Anda di halaman 1dari 33

KEPERAWATAN KELUARGA

“Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gastritis”

Dosen Pembimbing :
Paramita Ratna Gayatri, S.Kep.,Ns.,M.Kes

Disusun Oleh:
VIDILIYA DWI UTAMI
NIM : 70420001

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
TAHUN 2020/2021
PEMBAHSAN

A. KONSEP GASTRITIS
1. Anatomi Gaster atau lambung
Ventrikulum atau maag atau lambung atau gaster merupakan saluran
makanan yang paling dapat mengembang lebih besar terutama pada
epigastrium Bagian gaster atau ventrikulum ini terdiri atas :
 Osteum kardiak adalah bagian akhir esofagus yang masuk ke
dalam lambung
 Fundus fentrikuli adalah bagia yang menonjol ke atas terletak
disebelah kiri osteum kardiak biasanya terisi gas
 Korpus ventrikuli adalah badan lambung setinggi osteum
kardiak lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.
 Kurvatura minor terletak disebelah kanan lambung dari osteum
kardiak sampai pilorus
 Kurvatura mayor terletak disebelah kiri osteum kardiak melalui
fundus ventrikuli menuju kekanana sampai pilorus inferior
 Antrium pilorus adalah bagian lambung berbentuk seperti tabung
mempunyai otot tebal yang membentuk sfingter pilorus

Fungsi gaster antara lain :

 Tempat berkumpulnya makanan, menghancurkan , dan


menghaluskan makanan oleh peristaltik lambung dan getah
lambung
 Mempersiapkan makanan untuk dicerna oleh usus dengan semua
makan dicairkan dan dicampurkan dengan asam hidroklorida.
 Mengubah protein menjadi pepton oleh pepsin
 Membekukan susu dan kasein yang dikeluarkan oleh renin.
2. Definis gastritis

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selekta


Kedokteran, Edisi Ketiga Hal 492). Gastritis adalah segala radang mukosa
lambung (Buku Ajar Ilmu Bedah, Edisi
Revisihal749)
Gastritis merupakan keadaan peradangan atau pendarahan pada mukosa
lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difusi atau local (Patofisiologi
Sylvia A Price hal 422).
Gastritis merupakan inflamasi pada dinding gaster terutama pada
lapisan mukosa gaster (Sujono Hadi, 1999, hal : 492). Gastritis merupakan
peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan berkembang
di penuhi bakteri
(Charlene. J, 2001, hal : 138)
Gastritis (penyakit maag) adalah penyakit yang disebabkan oleh
adanya asam lambung yang berlebih atau meningkatnya asam lambung
sehingga mengakibatkan imflamasi atau peradangan dari mukosa lambung
seperti teriris atau nyeri pada ulu hati. Gejala yang terjadi yaitu perut
terasa perih dan mulas.
Ada dua jenis penyakit gastritis yaitu:
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang
akut. Gatritis Akut paling sering diakibatkan oleh kesalahan diit, mis.
makan terlalu banyak, terlalu cepat, makan makanan yang terlalu banyak
bumbu atau makanan yang terinfeksi. Penyebab lain termasuk alcohol,
aspirin, refluks empedu atau terapi radiasi.
2. Gastritis Kronis
Gastritis kronik adalah Suatu peradangan bagian permukaan mukosa
lambung yang menahun yang disebabkan oleh ulkus lambung jinak
maupun ganas atau bakteri Helicobacter pylori. Bakteri ini berkoloni pada
tempat dengan asam lambung yang pekat.
3. Etiologi
Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai dengan
klasifikasinya sebagai berikut
1. Gastritis Akut
Banyak faktor yang menyebabkan gastritis akut seperti:
Obat-obatan seperti obat anti inflamasi nonsteroid, silfonamide
merupakan obat yang bersifat mengiritasi mukosa lambung.
Minuman beralkohol
Infeksi bakteri seperti H. pylori, H. heilmanii, streptococci
Infeksi virus oleh sitomegalovirus
Infeksi jamur seperti candidiasis, histoplosmosis, phycomycosis
Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, trauma, pembedahan.
Makanan dan minuman yang bersifat iritan. Makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan salah satu
penyebab iritasi mukosa lambung.
2. Gastritis Kronik
Penyebab pasti dari gastritis kronik belum diketahui, tapi ada dua
predisposisi penting yang bisa meningkatkan kejadian gastritis kronik,
yaitu infeksi dan non-infeksi (Wehbi, 2008).
Gastritis infeksi
Beberapa agen infeksi bisa masuk ke mukosa lambung dan memberikan
manifestasi peradangan kronik. Beberapa agen yang diidentifikasi meliputi
hal-hal berikut.
a) H. Pylori. Beberapa peneliti menyebutkan bakteri itu merupakan
penyebab utama dari gastritis kronik (Anderson, 2007).
b) Helicobacter heilmanii, Mycobacteriosis, dan Syphilis (Quentin,
2006)
c) Infeksi parasit (Wehbi, 2008).
d) Infeksi virus (Wehbi, 2008).
Gastritis non-infeksi
a) Gastropai akbiat kimia, dihubungkan dengan kondisi refluks garam
empedu kronis dan kontak dengan OAINS atau aspirin (Mukherjee, 2009).

b) Gastropati uremik, terjadi pada gagal ginjal kronik yang menyebabkan


ureum terlalu banyak beredar pada mukosa lambung (Wehbi, 2008).
4. Patofisiologi
1. Gastritis Akut. Zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan
mengiitasi mukosa lambung. Jika mukosa lambung teriritasi ada 2 hal
yang akan terjadi :

a) Karena terjadi iritasi mukosa lambung sebagai kompensasi lambung.


