Anda di halaman 1dari 71

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Guru merupakan orang tua kedua setelah bapak dan ibu mereka
dirumah oleh karena itu guru jyga berperan sangat penting dalam proses
pembentukan m,oral dan akhlak anak.guru adalah orang yang mendidik
dan memberi pengarahan ataupun orang yang mampu membimbing anak
atau peserta didik untuk menemukan jati diri mereka,guru sangat berperan
dalam proses pembentukan moral anak karena itu guru dituntut untuk bisa
memberi contoh yang baik yang patutnya dilakukan oleh seorang orang
tua terhadap anaknya .1
Guru memiliki peranan penting dalam pendidikan anak, dan
efektifitas kepengasuhan guru akan berjalan dengan baik ketika
komunikasi antara orang tua dan anak telah terbangun. Oleh karena itu,
komunikasi perlu dibangun untuk melicinkan jalan kepengasuhan guru
dalam mendidik anak.2
Anak lahir dalam keadaan fitrah. Keluarga dan lingkungan anak
yang mempengaruhi dan membentuk kepribadian, perilaku, dan
kecenderungannya sesuai dengan bakat yang ada dalam dirinya. Tetapi,
pengaruh gurupun disini akan sangat mempengarui moral dan kepribadian
anak didik disekolah maupun dirumah,kejadian kejadian yang menurutnya
baik karena dilkakukan juga oleh guru maka secara langsung siswapun
akan meniru segala sesuatu dari hal yang kecil maupun yang besar
sekalipun.2
Pada masa sekarang ini, pengaruh guru mulai melemah
dikarenakan perubahan sosial, politik, dan budaya yang terjadi. Keadaan
ini memiliki andil yang besar terhadap terbebasnya anak dari kekuasaan
1
Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada ,2007), hal. 251 dan
254.
2
Dorothy Einon, Permainan Cerdas Anak Usia 2-6 Tahun, (Jakarta : Erlangga, 2005),
hal. 9.
orang tua maka dari itu peran guru sangat dibutuhkan karena untuk
mengawasi anak didik saat disekolah. Tidak sedikit Guru telah kehilangan
fungsi dalam pendidikan. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan
bahwa guru sekarang akan sangat penting dalam membentuk kepribadian
anak didiknya . Berdasarkan kenyataan ini, maka keluarga dan guru
memiliki peranan yang sama besar dalam mendidik dan mempengaruhi
anak-anak. Disamping itu, juga perlu adanya penyadaran yang benar pada
anak-anak akan peranan orang tua pada usia awal dalam
kehidupannya.3Agama adalah jiwa dan pengaruh. Oleh karena itu, tujuan
pendidikan agama adalah menanamkan nilai-nilai agama dalam diri anak
terutama pada anak usia dini.4
Islam memberikan kuasa dan hak kepada orang tua untuk
mengasuh anak-anaknya. Artinya, orang tua diberi kuasa oleh Allah Swt
atas anak-anaknya dalam perihal pengurusan sandang, pangan, kesehatan,
tempat tinggal, pengajaran dan pendidikan. Orang tua adalah pemegang
amanat Allah Swt, oleh karena itu, orang tua wajib memperkenalkan anak-
anaknya kepada Allah Swt, para Malaikat-Nya, para rasul dan kitab-
kitabNya.5
Guru sebagai orangtua kedua setelah ayah dan ibu langsung
memikul tugas sebagai pendidik, baik bersifat sebagai pemelihara, sebagai
pengasuh, sebagai pembimbing, sebagai pembina maupun sebagai guru
dan pemimpin terhadap anak-anaknya.6
Dari beberapa istilah di atas dapat disimpulkan bahwa guru
berperan penting dalam proses tumbuh kembang anak, baik secara
kognitif, psikis maupun secara fisik. Tugas utama Guru adalah sebagai
guru atau pendidik bagi anak-anaknya, untuk menumbuhkan dan
mengembangkan kekuatan mental fisik dan rohani mereka. Bagi orang tua

3
Ma’ruf Zurayk, Aku dan Anakku, (Bandung: Al Bayan, 1994), hal. 21.
4
Ibid, hal. 89.
5
Karimah Hamzah, Islam Berbicara Soal Anak, (Jakarta: Gema Insani Press, 2000), hal.
65.
6
Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta,1991), hal.
177.
yang sadar mengenai mendidik dan menanamkan tingkah laku yang sesuai
nilai-nilai agama, akan memandang anak itu sebagai makhluk berakal
yang sedang tumbuh, bergairah dan ingin menyelidiki segala sesuatu yang
ada disekitarnya. Sehingga orang tua merasa terpanggil untuk memberi
contoh yang nyata dalam setiap tingkah laku bagi anak-anaknya sejak
kecil, terutama saat anak menginjak usia keemasan (golden age).
Kenyataan menunjukkan bahwa banyak orang tua yang lalai, dan
belum memahami akan usia penting yang dimiliki oleh anaknya. Sehingga
banyak yang belum mengetahui cara mendidik, terutama menanamkan
akhlak yang baik dan mulia.
Guru berkewajiban menanamkan pendidikan akhlak dalam
memberdayakan anak untuk mewujudkan nilai-nilai agama Islam sebagai
institusi yang kedua setelah orang tua yang berinteraksi dengannya.
Mengajarkan nilai-nilai pendidikan akhlak melalui tindakan dan teladan
sehari-hari seperti, kebenaran, kejujuran, keikhlasan, kasih sayang,
mencintai kebaikan, penyabar, pemberani dan sebagainya.
Membiasakan pada mereka dalam perbuatan dan tingkah laku sehari-hari
sangatlah penting, sebab manusia sesuai sifat asasinya akan menerima
nasihat jika datangnya melalui rasa cinta dan kasih sayang, sedang ia
menolaknya jika disertai dengan kekasaran dan sifat biadab. 7 Apabila anak
sejak kecil ditanamkan pembiasaan perbuatan yang baik yang sesuai
dengan nilai-nilai pendidikan akhlak, maka ia akan tumbuh menjadi
seseorang yang baik pula. Sebaliknya jika ia dibiasakan dengan
penanaman nilai-nilai yang tidak berdasarkan agama Islam dan dibiarkan
begitu saja, maka ia akan celaka. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT
dalam QS. Al- Tahrim 6 :

        


  
          
7
Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan,
(Jakarta: Pustaka Alhusna, 1986), hal. 374.
Artinya :

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari


api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya
malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah
terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.
Dari ayat tersebut juga dapat diambil sebuah makna, bahwa
pendidik pertama dan utama adalah orang tua (guru) dan keluarga, yang
bertanggung jawab penuh atas kemajuan perkembangan anak-anaknya,
karena sukses tidaknya anak akan sangat bergantung pada pengasuhan,
perhatian, dan pendidikan orang tuanya. Sehingga suksesnya anak juga
merupakan suksesnya orang tua dan keluarga dalam mendidik.8
Guru juga memiliki peranan penting dalam berpartisipasi untuk
menanamkan nilai-nilai agama Islam terutama pendidikan akhlak untuk
anak yang sedang tumbuh pada usia keemasan, sangat penting mendidik
anak demi masa depan mereka secara optimal.
Masa usia dini sering disebut sebagai golden age atau usia emas
karena pada rentang usia ini anak mengalami pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat pada berbagai aspek perkembangannya.9
MTs Ma’arif kertek merupakan salah satu dari beberapa sekolah
swasta yang bernaungan yayasan yang berada di desa kertek lebih tepatnya
dusun kenjer Banyak dari siswa siswi di MTs Ma’arif kertek ini yang
sudah mengenyam pendidikan pra sekolah seperti TK/TPQ sehingga anak
sudah mudah terpengaruh oleh lingkungan sekitar yang membawanya
menuju berbagai sifat yang menyimpang kepada nilai-nilai pendidikan
islam terutama pendidikan yang juga berpengaruh terhadap perilaku
keagamaannya.
Penyimpangan tersebut mulai terlihat pada beberapa contoh
perilaku atau akhlak siswa diusia ini yang mengalami penurunan sikap

8
Muhammad Muntabihun Nafis, Ilmu Pendidikan Islam (Cet.1; Yogyakarta, Teras,
2011), hal. 84.
9
Winda Gunarti,dkk , Metode Pengembangan Perilaku Dan Kemampuan Dasar Anak
Usia Dini (Jakarta : Universitas Terbuka, 2008), hal. 27.
diantaranya, banyak siswa di MTs Ma’arif kertek ini yang mulai mengenal
kata-kata kotor sehingga menjadi pembiasaan di kehidupan sehari-harinya,
selain itu banyak siwa yang meniru sikap dan prilaku guru contohnya saat
gaya bicara guru dikelas maupun sikap yang lainya itu di sebabkan karena
kurangnya sikap yang tanggung jawab terhadap prilaku yang sesuai
dengan profesi mereka yaitu sebagai seorang guru. mulai mengetahui
perilaku-perilaku negatif seperti berbohong, mencuri dan berperilaku kasar
terhadap orang tua maupun orang lain yang ada disekitarnya.
Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh keteladanan Guru
terhadap kepribadian anak di MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran
2017/2018.

B. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang di atas maka masalah dapat
diidentifikasi sebagai berikut :
1. Banyak dari guru yang memanjakan anak didiknya dan kurangya
dalam memberikan penanaman nilai-nilai pendidikan
2. Banyak guru yang kurang menyadari bahwasanya prilaku mereka akan
selalu di nilai oleh siswa siswinya selama disekolah maupun diluar
sekolah.
3. Anak remaja di usia ini sangat mudah terpengaruh hal-hal negatif di
lingkungan sekitarnya sehingga perilaku keagamaannya masih kurang.

C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah keteteladan guru di MTs Ma’arif Kertek Kabupaten
Wonosobo tahun ajaran 2017/2018
2. Bagaimana kepribadian siswa di MTs Ma’arif Kertek Kabupaten
Wonosobo tahun ajaran 2017/2018?
3. Bagaimanakah pengaruh antara keteladanan guru terhadap kepribadian
siswa di MTs Ma’arif Kertek Kabupaten Wonosobo tahun ajaran
2017/2018
D. Penegasan Istilah
Untuk mempermudah dalam penelitian dan agar tidak terjadi
kesalahpahaman dalam permasalahan penelitian, maka penulis perlu
menyampaikan penegasan dari beberapa istilah, antara lain :
1. Guru
Suatu jabatan Profesional yang memilki peranan dan kompetensi
profesional.10
2. Penanaman Nilai - Nilai
Proses, cara, perbuatan menanamkan sesuatu hal yang bersifat penting
atau berguna baik bagi diri pribadi, bagi orang lain, atau secara umum
bernilai atau bermanfaat bagi kemanusiaan.11
3. Keteladanan guru
Suatu hal yang di contohkan oleh guru kepada murid atau siswanya
khususnya dalam memberikan contoh prilaku dan moral yang baik
dalam ruang lingkup sekolah.12
4. Kepribadian siswa
Adalah organisasi dinamis dalam dirin individu sebagai sistem
psikofisik, yang menentukan caranya yang khas (unik)dalam
penyesuaian diri dengan lingkungan (G.W.Allport,personality:A
Psyhological interpretation,1973,hlm.48)
5. Anak remaja

10
Oemar Hamalik, dkk, pendidikan guru berdasarkan pendidikan kompetensi, (Jakarta,
bumi aksara , 2004), hal.9.
11
Suharso, Kamus Besar Bahasa Indonesia, ( Semarang; Widya Karya, 2006), hal. 122.
12
Al maghribi bin said al maghribi,begini seharusnya cara mendidik anak (Jakarta:darul haq,
2008)hal. 154
Merupakan masa transisi perkembangan antara masa anak dan masa ke
dewasa di mulkai dari pubertas,yang di tandai dengan perubahan yang
pesat dalam berbagi aspek perkembangan baik fisik maupun psikis.13
Masa remaja adalah masa puber dan sebuah akil baliq, dimana
perkembangan fisik dan mental mengalami revolusi yang cepat sekali.
Mulainya masa remaja atau akil baliq antara satu dengan yang lain
tidak sama, biasanya sekitar 13-18 tahun.13
Dalam siklus perkembangan anak, rentang usia masa remaja berada
dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 1 tahun sampai
22 tahun bagi pria. Jika dibagi atas remaja awal dan remaja akhir,
maka masa-masa remaja awal berada pada usaia 12 sampai 18 tahun
dan masa remaja akhir dalam rentang usia 17 tahun sampai 22 tahun.13
6. MTs Ma’arif kertek
Merupakan salah satu sekolah swasta yang tidak kalah hebatnya
dengan sekolah sekolah negri yang lain, karena sekolah ini banyak
sekali prestasi ;prestasi yang diraih dari bidang akademik maupun non
akademik.MTs Ma’arif kertek dipimpin oleh seorang kepala madrasah
yang bernama Bapak Hamimm.S.Ag. dan mempunyai sekitar 35
karyawan guru maupun tata usaha,dan mempunyai sekitarv 1500
siswa.
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah sebagaimana tersebut di atas, maka
tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana keteladanan guru di MTs Ma’arif
Kertek Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2017/2018?
2. Untuk mengetahui bagaimana kepribadian siswa di MTs Ma’arif
Kertek Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2017/2018?
3. Untuk mengetahui adakah pengaruh antara keteladanan guru
dengan kepribadian siswa-siswi di MTs Ma’arif Kertek Kabupaten
Wonosobo tahun ajaran 2017/2018?

