Anda di halaman 1dari 14

Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Usia Sekolah Dasar (6-12 Tahun)

PERAN ORANG TUA DALAM MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK


USIA SEKOLAH DASAR (6-12 TAHUN) DI DUSUN KALIKAJANG KELURAHAN GEBANG
SIDOARJO

Hurin Rizkiyah
Pendidikan Luar Sekolah FIP Universitas Negeri Surabaya (e-mail: rizkiyah.hr@gmail.com)

Drs. Sucahyono, M.Pd


Pendidikan Luar Sekolah FIP Universitas Negeri Surabaya

Abstrak
Peran keluarga dalam hal ini sangat dibutuhkan untuk membangun minat dan semangat pada diri anak–anak
untuk tetap bersekolah. Minat merupakan semangat yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka
inginkan. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan maka mereka akan berminat. Ini kemudian
mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang, minat pun akan berkurang.
Belajar pada hakekatnya merupakan proses kegiatan secara berkelanjutan dalam rangka perubahan perilaku
peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor
20 Tahun 2003 yang menyatakan, pendidikan adalah usaha sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan, Negara
Tujuan penelitian ini adalah menndiskripsikan dan menganalisis mengenai (1) peran orang tua dalam
meningktakan minat belajar anak usia 6-12 tahun di Dusun Kalikajang Kelurahan Gebang Sidoarjo dan (2)
mendiskripsikan menganai faktor pendukung dan penghambat peran orang tua dalam menigkatkan minat
belajar anak usia sekolah dasar (6-12 tahun) di Dusun Kalikajang Kelurahan Gebang Sidoarjo.
Metode penelitian ini adalah deskripsi kualitatif. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik
wawancara,observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan untuk menggali informasi mengenai peran
orang tua terhadap anak dalam meningkatkan minat belajar anak. sedangkan teknik observasi dan dokumentasi
digunakan untuk memperoleh data mengenai aktivitas belajar anak serta kondisi lingkungan sekitar tempat
tinggal anak.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua menjalankan perannya sesuai dengan kondisi sekitar. Beberapa
orang tua telah menunjukkan perannya dalam meningkatkan minat belajar anak baik di rumah maupun di
sekolah. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa orang tua sangat berperan penting dalam tumbuh
kembang anak terutama dalam hal pendidikan. Peran orang tua juga dibutuhkan anak untuk mereka lebih
semangat lagi dalam belajar.
Kata Kunci : Peran Orang Tua, Minat Belajar
Abstract
The role of the family in this case is needed to build interest and passion in themselves children to stay in
school. Interest is the passion that drives people to do what they want. When they see that something will be
profitable then they will be interested. This then brings satisfaction. When satisfaction is reduced, the interest
would be reduced.
Learning is essentially a process activities in a sustainable manner in order to change the behavior of learners
constructively. This is in line with the Law on National Education System No. 20 of 2003 which states,
education is conscious and premeditated attempt to create an atmosphere of learning and the learning process
so that learners are actively developing the potential for him to have the spiritual power of religion, self-
control, personality, intelligence , and noble character, and skills needed him, society, nation and, State.
The purpose of this study is to describe and analyze the (1) Enhancing the role of parents in the learning
interest of children aged 6-12 years in the hamlet Kalikajang Gebang Sidoarjo and (2) describe the factors
supporting and inhibiting role of parents in improving children's interest in learning the age of 6 -12 years in
Hamlet Kalikajang Gebang Sidoarjo.
This research method is qualitative description. Data collected by using interviews, observation, and
documentation. Interviews were conducted to gather information on the role of parent to child in improving
children's interest in learning. while the observation and documentation techniques used to obtain data on
children's learning activities and environmental conditions surrounding the child's residence.
The results showed that parents perform its role in accordance with the ambient conditions. Some parents have
demonstrated its role in improving children's interest in learning both at home and at school. It can be
concluded that parents play an important role in the growth and development of children, especially in terms
of education. The role of parents for their children is also required more courage in learning.
Keywords: The role of parents, interest in learning

1
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume

PENDAHULUAN juga harus mampu mengontrol dan mendisiplinkan anak


Pendidikan pada umunnya dilaksanakan di dalam dalam hal belajar.
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Dengan Anak termasuk individu unik yang mempunyai
demikian keluarga salah satu lembaga yang mengemban eksistensi dan memiliki perkembangan jiwa sendiri, serta
tugas dan tanggung jawab dalam mencapai tujuan mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang secara
pendidikan secara umum. Adapun tujuan pendidikan optimal sesuai dengan perkembangannya masing-masing
secara umum yaitu mengupayakan subyek didik menjadi yang khas. Masa kehidupan anak sebagian besar berada
pribadi yang utuh. Hal ini merupakan tanggung jawab dalam lingkup keluarga. Karena itu, keluarga adalah
keluarga. (Sochib,2000:2) salah satu yang paling menetukan terhadap masa depan
Keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang anak. Begitu pula corak anak dilihat dari perkembangan
pertama dan utama bagi anak. Keluarga berfungsi sebagai sosial, psikis, fisik, dan sikap religius juga ditentukan
mediator sosial budaya bagi anak. (Hurlock dan Pervin oleh keluarga.(Hidayah,2009:16)
dalam Syamsu, 2011:39). sedangkan menurut Undang– Dalam sebuah keluarga perlu adanya dorongan
Undang No. 2 tahun 1989 Bb IV pasal 10 ayat 4, semangat untuk meningkatkan minat dalam hal apapun.
pendidikan keluarga merupakan pendidikan luar sekolah, Khususnya pada anak-anak yang pada masa sekarang ini
yang diselenggarakan dalam keluarga yang memberi harus benar–benar mengemban pendidikan yang cukup.
pendidikan tentang keyakinan agama, nilai kebudayaan, Dalam pola yang diramalkan dari minat pada sekolah
nilai moral. Nilai–nilai moral disini adalah disiplin diri cenderung berkurang dengan rasa bosan atau
yang berarti memiliki keteraturan diri berdasarkan acuan ketidaksukaan. Bagi anak kecil, pergi ke sekolah berarti
nilai moral dan aturan–aturan yang berlaku di sekolah, “menjadi besar”. Sejak masa prasekolah, mereka sangat
rumah, dan masyarakat. mengharapkan saat mereka akan dikenal oleh anggota
Orang tua adalah guru pertama dan yang terpenting kelompok social mereka sebagai “anak sekolah”. Jadi
bagi anak. Dr. Burton White, pendiri dan direktur Proyek pergi ke sekolah merupakan lambang status bagi
Prasekolah Harvard, mengatakan, “Nampaknya mereka.(Hurlock,1988:137)
pengalaman pendidikan terbaik dalam tiga tahun pertama Tetapi tahun demi tahun, minat pada sekolah
hidup seorang anak diperlukan apabila ia diharapkan maupun pelajaran menurun dan minat yang berkaitan
akan mengembangkan seluruh potensinya.” Selain itu, dengan kehidupan di luar sekolah, misalnya olah raga dan
beberapa sosiolog dan pendidik, meyakinkan habwa bermain meningkat. Pada waktu anak mendekati akhir
stimulasi seperti ini pada anak yang sangat mudah dapat sekolah dasar, dengan dimulainya masa puber, mereka
mempercepat kemampuan belajarnya.( sering menyatakan “benci” pada sekolah, mereka tidak
Chapman,2000:173) mau membuat pekerjaan rumah, dan mereka bercakap–
Perkembangan awal intelektual anak terjadi di cakap tentang keinginan mereka meninggalkan sekolah
rumah. Lingkungan dan sikap yang menyenangkan sesegera mungkin bilamana diijinkan.(Hurlock,1988:137)
menolong anak belajar di rumah. Kunci membuat anak Peran keluarga dalam hal ini sangat dibutuhkan
belajar adalah orangtua, mulai dari bayi hingga selama untuk membangun minat dan semangat pada diri anak–
masa pendidikan formalnya. anak untuk tetap bersekolah. Minat merupakan semangat
Menurut Mac Iver dan Page (Khairuddin, 2008:56) yang mendorong orang untuk melakukan apa yang
bahwa as the family last function, it found its own, yaitu
mereka inginkan. Bila mereka melihat bahwa sesuatu
apabila orang melepaskan fungsi -fungsi yang lain, makin
rukunlah keluarga tersebut. Fungsi yang dipertimbangkan akan menguntungkan maka mereka akan berminat. Ini
adalah fungsi keluarga sebagai penyelenggara pendidikan kemudian mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan
informal yang memiliki kewajiban untuk memberikan berkurang, minat pun akan berkurang. Sementara itu
bimbingan dan pengasuhan pada anak. Hilgard (Slameto,2003) memberi rumusan tentang minat
Seperti halnya pendidikan informal yang sebagai berikut: “ Interest is persisting tendency to pay
berlangsung di dalam lingkungan keluarga, tempat attention to dan enjoy some activity or content ,minat
seorang anak tumbuh dan berkembang akan sangat
adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan
berpengaruh terhadap kepribadian seorang anak, terutama
dari cara para orang tua mengasuh dan membesarkan dan mengenang beberapa kegiatan”. Selanjutnya Djaali,
anaknya. Karena itu pola asuh orang tua akan sangat mengemukakan bahwa “minat adalah rasa lebih suka dan
menentukan perkembangan kognitif anak sekarang dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada
masa depan mereka. Kepribadian maupun tingkah laku yang menyuruh”. Minat pada dasarnya adalah
seorang anak juga tidak akan terbentuk dengan penerimaan akan suatu hubungan anatara diri sendiri
sendirinya, melainkan dengan pengaruh lingkungannya. degan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat
Peran orang tua yang baik dibutuhkan dalam membentuk
hubungan tersebut, semakin besar minatnya.
kepribadian yang baik bagi anak dengan cara
memberikan peraturan-peraturan dan kebebasan kepada Senada dengan itu Slameto, menyatakan bahwa
anak. Peran orang tua juga dibutuhkan dalam hal minat merupakan suatu rasa lebih suka dan rasa
memberikan semangat kepada anak untuk terus belajar ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang
tidak hanya dengan memberikan kebebasan, orang tua menyuruh. Sedangkan menurut Crow dan Crow (Djaali,

