Anda di halaman 1dari 19

B.

Konsep Penyakit

1.Definisi

Demam thypoid adalah penyakit infeksi akut yang biasanya mengenai saluran pencernaan
dengan gejala demam lebih dari satu minggu,gangguan pada pencernaan,dan gangguan
kesadaran (Nursalam dkk,2005,hal 152)

2.Etiologi

Etiologi thypoid adalah salmonella thypi.Adapun dua sumber penularan salmonella thypi
yaitu pasien dengan demam thypoid dan pasien dengan carier.Carier adalah orang yang sembuh
dari demam thypoid dan masih mengekresi salmonella thypi dalam tinja dan air kemih selama
lebih dari 1 tahun,ini akan dapat menginfeksi orang lain.

a.Salmonella thyposa ,basil gram negative yang bergerak dengan bulu getar,bersepora
mempunyai sekurang-kurangnya tiga macam antigen yaitu :

1.Antigen O ( somatic terdiri dari zat kompleks liopolisakarida)

2.Antigen H ( Flagella )

3.Antigen K ( Selaput dan protein membrane hialin)

b.Salmonella parathypi A

c.Salmonella parathypi B

d.Salmonella parathypi C

3.Tanda dan Gejala

a.Demam meninggi sampai akhir minggu pertama.

b.Demam turun pada minggu ke 4,kecuali demam tidak tertangani akan menyebabkan
syok,stupor,dan koma

c.Ruam muncul pada hari ke 7-10 dan bertahan selama 2-3 hari
d.Nyeri kepala,nyeri perut

e.Kembung,mual,muntah,diare,konstipasi

f.Pusing,bradikardi,nyeri otot,

g.Batuk

h.Lidah yang berselaput

i.Hepatologi,splenomegali,meteorismus

j.Gangguan mental berupa somnolen

Periode infeksi demam thypoid,tanda dan gejala

No Minggu Keluhan Gejala


1 Minggu I Panas berlangsung insidious,tipe Gangguan saluran pencernaan
panas stepladder yang mencapai
39-40°C,mengigil ,nyeri kepala
2 Minggu II Rasa,nyeri abdomen diare atau Rose
konstipasi,delirium sport,spenomegali,hepatomegali
3 Minggu III Komplikasi : Melena,ilius,ketegangan
Perdarahan saluran abdomen,koma
cerna,perforasi dan syok
4 MInggu IV Keluhan Tampak sakit berat,kakeksia
menurun,relaps,penurunan berat
badan
4.Klasifikasi

a.Demam thypoid akut non komplikasi

Demam thypoid akut dikarekteristikan dengan adanya demam berkepanjangan


abnormalis,fungsi bowel (konstipasi pada pasien dewasa dan diare pada anak-anak).Sakit
kepala,malaise dan anoreksia.Bentuk bronchitis biasa terjadi pada fase awal penyakit
selama periode demam,sampai 25% penyakit menunjukan adanya rose spot pada
dada,abdomen dan punggung

b.Demam thypoid dengan komplikasi

Pada demam thypoid akut,keadaan mungkin dapat berkembang menjadi komplikasi


parah.Tergantung pada kualitas pengobatan dan keadaan kliniknya,hingga 10% pasien dapat
mengalami komplikasi,mulai dari melena,perforasi,usus dan peningkatan ketidaknyamanan
abdomen

c.Keadaan karier

Keadaan karier thypoid terjadi pada 1-5% pasien,tergantung umur pasien,karier thypoid
bersifat kronik dalam hal sekresi salmonella thypi difeses

5.Patofisiologi

Semula disangka demam dan gejala toksemia pada thypi disebabkan oleh
endoteksemia.Tetapi berdasarkan penilitian eksperimental disimpulkan bahwa endotoksemia
bukan merupakan penyebab utama demam pada thypoid.Endotoksemia berperan pada
pathogenesis thypoid karena membantu proses inflamasi lokal pada usus halus.

Demam disebabkan karena salmonella thypi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan
pelepasan zat pirogen oleh leukosit pada jaringan yang meradang.

