Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHUUAN

GASTRITIS

DI

Nama: Amriani

Kelas: II A

Nim: BT 1901003

C1 Lahan C1 Institusi

AKADEMIK KEPERAWATAN

BATARI TOJA WATAMPONE

TAHUN AKADEMIK 2021


I. KONSEP MEDIS GASTRITIS

A. Definisi

Gastritis adalah suatu peradangan atau pendarahan pada mukosa lambung


yang disebabkan oleh faktor iritasi, infeksi, dan ketidakteraturan dalam pola
makan, minsalnya telat makan, makan terlalu banyak, cepat, makan makanan
yang terlalu banyak bumbu dan pedas (Priyoto, 2015).

Gastritis berasal dari kata gaster yang artinya lambung. Sakit maag atau
gastritis adalah peradangan (pembengkakan ) dari mukosa lambung, yang bisa
disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi. Seperti kita ketahui, lambung adalah
organ pencernaan dalam tubuh manusia yang berfungsi untuk menyimpan
makanan, mencerna, dan kemudian mengalirkanya ke usus kecil. Didalam
lambung terdapat enzim-enzim pencernaan, seperti pepesin, asam lambung, dan
mucus,untuk melindungi dinding lambung sendiri. Bila terjadi ketidakseimbangan
diantara faktor tersebut, minsalnya asam berlebih atau mucus berkurang, dapat
mengiritasi lambung sehinga terjadi proses peradangan pada lambung (gastritis)
(Padmiarson, 2009).
B. Etiologi
Penyebab utama gastritis adalah bakteri Helicobacter pylori, virus atau parasit
lainnya juga dapat menyebabkan gastritis. Contributor gastritis akut adalah
meminum alkohol secara berlebihan, infeksi dari kontaminasi makanan yang
dimakan, dan penggunaan kokain. Kortikosteroid juga dapat menyebabkan
gastritis seperti NSAID aspirin dan ibuprofen (Dewit, Stromberg & Dallred,
2016). Menurut Gomez (2012) penyebab gastritis adalah sebagai berikut :
a. Infeksi bakteri.
b. Sering menggunakan pereda nyeri.

c. Konsumsi minuman alkohol yang berlebihan.

d. Stress.

e. Autoimun

Selain penyebab gastritis diatas, ada penderita yang merasakan gejalanya


dan ada juga yang tidak. Beberapa gejala gastritis di antaranya :
a. Nyeri epigastrium.

b. Mual .

c. Muntah.

d. Perut terasa penuh.

e. Muntah darah.

f. Bersendawa

C. Patofisiologi

Menurut Dermawan & Rahayuningsih (2010) patofisiologi gastritis adalah


mukosa barier lambung pada umumnya melindungi lambung dari pencernaan
terhadap lambung itu sendiri, prostaglandin memberikan perlindungan ini ketika
mukosa barrier rusak maka timbul peradangan pada mukosa lambung (gastritis).
Setelah barier ini rusak terjadilah perlukaan mukosa yang dibentuk dan
diperburuk oleh histamine dan stimulasi saraf cholinergic. Kemudian HCL dapat
berdifusi balik ke dalam mucus dan menyebabkan luka pada pembuluh yang kecil,
dan mengakibatkan terjadinya bengkak, perdarahan, dan erosi pada lambung.
Alkohol, aspirin refluks isi duodenal diketahui sebagai penghambat difusi barier.
Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang berulang sehingga
terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang dan terjadi penyembuhan
yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya
sel pariental dan sel chief. Karena sel pariental dan sel chief hilang maka produksi
HCL. Pepsin dan fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga
menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga bisa terjadi
perdarahan serta formasi ulser.
Penyimpangan KDM

Asam lambung, lumen deod+empedu

Penghancuran epitel sawar

Asam kembali berdifusi ke mukosa injuri


Mukosa
lambung
Penghancuran sel mukosa

Asam lambung meningkat merangsang


nocicepto

Perangsangan kolinergik
Medua spinalis

Motilitas usus meningkat


nyeri

Perubahan status kesehatan


Diare
Respon psikologis

Risiko kekurangan kecemasan


vol.cairan
Kurang dari kebutuhan
tubuh
D. Tanda dan gejala
a. Tanda Gejala Gastritis Secara Umum adalah :

 Perasaan mual dan muntah.


 perut (dapat bervariasi dari ringan sampai berat)

 Rasa sakit yang mungkin merasa seperti nyeri terbakar diperut bagian atas

 Merasa sakit atau berat di dada bagian bawah.

 Nyeri meningkat pada perut kosong

 Cegukan yang mengganggu dan berulang.

 Kehilangan selera makan

 Merasa kenyang meski baru makan sedikit

 Berat badan menurun

 Adanya gas yang berlebih atau perut terasa kembung

b. Tanda Gejala Gastritis Parah :

 Darah di tinja atau feses berwarna hitam

 Pendarahan reptum

 Ketika muntah, warna yang terlihat seperti bubuk kopi

Lemah dan pucat.