2
Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Usia Sekolah Dasar (6-12 Tahun)

2014:121) mengatakan bahwa minat berhubungan dengan Dusun Kalikajang merupakan salah satu dusun yang
gaya gerak yang mendorong seseorang untuk mayoritas penduduknya adalah sebagai petambak.
menghadapi atau berurusan dengan orang, benda, Mereka hidup di tengah–tengah tambak dan jauh dari
kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu kota. Di Dusun ini terdapat satu RW yaitu RW 03 yang
sendiri. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu memiliki empat RT yaitu RT 13, RT 14, RT 15, dan RT
pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih 16 dengan warga sebanyak 105 Kepala Keluarga (KK)
menyukai suatu hal daripada hal yang lainnya. Minat dengan jumlah penduduk total 486 jiwa. Dari segi
tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. perekonomian penghasilan mereka sehari–hari hanya
Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. bergantung pada hasil tambak yang mereka miliki. Para
Siswa yang berminat terhadap suatu pelajaran akan orang tua di Dusun Kalikajang, bekerja sebagai petani
mempelajarinya dengan sungguh-sungguh karena adanya tambak demi anak-anak mereka agar dapat bersekolah ke
daya tarik baginya, sehingga dapat didefenisikan bahwa jenjang yang lebih tinggi. Mereka bekerja dari pagi
minat belajar adalah suatu keadaan yang menunjukkan hingga sore hari setiap hari para orang tua melakukan
kecenderungan perhatian/ tertarik terhadap suatu pekerjaan seperti itu, demi masa depan anak-anak
pelajaran tertentu. mereka. Sejak pagi buta, mereka memulai aktifitasnya
Dalam hal ini minat adalah rasa lebih suka dan rasa untuk bekerja. Sejak pagi, orang tua menyiapkan
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang perlengkapan sekolah anak serta menyiapkan keperluan-
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan keperluan lain bagi keluarga mereka. Mereka bekerja dari
suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar tambak satu ke tambak yang lain. Namun jika dilihat dari
diri. Crow and Crow mengatakan bahwa minat segi pendidikan, di Dusun Kalikajang ini hanya ada satu
berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong Madrasah Ibtida’iyah (MI setara Sekolah Dasar) dan ada
seseorang untuk menghadapi atau berurusan dengan juga satu Taman Kanak-Kanak. Anak–anak di Dusun
benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh Kalikajang ini bersekolah di sekolah tersebut. Jumlah
kegiatan itu sendiri. (Djaali,2014:121). siswa di sekolah tersebut juga tidak sebanyak peserta
Belajar pada hakekatnya merupakan proses kegiatan didik di sekolah–sekolah lain. Dalam satu kelas, hanya
secara berkelanjutan dalam rangka perubahan perilaku ada tujuh peserta didik saja. Akses menuju Dusun
peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Kalikajang tersebut terbilang cukup sulit dengan
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 melewati jalan-ajaln di tepi tambak yang cukup
Tahun 2003 yang menyatakan, pendidikan adalah usaha berbahaya. Apabila musim hujan tiba, jalanan tersebut
sadar dan terrencana untuk mewujudkan suasana belajar sangat sulit dilalui bagi pengendara motor.
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif Kondisi tersebut kurang memungkinkan bagi anak-
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki anak untuk menempuh pendidikan yang layak. Namun,
kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, dengan keterbatasan akses lokasi yang seperti itu, tidak
mematahkan semangat anak untuk terus belajar dan
kepribadian, kecerdasan, dan akhlak mulia, serta
meneruskan pendidikan di luar dusun. Anak–anak di sana
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, justru bersemangat untuk menempuh pendidikan
bangsa dan, Negara sehingga mereka harus rela keluar dari dusun dan
Sesuai dengan pendapat di atas, minat pada peserta memilih menetap di tempat saudara mereka atau tinggal
didik atau anak-anak Dusun Kalikajang, mereka begitu di Pondok Pesantren yang berada di wilayah lain untuk
semangat dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Hal melanjutkan pendidikan yang layak. Terkait hal ini,
tersebut sebagaimana yang diungkapkan oleh salah dibutuhkan peran orang tua dalam membangun dan
meningkatkan minat belajar anak. Tidak hanya orang tua
seorang pendidik di Madrasah Ibtida’iyah Al-Abror yang
yang, pendidik di Madrasah Ibtida’iyah tempat anak-anak
merupakan satu-satunya sekolah yang setara dengan belajar juga turut berperan dalam meningkatkan minat
Sekolah Dasar di Dusun tersebut yang mengatakan dari belajar anak. Para pendidik memberikan semangat
sekitar 34 peserta didik yang ada, hampir semua dari kepada mereka agar terus menempuh pendidikan
mereka memiliki minat untuk terus belajar. Walau di setinggi–tingginya. Semangat diberikan oleh pendidik
setiap kelas jumlah peserta didik tidak lebih dari 10 anak, kepada para orang tua. Dalam satu semester setidaknya
tetapi semangat mereka untuk terus belajar cukup diadakan dua kali pertemuan untuk memberikan
semangat kepada orang tua dan memberikan gambaran
antusias. Namun, dalam keadaan tertentu, misalnya pada
bahwa pendidikan itu penting. Namun yang paling
saat musim panen tiba, mereka anak-anak yang penting di sini yang dibutuhkan agar anak – anak
bersekolah tersebut memilih untuk ikut orang tua mereka semangat untuk terus belajar adalah peran orang tua yang
memanen ikan dari pada pergi ke sekolah. Hal itu yang selalu terlibat dalam proses pembelajaran pada anak saat
menjadi salah satu permasalahan yang manyebabkan anak tersebut berada di rumah.
tingkat minat belajar mereka.

3
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume

Anak-anak usia 6-12 tahun disana selalu dimaksud pada ayat (2) diatur lebih lanjut
bersemangat dalam belajar ketika di sekolah untuk dengan peraturan pemerintah
menempuh cita–cita mereka. Dari fenomena inilah yang
Pendidikan informal adalah pendidikan dalam
membuat peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
peran orang tua dalam meningkatkan minat belajar pada keluarga yang berlangsung sejak anak dilahirkan.
anak di daerah terpencil, dengan tujuan mendiskripsikan Dalam keluarga yang memahami arti penting
dan menganalisis peran orang tua dalam meningkatkan pendidikan keluarga, maka ia akan secara sadar
minat belajar pada anak usia 6-12 tahun di daerah mendidik anakanaknya agar terbentuk kepribadian
tambak. Maka dari itu peneliti mengambil judul “Peran yang baik. Sedangkan dalam keluarga yang kurang
Orang Tua Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak mengerti arti penting pendidikan keluarga, maka
Usia Sekolah Dasar (6-12 tahun) Di Dusun Kalikajang perilakunya sehari-hari secara tidak sadar adalah
Kelurahan Gebang Sidoarjo. pendidikan bagi anak, terjadi di dalam medan
Dari uraian latar belakang di atas, maka dapat interaksi belajar mengajar buatan (Aini, Wirdatul.
diambil sebuah fokus penelitian : 2006).
1. Bagaimana peran orang tua dalam Lingkungan keluarga adalah pendidikan
meningkatkan minat belajar anak usia sekolah pertama dan utama dalam melakukan pembinaan
dasar (6-12 tahun). dan pengayoman secara layak kepada anak
2. Apa saja faktor pendukung dan faktor sehingga mendapatkan pencerahan dan
pendewasaan dalam menjalani hidup.
penghambat dari peran orang tua dalam
Menurut Syamsul Yusuf dalam Psikologi
meningkatkan minat belajar anak usia sekolah
Perkembangan Anak dan Remaja , keluarga berfungsi
dasar (6-12 tahun). sebagai fungsi biologi, ekonomi, pendidikan
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah (edukatif), sosialisasi, perlindungan (proteksi),
sebagai berikut: rekreatif, dan agama (religius). Melalui pendidikan
1. Mendiskripsikan dan menganalisis tentang keluarga, anak akan terdidik dan terbiasa dengan
peran orang tua dalam meningkatkan minat aktivitas yang berguna dan bermanfaat bagi
kehidupannya kelak.
belajar pada anak usia sekolah dasar (6-12
Orang tua mempunyai kedudukan utama
tahun). dalam setiap keluarga karena dari keluarga itu
2. Mendiskripsikan tentang faktor pendukung orang tua sebagai pendidik pertama bagi anak-
dan faktor penghambat dari peran orang tua anaknya. Orang tua juga memberikan bekal
dalam meningkatkan minat belajar anak usia pengetahuan secara global bagi anak.
sekolah dasar (6-12 tahun). Banyak orang tua yang selalu ingin
Pendidikan informal sebagai bagian mewujudkan mimpi atau cita-cita anaknya. Apapun
pendidikan luar sekolah harus dipelajari dengan akan dilakukan oleh orang tua demi kebahagian
saksama karena akan memenuhi sebgian dari dan cita-cita yang ingin diraih oleh anak-anak
kebutuhan pendidikan esensial bagi anak dan mereka. Orang tua selalu menginginkan yang
remaja, untuk sedikit memastikan pengalaman terbaik bagi anaknya. Tak peduli dalam kondisi
belajar mana yang tidak perlu disajikan pada PNF miskin atau kaya, semua oarng tua selalu berjuang
ataupun pendidikan formal. Sementara itu, demi terwujudnya masa depan yang cerah bagi
kenyataan menunjukkan bahwa pendidikan anak. Tidak ada orang tua yang membiarkan
informal tersebut sangat besar pengaruhnya, baik anaknya menjadi bahan pembicaraan orang lain
pengaruh baik maupun penngaruh buruk. karena hal-hal negatif.
a. Dasar pendidikan Informal Terdapat beberapa peran orang tua secara
umum diantaranya adalah,
Bagian Keenam Pendidikan Informal Pasal 27
a. Merawat fisik anak agar anak tumbuh dan
1) Kegiatan pendidikan informal yang
dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berkembang secara sehat.
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri. b. Proses sosialisasi anak agar anak mampu
2) Hasil pendidikan sebagaimana dimaksud menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar
pada ayat(1) diakui sama dengan c. Kesejahteraan psikologis dan emosional dari
pendidikan formal dan nonformal setelah anak. (Ilahi,2013)
peserta didik lulus ujian sesuai dengan Keberhasilan anak di sekolah tentu tidak lepas
standar nasional pendidikan. dari peran orang tua yang menjadi pendidikan
3) Ketentuan mengenai pengakuan hasil pertama dan utama dalam menentukan
keberhasilan anak dan berperan penting dalam
pendidikan informal sebagaimana

4
Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Usia Sekolah Dasar (6-12 Tahun)

mengubah perilaku anak dari yang jelek menjadi dan d. keterlibatan siswa (Safari, 2003 ). Masing-
semakin lebih baik. masing indicator tersebut sebagai berikut:
a. Tanamkan Cinta Belajar
Sebagai orang tua, perlu membimbing a. Perasaan Senang
keingintahuan anak agar kebiasaan belajar Seorang siswa yang memiliki perasaan senang atau
sambil bermain tertanam dalam jiwa anak. suka terhadap suatu mata pelajaran, maka siswa
Menanamkan cinta belajar bukan lantas tersebut akan terus mempelajari ilmu yang
menekan dan memaksa anak untuk selalu disenanginya. Tidak ada perasaan terpaksa pada
belajar tanpa henti dan tidak memberikan siswa untuk mempelajari bidang tersebut.
waktu bermain bagi anak. b. Ketertarikan Siswa
Sebagai orang tua, juga harus bersikap Berhubungan dengan daya gerak yang mendorong
responsif terhadap bakat atau minat anak agar untuk cenderung merasa tertarik pada orang,
tidak menimbulkan kekhawatiran terhadap benda, kegiatan atau bisa berupa pengalaman
potensi anak yang terpendam. afektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.
c. Perhatian Siswa
b. Membagi waktu belajar anak Perhatian merupakan konsentrasi atau aktivitas
Orang tua berperan penting dalam jiwa terhadap pengamatan dan pengertian, dengan
membantu keberhasilan anak di sekolah. Selain mengesampingkan yang lain dari pada itu. Siswa
sebagai penyemangat utama dalam belajar, yang memiliki minat pada objek tertentu, dengan
orang tua juga bisa menjadi teman dekat yang sendirinya akan memperhatikan objek tersebut.
siap kapan saja bila anak membutuhkan a. Keterlibatan Siswa
bimbingan dan arahan yang berkaitan dengan Ketertarikan seseorang akan suatu objek yang
kegiatan belajar mengajar. mengakibatkan orang tersebut senang dan tertarik
untuk melakukan atau mengerjakan kegiatan dari
c. Memberikan motivasi dalam mengerjakan objek tersebut.
James O. Whittaker, misalnya, merumuskan
tugas sekolah
belajar sebagai proses di mana tingkah laku
Salah satu cara terbaik untuk memotivasi ditimbulkan atau diubah melalui latihan atau
anak agar mau mengerjakan tugas sekolah pengalaman.
ialah memberikan hadiah atas prestasi yang Drs. Slameto (Djamarah,2011) juga
telah dicapai. Hadiah yang diberikan orang tua merumuskan pengertian tentang belajar.
atas prestasinya secara tidak langsung dapat Menurutnya belajar adalah suatu proses usaha yang
memberikan semangat baru yang berlipat dilakukan individu untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara
ganda untuk terus melakukan proses dalam
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu
mencapai prestasi terbaik yang lebih baik dari sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
sebelumnya. Dari beberapa pendapat para ahli dapat
Minat adalah rasa lebih suka dan rasa disimpulkan bahwa belajar adalah serangkaian
ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu
ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
penerimaan akan suatu hubungan antara diri pengalaman individu dalam interaksi dengan
sendiri dengan sesuatu di luar diri. Crow and Crow lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif,
mengatakan bahwa minat berhubungan dengan dan psikomotor.
gaya gerak yang mendorong seseorang untuk Dalam psikologi, teori belajar selalu
menghadapi atau berurusan dengan benda, dihubungkan dengan stimulus-respons dan teori-
kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh teori tingkah laku yang menjelaskan respons
kegiatan itu sendiri. (Djaali:2008,121) makhluk hidup dihubungkan dengan stimulus
Minat merupakan kecenderungan seseorang yang didapat dalam lingkungannya. Proses yang
yang berasal dari luar maupun dalam diri sendiri menunjukkan hubungan yang terus-menerus
yang mendorongnya untuk merasa tertarik antara respons yang muncul serta rangsangan yang
terhadap suatu hal sehingga mengarahkan diberikan dinamakan suatau proses belajar (Tan,
perbuatannya kepada suatu hal tersebut dan 1998:81 dalam Sobur, 2003:223)
menimbulkan perasaan senang. Berikut ini beberapa teori belajar. Teori belajar
Indikator minat ada empat, yaitu: a. perasaan yang dimaksud ialah: (1) teori conditioning, (2) teori
senang, b. ketertarikan siswa, c. perhatian siswa, connectionism, dan (3) teori psikologi Gestalt.

5
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume

a. Teori Conditioning lain, ulangan-ulangan dalam hal belajar


Bentuk paling sederhana dalam belajar ialah adalah penting.
conditioning. Karena conditioning sangat sederhana 2) Conditioning Operan
bentuknya dan sangat luas sifatnya, para ahli sering Istilah conditioning operan diciptakan
mengambilnya sebagai contoh untuk menjelaskan
oleh Skinner dari memiliki arti umum
dasar-dasar dari semua proses belajar.
conditioning perilaku. Istilah “operan” di
1) Conditioning Klasik
sini berarti operasi yang pengaruhnya
Conditioning adalah suatu bentuk belajar
yang kesanggupan untuk respons terhadap mengakibatkan organisme melakukan
syimulus tertentu dapat dipindahkan pada suatu perbuatan pada lingkungannya.
stimulus lain. Satu di antara teori belajar yang Tidak seperti dalam respondent
paling awal dan paling terkenal adalah conditioning (yang responnya didatangkan
conditioning klasik, yang kini banyak oleh stimulus tertentu), respons dalam
dikaitkan denang nama Ivan Pavlov. Namun,
conditioning operan terjadi tanpa didahului
menurut Malcoln Hardy dan Steve Heyes,
sebenarnya bukan Pavlov yang pertama kali stimulus, melainkan oleh efek yang
mengemukakan teknik ini, karena seorang ditimbulkan oleh reinforce. Reinforce itu
Amerika, bernama Twitmeyer, telah sendiri sesungguhnya adalah stimulus yang
memperkenalkan hasil percobaan tipe meningkatkan kemungkinan timbulnya
conditioning klasik beberapa tahun sebelum sejumlah respons tertentu, akan tetapi tidak
Pavlov (Hardy & Heyes, 1985:35 dalam Sobur, sengaja diadakan sebagai pasangan
2003). Lepas dari itu, nama Pavlov kemudian
stimulus lainnya seperti dalam classical
dihubungkan dengan teori conditioning klasik,
yang terkadang disebut pula sebagai respondent conditioning.
Conditioning ala Pavlov (Pavlovian Thorndike berpendapat bahwa dalam
Conditioning) atau terkadang disebut pula conditioning operan, hokum efek
sebagai Conditioning Responden. menyeleksi, dari jumlah respons acak,
Prinsip dasar dari model conditioning hanya respons yang diikuti oleh
klasik adalah sebuah unconditioned stimulus
konsekuensi positif. Proses ini mirip dengan
(US), unconditioned response (UR), dan
evolusi, yang hukum kelangsungan hidup
conditioned stimulus (CS). US merupakan
objek dalam lingkungan organisme yang bagi yang terkuat memilih, dari
secara otomatis diperoleh tanpa harus sekumpulan variasi spesies acak, hanya
mempelajarinya terlebih dahulu atau bisa perubahan yang meningkatkan
dikatakan sebagai suatu proses yang nyata kelangsungan hidup respons yang paling
(UR). Sebagai contoh, seekor anjing kuat.
meneteskan air liurnya (UR) melihat sebuah
Perbedaan antara proses belajar klasik
tulang; seorang anak menangis (UR) ketika ia
melihat seekor gorilla (US). UR terbentuk dan belajar operan adalah adanya stimulus
secara otomatis ketika respons tersebut diskriminan tersebut, yaitu dengan
berhadapan dengan US. Reaksi atau respons membedakan antara kondisi perilaku
ini dinamakan respons alami. berhasil secara efektif dan kondisi perilaku
Berdasarkan contoh tersebut, bisa tidak akan efektif (Sarwono,1997:69 dalam
disimpulkan mengenai hal belajar sebagai Sobur,2003).
berikut :
b. Teori Belajar Konektionisme
a) Laku yang satu (perbuatan refleks) bisa
Thorndike adalah orang yang
dipindahkan ke laku yang lain. Demikian
mengemukakan teori konektionisme. Dari
pula terjadi dalam pembentukan kebiasaan
penelitiannya dia menyimpulkan bahwa
dan juga kemampuan-kemampuan lain
respons lepas dari kurungan itu lambat
seperti kemampuan mengingat.
laun diasosiasikan dengan situasi stimulus
b) Belajar erat hubungannya dengan prinsip
dalam belajar coba-coba, trial and error.
penguatan kembali atau dengan prinsip
Ada tiga hukum belajar yang utama
penguatan kembali atau dengan perkataan
dan ini diturunkannya dari hasil-hasil

6
Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Usia Sekolah Dasar (6-12 Tahun)

