LANDASAN TEORI
B. Hakikat Keteladanan
Keteladanan dasar katanya “teladan” yaitu perbuatan atau sesuatu barang yang patut
ditiru dan dicontohi. Oleh karena itu keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau
dapat dicontohi. Teladan dalam istilah lain dapat dikatakan bahwa teladan adalah sesuatu
yang dapat kita contohi atau dapat ditiru oleh seseorang dari orang lain. Namun
keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat
pendidikan kristen yaitu keteladanan yang baik dari orangtua kepada anak-anak sebagai
pendidikan utama bagi anak.
Keteladana orangtua dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan
anak, karena hakekat pendidikan ialah untuk mencapai kerinduan kepada Allah dan
mengangkat tahap akhlak dalam bermasyarakat berdasarkan pada agama serta
membimbing anak dalam rancangan kehidupan bermasyarakat. Dalam keteladanan
orangtua dapat menjadikan anak sebagai pribadi manusia yang utuh, sehat jasmani dan
rohani sehingga mampu berimteraksi sosial dengan penuh tanggung jawab dalam tatapan
hidup bermasyrakat.
Jadi keteladanan dari orangtua dapat menunjukan contoh yang baik kepada anak.
Keteladanan orangtua disini merupakan salah satu metode atau cara yang sangat efektif
yang dapat digunakan dalam dunia pendidikan. Karena dengan cara ini anak bukan hanya
belajar secara teori tapi, dapat langsung melihat atau mempraktekan pelajaran yang
didapatkan.
Prinsip disebut juga sebagai asas atau dasar. Asas adalah kebenaran yang menjadi
pokok dasar berpikir, bertindak dan sebagainya. Dalam hubungannya dengan metode
keteladanan berarti prinsip yang dimaksud adalah dasar pemikiran yang digunakan
dalam mengaplikasikan metode keteladanan dalam pendidikan kristen.
Tujuan pendidikan kristen adalah membentuk manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Allah serta berilmu pengetahuan, maka media keteladanan merupakan alat
untuk memperoleh tujuan hal yang baik. Sebuah prinsip yang sangat memperhatikan
pembawaan dan kecenderungan anak didik. Dengan memperhatikan prinsip ini, maka
seorang guru hendaknya memiliki sifat yang terpuji, pandai membimbing anak-anak,
taat beragama, cerdas, dan mengerti bahwa memberikan contoh pada anak akan
mempengaruhi pembawaan dan tabiatnya.
Dalam dunia pendidikan, keteladanan merupakan cara paling efektif yang sangat
berpengaruh dalam mempersiapkan akhlak anak, baik secara pribadi maupun dalam
sosial kemasyarakatan. Hal ini karena seorang pendidika merupakan contoh nyata
dalam pandanga anak. Contoh yang baik itulah yang akan ditiru oleh anak didik
dalam perilaku dan akhlak, baik itu didasari maupun tidak. Bahkan dapat meresap dan
mempengaruhi menjadi watak dalam diri anak.
Mudah saja seorang pendidik untuk memberikan pendidikan atau mengajarkan sebuah
metode yang baik kepada anak, akan tetapi hal itu sulit dipraktekkan oleh anak jika
mereka melihat bahwa perilaku orang yang mengajarkannya tidak sesuai seperti yang
disampaikan. Keteladanan sebagai suatu metode digunakan untuk merealisasikan
tujuan pendidikan dengan memberi contoh keteladanan yang baik pada siswa agar
mereka berkembang baik fisik maupun mental, dan memiliki akhlak yang baik dan
benar.
Untuk menciptakan anak yang saleh, pendidik tidak cukup hanya memberikan
prinsip saja, karena yang lebih penting bagi siswa adalah figur yang memberikan
keteladanan dalam menerapkan prinsip tersebut. Pendidik yang mampu menjadi
teladan yang baik ialah pendidik yang memiliki kepribadia yang baik. Tanpa
kepribadian yang luhur dari pendidik, menurut Hamalik dalam Nazarudin Rahman
melalui bukunya yang berjudul menjadi guru profesional, menjelaskan dengan
sendirinya anak tidak memiliki sikap menghormati, mengagumi, menghargai terhadap
pendidik itu sendiri. Jika seorang pendidik tidak menunjuk dan sikap yang tidak baik
atau tidak menghargai, maka anakpun tidak akan bersikap menghargai.