 Denyut nadi cepat, merasa pusing atau lelah

Pingsan.
E. Komplikasi
Bila pasien didiagnosis terkena gastritis, biasanya dilanjutkan dengan
pemeriksaan penunjang untuk mengetahui secara jelas penyebabnya.
a. Pemeriksaan darah: Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya anti body
H.Pylori dalam darah. Hasilt tes yang positif menunjukan bahwa pasien pernah
kontak dengan bahteri pada suatu waktu dalm hidupnya, tapi itu tidak menunjukan
bahwa pasien tersebut terkena imfeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk
memeriksa anemia, yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.

b. Pemeriksaan pernapasan: Tes ini dapat menetukan apakah pasien terinfeksi oleh
bahteri H.Pylori
c. Endoskopi Saluran Cerna Bagian Atas: Dengan tes ini dapat terlihat adanya
ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar
X.
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Antisan covid: Untuk mengetahui adanya reaktif atau non
reaktif pada pasien.
2. Pemeriksaan DL atau darah lengkap: untuk mengetahui kondisi
kesehatan seseorang secara keseluruhan, sekaigus mendeteksi ebih awa penyakit
yang bisa memengaruhi jumlah sel darah.

G. Penatalaksanaan medis
1.pemberian makanan lunak
2. pemberian cairan melalui infuse
3. Pemberian obat obatan: Pantoprazole untuk obat maag
4. Sulcralfate : Diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara
menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang
menyebabkan iritasi.

II. KOSEP ASUHAN KEPERAWATAN


A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan merupakan aspek penting dalam proses
keperawatan yang bertujuan menetapkan data tentang tingkat kesehatan
klien yang digunakan untuk merumuskan masalah klien dan rencana
tindakan selanjutnya yang akan dilakukan dengna mengumpulkan data klien
secara sistemis, menyeluruh, akurat, singkat dan berkesinambungan (nisnya
rifiani, 2013).

1. Identitas klien: Nama, umur, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status
pernikahan, alamat, pekerjaan, No. RM, tanggal masuk rs, dan tanggal
pengkajian.

2. pemeriksaan fisik dilakukan secara head to face

3. Riwayat kesehatan:

a. Riwayat kesehatan sekarang: Mengkaji penyakit klien, keluhan utama


yang dirasakan klien saat ini.

b. Riwayat kesehatan lalu: Mengkaji apakah klien pernah mengalami


penyakit yang sama, atau memiliki riwayat penyakit yang sama
sebelumnya.

c. Riwayat kesehatan keluarga : Mengkaji adalah riwayat penyakit yang


sama yang diderita anggota keluarganya.

4. Pemeriksaan fisik: mengkaji dengan melihat keadaan umum klien

B. Diagnosis

Diagnosis keperawatan adalah suatu penilaian klinis mengenai


respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan
dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosis
keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respon klien individu,
keluarga, dan komunitas terhadap situansi yang berkaitan dengan
kesehatan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017). Pada penelitian ini penulis
menjabarkan diagnosis keperawatan:
1. Nyeri berhubungan dengan agen pencedera biologis

2. kecemasan berhubungan dengan kesulitan nafas dan kegelisahan akibat


oksigenasi yang tidak adekuat.

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan


dengan kurangnya intake makanan.
C. Intervensi
Intervensi adalah segala treatment yang dikerjakan oleh perawat yang
didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk mencapai luaran
(outcome) yang diharapkan.

a. Dalam buku slki (standar luaran keperawatan indonesia) akan menjadi acuan
bagi perawat dalam menetapkan kondisi atau status kesehatan seoptimal
mungkin yang diharapkan dapat dicapai oleh klien setelah pemberian
intervensi keperawatan.

Adapun kriteria hasil tersebut harus berpedoman pada SMART yaitu:


a. Befokus pada pasien, yaitu harus menunjukan apa yang akan dilakukan,
kapan dan sejauh mana tindakan dapat dilakukan.

b. Singkat dan jelas, yaitu untuk memudahkan perawat untuk


mengidentifikasi tujuan dan rencana tindakan.
c. Dapat diobservasi dan diukur, (measurable) adalah suatu kata kerja yang
menjelaskan perilaku pasien atau keluarga yang diharapkan akan terjadi jika
tujuan telah tercapai.

d. Ada batas waktunya, batas pencapaian hasil harus dinyatakan dalam


penulisan kriteria hasil.
D. Implementasi
Implementasi adalah tahap ketika perawat mengaplikasikan asuhan
keperawatan ke dalam bentuk intervensi keperawatan guna membantu klien
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kemampuan yang harus dimiliki perawat
pada tahap implementasi adalah kemampuan komunikasi yang efektif,
kemampuan untuk menciptakan hubungan saling percaya dan saling bantu,
kemampuan melakukan teknik psikomotor, kemampuan melakukan observasi
sistematis, kemampuan memberikan pendidikan kesehatan, kemampuan advokasi,
dan kemampuan evaluasi (Asmadi, 2008).
E. Evaluasi

Tujuan evaluasi keperawatan yaitu untuk menilai pencapaian tujuan pada


rencana keperawatan yang telah ditetapkan, mengidentifikasi variable-variabel
yang akan mempengaruhi pencapaian tujuan, dan mengambil keputusan apakah
rencana keperawatan diteruskan, dimodifikasi, atau dihentikan (Kozier, B., Erb,
G., Berman, A., & Snyder, 2010)
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Prov. Riau. 2018. Angka Kejadian Gastritis di Riau. Riau: Dinas
Kesehatan Provinsi Riau
Rohmah & Wahid. 2014. Proses Keperawatan Teori & Aplikasi. Yogyakarta: AR
RUZZ MEDIA
Suratun, Lusianah. 2010. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Gastrointestinal. Jakarta: Trans Info Media

PPNI, (2017) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi dan Indikator


Diagnostik Jakarta: DPP PPNI.

PPNI, (2017) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia karta: DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai