Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kadar Pendidikan orangtua sangatlah penting dalam kehidupan keluarga, karena sikap
dan perilaku mereka besar sekali pengaruhnya dalam upaya mendidik anak, dalam arti orang tua
mempunyai tanggung jawab terhadap Pendidikan anaknya. Hal ini merupakan suatu keharusan
yang wajar dan bukan suatu tanggung jawab yang dipaksakan. Orangtua tidak hanya
bertanggung jawab pada pemeliharaan anak saja, melainkan bertanggung jawab atas
Pendidikan anak-anaknya, termasuk Pendidikan sikap didalamnya. Sebagaimana disebutkan
dalam GBHN. ( TAP MPR NO. 11 / 1998 ), bahwa : “Pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan didalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Karena itu pedidikan
merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan pemerintah”. Demikian
pula ditegaskan dalam GBHN. ( TAP KPR NO. 11/1993 ) yaitu :

pembinaan terhadap Pendidikan di lingkungan keluarga sebagai tempat Pendidikan


pertama dan Pendidikan pra sekolah, disamping sebagai wahana sosialisasi awal sebelum
Pendidikan dasar, dikembangkan agar lebih mampu meletakan landasan pembentukan watak
dan kepribadian, penanaman dan pengenalan agama dan budi pekerti serta dasar pergaulan.
Dalam hal ini perlu keteladanan dan pengembangan suasana yang membantu peletakan dasar
kearah pengembangan sikap, pengetahuan keterampilan dan daya cipta.

Pendidikan sikap dalam keluarga pada berbagai hal perlu di sinkronkan dengan
Pendidikan sikap di masyarat atau di sekolah. Kalau ketiga kondisi itu berbeda, maka sikap anak
di rumah bisa berbeda dengan sikapnya di sekolah atau di masyarakat. Sebaliknya jika ketiga
kondisi itu terjaga dengan baik, maka keluarga akan menjadi basis pembinaan Pendidikan sikap
anak dalam menuju kepada masyarakan yang sejahtera.

Dalam uraian di atas bisa ditarik kesimpulan, bahwa keluarga adalah pusat Pendidikan
sikap menuju kepada kebaikan anak, hal ini sejalan dengan ungkapan yang ditegaskan oleh Ki
Hajar Dewantara ( 1987 : 38 ), yaitu : “Alam keluarga merupakan pusat Pendidikan pertama
serta yang terpenting, karena sejak timbulnya adat kemanusiaan hingga kini hidup dalam
keluarga selalu mempengaruhi pertumbuhan anak”. Dari hal ini identic dengan sabda Nabi
Muhammad SAW.

Artinya : “Tuntutlah ilmu dari semenjak buaian hingga ke lubang lahat”. ( HR. Ibnu ‘Abdil Barr )

Keterangan hadits di atas mengandung makna, bahwa Pendidikan itu dimulai dari sejak
lahir. Maka di dalam keluargalah Pendidikan anak harus dimulai, karena keluarga merupakan
sekolah pertama yang dihadapi anak, dan lingkungan keluarga itu sangan besar pengaruhnya
terhadap perkembangan kecerdasan pada anak pra sekolah. Mengenai pentingnya peranan
keluarga dalam Pendidikan, A. M. Saefudin ( 1986 : 130 ) menyatakan :
Peran keluarga sangat penitng dalam Pendidikan, karena merupakan lingkungan sekolah
pertama yang bertanggung jawab menanamkan nilai-nilai ketaqwaan pada Allah, tempat
pembentukan akhlak, mengembangkan bakat serta memupuk anak dalam minat belajar.

Memperhatikan uraian di atas , dapat diambil kesimpulan bahwa Pendidikan pertama


dan utama adalah yang dilakukan dalam keluarga, sebab baik buruknya keadaan keluarga sangat
berpengaruh terhadap pembentukan akhlak dan kepribadian dalam Pendidikan anak. Penemuan
tentang pengaruh keluarga sangat besar pada pembentukan pribadi anak dalam kehidupannya,
sebagaimana john lock mengemukakan lewat teori “Tabularasa” bahwa bayi yang lahir ibarat
kertas putih yang tak ternoda hanya lingkunganlah yang dapat merubah dan mengotorinya. Hal
ini sinkron dengan sabda Rasulullah SAW. Yang berbunyi :

Artinya : “setiap anak di lahirkan atas “fitrah” maka ibu bapaknyalah yang menjadikan anak
beragama Yahudi, Nasrani, atau beragama Majusi”. ( HR. Bukhori dari Abu Hurairah )

Hadits di atas menunjukkan, bahwa lingkungan keluarga, sangan berpengaruh dalam


pembentukan pribadi anak sebab lingkungan keluargalah yang pertama kali dikenal anak dan
dirasakan pendidikannya oleh anak. Maka tanggung jawab yang diemban orang tua adalah
membimbing dan mengarahkan agar terbentuknya kepribadian yang utama pada anak-anak,
serta membantu anak dalam kegiatan dan kehidupannya di masyarakat dan di sekolah.

Untuk membantu dalam perkembangan ke arah hidup yang sesuai dengan harapan
orang tua dan pendidikannya, maka penerapan Pendidikan yang utama dalam kehidupan
keluarga adalah pembentukan akhlak. Demikian pula dalam keluarga anak harus di ajarkan dan
dididik tentang akhlak, dengan memberikan penjelasan yang dimengerti dan dipahami secara
kontinue, yang kemudian di lanjutkan dan di sempurnakan di sekolah.

Dari hubungan masing- masing konsep di atas bagian yang khusus, yang , mengenai
Pendidikan diharapkan terambilnya aspek-aspek Pendidikan yang konserpsional, berarti
Pendidikan yang berlangsung di dalam maupun diluar sekolah diharapkan mempunyai peranan
yang dapat digunakan untuk menjauhkan masalah-masalah yang mengenai sistem dan metode.

Berpijak pada uraian di atas, jelaslah bahwa penerapan Pendidikan sikap anak terjadi di
dalam keluarga mempunyai hubungan yang cukup erat terhadap sikap anak kepada gurunya di
sekolah. Untuk membuktikan masalh tersebut, penulis mencoba melakukan suatu penelitian di
SDN Pasirtalaga I Telagasari Karawang. Untuk lebih mempermudah pemahaman masalah
tersebut penulis terakan dengan judul “Hubungan Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga
Terhadap Sikap Siswa Kepada Guru Di SDN Pasirtalaga I Telagasari Karawang.

B. Identifikasi Masalah
Keluarga merupakan kesatuan terkecil dalam kehidupan masyarakat yang terdiri dari
suami, istri, anak dan kerabat lainnya. Dalam dunia Pendidikan, keluarga adalah lingkungan yang
pertama kali dialami anak. Demikian pula keluarga merupakan lingkungan sekolah yang pertama
kali bagi anak, dan keadaan lingkungan keluarga mempunyai pengaruh yang sangat besar
terhadap perkembangan kepribadian anak.
Mengenai perkembangan dan kepribadian anak bisa dilihat pada watak atau eksistensi
anak itu sendiri yang disesuaikan dengan Pendidikan sikap dalam keluarga, sehingga sikap anak
selalu meniru dan melakukan dari segala apa yang di contohkan oleh orang tuanya.
Mengingat Pendidikan keluarga sangat sangat mempengaruhi terhadap pembentukan
pribadi dan akhlak anak, maka orang tua dituntut tanggung jawab dan berperan aktif untuk
membimbing anak pada jalan yang benar yang sesuai dengan harapannya. Dan orang tuapun
dituntut untuk mampu mengatur hubungan yang harmonis antar keluarganya, termasuk
pengaturan hubungan dengan anak-anak mereka. Hubungan orang tua dengan anak harus
berlangsung serasi, sebab ank-anak itu tumbuh dan berkembang pertama kali dalam keluarga.
Hubungan orang tua dengan anak merupakan kewajiban yang bersifat timbal balik ( two way
traffic communication ) yaitu kewajiban orangtua terhadap anak dan kewajiban anak terhadap
orang tua, sehingga keluarga berfungsi sebagai forum dialogis bagi pertumbuhan seorang anak.
Berbarengan dengan meningkatnya usia, seorang anak mulai mengenal dan menyerap nilai-nilai
(values) kemasyarakatan seperti akidah, kode etik, timbang rasa, moral dan lain-lain. Semua itu
relatif lebih mudah diajarkan dalam iklim sehari-hari karena setiap saat anak bisa menerima
semua petunjuk langsung dari ayah bundanya. Si anak lebih cepat engerti dibandingkan denga
napa yang disampaikan oleh gurunya. Penyerapan nilai-nilai kemasyarakatan pada masa kanak-
kanak akan lebih meresap dan konsisten karena kebiasaan seperti itu akan menimbulkan
keteraturan sikap dan perilaku. Dengan demikian pemahaman tentang kode etik dan
kedisiplinan dalam Pendidikan anak sejalan dan searah dari apa yang diberikan keluarga
terhadap anaknya dan penyajian Pendidikan yang dilakukan di lembaga yang formal atau
sekolah.
Pendidikan yang dilakukan orang tua terhadap rumah tangganya bisa dikonsepsikan,
yaitu :
Pertama : Rumah tangga harus merupakan basis untuk memenuhi kebutuhan setiap
anggotanya, sehingga mereka bisa berkembang dengan baik sebagai anggota masyarakat.
Kedua : Rumah tangga harus menciptakan koordinasi yang harmonis antara ayah, ibu dan anak,
sehingga ketenangan keluarga sebagai kebutuhan primer dapat terpenuhi.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hubungan para orang tua dengan anak dapat
menentukan kehidupan dalam dunia Pendidikan anaknya. Orang tua tampil dalam keteladanan,
bersikap arif dan bijaksana dalam menerapkan pembiasaan berbuat baik dengan penuh rasa
kasih saying.

C. Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang masalah tersebut di atas, penulis mencoba
merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan Pendidikan agama islam di dalam lingkungan keluarga siswa SDN
Pasirtalaga I Telagasari Karawang ?
2. Bagaimana sikap siswa terhadap guru di sekolah ?
3. Apakah ada hubungan Pendidikan agama islam di dalam keluarga terhadap sikap siswa
terhadap guru di sekolah ?
D. Tujuan Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian ini penulis mempunyai tujuan yang diharapkan dapat
dicapai. Adapun tujuan tersebut adalah :

1. Untuk memperoleh data tentang Pendidikan agama islam dalam keluarga.


2. Untuk memperoleh data tentang sikap siswa kepada guru di sekolah.
3. Untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara pengaruh Pendidikan agama islam dalam
keluarga terhadap sikap siswa kepada guru di sekolah.

Anda mungkin juga menyukai