13
Umar Hasyim,Mendidik Anak Dalam Islam (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1985), hal. 116
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, diantaranya
adalah :
1. Manfaat Teoritis
Dari segi ilmiah, penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah
ilmu pengetahuan khususnya permasalahan yang berhubungan dengan
peran Guru dalam kepribadian dan moralitas siswa-siswi di di MTs
Ma’arif Kertek Kabupaten Wonosobo tahun ajaran 2017/2018.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat bagi penulis
Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan tentang
bagaimana menjadi guru yang dapat berperan baik dalam mendidik
dan memberi contoh untuk anak didiknya di usia remaja ini. Dan
diharapkan agar penelitian ini dapat menambah wawasan di bidang
penelitian, sehingga dapat dijadikan sebagai latihan dan
pengembangan teknik-teknik yang baik khususnya dalam membuat
karya ilmiah. Juga sebagai konstribusi nyata dalam dunia
pendidikan terutama di dalam dunia pendidikan.
b. Manfaat bagi guru
Untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan khususnya
kepada Guru agar memahami perannya sebagai pendidik, terutama
pada anak remaja yang sedang mengalami titik pertumbuhan
terpenting. Dan untuk menambah ilmu pengetahuan bagi guru
tentang pentingnya memberikan contoh atau teladan terhadap anak
didiknya.
c. Manfaat bagi di MTs Ma’arif kertek
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
dan keilmuan dan memberikan masukan kepada Guru-guru di
MTs Ma’arif kertek betapa pentingnya peran guru sebagai sosok
yang menginspirasi mereka dan teladan bagi mereka.
G. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk mempermudah pembahasan skripsi ini, maka penulis
menggunakan sistematika sebagai berikut:
1. Bagian Awal
Bagian awal skripsi meliputi halaman judul, halaman nota
pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian
skripsi, halaman moto, halaman persembahan, pedoman transliterasi,
abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel dan daftar lampiran.
2. Bagian Tengah
Bagian ini merupakan bagian inti atau isi dari skripsi yang
terbagi dalam bab-bab sebagai berikut:
a. Bab Pendahuluan
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, perumasan masalah, penegasan istilah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
b. Bab Landasan Teori
Bagian ini sebenarnya merupakan pengembangan atau
pendalaman dari Landasan Teori yang terdapat dalam proposal
skripsi, yang setidaknya memuat subbab-subbab seperti, kajian
pustaka, kajian teori, kerangka berfikir, hipotesis.
c. Bab Metode Penelitian
Pada bab ini berisi tentang tempat dan waktu penelitian,
jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, teknik
pengumpulan data, instrumen penelitian, validitas dan realibilitas
instrumen dan teknik analisis data.
d. Bab Hasil dan Analisis Penelitian
Bab ini membahas mengenai profil obyek penelitian,
diskripsi data, analisis data dan interpretasi data.
e. Bab Penutup
Bab ini berisikan simpulan dan saran. Kesimpulan
merupakan kristalisasi dan intisari dari bahasan-bahasan yang telah
dikemukakan dalam bab-bab sebelumnya yang ditulis dengan
kalimat-kalimat yang ringkas, padat, dan tegas.
3. Bagian Akhir
Bagian akhir skripsi ini memuat daftar pustaka, biodata peneliti
dan lampiran-lampiran yang mendukung data penelitian, misalnya:
pertanyaan yang diajukan dalam angket, pedoman wawancara,
dokumentasi, dan lain-lain.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Kajian pustaka
Kajian pustaka terhadap penelitian terdahulu yang relevan merupakan
hal yang tidsak bisa terlewatkan dalam sebuah penelitian. Penulisan proposal
ini diwarnai oleh berbagai karya proposal dan skripsi yang telah dilakukan
oleh peniliti terdahulu, diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Pengaruh keteladanan orang tua terhadap akhlak siswa kelas IX SMK
Wiratama 45.2 kabupaten Wonosobo tahun pelajaran2012/2013”yang
disusun oleh Ani Ristiana, NIM: 112010348,Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan Universitas Sains Al-Quran Jawa Tengah Tahun 2013 .14
kesamaan pada variable independen (x)yaitu keteladanan orang tua.jenis
penelitianya juga sama yaitu penelitian kuantitatif.sedangkan
perbedaanya adalah variabel dependen (y).variabel y pada penelitian ini
mengarah pada akhlak siswa,sedangkan pada penelitian ini adlah
kepribadian siswa.perbedaan yanbg lain adalah pada subjek penelitianya
yaitu siswa kelas IX SMK Wiratama 45.2Kabupaten
Wonosobo,sedangkan pada penelitian ini adalah siswa MTs Ma’arif
Kertek Tahun Pelajaran 2017/2018.
2. Skripsi dengan judul “Pengaruh kedisiplinan Shalat Jamaah terhadap
Kepribadian Siswa kela XII MAN Kalibeber Wonosobo Tahun Pelajaran
2012/2013 “15yang disusun oleh Anisa NUr Elifa NIM : 1109013,
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Sains Al-Qur’an pada
Tahun 2013.
Persamaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel dependen (y)yaitu
Kepribadian siswa .Sedangkan Perbedaanya yaitu pada variabel
independen (x).variabel x pada penelitian tersebut mengarah pada
kedisiplinan shalat jamaah ,sedangkan pada penelian ini variabel x

14
Ani ristiyana,” Pengaruh keteladanan orang tua terhadap Akhlak siswa kelas XI SMK
Wiratama 45.2 Kabupaten Wonosobo Tahun pelajaran 2012/2013”
15
Anisa nur elifa,”Pengaruh kedisiplinan shalat jamaah terhadap Kepribaian Siswa
Kelas Xll MAN Kalibeber Wonosobo Tahun ajaran 2012/2013.
mengarah pada keteladanan guru.pernedaan yang lain adalah pada subjek
penelitian.
3. Skripsi dengan judul Pengaruh keteladanan orang tua terhadap
kepribadian Siswa kelas VIII D di MTs Muhamadiyah kecepit Punggelan
16
Banjarnegara Tahun Pelajaran 2015/2016.’’ yang disusun oleh Tri
Artati NIM :1203120289
Persamaan skripsi ini dengan skripsi yang penulis sajikan adalah sama-
sama membahas tentang keteladanan ,namun perbedaannya di sini adalah
kalau skripsi yang di tulis oleh saudara Tri Artati lebih menonjol pada
orang tua sebagai tumpuan pendidikan anak dalam hal karakter
sedangkan skripsi ini bertumpu pada penelitian peran Guru dalam
pengaruh antara keteladanan Guru dengan Kepribadian siswa di MTs
Ma’arif Kertek.
B. Kajian Teori
1. Teori keteladanan
a. Pengertian Keteladanan
Teladan adalah contoh yang diikuti oleh yang lain, yang lain akan
melakukan apa yang dilakukan oleh yang mencontohkannya.17. Dalam
kamus besar Bahasa Indonesia kata Teladan menmiliki arti perbuatan
atau barangh dan Sebagainya yang patut ditiru atau dicontoh18
Menurut Kartini kartono,keteladanan sama dengan modelling yaitu
bentuk pengajaran dimana seseorang belajar bagaimana melakukan
sesuatu tindakan dengan memperhatikan dan meniru sikap serta
tingkah laku orang lain.19
Sedangkan dalam bahasa Arab, keteladanan ini diungkapkan
dengan kata “uswah”dan “qudwah”yang artinya anutan.20 Kata uswah

16
Tri Artati “pengaruh keteladanan orang tua Terhadap Kepribadian siswa kelas VIII D
di MTsMuhamadiyah Kecamatan Kecepit Banjarnegara tahun pelajaran 2015/2016”.
17
Muhamad said mursi dan Mahmud AL-Khal’awi, Mendidik anak dengan Cerdas (cet.
5; solo: insane Kamil Solo,2012), hal. 66.
18
Suharso dan Ana Retnoningsih,Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi lux
(cet.1;Semarang :Widya Karya Semarang , 2005).
19
Kartini Kartono , Kamus Psikologi (Bandung ;Satelit, 1987), hal.285
20
Mahmud yunus , kamus Arab Indonesia (cet.8;Jakarta; Hidakarya Agung, 1990)hal.42
terbentuk dari huruf-huruf hamzah, as-sin dan al-waw.secara
etimologi,setiap kata bahasa Arab yang terbentuk dari ketiga huruf
tersebut memiliki persamaan arti yaitu pengobatan dan perbaikan.ibn
Zakaria mendefinisikan bahwa “uswah dan “qudwah”yang artinya
ikutan ,mengikuti dan diikuti.Dengan demikian keteladanan adalah
hal-hal yang dapat ditiru atau dicontoh oleh seseorang daro orang lain.21
Perlu di tegaskan disini bahwa keteladanan yang di maksud adalah
keteladanan yang dapat di jadikan sebagai alat pendidikan islam yaitu
keteladanan yang baik yang sesuai dengan pengertian “uswah”
dan“uquwah” dalam ayat ayat Al-Qur’an.
b. Dasar Keteladanan Guru
Keteladanan sebagai salah satu metode pendidikan didasarkan pada
dua sumber,yaitu Al-Qur’an dan hadits.Dalam Al-Qur’an, keteladanan
diistilahkan dengan kata uswah hasanah, sebagaimana yang terdapat
dalam Q.S. Al-Ahzab/33:21,yang berbunyi :

           

    
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri
teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap
(rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak
menyebut Allah.22
Selanjutnya,setiap aktivitas yang dilakukan oleh guru dalam bentuk
prilaku sehari-hari pada saat di sekolah atau lembaga pendidikan,pada
hakekatnya merupaka suri teladan .Hal ini disebabkan anak selalu
mengamati,merekam bahkan ada kemungkinan untuk meniru apa yang
di perbuat oleh guru saat di sekolah.
Kesulitan menunjukan keteladanan terkadang menjadi kendala bagi
guru dalam mendidik anak didiknya.Sebagai contoh, seorang guru
ingin mengajarkan kepada siswanya untuk tidak terlambat
21
Armai Arief,Pengantar ilmu dan todologi Pendidikan Islam (Jakarta : Jakarta Pers
2002,hal.117.
22
Kementrian agama ,Al-Qur’an dan Terjemah (Jakarta :DKUprint,2015)
sekolah,namun guru sering melanggar peraturan sekolah seperti
terlambat kesiangan .Hal tersebut yang menyebabkan anak didik sulit
menerima apa yang di ajarkan guru.Jadi,guru tidak akan dapat
memberikan pengajaran jika mereka sendiri belum mampu
melaksanakan apa yang di ajarkan kepada anak didiknya.
Rasulullah Saw.dapat menjadi seorang pendidik yang baik karena
beliau selalu memberikan contoh terlebih dahulu kepada para sahabat
dan keluarganya sehingga apa pun yang di ajarkan dapat dilaksanakan
sepenuh hati oleh para sahabat dan keluarganya.23
Kemampuan Rasulullah Saw. Untuk menjadi contoh dan suri
teladan yang sempurna dikarenakan beliau adlah utusan Allah.yang
menjadi kabar gembira dan peringatan kepada manusia di alam semesta
untuk menyembah Allah Swt. Disini Rasulullah Saw menerangkan
bahwa teladan yang baik adalah yang mendorong orang-orang untuk
berlomba-lomba dalam kebaikan. Allah akan memberinya pahala yang
besar, yang tidak bisa dicapai oleh akal untuk menggambarkannya.
Maka dari itu, barang siapa yang memberi contoh maka baginya
ganjaran, seperti orang• orang yang mencontohnya tanpa
mengurangi pahala mereka sedikitpun.
Islam mengajarkan kepada orang tua agar selalu mengajarkan
sesuatu yang baik. Pembentukan budi pekerti yang baik adalah tujuan
utama dalam pendidikan Islam. Karena dengan budi pekerti itulah
tercermin pribadi yang mulia. Sedangkan pribadi yang mulia itu
adalah pribadi yang utama yang ingin dicapai dalam mendidik
anak.
Namun sayangnya, tidak semua guru dapat melakukannya. Banyak
faktor yang menjadi penyebabnya Hilangnya keteladanan dari guru
yang dirasakan anak memberikan peluang bagi anak untuk mencari
pigur yang lain.

