Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Orang tua merupakan pendidikan utama dan pertama bagi anak-anaknya.

Bagi anak, orang tua adalah model yang harus ditiru dan diteladani, karena orang tua

memberikan contoh yang terbaik bagi anak. Sikap dan perilaku orang tua harus

mencerminkan akhlak yang mulia. Islam mengajarkan kepada orang tua agar selalu

mengajarkan sesuatu yang baik-baik saja kepada anak mereka.

Pola asuh orang tua memiliki pengaruh yang besar terhadap perkembangan

moral anak ketika dewasa, sayangnya, banyak sekali oramg tua yang tidak sadar

dengan tindakan yang mereka lakukan kepada anak. Banyak dari pada orang tua yang

menerapkan pola asuh salah karena berpatokan pada pengalaman masa lalu yang

pernah mereka rasakan.1 Keluarga merupakan lembaga sosial yang paling awal

dikenal dan dekat dengan anak, hal ini menjadi keluarga sebagai peran utama dalam

pendidikan dan proses pembentukan kepribadian seorang anak. Karena pada

dasarnya manusia memiliki potensi yang positif untuk berkembang.

Pendidikan dalam keluarga memiliki nilai strategis dalam pembentukan

kepribadian anak, sejak kecil anak sudah mendapat pendidikan dari kedua orang

tuanya melalui keteladanan dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari. Baik

tidaknya keteladana yang diberikan orang tua sehari- hari akan mempengaruhi

perkembangan jiwa anak. Keteladanan dan kebiasaan yang orang tua tampilkan

Hurlock B Elizabeth, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 2000), hal.
205

1
2

dalam bersikap dan berperilaku tidak terlepas dari perhatian dan pengamatan anak.

Meniru kebiasaan hidup orang tua adalah suatu hal yang sering anak lakukan, karena

memang pada masa perkembangannya, anak selalu ingin menuruti apa-apa yang

orang tua lakukan.

Fauzi Saleh menyatakan “baik buruknya keadaan anak di waktu dewasa

tergantung pada pendidikan yang diterima anak sewaktu kecilnya”.2

Membina akhlak anak bukanlah pekerjaan yang mudah, karena pembinaan

yang baik memerlukan usaha dan waktu yang cukup yaitu mengajak, mengarah,

mengurus, serta mengawasi. Seperti yang dikatakan oleh Netty Hartati bahwa

“Persiapan dan pembinaan orang tua ketika anak masih kecil sangat mempengaruhi

proses-proses perkembangan selanjutnya. Anak-anak hanya membawa potensi-

potensi ketika ia lahir, maka orang tualah yang harus membentuk dan

mengembangkan semua potensi yang dimiliki anak”.3

Pola asuh orang tua dapat merubah perilaku anak, baik dari segi negatif dan

positif. Oleh karena itu dalam Al-Qur’an telah digalakkan manusia untuk bertingkah

laku seperti orang terpelajar yaitu tingkah laku yang mampu menjauhkan diri dari

menyakiti orang lain.

Di samping itu, orang tua harus mengerti tujuan membina akhlak agar mereka

dapat mendidik anaknya dengan baik dan benar. Hal inilah yang tidak dimengerti

orang tua, maka orang tua tidak mengerti tata cara mendidik bahkan tidak mau

mendidik sehingga anak remajanya tidak mempunyai perilaku yang baik.

Fauzi Saleh, Konsep pendidikan dalam Islam,(Banda Aceh: Yayasan Pena, 2007, hal 18
3

Netty Hartati, Islam dan Psikologi, (Jakarta:.Raja Grafindo, 2004), hal 18


3

Hasil pengamatan awal di Gampong Perlak Peudaya Kecamatan Padang Tiji

bahwa orang tua belum menunjukkan upaya serius untuk menyelamatkan anaknya

dari kemiskinan akhlak, terlihat dari terjadinya perilaku menyimpang, pergaulan

bebas, gaya hidup sesuka hati, serta kebebasan salah arah yang lepas dari kawalan

agama, sehingga berdampak pada perubahan moral dikalangan remaja, dan banyak

orang tua yang mengalami hambatan dalam membina akhlakul karimah bagi anak

remajanya.4

Dari kenyataan ini timbullah suatu dorongan bagi peneliti untuk membuat

penelitian agar dapat mengetahui sejauhmana pola orang tua di Gampong Perlak

Peudaya Kecamatan Padang Tiji dalam mendidik anak remajanya, serta untuk

mengetahui hambatan-hambatan yang dihadapi orang tua di Gampong Perlak

Peudaya Kecamatan Padang Tiji dalam membina akhlakul karimah bagi remaja,

khususnya di Desa Perlak Peudaya Kecamatan Padang Tiji.

Berdasarkan tujuan diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian

dengan judul “Pola Asuh Orang Tua Dalam Membina Akhlakul Karimah Bagi

Remaja”. Studi Kasus di Desa Perlak Peudaya Kecamatan Padang Tiji.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka yang menjadi permasalahan di sini

adalah:

1. Bagaimana pola asuh orang tua dalam membina akhlakul karimah bagi remaja

di Gampong Perlak Peudaya Kecamatan Padang Tiji?

2. Hambatan-hambatan apa saja yang dihadapi orang tua dalam membina

akhlakul karimah bagi remaja di Gampong Perlak Peudaya Kecamatan Padang

Tiji?