penelitiannya. Ketiganya adalah hokum kesediannya mempelajari sesuatu tidak


efek, hokum latihan, dan hokum kesiapan. hanya ditentukan oleh kematangan
1) Hukum efek jiwa batiniah, tetapi juga
Hukum ini menyebutkan bahwa perkembangan anak karena
keadaan memuaskan menyusul respons lingkungan dan pengalaman.
memperkuat pautan antara stimulus dan 3) Anak didik sebagai organisme keseluruhan
tingkah laku.
Anak didik belajar tidak hanya
2) Hukum latihan
intelektualnya saja, tetapi juga emosional
Hukum ini menjelaskan keadaan
dan jasmaniahnya. Dalam pengajaran
seperti dikatakan pepatah “Latihan menjadi
sempurna”. Dengan kata lain, pengalaman modern, selain mengajar guru juga
yang diulang-ulang akan memperbesar mendidik untuk membentuk pribadi anak
peluang timbulnya respons (tanggapan) didik.
yang benar. Akan tetapi pengulangan-
pengulangan yang tidak disertai keadaan METODE
yang memuaskan tidak akan meningkatkan Jenis pendekatan yang dilakukan dalam
belajar.
penelitian ini adalah menggunakan jenis
c. Teori belajar Gestalt
pendekatan kualitatif. Yang berarti pendekatan
Gestalt adalah sebuah teori belajar
kualitatif adalah pendekatan humanistic untuk
yang dikemukakan oleh Koffka dan Kohler
memahami realitas social para idealis, yang
dari Jerman. Teori ini berpendapat bahwa
memberi suatu tekanan pada suatu pandangan
keseluruhan lebih penting dari bagian-
terbuka tentang kehidupan social. Paradigm
bagian. Sebab keberadaan bagian-bagian itu
kualitatif menggunakan pendekatan humanistic
didahului oleh keseluruhan.
untuk memahami realitas social para idealis, yang
Dalam belajar, menurut teori Gestalt,
memberi suatu tekanan pada suatu pandangan
yang terpenting adalah penyesuaian
terbuka tentang kehidupan social. (Riyanto,
pertama, yaitu mendapatkan respons atau
2011:13)
tannggapan yang tepat. Belajar yang
Penelitian kualitatif yang akan dilakukan
terpenting bukan mengulangi hal-hal yang
secara langsung dengan tahap waktu yang lama
harus dipelajari, tetapi mengerti atau
dan langsung masuk dalam lingkup lingkungan
memperoleh insight.
tersebut, namun penelitian kualitatif secara umum
Prinsip-prinsip belajar menurut teori
dianalisis dengan pendekatan induktif, terutama
Gestalt:
pada waktu awal penelitian dilakukan. Penelitian
1) Belajar berdasarkan keseluruhan
deskriptif kualitatif bertujuan untuk
Orang berusaha menghubungkan
menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi,
suatu pelajaran dengan pelajaran yang
berbagai situasi, atau berbagai fenomena realitas
lain sebanyak mungkin. Bahan
sosial yang ada di masyarakat yang menjadi objek
pelajaran tidak dianggap terpisah,
penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke
tetapi merupakan satu kesatuan. Bahan
permukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model,
pelajaran yang telah lama tersimpan di
tanda, atau gambaran tentang kondisi, situasi,
otakdihubung-hubungkan dengan
maupun fenomena tertentu.
bahan pelajaran yang baru dikuasai,
Lokasi penelitian merupakan tempat dimana
sehingga tidak berdiri sendiri, terpisah.
penelitian akan dilakukan. Dalam penelitian ini
2) Belajar adalah suatu proses
peneliti mengambil lokasi di Keluarga Petambak di
perkembangan
salah satu daerah terpencil tepatnya di Dusun
Anak-anak baru dapat
Kalikajang Kelurahan Gebang Sidoarjo. Pemilihan
mempelajari dan merencanakan bila ia
lokasi penelitian ini didasarkan sesuai dengan
telah matang untuk menerima bahan
keadaan lingkungan sekitar yang masih terdapat
pelajaran itu. Manusia sebagai suatu
anak-anak di lingkungan tersebut dari usia PAUD
organisme yang berkembang,
hingga remaja masih semangat dalam belajar

7
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume

meskipun dengan kondisi alam yang kurang mengetahui secara langsung cara orang tua
mendukung tetapi mereka tidak putus asa untuk mengajari anaknya agar bersemangat untuk
selalu belajar. Hal inilah yang menyebabkan belajar. Dalam penelitian ini, peneliti akan
peneliti tertarik untuk mengambil lokasi penelitian mengamati :
di dusun tersebut. - Kegiatan anak di rumah
Subjek penelitian merupakan sumber data - Kegiatan anak di sekolah
yang dimintai informasinya sesuai dengan masalah - Pola asuh orang tua terhadap anak
penelitian. Untuk mendapat data yang tepat maka - Peran pendidik selama di sekolah
perlu ditentukan informan yang memiliki 2. Wawancara
kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan data Wawancara atau interview adalah metode
(purposive). Penelitian ini bertujuan untuk pengumpulan data yang menghendaki
mengetahui bentuk partisipasi, pelaksanaan komunikasi langsung antara penyelidik
partisipasi, manfaat partisipasi dan faktor yang dengan subyek atau responden. Dalam
mempengaruhi partisipasi dalam pembelajaran. interview biasanya terjadi tanya jawab sepihak
Pada penelitian ini, yang termasuk dalam sumber yang dilakukan secara sistematis dan berpijak
data yaitu, 10 orang tua, 10 anak usia 6-12 tahun, pada tujuan penelitian(Riyanto,2011:102)
tetangga sekitar tempat tinggal, serta semua Menurut Donald Ary, dkk (dalam
pendidik di Madrasah Ibtida’iyah Al-Abror. Riyanto,2011:103), menyatakan bahwa ada dua
Dalam penelitian tentang Peran Pendidikan jenis wawancara, yaitu wawancara berstruktur
Informal Melalui Pola Asuh Demokratis Orang Tua dan wawancara tak berstruktur. Dalam
Dalam Meningkatkan Minat Belajar Pada Anak Usia wawancara berstruktur pertanyaan dan
6-12 tahun Di Daerah Terpencil ini, peneliti alternative jawaban yang diberikan kepada
menggunakan metode wawancara, observasi atau subyek telah ditetapkan terlebih dahulu oleh
pengamatan dan menggunakan dokumentasi. pewawancara. Sedangkan wawancara tak
1. Observasi atau Pengamatan berstruktur lebih bersifat informal. Pertanyaan
Nasution (1988 dalam Sugiyono 2014:310) – pertanyaan tentang pandangan, sikap,
menyatakan bahwa, observasi adalah dasar keyakinan subyek atau tentang keterangan
ilmu pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat lainnya dapat diajukan secara bebas kepada
bekerja berdasarkan data, yaitu fakta mengenai subyek.
dunia kenyataan yang diperoleh melalui Dalam wawancara ini penelitian
observasi. Data itu dikumpulkan dan sering mengajukan pertanyaan secara lebih bebas
dengan bantuan berbagai alat. dan leluasa namun tidak terikat dan terkukung
Observasi merupakan metode oleh pertanyaan-pertanyaan yang kaku yang
pengumpulan data yang menggunakan telah tersusun sebelum dilakukan penelitian
pengamatan terhadap obyek penelitian. tersebut, di maksud memberikan pertanyaan
Observasi dapat dilaksanakan secara langsung lebih bebas dan leluasa diharapkan bisa
maupun tidak langsung.( Riyanto,2011:118) menjadikan suasana yang nyaman namun
Dalam penelitian ini adalah menggunakan serius sehingga tidak terkesan memaksa atau
suatu proses pengamatan yang berperan suasana menjadi kaku saat memberikan
langsung dan terlibat dengan informan di pertanyaan. Dalam wawancara ini peneliti
tempat. Metode observasi di lakukan pada saat menggunakan wawancara tak berstruktur,
orang tua mendampingi anak belajar ketika yang berarti dalam penelitian peneliti
malam hari serta dilakukan juga pada saat memberikan pertanyaan langsung kepada
anak belajar di sekolah. Hal ini dilakukan yang bersangkutan. Pada penelitian ini,
untuk mengetahui seberapa tinggi minat sumber data yang akan diwawancarai adalah 3
bel;ajar anak dan bagaimana peran orang tua orang tua dari peserta didik, 2 pendidik yang
ketika malam hari pada hari – hari sekolah. ada di Madrasah tersebut, serta tetangga
Peneliti juga ikut langsung dalam proses ini sekitar tempat tinggal. Kisi-kisi wawancara
dimana peneliti tinggal di tempat untuk terlampir pada table 3.3.