23
Ridwan Abdullah sani dan Muhamad Kadri,Pendidikan karakter : Mengembangkan
karakter Anak yang islami (Cet.1 ;Jakarta :PT Bumi Aksara,2016),hal.141.
Dengan demikian,apapun alasannya, mendidik anak adalah
tanggung jawab guru dalam sekolah. oleh sebab itu keteladanan guru
sangat penting, karena anak didik m u d a h b a g i m e r e k a u n t u k
meniru sikap dan perilaku guru di sekolah maupun di luar sekolah.
maka hendaknya sebagai guru agar selalu berusaha untuk menjadi
teladan yang baik.
c. Peran Keteladanan Guru Dalam Kehidupan Anak
Teladan memiliki peran penting dalam kehidupan anak karena
dapat memperkuat pengetahuannya tentang akhlak yang baik, dan
membuatnya mau menghargai arti sebuah akhlak.24 Maka dari itu, ada
pertentangan antara akhlak dari segi teori yang didapatkan anak dan
Perealisasiannya yang ia lihat disekitarnya Terlebih lagi dari
orang• orang yang memiliki peran penting dalam kehidupannya,
seperti orang tua clan guru
Pada akhimya, anak hanya akan melihat kepada contoh yang
terealisasi dalam tingkah Iaku sehari-hari, dan berpaling dari teori yang
temyata berbeda dengan praktiknya Itu akan berakibat fatal karena
anak akan melakukan dan meniru perilaku yang tidak dia ketahui clan
dia yakini benar salahnya.
Guru adalah idola dalam kehidupan anak, dan keteladanan adalah
metode yang paling berhasil dalam pendidikan anak. Karena anak
hanya akan melihat sang idola didalam hidupnya, ia akan menirunya,
mengikutinya clan berupaya sekuat tenaga untuk bisa mirip
dengan idolanya tersebut.
Jika seorang ayah sangat bersungguh-sungguh dalam
melaksanakan shalat di masjid, anak akan berusaha untuk meniru
perilaku sang ayah tersebut. terlebih lagi jika sang ayah memberikan
dorongan, seperti dengan menyebutkan keutamaan-keutamaan yang
akan diperoleh seorang muslim melalui kebiasaannya shalat berjamaah
di masjid. Hal itu akan membuat anak mem praktikkannya.

24
Muhammad Said Mursi dan Mahmud Al-Khal'awi,,op.cit.
Allah Swt. telah mengajarkan tentang keteladanan. Dia telah
meletakkan bagi hamba-hamba_Nya Manhaj Samawi (hukum langit)
yang penuh mukjizat. Dan adalah Nabi Muhammad Saw manusia
yang paling sempurna sampai Aisyah mensifatinya sebagai akhlak Al•
Qur'an. Untuk itu, shendaknya orang tua berusaha untuk menjadikan
rumah sebagai realisasi akhlak AI..Qur'an.
d. Pentingnya Keteladanan
Keteladanan guru mempunyai peranan yang sangat
penting dan sangat berpengaruh dalam kepribadian anak.
Pentingnya keteladanan antara lain adalah sebagai berikut:
1. Tingkat pemahaman setiap anak berbeda-beda. Namun setiap
anak tidak diragukan lagi mempunyai kemampuan sama
dalam melihat objek hidup. Karena melihat merupakan cara
yang paling mudah untuk mendapatkan pemahaman bagi anak-
anak.
2. Pembelajaran dengan cara menelaah dan intruksi
memang membuahkan hasil. Namun, akan lebih berhasil
lagi ketika diberikan contohnya secara kongkrit
3. Yang paling penting adalah antara praktik dan teori
sebagai pemahaman yang ditangkap anak haruslah saling
mendukung dan saling melengkapi (bersifat integral). Dimana
ketika anak melihat praktik yang tidaksesuai dengan teori
yang ia dapati, terlebih lagi praktik tersebut ia lihat dari
orang-orang yang penting dalam kehidupannya, seperti orang
tua, maka anak hanya akan mengikuti praktik yang ia lihat
walaupun salah, dan bertentangan dengan teori yang ia
dapatkan.
4. Teladan yang baik seharusnya membuat anak merasa bahwa
akhlak mulia yang ia pelajari secara teori mudah untuk
dilaksanakan. Maka dari itu, perbuatan mempunyai pengaruh
yang lebih kuat daripada perkataan.
5. Pengaruh yang dirasakan oleh jiwa manusia lebih
banyak didapatkan dari hal-hal yang bersifat praktis dari pada
yang bersifat teoritis.
6. Dengan keteladanan, kebaikan orang yang memberi contoh
bisa di transformasikan kepada orang yang mengikutinya.25
2. Teori Kepribadian
a. Pengertian Kepribadian
Kepribadian adalah terjemahan dari bahasa lnggris "personality"
yang pada mulanya berasal dari bahasa Latin "per" dan "sonare", yang
kemudian berkembang menjadi kata"persona" yang berarti topeng. 26
Pada zaman Romawi kuno, seorang actor drama menggunakan topeng
itu untuk menyembunyikan identitas dirinya agar memungkinkannya
bisa memerankan karakter tertentu sesuai dengan tuntutan scenario
permainan dalam sebuah drama.
Sedangkan menurut G.W.Allport, kepribadian adalah organisasi
dinamis dalam diri individu sebagai sistem psikofisik,yang
menentukan caranya yang khas(unik) dalam menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.27
Pernyataan "organisasi dinamis" menunjukkan adanya kenyataan
bahwa kepribadian itu selalu berkembang dan berubah, walaupun pada
saat yang sama, ada organisasi sistem yang mengikat dan
menghubungkan berbagai komponen / sifat dari kepribadian itu.
Sebagai sistem psikofisik, artinya bahwa kepribadian bukanlah
semata• mata factor mental (kejiwaan),dan juga bukan semata-mata
factor fisik. Organisasi kepribadian meliputi kerja jiwa dan juga fisik
yang tidak terpisah, dalam kesatuan yang utuh. Ia juga mengandung
kecenderungan determinasi yang memainkan peranan aktif dalamt
ingkahlaku individu. Oleh karena itu, kepribadian adalah sesuatu yang

25
Ibid.hal.18
26
Rif’at Syauqi Nawawi,Kepribadian Qur’ani(cet.2;Jakarta:Amzah,2004), hal.15
27
Ibid, hal 15
mendorong dan mendinamisasi dilakukannya sesuatu.28. Segala tindakan
manusia, baik positif maupun negatif, tidak lepas dari dorongan atau
pengaruh kepribadiannya. Tindakan-tindakan manusia, pastinya
merupakan refleksi dan manifestasi sifat-sifat kepribadiannya itu.
Menurut florence Littaue29 dalam bukunya yang berjudul
Personality Plus, kepribadian adalah keseluruhan perilaku seorang
individu dengan sistem kecenderungan tertentu yang berinteraksi
dengan serangkaian situasi. Maka dari itulah situasi diciptakan dalam
pembelajaran harus diseimbangkan dengan kebiasaan dan tindakan
seorang anak, sehingga terdapat perasaan yang memaksa atau tertekan
dalam diri anak.
Karen Horney30 berpendapat bahwa jika anak belum
memperoleh rasa cinta, terkadang mengaktualisasikan potensi dan
dominasi terhadap orang lain. Dengan cara ini sensasi digantikan oleh
ketidakberdayaan, dan memperoleh celah untuk bermusuhan dengan
yang lain demi kepentingan dirinya sendiri dan menjadi gemar
bersaing. Perolehan sesuatu baginya lebih penting daripada
melakukan hal-hal yang menjadi kewajibannya.
Menurut Agus Sujanto,31 kepribadian berasal dari kata
personality yang berasal dari kata persona (bahasa latin) yang berarti
kedok atau topeng, yaitu tutup muka yang sering dipakai oleh
pemain• pemain panggung, yang maksudnya untuk menggambarkan
perilaku watak atau pribadi seseorang.
Jadi, kepribadian siswa merupakan sebagai kesan menyeluruh
tentang diri siswa yang terlihat dalam sikap dan perilaku kehidupan
sehari-hari. Kesan menyuluruh disini adalah sebagai keseluruhan
sikap mental dan moral seorang anak yang terakumulasi didalam

28
Ibid
29
Florence littaurer,Personality Plus(Jakarta: PT Rosdakarya,2006),hal 38
30
Rifyat Syauqi Nawawi, op. cit.
31
http:ainamulyana.blogspot.co.id/2012/02kepribadian-anak.html?m=1/(14 Maret 2016)
hasil interaksinya dengan sesama dan merupakan hasil reaksi
terhadap pengalaman di lingkungan masing-masing.
b. Pola Kepribadian
Elizabeth B. Hurlock (1986)32mengemukakan bahwa pola kepribadian
merupakan suatu penyatuan struktur yang multidimensi yang terdiri
atas sebagai berikut:
1. Self Concept
Self Concept ini memiliki tiga komponen, yaitu:
a. Perceptual atau Physical Self-Concept. Cina seseorang
tentang penampilan dirinya (kemenarikan tubuhnya), seperti:
kecantikan, keindahan atau kemolekan tubuhnya.
b. Conceptual atau Psychological Self-Concept. Konsep
seseorang tentang kemampuan (keunggulan) dan
ketidakmampuan (kelemahan) dirinya, dan masa
depannya, serta meliputi juga kualitas penyesuaian hidupnya:
honesty, self-confidence, independence, dan courage.
c. Attitudinal. Yang menyangkut perasaan seseorang
tentang dirinya, sikapnya terhadap keberadaan dirinya
sekarang dan masa depannya, sikapnya terhadap
keberhargaan, kebanggaan dan keterhinaannya.
Apabila seseorang sudah masuk masa dewasa, komponen
ketiga ini terikat juga dengan aspek-aspek: keyakinan, nilai-nilai,
idealitas, aspirasi dan komitmen terhadap filsafat hidupnya.
Dilihat dari jenisnya, self-concept ini terdiri atas beberapa
jenis, yaitu sebagai berikut:

1) The Basic Self-Concept. Jame menyebutnya "real-self', yaitu


konsep seseorang tentang dirinya. Jenis ini meliputi:
persepsi seseorang tentang penampilan dirinya,
kemampuan clan ketidakmampuannya, peranan clan status
32
Syamsu Yusuf LN dan Achmad Juntika Nurihsan, Teori Kepribadian (Cet 2;
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 7.
dalam kehidupannya, dan nilai-nilai, keyakinan, serta
aspirasinya.
2) The Transitory Self-Concept. Ini artinya bahwa
seseorang memiliki "self-concept" yang pada su.atu saat dia
memegangnya, tetapi pada saat lain dia
melepaskannya
3) The Social Self-Concept. Jenis ini berkembang berdasarkan
cara individu mempercayai orang lain yang mempersepsi
dirinya, baik melalui perkataan maupun tindakan.
4) The Ideal Self-Concept. Konsep diri ideal merupakan
persepsi seseorang tentang apa yang diinginkan
mengenai dirinya, atau keyakinan tentang apa yang
seharusnya mengenai dirinya.
Perkembangan self-concept dipengaruhi oleh
berbagai faktor, yaitu: masalah ekonomi keluarga, hubungan
dalam keluarga, harapan orang tua, kondisi fisik,
kematangan biologis, dampak media massa, tuntutan
sekolah clan pengalaman ajaran Agama,
2. Traits (Sifat atauKarakteristik)
Traits dapat diartikan sebagai aspek atau
dimensi kepribadian yang terkait dengan karakteristikrespon
atau reaksi seseorang yang relatif konsisten (ajeg) dalam
rangka menyesu.aikan dirinya secara khas.. Setiap traits
mempunyai tiga karakteristik, yaitu :
a. Uniqueness, kekhasan dalam berperilaku.
b. Likeableness, yaitu bahwa raits itu ada yang disenangi
(liked) dan ada yang tidak disenangi (unlikedy, sebab traits
itu berkontribusi kepada keharmonisan atau ketidak
harmonisan, kepuasaan atau ketidak puasaan orang
yang mempunyai traits tersebut.
c. Consistency, artinya seseorang itu diharapkan dapat
berperilaku atau bertindak secara ajeg.
Sama halnya dengan "self-concept", "traits" pun dalam
perkembangannya dipengaruhi oleh faktor hereditas dan belajar.
Faktor yang paling mempengaruhi adalah pola asuh orang tua
dan imitasi anak terhadap orang yang menjadi idolanya.
c. Perubahan Kepribadian

Meskipun kepribadian seseorang itu relatif konstan, namun


kenyataan sering ditemukan adanya perubahan kepribadian.
Perubahan itu terjadi dipengaruhi oleh faktor gangguan fisik dan
lingkungan.33 Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan
kepribadian diantaranya sebagai berikut:

1. Faktor fisik, seperti: gangguan otak, kurang gizi (mal nutrisi),


mengkonsumsi obat-obat terlarang (NAPZA atau NARKOBA),
minuman keras, dan gagguan organik (sakit atau kecelakaan).
2. Faktor lingkungan sosial budaya, seperti: krisis politik, ekonomi,
dan keamanan yang menyebabkan terjadinya masalah pribadi
(stres, dspresi) dan masalah sosial (pengangguran, premanisme,
dan kriminalitas).
3. Faktor diri sendiri, seperti: tekanan emosional (frustasi yang
berkepanjangan), dan identifikasi atau imitasi terhadap orang lain
yang berkepribadian menyimpang.

d. Karakteristik Kepribadian

E.B. Hurlock mengemukakan bahwa karakteristik penyesuaian


yang sehat atau kepribadian yang sehat (healthy personality)
ditandai dengan:

33
Ibid hal 11
1. Mampu menilai diri secara realistik. Individu yang kepribadiannya
sehat mampu menilai diri apaadanya, baik kelebihan maupun
kelemahannya,menyangkut fisik (postur tubuh, wajah, keutuhan,
dan kesehatan)dan kemampuan (kecerdasan dan keterampilan).
2. Mampu menilai situasi secara realistik. Individu dapat menghadapi
situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan
mau menerimanya secara wajar.
3. Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik. Individu
dapat menilai prestasinya (keberhasilan yang diperolehnya) secara
realistik dan mereaksinya secara rasional.
4. Menerima tanggung jawab. Individu yang sehat adalah individu
yang bertanggung jawab. Dia mempunyai keyakinan terhadap
kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang
dihadapinya.
5. Kemandirian (autonomy). Individu memiliki sifat mandiri dalam
cara berpikir dan bertindak, mampu mengambil keputusan,
mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri
dengan norma yang berlaku dilingkungannya.
6. Dapat mengontrol emosi. Individu merasa nyaman dengan
emosinya.
7. Berorientasi tujuan, Setiap orang mempunya itujuan yang ingin
dicapainya .Individu yang sehat kepribadiannya dapat merumuskan
tujuannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak
atas dasar paksaan dari luar.
8. Berorientasi keluar. Individu yang sehat memiliki orientasi keluar
(ekstrovert). Dia bersifat respek (hormat), empati terhadap orang
lain mempunyai kepedulian terhadap situasi,atau masalah-masalah
lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berpikir.
9. Penerimaan sosial. Individu dinilai positif oleh orang lain, mau
berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial, dan memiliki sikap
bersahabat dalam berhubungan dengan orang.
C. KERANGKA BERFIKIR
Dalam proses pendidikan, perilaku guru memegang peranan yang sangat
penting untuk perkembangan kepribadian siswa. Perilaku yang baik dari
seorang guru bukan hanya cakap dan terampil dalam memberikan materi di
depan kelas, namun harus lebih dari itu karena seorang guru merupakan
teladan sekaligus mitra bagi muridnya. Guru harus berhati-hati menjaga sikap,
perilaku, penampilan dan tutur kata dimanapun guru berada. Guru yang baik
memberikan dampak positif bagi perkembangan kepribadian murid. Namun,
jika guru mengabaikan hal tersebut, maka akan berimplikasi negatif bagi
perkembangan perilaku para muridnya.

Peran guru dalam memberikan


teladan atau contoh kepada siswa

Pendekatan Sosial Emosional Pengamatan siswa

Perilaku
Kepribadian

Gambar Kerangka Berfikir


D. Hipotesis
Hipotesis dapat diartikan sebagai rumusan jawaban sementara
atau dugaan sehingga untuk membuktikan benar tidaknya dugaan
tersebut perlu diuji terlebih dahulu. Perlu digaris bawahi, bahwa
pengertian dugaan di sini tidak berarti sembarang tanpa dasar. 34
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan
pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat

34
M. Toha Anggoro, Metode Penelitian, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hal. 1.27.
dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah
penelitian, belum jawaban yang empirik dengan data.35

Hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian ini adalah


hipotesis asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua
variabel atau lebih. Dari rumusan masalah di atas, maka dapat disusun
hipotesisnya sebagai berikut:

1. Ha : ada korelasi yang signifikan keteladanan guru dan


kepribadian anak di MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran
2017/2018.
2. Ho : tidak ada korelasi yang signifikan keteladanan guru dan
kepribadian anak di MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran
2017/2018.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

35
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2010), hal.29.
Jenis penelitian yang digunakan untuk menyusun penelitian
tersebut adalah metode penelitian kuantitatif korelasi. Penelitian kuantitatif
yaitu metode penelitian yang dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk
menguji hipotesis yang telah ditetapkanya variabel.36 Penelitian korelasi
adalah penelitian yang berusaha untuk melihat apakah antara dua variabel
atau lebih ada hubungan atau tidak.37

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan untuk melakukan penelitian mengenai
pengaruh keteladanan guru terhadap kepribadian siswa adalah MTs
Ma’arif Kertek yang beralamat di Jl. Semayu – Kertek Wonosobo.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan dengan bertahap, yaitu:
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan ini meliputi menentukan tempat penelitian tersebut
dilakukan di MTs Ma’arif Kertek.
b. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi pengajuan judul skripsi, proposal,
permohonan pembimbing, ijin penelitian, pembuatan Bab I dan
instrument penelitian yang berupa angket motivasi belajar.

c. Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan mencakup semua kegiatan yang berlangsung di
lapangan. Pelaksanaan penelitian ini di mulai pengambilan data pada
bulan September – November 2018
d. Tahap Penyelesaian

36
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D
(Cet. 17; Bandung: Alfabeta, 2013) hal.14.
37
Sarwi, Bahan Ajar Metode Penelitian Pendidikan, Fakultas Ilmu Matematika dan
Pengetahuan Alam UNES, Semarang. 2010. hal. 10
Tahap penyelesaian meliputi analisis data, penyusunan laporan,
konsultasi, penggandaan dan tahap ini termasuk tahap akhir
penyusunan skripsi.
C. Subyek Penelitian
Subyek pada penelitian ini adalah siswa. Angket yang digunakan untuk
memperoleh data yang terkait dengan fokus penelitian yaitu pengaruh
keteladanan guru terhadap kepribadian siswa ditujukan kepada siswa kelas IX
MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran 2017/2018.
D. Variabel Penelitian
Variabel merupakan konsep yang mempunyai variasi nilai (misalnya
variabel model kerja). Variabel juga dapat diartikan sebagai pengelompokan
yang logis dari dua atribut atau lebih.38
1. Variabel Independen
Merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat), dalam
penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah keteladanan guru
(X).
2. Variabel Dependen
Merupakan variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya
variabel bebas, dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependen
adalah kepribadian siswa kelas IX MTs Ma’arif Kertek (Y).

E. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. 39

38
Sugiyono, Metode Penelitian ..., hal.133.
39
Sarwi, Bahan Ajar Metode Penelitian Pendidikan Hal.36
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI MTs
Ma’arif Kertek yang berjumlah 194.
Tabel 3.1 Jumlah Siswa kelas IX
MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran 2018/2019
Jumlah Jumlah
Kelas Total
Laki-laki Perempuan

IX 103 91 194

2. Sampel
Sampel penelitian merupakan sebagian dari populasi atau
sejumlah penduduk yang memiliki sifat sama dengan populasi dan
jumlahnya kurang dari populasi.40 Agar sampel dapat menggambarkan
keadaan populasi yang sebenarnya, maka sampel harus representatif
sehingga data yang diperlukan harus mewakili dari responden yang ada
dalam objek penelitian.
Agar memperoleh sampel yang tidak menyimpang dari tujuan,
maka digunakan teknik pengambilan sampel yang disebut sampling.
Teknik sampel yang digunakan adalah simple random sampling yaitu
“pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu”.41 Jadi semua subjek
diberi hak yang sama kepada tiap subjek untuk mendapatkan kesempatan
dipilih menjadi sampel.
Adapun pengambilan sampel menurut Suharsimi Arikunto bahwa
untuk sekedar ancar – ancar apabila subyek kurang dari 100 maka lebih
baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian
populasi, selanjutnya jika jumlah subyeknya lebih dari 100 maka dapat
diambil 10 – 15 % atau 20 – 25 % atau lebih. Sampel yang diambil dalam
penelitian ini adalah 13% dari total populasi, yakni 25 siswa.

40
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan,(Cet 7; Bandung:
Sinar Baru Algesindo, 2012). Hal. 85
41
Sugiyono, Metode Penelitian ..., hal. 120
F. Instrument Penelitian
Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel yang
diteliti.42 Instrumen adalah alat bantu pada waktu penelitian menggunakan
suatu metode. Dalam hal ini instrumen diperlukan peneliti dalam
mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah, akurat dan sistematis.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Angket.
Angket yang akan digunakan dalam penelitian dengan tujuan
menghasilkan data yang akurat, maka angket ini harus mempunyai skala.
Angket pada penelitian ini menggunakan skala pengukuran skala Likert, yakni
skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.43 Dengan skala Likert, maka
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel.
Angket yang digunakan dalam penelitian ini berupa pernyataan-
pernyataan yang dijabarkan dari indikator-indikator keteladanan guru dan
kepribadian siswa. Angket penelitian ini menggunakan bentuk ceklist masing-
masing berjumlah lima belas butir pertanyaan dengan skala:
Tabel 3.2 Alternatif Skala Likert
No. Pilihan Jawaban Skor
1. Selalu 4
2. Sering 3
3. Kadang-kadang 2
4. Tidak pernah 1
G. Teknik Pengumpulan Data
Berdasarkan variabel penelitian yang sudah ada, maka teknik yang
dilakukan untuk memperoleh data adalah:
1. Angket (kuesioner)
Angket (kuesioner) merupakan suatu teknik atau cara
pengumpulan data secara tidak langsung.44 Angket diberikan kepada siswa

42
Ibid, hal. 133
43
Ibid, hal.134.
44
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Cet. 3; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007), hal. 219
untuk memperoleh informasi mengenai keteladanan guru dan kepribadian
siswa di MTs Ma’arif Kertek yang menjadi objek dari fokus penelitian ini.
2. Metode dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen, rapat, lagger, agenda dan sebagainya. 45 Metode dokumentasi
dalam hal ini adalah mencari data yang berkaitan dengan laporan
penelitian.

H. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden
atau sumber data lain terkumpul. Kegiatan dalam analisis data adalah:
mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi
data berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap
variabel, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan
melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.46
Prosedur yang dipakai dalam menganalisis isi, dilakukan dengan 3 tahapan
yaitu analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis dan analisis lanjut

1. Analisis pendahuluan
Analisis pendahuluan pada penelitian ini menggunakan uji
normalitas. Pengujian normalitas dalam penelitian ini untuk mengetahui
bahwa data setiap variabel pada penelitian berdistribusi normal atau tidak.
Jika data berdistribusi normal maka statistik parametris dapat digunakan
dalam penelitian ini. Pengujian normalitas dalam penelitian ini
menggunakan Chi Kuadrat. Dengan kriteria pengujiannya yakni:
a. Jika nilai Xh < Xt, maka data berdistribusi normal

45
Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Cet 15; Jakarta:Rineka
Cipta, 2013), hal. 274
46
Sugiyono, Metode Penelitian ..., hal. 147.
b. Jika nilai Xh > Xt, maka data tidak berdistribusi normal.
2. Analisis uji hipotesis
a. Korelasi Product Moment
Analisis uji hipotesis data yang digunakan untuk mengetahui
adanya pengaruh keteladanan guru dan kepribadian siswa adalah
Korelasi Product Moment. Teknik korelasi ini digunakan untuk
mencari hubungan dan membuktikan hipotesis hubungan dua variabel
yaitu keteladanan guru (X) dan kepribadian siswa (Y). Rumus yang
digunakan sebagai berikut:
N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
2 2
√ {N ∑ X −(∑ X ) }{ N ∑ Y −(∑ Y ) }
2 2

Keterangan:

rxy = Koefisien Korelasi


X = Variabel Keteladanan Guru
Y = Variabel Kepribadian Siswa
Xy = Perkalian Variabel X dan Y
N = Jumlah sampel yang diteliti
Ʃ= Sigma atau Jumlah

Ketentuan:

Ho diterima jika rhitung < rtab

Ha diterima jika rhitung ≥ rtab

b. Uji t
Digunakan untuk mengetahui apakah keteladanan guru (X)
berkorelasi signifikan terhadap kepribadian siswa (Y). Adapun rumus
uji t adalah sebagai berikut:
r √n−2
t i=
√ 1−r 2
Ketentuan:

Ho diterima jika thitung < ttab

Ha diterima jika thitung ≥ ttab

3. Analisis lanjutan
Analisis lanjutan adalah jenis analisis yang sifatnya melanjutkan
dari analisis pendahuluan dan analisis uji hipotesis dengan memberikan
interpretasi untuk melahirkan kesimpulan yang menunjukan adanya
signifikasi atau tidak terhadap anailisis data telah dilakukan.
Setelah diperoleh koefisien korelasi antara vaiabel X dengan
Variabel Y, langkah selanjutnya adalah menghubungkan nilai r (hasil
koefisien korelasi antara variabel X dengan dan variabel Y) dengan nilai r
yang ada pada tabel, baik dalam taraf signifikasi 5% maupun 1%. Apabila
hasil koefisien korelasi tersebut hasilnya sama dengan atau lebih besar dari
nilai yang terdapat pada tabel (rh ≥ rt) maka hasilnya adalah ada korelasi
antara variabel X dan Y, berarti hipotesis yang diajukan oleh peneliti (Ha)
dapat diterima. Tetapi apabila hasil koefisien korelasi lebih kecil dari nilai
yang ada pada tabel, maka hasilnya tidak ada korelasi antara variabel X
dan Y. Dalam arti lain, hipotesis yang diajukan oleh peneliti (Ha) tidak
dapat diterima atau Ho ditolak.
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

