PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
lambung. Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai di
klinik penyakit dalam pada umumnya (Slamet Suyono, 2001). Menurut data dari
berbagai negara pada tahun 2004 sebanyak 3840 kematian dengan rata-rata 71,1
Dalam tubuh manusia banyak terdap system yang saling kerja sama dalam
penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat pentinng dalam
proses metabolisme dan kelangsungan hidu setiap sel di tubuh. Dalam system
menyimpan makanan, mencernakan makanan menjadi partikel yang lebih kecil untuk
sebagai penampung untuk jangka waktu pendek, semua makanan dicairkan dan
dicampurkan dengan asam hidrokiorida dan dengan cara ini disiapkan untuk dicemakan
oleh usus.
Kasus dengan gastritis merupakan salah satu jenis kasus yang umumnya
diderita oleh kalangan remaja, khususnya penyakit ini meningkat pada kalangan
mahasiswa. disebabkan oleh berbagai faktor misalnya tidak teraturnya pola makan,
gaya hidup yang salah dan meningkatnya aktivitas (tugas perkuliahan) sehingga
1
mahasiswa tersebut tidak sempat untuk mengatur pola makannya dan malas untuk
makan.(Fahrur, 2009).
pylori) dan merupakan satu-satunya bakteri yang hidup di lambung. Bakteri ini dapat
Bahkan diperkirakan lebih dari 50% penduduk dunia terinfeksi bakteri ini sejak kecil.
Gejala yang umum terjadi pada penderita gastritis adalah rasa tidak nyaman
pada perut, perut kembung, sakit kepala dan mual yang dapat menggangu aktivitas
sehari-hari, rasa tak nyaman di epigastrium, nausea, muntah, Perih atau sakit seperti
terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih baik atau lebih buruk ketika
makan, hilang selera makan, bersendawa, dan kembung. Dapat pula disertai demam,
Bila penyakit gastritis ini terus dibiarkan, akan berakibat semakin parah dan
akhirnya asam lambung akan membuat luka-luka (ulkus) yang dikenal dengan tukak
lambung. Bahkan bisa juga disertai muntah darah. Gastritis yang tidak ditangani
B. RUMUSAN MASALAH
2
C. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
I. KONSEP DASAR
A. DEFINISI
sering terjadi dengan karakteristik adanya anoreksia, rasa penuh dan tidak enak
peradangan yang terjadi pada mukosa lambung yang dapat bersifat akut maupun
kronis.
B. ETIOLOGI
(suratun, 2010):
5. Infeksi oleh bakteri seperti helicobacter pilori, eschcicia coli, salmonella dan
lain-lain.
C. KLASIFIKASI
1. Gastritis akut
lambung).
badan ).
2. Gastritis Kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau
Pylory). Gastritis kronik dikelompokkan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan tipe
5
Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa.
pernisiosa berkembang pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim.
Tipe ini dikaitkan dengan infeksi helicobacter pylori yang menimbulkan ulkus
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Gastritis akut erosive sangat bervariasi , mulai dari yang sangat ringan
Keluhan – keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan
samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda – tanda anemia
6
2. Gastritis kronis
d. Cepat kenyang.
E. PATHWAY
Infeksi mukosa lambung Gangguan difus barrier mukosa Stimulan nervus vagus
Hormon gastrin
Peningkatan asam lambung
Kelemahan fisik
Intoleransi aktifitas
Konstipasi
7
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan darah
Tes ini untuk memeriksa adanya antibody H. pylory dalam darah. Hasil tesyang
positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu
waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut
terkena infeksi, tes darah dapat digunakan untuk memeriksa anemiayang terjadi
2. Pemeriksaan pernafasan
Tes ini dapat dmenentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H.Pylory atau
tidak.
3. Pemeriksaan feces
Tes ini memeriksa apakah terdapat H.pylory dalam feces atau tidak. Hasil yang
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknyamanan pada saluran cerna
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan
lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum
dilakukan rontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat
G. PENATALAKSANAAN
8
Secara spesifik dibedakan :
1. Gastritis Akut :
perforasi.
e. Jika gastritis terjadi akibat menelan asam kuat atau alkali, encerkan dan
f. Jika gastritis terjadi akibat menelan basa kuat, gunakan sari buah jeruk yang
g. Jika korosi parah, hindari emetik dan bilas lambung karena bahaya
perforasi.
2. Gastritis Kronis :
A. PENGKAJIAN
1. Biodata
Pada biodata diperoleh data tentang nama, umur, jenis kelamin, tempat
9
2. Keluhan utama
gejala pada pasien. Kaji apakah pasien mengalami nyeri ulu hati, tidak dapat
Kaji apakah gejala terjadi pada waktu kapan saja, sebelum atau sesudah
makan, setelah mencerna makanan pedas atau pengiritasi, atau setelah mencerna
Kaji apakah gejala berhubungan dengan ansietas, stress, alergi, makan atau
minum terlalu banyak, atau makan terlalu cepat? Kaji adakah riwayat penyakit
6. Riwayat diet ditambah jenis diet yang baru dimakan selama 72 jam, akan
membantu.