Penularan salmonella thypi dapat ditularkan melalui berbagai cara,yang dikenal dengan 5F yaitu
Food (makanan),Fingers (jari tangan /kuku),Fomitus (muntah),Fly (lalat) dan melalui feses.
Feses dan muntah pada penderita thypoid dapat menularkan kuman salmonella thypi kepada
orang lain.Kuman tersebut dapat ditularkan melalui perantara lalat,dimana lalat akan hinggap
dimakanan yang akan dikonsumsi oleh orang yang sehat.Apabila orang tersebut kurang
memperhatikan kebersihan dirinya seperti mencuci tangan dan makanan yang tercemar kuman
salmonella thypi masuk ketubuh orang yang sehat melalui mulut.Kemudian kuman masuk
kedalam lambung,sebagian kuman akan dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi
masuk keusus halus bagian distal.Diusus ini kuman menularkan endotoksin sehingga bakteri
prima sebagian akan difagosit dan sebagian tidak difagosit.Bakteri yang difagosit akan mati
sedangkan yang tidak difagosit berkembangbiak dan meradang pada jaringan sekitar.Kuman
yang masuk kealiran darah kapiler procesia pada kulit dan tidak hipertermi.Kuman selanjutnya
masuk usus halus dan terjadi peradangan menyebabkan mual dan muntah atau anoreksia
intake tidak adekuat sehingga terjadi kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh selain itu
menyebabkan hiperperistaltik pada usus sehingga klien dengan thypoid sering terjadi diare
tindakan bedrest untuk mencegah kondisi klien menjadi buruk.Kuman masuk ke hepar dan
kandung empedu menyebabkan endotoksin meningkat dan kuman merusak hepar sehingga
terjadi SGOT/SGPT meningkat.Kuman yang mencapai hipotalamus akan menekan system
saraf termoregulator menyebabkan hipertermi sehingga klien cepat lelah menjadi intoleransi
aktifitas.Selain itu kuman pada organ intenstinal menyebabkan perdarahan usus
periontonitis.Sedangkan diekstraintestinal menyebabkan pneumoni serta meningitis.
6.Pathway

Salmonella thyposa

Saluran pencernaan

Diserap oleh usus halus

Bakteri memasuki aliran darah sistemik

Kelenjar Hati Limpa Endotoksin

Limfoid usus halus


Demam
Hepatomegali Spenomegali

Tukak

Nyeri perabaan Hipertermi


Mual/nafsu makan

Perubahan nutrisi
Pendarahan dan

Perforasi

Resiko kurang volume cairan


7.Komplikasi

a.Pendarahan dan perforasi usus ( terutama pada minggu ke tiga )

b.Miokarditis

c.Neuropsikiatrik : Psikosis ensafalomielitis

d.Kolesistesis,kolangitis,hepatitis,pneumonia,pancreatitis

e.Abses pada limpa,tulang atau ovarium (biasanya setelah pemulihan)

f.Keadaan karier kronik (kultur urine/tinja positif setelah 3 bulan ).Terjadi pada 3% kasus
(lebih sedikit setelah terapi fluorokuinolan)

Komplikasi dapat dibagi dalam :

a.Komplikasi intestinal :

1) Perdarahan usus

2) Perforasi usus

3) Ileus paralitik

b.Komplikasi ekstra intestinal

1) Kardiovaskuler : kegagalan sirkulasi perifer (rejatan


sepsis),miokarditis,thrombosis,tromboflebitie.

2) Darah : anemia hemolitik,trombositopenia,sindromuremia hemolitik.

3) Paru : Pneumoni,epiema,pleuritis

4) Hepar dan kandung empedu : Hepatitis dan kolesistitis

5) Ginjal : glomerulonefritis,pielonefritis,dan perinefritis

6) Tulang : osteomilitis,periostitis,epondilitis,dan arthritis


7) Neuropskiatrik : delirium,meningiemus,meningitis,polinefritis,perifer,sindrom
guillan,barre,psikosi dan sindrom katatonia.

8. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang Pada klien dengan thypoid adalah pemeriksaan laboratorium yang
terdiri dari :

a.Pemeriksaan leukosit

Didalam literature dinyatakan bahwa demam thypoid terdapat leucopenia dan


limpositosis relative tetapi kenyataannya leucopenia tidaklah sering dijumpai.Pada kebanyakan
kasus thypoid,jumlah leukosit pada sediaan darah tepi berada pada batas-batas normal bahkan
kadang-kadang terdapat leukosit walaupun tidak ada komplikasi atau infeksi sekunder.Oleh
karena itu pemeriksaan jumlah leukosit tidak berguna untuk diagnose demam thypoid.

b.Pemeriksaan SGOT dan SGPT

SGOT dan SGPT pada demam thypoid sering kali meningkat tetapi dapat kembali normal
setelah sembuhnya thypoid.

