Anda di halaman 1dari 11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Keteladanan Orangtua


Keteladanan dalam kamus Besar Bahasa Indonesia ialah yang berasal dari kata
dasar teladan yang artinya perbuatan atau barang sebagainya yang patut untuk ditiru
atau dicontohi. Dengan demikian keteladanan adalah halhal yang dapat ditiru atau
dicontoh oleh seseorang dari orang lain. Format keteladanan yang dimaksud disini
ialah mengenai perencanaan dasar dari sebuah keteladanan yang sebaiknya diterapkan
oleh para orangtua atau pendidik. Sehingga dalam memberikan pendidikan para
orangtua tidak hanya sekedar mengajarkan, namun juga berkesan hingga akan diingat
oleh anak sampai anak tumbuh dewasa. Dalam Kitab Amsal 22:6 dapat dikatakan
bahwa didiklah orang muda menurut jalan yangpatut baginya, maka pada masa tuanya
ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu. Penjelasan ayat Alkitab ini dapat
dikajikan bahwa suka ataun tidak suka, orangtua adalah cermin dari anak-anak.
Mereka akan meneladani apa yang dilakukan oleh ayah-ibu mereka. Jika gaya hidup
orangtua adalah gaya hidup yang tidak sehat, maka jangan pernah berharap anak-anak
akan memilih gaya hidup yang sehat.
Mendidik yang terbaik kepada anakadalah melalui keteladanan yang dilakukan
oleh orangtua. Amsal 29:15. Tongkat dan teguran mendatangkan hikmat, tetapi anak
yang dibiarkan akan mempermalukan ibunya. Dalam pejelasan ayat ini pada akhirnya
disiplin yang dilakukan oleh para orangtua adalah untuk kebaikan sang anak.
Membiarkan anak berlaku buruk atau mengembangkan gaya hidup yang buruk tidak
hanya merugikan orangtua, tetapi membuat nama orangtua sebagai orangtua yang
buruk dimata banyak orang termasuk di lingkungan sekitar. Jika orangtua benar-benar
mengasihi anak-anak, maka orangtua haruslah membimbing mereka dalam gaya
hidup yang seha. Didiklah dengan sabar karena lewat keteladanan yang ditunjukan
dan komitmen, mereka nanyinya pasti mengikuti apa yang diajarkan tanpa harus
dipaksa-paksa.

B. Hakikat Keteladanan

Keteladanan dasar katanya “teladan” yaitu perbuatan atau sesuatu barang yang patut
ditiru dan dicontohi. Oleh karena itu keteladanan adalah hal-hal yang dapat ditiru atau
dapat dicontohi. Teladan dalam istilah lain dapat dikatakan bahwa teladan adalah sesuatu
yang dapat kita contohi atau dapat ditiru oleh seseorang dari orang lain. Namun
keteladanan yang dimaksud disini adalah keteladanan yang dapat dijadikan sebagai alat
pendidikan kristen yaitu keteladanan yang baik dari orangtua kepada anak-anak sebagai
pendidikan utama bagi anak.

Keteladana orangtua dapat dijadikan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan
anak, karena hakekat pendidikan ialah untuk mencapai kerinduan kepada Allah dan
mengangkat tahap akhlak dalam bermasyarakat berdasarkan pada agama serta
membimbing anak dalam rancangan kehidupan bermasyarakat. Dalam keteladanan
orangtua dapat menjadikan anak sebagai pribadi manusia yang utuh, sehat jasmani dan
rohani sehingga mampu berimteraksi sosial dengan penuh tanggung jawab dalam tatapan
hidup bermasyrakat.

Jadi keteladanan dari orangtua dapat menunjukan contoh yang baik kepada anak.
Keteladanan orangtua disini merupakan salah satu metode atau cara yang sangat efektif
yang dapat digunakan dalam dunia pendidikan. Karena dengan cara ini anak bukan hanya
belajar secara teori tapi, dapat langsung melihat atau mempraktekan pelajaran yang
didapatkan.