Lambung akan meningkat sekresi mukosa yang berupa HCO3, di lambung
HCO3 akan berikatan dengan NaCL sehingga menghasilkan HCI dan
NaCO3.Hasil dari penyawaan tersebut akan meningkatkan asam lambung .
Jika asam lambung meningkat maka akan meningkatkan mual muntah,
maka akan terjadi gangguan nutrisi cairan & elektrolit.

b) Iritasi mukosa lambung akan menyebabkan mukosa inflamasi, jika mukus


yang dihasilkan dapat melindungi mukosa lambung dari kerusakan HCL
maka akan terjadi hemostatis dan akhirnya akan terjadi penyembuhan
tetapi jika mukus gagal melindungi mukosa lambung maka akan terjadi
erosi pada mukosa lambung. Jika erosi ini terjadi dan sampai pada lapisan
pembuluh darah maka akan terjadi perdarahan yang akan menyebabkan
nyeri dan hypovolemik.

3. Gastritis Kronik. Gastritis kronik disebabkan oleh gastritis akut yang


berulang sehingga terjadi iritasi mukosa lambung yang berulang-ulang
dan terjadi penyembuhan yang tidak sempurna akibatnya akan terjadi
atrhopi kelenjar epitel dan hilangnya sel pariental dan sel chief. Karena
sel pariental dan sel chief hilang maka produksi HCL. Pepsin dan
fungsi intinsik lainnya akan menurun dan dinding lambung juga
menjadi tipis serta mukosanya rata, Gastritis itu bisa sembuh dan juga
bisa terjadi perdarahan serta formasi ulser.
5. Manifestasi Klinik

1. Gastritis Akut yaitu Anorexia, mual, muntah, nyeri


epigastrium, perdarahan saluran cerna pada hematemesis melena,
tanda lebih lanjut yaitu anemia

2. Gastritis Kronik, Kebanyakan klien tidak mempunyai keluhan,


hanya sebagian kecil mengeluh nyeri ulu hati anorexia, nausea, dan
keluhan anemia dan pemeriksaan fisik tidak di jumpai kelainan.

6. Komplikasi
1. Komplikasi yang timbul pada Gastritis Akut:
• Perdarahan saluran cerna bagian atas, yang merupakan
kedaruratan medis, terkadang perdarahan yang terjadi cukup
banyak sehingga dapat menyebabkan kematian.
• Ulkus, jika prosesnya hebat
• Gangguan cairan dan elektrolit pada kondisi muntah
hebat. Komplikasi yang timbul Gastritis Kronik, yaitu gangguan
penyerapan vitamin B 12, akibat kurang pencerapan, B 12
menyebabkan anemia pernesiosa, penyerapan besi terganggu dan
penyempitan daerah antrum pylor
B. KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA

1. Pengkajian
Suprajitno (2012), mengatakan data yang dikaji asuhan keperawatan keluarga yaitu:

a. Berkaitan dengan keluarga


1. Data demografi dan sosiokultural
2. Data lingkungan
3. Struktur dan fungsi keluarga
4. Stres dan koping keluarga yang digunakan keluarga
5. Perkembangan keluarga
b. Berkaitan dengan individu sebagai anggota keluarga
1. Fisik
2. Mental
3. Emosi
4. Sosial
5. Spiritual

Menurut Nursalam (2008), ada tiga metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada
tahap pengkajian, yaitu :

1. Komunikasi

Interaksi perawat dengan klien harus berdasarkan komunikasi. Istilah komunikasi teraupetik
adalah suatu tehnik dimana usaha mengajak klien dan keluarga untuk menukar pikitan dan
perasaan.

2. Observasi

Tahap kedua pengumpulan data adalah dengan observasi. Observasi adalah mengamati
perilaku, keadaan klien dan lingkungan.

3. Pemeriksaan fisik
Empat tehnik dalam pemeriksaan fisik, yaitu :

 Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan secara sistematik. Observasi
dilaksanakan dengan menggunakan indra penglihatan, penciuman sebagai suatu alat
untuk mengumpulkan data.
 Palpasi adalah suatu tehnik menggunakan indra peraba. Tangan dan jari adalah suatu
instrument yang sensitif yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang : temperatur,
tugor, bentuk, kelembaban, vibrasi, dan ukuran.
 Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk untuk membandingkan kiri
kanan pada setiap permukaan tubuh dengan tujuan menghasilkan suara.
 Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang dihasilkan oleh
tubuh dengan menggunakan stetoskop.

Menurut Komang (2012) hal yang perlu dikaji dalam asuhan keperawatan keluarga adalah :

a. Data umum
1. Nama KK
2. Umur KK
3. Pekerjaan KK
4. Pendidikan KK
5. Alamat dan nomor telepon
6. Komposisi anggota keluarga (nama, umur, jenis kelamin, hubungan dengan KK,
pendidikan, keterangan)
7. Genogram, menyangkut minimal 3 generasi, harus tertera nama, umur, kondisi
kesehatan tiap keterangan gambar
8. Tipe keluarga
9. Suku bangsa
a. Asal suku bangsa
b. Bahasa yang dipakai keluarga
c. Kebiasaan keluarga yang dipengaruhi suku yang dapat mempengaruhi kesehatan
10. Agama
a. Agama yang dianut keluarga
b. Kepercayaan yang mempengaruhi keluarga
11. Status ekonomi keluarga
a. Rata-rata penghasilan seluruh anggota keluarga
b. Jenis pengeluaran keluarga tiap bulan
c. Tabungan khusus kesehatan
d. Barang (harta benda) yang dimiliki keluarga (perabot, transportasi)
12. Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua)
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti
a. Riwayat terbentuknya keluarga inti
b. Penyakit yang diderita keluarga orang tua (adanya penyakit menular atau penyakit
menukar di keluarga)
4) Riwayat keluarga sebelumnya
a. Riwayat penyakit keturunan dan penyakit menular di keluarga
b. Riwayat kebiasaan/gaya hidup yang mempengaruhi kesehatan
5) Lingkungan
a. Karakteristik rumah (ukuran, kondisi dalam dan luar rumah, kebersihan, ventilasi,
SPAL, air bersih, pengelolaan sampah, kepemilikan rumah, kamar mandi, denah
rumah)
b. Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal (aturan penduduk setempat,
budaya setempat, apa ingin tinggal dengan satu suku saja)
c. Mobilitas geografis keluarga (keluarga sering pindah rumah, dampak pindah
rumah terhadap keluarga)
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat (perkumpulan/organisasi
sosial yang diikuti keluarga)
6) Struktur keluarga
a. Pola komunikasi keluarga
b. Struktur kekuasaan keluarga
c. Struktur peran (formal dan informal)
d. Nilai dan norma keluarga
7) Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Bagaimana cara keluarga mengekspresikan perasaan kasih sayang, perasaan
saling memiliki, dukungan terhadap anggota keluarga, saling menghargai,
kehangatan.
b. Fungsi sosialisasi
Bagaimana memperkenalkan anggota keluarga dengan dunia luar, interaksi dan
hubungan dalam keluarga.
c. Fungsi perawatan keluarga
Kondisi perawatan kesehatan seluruh anggota keluarga (bukan hanya kalau sakit
diapakan tapi bagaimana prevensi/promosi). Bila ditemui data maladaptif,
langsung lakukan penjajagan II (berdasarkan 5 tugas keluarga seperti bagimana
keluarga mengenal masalah, mengambil keputusan, merawat anggota keluarga,
memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan).
8) Stres dan koping keluarga
a. Stressor jangka panjang dan stressor jangka pendek serta kekuatan keluarga
b. Respon keluarga terhadap stres
c. Strategi koping yang digunakan
d. Strategi adaptasi fungsional (adakah cara keluarga mengatasi masalah secara
maladaptif)
9) Pemeriksaan fisik
a. Tanggal pemeriksaan
b. Pemeriksaan dilakukan pada seluruh anggota keluarga
c. Aspek pemeriksaan mulai tanda vital, rambut, kepala, mata, mulut, THT,
leher,thorax, abdomen, ekstremitas atas dan ekstremitas bawah, sistem genetalia.

10) Harapan keluarga


a. Terhadap masalah kesehatan keluarga
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan menurut Nursalam (2008) adalah suatu pernyataan yang menjelaskan
respon manusia dari individu atau kelompok dimana perawat secara akontabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga status kesehatan,
membatasi, mencegah dan merubah.

Penilaian (skoring) Diagnosis keperawatan menurut Bailon dan Maglaya (1978) dalam
Komang (2012) sebagai berikut. Proses skoring dilakukan untuk setiap Diagnosis keperawatan :

a. Tentukan skornya sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat.


b. Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot skor/(angka tertinggi) x
bobot
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteriaskor tertinggi adalah 5

Penilaian diagnosis keperawatan

NO Kriteria Skor Bobot


1 Sifat Masalah 1
Tidak/kurang sehat 3
Ancaman kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah 1
Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolkan masalah 1
Masalah berat, harus segera ditangani 2
Ada masalah, tetapi tidak segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0

Menurut Nursing Diagnoses : Definitions and Classifikation (2015-2017) dan Udjianti


(2010), diagnosa keperawatan yang lazim muncul pada keluarga dengan yaitu:

a. Diagnosis aktual

Diagnosa sehat/wellness digunakan apabila keluarga mempunyai potensi untuk ditingkatkan,


belum ada data maladaptive perumusan diagnosis, keperawatan keluarga potensial hanya terdiri
dari komponen problem (P) saja atau P (Problem) dan S (sympthom/sign), tanpa komponen
etiologi E.

b. Diagnosis risiko atau risiko tinggi

Diagnosis ancaman, digunakan bila belum terdapat paparan masalah kesehatan, namun
semua sudah ditentukan beberapa data maladaptive yang memungkinkan timbulnya gangguan.
Perumusan diagnosis keperawatan keluarga resiko, terdiri dari Problem (P), etiologi dan
Symptom/sign (S).

c. Diagnosis potensial

Diagnosis gangguan, digunakan bila sudah timbul gangguan/masalah kesehatan di keluarga,


didukung dengan adanya beberapa data maladaptive. Perumusan diagnosis keperawatan keluarga
nyata/gangguan, terdiri dari problem (P), etiologi dan symptoms (S).

Menurut Sudiharto (2007), etiologi pada diagnosis keperawatan keluarga menggunakan lima
skala ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan dan keperawatan, yaitu :

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga


2) Ketidakmampuan dalam mengambil keputusan yang tepat untuk melaksanakan tindakan.
3) Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
4) Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara lingkungan rumah yang kondusif yang
dapat mempengaruhi kesehatan dan perkembangan pribadi anggota keluarga
5) Ketidakmampuan keluarga dalam menggunakan sumber dimasyarakat guna memelihara
kesehatan

3. Perencanaan/Intervensi Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan
dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosa keperawatan yang telah
ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien.

Menurut Nursalam (2008) perencanaan meliputi pengembangan strategi desain untuk


mencegah, mengurangi atau mengoreksi masalah-masalah yang di identifikasikan pada diagnosis
keperawatan. Tahap ini dimulai setelah menentukan diagnosis keperawatan dan menyimpulkan
rencana dokumentasi.

Kualitas rencana keperawatan dapat menjamin sukses dan keberhasilan rencana keperawatan,
yaitu:

a) Penentuan masalah kesehatan dan keperawatan yang jelas dan didasarkan kepada
analisa yang menyeluruh tentang masalah
b) Rencana yang realistis, artinya dapat dilaksanakan dan dapat menghasilkan apa yang
diharapkan
c) Sesuai dengan tujuan dan falsafah keperawatan
d) Rencana keperawatan dibuat bersama keluarga dalam :
 Menentukan masalah dan kebutuhan perawatan keluarga
 Menentukan prioritas masalah
 Memilih tindakan yang tepat
 Pelaksanaan tindakan
 Penilaian hasil tindakan

Menurut Suprajitno (2012) tindakan keperawatan keluarga mencakup beberapa hal


dibawah ini:

1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan


kesehatan dengan cara memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan
tentang kesehatan, mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan cara
mengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukan tindakan, mengidentifikasi sumber-
sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan konsekuensi setiap tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara
mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah,
dan mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi sehat dengan
cara menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan
perubahan lingkungan keluarga seoptimal mungkin.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan cara
mengendalikan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga dan membantu
keluarga menggunakan fasilitas tersebut.