Hasil telaah peneliti yang terjadi di Gampong Perlak Peudaya Kec. Padang Tiji
4

C. Penjelasan Istilah

Untuk lebih terarah dalam penulisan karya ilmiah ini, maka penulis perlu

menjelaskan beberapa istilah yang terdapat dalam skripsi ini. Adapun istilah yang

perlu dijelaskan antara lain:

1. Pola Asuh

Menurut kamus besar bahasa Indonesia, “Pola adalah gambaran yang dipakai

untuk contoh, patron atau model, sedangkan kata Asuh berarti menjaga (merawat dan

mendidik) anak kecil. Pengasuhan (Proses, perbuatan, cara mengasuh)”.5

Adapun pola asuh orang tua yang dimaksudkan disini adalah cara atau model

yang ditempuh oleh orang tua Gampong Perlak Peudaya Kecamatan Padang Tiji

dalam upaya mendidik dan memelihara Akhlak anaknya.

2. Orang Tua

Orang tua adalah “ayah dan ibu kandung”6. Orang yang lebih tua, orang tua

yang cerdik dan orang yang dihormati . Sedangkan orang tua yang penulis

maksudkan adalah ayah atau ibu kandung dengan tugas dan tanggung jawab

mendidik anak dalam keluarga.

3. Membina

“Membina” dalam kata-kata bahasa Indonesia berasal dari kata bina

kemudian ditambah awalan (me) dengan pengertian “membangun, memperbaharui,

memperbaiki”.7

Depdikbud, Kamus Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hal 884
6

Depdikbud, Kamus Umum Bahasa Indonesia,(Jakarta: Balai Pustaka, 2004), hal 107
7

S.Badudu zaen, Pengguna Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1998) hal,112
5

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa membina adalah upaya

membangun dan memperbaiki anak kepada yang lebih baik. Sedangkan membina

yang peneliti maksud dalam pembahasan skripsi ini adalah usaha orang tua di

Gampong Perlak Peudaya Kecamatan Padang Tiji dalam mendidik dan memberikan

pengetahuan kepada anak-anaknya supaya anak remaja di Gampong Perlak Peudaya

Kecamatan Padang Tiji mengenal akan perbuatan yang baik dan yang buruk.

4. Akhlakul Karimah

Akhlakul Karimah berasal dari bahasa Arab yaitu Akhlak dan al-karimah.

Akhlak berarti perbuatan yang dilakukan berulang kali sehingga menjadi adat

kebiasaan dengan kesadaran jiwa, bukan dengan paksaan atau tanpa kesengajaan. 8

Sementara al-karimah adalah murah hati, terpuji atau mulia.9

Adapun Akhlakul karimah yang peneliti maksudkan adalah membiasakan diri

untuk berakhlakul karimah dengan lingkungan yang luas.

5. Remaja

Menurut Siti Rumini dan Siti Sundari istilah remaja mengandung batas-

batasan sebagai berikut “Remaja diartikan sebagai usia masa peralihan dari masa

anak-anak menuju kearah kedewasaan, kalau digolongkan sebagai anak-anak tidak

sesuai lagi, tetapi bila digolongkan dengan orang dewasa juga belum sesuai menuju

masa dewasa yang kronologis umurnya antara 12-22 tahun”.10

Faqih Dalil dan Abu Ishfah, Buku Pintar Pedoman Dasar Agama Islam Untuk SMP, SMU,
Pendidikan Umum, (Surabaya: Apollo, 1995), hal 92
9

Ibid., hal. 38
10

Siti Rumini dan Siti Sundari, Perkembangan Anak Remaja, (Jakarta: Rineka Cipta, 2004),
hal. 87
6

Dengan demikian istilah remaja dapat diartikan sebagai segolongan anak-

anak yang berada masa peralihan. Sedangkan remaja yang peneliti maksud dalam

pembahasan ini adalah anak-anak di Gampong Perlak Peudaya Kecamatan Padang

Tiji yang telah melewati masa ke kanak-kanakan dan belum memasuki masa

kedewasaan yaitu anak yang usia antara 12-22 tahun.

D. Tujuan Penelitian

Setiap usaha dari setiap kegiatan yang dilakukan pada dasarnya mempunyai

tujuan tertentu, demikian pula halnya dengan penelitian ini dalam rangka penulisan

skripsi, maka sesuai dengan permasalahan di atas, peneliti mempunyai beberapa

tujuan antara lain:

1. Untuk mengetahui pola orang tua dalam membina akhlakul karimah bagi

remaja di Gampong Perlak Peudaya Kecamatan Padang Tiji.

2. Untuk megetahui hambatan-hambatan yang dihadapi orang tua dalam

membina akhlakul karimah bagi remaja di Gampong Perlak Peudaya

Kecamatan Padang Tiji.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian. Adapun yang

menjadi hipotesis dalam pembahasan ini adalah sebagai berikut:

1. Pola orang tua dalam membina akhlakul karimah bagi remaja di Gampong

Perlak Peudaya kecamatan Padang Tiji belum maksimal.

2. Adanya beberapa hambatan yang dialami orang tua di Gampong Perlak

Peudaya kecamatan Padang Tiji dalam membina akhlak remaja.

Anda mungkin juga menyukai