8
Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Usia Sekolah Dasar (6-12 Tahun)

3. Dokumentasi mengakui peran pendidikan sangat penting


Dokumentasi berasal dari kata dokumen untuk membantu keberhasilan anak di sekolah.
yang artinya, barang-barang tertulis. Metode Keberhasilan anak di sekolah tentu tidak
lepas dari peran orang tua yang menjadi
dokumentasi berarti cara mengumpulkan data
pendidikan pertama dan utama dalam
dengan mencatat data-data yang sudah ada.
menentukan keberhasilan anak dan berperan
Metode ini lebih mudah dibandingkan dengan penting dalam mengubah perilaku anak dari
metode pengumpulan data yang yang jelek menjadi semakin baik. Beberapa
lain.(Riyanto,2011:127) peran orang tua dalam meningkatkan minat
Dengan demikian dokumentasi sangat belajar anak, yaitu, tanamkan cinta belajar
mendukung penelitian yaitu menyajikan bukti pada anak, membagi waktu belajar anak, serta
memberikan motivasi dalam mengerjakan
otentik yang berkaitan dengan data penelitian.
tugas sekolah.
sehubungan dengan itu maka dokumentasi Dalam belajar maupun bersekolah,
yang mendukung penelitian ini adalah proses tentunya anak juga memiliki minat dan
dimana orang tua mendampingi anak pada keinginan masing-masing. Minat merupakan
saat belajar serta kegiatan sehari – hari yang kecenderungan seseorang yang berasal dari
dilakukan oleh orang tua dan anak. Tidak luar maupun dari dalam diri sendiri yang
hanya itu, dokumentasi yang akan diambil mendorongnya untuk merasa tertarik terhadap
suatu hal sehingga mengarahkan
oleh peneliti yaitu mengenai:
perbuatannya kepada suatu hal sehingga
- Kegiatan belajar anak di sekolah mengarahkan perbuatannya kepada suatu hal
- Kegiatan belajar anak di rumah tersebut dan menimbulkan perasaan senang.
- Peran orang tua terhadap anak Begitu pula yang diungkapkan oleh Crow and
- Peran pendidik di dalam kelas maupun di Crow (dalam Djaali:2008,121) mengatakan
sekolah. bahwa minat berhubungan dengan gaya gerak
yang mendorong seseorang untuk menghadapi
HASIL DAN PEMBAHASAN atau berurusan dengan benda, kegiatan,
1. Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan pengalaman yang dirangsang oleh kegiatan itu
Minat Belajar Anak sendiri.
a. Peran Orang Tua Bagi kenyakan anak, belajar berarti
menggaris bawahi buku pelajaran dengan
Orang tua adalah orang yang
bulpoin atau stabile. Atau, bila menghadapi
bertanggung jawab dalam satu keluarga atau
ujian akhir esok dan menghabiskan sepanjang
rumah tangga yang biasa disebut ibu dan ayah.
malam untuk berusaha menghafalkan
Orang tua itu sendiri adalah pendidik yang
pelajaran yang akan dipakai sebagai bahan
pertama dan utama dalam perjalanan
ujian esok. Hal itulah ynag terjadi pada anak-
kehidupan manusia, karena itu merupakan
anak di Dusun Kalikajang. Mereka belajar
keberhasilan manusia untuk menjalani
apabila ada ulangan maupun Pekerjaan
kehidupan selanjutnya sangat bergantung
Rumah. Hal itu dilakukan sesuai dengan
pada kualitasi orang tua.
keinginan mereka masing-masing serta sesuai
Dalam sebuah keluarga orang tua
juga perkembangan dari usia mereka. Sesuai
merupakan pendidik yang pertama dan utama.
dengan teori belajar, yaitu teori belajar Gestalt
Keutamaan yang ada pada dirinya bukan saja
yang salah satu prinsipnya menyatakan
karena sebagai petunjuk jalan dan bimbingan
bahwa, belajar adalah suatu proses
kepada anak tetapi juga karena mereka adalah
perkembangan. Manusia sebagai suatu
contoh bagi anak-anaknya. Dengan demikian
organisme yang berkembang, kesediaannya
ornag tua dituntut untuk mengarahkan dan
mempelajari sesuatu tidak hanya ditentukan
membimbing anak agar menjadi pribadi yang
oleh kematangan batiniah, tetapi juga
baik.
perkembangan anak karena lingkungan dan
Banyak orang tua yang selalu ingin
pengalaman.
mewujudkan mimpi atau cita-cita anaknya.
Dari beberapa informan yang penulis
Apapun akan dilakukan oleh orang tua demi
jadikan subjek penelitian mengenai peran
kebahagiaan dan cita-cita yang ingin diraih
orang tua dalam meningktakan minat belajar
oleh anak-anak mereka. Semua orang tua pasti
anak, mereka menyatakan pernyataan yang
sama mengenai peran orang tua terhadap anak

9
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume

untuk membangun dan meningkatkan minat dahulu. Peran orang tua yang kedua ini
belajar anak-anak mereka. Para orang tua juga juga sesuai denagn teori dalam buku
memahami betapa pentingnya peran mereka Quantum Parenting oleh Ilahi,2013 yaitu
sebagai orang tua dalam meningkatkan minat
mengenai membagi waktu anak tidak
belajar anak-anak mereka. Dalam belajar,
hanya dalam belajar saja melainkan dalam
tentunya anak-anak juga membuthkan
dampingan dari seorang ibu atau bapak serta segala hal yang dilakukan oleh anak.
juga membutuhkan semangat dari masing- 3) Memberikan motivasi kepada anak dalam
masing orang tua. mengerjakan tugas sekolah dan belajar,
Berdasarkan wawancara dari beberapa adalah pemberian semangat dari orang
informan disertai obervasi selama beberapa tua. Pemberian motivasi ini tidak harus
hari diperoleh beberapa pernyataan dari orang
dengan pemberian hadiah kepada anak,
tua masing-masing anak. Yakni peran orang
tua dalam meningkatkan minat belajar anak melainkan juga bisa dengan pemberian
mencakup beberapa aspek, diantaranya: semangat belajar secara lisan dengan
1) Tanamkan cinta belajar pada anak, adalah perkataan-perkataan positif. Seperti yang
bagaimana orang tua menanamkan rasa terjadi di Dusun Kalikajang, orang tua
cinta, senang dalam belajar kepada anak. tidak pernah memberikan hadiah atas
dalam hal ini, orang tua selalu prestasi anak namun, orang tua selalu
memberikan semangat kepada anak setiap memberikan semangat secara lisan kepada
kali mendampingi anak mereka dalam anak dengan selalu memberikan
belajar. Selain itu juga, orang tua juga pengertian akan pentingnya belajar.
mendampingi anak-anak saat belajar. Berbeda dengan kondisi sebelumnya
Namun sebelumnya, orang tua mengaku bahwa orang tua kurang memperhatikan
kurang dalam hal menanamkan rasa cinta anak-anak mereka serta kurang
belajar kepada anak. Tetapi, seiring merawatnya dengan baik. Hal itu
tumbuh kembang anak yang semakin dikarenakan oleh kesibukan para orang
besar, orag tua mulai menanmkan rasa tua dalam menczri nafkah bagi keluarga.
cinta belajar kepada anak dengan selalu Tetapi untuk sekarang ini, orang tua
mendampingi anak ketika belajar. memulai untuk lebih memperhatikan
Dengan hal tersebut, orang tua sudah anak ketika akan belajar atau ketika akan
menunjukkan perannya dalam pergi ke sekolah. Peran tersebut menjadi
memnanamkan rasa cinta belajar kepada salah satu pembangkit minat belajar anak
anak. hal ini sesuai dengan teori yang yang dahulu masih kurang.
disampaikan dalam Ilahi,2013, disebutkan b. Minat Belajar
bahwa terdapat tiga peran orang tua Berdasarkan hasil wawancara dengan
dalam keberhasilan anak. dalam hal ini, beberapa orang tua, diperoleh beberapa
telah ditunjukkan bahwa peran orang tua pernyataan dari para orang tua mengenai
minat belajar anak. Yakni, terdiri dari aspek
di Dusun Kalikajang dalam meningkatkan
berikut:
minat belajar anak, orang tua selalu 1) Perasaan senang anak adalah, kondisi anak
mendampingi anak ketika mereka belajar. yang merasa senang dalam belajar.
2) Membagi waktu belajar anak, dalam Kaitannya dengan itu anak merasa senang
penelitian ini, orang tua membagi waktu ketika didampingi oleh orang tua mereka
anak antara bermain, istirahat, mengaji, pada saat belajar. Anak-anak mengaku
sholat, hingga belajar. Sesuai dengan mereka senang saat ada yang
pengakuan para orang tua, mereka selalu mendampingi mereka saat belajar.
membagi waktu anak seperti misalnya Begitupun ketika mengerjakan tugas,
ketika belajar, sang anak harus belajar apabila mereka ada yang tidak mengerti
ketika setelah selesai sholat magrib. mereka dapat menanyakan kepada orang
Sebelumnya, pada sore hari anak-anak tua mereka. Hal ini telah sesuai dengan
diharuskan untuk mengaji terlebih

