Anda di halaman 1dari 8

Lingkungan Keluarga Bagi Pendidikan Anak

( Refunction Family during Covid-19 Pandemic)

Abstrak:

Educators in the review of professionalism is a major factor in improving the quality of


education to shape the intellectual and personal development of learners, thus creating a
good and bad personal normative learners. Education in the child acquired not only in
school, but all of the factors may be used as a source of education, especially in the family
environment can be a major factor to the development of children. The family environment
plays an important role and influence on the success of student achievement.

Keywords : Role of Family Environment. Child Development

Peranan lingkungan keluarga merupakan salah satu pilar dalam tri pusat pendidikan.
Lingkungan keluarga adalah Pilar utama untuk membentuk baik buruknya pribadi manusia agar
berkembang dengan baik dalam beretika, moral dan akhlaknya. Peran Keluarga dapat
membentuk pola sikap dan pribadi anak, juga dapat menentukan proses pendidikan yang
diperoleh anak, tidak hanya di sekolah akan tetapi semua faktor bisa dijadikan sumber
pendidikan. Lingkungan keluarga juga dapat berperan menjadi sumber pengetahuan anak, juga
dapat berpengaruh tehadap keberhasilan prestasi siswa.Anak dalam kandungan sampai usia
lanjut atau liang lahat akan mendapatkan pendidikan, baik dari lingkungan keluarga (pendidikan
informal), Lingkungan Sekolah (pendidikan formal) maupun Lingkungan
Masyarakat(nonformal). Lingkungan keluarga harus dapat memberikan dan menyiapkan
pendidikan untuk anaknya agar menjadi generasi penerus yang terdidik, yakni melalui jenjang
pendidikan sehingga terbentuk dan berkembang pribadi anak yang berkarakter baik, berjiwa
sosial, bersikap yang beradab dan terampil dalam skillnya.
Mengapa Lingkungan keluarga perlu mendapatkan pendidikan? Karena lingkungan
keluarga adalah contoh keteladanan pembentukan awal pribadi dan watak anak. Lingkungan
keluarga penanggung jawab utama terhadap pertumbuhan jasmani dan rohani anaknya yakni
melalui ilmu mendidik dan membimbing putra-putrinya. Berhasil tidaknya pendidikan seorang
anak dapat dihubungkan dengan perkembangan sikap dan pribadi orangtuanya serta hubungan
komunikasi dan role model dalam keluarganya.

Lingkungan keluarga dapat berperan penuh terhadap perkembangan keluarganya untuk


memberikan system pendidikan secara komprehensif, saling berkesinambungan, mulai dari anak
tumbuh dari masa perkembangan, sampai masuk kedewasaan dan masuk pada pernikahan,
namun dewasa ini banyak orang tua yang sibuk dengan tugas pekerjaannya, sehingga tugas
pokoknyamemperhatikan perkembangan anaknya, waktu keluarga habis dengan aktivitasnya di
luar rumah sehingga perhatiannya dalam keluarga tersita maka waktunya yang harus terarah
kepada keluarganya dengan baik terus diabaikan, dengan demikian keadaan keluarga yang sibuk
di luar rumah, sulit memperhatikan perkembangan anaknya yang mengakibatkan banyak anak
sekarang mengalami problem dan mengalami gangguan psikologis, kebanyakan anak yang
mengalami masalah itu, justru sangat besar pengaruhnya dari masalah lingkungan keluarga.

Dengan didukung oleh gagasan-gagasan para sosiolog terkemuka lainnya, mulai dari
August Comte, Emile Durkheim, hingga Jane P. Carry, akhirnya penulis berkesimpulan bahwa
seticlaknya acla tiga komponen utama yang lekat dengan sub sistem sosial. Tersebut yang perlu
menclapat perhatian khusus: peran, norma, dan nilai yang dimainkan, dipeclomani, dan
diseminasi dalam dan oleh keluarga. Apabila pendapat tersebut dikaji lebih dalam, maka tersirat;
karena di dalam keluarga fungsi emosional yang utama adalah menyiapkan individu sebagai
anggota keluarga melalui interaksi antara perempuan sebagai ibu, dengan suami clan anak-anak.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan agen utama clan terpenting dalam
menghadapi perubahan sosial terutama melalui 'peran' setiap anggota keluarga.
Interaksi manusia dalam masyarakat beserta prosesnya merupakan perhatian sosialogi,
sehingga mengamati interaksi manusia dalam keluarga clan masyaraka erupakan realitas sosial
yang sangat penting, seperti peryataan berikut; semua teori sosiologi berdasarkan pada asumsi
tentang hakekat manusia clan masyarakat. Teori ini memiliki nuansa yang jelas, yaitu mengakui
adanya segala keragaman dalam kehidupan sosial yang merupakan fakta sosial". Setiap individu
dalam keluarga dipersiapkan untuk dapat melakukan hubungan dengan mengembangkan
solidaritas dan konsensus, dalam keluarga pada mulanya akan memiliki solidaritas mekanik yang
berkembang menjadi solidaritas organik. Solidaritas mekanik ditemukan dalam keluarga dan
masyarakat yang ditandai oleh keyakinan sentimen bersama.

Individu dalam keluarga diperkenalkan pada masyarakat clan insting dibentuk oleh
perasaan sosial yang dibentuk dalam keluarga itu memberikan pengalaman akan dominasi
ketaatan, kerjasama-clan munculnya perasaan altruistik.Martina Sudibja relatif tidak
memperhatikan motivasi beketja dari perempuan berkeluarga dan tidak memperhatikan
konsensus dalam keluarga dan dukungan lingkungan sosial budayanya: sehingga untuk
mengetahui kedalaman fungsi manifes dan fungsi laten peran ganda melalui pendekatan
struktural-fungsional dengan melihat sejauh mana kontribusi dukungan sosial serta budayanya
dapat mendukung aktifitas peran ganda perempuan. Dengan demikian keluarga merupakan
tempat tumbuh kembangnya individu dalam peningkatan kemampuan, peningkatan kualitas dan
karakteristiknya; melalui belajar sosial. Dalam keluarga peranan sosial dan masing-masing
anggota keluarga ditentukan oleh masyarakkat, sehingga setiap anggota keluarga, dapat
mengaktualisasi diri melalui jaringan hubungan interpersonal Keluarga mempersiapkan individu
untuk dapat melakukan hubungan yang luas dalam masyarakat.

Pendidikan karakter pertama kali harus dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga


karena keluarga merupakan sumber utama dan pertama bagi anak untuk memperoleh dan
membentuk serta mengembangkan karakter. Proses pendidikan karakter anak dalam keluarga
dapat dilakukan oleh orang tua dengan menggunakan beberapa cara antara lain keteladanan,
pembiasaan, nasehat dan hukuman serta motivasi terhadap anak. Tercapainya proses pendidikan
karakter di dalam lingkungan kelurga bergantung pada keserasian antara orang tua, anak, cara
yang digunakan serta lingkungan yang mendukung terjadinya proses Pendidikan.1
Kaitannya dengan proses belajar anak, keluarga sebagai bagian dari lingkungan pendidikan
mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam membina kepribadian anak, sebab didalam
keluarga memberikan pendidikan dasar berkenaan dengan keagamaan dan budaya. Keluarga
memegang peranan yang sangat penting dalam berlangsungnya proses pendidikan dan
pembentukan perilaku anak yang sesuai dengan nilai karakter yang ada di dalam masyarakat.
Pendidikan keluarga, khususnya pendidikan anak tentunya membutuhkan peran orang tua yang
sangat besar. Peranan pendidikan keluarga adalah agar anak-anak memiliki bekal dalam
mempersiapkan perkembangannya kelak dalam kehidupan dengan masyarakat. Implikasi nyata
dalam kehidupan bahwa keberhasilan pendidikan karakter bukan terletak pendidikan di sekolah
saja, namun yang lebih utama adalah terletak pada proses pendidikan dalam keluarga, karena
anak lebih mempunyai banyak waktu berinteraksi dengan orang tua dibanding dengan guru di
sekolah. Sembilan karakter di atas harus ditanamkan sedini mungkin, dengan harapan kelak anak
menjadi orang yang berguna bagi sesama, tangguh dan berjiwa kuat dalam menghadapi
tantangan di masa yang akan datang. Dengan demikian, Keluarga sebagai bagian lingkungan
pendidikan informal menjadi peletak dasar nilai karakter anak untuk berkembang di dalam
masyarakat. Keluarga merupakan unit terkecil dalam satuan masyarakat, selain itu keluarga
adalah lingkungan pertama dan utama bagi anak sejak lahir di dunia, oleh karena itu keluarga
memiliki arti yang sangat penting bagi perkembangan nilai kehidupan pada anak. Sebagai
lingkungan yang paling akrab dengan anak, keluarga memiliki peran sangat penting dan strategis
bagi penyadaran, penanaman dan pengembangan karakter anak. 2

Dalam dalam tulisan ditemukan bahwa sebagai suatu sistem sosial terkecil, keluarga
menanamkan nilai-nilai moral dalam kepribadian seorang anak. Anak memiliki pertanyan-
pertanyaan kritis, disinilah dituntut kemampuan komunikasi yang baik yang harus dimiliki oleh
setiap orang tua dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh seorang anak.
Pada akhirnya dapat dikatakan bahwa keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam
membentuk karakter seorang anak. Anak-anak memiliki rasa ingin tahu yang besar dan selalu
ingin mencoba segala hal yang dianggapnya baru, Anak-anak hidup dan berfikir untuk saat ini,
sehingga ia tidak memikirkan masa lalu yang jauh dan tidak pula masa depan yang tidak
diketahuinya. Pendidikan dalam keluarga sangat penting dan merupakan pilar pokok
pembangunan karakter seorang anak. Keluarga sebagai lembaga sosial terkecil memiliki peran
penting dalam hal pembentukan karakter individu. Sebagai lembaga sosial terkecil, keluarga
merupakan miniatur masyarakat yang kompleks, karena dimulai dari keluarga seorang anak
mengalami proses sosialisasi. Dalam keluarga seoarang anak belajar bersosialisasi, memahami
menghayati dan merasakan segala aspek kehidupan jyang tercermin dalam kebudayaan.3

Fungsi Keluarga Sebagai sistem sosial terkecil, keluarga memiliki pengaruh luar biasa
dalam hal pembentukan karakter suatu individu. "Keluarga merupakan produsen dan konsumen
sekaligus, dan harus mempersiapkan dan menyediakan segala kebutuhan sehari-hari seperti
sandang dan pangan. Pengertian keluarga juga dapat dilihat dalam arti kata yang sempit, sebagai
keluarga inti yang merupakan kelompok sosial terkecil dari masyarakat yang berbentuk
bersdasarkan pernikahan dan terdiri dari seorang suami (ayah), isteri (ibu) dan anak-anak
mereka. Sedangkan keluarga dalam arti kata yang lebih luas misalnya keluarga RT, keluarga
komplek, atau keluarga Indonesia. Keluarga menjalankan peranannya sebagai suatu sistem sosial
yang dapat membentuk karakter serta moral seoarang anak. Keluarga merupakan tempat
ternyaman bagai anak. Keluarga merupakan payung kehidupan bagi seoarang anak. Keluarga
merupakan tempat ternyaman bagi seoarang anak.4

Beberapa fungsi keluarga selain sebagai tempat berlindung diantaranya:5

a. Mempersiapkan anak-anak bertingkah laku sesuai dengan nilai-nilai dan norma-


norma aturan-aturan dalam masyarakat dimana keluarga tersebut berada
(sosialisasi).
b. Mengusahakan terselenggaranya kebutuhan ekonomi rumah tangga (ekonomi)
sehingga keluarga sering disebut unit produksi.
c. Melindungi anggota keluarga yang tidak produksi lagi (jompo).
d. Meneruskan keturunan (reproduksi)

Pendidikan dalam keluarga merupakan dasar bagi pendidikan anak selanjutnya, atau
dapat pula dikatakan bahwa keluarga merupakan peletak dasar bagi pendidikan yang pertama
dan utama. Oleh karena itu orang tua harus menanamkan nilai-nilai yang sangat diperlukan bagi
perkembangan kepribadian anak-anaknya, sehingga anak akan tumbuh menjadi pribadi yang
mandiri, tangguh dan memiliki sifat-sifat kepribadian yang baik pula, seperti tidak mudah marah,
tidak mudah emosional, mampu beradaptasi dan lain sebagainya. Berdasarkan suatu pengamatan
tidak semua orang tua (keluarga) dalam membimbing anaknya mempunyai suatu pandangan
yang sama, tergantung pada bentuk-bentuk kepemimpinan yang diterapkan oleh orang tua dalam
keluarga itu sendiri. Kepemimpinan yang otoriter, dimana orang tua (keluarga) menuntut
kepatuhan mutlak anak, pengawasan ketat terhadap anak dalam segala kegiatannya dan banyak
mengkritik anak.6 Kepemimpinan yang bersifat liberal (faissez faire), orang tua tidak dapat
mengendalikan anaknya, Tarbawy : disiplin lemah dan tidak konsisten, anak dibiarkan mengikuti
aturan-aturan di rumah serta anak dibiarkan mendominir orang tua. Dampak pola kepemimpinan
demokratis ini adalah anak memliki kepercayaan diri yang wajar, bersikap optimis, memiliki
daya kreatif yang pada akhir berpengaruh positif terhadap kemandirian belajar anaknya, dampak
pola kepemimpinan ototiter ini adalah anak yang tidak aman, kurang percaya diri, mudah ragu
dan putus asa, pasif dan tidak bisa berkembang. Sedangkan dampak pola kepemimpinan liberal
ini anak masa bodoh, acuh tak acuh, tidak menghargai orang lain serta tidak memperdulikan
keadaan orang lain dan dampaknya tidak baik terhadap pembentukan kemandirian belajar anak.

Lingkungan sekolah misalnya siswa sering melakukan hal-hal yang tidak di ketahui oleh
orang tuanya, di rumah seperti kurang hormat kepada guru, tidak mematuhi, mentaati peraturan
sekolah, anak yang nakal, dan pergaulan peserta didik sekarang yang sangat merisaukan pihak
sekolah orang tua dan sebagainya. Dengan perhatian atau pola kepemimpinan dari orang tua,
anak mendapat latihan mandiri, sehingga pengalaman yang hakiki dan pertama, anak dapat
belajar untuk menyesuaikan diri sebagai manusia sosial dalam pembentukan norma-norma,
terutama dengan orang tuanya. Oleh karena itu ada beberapa aspek pendidikan yang sangat
penting untuk diberikan dan diperhatikan orang tua, di antaranya:7 a. Pendidikan ibadah Aspek
pendidikan ibadah ini khususnya pendidikan sholat disebutkan dalam firman Allah yang artinya;
''Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah manusia untuk mengerjakan yang baik dancegahlah
mereka dari perbuatan munkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu, sesungguhnya
hal yang demikian itu termasuk diwajibkan oleh Allah. Pendidikan dan pengajaran al-Qur'an
serta pokok-pokok ajaran islam yang lain telah disebutkan dalam Hadis yang artinya: ''sebaik-
baik dari kamu sekalian adalah orang yang belajar al-Qur'an dan kemudian
mengajarkannya,''Penanaman pendidikan ini harus disertai contoh konkret yang masuk
pemikiran anak, sehingga penghayatan mereka didasari dengan kesadaran rasional.
Sebelum Revolusi Industri, kebanyakan orang masih bergantung pada keluarga dan komunitas
mereka untuk makanan, tempat tinggal, pendidikan, dan pekerjaan. Teknologi komunikasi dan
transportasi yang baru memungkinkan pasar dan pemerintah menarik orang keluar dari
keamanan keluarga dan masuk ke pasar sebagai individu. Selama pandemi Covid-19 ini
berlangsung, penulis melihat adanya kecenderungan kembalinya fungsi-fungsi keluarga yang
selama ini telah direnggut oleh negara dan pasar. Sejauh ini belum ada studi yang menunjukkan
secara detail bagaimana suatu pandemi benar-benar memberi pengaruh pada fungsi keluarga.
Temuan menunjukkan bahwa terjadi refungsi keluarga selama masa pandemi. Pendahuluan
Sekarangan ini, keluarga sudah mengalami disfungsi karena fungsinya diambil alih oleh negara
dan pasar. Fungsi keluarga secara radikal sudah berubah seiring dengan menjamurnya struktur
Refunction Family during Covid-19 Pandemic kelembagaan lain yang mengambil alih fungsi
tersebut. Harari menulis bahwa perubahan yang paling dramatis selama kebangkitan Revolusi
Industri adalah the collapse of the family and the local community and their replacement by the
state and the and the market.2 Sebelum Revolusi Industri, Harari memperkirakan bahwa kurang
dari 10 persen produk yang dibeli di pasar. Kebanyakan orang masih bergantung pada keluarga
dan komunitas mereka untuk makanan, tempat tinggal, pendidikan, dan pekerjaan. Seiring
dengan perubahan waktu, tempat, situasi, motivasi, dan tradisi, fungsi keluarga yang demikian
sentral dan banyak diambil alih oleh berbagai lembaga yang ada di sekitar keluarga atau yang
dibutuhkan keluarga. Banyak di antara kita yang hidup jauh dari tempat kita tumbuh, baik karena
pilihan, kesempatan kerja, belajar, dan pendanaan yang diberikan di tempat lain. Pandemi Covid-
19 memobilisasi kedekatan sosial yang dalam banyak hal berbicara tentang perlunya peningkatan
koneksi emosional pada masa krisis.8Fungsi keluarga yang sebelumnya diambil alih oleh pasar
dan negara kembali lagi kepada keluarga selama pandemi berlangsung. Namun pada saat yang
sama, pengalaman ini memberi tahu kita sesuatu yang meresahkan tentang hubungan keluarga
yang mengglobal ini. Meningkatnya kontak sosial dengan keluarga memunculkan pertanyaan
yang cukup meresahkan: apakah kita membutuhkan krisis untuk terhubung baik dengan
keluarga? Perlu dicatat bahwa banyak orang sangat sadar bahwa ada jutaan orang yang
menderita akibat mata pencaharian yang menghilang maupun kehilangan orang-orang tercinta.
Pengalaman-pengalaman tersebut tidak bisa dibandingkan dengan apa yang dialami mahasiswa.
Yang menarik perhatian adalah bagaimana physical distancing yang dipaksakan oleh pandemi
Covid-19 berbicara kepada cara hidup yang mengglobal.

Anda mungkin juga menyukai