c.Biakan darah

Bila biakan darah positif hal itu menandakan demam thypoid,tetapi bila biakan darah negative
tidak menutup kemungkinan akan terjadi demam thypoid.Hal ini dikarenakan hasil biakan
darah tergantung dari beberapa faktor :

1) Teknik pemeriksaan laboratorium


Hasil pemeriksaan laboratorium berbeda dengan laboratorium yang lain.Hal ini
disebabkan oleh perbedaan teknik dan media biakan yang digunakan.Waktu pengambilan
darah yang baik adalah pada saat demam tinggi yaitu pada saat bakteri berlangsung.
2) Saat pemeriksaan selama perjalanan selama perjalanan penyakit
Biakan darah terhadap salmonella thypi terutama positif pada minggu pertama dan
berkurang pada minggu-minggu berikutnya.Pada waktu kambuh,biakan darah dapt positif
kembali.
3) Vaksinasi dimasa lampau
Vaksinasi terhadap demam thypoid dimasa lampau dapat menimbulkan antibody dalam
darah klien.Antibodi ini dapat menekan bakterimiasehingga biakan darah negative.
4) Pengobatan dengan obat antimikroba
Bila klien sebelum pembiakan darah sudah mendapatkan obat antimikroba pertumbuhan
kuman dalam media biakan terhambat dan hasil biakan mungkin negative.
d.Uji widal
Uji widal adalah suatu reaksi aglutinasi antara antigen dan antibodi (agglutinin).Aglutinin
yang spesifikterhadap salmonella thypi terdapat dalam serum klien dengan thypoid juga
terdapat pada orang yang pernah divaksinasikan.Antigen yang digunakan pada uji widal
adalah suspense salmonella yang sudah dimatikan dan diolah dilaboratorium.
Tujuan dari uji widal ini adalah untuk menemukan adanya agglutinin dalam serum klien
yang disangka menderita thypoid.Akibat infeksi oleh salmonella thypi,klien membuat
antibody atau agglutinin yaitu :
1) Aglutinin H,yang dibuat karena rangsangan antigen H (berasal dari flagel kuman)
2) Aglutitin O,yang dibuat karena rangsangan antigen O,(berasal dari tubuh kuman )
3) Aglutinin Vi,yang dibuat karena rangsangan antigen Vi(berasal dari simpai
kuman)
4) Dari ketiga agglutinin tersebut hanya agglutinin O dan H yang ditentukan titernya
untuknya diagnose maka tinggi titernya makin besar klien menderita demam
thypoid.
9.Penatalaksanaan
a.Perawatan
1) Klien diistirahatkan 7hari sampai demam hilang atau 14 hari untuk mencegah
komplikasi perdarahan usus.
2) Monilisasi bertahap bila tidak ada panas,sesuai dengan pulih transfuse bila ada
komplikasi perdarahan.
b.Diet
1) Diet yang sesuai cukup kalori dan tinggi protein
2) Pada penderita yang akut dapat diberi bubur saring
3) Setelah bebas demam,diberi bubur kasar selama 2hari lalu nasi tim.
4) Dilanjutkan dengan nasi biasa setelah penderita bebas dari demam selama 7hari.
5) Obat-obatan
6) Klorompenikol
7) Triamoenikol
8) kotrimoxasol
9) Amoxilin dan ampilisin
C.Asuhan keperawatan
1.Pengkajian
a.Identitas klien
Meliputi nama,umur,jenis kelamin,alamat,pekerjjan,suku/bangsa,agama,status
perkawinan,tanggal masuk rumah sakit,nomor register dan diagnose medik.
b.Keluhan utama
Keluhan utama demam thypoid adalah panas atau demam yang tidak turun-
turun,nyeri perut,mual,muntah,anoreksia,diare serta penurunan kesadaran.
c.Riwayat penyakit sekarang
Peningkatan suhu tubuh karena masuknya kumak salmonella thypi ke dalam tubuh.
d.Riwayat penyakit dahulu
Apakah sebelumnya pernah sakit demam thypoid
e.Riwayat penyakit keluarga
Apakah penyakit pernah menderita hipertensi,diabetes mellitus
f.Pola-pola fungsi kesehatan
1). Pola nutrisi dan metabolisme
Klien akan mengalami penurunan nafsu makan karena mual dan muntah saat
makan sehingga makan hanya sedikit bahkan tidak makan sama sekali
2) Pola eliminasi
Klien dapat mengalami konstipasi oleh karena tirah baring lemah.Sedangkan
eliminasi urine tidak mengalami gangguan,hanya warna urine menjadi kuning
kecoklatan.klien dengan demam thypoid terjadi peningkatan suhu tubuh yang
berakibat keringat,banyak keluar dan merasa haus,sehingga dapat meningkatkan
kebutuhan cairan tubuh.
3) Pola aktifitas dan latihan
Aktifitas klien akan terganggu karena tirah baring harus total,agar tidak terjadi
komplikasi maka segala kebutuhan klien dibantu.
4)Pola tidur dan istirahat
Pola tidur dan istirahat terganggu sehubungan peningkatan suhu tubuh.
5) Pola persepsi dan konsep diri
Biasanya terjadi kecemasan pada orang tua terhadap keadaan penyakit anaknya.
6) Pola sensori dan kognitif
Pada penciuman,perabaan,perasaan,pendengaran,dan penglihatan umumnya tidak
mengalamai kelainan serta tidak terdapat suatu waham pada klien.
7).Pola hubungan peran
Hubungan dengan orang lain terganggu sehubungan klien dirawat dirumah sakit
dan klien hrus bed rest total.
8) Pola penanggulangan stress
Biasanya orang tua Nampak cemas