10
Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Usia Sekolah Dasar (6-12 Tahun)

teori yang diungkapkan oleh Safari bahwa berdasarkan keinginan dari dalam diri
salah satu indicator dari minat belajar mereka masing-masing.
adalah perasaan senang anak. sesuai yang
terjadi di lapangan, bahwa anak merasa 2. Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat
senang ketika didampingi ornag tua Dalam setiap hal yang dilakukan oleh
mereka.. setiap orang, tentu tidak terlepas dari suatu
2) Keterlibatan anak dalam hal ini, tingakt faktor. Baik itu faktro yang mendukung
kehadiran anak di dalam kelas. Sesuai maupun faktor yang menghambat berjalannya
data yang telah diperoleh dari salah satu atau terlaksananya hal-hal tersebut termasuk
pendidik, anak-anak di Dusun Kalikajang juga kepada orang tua yang benar-benar
bersemangat dalam belajar di sekolah. menjalankan perannya sebagai orang tua, ayah
Selain dari tingkat kehadiran anak, dan ibu bagi anak-anak mereka.
keterlibatan anak yang dimaksud di sini Kondisi inilah yang dialami oleh beberapa
yaitu, ketika anak terlibat dalam proses keluarga di Dusun Kalikajang. Disitu, orang
pembelajaran di dalam kelas. Dibuktikan tua menjalankan peran sebagaimana mestinya.
bahwa, dalam proses pembelajara, mereka Namun, hal tersebut juga pasti memiliki
antusias untuk mengerjakan tugas yang beberapa faktor yang mendukung serta hal-hal
diberikan oleh pendidik. Apabila mereka yang menghambat terlaknsananya peran
tidak mengerti, anak-anak saling tersebut. Antara lain:
berdiskusi dengan teman-teman mereka. a. Faktor Pendukung
3) Perhatian anak adalah kondisi anak pada a. Adanya kerjasama antar keluarga
saat memperhatikan pelajaran yang telah dalam satu rumah
diberikan dari sekolah untuk mereka Dalam mendidik anak, tentunya
kerjakan di rumah. Selain itu juga orang tualah yang paling utama dan
perhatian anak di sekolah dalam proses paling mengetahui kepribadian seoran
pembelajaran. Sesuai dengan yang anak. Namun, tidak terkecuali juga
diungkapkan oleh para ornag tua, bahwa adanya keterlibatan orang lain, seperti
anak-anak memperhatikan betul apa yang nenek ataupun paman yang tinggal
diajarkan oleh pendidik. Sesampainya di bersama dalam satu rumah.
rumah, mereka juga mengerti tugas yang Hal inilah yang terjadi pada salah
diberikan serta mengerjakannya dengan satu keluarga di Dusun Kalikajang.
benar. Begitu juga dalam pembelajaran di Mereka tinggal bersama dalam satu
kelas, sesuai dengan apa yang rumah. Di dalam rumah tersebut terdapat
diungkapkan oleh salah satu pendidik, ayah, ibu, anak, paman, beserta nenek
anak-anak dalam belajar memperhatikan yang sama-sama turut membantu
betul materi apa yang disampaikan. mendidik seorang anak yang masih
4) Ketertarikan anak, dalam hal ini adalah rasa berusia 7 tahun.
ketertarikan anak untuk selalu belajar. b. Adanya ketegasan dari orang tua
Ketika di sekolah menurut pengakuan Selain faktor pendukung adanya
salah satu pendidik, anak-anak antusias kerjasama antar keluarga dalam mendidik
untuk belajar di dalam kelas serta pada anak, adanya ketegasan dari orang tua
saat menerima materi yang disampaikan. terhadap anak, itu juga menjadi salah satu
Ketika di rumah, mereka belajar hanya faktor yang mampu mendukung
ketika mendapatkan pekerjaan rumah terlaksananya peran orang tua tersebut.
atau ketika aka nada ulangan saja. Untuk Dengan memberikan ketegasan kepada
mempelajari pelajarannya kembali, anak- anak, diharapkan oleh orang tua anak
anak tersebut jarang melakukan hal itu. menjadi lebih disiplin serta anak juga
Ketertarikan mereka untuk belajar akan lebih bersemangat lagi dalam
bersekolah maupun belajar di rumah.

11
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume

Ketegasan yang diberikan oelh orang lebih senang bermain bersama teman-
tua tersebut, dilakukan pada situasi temannya dibandingkan jika harus setiap
tertentu ketika anak mulai tidak patuh hari membuka buku. Selain itu juga, jika
sudah timbul rasa malas, mereka susah
akan nasihat ornag tua, serta apabila anak
untuk diajak atau disuruh belajar. Banyak
mulai malas dalam hal belajar. Ketegasan
alasan-alasan yang mereka tunjukkan.
yang diberikan oelh orang tua dapat
berupa bentakan kepada anak, maupun SIMPULAN DAN SARAN
tindakan dengan mencubit anak. Simpulan
Setelah dilakukan penelitian tentang “Peran
b. Faktor Penghambat Orang Tua Dalam meningkatkan Minat Belajar
1) Kondisi Lingkungan Tempat Tinggal Anak Usia 6-12 tahun di Dusun Kalikajang, Gebang,
Selain beberapa faktor yang Sidoarjo”, dapat disimpulkan bahwa peran orang
mendukung terlaksananya peran orang tua dalam meningkatkan minat belajar anak adalah
tua, terdapat pula faktor yang menjadi sebagai berikut:
penghambat terlaksananya peran orang 1. Peran Orang Tua
tua tersebut. Kondisi lingkungan tempat a. Tanamkan cinta belajar anak
tinggal yang menjadi salah satu faktor Dalam hal ini, orang tua lebih
penghambat. Dengan kondisi lingkungan memfokuskan perannya kepada anak
tempat tinggal yang sepi ketika malam dengan memberikan semangat kepada
hari, serta adanya anak-anak kecil yang anak untuk terus belajar serta juga
masih suka bermain, itu menyebabkan memberikan penjelasan kepada anak
anak-anak menjadi malas belajar. mengenai pentingnya sekolah.
Hal inilah yang dirasakan oleh orang b. Membagi waktu belajar anak
tua di Dusun Kalikajang. Ketika malam Dalam hal ini, orang tua berperan untuk
tiba, anak-anak sudah berada di dalam mendisiplinkan anak dalam belajar serta
rumah masing-masing. Namun, tidak mengatur waktu belajar anak secara tepat
belajar yang mereka lakukan. Anak-anak sesuai dengan kondisi anak dan keinginan
di sana lebih suka menonton televise anak. tidak hanya mengatur waktu
dibandingkan dengan belajar. Apabila belajar, orang tua juga mengatur waktu
tidak ada ulangan maupun Pekerjaan bermain dak kegiatan lain sang anak.
Rumah yang didapat, mereka tidak mau c. Memberikan motivasi kepada anak saat
untuk belajar. Selain itu juga, jika sudah mengerjakan tugas sekolah
bermain, merekapun lupa dalam Dalam hal ini, peran orang tua
belajarnya. Dalam kondisi yang seperti ini, dibutuhkan oleh anak untuk
orang tua sudah tidak mampu lagi meningkatkan minat belajar mereka.
memaksa anak untuk terus setiap hari Orang tua selalu memberikan kata-kata
belajar. Orang tua lebih membebaskan positif kepada anak. Orang tua juga selalu
anaknya. memberikan semangat-semangat belajar
2) Kondisi Anak kepada anak. Semangat itu sendiri juga
Dalam belajar, tentunya anak tidak harus dengan pemeberian hadiah
sendirilah yang menentukan mereka ingin tetapi bisa juga pemberian suatu
belajar atau tidak. Orang tua hanya dapat penjelasan yang baik dari orang tua
mengarahkan dan mengajak saja. Namun,
kepada anak-anak mereka.
kondisi anak ini sendiri juga dapat
menjadikan salah satu faktor penghambat
bagi orang tua yang akan memberikan 2. Minat Belajar
ketegasan kepada anak untuk selalu a. Perasaan senang anak
belajar setiap hari. Dari pembahasan di atas, dapat
Seperti halnya dengan kondisi anak- disimpulkan bahwa anak lebih senang
anak di Dusun Kalikajang ini, mereka didampingi oleh orang tua mereka ketika