7. Aktivitas / Istirahat
8. Sirkulasi
Gejala :
10
c. Kelemahan / nadi perifer lemah
9. Integritas ego
Gejala : Faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan tak
berdaya.
10. Eliminasi
interitis (GI) atau masalah yang berhubungan dengan GI, misal: luka peptik /
gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi area gaster. Perubahan pola defekasi /
karakteristik feses.
merah cerah, berbusa, bau busuk (steatorea). Konstipasi dapat terjadi (perubahan
11
Nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual / muntah
Tanda : muntah : warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa bekuan
darah.
(perdarahan kronis).
12. Neurosensi
Status mental : tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung
tidur, disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada volume
sirkulasi / oksigenasi).
Gejala : nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih, nyeri
samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan (gastritis akut). Nyeri
epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung terjadi 1-2 jam setelah
makan dan hilang dengan antasida (ulus gaster). Nyeri epigastrum kiri sampai /
atau menyebar ke punggung terjadi kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung
kosong dan hilang dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal). Tak ada nyeri
Tanda : wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit.
14. Keamanan
12
Tanda : peningkatan suhu, Spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis /
hipertensi portal)
Gejala : adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung ASA,
alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini dapat
diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak berhubungan (misal :
trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat. Masalah kesehatan yang lama
misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan makan (Doengoes, 1999, hal: 455).
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat
gelisah.
D. INTERVENSI
1. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi mukosa lambung yang ditandai dengan klien
Intervensi :
13
R/ : Nyeri tidak selalu ada, tetapi bila ada harus dibandingkan dengan gejala
meningkat.
intake nutrien yang tidak adekuat yang ditandai dengan klien mengeluh tidak mau
makan.
dan alkohol.
Intervensi :
14
c. Auskultasi bunyi usus dan catat pasase flatus.
yang lain.
d. Catat berat badan saat masuk dan bandingkan dengan saat berikutnya.
kebutuhan nutrisi.
3. Kekurangan Volume cairan berhubungan dengan intake cairan yang tidak adekuat
Intervensi :
Tujuan :Dalam waktu 1x24 jam pasien mampu melaksanakan apa yang telah
diinformasikan.
15
Intervensi :
tepat).
pada pasien.
d. Hindari dan beri daftar agen-agen iritan yang menjadi predisposisi timbulnya
keluhan.
R/ : Pasien diberi daftar agen-agen iritan untuk dihindari (misal: kafein, nikotin,
dan kalori yang tinggi,serta intake cairan yang cukup setiap hari.
gelisah
16
Tujuan : Ansietas teratasi/berkurang.
Intervensi :
c. Akui bahwa ansietas dan masalah mirip dengan yang dipersepsikan orang lain.
masa lalu.
R/ : Perilaku yang berhasil dapat diikutkan pada penerimaan masalah saat ini,
E. EVALUASI
5. Informasi terpenuhi.
17
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu
gastro, yang berarti perut / lambung dan itis yang berarti inflamasi / peradangan.
Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi
tersebut merupakan akhir dari infeksi oleh basil yang sama dengan basil yang sanggup
menimbulkan rusak dan meradangnya dinding lambung. Gastritis yang terjadi tiba-tiba
(akut) biasanya memiliki tanda-tanda mual dan sakit pada perut pecahan atas,
sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara sedikit demi sedikit biasanya
memiliki tanda-tanda menyerupai sakit yang ringan pada perut pecahan atas dan terasa
penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis kronis tidak
mengakibatkan apapun.
Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi
mukosa lambung. Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh basil gram negatif
seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada
18
B. SARAN
1. Diharapkan kita sanggup menjaga lambung kita dari masakan dan minuman yang
masuk ke tubuh biar tidak terinfeksi oleh basil Helicobacter pylori. Penyebab yang
lain yang sanggup menimbulkan gastritis ialah stres fisik, bila stres meningkat
menjadi asam sehingga sanggup merusak lapisan lambung, oleh lantaran itu
hati terhadap masakan maupun faktor lain yang mengakibatkan resiko infeksi pada
lapisan lambung.
19
DAFTAR PUSTAKA
Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8, EGC,
Jakarta
Mansjoer Arif, dkk, 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edidi 3 Jilid 2, Jakarta: Media
Aesculapius.
Price, Sylvia A dan Wilson, lorraine, 2005, Patofisiologi, edisi 6, EGC, Jakarta.
Underwood, J. C. E., 1996, Patologi Umum Dan Sistemik, edisi 2, EGC, Jakarta.
20