C. Prinsip-prinsip Keteladanan Orangtua Dalam Pendidikan Kristen

Prinsip disebut juga sebagai asas atau dasar. Asas adalah kebenaran yang menjadi
pokok dasar berpikir, bertindak dan sebagainya. Dalam hubungannya dengan metode
keteladanan berarti prinsip yang dimaksud adalah dasar pemikiran yang digunakan
dalam mengaplikasikan metode keteladanan dalam pendidikan kristen.

Begitu pentingnya keteladanan kepada anak karena anak membutuhkan pendidikan


yang efektif. Tanpa keteladanan, tujuan pendidikan anak akan sulit diraih. Ada empat
prinsip keteladanan orangtua terhadap anak antara lain:

a. Hendaknya sosok yang menberi teladan adalah seseorang yang dengan


kepribadian yang kuat dan kokoh.
b. Anak mengenal pribadi yang diteladani. Bila ingin anak meneladani
Allah, maka orangtua harus mengenalkan sosok Allah kepada anak-anak.
c. Keteladanan haruslah dilakukan dengan secara ilmiah, bukan sesuatu yang
dibuat-buat. Maksudnya, apa yang hendak diteladani itu harus menjadi
bagian dari akhlak orang tua atau pendidik.
d. Keteladanan harus dilakukan secara konsisten atau terus-menerus. Sebab
bila keteladanan itu selalu berubah-ubah, maka anak akan menjadi
bingung dan ragu.

Tujuan pendidikan kristen adalah membentuk manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Allah serta berilmu pengetahuan, maka media keteladanan merupakan alat
untuk memperoleh tujuan hal yang baik. Sebuah prinsip yang sangat memperhatikan
pembawaan dan kecenderungan anak didik. Dengan memperhatikan prinsip ini, maka
seorang guru hendaknya memiliki sifat yang terpuji, pandai membimbing anak-anak,
taat beragama, cerdas, dan mengerti bahwa memberikan contoh pada anak akan
mempengaruhi pembawaan dan tabiatnya.

Dalam psikologi, kepentingan penggunaan keteladanan sebagai metode pendidikan


didasarkan adanya insting (gharisha) untuk beridentifikasi dalam diri setiap manusia,
yaitu dorongan untuk menjadi sama (identik) dengan tokoh yang diidolakannya. Atas
dasar karakter manusia secara fitrah mempunyai naluri untuk meniru, maka metode
yang digunakan pun adalah metode yang dapat disesuaikan dengan pembawaan dan
kecenderungan tersebut. Implikasi dalam metode ini adalah keteladanan yang
bagaimana untuk diterapkan dan disesuaikan serta diselaraskan melalui
kecenderungan dan pembawaan anak.

D. Jenis-Jenis Keteladanan Dalam Pendidikan Kristen

Dalam dunia pendidikan, keteladanan merupakan cara paling efektif yang sangat
berpengaruh dalam mempersiapkan akhlak anak, baik secara pribadi maupun dalam
sosial kemasyarakatan. Hal ini karena seorang pendidika merupakan contoh nyata
dalam pandanga anak. Contoh yang baik itulah yang akan ditiru oleh anak didik
dalam perilaku dan akhlak, baik itu didasari maupun tidak. Bahkan dapat meresap dan
mempengaruhi menjadi watak dalam diri anak.

Mudah saja seorang pendidik untuk memberikan pendidikan atau mengajarkan sebuah
metode yang baik kepada anak, akan tetapi hal itu sulit dipraktekkan oleh anak jika
mereka melihat bahwa perilaku orang yang mengajarkannya tidak sesuai seperti yang
disampaikan. Keteladanan sebagai suatu metode digunakan untuk merealisasikan
tujuan pendidikan dengan memberi contoh keteladanan yang baik pada siswa agar
mereka berkembang baik fisik maupun mental, dan memiliki akhlak yang baik dan
benar.

Untuk menciptakan anak yang saleh, pendidik tidak cukup hanya memberikan
prinsip saja, karena yang lebih penting bagi siswa adalah figur yang memberikan
keteladanan dalam menerapkan prinsip tersebut. Pendidik yang mampu menjadi
teladan yang baik ialah pendidik yang memiliki kepribadia yang baik. Tanpa
kepribadian yang luhur dari pendidik, menurut Hamalik dalam Nazarudin Rahman
melalui bukunya yang berjudul menjadi guru profesional, menjelaskan dengan
sendirinya anak tidak memiliki sikap menghormati, mengagumi, menghargai terhadap
pendidik itu sendiri. Jika seorang pendidik tidak menunjuk dan sikap yang tidak baik
atau tidak menghargai, maka anakpun tidak akan bersikap menghargai.