12
Peran Orang Tua Dalam Meningkatkan Minat Belajar Anak Usia Sekolah Dasar (6-12 Tahun)

mereka belajar. Sesuai dengan pengakuan DAFTAR PUSTAKA


dari salah seorang anak di Dusun Ardianasari, Masyita, 2014. Peranan Orang Tua
Kalikajang bahwa mereka lebih senang Dalam Meningkatkan Perkembangan
Kreativitas Anak Usia Dini (Studi
ketika ada orang tua atau ibu disamping
Kasus pendidikan keluarga di Pos Paud
mereka ketika belajar. Mereka lebih terpadu Melati I Karangan Tenagh RW
bersemangat dalam belajar. III wiyung Surabaya). Skripsi tidak
b. Keterlibatan anak diterbitka: Universitas Negeri
Pada kondisi ini, anak terlibat langsung Surabaya.
dalam proses pembelajaran di dalam
Ativa, Siti, 2012. Makalah Pendidikan Informal,
kelas. Ketika di dalam kelas, anak-anak
(Online),
antusias untuk mengerjakan tugas yang
(http://sitiativa.wordpress.com/2
diberikan. Terkadang mereka juga saling 012/09/09/makalahpendidikan-
berdiskusi apabila masih ada yang belum informal/, diakses 13 Januari
mereka ketahui. 2015)
c. Perhatian anak
Dapat disimpulkan bahwa perhatian anak Chapman Gary, Campbell Ross, 2000:Lima Bahasa
Kasih Untuk Anak-anak. Terjemahan
ini adalah ketika anak memperhatikan
Meitasari
pelajaran yang diajarkan oleh pendidik. Tjandrasa.Batam:Interaksara
Dari pengakuan beberapa informan
tersebut, dapat diambil kesimpulan
Djaali ,2014. Psikologi Pendidikan .Jakarta: Bumi
bahwa anak-anak sangat memperhatikan
pelajaran dan tugas yang telah diberikan Aksara
kepada mereka.
d. Ketertarikan anak
Djamarah, Bahri Syaiful, 2011. Psikologi Belajar.
Dapat disimpulkan bahwa, anak-anak
tertarik belajar ketika didampingi oleh Jakarta: PT Rineka Cipta
orang tua mereka. Serta anak-anak juga
tertarik belajar di sekolah karena mereka Hanafiah Nanang, Suhana Cucu. 2009: Konsep
belajar bersama dengan teman-teman Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika
mereka. Aditama

Saran Hidayah, Rifa, 2009. Psikologi Pengasuhan Anak.


Berdasarkan kesimpulan di atas, penulis dapat Malang: UIN-Press
mengajukan saran sebagai berikut:
1. Orang tua hendaknya selalu memberikan
semangat dengan kata-kata positif kepada Hurlock, Elizabeth, 1988. Perkembangan Anak Jilid 2.
anak untuk tetap bersemangat dalam belajar.
Terjemahan Agus Dharma Jakarta: Erlangga
2. Orang tua hendaknya selalu mendampingi
anak setiap saat ketika mereka belajar serta
juga memberikan pengertian tentang Ilahi, Takdir, 2013. QUANTUM PARENTING Kiat
pentingnya arti belajar untuk masa depan anak Sukses Mengasuh Anak Secara Efektif dan
mereka.
Cerdas. Jogjakarta:KATAHATI.
3. Orang tua harus selalu menciptakan suasana
nyaman di rumah sehingga anak merasa lebih
nyaman untuk belajar di rumah. Kamil, Mustofa, ____. Bab I Konsep Pendidikan
4. Orang tua juga harus bersikap lebih tegas lagi Nonformal, (Online),
dalam mengajak anak untuk belajar. (http://file.upi.edu/Direktori/FIP/
JUR._PEND._LUAR_SEKOLAH/19
6111091987031001MUSTOFA_KAM

13
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah Volume

IL/BAB_I_minggu__9__december_j Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Pendidikan


adi.pdf, diakses 8 Januarti 2015) Pendekatan Kunatitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Khairuddin, 2008. Sosiologi Keluarga. Yogyakarta:
Liberty Supandi, 2011. Menyiapkan Kesusksesan Anak Anda.
Jakarta: Gramedia.
Marzuki, Saleh, 2010. Pendidikan Nonformal.
Universitas Negeri Malang: PT
Remaja Rosdakarya. Syamsu,Yusuf LN. (2011). Psikologi Perkembangan
Anak dan Remaja. Bandung:PT.Remaja
Praswoto, Eko. 2012. Minat siswa putra kelas atas sd Rosdakarya
negeri dan mi di desa kaliwungu kecamatan
mandiraja kabupaten banjarnegara terhadap
Widowati, Desy S.nurcahyani. 2013. Jurnal penelitian
ekstrakurikuler sepakbola. (Online),
Hubungan antara pola asuh orang tua,
(http://eprints.uny.ac.id/7689/3/BAB 2
motivasi belajar, Kedewasaan dan
- 09604227162.pdf, diakses 31 Januari
kedisiplinan siswa dengan prestasi Belajar
2015)
sosiologi siswa kelas xi sma negeri 1
Sidoharjo wonogiri,
Maharanie, Rara Ayoe Dewie, 2014, Pola Asuh Orang (Online),(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/i
Tua Dalam Meningkatkan perkembangan ndex.php/sosant/article/viewFile/275
Kognitif Anak USia Dini Di Pos Paud 2/1893, diakses 5 Februari 2015).
Terpadu “Melati I” Jl. Karangan Tengah
RPOLA ASUH OW. III Kecamatan Wiyung
Surabaya. Skripsi tidak diterbitkan:
Universitas Negeri Surabaya.

Riyanto,Yatim, 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif


& Kuantitatif.Surabaya:UNIPRESS

Safari, (2003). Indikator Minat Belajar. (Online),(


http://pedoman-
skripsi.blogspot.com/2011/07/indikator
-minat-belajar.html, diakses 5 Februari
2015).

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang


Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sobur,Alex, 2003. Psikologi Umum.Bandung:Pustaka


Setia

Sochib, Moh 2000. Pola Asuh Orang Tua Dalam


Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri.
Jakarta: Rineka Cipta.

Sriningsih, Ari, 2010, Dampak Pola Asuh Orang Tua


Terhadap Disiplin Anak TK Permata Hati
Kecamatan Kenjeran. Skripsi tidak
diterbitkan. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya

14

Anda mungkin juga menyukai