PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Demam tifoid adalah penyakit demam akut dan sering kali mengancam jiwa
yang ditularkan melalui rute fecal-oral oleh bakteri Salmonella enterica serotipe
typhi. Penyakit ini dapat ditularkan melalui makanan dan minuman yang
terkontaminasi bakteri Salmonella thypi. Penyebaran penyakit ini sangat berkaitan erat
baik, dan kurangnya fasilitas kesehatan yang dapat dijangkau oleh sabagian besar
yang sedang berkembang karena akibat kemiskinan, kriminalitas dan kekurangan air
bersih yang dapat diminum. Kebanyakan penyebaran penyakit demam typoid ini
2000 terdapat lebih dari 21,65 juta penderita demam typoid dan lebih dari 216 ribu
diantaranya meninggal . Di Indonesia selama tahun 2006, demam typoid dan demam
Berdarah Dengue.
1
Kejadian demam typoid meningkat terutama pada musim hujan.Usia penderita
di Indonesia (daerah endemis) antara 3-19 tahun (prevalensi 91% kasus). Dari
presentase tersebut, jelas bahwa anak-anak sangat rentan untuk mengalami demam
typoid. Demam typoid sebenarnya dapat menyerang semua golongan umur, tetapi
biasanya menyerang anak usia lebih dari 5 tahun. Itulah sebabnya demam typoid
penyakit ini biasanya dihubungkan dengan faktor kebiasaan makan, kebiasaan jajan,
kebersihan lingkungan, keadaan fisik anak, daya tahan tubuh dan derajat kekebalan
anak.
kurang 3 mingguyang juga disertai gejala-gejala perut pembesaran limpa dan erupsi
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1. Pengertian
enterica serovar typhi (S typhi). Salmonella enterica serovar paratyphi A, B, dan C juga
dapat menyebabkan infeksi yang disebut demam paratifoid. Demam tifoid dan paratifoid
termasuk ke dalam demam enterik. Pada daerah endemik, sekitar 90% dari demam enterik
Penyakit demam tifoid merupakan infeksi akut pada usus halus dengan gejala
demam lebih dari satu minggu, mengakibatkan gangguan pencernaan dan dapat
Tifus abdominalis adalah suatu infeksi sistem yang ditandai demam, sakit kepala, kelesuan,
(Djauzi & Sundaru; 2003). Typhus Abdominalis adalah penyakit infeksi akut yang
biasanya terdapat pada saluran pencernaan dengan gejala demam lebih dari satu minggu
2. Etiologi
Ada dua sumber penularan salmonella typhi yaitu pasien dengan demam typhoid dan
pasien dengan carier. Carier adalah orang yang sembuh dari demam typhoid dan masih
terus mengekresi salmonella typhi dalam tinja dan air kemih selama lebih dari 1 tahun.
4
3. Tanda dan Gejala
a. Masa tunas 10 – 20 hari yang tersingkat 4 hari jika infeksi terjadi melalui makanan,
b. Selama masa inkubasi mungkin ditemukan gejala prodromal yaitu perasaan tidak
enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing dan tidak bersemangat, nafsu makan kurang.
c. Demam. Pada kasus yang khas demam berlangsung 3 minggu, bersifat febris
remiten dan suhu tidak tinggi sekali. Selama minggu pertama, suhu tubuh
berangsur-angsur naik setiap hari, biasanya menurun pada pagi hari dan meningkat
lagi pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua pasien terus berada dalam
keadaan demam, pada minggu ketiga suhu berangsur turun dan normal kembali
d. Gangguan pada saluran pencernaan. Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap,
bibir kering dan pecah-pecah (ragaden). Lidah tertutup selaput putih kotor (coated
yaitu apatis sampai somnolen, jarang terjadi stupor atau koma (kecuali penyakitnya
f. Pada punggung dan anggota gerak dapat ditemukan roseola yaitu bintik-bintik
kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang dapat ditemukan pada
5
4. Patofisiologi
Peningkatan asam lambung Sebagian hidup dan menetap Sebagian menembus lamina propia
DEMAM TYPOID
Hipertermi
6
5. Komplikasi
a. Komplikasi intestinal
1) Perdarahan usus
2) Perporasi usus
3) Ilius paraliti
trombosis, tromboplebitis.
hemolitik.
minggu pertama sakit, lebih sering ditemukan dalam urine dan feces dalam
b. Pemeriksaan widal
thypoid abdominalis secara pasti. Pemeriksaan ini perlu dikerjakan pada waktu
7
masuk dan setiap minggu berikutnya. (diperlukan darah vena sebanyak 5 cc untuk
7. Penatalaksanaan
a. Perawataan
2) Mobilisasi bertahap bila tidak ada panas, sesuai dengan pulihnya tranfusi bila
b. Diet
3) Setelah bebas demam diberi bubur kasar selama 2 hari lalu nasi tim.
4) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7
hari.
c. Obat-obatan
1) Kloramfenikol
Dosis yang diberikan adalah 4 x 500 mg perhari, dapat diberikan secara oral
2) Tiamfenikol.
8
3) Kortimoksazol.
trimetoprim)
Dosis 3-4 gram dalam dekstrosa 100 cc, diberikan selama ½ jam per-infus
6) Golongan Fluorokuinolon
seperti: Typoid toksik, peritonitis atau perforasi, syok septik, karena telah
terbukti sering ditemukan dua macam organisme dalam kultur darah selain
B. KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
b. Dapat terjadi pada anak laki-laki dan perempuan, kelompok umur yang terbanyak
adalah diatas umur lima tahun. Faktor yang mendukung terjadinya demam thypoid
adalah iklim tropis social ekonomi yang rendah sanitasi lingkungan yang kurang.
9
c. Keluhan utama
Demam yang naik turun remiten, demam dan mengigil lebih dari satu minggu.
Kelemahan dan gangguan interaksi sosial karena bedrest serta terjadi kecemasan.
Tidak mengalami gangguan apapun, terkadang hanya sakit batuk pilek biasa
1) Nutrisi : pada klien dengan demam typoid didapatkan rasa mual, muntah,
3) Aktifitas : badan klien lemah dan klien dianjurkan untuk istirahat dengan tirah
4) Istirahat tidur : klien gelisah dan mengalami kesulitan untuk tidur karena
perawatan diri. Perlu kaji kebiasaan klien dalam personal hygiene seperti tidak
10
j. Pemeriksaan fisik
1) Mata : kelopak mata cekung, pucat, dialtasi pupil, konjungtifa pucat kadang di
2) Mulut : Mukosa bibir kering, pecah-pecah, bau mulut tak sedap. Terdapat
beslag lidah dengan tanda-tanda lidah tampak kering dilatasi selaput tebal
dibagian ujung dan tepi lidah nampak kemerahan, lidah tremor jarang terjadi.
3) Thorak : jantung dan paruh tidak ada kelainan kecuali jika ada komplikasi. Pada
4) Abdomen : adanya nyeri tekan, adanya pembesaran hepar dan limpa, distensi
2. Diagnosa Keperawatan
salmonella thypi.
b. Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang tidak
c. Resiko devisit volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat,
3. Intervensi Keperawatan
Salmonella Typhi.
11
Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan selama 3 x24 jam, suhu tubuh
normal.
Kriteria hasil :
TD : 80-120/60-80 mmhg
S : 36,5-370C
Intervensi :
b. Resiko pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
12
Kriteria hasil :
Intervensi :
selanjutnya.
disukai.
dibutuhkan klien.
R/ : Dapat meningkatkan asam lambung yang dapat memicu mual dan muntah
mual/muntah.
c. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan intake yang tidak adekuat,
13
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24jam, tidak terjadi
Kriteria hasil :
konsentrasi jumlah
Intervensi :
1) Kaji tanda dan gejala dehidrasi hypovolemik, riwayat muntah, kehausan dan
turgor kulit.
2) Observasi adanya tanda-tanda syok, tekanan darah menurun, nadi cepat dan
lemah.
cairan tubuh.
4) Anjurkan kepada orang tua klien untuk mempertahankan asupan cairan secara
dekuat.
cairan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
yang sedang berkembang karena akibat kemiskinan, kriminalitas dan kekurangan air
bersih yang dapat diminum. Demam typoid adalah suatu infeksi akut pada usus kecil
yang disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi. Di Indonesia penderita demam typoid
media tertentu dari distribusi global, gejala yang paling umum yaitu sakit kepala, sakit
Demam typoid dapat ditemukan pada semua umur, tetapi yang paling sering
pada anak besar, umur 5-9 tahun. Dengan keadaan seperti ini, adalah penting
melakukan pengenalan dini demam typoid, yaitu adanya 3 komponen utama : Demam
yang berkepanjangan (lebih dari 7 hari), Gangguan susunan saraf pusat / kesadaran.
B. Saran
Dari uraian makalah yang telah disajikan maka penulis dapat memberikan
saran untuk selalu menjaga kebersih lingkungan , makanan yang dikonsumsi harus
15
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat AA, (2006), Pengantar Ilmu Keperawatan Anak, (Edisi 2), Jakarta, Salemba
Medika.
http://www.infopenyakit.com/2008/08/penyakit-demam-typoid.html
Nursalam dkk, (2005), Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak, Jakarta, Salemba Medika.
16