4. Pelaksanaan/Implementasi Keperawatan
Menurut Nursalam (2008) asuhan keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan
tanggung jawab perawat secara prefesional sebagaimana terdapat dalam standar praktik
keperawatan, yaitu :

a. Independen. Asuhan keperawatan independen adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh
perawat tanpa petunjuk dan interaksi dari dokter atau profesi lain.
b. Interdependen. Asuhan keperawatan interdependen menjelaskan kegiatatan yang
memperlukan kerja sama dengan profesi kesehatan lain, seperti ahli gizi, fisioterapi, atau
dokter.
c. Dependen. Asuhan keperawatan dependen berhubungan dengan pelaksanaan secara
tindakan medis. Cara tersebut menandakan suatu cara dimana tindakan medis dilakukan.

Setyowati dan Murwani (2008) menyebutkan hal-hal yang perlu diperhatikan pada saat
melakukan tindakan keperawatan keluarga antara lain :

a. Partisipasi keluarga, mengikutsertakan anggota keluarga dalam sesi-sesi konseling,


suportif, dan pendidikan kesehatan.
b. Penyuluhan, upaya-upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau terciptanya suatu
kondisi bagi perorangan, kelompok atau masyarakat untuk menerapkan cara-cara hidup
sehat.
c. Konseling, yaitu pembimbingan dalam proses memberikan dukungan bagi anggota
keluarga yang mempunyai masalah kesehatan.
d. Kontrak, persetujuan kerja antara kedua belah pihak yaitu kesepakatan antara keluarga
dan perawat dalam kesepakan dalam asuhan keperawatan.
e. Managment kasus yaitu strategi dan proses pengambilan keputusan melalui langkah
pengkajian, perencanaan dan pelaksanaan (rujukan, koordinasi dan advokasi).
f. Kolaburasi, kerjasama perawat bersama tim kesehatan yang lain dan merencanakan
perawatan yang berpusat pada keluarga.
g. Konsultasi, merupakan kegiatan untuk memberikan pendidikan kesehatan.

5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan yang
menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana tindakan dan pelaksanaan sudah
berhasil dicapai. Melalui evaluasi memungkinkan perawat untuk memonitor “kealfaan” yang
terjadi selama tahap pengkajian, analisa, perencanaan dan pelaksanaan tindakan, (Nursalam,
2008).

Nursalam (2008), menyatakan bahwa, dinyatakan evaluasi sebagai sesuatu yang


direncanakan dan perbandingan yang sistematik pada status kesehatan klien. Dengan mengukur
perkembangan klien dalam mencapai suatu tujuan, maka perawat bisa menentukan efektifitas
tindakan keperawatan. Evaluasi kualitas asuhan keperawatan dapat dilakukan dengan :

a. Evaluasi proses, fokus pada evaluasi proses adalah aktivitas dari proses keperawatan dan
hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus segera dilaksanakan
setelah perencanaan keperawatan diimplementasikan untuk membantu menilai efektifitas
interfrensi tersebut.
b. Evaluasi hasil, fokus evaluasi hasil adalah perubahan perilaku atau status kesehatan klien
pada akhir asuhan keperawatan, bersifat objektif, feksibel, dan efesiensi.
c.
Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. S
Pada Nn. S Dengan Grastritis

I. IDENTITAS UMUM KELUARGA


a. Identitas Kepala Keluarga :
Nama : Tn. S
Pendidikan : SMA
Umur : 50 tahun
Pekerjaan : wiraswasta
Agama : Islam
Alamat : kota ambon
Suku : Jawa-Indonesia
No.Telp : 0822xxxxxxxx

b. Komposisi Keluarga

No Nam L/ Umu Hub.Kl Pekerjaa Pendidika


. a P r g n n terakhir
1. Tn. S L 50 Kepala PNS S2
thn keluarg
2. Ny. S P a
49 Ibu SMA
thun Istri rumah
3. Nn. P tangga SMA
V 18thn Anak Pelajar
Genogram

x hs x hs

62 50 47 60 49 48

KETERANGAN : 18

: LAKI-LAKI

: PEREMPUAN

: PASIEN
…………. : TINGGAL SERUMAH , HS : Hidup sehat
Type Keluarga :
a) Jenis type keluarga : keluarga inti
b) Masalah yang terjadi dengan type tersebut : sampai saat ini masih dengan kesehatan
anak Tn. S yang mengalami gastritis
e. Suku Bangsa :
a) Asal suku bangsa : jawa - indonesia
b) Budaya yang berhubungan dg kesehatan :
berpuasa baik di bulan ramadan atau senin kamis untuk menjaga kesehatan jantung serta
mengurangi resiko terkena penyakit diabetes
f. Agama dan kepercayaan yang mempengaruhi kesehatan : agama islam

Status Sosial Ekonomi Keluarga :


a) Anggota keluarga yang mencari nafkah : bapak
b) Penghasilan :
RP 2.000.000- 3.000.000 /bulan
c) Upaya lain : membuka bengkel kecil-kecilan di depan rumah
d) Harta benda yang dimiliki (perabot, transportasi, dll)
Sepeda motor
e) Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan : 2.000.000 sd 3.000.000/ bln
g. Aktivitas Rekreasi Keluarga :
-setiap minggu pagi akan berjalan-jalan/ lari di sekitaran rumah.
-dulu sering berwisata ke pantai tetapi setelah pandemi menghabiskan waktu di rumah
bersama keluarga dengan menonton tv dan bersantai.

II. RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA

No Nama Umur Bb Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan


Sehat (BCG/Polio/DPT kesehatan yang
HB/campak) dilakukan
1 Tn. S 50thn 78kg Sehat Tidak lengkap Tidak ada Tidak ada
2 Ny. S 49thn 50kg Sehat Tidak lengkap Tidak ada Tidak ada
3 Nn. p 18thn 48kg sakit Lengkap Ada Ada

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini (ditentukan dengan anak tertua) :


Tahap dengan anak dewasa
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya : sampai saat ii
belum ada
c. Riwayat kesehatan keluarga inti :
a) Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Gastritis, anemia

c) Riwayat penyakit keturunan : Tidak ada riwayat penyakit keturunan,atau menular.


d) Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga :

- Tn. S tidak memiliki penyakit yang parah hanya demam, pusing serta sakit ringan
pada umumnya
- Ny. S tidak memiliki penyakit yang parah hanya demam, pusing serta sakit ringan
pada umumnya
- Nn. P memiliki riwayat penyakit gastritis dan darah rendah .
- Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan : tidak ada

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya :


- Gastritis dan darah rendah
III.PENGKAJIAN LINGKUNGAN
a. Karakteristik Rumah
a) Luas rumah :
rumah tipe 36 memiliki luas bangunan kurang lebih 60-70 m2
b) Type rumah :
(permanen)
c) Kepemilikan :
Milik sendiri
d) Jumlah dan ratio kamar/ruangan :
- 1 Ruang tamu
- 2 Kamar tidur (1 kamar tidur utama)
- Halaman kecil depan rumah
- Dapur sekaligus ruang makan keluarga
e) Ventilasi/jendela :
-Ada ventilasi di setiap ruangan
-Terdapat jendela di 1 kamar utama , di ruang tamu
f) Pemanfaatan ruangan :
Setiap ruangan di gunakan dengan semestinya
g) Septic tank : ada
h) letak : di dekat kamar mandi berjarak kurang lebi 10m.
i) Sumber air minum : Dari PDAM
j) Kamar mandi/WC
- 1 kamar mandi (di luar kamar)
k) Sampah : akan di pisahkkan berdasakan jenis sampahnya
Limbah RT : limbah-limbah di pisahkan jika ada limbah plastik yang cukup besar
akan di gunakan sebagai media menaman.
l) Kebersihan lingkungan : Ny. S akan membersihkan halaman dan rumah setiap pagi

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


a) Kebiasaan :
- melakukan kerja bakti untuk membersihkan masjid serta mushola
-
b) Aturan/kesepakatan :
- setiap kepala keluarga akan mendapatkan jadwal untuk ronda guna menjaga
keamanan/siskamling
c) Budaya :
- saling menjaga keamanan dan ketertiban di masyarakat
Mobilitas Geografis Keluarga : mobilitasi keluarga Tn. S hanya di kota kediri tidak
pernag berpindah ke daerah lain, mengantar anak sekolah , pergi bekerja, dan
mengantarkan Ny. C ke passar
c. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
- Keluarga Tn. S akan berintraksi dengan masyarakat sekitarnya, Ny. C akan
berkumbul dengan ibu-ibu untuk bercerita
d. Sistem Pendukung Keluarga
- Keluarga saling mendukung dan bermusyawarah jika ada masslah sekaligus mencari
soluusinya

IV. STRUKTUR KELUARGA


a. Pola/cara Komunikasi Keluarga :
- Komunkasi 2 arah, setiap masalah atau keputusan yang akan di ambil akan di bahas
b. Struktur Kekuatan Keluarga :
- Struktur pengambila keputusan di keluarga adalah Tn. S sebagai kepala keluarga,
pengambilan keputusan di dalam keluarga ini berdasarkan musyawarah yang telah
di sepakati keluarga.
c. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga)
- Tn. S sebagai kepala keluarga
- Ny. S sebagai ibu rumah tangga
- Nn. P sebagai anak
d. Nilai dan Norma Keluarga
- Nilai dan norma keluarga di jaga dengan baik. Sopan santun serta mengikuti norma-
norma yang berlaku di masyarakat.

V. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi afektif
- keluarga saling menghargai dan menyayangi, setiap ada permasalahan selalu di
diskusikan dengan keluarga, jika ada keluarga yang sakit akan memberikan semangat agar
cepat sembuh, pekerjaan ataupun urusan yang di ambil oleh salah satu anggota maka anggota
keluarga lain akan selalu membeikan support (dukungan) agar tidak mudah menyerah.
Serta Ny. C selalu memperhatikan kebutuhan keluarga dan anaknya
b. Fungsi sosialisasi
a) Kerukunan hidup dalam keluarga :
- tercipta nya kerukunan dan kenyamaan dalam rumah serta jika ada perbedaan maka
akan segera di selesaikan
b) Interaksi dan hubungan dalam keluarga :
- seluruh anggota keluarga berintraksi dengan baik kebudayaan yang dianut dalam
membersarkan anaknya disesuaiakn dengan perkembangan jaman
c) Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : Tn. S karena kepala
keluarga setelah di lakukan musyawarah dan di bicarakan.
d) Kegiatan keluarga waktu senggang :
- bersantai dan menimati dengan keluarga
e) Partisipasi dalam kegiatan sosial :
- aktif dalam kegiatan RT (Tn. S)
- aktif dalam kegiatan pengkajian setempat (Ny. S)

c. Fungsi perawatan kesehatan


a) Pengetahuan dan persepsi keluarga tentang penyakit/masalah kesehatan keluarganya :
- keluarga sudah mengetahui bahwa Nn. P mengalami gastritis tetapi belum
memahami tanda gejala , penyebab serta cara penanggan nya
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat :
- Tn. S memutuskan membawa Nn. P ke pelayanan kesehatan pada saat gastritisnya
kambuh
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit :
-Nn. P belum mengerti cara mengurangi nyeri yang di rasakan akibat penyakit gastritis
.
d) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat :
- melakukan pembersihan ruma bersama-sama setiap akhir pekan
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat : mampu
menamfaatkan fasilitas kesehatan yang ada, bila ada anggota keluarga yang sakit.

d. Fungsi reproduksi
a) Perencanaan jumlah anak :
- tidak melakukan perencanaan (memakai KB)
b) Akseptor : Ya Ny. S yang di gunakan pil KB minum sampai dengan umur 40tahun.
c) Akseptor : Belum ..........................Alasannya

d) Keterangan lain : -

e. Fungsi ekonomi
a) Upaya pemenuhan sandang pangan : Tn. S
b) Pemanfaatan sumber di masyarakat : sebuah bengkel kecil di depan rumah.