A. Profil Objek Penelitian


1. Profil MTs Ma’arif Kertek
MTs Ma’arif Kertek adalah sekolah berjenjang sekolah menengah
pertama yang berada di naungan Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul
Ulama, yang beralamat di Jalan Semayu Km. 01 Kertek, Kelurahan
Kertek, Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah.
MTs Ma’arif Kertek didirikan oleh Lembaga Pendidikan Ma’arif Cabang
Wonosobo pada tanggal didirikan 1 Januari 1967 dan beroperasi pada
tahun itu juga.
Jenjang Akreditasi yang diperoleh MTs Ma’arif Kertek sudah
mencapai Terakreditasi “ B “, status tanah yang ditempati sekolah ini
adalah hak milik yayasan dengan luas tanah seluruhnya adalah 3757 meter
persegi. Sedangkan Status bangunan adalah milik sendiri dengan luas
bangunan 730 meter persegi.
2. Sejarah Berdirinya MTs Ma’arif Kertek
Ditandai setelah meletusnya G-30-S/PKI pada tahun 1965 Nahdlatul
Ulama’ Kecamatan Kertek bersamaan dengan angkatan 66-nya yang
akhirnya para pengurus MWC Nahdlatul Ulama’ sepakat untuk
mengadakan rapat pada tanggal 3 Agustus 1966 bertempat di Balai Desa
Karangluhur Kecamatan Kertek. Adapaun hasil musyawarah tersebut
adalah adanya kesepakatan untuk mendirikan sekolah lanjutan
pertama/SLP dan yang dipilih adalah Pendidikan Guru Agama 4 Tahun
(PGAP) dengan tokoh-tokoh pendirinya antara lain :
a. Bapak Abdulbari (Mabarot NU Kecamatan Kertek) adalah Glondong
Desa Sumberdalem Kecamatan Kertek
b. Bapak Asrori (Ketua NU Kecamatan Kertek) adalah Carik Desa
Karangluhur Kecamatan Kertek.
c. Bapak M. Syarbini ( Pegawai KUA Kecamatan Kertek ) adalah
sebagai sekreataris NU Kecamatan Kertek.
Setelah keputusan itu mendapat persetujuan serta restu dari Syuriyah
NU Kecamatan Kertek, maka pengelolaan berikutnya diserahkan kepada
bagian Lembaga Pendidikan Ma’arif Koordinator Kecamatan Kertek.
Maka setelah perangkatnya siap tepat pada tanggal 1 Januari 1967
berdirilah Perguruan Guru Agama 4 Tahun ( PGA) di Kecamatan Kertek
yang merupakan satu satunya pendidikan menengah dikawasan Kecamatan
Kertek.
Oleh karena belum tersedia tempat yang representatif maka terjadi
beberapa kali perpindahan tempat yaitu:
a. Di rumah bapak Ranu Dukuh Sambon Desa Sumberdalem Kecamatan
Kertek selama dua tahun dari 1967-1968.
b. Pada tahun ke tiga yaitu 1969 sekolah dipindah ke Dukuh Mlandi
yaitu menempati Gedung SD Negeri Desa Sumberdalem Kecamatan
Kertek, hal ini diprakarsai oleh Bapak Abdulbari sampai tahun 1975.
c. Berikutnya sekolah dipindahkan lagi ke sebelah selatan pasar Kertek,
hasil wakaf dari salah satu pemuka masyarakat.
d. Akhirnya pada tahun 1998 sekolah dipindahkan ke tempat yang
sekarang karena tempat yang lama diperlukan untuk perluasan area
pasar induk Kecamatan Kertek
3. Visi dan Misi Sekolah
a. Visi
Tebentuknya Generasi Ahlu Sunnah Wal Jama’ah yang Religius,
Unggul dalam Prestasi dan Terampil
Indikator:
Religius (Berlandaskan Ahlu sunnah wal jama’ah)
1) Menerapkan sikap ahklakul kharimah terhadap orang tua guru,
semua teman dan masyarakat.
2) Terbiasa menjalankan sholat lima waktu dan sholat dzuha
3) Gemar ber amal dan bershodaqoh
4) Mujahadah dan Tahlil pada hari jum’at pagi
5) Hafal Surat- surat Pilihan
Unggul dalam Prestasi
1) Naik kelas 100% secara normatif
2) Lulus UM 100 % dengan peningkatan nilai rata-rata peserta didik
dari 7,8 menjadi 8,0.
3) Lulus UN 100 %, dengan nilai rata-rata 7.5
4) Memperoleh juara dalam kompetisi/lomba mapel
5) Minimal 20 % output diterima disekolah favorit
Terampil
1) Trampil dalam bidang olahraga Atletik dan bela diri
2) Trampil dalam bidang kreatifitas seni baca Al Qur’an, seni musik
rebana, drum band dan seni kaligrafi
3) Memiliki life skill dalam hal kepramukaan
4) Memiliki life skill dalam bidang PMR
5) Memiliki life skill dalam bidang Desaigner
6) Mampu membaca Kitab Kuning
b. Misi
1) Mewujudkan peserta didik berakhlakul karimah, religius
berlandaskan ahlu sunnah wal jamaah.
2) Menyelenggarakan pendidikan dengan pembelajaran yang efektif
dan berkualitas dalam pencapaian prestasi akademik.
3) Menyelenggarakan pembinaan dan pelatihan life skill untuk
menggali dan menumbuhkembangkan minat dan bakat peserta
didik.
4. Kepemimpinan MTs. Ma’arif Kertek
Berdasarkan anjuran/instruksi pemerintah tahun 1975 tentang
perubahan nama dari PGA menjadi MTs. maka setelah berubah menjadi “
MTs Ma’arif Kertek” sampai sekarang ini, berturut-turut dipimpin oleh :

Tabel 4.1 Daftar Kepemimpinan MTs Ma’arif Kertek


NO NAMA PERIODE

1 Bapak ‘Arobi,BA 1 Januari 1967 s/d 1 Januari 1970

2 Bapak Maktuf Idris, BA Januari 1970 s/d 1972

3 Bapak Muajib, BA 1 April 1972 s/d 1 Januari 1974

4 Bapak Tohir Wijaya 1 Januari 1974 s/d 1 April 1981

5 Bapak S. Ibnu Kafil 1 April 1981 s/d 1 Februari 1991

6 Bapak Drs. Muhammad Fauzi 1 Februari 1991 s/d 2 Juli 1996

7 Bapak Muhammad 2 Juli 1996 s/d 10 Juli 1999

8 Bapak S. Ibnu Kafil 1 Mei s/d 30 November 2001


9 Bapak Hamim, S.Ag 1 Maret 2002 s/d 2003

10 Bapak H. Zuhri S.Ag 2003 s/d 2008

11 Bapak Hamim, S.Ag 2008 s/d Juli 2009

12 Bapak Mochamad Abdul Agustus 2009 s/d 30 Desember


2012
Malik,M.Ag
13 Bapak muchsinun, S.Pd.I 2 Januari 2013 - 22 Januari 2015

14 Bapak Hamim, S.Ag 4 Februari 2015 – Sekarang

5. Letak Geografis
a. Batas Antar Kecamatan
Letak wilayah Kecamatan Kertek memiliki 19 Desa dan 2 Kelurahan
dengan batas :
1) Sebelah Utara : Kabupaten Temanggung
2) Sebelah Timur : Kecamatan Kalikajar
3) Sebelah Selatan : Kecamatan Selomerto
4) Sebelah Barat : Kecamatan / Kota Wonosobo
b. Batas Antar Desa/Kelurahan
1) Sebelah Utara : Desa Sumberdalem
2) Sebelah Timur : Desa Sindupaten
3) Sebelah Selatan : Desa Suren Gede
4) Sebelah Barat : Desa Karangluhur
6. Data Guru Dan Karyawan
a. Data Guru dan karyawan
Tabel 4.2 Data Guru dan Karyawan
MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran 2018/2019
TEMPAT PENDIDIKAN
N
NAMA TANGGAL PT /
O Ijazah Tahun
LAHIR Pendidikan

1 Hamim, S.Ag Wonosobo, S1 1994 IAIN


26-04-1968

Slamet  Wonosobo,
2 MA 1981 SD
Mustaqim, Alh 15-08-1967
Wonosobo,
3 Muhammad SP 1971 SP IAIN
07-05-1948 IAIN

Wonosobo,
4 Sudarto SP 1976 SP IAIN
01-07-1957 IAIN

Tius Riah Wonosobo,


5 S1 2009 IKIP
Eryati, S.Pd 13-10-1974

Nunung Wonosobo,
6 Sulistyowati, S1 1999 UST
SE 27-01-1975

Retno Wiyanti, Wonosobo,


7 S1 2004 UNNES
S.Pd 27-03-1979

Ani Setyorini, Wonosobo,


8 S1 2009 UTM
S.Pd. 11-05-1983

Lilik Wonosobo,
9 Nurhidayati, S1 2002 IKIP
S.Pd 29-06-1976

Ethika Wonosobo,
10 S1 2003 UMP
Syafat,S.Pd 20-11-1987

Wonosobo,
11 Sukirno, S.Pd S1 2005 UST
05-11-1980

Slamet Wonosobo,
12 S1 2005 UAD
Haryono, S.Pd 15-11-1980
Arif Wonosobo,
13 Budiyanto, S1 2006 UIN
S.Sos.I 16-04-1981

Urip Setyani, Wonosobo,


14 S1 2007 UNY
S.Si 24-10-1981

Nurul Fitriyah, Wonosobo,


15 S1 2006 UNSIQ
SE 27-06-1984

Nur Hidayat Kulon Progo,


16 S1 2008 UNY
M, S.Pd 26-12-1984

Sri Latifah, Wonosobo,


17 S1 2007 IAIN
S.Pd.I 14-04-1984

Mukodam, Wonosobo,
18 S1 2006 UNSIQ
S.Kom 18-04-1983

Mimin Wonosobo,
19 Mukminah, S1 2010 UNSIQ
S.Pd 26-05-1986

Darul Blitar,
20 Muntaha, IAIT
S1 2008
S.Sos.I 15-07-1975 KEDIRI

Nur Hasanah, Wonosobo,


21 S2 2011 UNSIQ
M.Pd.I 20-03-1987

M. Khakim, Wonosobo,
22 D3 2008 UNSIQ
A.Md.Kom 08-12-1985

Teguh Khoirur Wonosobo,


23 S1 2010 IKIP
R, S.Pd 21-03-1987

Radita
Wonosobo, UKSW
24 Oktarini P, S1 2007
20-10-1986 Salatiga
S.Pd.

25 Ahmad Wonosobo, S1 2012 UNSIQ


Faidhurrohman
06-04-1981 Wonosobo
, SS

Sri Kudus,
26 Karyantiana, S1 1977 UNDAR
S.Ps.I 21-07-1981

Wonosobo,
27 Hamam Fadli SMA 2010 SMA
10-05-1989

Sulistyo Kebumen,
28 S1 2003 UST
Budiarti, S.Pd. 26-05-1980

29 Atik Maulana

30 Utami, S.Pd S1
Arif Jihan,
31 S1
S.Hum

SMA
Purworejo, ISSUD
32 Siti Maesaroh SMA 2002
26-01-1983 BRUNO,
Purworejo

Indramayu,
33 Tarsono SMP 1990 SMP
08-08-1973

Wonosobo,
34 Utari Rahayu STIM Budi
D3 2016
13-07-1991 Bakti

M. Nurul
Wonosobo,
35 Fahmi, D3 2007 UNSIQ
13-01-1986
A.Md.Kom

Zahid Ibnu Wonosobo,


36 S1 27 2011 UNSIQ
Yazid,S.Pd.i 12-6-1985

Wonosobo,
37 Baryono MAN
SMA 2000
09-03-1980 Wonosobo

38 Tatik Erliyani Wonosobo, SMA 2013 IPA


19-02-1995

b. Bidang - Bidang
Tabel 4.3 Data Bidang Tata Usaha
No Nama Status Ket.