g.Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum
Didapatkan klien tampak lemah,suhu tubuh meningkat 38-41°C,muka kemerahan
2) Tingkat kesadaran
Dapat terjadi penurunan kesadaran (apatis)
3) Sistem respirasi
Pernafasan rata-rata ada peningkatan,nafas cepat dan dalam dengan gambaran
seperti bronchitis.
4) .Sistem kardiovaskuler
Terjadi penurunan tekanan darah,bradikardi relative,hemoglobin rendah.
5).Sistem integumen
Kulit kering,turgor kulit menurun,muka tampak pucat,rambut agak kusam.
6).Sistem gastrointestinal
Bibir kering pecah-pecah,mukosa mulut kering,lidah kotor
(khas),mual,muntah,anoreksia,dan konstipasi,nyeri perut,perut terasa tidak
enak,peristaltik usus meningkat.
7).Sistem muskulokeletal
Klien lemah,terasa lelah tetapi tidak didapatkan adanya kelainan.
8)Sistem abdomen
Saat palpasi didapatkan limpa dan hati membesar dengan konsistensi lunak serta
nyeri tekan pada abdomen.Pada perkusi didapatkan perut kembung serta pada
auskultasi peristaltik usus meningkat.
2.Analisa data

No Tgl/Jam Data Problem Etiologi


1 Diisi saat Berisi data subjektif Masalah yang sedang Etiologi berisi
tanggal dan data objektif yang dialami pasien seperti tentang
pengkajia didapat dari gangguan pola penyakit yang
n pengkajian nafas,gangguan diderita pasien
keperawatan keseimbagan suhu
tubuh,gangguan pola
aktifitas

3.Diagnosa keperawatan
a.Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan infeksi salmonella thypi
b.Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
hipertermia
c.Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik atau bedrest

d.Gangguan keseimbangan cairan kurang kebutuhan tubuh berhubungan dengan


pengeluaran cairan yang berlebihan

e.gangguan pola elminasi ( konstipasi) berhubungan dengan kurangnya cairan dan serat
dalam tubuh
4.Rencana Keperawatan

No Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria Intervensi Rasional


hasil
1 Peningkatan suhu Setelah dilakukan
tubuh b.d infeksi tindakan
salmonella thypi keperawatan selama
1x24 jam
diharapakan suhu
tubuh
normal/terkontrol.
Kriteria hasil:
1.Berikan 1.Agar klien
1.Pasien
penjelasan dan keluarga
melaporkan
kepada klien mengetahui
peningkatan suhu
klien dan sebab dari
tubuh.
keluarga peningkatan
tentang suhu dan
peningkatan membantu
suhu tubuh mengurangi
kecemasan yang
timbul.

2.mencari
2.Anjurkan 2.Untuk
pertolongan untuk
klien menjaga agar
pencegahan
menggunakan klien merasa
peningkatan suhu
pakaian tipisdan nyaman,pakaian
tubuh.
menyerap tipis akan
keringat. membantu
mengurangi
penguapan
3.Turgor kulit tubuh.
membaik
3.Batasi 3.Agar pasien
pengunjung merasa tenang
dan udara
didalam
ruangan tidak
terasa panas

4.observasi
4.Tanda-tanda
TTV tiap 4jam
vital merupakan
sekali.
acuan untuk
mengetahui
keadaan umum
pasien

5.Anjurkan .

pasien untuk 5.Peningkatan


minum banyak suhu tubuh

air 2,5 L/jam meningkatkan


sehingga perlu
diimbangi
dengan asupan
cairan yang
banyak.
6.kolaborasi
dengan dokter 6.Antibiotik
untuk teraphy untuk
antibiotic dan mengurangi
antipiretik infeksi dan
antipiretik
untuk
mengurangi
panas.