VI. STRES DAN KOPING KELUARGA


a. Stressor jangka pendek : Nn. P mengatakan berharap penyakitnya agar cepat sembub
b. Stressor jangka panjang : Nn. P mengatakan nagaimana menyembuhkan penyakitnya
c. Respon keluarga terhadap stressor : menyeselaikan dengan musyawarah dalam
mengambil keputusan yang di ambil.
d. Strategi koping : menerima dan iklas dengan permasalahan yang terjadi
e. Strategi adaptasi disfungsional : musyawarah untuk mencari solusi dalam menghadapi
dari setiap permasalahan keluargnya.

VII. KEADAAN GIZI KELUARGA


Pemenuhan gizi :
Makanan yang di sediakan dan di konsumsi adalah makanan sedeharna berupa nasi, sayuran

.
VIII. PEMERIKSAAN FISIK

Pemeriksaan Fisik Nn. P


Keadaan Keadaan umum Lemah
Umum
Kesadaran Composmentis
GCS 4,5,6
BB 56 kg
TB 160 cm
Tanda TD 110/90 mmHg
Tanda Vital
Nadi 80x/menit
Suhu 36,5°C
RR 22x/menit
Pemeriksaan
dan Kepala Inpeksi 1. Bentuk kepala: bulat simetris
kepala leher 2. Kulit kepala cukup bersih tidak ada
ketombe
3. Warna rambut: hitam
4. Penyebaran rambut: merata
5. Rambut tidak berbau
Palpasi Tidak ada benjolan dan tidak ada
hematoma
Mata Inpeksi 1. Mata lengkap, simetris
2. Konjungtiva tidak anemis
3. Sclera tidak ikterik
4. Tidak ada peradangan konjungtiva
5. Pupil reflek terhadap cahaya baik,
besarnya sama dan bulat (Isokor)
6. Kornea dan iris: tidak ada peradangan
7. Gerakan bola mata normal
8. Palpebral: normal, tidak ada
peradangan
Palpasi 1. Tidak ada edema
2. Tidak ada peradangan/lesi
3. Tidak ada benjolan
4. Tidak ada tekanan bola mata
Hidung 1. Tulang hidung dan posisi septum nasi:
tidak ada pembengkakan
2. Lubang hidung: tidak ada sekret, tidak
ada sumbatan
3. Selaput lendir: lembab, tidak ada
perdarahan
Wajah 1. Simetris
2. Wajah grimace
Telinga Inpeksi 1. Bentuk: simetris
2. Ukuran: sedang
3. Lubang telinga: tidak ada serumen,
tidak ada perdarahan
4. Membran telinga: utuh
Palpasi Tidak ada benjolan
Mulut dan 1. Bibir: tidak ada cyanosis, tidak ada labioskizis
faring 2. Membrane mukosa: lembab
3. Gusi normal, ada karies gigi
4. Warna lidah: merah mudah dan merata
5. Napas: berbau
Leher Inspeksi Posisi trakea: simetris
Palpasi 1. Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
2. Tidak ada bendungan/distensi vena
jugularis
3. Denyut nadi carotis teraba
Paru-paru Inspeksi 1. Bentuk thorak: normal chest
2. Frekuensi napas: teratur 22 x/mnt
3. irama reguler, tidak ada tanda
kesulitan bernafas.
Palpasi Getaran suara (vocal/stem fremitus) kanan
dan kiri sama
Perkusi Suara paru resonan (sonor)
Auskultasi 1. suara napas vesikuler
2. intensitas dan kualitas suara kanan
kiri sama
3. wheezing
- -
- -
- -

4. ronchi
- -
- -
--

Jantung Inspeksi 1. Precordium: tidak ada pulsasi


2. Ictus cordis: berada pada ICS V pada
linea midklavikula sebelah kiri
Palpasi Precordium: tidak ada pulsasi
Perkusi 1. Batas-batas jantung: tidak ada
pembesaran jantung
anan atas: ICS II Linea Para Sternalis
Dextra anan bawah: ICS IV Linea Para
Sternalis Dextra iri atas: ICS II Linea
Para Sternalis Sinistra
iri kanan: ICS IV Linea Media
Clavicularis Sinistra
2. Bunyi jantung dulnes
Auskultasi
Payudara Inspeksi idak dikaji

Palpasi idak dikaji


Abdomen Inspeksi 1. Bentuk abdomen: simetris, datar
2. Tidak ada bayangan pembuluh darah
vena di kulit abdomen
3. Tidak ada pembesaran abdomen
Palpasi 1. Ada nyeri tekan skala nyeri : 4
2. Tidak ada benjolan/massa
3. Tidak ada tanda-tanda acites
4. Hepar: tidak teraba tidak ada nyeri
tekan, tidak ada pembesaran
5. Lien dan tidak ada nyeri tekan
Perkusi 1. Bunyi abdomen: tympani
2. Tidak ada acites
Auskultasi Peristaltik usus 10 x/mnt
Ekstremitas Inspeksi 1. Struktur dan bentuk tulang: simetris,
tidak ada kelainan
2. Klien tampak memegangi perut
bagian kiri dan mempertahankan
posisinya
Palpasi 1. Tidak ada piting edema
- -
- -

2. Akral hangat
3. Kekuatan otot
5 5
5 5
Perkusi 1. Fungsi motorik baik
2. Fungsi sensorik baik
3. Refleks fisiologis
Trisep (+)
Bisep (+)
Patella (+)
4. Refleks psikologis
Babinski (-)
Gordon (-)
Genetalia Inspeksi idak dikaji
Palpasi idak dikaji
Neurologis Nervous I Baik, klien mampu membadakan
(Olfaktori) kopi dan teh
Nervous II Jarak pandang normal
(Optic)
Nervous III Pergerakan mata simetris, reflek
(Occulomotor) pupil terhadap cahaya baik/isokor
Nervous IV Klien mampu memutar bola mata
(Trochlear)
Nervous V Klien mampu membuka mulut, klien
(Trigeminal) mampu mengunyah
Nervous VI Klien mampu melirik kanan kiri atas
(Abducens) bawah, klien mampu mengedipkan
matanya
Nervous VII Klien mampu tersnyum,
(Facial) mengerutkan dahi, menggembungkan
pipi, klien mampu
membedakan rasa manis (gula),
garam (asin)
Nervous VIII Pendengaran baik
(Auditory)
Nervous IX Tidak ada kesulitan menelan, klien
(Glassopharyngeal) mampu batuk
Nervous X Tidak ada perubahan suara
(Vagus)
Nervous XI Klien dapat menggerakkan leher
(Spinal accessory) dengan baik, tidak ada kekauan leher
Nervous XII Klien mampu menjulurkan lidahnya
(Hyplogosall) dan
mengerakkan lidahnya ke kanan, ke
kiri
Tanda-tanda Tidak ada tanda-tanda rangsangan
rangsangan otak otak, tidak ada kekakuan leher/kaku
duduk, tidak ada kejang,
pemeriksaan brudzinski (-)
Tingkat GCS 4,5,6
kesadaran (GCS) Composmentis

IX. HARAPAN KELUARGA


a. Terhadap masalah kesehatannya : harapannya agar sakitnya tidak sering kambuh
b. Terhadap petugas kesehatan yang ada : lebih di permudahkan lagi dalam mengakses
informasi mengenai penyakitnya
ANALISA DATA
No Data Etilogi Masalah
1 Ds : Agen pencedera fisiologis Nyeri akut
Nn. P mengatakan nyeri perut
sebelah kiri
P : nyeri di rasakan saat telat
makan
Q :di tusuk-yusuk
R : perut sebelah kiri
S:4
T :hilang timbul

Do :
1. KU lemah
2. Kesadaran
composmentis
3. Ekpresi wajah meringis
4. Nn. P tampak gelisah
dan sulit tidur
5. Ttv
Td: 110/90 mm/Hg
S : 36
N : 80xmenit
RR : 21X/Menit
2 Ds : Ketidakkuatan pemahaman Ketidakpatuhan
Nn. P mengatakn tidak
memperhatikan tentang
penyakitnya. Sebelumnya
makan makanan yang pedas

Do :
1. Nn.P Nampak tidak
menjalankan anjuran
seperti mekan makanan
yang pedas
2. Ketidakpatuhan Nn. P
untuk memenuhi
program kesehatan

Skoring

Masalah : nyeri akut b.d agen pencedera biologis


No Kriteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran
1 Sifat 1 3/3x1=1 Aktual : Nn. P
masalah 3 mengatakan nyeri
Skala: 2 abdomen kiri
1. Aktual 1
2. Resiko
3. Keadaan
sejahtera/diagnosis
sehat
Kemungkinan 1 2/2x2=2 Mudah:
masalah dapat Klien dan keluarga
diubah 2 klien mengatakan mau
Skala : 1 diajarkan cara
1. Mudah 0 mengontrol atau
2. Sebagian mengurangi rasa nyeri
Tidak dapat
Potensi 1 2/3x1=0,67 Cukup:
masalah 3 Nyeri akan dapat
untuk 2 diatasi dengan
dicegah 1 penatalaksanaan yang
Skala: tepat.
1. Tinggi
2. Cukup
Rendah
Menonjolnya 1 2/2x1=1 Masalah dirasakan
masalah Skala: 2 dan harus segera
1. Masalah ditangani:
dirasakan dan 1 Klien berharap nyeri
harus segera dapat berkurang.
ditangani 0
2. Ada masalah,
tapi tidak perlu
ditangani
3. Masalah
tidak dirasakan
Jumplah skor 4,67

Masalah : ketidakpatuhan b.d ketidakadekuatan pemahaman

No Kriteria Skor Bobot Perhitungan Pembenaran


1 Sifat 1 2/3x1=0,67 Resiko :
masalah 3 Klien dan keluarga
Skala: 2 paham tentang gastritis
4. Aktual 1 mengenai penyebab,
5. Resiko tanda dan gejala serta
6. Keadaan pencegahanya. Namun
sejahtera/diagnosis klien masih sering
sehat mengabaikan.
Kemungkinan 2 1/2x2=1 Sebagian :
masalah dapat Dengan memberikan
diubah 2 pendidikan kesehatan
Skala : 1 tentang gastritis dan akan
3. Mudah 0 menambah pengetahuan
4. Sebagian klien dan keluarga
Tidak dapat mengenai gastrirtis
Potensi 1 2/3x1=0,67 Cukup:
masalah 3 Masalah tanggung
untuk 2 jawab/ kepada diri
dicegah 1 sendiri tentang hal yang
Skala: dapat memperburuk
3. Tinggi kesehehatan terutama
4. Cukup makanan yang di larang
Rendah untuk di konsumsi
pasien gastritis
Menonjolnya 1 0/2x1=0 Masalah dirasakan dan
masalah Skala: 2 harus segera ditangani:
4. Masalah Keluarga mengetahui
dirasakan dan 1 bahwa klien mengalami
harus segera gastritis, tetapi tidak
ditangani 0 merasakan masalah
5. Ada masalah, keperawatan tersebut
tapi tidak perlu
ditangani
6. Masalah
tidak dirasakan
Jumplah skor 2,34