E. Membentuk Kepribadian Anak


1. Anak Adalah Harta Yang Tak Ternilai Harganya

Sesungguhnya mendapatkan anak yang baik adalah dambaan setiap orangtua.


Karena sesungguhnya anak bukan sekedar penerus keturunan dan penyambung
sejarah dalam kehidupan keluarga, tetapi ia juga merupakana tabungan akhirat bagi
orang tuanya setelah meninggal dunia. Karena doa anak yang baik merupakan sesuatu
yang bisa menyelamatkan orangtua dalam kehidupan akhirat.

Dengan mendidik anak sebagi orangtua dengan sebaik-baiknya harus memberikan


contoh dan keteladanan yang baik sejak anak usia dini, maka harapan untuk
mendapatkan anak yang baik yang menjadi permata hati orangtua akan menjadi
kenyataan. Karena anak telah berhasil dibentuk kepribadiannya secara baik.
Kehadiran anak ditengah-tengah keluarga benar-benar akan menjadi penyejuk hati
dan penenang jiwa, bukan justru menjadi fitnah (ujian) dan sumber malapetaka
didalam kehidupan keluarga. Maka hendaknya setiap orangtua harus menjaga dan
memelihara anaknya, yakni dengan mendidik sesuai dengan tuntunan Allah, agar anak
benar-benar menjadi berkah dan keberuntungan bagi kehidupan anak didunia akan
datang. Karena yang sesungguhnya anak adalah harta dan kekayaan yang tak ternilai
harganya bagi orangtua.
2. Mengenali Kepribadian Anak
Kepribadian merupakan terjemahan dari personality (Inggris),
persoonlinjkheid (Belanda), personalita (Prancis), personalita (Italia). Akar dari
semua kata tersebut dapat berasal dari kata latin “persona” yang berarti “topeng”.
Kepribadian adalah ciri atau karakteristik gaya atau sifat khas dari diri seseorang
yang bersumber dari bentuk-bentuk yang diterima dari lingkungan, misalkan
lingkungan keluarga pada masa kecil atau judga bawaan seseorang sejak lahir.
Menurut Prof Utami munandar, kepribadian merupakan bagian dari ciri
nonkognitif kreativitas seorang anak. Dimana dalam ini, seorang anak yang
memiliki kepribadian yang mampu memberikan sumbangan terhadap masyarakat
dapat menggambarkan sebagai berikut: anak berani dalam pendirian/keyakinan,
selalu ingin tahu, mandiri dalam berpikir dan mempertimbangkan, bersibuk diri
dengan terus menerus dengan kerjanya, intitutif, ulet, tidak bersedia menerima
pendapat dari otoritas begitu saja.
Kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri seseorang sebagai sistem
psikofisik yang menentukan dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan dan
bersifat unik. Makna penting kepribadian adalah penyesuain diri, yaitu suatu
proses respons individu, baik yang bersifat perilaku maupun mental dalam upaya
mengatasi kebutuhan-kebutuhan dalam diri, ketegangan emosional, frustasi dan
konflik, serta memelihara kesimbangan antara pemenuhan kebutuhan dan norma
lingkungan. Hal ini dapat menunjukan bahwa kepribadian seseorang dapat
berubah atau berkembang. Karena kepribadian dapat dikatakan sebagai
penyesuaian diri, berarti dalam setiap jenjang usia seorang anak. Mereka akan
terus berkembang dan menampilkan pribadi yangterus berubah.
Menurut My dalam Ramayulis, dapat dikatakan bahwa kepribadian adalah
sesuatu yang menjadikan eseorang berlaku efektif atau sesuatuyang dapat
memberi pengaruh atas perbuatan-perbuatan selainnya. Dalam bahasa psikologi
dikatakan sebagai stimulus sosial yang utama yang terdapat pada diri seseorang.
Sedangkan Khostam dalam Ramayulis, menyatakan bahwa kepribadian sebagai
keyakinan. Seseorsng yang memiliki keyakinan terhadap Tuhan. Hal ini berarti
dapat dikaitkan dengan faktor keberagamaan. Mereka yang memiliki kepribadian
adalah mereka yang memiliki pada dirinya hidup berkeyakinan kepada Tuahan.
Beberapa pengertian diatas menjelaskan bahwa kepribadian lebih kepada sifat
atau tingkahlaku yang ditampilkan seseoarang melalui perilaku atau tindakan.
Kepribadian dapat meliputi segala corak perilaku dan sifat yang khas dan dapat
diperkirakan pada diri seseorang atau lebih bisa dapat dilihat dari luar, yangb
digunakan oleh seseorang untuk bereaksi dan menyesuaikan diri terhadap
rangsangan, sehingga corak tingkahlakunya itu merupakan satu kesatuan
fungsional yang bagi seorang individu, seperti bagaimana cara seseorang
berbicara, penampilan fisik, dan sebagainnya. Jika 1
kepribadian seseorang itu baik, maka tindakan baik yang akan ditampilkan.
Namun, jika kepribadian yang buruk tindakan dan perilaku seseorangpun akan
buruk.
Sedangkan menurut Florence Littaure dalam bukunya yang berjudul
Personality Plus, Kepribadian adalah keseluruhan perilaku seorang individu
dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi dengan serangkaiaan
situasi. Maka dari situlah situasi diciptakan dalam pembelajaran harus
diseimbangkan dengan kebiasaan dantindakan seorang anak, sehingga terdapat
perasaan yang memaksa atau tertekan dalam diri anak. Pendapat Florence lebih
menunjukn bahwa suatu kondidsi atau keadaan sengaja diciptakan agar pribadi
yang di hasilkan sesuai dengan tujuannya.
Dalam Penjelasan Alkitab dapat mengatakan bahwa keluarga adalah lembaga
yang diciptakan oleh Allah. Seperti yang kita lihat bahwa setelah Alalh
mempersatukan Adam dan Hawa sebagai suami-istri, Allah memberi merka
perintah yaitu “ Beranakcuculah dan bertanbah banyak dan penuhilah bumi.”
Selain itu, maka terbentuklah keluarga ayah, ibu, dan anak-anak. (Kej 1:28; 5:3,4:
Efesus 3:14,15). Untuk membantu manusia dalam peranannya sebagaimorangtua,
Allah membuat beberapa aspek dasar membesarkan anak menjadi bersifat naluri.
Namun, tidak seperti binatang, manusia membutuhkan bantuan tambahan, maka
Allah menyediakan pedoaman tertulis. Pedoaman yang Allah lakukan mencakup
petunjuk-petinjuk mengenai masalah moral dan rohani serta cara mendisiplinkan
anak dengan benar. “Amsal 4:1-4.