2 Gangguan pemenuhan Setelah dilakukan 1.Jelaskan pada 1.Untuk


nutrisi kurang dari tindakan 2x24jam klien dan meningkatkan
kebutuhan tubuh diharapkan pasien keluarga pengetahuan
berhubungan dengan mampu tentang manfaat klien tentang
anoreksia mempertahankan makanan/nutrisi nutrisi sehingga
kebutuhan nutrisi memotivasi
adekuat untuk makan
Kriteria Hasil: meningkat
1.Nafsu makan
2.Timbang BB 2.Mengetahui
meningkat
pasien tiap peningkatan dan
2.Pasien mampu
2hari sekali penurunan berat
menghabiskan
makanan sesuai badan
porsi yang diberikan
3.Beri nutrisi
3.Untuk
dengan diet
meningkatkan
lembek,tidak
asupan
mengandung
makanan karena
banyak
mudah ditelan
serat,tidak
merangsang dan
mampu
menimbulkan
banyak gas dan
hidangkan saat
masig hangat

4.Beri makanan 4.Untuk


dalam porsi mengetahui
kecildan mual dan
frekuensi sering muntah

5.Kolaborasi 5.Antasida
dengan dokter mengurangi
untuk mual dan
pemberian
antisida dan
nutrisi pariental
3. Gangguan Setelah dilakukan 1.Berikan 1.Untuk
keseimbangan cairan tindakan penjelasan mempermudah
(kurang dari keperawatan selama tentang pemberian
kebutuhan) 3x24jam tidak pentingnya cairan pada
berhubungan dengan terjadi gangguan kebutuhan pasien
cairan yang keluar keseimbangan cairan pada
berlebihan ( mual dan cairan. pasien dan
muntah) Kriteria hasil : keluarga
1.Turgor kulit
2.Observasi 2.Untuk
meningkat
mengetahui
2.Wajah tidak input dan output
cairan. keseimbangan
Nampak pucat.
cairan

3.Anjurkan
pasien untuk 3.Untuk
banyak minum pemenuhan
air 2,5L/24jam. kebutuhan
cairan

4.Observasi 4.Untuk

kelancaran pemenuhan
tetesan infus kebutuhan
cairan dan
mencegah
adanya edema.

5.kolaborasi 5.Untuk
dengan dokter pemenuhan
untuk terapi kebutuhan
cairal orak cairan yang
pariental tidak
terpenuhi(secara
pariental

DAFTAR PUSTAKA
Nungroh sosilo (2011).pengobatan demam thypoid.Yogyakarta:Nuha Medika

Mansjoer,Arif.(2009).Kapita selektakedokteran.Jakarta:Media Aesculapius

Simanjuntak.C,H (2009).Semam thypoid,Epideomologi dan perkembagan penilitian

Smelter dan Bare.(2002)keperawatan Medikal Bedah II Jakarta EGC

Soedarmo,Dkk.(2012).Buku ajar Keperawatan dalam .Jakarta FKUI

A.Latar Belakang
Demam thypoid menjadi masalah kesehatan,yang umumnya terjadi dinegara
berkembang karena akibat kemiskinan,kekurangan air bersih,kebanyakan penyebaran
demam thypoid tertular pada manusia didaerah berkembang ini dikarenakan pelayanan
kesehatan yang belum baik dan fasilitas sarana prasarana belum memadai.Penyebab
demam thypoid yaitu salmonella thypi.Penyakit demam thypoid merupakan penyakit
infeksi sistemik yang disebabkan oleh oleh salmonella thypi yang masih dijumpai secara
luas didaerah tropis dan sub tropis.Penyakit kesehatan masyarakat yang penting karena
penyebarannya berkaitan erat dengan urbanisasi,kepadatan penduduk,kesehatan
lingkungan.Apabila demam thypoid tidak dideteksi dan diobati secara cepat dan tepat
dapat menyebabkan komplikasi yang berujung pada kematian karena pendarahan
usus,kebocoran usus,infeksi selaput usus.

Anda mungkin juga menyukai