Diagnose keperawatan

1. Nyeri akut b.d agen pencedera biologis


2. ketidakpatuhan b.d ketidakadekuatan pemahaman

Intervensi

No Diagnosa Tujuan Intervensi


dx
1 Nyeri akut b.d Setelah dilakukan tindakan Interensi utama :
agen pencedera keperawatan selama 3x Manajemen nyeri
kunjungan rumah
biologis diharapkan keluarga Observasi
mampu merawat klien agar 1. Identifikasi lokasi,
nyeri dapat berkurang, karakteristik, durasi,
meliputi : frekuensi, kualitas, intensitas
nyeri.
Dengan kriteria luaran : 2. Identifikasi skala nyeri
1. Kontrol nyeri 3. Identifikasi faktor yang
a. Mengenali kapan memperberat dan
nyeri terjadi memperingan nyeri
kadangkadang 4. Identifikasi pengaruh budaya
ditunjukkan menjadi terhadap nyeri
secara konsisten 5. Identifikasi pengaruh dan
menunjukkan. keyakinan tentang nyeri
b. Melaporkan nyeri 6. Identifikasi pengaruh budaya
terkontrol dari tidak terhadap respon nyeri
7. Identifikasi pengaruh nyeri
pernah menjadi secara
terhadap kualitas hidup
konsisten
8. Monitor keberhasilan terapi
menunjukkan
komplementer yang sudah
2. Tingkat nyeri
diberikan
a. Wajah grimace 9. Monitor efek samping
menjadi rileks penggunaan analgesik
b. Pola istirahat
terganggu menjadi Terapeutik :
tidak terganggu 10. Berikan teknik
Keluhan nyeri menurun nonfarmakologis untuk
dengan skala nyeri dari skala mengurangi rasa nyeri
4 menjadi ≤ 4 (relaksasi nafas dalam)
Edukasi :
11. Jelaskan strategi meredakan
nyeri
12. Fasilitasi istirahat dan tidur
13. Pertimbangan jenis dan
sumbe nyeri dalam penelitian
strategi meredakan nyeri
Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(kompres hangat dan relaksasi
nafas dalam)
2 ketidakpatuhan b.d Setelah dilakukan tindakan Intervensi utama :
ketidakadekuatan keperawatan 2x kunjungan Dukungan kepatuhan program
pemahaman rumah diharapkan keluarga pengobatan
mampumeningkatkan
tingkat kepatuhan : Observasi
1. Identifikasi kepatuhan
program pengobatan
Teraupeitik
2. Buat komitmen menjalani
program dengan baik
3. Buat jadwal
pendampingan keluarga
untuk bergantian
menemani pasien selama
program pengobatan, jika
perlu
4. Dokummentasikan
aktivitas selama menjalani
proses pengobatan
5. Diskusikan hal-hal yang
dapat mendukung atau
menghambat berjalannya
pengobat
6. Libatkan keluarga untuk
mendukung program
pengobatan yang dijalani
Edukasi
7. Informasikan program
pengobatan yang harus
dijalani
8. Informasikan manfaat
yang akan dipecahan jka
teratur menjalani program
9. Anjurkan pasien dan
keluarga melakukan
konsultasi ke pelayanan
tedekat jika perlu

Implementasi

No Hari/tanggal Implemetasi Paraf


dx
1 selasa Mengukur tanda-tanda vital klien
23 nov 2021 TD : 130/90 mmHg
Nadi : 78x/menit
10:00
Suhu : 37°C
RR : 19x/menit
Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya.
P : Nyeri dirasakan saat telat makan, dan saat dibuat
banyak melakukan aktivitas Q :
Nyeri seperti ditusuk – tusuk
R : Perut bagian kiri
S:3
T : Nyeri hilang timbul
Meminta klien mempraktekan ulang cara
mengontrol atau mengurangi nyeri yaitu dengan
relaksasi nafas dalam.
Respon : klien dan keluarga mengatakan sudah
mengetahui bagaimana cara mengatasi
nyeri.
Menganjurkan klien untuk meningkatkan istirahatnya
dengan posisi semi fowler/ setengah duduk
Respon : klien mengikuti dan memperhatikan hal
yang diajarkan

2 Selasa Memberitahu klien pentingnya patuh menjalani


23 nov 2021 program pengobatan
Respon : klien dan keluarga mengatakan kalau sekarang
12:00
sudah patuh menjalani program pengobatan

Menjelaskan kepada klien dan keluarga halhal


yang mendukung atau menghambat berjalannya
program pengobatan
Respon : klien dan keluarga mengatakan kalau sekarang
sudah faham
Menjelaskan kepada klien dan keluarga program
pengobatan yang harus dijalani dan manfaat yang
diperoleh jika teratur menjalani program pengobatan
Respon : klien dan keluarga mengatakan kalau sekarang
sudah faham dan akan menerapkan hal yang perawat
sarankan

1 Rabu Mengukur tanda-tanda klien


24 nov 2021 TD : 120/90 mmHg
09:00 Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,8 °C
RR : 20x/menit
Mengidentifikasi adanya nyeri atau keluhan fisik
lainnya.
P : Nyeri sudah membaik, Nyeri dirasakan saat telat makan
Q : Nyeri seperti ditusuk – tusuk
R : Perut bagian kiri
S :2
T : Nyeri hilang timbul
Meminta klien dan keluarga untuk
mempraktekan ulang bagaimana cara
mengontrol atau mengurangi nyeri yang telah diajarkan.
Respon : klien dan keluarga mengatakan kalau sekarang
sudah tahu dan mau
mempraktikkan ulang hal yang sudah di ajarkan

Evaluasi
No Hari / tanggal Evaluasi Paraf
dx
1 Selasa S;
23 nov 2021 P Klien mengatakan nyeri perut sebelah kiri sudah
16 :00 berkurang dirasakan saat telat makan
Q : nyeri di tusuk-tusuk
R : bagian perut sebelah kiri
T : nyeri hilang timbul

O:
- Kedaan umum cukup
- Kesadaran composmentis
- Wajah dan badan rileks
- Klien tampak tenang dan dapat tidur
- Klien tampak mempertahankan posisinya
- Skala 3
- Ttv
Td : 130/90 mmHg
S :37 c
N : 78x/menit
RR: 19xmenit
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan invertensi 1,2, dan 4
2 Selasa S:
23 nov 2021 Klien mengatakan sudah sedikit memperhatikan
16:30 tentang penyakitnya dan tidak makan yang pedas
O:
- klien mulai mengikuti anjuran
-klien patuh untuk memenuhi program kesehatan
A :masalah tertasi
P : intervensi dihentikan
1 Rabu S;
24 nov 2021 P Klien mengatakan nyeri perut sebelah kiri sudah
16:00 berkurang dirasakan saat telat makan
Q : nyeri di tusuk-tusuk
R : bagian perut sebelah kiri
T : nyeri hilang timbul

O
- Kedaan umum cukup
- Kesadaran composmentis
- Wajah dan badan rileks
- Klien tampak gelisah dan sulit tidur
- Klien tampak mempertahankan posisinya
- Skala 3
- Ttv
Td : 120/90 mmHg
S :36 c
N : 82x/menit
RR: 20xmenit
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

Anda mungkin juga menyukai