1
Mahmud, Psikologi Pendidikan. Bandung CV Pustaka Setia, 2012 hlm.366
2 Ramayulis, Psikologi Agama. Jakarta: Kalam Mulia, 2011, hlm. 122
F. Hubungan Anak Dengan Orangtua

Hubungan anak dengan orangtua dalam hukum kekeluargaan adat adalah sangat
penting, karena dalam hukum adat anak memiliki kedudukan yang sangat penting dalam
setiap sona dari suatu kedudukan masyarakat adat. Oleh orangtua, anak dianggap sebagai
penerus generasinya dan dipandang sebagai wadah di mana semua harapan orangtuanya
kelak dikemudian hari, dipandang sebagai pelindung dari kedua orang tuanya apabila
tidak mampu lagi secara fisik untuk mencari nafkah sendiri atau dalam hal lain mewakili
kepentingan keduaa orangtuanya. Ada beberapa halpenting wujud sikap anak terhadap
orangtua adalah sebagai berikut:

1. Orangtua Adalah Wakil Allah Di Bumi.

Sejak kecil Timotius tinggal bersama orangtuanya, yaituayah dan ibunya. Timotius
dirawat dan dididikuntuk berdoa kepada Tuhan. Orangtuanya mengajarkan kasih Allah
kepadanya agar ia mengerti bahwa Allah mengasihinnya.