1
Mahmud, Psikologi Pendidikan. Bandung CV Pustaka Setia, 2012 hlm.366
2 Ramayulis, Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia, 2011, hlm. 122
F. Hubungan Anak Dengan Orangtua
Hubungan anak dengan orangtua dalam hukum kekeluargaan adat adalah sangat
penting, karena dalam hukum adat anak memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
setiap sona dari suatu kedudukan masyarakat adat. Oleh orangtua, anak dianggap sebagai
penerus generasinya dan dipandang sebagai wadah di mana semua harapan orangtuanya
kelak dikemudian hari, dipandang sebagai pelindung dari kedua orang tuanya apabila
tidak mampu lagi secara fisik untuk mencari nafkah sendiri atau dalam hal lain mewakili
kepentingan keduaa orangtuanya. Ada beberapa halpenting wujud sikap anak terhadap
orangtua adalah sebagai berikut:
Sejak kecil Timotius tinggal bersama orangtuanya, yaituayah dan ibunya. Timotius
dirawat dan dididikuntuk berdoa kepada Tuhan. Orangtuanya mengajarkan kasih Allah
kepadanya agar ia mengerti bahwa Allah mengasihinnya.
Raja Daud adalah raja Israel yang sangat terkenal. Daud mengalahkan Goliat yang
gagap perkasa. Sang pemberani ini adalah anak Isai. Orangtua Daud adalah orang yang
taat kepada Allah jan juga kepada orangtuanya. Karena itu Tuhan berkenan memilihnya
menjadi raja Israel. Daud bersyukur kepada Allah karena ia memiliki orangtua yang
mendidiknya taat kepada Tuhan.
2
Yaswirman. Hukum Keluarga: Karakteristik dan Prospek Doktrim Islam dan Adat dalam Masyarakat
Matrilineal Minangkabau. Jakarta :Rajawali Pers, 2013
4. Tanggung Jawab Orangtua Terhadap Anak
Anak merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada orangtua. Anak terlahir
dengan berbagai macam karakter yang berbeda. Tidak ada anak yang dilahirkan sama
persis atau sama lain bahkan anak memiliki gen yang sama, anak dibentuk menjadi
pribadi-pribadi yang unik oleh dunia sekelilingnya.
Tanggung jawab besar berada dipundak orangtua untuk mendidik atau membina
anak-anak, agar anak-anak menjadi pribadi-pribadi yang beriman kepada Allah, yang
beribadah dan memiliki akhlak mulia.
1. Kekuasaan Orangtua
Menurut hukum perdata, kekuasaan orangtua terhadap anak-anaknya mulai dari lahir
sampai pada usia dewasa atau sampai kawin. Jika sudah dewasa atau kawin, maka
kekuasaannya menjadi hapus. Terkait dengan beban tanggung jawab orangtua menurut
kekerabatan matrilineal, selain kedua orangtua secara hirarki, ibu lebih berperan kuat
dalam memberi tanggung jawab kepada anak.
Tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanak, karena anak
memerlukan makan, minum, dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan
Orangtua diberi tugas untuk menjaga ksesehatan anaksecara jasmani dan rohanaiah
dari berbagai gangguan bahaya lingkungan.
BAB III
3
Dewi Wulansari, Hukum Adat Indonesia.
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kajian kepustakaan dan observasi serta
wawancara, yaitu penelitian yang berusaha menghimpun data dari hasil wawancara dan
observasi secara teliti.
b. Pendekatan Penelitian
d. Sumber Data
a. Jenis Data
e. Instrumen Penelitian
f. Teknik PengumpulanData
DAFTAR PUSTAKA