1 Utari Rahayu PTY Kepala TU

2 Nurul Fitriyah, SE GTY Bendahara BOS

3 Ani Setyo Rini, S.Pd GTY Bendahara Infaq

4 M. Nurul Fahmi, PTY Staff TU


A.Md.Kom

5 Tatik Erliyani PTY Koperasi

Tabel 4.4 Data Bidang Perpustakaan


Pendidikan
No Nama Status
Terakhir

1 Teguh Khoirur R, GTY


S.Pd S1 IKIP

2 Siti Maesaroh PTY SMA ISSUD Bruno, Purworejo

Tabel 4.5 Data Bidang Keamanan & Urusan Rumah Tangga


Pendidikan Tahun
No Nama Status
Terakhir Lulus

1 Tarsono PTY SMP 1990

2 Baryono PTY MAN 1 WONOSOBO 2001


7. Kurikulum dan Muatan Lokal
Kurikulum yang dipakai adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) 2006. Adapun Muatan Lokalnya adalah sebagai berikut.
Tabel 4.6 Muatan Lokal MTs Ma’arif Kertek
No Mata Pelajaran Waktu Kelas Kurikulum

1 Ke NU an 1 jam @ 40 menit 7,8,9 Diknas,


Kementerian
2 Bahasa Jawa 1 jam @ 40 menit 7,8,9 Agama
3 Kitab Kuning 2 jam @ 40 menit 7,8,9 Kur.MTs
4 Tahfidzul Qur’an 2 jam @ 40 menit 7,8 Ma’arif

5 Seni Budaya 1 jam @ 40 menit 7,8,9 Kertek


(KTSP) 2006
6 TIK 1 jam @ 40 menit 7, 8, 9

8. Keadaan Siswa
a. Penerimaan Siswa Baru

Terdaftar Diterima Ditolak


No Tahun Jml Jml Jml %
L P L P L P

2011/
1 126 89 215 94 77 171 17 11 29 79,53 %
2012

2012/
2 125 115 240 98 104 202 27 11 38 84,17 %
2013

2013/
3 115 90 205 108 82 190 7 8 15 92,68%
2014

2014/
4 85 100 185 73 86 159 12 14 26 85,94%
2015

2015/
5 100 105 205 91 98 189 9 7 16 92,19%
2016

6 2016/ 115 101 216 107 92 199 8 9 16 92,13%


2017

2018/
7 145 100 245 140 88 228 8 9 17 92,14 %
2019

b. Keadaan Siswa Lima Tahun Terakhir


TAHUN PELAJARAN 2009/2010

Kls VII Kls VIII Kls IX JUMLAH


1
L P JML L P JML L P JML L P JML

86 67 153 68 66 134 66 56 122 220 189 409

2 TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Kls VII Kls VIII Kls IX JUMLAH

L P JML L P JML L P JML L P JML

83 66 149 85 67 152 68 64 132 242 193 435

3 TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Kls VII Kls VIII Kls IX JUMLAH

L P JML L P JML L P JML L P JML

98 78 176 90 64 154 88 66 154 276 208 484

4 TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Kls VII Kls VIII Kls IX JUMLAH

L P JML L P JML L P JML L P JML

98 104 202 114 60 174 92 57 149 289 236 525

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Kls VII Kls VIII Kls IX JUMLAH


5 L P JML L P JML L P JML L P JML

10
82 190 97 101 198 92 74 166 297 258 555
8

6 TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Kls VII Kls VIII Kls IX JUMLAH


L P JML L P JML L P JML L P JML

80 84 164 95 80 175 89 102 191 264 266 530

TAHUN PELAJARAN 2015/2016

Kls VII Kls VIII Kls IX JUMLAH

7 L P JML L P JML L P JML L P JML

95 95 189 74 88 162 95 78 173 264 261 524

TAHUN PELAJARAN 2016/2017

Kls VII Kls VIII Kls IX JUMLAH

L P JML L P JML L P JML L P JML


8
10
92 199 94 101 195 73 86 159 274 279 553
7

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Kls VII Kls VIII Kls IX JUMLAH

L P JML L P JML L P JML L P JML


9
10
84 193 109 93 202 96 102 198 314 279 593
9

TAHUN PELAJARAN 2018/2019


10
KLS VII KLS VIII KLS IX JML

L P JML L P JML L P JML L P JML

14
88 228 111 88 199 103 91 194 354 267 621
0

c. Keadaan Siswa Sekarang


NO KELAS L P JML

1 VII A 22 12 34

VII B 20 14 34

VII C 20 14 34
VII D 19 16 35

VII E 16 12 28

VII F 12 16 28

VIII A 16 16 32

VIII B 21 14 35

VIII C 21 14 35
2
VIII D 21 15 36

VIII E 22 14 36

VIII F 8 20 28

IX A 16 18 34

IX B 17 16 33

IX C 17 17 34
3
IX D 19 14 33

IX E 16 18 34

IX F 11 19 30

TOTAL 314 279 593

d. Persentase Kelulusan
LULUS TIDAK LULUS
TAHUN
NO JM %
PELAJARAN L P L P JML
L

1 2008/2009 55 45 100 17 11 28 84

2 2009/2010 59 48 107 9 6 15 89

3 2010/2011 66 44 130 0 0 0 100

4 2011/2012 79 64 143 0 0 0 100

5 2012/2013 86 59 145 1 0 1 99,31


6 2013/2014 93 73 166 0 0 0 100

7 2014/2015 86 103 189 0 0 0 100

8 2015/2016 95 77 172 0 0 0 100

9 2016/2017 71 86 561 0 0 0 100

10 2017/2018 90 102 192 0 0 0 100

180
160
140
120 2008/2009 2009/2010 2009/2010
100 2010/2011 2011/2012
2012/2013 2013/2014
80 2014/2015 2015/2016
2010/2011 2012/2013
60
2013/2014
40
20
0
Lulus Tidak Lulus Prosentase

Grafik 3. PROSENTASE KELULUSAN MTs Ma’arif Kertek

e. Ujian Nasional
Tabel Rata-rata Nilai Mata Pelajaran
Rata-Rata Nilai Mata Pelajaran
No Tahun
Ipa Matematika B. Indonesia B.Inggris

1 2010 9.25 9.75 9.6 8.00

2 2011 7.21 5.99 7.34 6.33

3 2012 5.52 5.25 8.05 4.83

4 2013 4.88 4.30 7.37 4.94

5 2014 5.57 4.59 5.63 7.13

6 2015 50.48 46.94 77.29 54.03

7 2016 52.60 40.58 75.81 49.30

8 2017
9. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Alokasi Sumber
No Materi Kegiatan Sifat
Waktu Dana

1 Kepramukaan 1 x Seminggu Wajib RKAM

2 Drum Band 1 x Seminggu Pilihan RKAM

3 Seni Baca Al Qur'an 1 x Seminggu Pilihan RKAM

4 Seni Rebana 1 x Seminggu Pilihan RKAM

5 Badminton 1 x Seminggu Pilihan RKAM

6 Bola Voli 1 x Seminggu Pilihan RKAM

7 PMR/UKS 1 x Seminggu Pilihan RKAM

8 Bela Diri 1 x Seminggu Pilihan RKAM

9 Sepak Takraw 1 x Seminggu Pilihan RKAM

10. Program Khusus Tahfidzul Qur’an


No Materi Program Hari Sifat Mulai

1 Hafalan Tahfidzul Qur’an Ahad Wajib

2 Kaligrafi Ahad Wajib


24 September
3 Retorika Ahad Wajib 2011

4 Pembelajaran Nahwu Sorof Ahad Wajib

11. Fasilitas Ruang Akademik


No Jenis Ruang Jumlah Status
1 Ruang Kelas 17 Ruang Milik Sendiri

2 Ruang Guru 1 Ruang Milik Sendiri

3 Ruang Perpustakaan 1 Ruang Milik Sendiri

4 Ruang Lab. Komputer 1 Ruang Milik Sendiri

5 Ruang Lab. IPA 1 Ruang Milik Sendiri

6 Ruang Multimedia 0

7 Ruang BK 1 Ruang Milik Sendiri

8 Ruang OSIS 1 Ruang Milik Sendiri

12. Data Buku Pepustakaan


NO JENIS BUKU KELAS KURIKULUM
1 PKN Kelas7,8,9

2 Bahasa Indonesia Kelas7,8,9

3 Bahasa Inggris Kelas7,8,9

4 IPA / Fisika Kelas7,8,9

5 IPA / Biologi Kelas7,8,9

6 IPS / Ekonomi Kelas7,8,9

7 IPS / Geografi Kelas7,8,9


Kurikulum Tingkat
8 IPS / Sejarah Kelas7,8,9
Satuan Pendidikan
9 Matematika Kelas7,8,9 (KTSP)

10 Qur'an Hadits Kelas7,8,9

11 Fiqih Kelas7,8,9

12 Bahasa Arab Kelas7,8,9

13 SKI Kelas7,8,9

14 Aqidah Ahlak Kelas7,8,9

15 Penjaskes Kelas7,8,9

16 Kertangkes Kelas7,8,9
19 Bahasa Arab Kelas 7 dan 8

20 Fiqih Kelas 7 dan 8 Kurtilas

21 Aqidah Ahklaq Kelas 7 dan 8

13. Luas Tanah Dan Status Pemilikan


No Status Tanah Luas Tanah
1 Membeli -

2 Wakaf 1880 m2

14. Luas Bangunan Berdasarkan Pemanfaatanya


Pemanfaatan Jumlah Luas
No Status
Bangunan Ruang (M2)
1 Ruang Teori/Kelas 17 435 Milik Sendiri

2 Laboratorium IPA 1 Milik Sendiri

3 Laboratorium Komputer 1 Milik Sendiri

Ruang Perpustakaan
4 1 56 Milik Sendiri
Konvensional

5 Ruang UKS 1 10 Milik Sendiri

6 Koperasi / Toko 1 9 Milik Sendiri

7 Ruang BP / BK 1 28 Milik Sendiri

8 Ruang Kepala Sekolah 1 14 Milik Sendiri

9 Ruang Guru 1 70 Milik Sendiri

10 Ruang TU 1 28 Milik Sendiri

11 Ruang OSIS 1 28 Milik Sendiri

Kamar Mandi / WC Guru


12 1 8 Milik Sendiri
Laki-laki

Kamar Mandi / WC Guru


13 1 8 Milik Sendiri
Perempuan

Kamar Mandi / WC Siswa


14 8 32 Milik Sendiri
Laki-laki

Kamar Mandi / WC Siswa


15 5 20 Milik Sendiri
Perempuan

16 Gudang 1 12 Milik Sendiri

17 Ruang Ibadah 1 64 Milik Sendiri

18 Ruang Multimedia 0 0

15. Kondisi Ruang Bersdasarkan Pemanfaatanya


a. Ruang Kantor, Ruang UKS, Ruang tamu dan Ruang Kepala perlu
dikondisikan yang layak dan nyaman.
b. Ruang Kelas seluruhnya di rencanakan 18 kelas, baru tersedia 17
ruang.
c. Guna melengkapi perlengkapan siswa dan nenuju terciptanya
pendidikan yang memadai, MTs Ma'arif Kertek berniat melengkapi
semua perlengkapan pergedungan dan sarana prasarana pendidikan,
seperti Gedung Laboraturium, LAB IPA, LAB Komputer, Mushola
Kantor, Ruang UKS, Ruang Kepala Madrasah yang pantas, dan
kantor Tata Usaha.
d. Tuntutan kemajuan pendidikan yang semakin mendorong terhadap
usaha MTs Maarif Kertek untuk selalu berupaya agar program ini
dapat terwujud secara Optimal.

16. Keadaan Administrasi Madrasah


Ada /
No Judul Kondisi Keterangan
Tidak Ada
1 Buku Induk Ada Baik Dikerjakan

2 Buku Mutasi Guru dan Siswa Ada Baik Dikerjakan

3 Buku Keuangan Madrasah Ada Baik Dikerjakan

4 Buku Agenda Surat Ada Baik Dikerjakan

5 Buku Expedisi Ada Baik Dikerjakan

6 Buku Inventaris Ada Baik Dikerjakan

7 Buku Tamu Umum / Khusus Ada Baik Dikerjakan

8 Buku Presensi Guru Ada Baik Dikerjakan

9 Buku Presensi Upacara Ada Baik Dikerjakan

10 Buku Presensi Siswa Ada Baik Dikerjakan

11 Buku Leger Nilai Ada Baik Dikerjakan

12 Buku Raport Ada Baik Dikerjakan

13 Daftar Program Kerja Ada Baik Dikerjakan


Madrasah
14 Ada Baik Dikerjakan
Papan Data Sekolah
15 Ada Baik Dikerjakan
Papan Jadwal
16 Ada Baik Dikerjakan
Grafik Grafik Perkembangan
17 Ada Baik Dikerjakan
Administrasi Perpustakaan
17. Keunggulan Komparatif Dan Kompetitif yang Dimiliki MTs.
Ma’arif Kertek
a. Lokasi madrasah strategis, dekat dengan pusat kegiatan
utama masyarakat, mudah dijangkau dengan kendaraan umum dari
semua jurusan.
b. Tenaga pengajar mayoritas berijazah S1 dan dua orang
guru berijasah S2 sesuai dengan jurusan masing-masing, kebanyakan
masih berusia muda , dengan semangat pengabdian yang tinggi.
c. Lingkungan masyarakat di sekitar madrasah sangat kental
dengan tradisi spiritual yang tinggi, sejalan dengan kegiatan madrasah.
d. Prestasi siswa di bidang olah raga dan kesenian cukup
potensial untuk dikembangkan.
e. Ruang pembelajaran representatif dengan iklim yang
senantiasa sejuk.
f. Alumnus madrasah kebanyakan menjadi tokoh
masyarakat di lingkungan masing-masing.
g. Hubungan silaturahmi dengan masyarakat sekitar
madrasah sangat bagus, secara rutin tertuang dalam kegiatan halal
bihalal, penyaluran hewan qurban , dan kegiatan soial lainnya.

18. Program Unggulan yang Merupakan Ciri Khas Madrasah


a. Penanaman budaya menutup aurat secara Islami berupa :
b. Pakaian seragam bagi siswa putra terdiri dari celana panjang dan
baju lengan pendek.
c. Pakaian seragam siswa putri terdiri dari rok bawah panjang dan baju
lengan panjang.
19. Lembaga Pendidikan Ma'arif NU
Lembaga Pendidikan Ma'arif NU terhadap keberadaan MTs. Ma'arif
Kertek berkewajiban :
a. Bertanggung jawab sepenuhnya terhadap maju dan mundurnya
Madrasah.
b. Menyediakan perangkat Guru dan Staf Tata Usaha.
c. Melengkapi kebutuhan kegiatan belajar mengajar di madrasah.
d. Memenuhi kesejahteraan para Guru dan Staf Tata Usaha.
e. Memberikan pengertian positif terhadap keberadaan Madrasah kepada
masyarakat.
f. Memantau, mengawasi, dan megevaluasi perkembangan pendidikan
yang di selenggarakan di madrasah
g. Mengangkat dan merekomendasikan pengangkatan Kepala Madrasah.
h. Memberikan bimbingan, nasehat, teguran bahkan sangsi terhadap
semua karyawan menurut keperluan di selaraskan dengan Program
Pendidikan Nasional.
i. Menyelenggarakan rapat dengan Pengurus Lembaga dan Kepala
Madrasah beserta Guru dan Staf menurut keperluan yang berkaitan
dengan kemajuan pendidikan.
B. Deskripsi Data
Penelitian ini dilakukan dikelas IX MTs Ma’arif Kertek dengan sampel
sebanyak 25 siswa. Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel yaitu satu variabel
bebas (Keteladanan Guru = X) dan satu variabel terikat (Kepribadian Siswa =
Y).

Berikut ini disajikan hasil penelitian keteladanan guru dan kepribadian


siswa kelas IX MTs MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran 2018/2019.
1. Hasil Angket Berdasarkan Responden
Tabel 4.20 Hasil Angket Kepribadian Murid
No. Pernyataan
No. Kode.Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 R-1 4 4 2 4 4 2 2 2 4 3 4 4 4 4 4
2 R-2 3 3 2 3 2 3 3 2 4 3 3 1 2 2 3
3 R-3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 R-4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 R-5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 R-6 4 4 2 3 3 4 2 2 4 4 4 2 4 2 4
7 R-7 4 2 2 4 4 2 2 2 4 2 3 2 4 2 3
8 R-8 4 4 2 4 4 4 2 2 4 2 4 1 4 2 2
9 R-9 3 2 2 3 4 2 2 2 3 2 2 1 2 2 2
10 R-10 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 1 4 4
11 R-11 2 3 2 4 4 4 2 2 4 4 2 2 2 4 2
12 R-12 3 2 2 4 3 3 4 2 1 3 3 2 3 2 4
13 R-13 4 2 2 3 4 4 2 3 4 3 4 2 2 2 3
14 R-14 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 2 2 4 2
15 R-15 4 4 4 2 4 4 4 3 4 4 4 3 4 3 4
16 R-16 4 4 2 4 4 3 4 2 4 3 4 2 1 4 4
17 R-17 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4
18 R-18 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 2 4 2 3
19 R-19 4 3 2 3 4 4 2 4 4 4 4 2 4 3 4
20 R-20 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 4 4 2 2 2
21 R-21 3 3 3 4 4 3 2 2 4 3 3 2 4 2 2
22 R-22 2 2 2 4 4 4 4 4 2 4 3 2 1 2 2

53
23 R-23 4 4 4 4 4 4 4 2 4 3 4 3 1 4 4
24 R-24 4 3 3 4 3 3 2 3 4 2 3 1 2 3 4
25 R-25 4 3 2 3 4 4 4 2 4 4 4 2 1 2 1

Tabel Hasil Angket Keteladanan Guru

No. Pernyataan
No. Kode.Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 R-1 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4
2 R-2 4 4 4 4 4 2 4 4 4 3 3 4 4 3 2
3 R-3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 R-4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 R-5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 R-6 3 4 2 2 3 3 2 3 4 2 4 4 4 2 3
7 R-7 2 2 3 3 4 4 2 4 4 2 3 2 4 3 2
8 R-8 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4
9 R-9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 2 3 4 4 3
10 R-10 4 4 4 4 4 4 2 3 4 2 3 4 3 3 3
11 R-11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 R-12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3
13 R-13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3
14 R-14 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 2 4 4 4 4
15 R-15 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 2 4
16 R-16 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 2 2 4 2 2
17 R-17 3 4 4 4 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4
18 R-18 4 4 4 4 3 2 4 4 4 1 2 4 4 3 2
19 R-19 3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 4 4 3 2 3

54
20 R-20 4 4 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 4 4 2
21 R-21 3 4 2 4 4 2 2 2 2 4 4 4 3 2 3
22 R-22 4 4 2 4 4 4 4 4 3 1 3 4 4 3 3
23 R-23 4 4 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 2
24 R-24 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 2 3
25 R-25 3 4 4 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 1 2

55
56

C. Analisis Data
1. Analisis Pendahuluan
Untuk memperoleh data mengenai keteladanan guru dan
kepribadian siswa MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran 2017/2018,
digunakan angket yang diberikan kepada siswa untuk diisi sesuai dengan
petunjuk yang diberikan peneliti sebelum siswa mengisinya. Total
responden yang diteliti berjumlah 25 siswa.
Angket yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai
keteladanan guru dan kepribadian siswa, menggunakan tipe pilihan yang
masing-masing terdiri dari 15 item pertanyaan. Adapun angket yang
digunakan merupakan angket dengan bentuk tertutup terstruktur, yakni
subjek (responden) tinggal memilih salah satu jawaban yang telah
disediakan. Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan skala Likert, berupa sejumlah pertanyaan mengenai
keteladanan guru dan kepribadian siswa dengan empat alternatif jawaban.
Untuk lebih jelasnya, akan ditulis dalam tabel dibawah ini.
Tabel 4.22
Penskoran Angket Penelitian tentang Motivasi Belajar
No. Alternatif Jawaban Skor

1. Selalu 4

2. Sering 3

3. Kadang-kadang 2

4. Tidak pernah 1

Setelah dilakukan penskoran angket keteladanan guru dan


kepribadian siswa, sebelum hipotesis diujikan, maka instrumen perlu
dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas. Uji normalitas yang
digunakan adalah adalah Chi Kuadrat. Uji ini digunakan untuk
mengetahui apakah data pada sampel yang diteliti berdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan data yang
57

didapat dari nilai angket keteladanan guru dan kepribadian siswa pada
sampel.
Kriteria pengujian dilakukan dengan membandingkan Xhitung dan
Xtabel. Kriterianya adalah jika Xhit<Xtab maka data berdistribusi normal
sedangkan Xhit>Xtab maka data tidak berdistribusi normal. Hasil uji
normalitas dengan taraf signifikansi 5% dapat dilihat pada tabel 4.23.
berikut, sedangkan untuk perhitungannya dapat dilihat pada lampiran.
Tabel 4.23
Rangkuman Hasil Uji Normalitas
Keteladanan Guru dan Kepribadian siswa
 Taraf
Variabel Xhit Xtab Hasil
sampel Signifikansi
Keteladanan Distribusi
25 5% 5,98 11,07
Guru normal
Kepribadian Distribusi
25 5% 4,88 11,07
Siswa normal

Berdasarkan tabel 4.23 dapat disimpulkan bahwa pada sampel


diperoleh Xhitung<Xtabel. Hal itu berarti bahwa data berdistribusi normal
dan dapat dilanjutkan uji selanjutnya.
a. Analisis Hasil Angket Keteladanan Guru
Untuk menentukan kategori keteladanan guru dari hasil
penelitian, digunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menentukan nilai rata-rata (mean) keteladanan guru
Data yang diperoleh dari angket keteladanan guru
kemudian dicari rata-rata menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut.
a) Mencari nilai tertinggi (H) dan terendah (L). Dari data hasil
penelitian diperoleh nilai tertinggi (H) = 60 dan nilai terendah
(L) = 39.
b) Mencari banyaknya kelas interval dengan rumus :
K = 1 + 3,3 log N
58

Maka dapat diketahui bahwa :


K = 1 + 3,3 log N
K = 1 + 3,3 log 25
K = 1 + 4,61
K = 5,61 dibulatkan menjadi 6
c) Mencari panjang kelas interval dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
(1) Mencari rentang data dengan rumus :
R =H–L+1
= 60 – 39 +1
= 22
(2) Menentukan panjang kelas interval dengan rumus :
R
i=
K

Keterangan :

i = Panjang kelas interval


R = Range
K = Banyak kelas interval
Maka diperoleh :
22
i=
6

i=3,67 dibulatkan menjadi 4

Dengan demikian, maka banyaknya kelas interval = 6


sedangkan panjang kelas interval = .4
59

Tabel 4.24

Daftar Distribusi Frekuensi Keteladanan Guru

No Kelas Interval F X Fx

1 39 - 42 1 40,5 40,5

2 43 – 46 5 44,5 222,5

3 47 – 50 2 48,5 97

4 51 – 54 5 52,5 262,5

5 55 – 58 7 56,5 395,5

6 59 – 62 5 60,5 302,5

  Jumlah 25 1320,5

(3) Dari tabel distribusi di atas, kemudian dicari nilai mean


atau nilai rata-rata dari variabel keteladanan guru (X)
yaitu:
Ʃfx
M=
Ʃf
Keterangan :
M = Mean
Ʃf = jumlah data/sampel
Ʃfx = jumlah rata-rata untuk setiap interval
Maka dapat ditemukan, bahwa :
1320,5
M=
25
¿ 52,82

Jadi, mean dari jawaban nilai angket oleh responden


tentang keteladanan guru adalah 52,82.
2) Menentukan kategori nilai rata-rata keteladanan guru
Berdasarkan hasil perhitungan mean di atas, kemudian
dikonsultasikan pada tabel kualitas variabel keteladanan guru,
yaitu sebagai berikut :
60

Tabel 4.25
Variabel keteladanan guru (X)
No Kelas Interval Kategori

1 39 - 42 Sangat Kurang

2 43 – 46 Kurang

3 47 – 50 Cukup

4 51 – 54 Sedang

5 55 – 58 Baik

6 59 – 62 Sangat Baik

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mean dari


variabel keteladanan guru MTs Ma’arif Kertek tahun ajaran
2018/2019 adalah sebesar 52,82 dengan kategori sedang, yaitu
pada interval 51-54.

b. Analisis Angket Kepribadian Siswa


Untuk menentukan kategori kepribadian siswa dari hasil penelitian,
digunakan langkah-langkah sebagai berikut :
1) Menentukan nilai rata-rata (mean) kepribadian siswa
Data yang diperoleh dari angket kepribadian siswa
kemudian dicari rata-rata menggunakan langkah-langkah
sebagai berikut.
d) Mencari nilai tertinggi (H) dan terendah (L). Dari data hasil
penelitian diperoleh nilai tertinggi (H) = 60 dan nilai terendah
(L) = 34.
e) Mencari banyaknya kelas interval dengan rumus :
K = 1 + 3,3 log N
Maka dapat diketahui bahwa :
K = 1 + 3,3 log N
K = 1 + 3,3 log 25
K = 1 + 4,61
61

K = 5,61 dibulatkan menjadi 6


f) Mencari panjang kelas interval dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
(1) Mencari rentang data dengan rumus :
R =H–L+1
= 60 – 34 +1
= 27
(2) Menentukan panjang kelas interval dengan rumus :
R
i=
K

Keterangan :

i = Panjang kelas interval


R = Range
K = Banyak kelas interval
Maka diperoleh :
27
i=
6

i=4,5 dibulatkan menjadi 5

Dengan demikian, maka banyaknya kelas interval = 6


sedangkan panjang kelas interval = 5

Tabel 4.24

Daftar Distribusi Frekuensi kepribadian siswa

No Kelas Interval F X Fx

1 34 – 38 1 36 36

2 39 – 43 5 41 205

3 44 – 48 7 46 322

4 49 – 53 8 51 408

5 54 – 58 1 56 56

6 59 - 63 3 61 183
62

  Jumlah 25 1210

(3) Dari tabel distribusi di atas, kemudian dicari nilai mean


atau nilai rata-rata dari variabel kepribadian siswa (Y)
yaitu:
Ʃfx
M=
Ʃf
Keterangan :
M = Mean
Ʃf = jumlah data/sampel
Ʃfx = jumlah rata-rata untuk setiap interval
Maka dapat ditemukan, bahwa :
1210
M=
25
¿ 48,4

Jadi, mean dari jawaban nilai angket oleh responden


tentang kepribadian siswa adalah 48,4.
3) Menentukan kategori nilai rata-rata kepribadian siswa
Berdasarkan hasil perhitungan mean di atas, kemudian
dikonsultasikan pada tabel kualitas variabel kepribadian siswa,
yaitu sebagai berikut :
Tabel 4.25
Variabel kepribadian siswa (Y)
No Kelas Interval Kategori

1 34 – 38 Sangat Kurang

2 39 – 43 Kurang

3 44 – 48 Cukup

4 49 – 53 Sedang

5 54 – 58 Baik

6 59 – 63 Sangat Baik
63

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa mean dari


variabel kepribadian siswa MTs Ma’arif Kertek tahun ajaran
2017/2018 adalah sebesar 48,4 dengan kategori cukup, yaitu
pada interval 44 - 48.

2. Analisis Uji Hipotesis


Analisis ini digunakan untuk membuktikan apakah hipotesis yang
diajukan peneliti diterima atau ditolak pada penelitian ini. Adapun
hipotesis yang diajukan peneliti adalah “ada korelasi yang signifikan
keteladanan guru dan kepribadian siswa di MTs Ma’arif Kertek Tahun
Ajaran 2017/2018”
Hipotesi alternatif (Ha) itu dirumuskan sebagai berikut : ada atau
terdapat korelasi yang signifikan keteladanan guru dan kepribadian siswa
di MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran 2017/2018. Sedangkan hipotesis
nihil (Ho) adalah “tidak ada korelasi yang signifikan keteladanan guru
dan kepribadian siswa di MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran 2017/2018”
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan teknik
korelasi product moment untuk mengetahui ada tidaknya korelasi
keteladanan guru dan kepribadian siswa. Setelah dilakukan perhitungan
melalui teknik analisis product moment akan diperoleh koefisien korelasi
(r) antara dua variabel. Apabila harga rhitung lebih besar dari atau sama
dengan harga rtabel (rhitung ≥ rtabel) maka antara variabel X terhadap variabel
Y terdapat hubungan. Akan tetapi jika rhitung lebih kecil dari rtabel, (rhitung ≤
rtabel) maka antara variabel X terhadap Y tidak terdapat hubungan.
Untuk menguji hipotesis yang diajukan peneliti, maka akan dibantu
dengan menggunakan tabel bantu korelasi product moment dibawah ini.

Tabel 4.28 Tabel Bantu Korelasi Product Moment


64

No x Y X2 Y2 Xy
1 57 54 3249 2916 3078
2 53 54 2809 2916 2862
3 60 60 3600 3600 3600
4 58 60 3364 3600 3480
5 60 60 3600 3600 3600
6 45 48 2025 2304 2160
7 44 44 1936 1936 1936
8 59 57 3481 3249 3363
9 55 34 3025 1156 1870
10 51 51 2601 2601 2601
11 60 43 3600 1849 2580
12 59 55 3481 3025 3245
13 57 58 3249 3364 3306
14 57 55 3249 3025 3135
15 51 55 2601 3025 2805
16 45 49 2025 2401 2205
17 56 55 3136 3025 3080
18 49 52 2401 2704 2548
19 44 51 1936 2601 2244
20 56 57 3136 3249 3192
21 45 46 2025 2116 2070
22 51 51 2601 2601 2601
23 52 53 2704 2809 2756
24 49 48 2401 2304 2352
25 39 44 1521 1936 1716
Jumla
h 1312 1294 69756 67912 68385
Berdasarkan tabel bantu di atas maka diperoleh data sebagai berikut:

N : 25

∑x : 1312

∑y : 1294

∑x2 : 69756

∑y2 : 67912

∑xy : 68385

Setelah rumus tersedia selanjutnya memasukan angka-angka berikut ke


dalam rumus :
65

N ∑ XY −( ∑ X )( ∑ Y )
r xy =
2 2
√ {N ∑ X −(∑ X ) }{ N ∑ Y −(∑ Y ) }
2 2

25.68385−1312.1294
r xy =
√ { 25.69756−(1312)² }{ 25.67912−(1294)² }
1709625−1697728 11897
r xy = r xy =
√(1743900−1721344 )( 1697800−1674436 ) √ ( 22556 ) (23364)
11897 11897
r xy = r xy =
√ 526998384 22956,44

r xy =0 , 518

Dari rumus korelasi product moment tersebut akhirnya diperoleh


nilai koefisien korelasi (rxy) sebesar 0,518. Jadi, ada korelasi positif sebesar
0,518 antara keteladanan guru dan kepribadian siswa. Setelah menganalisis
hipotesis dengan menggunakan rumus korelasi product moment,
selanjutnya adalah mengkonsultasikan r produck moment tersebut baik
taraf signifikasi 5% ataupun 1% harga r diperoleh yaitu: 0,3961 dan
0,5052. Hal ini berarti bahwa rxy > rt.

Dari analisis tersebut menunjukan bahwa rxy > rt, baik untuk taraf
signifikasi 5% maupun 1%. Dengan mengkonsultasikan pada r tabel, maka
dapat diketahui bahwa Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan kata lain,
pernyataan yang menunjukan bahwa ada hubungan antara keteladanan
guru dan kepribadian siswa adalah benar.

Selanjutnya yaitu menguji hubungan tersebut signifikan atau tidak,


analisis ini digunakan untuk membuat interpretasi lebih lanjut yaitu
dengan membandingkan antara nilai r hasil analisis product moment
dengan (rxy) dengan nilai r tabel (rt) dalam taraf signifikasi 1% atau 5%
terhadap jumlah sampel (N).

Pengujian signifikansi korelasi, dapat dihitung dengan uji t yang


menggunakan rumus sebagai berikut :
66

r √ n−2
t=
√1−r 2
0 ,518 √ 25−2
t=
√ 1−0 ,5182
0 ,518 √ 24
t=
√1−0,2683
2,5377
t=
√ 0,7317
t=2,9667
Untuk menguji kebenaran atau kesalahan dari hipotesis yang
diajukan, yaitu dengan membandingkan harga thitung dengan ttabel, yakni
dengan melihat degrees of freedom (Df), Df = N – nr (nr = 2, bilangan
konstan). Jadi Df = 25 – 2 = 23. Dengan analisis uji t, ternyata dapat
ditemukan bahwa harga thitung adalah 2,9667. Sedangkan harga ttabel untuk
taraf signifikansi 5% dan 1% masing-masing adalah 2,0687 dan 2,8073.
Ternyata harga thitung > ttabel (2,9667> 2,0687 dan 2,8073). Jadi, ada
hubungan yang signifikan antara keteladanan guru dan kepribadian siswa.
Dalam penelitian korelasi terdapat suatu angka yang disebut
Koefisien Determinasi, yang besarnya adalah kuadrat dari koefisien
korelasi (r2). Koefisien ini disebut koefisien penentu, karena varians yang
terjadi pada variabel dependen dapat dijelaskan melalui variabel
independen.
Dari hasil korelasi product moment ditemukan r = 0,518, koefisien
determinasinya adalah r2, yaitu 0,5182 = 0,2683. Hal ini berarti varians
yang terjadi pada variabel kepribadian siswa 26,83% dapat dijelaskan
melalui varians yang terjadi pada variabel keteladanan guru, atau
kepribadian siswa 26,83% dipengaruhi oleh besar atau tingginya
keteladanan guru, dan 73,17% dipengaruhi oleh faktor lain.
3. Analisis Lanjutan
Dari hasil perhitungan angket rata-rata variabel keteladanan guru
dan kepribadian siswa kelas IX MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran
67

2017/2018 yang diperoleh dari 25 responden, maka diketahui bahwa rata-


rata nilai keteladanan guru adalah 52,82. Dengan demikian maka dapat
diketahui bahwa korelasi keteladanan guru MTs Ma’arif Kertek Tahun
Ajaran 2017/2018 adalah sedang, yaitu pada interval 51-54
Sedangkan rata-rata nilai kepribadian siswa MTs Ma’arif Kertek
Tahun Ajaran 2017/2018 pada semester ganjil adalah 48,4, dengan
kategori cukup, yaitu terletak pada interval 44-48.
Setelah diketahui rata-rata dan kualitas masing-masing variabel,
langkah selanjutnya adalah analisis uji hipotesis dengan menggunakan
rumus korelasi product moment. Dari analisis uji hipotesis diketahui
bahwa ada hubungan signifikan antara keteladanan guru dan kepribadian
siswa kelas IX MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran 2017/2018
Hal ini ditunjukan dari nilai koefisien korelasi dengan korelasi
product moment, bahwa rxy = 0,518 > rt = 0,3961 (0,05) dan rxy = 0,518 >
rt = 0,5052 (0,01) atau dikatakan bahwa rxy > rt (0,05 dan 0,01), hal ini
berarti terdapat hubungan dan hipotesis yang menyatakan adanya korelasi
yang signifikan antara keteladanan guru dan kepribadian siswa kelas IX
MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran 2017/2018 adalah diterima.
Untuk mempermudah pemahaman peneliti atau orang lain tentang
hubungan antara pengaruh keteladanan guru dan kepribadian siswa kelas
IX MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran 2017/2018 dapat dilihat dalam tabel
ringkasan sebagai berikut :

Tabel 4.29

Ringkasan Keteladanan Guru dan Kepribadian Siswa Kelas IX


MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran 2017/2018
68

Uji Tabel
Hipotesi Hitung Keterangan Hipotesis
s 5% 1%

Rxy 0,518 0,3961 0,5052 Ada hubungan


Ha Diterima
t 2,9667 2,0687 2,8073 Signifikan

D. Interpretasi Data
Setelah data dikumpulkan dan dianalisis, langkah selanjutnya yaitu
memberikan interpretasi. Berdasarkan perhitungan dari nilai koefisien korelasi
variabel X (motivasi belajar) dan variabel Y (hasil belajar Fiqih) dengan
korelasi product moment, diperoleh hasil yang signifikan, yaitu r xy = 0,518 >
rt = 0,3961 (0,05) dan rxy = 0,518 > rt = 0,5052 (0,01) atau dikatakan bahwa rxy
> rt (0,05 dan 0,01), artinya adanya korelasi yang signifikan antara keteladanan
guru dan kepribadian siswa kelas IX MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran
2017/2018
Jadi, ada korelasi positif sebesar 0,518 antara keteladanan guru dan
kepribadian siswa. Hal ini membuktikan bahwa semakin besar atau baik guru
memberikan teladan, maka semakin besar atau semakin baik pula kepribadian
siswa, dan semakin rendah keteladanan guru maka kepribadian siswa akan
rendah juga.
Untuk dapat memberikan penafsiran terhadap koefisien korelasi yang
ditemukan tersebut besar atau kecil, maka dapat berpedoman pada ketentuan
yang tertera pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.30

Pedoman untuk Memberikan Interpretasi terhadap Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


69

0,00 – 0,199 Sangan rendah


0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat kuat

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa korelasi antara


keteladanan guru dan kepribadian siswa kelas IX MTs Ma’arif Kertek Tahun
Ajaran 2017/2018 yaitu 0,518 yang terletak pada interval koefisien 0,40 –
0,599 dengan kategori tingkat hubungan “sedang”
Dari hasil korelasi product moment ditemukan r = 0,518, koefisien
determinasinya adalah r2, yaitu 0,5182 = 0,2683. Hal ini berarti varians yang
terjadi pada variabel kepribadian siswa 26,83% dapat dijelaskan melalui
varians yang terjadi pada variabel keteladanan guru, atau kepribadian siswa
26,83% dipengaruhi oleh besar atau tingginya keteladanan guru, dan 73,17%
dipengaruhi oleh faktor lain.
70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sebagaimana yang telah dikemukakan dalam isi skripsi dan penelitian
yang peneliti lakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. Keteladanan guru MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran 2017/2018 adalah
sedang. Hal ini berdasarkan pada hasil penelitian yang dilakukan, di mana
nilai rata-rata yang diperoleh melalui jawaban responden adalah 52,82
yang berada pada interval 51-54.
2. Kepribadian siswa kelas IX MTs Ma’arif Kertek Tahun Ajaran 2017/2018
termasuk dalam katagori cukup. Hal ini berdasarkan pada hasil penelitian
yang dilakukan, di mana nilai rata-rata yang diperoleh melalui jawaban
responden adalah 48,4 yang berada pada interval 44-48.
3. Dari hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa keteladanan guru
mempunyai korelasi yang positif terhadap kepribadian siswa kelas IX MTs
Ma’arif Kertek Tahun Ajaran 2017/2018. Hal tersebut dibuktikan dengan
hasil koefisien korelasi product moment yang didapat 0,518 yang lebih
besar dari korelasi yang ada pada tabel, baik pada taraf signifikansi 5 %
(0,3961) maupun pada taraf signifikansi 1 % (0,5052). Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ada korelasi yang positif antara keteladanan guru
dan kepribadian siswa, sehingga hipotesis yang penulis ajukan diterima.
B. Saran-saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dalam skripsi ini, maka peneliti
perlu untuk memberikan saran-saran sebagai berikut.:
1. Kepada para guru untuk selalu memberikan contoh, keteladanan yang
baik bagi siswa-siswanya. Karena guru adalah seorang model hidup yang
digugu dan ditiru. Dengan kata lain, seorang guru adalah sosok teladan
untuk dirinya dan siswanya.
71

2. Kepada para siswa, agar dapat menjadi pribadi yang baik, hendaknya
dapat mencontoh perilaku, perbuatan yang baik dari guru-gurunya.
3. Kepada orang tua siswa harus sangat selektif dalam memilihkan guru-
guru bagi anak-anaknya. Orang tua jangan hanya melihat gedung beserta
fasilitas sekolahnya, namun lebih dari itu bagaimana memilihkan guru-
guru terbaik yang berkepribadian shaleh untuk anaknya.
C. Kata Penutup
Puji syukur alhamdulillah ke hadirat Allah yang telah melimpahkan
rahmat, taufik serta hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi
ini. Penulis sebagai manusia biasa yang tidak lepas dari segala kekurangan dan
kekhilafan, tentunya dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan, banyak kesalahan dan kekurangan.
Dengan segala kerendahan hati penulis masih sangat mengharapkan saran
dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi
ini. Harapan penulis semoga skripsi ini bermafaat bagi penulis pada
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyusunan skripsi ini baik pikiran, tenaga maupun do’a dan
tak lupa semoga kita semua senantiasa dalam lindungan Allah swt serta
mendapatkan kebahagian baik di dunia maupun di akhirat. Amin.

Anda mungkin juga menyukai