2. Mensyukuri Kehadiran Orangtua

Raja Daud adalah raja Israel yang sangat terkenal. Daud mengalahkan Goliat yang
gagap perkasa. Sang pemberani ini adalah anak Isai. Orangtua Daud adalah orang yang
taat kepada Allah jan juga kepada orangtuanya. Karena itu Tuhan berkenan memilihnya
menjadi raja Israel. Daud bersyukur kepada Allah karena ia memiliki orangtua yang
mendidiknya taat kepada Tuhan.

Allah memberikan kekuasaan kepada orangtua untuk mengasihi anaknya. Sikap


mengasihi anak orangtua harus dapat mewujudkan melalui perilaku. Tidak hanya di
ucapkan, akan tetapi wujud orangtua mengasihi anak adalah mendoakan anak-anak agar
mereka hidup dalam kebenaran.

3. Sikap Hormat Kepada Orangtua

Orangtua telah melakukan tanggung jawabnya untuk mendidik dan membesarkan


anak-anak. Orangtua tentu senag melihat anak-anaknya makin besar dan dewasa. Hormat
kepada orangtua adalah bentuk ungkapan kasih anak kepada orangtua. Wujud hormat
anak kepada orangtua dapat dilakukan melalui perkataan dan perbuatan sehari-hari. 2

2
Yaswirman. Hukum Keluarga: Karakteristik dan Prospek Doktrim Islam dan Adat dalam Masyarakat
Matrilineal Minangkabau. Jakarta :Rajawali Pers, 2013
4. Tanggung Jawab Orangtua Terhadap Anak

Anak merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada orangtua. Anak terlahir
dengan berbagai macam karakter yang berbeda. Tidak ada anak yang dilahirkan sama
persis atau sama lain bahkan anak memiliki gen yang sama, anak dibentuk menjadi
pribadi-pribadi yang unik oleh dunia sekelilingnya.

Tanggung jawab besar berada dipundak orangtua untuk mendidik atau membina
anak-anak, agar anak-anak menjadi pribadi-pribadi yang beriman kepada Allah, yang
beribadah dan memiliki akhlak mulia.

Ada beberapa peranan tanggung jawab orangtua terhadap anak adalah:

1. Kekuasaan Orangtua

Menurut hukum perdata, kekuasaan orangtua terhadap anak-anaknya mulai dari lahir
sampai pada usia dewasa atau sampai kawin. Jika sudah dewasa atau kawin, maka
kekuasaannya menjadi hapus. Terkait dengan beban tanggung jawab orangtua menurut
kekerabatan matrilineal, selain kedua orangtua secara hirarki, ibu lebih berperan kuat
dalam memberi tanggung jawab kepada anak.

2. Memelihara dan Membesarkan Anak

Tanggung jawab ini merupakan dorongan alami untuk dilaksanak, karena anak
memerlukan makan, minum, dan perawatan, agar ia dapat hidup secara berkelanjutan

3. Melindungi dan Menjamin

Orangtua diberi tugas untuk menjaga ksesehatan anaksecara jasmani dan rohanaiah
dari berbagai gangguan bahaya lingkungan.

4. Mendidik dengan Berbagai Ilmu


Orangtua memberi didikan kepada anak-anak tentang pengetahuan dan ketrampilan
yang berguana bagi anak, sehingga apabila anak telah dewasa ia harus mampu berdiri
sendri dan dapat membantu orang lain.3

BAB III

3
Dewi Wulansari, Hukum Adat Indonesia.
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
a. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kajian kepustakaan dan observasi serta
wawancara, yaitu penelitian yang berusaha menghimpun data dari hasil wawancara dan
observasi secara teliti.

b. Pendekatan Penelitian

Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, yaitu


metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai intrumen
kunci. penelitian ini bersifat terbuka.

c. Tempat dan Waktu Penelitian

d. Sumber Data
a. Jenis Data

e. Instrumen Penelitian
f. Teknik PengumpulanData

DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai