Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK

DISUSUN OLEH :

Aisyah Putri Sagala 21132019009.P

Lindawati 21132019002.P

Annisa Dita Hasanah 21132019004.P

Novia Melia Putri 18132011026

STIK BINA HUSADA PALEMBANG


TAHUN 2021/2022

ANALISIS LINGKUNGAN KELUARGA DAN PENGARUHNYA TERHADAP ANAK


USIA DINI BERDASARKAN GENDER (JENIS KELAMIN)
Lingkungan keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama karena dalam
keluarga inilah anak pertama-tama mendapatkan didikan dan bimbingan. Juga dikatakan
lingkungan yang utama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di dalam
keluarga sehingga didikan yang paling banyak diterima oleh anak adalah dalam keluarga.

Dapat disimpulkan dari uraian tersebut bahwa lingkungan keluarga adalah lingkungan
pertama dan utama yang berpengaruh pada perkembangan anak. Keluarga merupakan
lingkungan pertama yang memberikan pendidikan dan 10 sebagian besar kehidupan anak
adalah di dalam keluarga. Keluarga yang harmonis akan menghasilkan anak yang
berkepribadian baik.

Fungsi Lingkungan Keluarga dalam peranannya membentuk karakter anak antara lain:

1.Pengalaman pertama pada masa kanak-kanak Lembaga pendidikan keluarga memberikan


pengalaman pertama yang merupakan faktor paling penting dalam perkembangan pribadi
anak. Suasana pendidikan keluarga ini sangat penting diperhatikan, sebab dari sinilah
keseimbangan jiwa di dalam perkembangan individu selanjutnya ditentukan.

2.Menjamin kehidupan emosional anak Kehidupan emosional ini merupakan salah satu
faktor yang terpenting di dalam membentuk pribadi seseorang. Melalui pendidikan keluarga
ini, kehidupan emosional atau kebutuhan akan rasa kasih sayang dapat dipenuhi atau dapat
berkembang dengan baik, hal ini dikarenakan adanya hubungan darah antara pendidik
dengan anak didik, sebab orang tua hanya menghadapi sedikit anak didik dan karena
hubungan tadi didasarkan atas rasa cinta kasih sayang murni.

3.Menanamkan dasar pendidikan moral Di dalam keluarga juga merupakan penanaman


utama dasar-dasar moral bagi anak, yang biasanya tercermin dalam sikap dan perilaku
orang tua sebagai teladan yang dapat dicontoh anak.

4.Memberikan dasar pendidikan sosial Di dalam kehidupan keluarga, merupakan basis yang
sangat penting dalam peletakan dasar-dasar pendidikan sosial anak. Sebab pada dasarnya
keluarga merupakan lembaga sosial resmi yang minimal terdiri dari ayah, ibu dan anak.

5.Peletakan dasar-dasar keagamaan Keluarga sebagai lembaga pendidikan pertama dan


utama, disamping sangat menentukan dalam menanamkan dasar-dasar moral, yang tak
kalah 11 pentingnya adalah berperan besar dalam proses internalisasi dan transpormasi
nilai-nilai keagamaan ke dalam pribadi anak.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pembinaan Di Lingkungan Keluarga

Faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan keluarga antara lain:

1.Cara Orang Tua Mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Orang tua
yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya, misalnya mereka acuh tak acuh
terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali kepentingan-kepentingan dan
kebutuhankebutuhan anaknya dalam belajar, tidak mengatur waktu belajarnya, tidak
menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, tidak memperhatikan apakah anak belajar
atau tidak, tidak mau tahu bagaimanakah kemajuan belajar anaknya, kesulitan-kesulitan
yang dialami dalam belajar dan lainlain, dapat menyebabkan anak tidak/kurang berhasil
dalam belajarnya

2.Relasi Antar Anggota

Keluarga Relasi antaranggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan
anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain
pun turut mempengaruhi belajar anak. Demi kelancaran belajar serta keberhasila anak,
perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik
adalah hubungan yang penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan
bila perlu hukuman-hukuman untuk mensukseskan belajar anak sendiri

3.Suasana rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kejadian yang sering terjadi di
dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor
yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang tegang, rebut
dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antaranggota keluarga atau dengan keluarga lain
meyebabkan anak menjadi bosan di rumah, suka keluar rumah (ngluyur), akibatnya
belajarnya kacau. Sebaliknya, di dalam suasana rumah yang tenang dan tenteram selain
anak kerasan/betah tinggal dirumah, anak juga dapat belajar dengan baik

4.Keadaan ekonomi keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang
belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan, pakaian, perlindungan
kesehatan, dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja,
kursi, penerangan, alat tulismenulis, buku-buku dan lain-lain. Jika anak hidup dalam
keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang terpenuhi, akibatnya kesehatan anak
terganggu, sehingga belajar anak juga terganggu. Akibat yang lain anak selalu dirundung
kesedihan sehingga anak merasa minder dengan teman lain, hal ini pasti akan menganggu
belajar anak. Sebaliknya keluarga yang kaya raya, orang tua sering mempunyai
kecenderungan untuk memanjakan anak. Anak hanya dapat memutuskan perhatiannya
kepada belajar. Hal tersebut juga dapat menganggu belajar anak

5.Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang luas. Bila anak sedang belajar jangan
diganggu dengan tugas-tugas dirumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat
orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin
kesulitan yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi guru anaknya untuk
mengetahui perkembangannya

6.Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam
belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong
semangat anak untuk belajar. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
faktor keluarga yaitu sebagai faktor penting dalam perkembangan pribadi dan emosional
anak.
Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Perkembangan Anak Usia Dini Berdasarkan
Gender (Jenis Kelamin)

Gender menurut Handayani dan Sugiarti (2008) adalah suatu konsep sosial yang
membedakan (dalam arti memilih atau memisahkan) peran antara laki-laki dan perempuan.
Menurut Wiliam (2006) gender memuat perbedaan fungsi dan peran sosial laki-laki dan
perempuan, yang terbentuk oleh lingkungan.Gender sama sekali berbeda dengan jenis
kelamin. Gender bukan jenis kelamin.

Pengetahuan masyarakat tentang gender merupakan suatu hal yang penting untuk
dibahas saat ini. Hal ini disebabkan oleh pengetahuan gender masyarakat akan
mempengaruhi cara masyarakat memperlakukan orang lain baik itu laki-laki maupun
perempuan. Tinggi atau rendahnya pengetahuan masyarakat tentang gender pada
umumnya didapat dari hasil pendidikan yang telah dijalani.

Pengetahuan masyarakat tentang gender dikatakan tinggi apabila masyarakat tidak lagi
membedakan peran dan fungsi antara laki-laki dan perempuan dalam kehidupan
bermasyarakat. Begitu juga sebaliknya pengetahuan masyarakat tentang gender dikatakan
rendah apabila masyarakat masih membedakan peran dan fungsi antara laki-laki dan
perempuan dalam kehidupan bermasyarakat.

Persepsi masyarakat tentang gender sangat dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat


tentang gender itu sendiri. Persepsi masyarakat tentang gender akan membuat masyarakat
mengetahui, memahami, berpendapat dan berprilaku berbeda kepada seseorang, baik ia
laki-laki maupun perempuan.Menurut Baron dan Byrne (2005) persepsi merupakan proses
yang digunakan untuk mencoba mengetahui dan memahami perasaan orang lain.

Menurut Young (1956) persepsi merupakan aktivitas mengindera, mengintegrasikan dan


memberikan penilaian pada obyek-obyek fisik maupun obyek sosial, dan penginderaan
tersebut tergantung pada stimulus fisik dan stimulus sosial yang ada di lingkungannya.
David (1998) dalam Najah (2007) mengatakan bahwa dengan persepsi, individu dapat
menyadari, mengerti tentang keadaan lingkungan di sekitarnya dan juga tentang keadaan
diri individu yang bersangkutan. Persepsi juga merupakan pandangan, pengamatan, atau
tanggapan seseorang terhadap benda, kejadian, tingkah laku manusia atau hal-hal yang
diterimanya sehari-hari.

Persepsi gender adalah proses yang digunakan untuk mencoba mengetahui, memahami
dan memberikan penilaian tentang peran antara laki-laki dan perempuan dalam
lingkungannya. Mengetahui, memahami dan memberikan penilaian di sini maksudnya
adalah suatu proses aktivitas seseorang dalam memberikan kesan, penilaian, pendapat,
merasakan dan menginterpretasikan sesuatu berdasarkan informasi yang ditampilkan dari
sumber lain (yang dipersepsi)4 mengenai peran laki-laki dan perempuan dalam
lingkungannya.

Persepsi gender di dalam lingkungan keluarga dipengaruhi oleh pendidikan orang tua dan
proses pengasuhan yang dilakukan oleh orang tua dalam memberikan pendidikan kepada
anaknya terutama ibu. Di dalam bukunya “ The Twelve Who Survive” Myers (1990) dalam
Hastuti (2008) menyebutkan bahwa anak dapat tumbuh dan berkembang optimal melalui
stimulasi psikososial yang diberikan ibu kepada anak, dan hal ini tergantung pula pada latar
belakang pendidikan ibu, beban kerja ibu serta persepsi ibu terhadap peran domestiknya.

Pemberian pendidikan ibu terhadap anaknya terutama pendidikan gender dalam


pengasuhan dapat terlihat dari jenis proses pengasuhan yang diberikan oleh ibu. Proses
pengasuhan akan melibatkan hubungan dan interaksi yang terjadi antara orang tua dengan
anak, keduanya akan terlibat dan berkontribusi dalam membentuk kualitas hubungan dan
perkembangan dari hubungan tersebut. Hal ini berarti setiap orang tua akan membawa
sejarah bagaimana mereka dahulunya berinteraksi dengan orang tua mereka dahulu dalam
membentuk hubungan dengan anak (Rohner (1987) dalam Hastuti (2008)) dan pendidikan
yang telah mereka jalani.

Anda mungkin juga menyukai