 m mol/L)
- Kalium : 4,1 (3,5- 5,5 m mol/L)
- klorida : 101 ( 98-107 m mol/L)
- calcium : 2,37 (2,3 – 2,8 mmol/L)
 LFT
- Bill D : 0,14 (<0,25 mg/dl)
- Bill T : 0,35 (<1,0 mg/dl)
- SGOT : 31,6 ( L:36/P: 31 n/L)
- SGPT : 20,7 ( L:40/P:31 n/l)
- tot prot : 6,67 (6,6-8,79 g/dl)
- albumin : 3,84 (3,6-5,2 g/d)
- globulin : 2,83 (2,6 – 3,6 g/d)
 RFT
- creatinin : 0,98 (L :0,8-1,5 / P: 0,7 -1,2)
- Bun : 9,9 (Bun :4,7 – 23,4 / urea : 10- 50 dl)
- uric acid : 3,8 (L : 3,1 -7,0 /P: 2,4 – 7 mg/dl)

9
ANALISA DATA

TGL DATA ETIOLOGI MASALAH


27 mar Ds : klien mengeluh Menurunnya intake Kekurangan volume
2018 badannya terasa lemas cairan secara oral cairan
Do :
- KU lemah
- turgor kulit kurang elastic
- kulit kering
-sclera anemis
TTV
-T : 130/90 mmHg
-N : 70 x/mnt
-RR: 20 x/mnt
-S:360C
-mukosa kering
-penurunan haluaran urine
27 mar Ds : klien mengatakan tidak Asupan makanan tidak Gangguan nutrisi
2018 mau makan,makan hannya 3 adekuat kurang dari
sendok kebutuhan
Do :
-mulut berbau busuk
-mukosa kering
-TTV
T : 130/90 mmHg
N: 70 x/mnt
R : 20 x/mnt
S : 36 0C

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Resiko kekurangan volume cairan b.d menurunnya intake cairan secara oral
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d asupan makanan tak adekuat

10
III. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO HR/TGL Diagnosa Tujuan/criteria intervensi rasional


Keperawatan hasil
1 Senin.27 Resiko kekurangan Setelah diberikan 1.monitor TTV 1.hipotensi
jan 2014 volume cairan b.d asuhan 2.tingkatkan takikardial,demam
menurunnya intake keperawatan cairan per oral 1- dpat menunjukkan
cairan secara oral selama 3x30 2 gelas setiap 24 respon terhadap
menit klien jam dadn efek
mampu memnuhi 3.observasi kehilangan cairan
kebutuhan volume tanda’’ dehidrasi 2.catatan masukan
cairan yang 4.kolaborasi membantu
adekuat dengan dengan tim mendeteksi tanda
criteria hasil medis dalam dini
-KU baik pemberian terapi ketidakseimbangan
-Turgor kulit cairan infus bcairan
kurang elastic 3.mengetahui
-sclera tdk anemis keadaan klien
-TTVdalam batas untuk
normal mempermudah
-mukosa lembab tindakan
-kulit lembab selanjutnya
4.mengganti cairan
dan elektrolit
secara adekuat.
2 Senin,27 Ketidakseimbangan Setelah diberikan 1.anjurkan klien 1.menjaga
jan 2014 nutrisi kurang dari asuhan untuk menjaga kebersihan mulut
kebutuhan b.d keperawatan kebersihan mulut dapat
asupan makanan tak selama 1x24 jam 2.jelaskan meningkatkan
adekuat klien dapat pentingnya nafsu makan
memnuhi konsumsi nutrisi 2.dapat
kebutuhan nutrisi dan cairan yang terrpenuhnya
dengan criteria adekuat nutrisi sesuai
hasil : 3.motivasi kebutuhan
-ku baik keluarga untuk metabolism
-mukosa lembab member 3.makanan yang
-TTV dalam batas makanan yang bervariasi dapat
normal bervariasi meningkatkan

11
4.kolaborasi nafsu makan
dengan ahli gizi 4.memberikan
untuk kebutuhan asupan diet/nutrisi
nutrisi yang yang tepat
dibutuhkan

IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN

HR/T Diagnosa
Shift Jam IMPLEMENTASI Jam EVALUASI
GL Keperawatan
pagi 27 mar Resiko kekurangan 08.00 1.memonitor TTV 14.00 S : klien mengatakan
0
2018 volume cairan b.d S: 36 c N badannya cukup
menurunnya intake :70x/mnt membalik
cairan secara oral T:130/90 mmHg O:
Rr : 20x/mnt -Ku cukup
2.meningkatkan -turgor kulit kurang
cairan per oral 1-2 elastic
gelas setiap 24 jam -sclera anemis
Respon : klien akan -TTV
berusaha Td :130/85 mmHg
meningkatkan N : 72 x/mnt
cairan sedikit demi R : 20 x/mnt
sedikit S : 360 C
3.mengobservasi A : Masalah teratasi
tanda-tanda sebagian
dehidrasi P :lanjutkan intervensi
-turgor kulit kurang 1,2 dan 4
elastis
-sclera anemis
-ku lemah
4.berkolaborasi
dengan tim medis
dalam pemberian
terapi cairan infuse

12
Respon : klien
tegang saat di
injeksi.

pagi 27 mar Ketidakseimbanga 08.00 1.menganjurkan 14.00 S: klien mengatakan


2018 n nutrisi dari klien untuk nafsu makan
kebutuhan b.d menjaga kebersihan meningkat
asupan makanan mulut O:
tak adekuat Respon: klien -mulut cukup berbau
gosok gigi 1x/hri -mukosa kering
2.menjelaskan -TTV
pentingnya T:120/80 mm Hg
konsumsi nutrisi N:75 x/mnt
dan cairan yang RR:20 x/mnt
adekuat S:36 0C
Respon:klien akan A: masalah teratasi
berusaha sebagian
menghabiskan porsi P:intervensi di
makan,dan makan lanjutkan 1 dan 4
sedikit tapi sering
3.memotivasi
keluarga untuk
member makanan
yang bervariasi
Respon : klien mau
makan makanan
yang bervariasi
sprit bubur kedelai
4.berkolaborasi
dengan ahli gizi
untuk kebutuhan
nutrisi yang
dibutuhkan
Diet ml b1 1900 kal

13
CATATAN PERKEMBANGAN

Diagnosa
Shift Hari/tgl Jam Catatan perkembangan
keperawatan
Sore Selasa,28 Resikoa 19.00 S: klien mengatakan badannya
mar 2018 kekurangan volume sudah baik,tdak lemas
cairan b.d O:
menurunnya intake -KU baik
secara oral -turgor kulit elastic
-sclera tdk anemis
A:masalah tertasi
P: hentikan intervensi
Sore Selasa,28 Ketidakseimbangan 16.00 S: klien mengatakan porsi makan
mar 2018 nutrisi kurang dari dihabiskan
kebutuhan b.d O:
asupan makanan -mukosa lembab
tidak adekuat -mulut tdk kotor
-TVV
T: 120/80 mm Hg
N: 75x/mnt
RR: 20x/mnt
S: 360 C
A: masalah teratasi
P: intevensi dihentikan klien
dibolehkan pulang

14
BAB IV
PENUTUP
I. KESIMPULAN
Gastroenteritis adalah radang pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare,
dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai peningkatann suhu tubuh.
Penyebabnya terjadi karena tiga faktor berikut:
1 Faktor infeksi
a) Infeksi internal : infeksi saluran pencernaan makanan akibat utama penyebab diare
pada anak. Meliputi infeksi internal sebagai berikut:
 infeksi bakteri : vibrio, ecoly, salmonella, shigella dan aeromonas
 infeksi virus : entero virus (virus echo, virus coxsakria, poliomyelitis)
 infeksi parasit:cacing ( ascaris, tricuris, yuris) protozoa, jamur
b) Infeksi parental : ialah infeksi diluar alat pencernaan seperti tongilitis, dan ensefalitis
2 Faktor malabsorpsi
a) Malabsorpsi karbohidrat
b) Malabsorpsi lemak
c) Malabsorpsi protein
3 Faktor psikologis, seperti rasa cemas dan takut yang berlebihan
II. SARAN
Dalam melakukan perawatan gastroenteritis hendaknya dengan hati-hati, cermat dan
teliti serta selalu menjaga kesterilan alat, maka mempercepat proses penyembuhan.Perawat
perlu mengetahui tanda dan gejala adanya diare serta derajat dehidrasi pada klien, perawat
harus mampu mengetahui kondisi pasien secara keseluruhan sehingga intervensi yang
diberikan bermanfaat untuk kemampuan fungsional pasien.

15
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN Ny.K DENGAN DIAGNOSA MEDIS GASTROENTERITIS
DI POLI KLINIK PT.ASTRA AGROLESTARI

Disusun Oleh :

SAHARUDDIN.A,Md.Kep
NIRA : 64040483263

Diketahui Dan Disetujui Oleh :

H.M.Thowil,AMK,SpDi
Ketua DPD PPNI Kutim

16
17

Anda mungkin juga menyukai