Anda di halaman 1dari 34

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DENGAN

SEMANGAT BELAJAR MURID PADA PELAJARAN AGAMA ISLAM DI


SMP NEGERI 17 BALIKPAPAN

A. Latar Belakang
P
endidikan menjadi tanggung jawab semua kalangan yang memerlukan
kerja sama antara individu dan lembaga terkait. Jika semua kalangan
melaksanakan kewajibannya, maka terciptanya lahan yang kondusif untuk
berlangsungnya pendidikan bagi individu dan program pendidikan akan
bergerak maju. Keberhasilan atau prestasi yang dicapai siswa dalam
pendidikan sesungguhnya tidak hanya memperhatikan mutu dari institusi
pendidikan saja, tetapi juga memperlihatkan keberhasilan keluarga dalam
memberikan anak persiapan yang baik untuk Pendidikan yang dijalani.1

Orang tua tentu saja sangat peduli terhadap pendidikan anak- anaknya.
Banyak orang tua bercita-cita agar anaknya mendapat pendidikan yang
setinggitingginya. Tidaklah heran jika para orang tua mencari lembaga
pendidikan yang tentunya di anggap baik untuk putra-putrinya. Orang tua
mungkin lupa bahwa lembaga pendidikan yang menjadikan anaknya
menjadi manusia yang manusiawi adalah keluarga.

Kedua orang tua dikatakan memiliki kelayakan menjadi ayah dan ibu
apabila mereka bersungguh-sungguh dalam mendidik anak mereka. Setiap
orang tua pasti menginginkan keberhasilan dalam pendidikan anaknya.
Keberhasilan tersebut tentunya tidak akan dapat terwujud tanpa adanya usaha
dan peran dari orang tua itu sendiri. Salah satu dari peranan orang tua terhadap
keberhasilan pendidikan anaknya adalah dengan memberikan perhatian,
terutama perhatian pada kegiatan belajar. Ibrahim Amini mengungkapkan
bahwa: “Mendidik dan mengajar anak merupakan kewajiban yang sangat
penting dan berat yang diletakkan di atas pundak kedua orang tua, nasib
seorang anak berada di tangan kedua orang tua, ini terkait dengan tingkat
1
http:/depdiknas.go.id/
pendidikan keduanya, sampai sejauh mana perhatian yang diberikan orang tua
dalam mendidik dan mengajar anak- anaknya.”Sebagai pendidik, orang tua
harus bersifat sebagai pemelihara, pengasuh, pembimbing, pembina, maupun
sebagai guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya.2

Perhatian dari orang tua akan membuat anak lebih giat dan bersemangat
dalam belajar karena ia tahu bahwa bukan dirinya sendiri saja yang
berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tuanya pun demikian. Pendidikan
di sekolah sebenarnya hanyalah merupakan kelanjutan dari pendidikan
keluarga. Kerap kali pendidikan di sekolah mengalami kesulitan yang
sebenarnya, disebabkan oleh dasar pendidikan yang diterima anak di dalam
keluarga. Karena itu orang tua haruslah terpanggil untuk menyelenggarakan
situasi pergaulan dan pendidikan sebaik mungkin. Orang tua hendaknya
menunjukkan dan mencurahkan kasih sayang kepada anaknya secara tepat.
Kasih sayang bukan hanya berupa materi yang diberikan tetapi perhatian,
kebersamaan, motivasi, nasihat. Semua sikap tersebut hanya didapat dari kedua
orang tua.

Keberhasilan pendidikan anak pada umumnya melalui prestasi belajar


siswa di sekolah, namun keberhasilan tersebut dapat diraih dengan
pengembangan usaha yang dilakukan orang tua di rumah misalnya dalam
bentuk pemberian perhatian, pengarahan, dan bimbingan belajar kepada anak.
Peneliti melakukan observasi di SMP Negeri 17 Balikpapan.

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar anak dalam pemenuhan


kebutuhan psikologis secara umum dipenuhi berbagai kebutuhan, yaitu
kebutuhan primer, pangan, sandang, dan perumahan serta kasih sayang,
perhatian, penghargaan, terhadap dirinya dan peluang mengaktualisasikan
dirinya. Setiap anak yang menjalani proses pendidikan memerlukan peran dan
dukungan dari keluarga. Misalnya cara orang tua dalam memenuhi kebutuhan
psikologis anak dengan memberikan perhatian, ketersediaan fasilitas belajar di
rumah, suasana rumah serta kesehatan anak. Terlebih lagi apabila orang tua
2
http:/www.pakguruonline. pendidikan.net/berita.html
selalu mengawasi dan mendampingi anak dalam belajar seperti orang tua yang
selalu mengarahkan, memberi bimbingan belajar kepada anak akan membuat
anak menjadi rajin belajar. Partisipasi konkrit orang tua dalam bentuk perhatian
yang ditunjukan saat anak di rumah merupakan salah satu faktor yang akan
berpengaruh terhadap prestasi belajar anak di sekolah. Usaha yang dilakukan
sekolah sudah cukup maksimal untuk mengkomunikasikan setiap hasil belajar
siswa terhadap orang tuanya. Perhatian orang tua dirasa penting karena
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa di
sekolah.

Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan


penelitian dengan mengangkat judul “Hubungan Antara Perhatian Orang Tua
denga Semangat Belajar Murid Pada Pelajaran Agama Islam Di SMP Negeri 17
Balikpapan”.
B. Definisi Operasional
1. Hubungan

Hubungan (bahasa Inggris: relationship) adalah kesinambungan interaksi


antara dua orang atau lebih yang memudahkan proses pengenalan satu akan
yang lain. Hubungan terjadi dalam setiap proses kehidupan
manusia. Hubungan dapat dibedakan menjadi hubungan
menjadi hubungan dengan teman sebaya, orang tua, keluarga, dan lingkungan
sosial. 3

Secara garis besar, hubungan terbagi menjadi hubungan positif


Hubungan positif terjadi apabila kedua pihak yang berinteraksi merasa saling
diuntungkan satu sama lain dan ditandai dengan adanya timbal balik yang
serasi. Sedangkan, hubungan yang negatif terjadi apabila suatu pihak merasa
sangat diuntungkan dan pihak yang lain merasa dirugikan.4

Maka dalam penelitian ini yag di maksud dari Hubungan ialah suatu hal yang
berupa interaksi yang di lakakukan antara orang tua dengan anaknya, apakah
memiliki dampak yang positif ataupun negative

2. Perhatian orang tua

Sumadi Suryabrata menyebutkan bahwa perhatian adalah pemusatan tenaga

psikis tertuju kepada suatu objek.5 Pendapat ini lebih menekankan perhatian
bersifat abstrak. Sejalan dengan pendapat Suryabrata, Bimo Walgito memperjelas
dengan mengemukakan bahwa perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi
3
Mutually Benefit Realtionship.
4
Poeze, Harry A, Dijik, van Cornelis, dan Meulen, Inge van der. 2008. Di Negeri Penjajah: Orang
Indonesia di Negeri Belanda, 1600-1950. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Hal 196-197.
5
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), h. 14.
dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan
obyek.6

Selanjutnya pengertian perhatian diperluas oleh Kartini Kartono dengan


menyatakan bahwa perhatian merupakan reaksi umum dari organisme dan
kesadaran yang menyebabkan bertambahnya aktivitas, daya konsentrasi dan
pembatasan kesadaran terhadap satu obyek.

Berdasarkan pendapat para pakar tersebut, apabila pengertian perhatian


dilekatkan dengan kata orang tua, maka perhatian orang tua dapat dikemukakan
sebagai pemusatan atau kesadaran jiwa orang tua yang diarahkan kepada anak
dengan memberikan rangsangan dan memperdulikan anak baik dalam segi
emosional maupun material.

Maka dalam penelitian ini yang di maksud Perhatian Orang Tua adalah
suatu pemusatan atau kesadaran jiwa orang tua yang di arahkan kepada anak
dengan memberikan rangsangan dalam segi emosional maupun material.

3. Semangat Belajar
Semangat dalam pengertian yang berkembang di masyarakat seringkali
disamakan dengan motivasi. Oleh karena itu untuk dapat memahami dan
mempunyai gambaran yang luas berikut ini diberikan beberapa pengertian
motivasi antara lain adalah:
Menurut McDonald dalam Oemar hamalik , "Motivation is a energy
change within the person characterized by affecitive arousal and anticipatory goal
reactions." Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.

6
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), h. 56.
Tabrani Rusyan berpendapat, bahwa motivasi merupakan kekuatan yang
mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan Motivasi dapat
diartikan sebagai kekuatan atau energi seseorang yang dapat menimbulkan tingkat
persistensi dan antusiasme nya dalam melaksanakan suatu kegiatan baik yang
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri atau motivasi intrinsik maupun dari
luar individu atau motivasi ekstrinsik.

Maka dalam penelitian ini yang dimaksud dari semangat belajar siswa
adalah sebuah kekuatan atau energi siswa yang dapat meningkatkan minat dan
antusiasme dalam melaksanakan kegitan belajar.

4. Pelajaran Agama Islam


Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam
menyiapkan peserta didik untuk mengenal, mememahami, mengimani, bertakwa,
berakhalak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya kitab
suci al-Quran dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan,
serta penggunaan pengalaman.
Maka dalam penelitian ini adalah untuk menilai siswa apakah siswa mampu
memahami, mengimani, bertaqwa, berakhlak mulia, mengamalkan ajaran islam
dengan baik atau tidak apabila di korelasikan terhadap perhatian orang tua.

C. Batasan Masalah

Agar permasalahan yang dibahas tidak terlalu meluas, maka permasalahannya


dibatasi pada:

1. Perhatian orang tua adalah cara orang tuanya memberikan bimbingan belajar
di rumah, mendorong untuk belajar, memberikan pengarahan pentingnya
belajar, memperhatikan kebutuhan-kebutuhan alat yang menunjang pelajaran.
2. Semangat Belajar pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang di ukur
berdasarkan tingkat antusiasme siswa dan perilaku siswa kelas XI dalam
mengikuti pelajaran.

D. Alasan Memilih Judul

Alasan peneliti mengambil judul “Hubungan Perhatian Orang Tua Dengan


Semangat Belajar Murid Pada Pelajaran Agama Islam di SMP Negeri 17
Balikpapan” Adalah untuk menemukan bentuk hubungan orang tua yang mampu
membuat siswa menjadi lebih aktif dan semangat dalam mengikuti kegiatan
belajar, terutama dalam mata pelajaran Pendidikan agama islam.

E. Rumusan Masalah
Dengan mencermati uraian yang menjadi latar belakang tersebut, maka
perumusan masalah dapat disampaikan adalah Apakah ada hubungan antara
perhatian orang tua terhadap semangat belajar siswa pada mata pelajaran Agama
Islam?

F. Tujuan Penelitian

Untuk Mengetahui hubungan antara perhatian orang tua terhadap semangat


belajar siswa pada mata pelajaran Agama Islam.

G. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis dari penelitian ini adalah untuk mendalami teori-teori
tentang orang tua berkaitan dengan semangat Belajar Siswa.

2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti

Dapat pengetahuan, wawasan, serta pengalaman dalam melakukan


penelitian tentang hubungan anatara perhatian orang tua dengan semangat
belajar murid pada pelajaran agama islam di SMP Negeri 17 Balikpapan

b. Bagi Sekolah

Dapat memberikan masukan kepada sekolah mengenai upaya


meningkatkan layanan dalam memberikan bimbingan belajar pada mata
pelajaran PAI di SMP Negeri 17 Balikpapan.

c. Bagi Orang Tua

Dapat memberikan masukan kepada orang tua siswa SMP Negeri 17


Balikpapan agar dapat memperhatikan dan memberikan bimbingan belajar
terhadap anaknya dalam rangka mempelajari mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam.

H. Landasan Teori
1. Hubungan

a. Pengertian Hubungan
Hubungan berasal dari kata hubung yang menurut kamus besar
bahasa Indonesia artinya bersambung atau berangkaian (yang satu dengan
yang lain). 7
Jadi hubungan adalah keterkaitan suatu hal dengan hal
lainnya, seperti hubungan kekeluargaan, darah, dll.

2. Perhatian Orang Tua


a. Pengertian Perhatian Orang Tua
7
Dessy Anwar, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amelia, 2002), hal. 168.
Perhatian adalah salah satu dari sekian banyak gejala psikologis
pada diri manusia. Dalam perhatian terjadi aktivitas kejiwaan yang
melibatkan otak dan indera. Secara terminologis terdapat beberapa definisi
yang dikemukakan oleh beberapa ahli, Drs. Wasty Soemanto
mengemukakan bahwa perhatian diartikan dua macam, yaitu:

1) Perhatian adalah pemusatan tenaga atau kekuatan jiwa tertuju


kepada sesuatu objek.
2) Perhatian adalah pendayagunaan kesadaran untuk menyertai
sesuatu aktivitas.8

Drs. Sumadi Suryabrata mengemukakan pengertian perhatian, sebagai


berikut:

1) Perhatian adalah pemusatan tenaga psikis tertuju kepada suatu


objek.
2) Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai
suatu aktivitas yang dilakukan

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan


bahwa perhatian adalah kemampuan atau kecakapan pemusatan tenaga
jasmani dan rohani dengan dasar kemauan sesuai dengan situasi dan kondisi
tertentu, karena adanya dorongan terhadap objek.

b. Pengertian Orang Tua

Orang tua adalah "Orang yang dianggap tua" (disegani), baik melalui

hubungan biologis maupun sosial.9 Umumnya, orang tua memiliki peranan


8
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1990), hlm. 32.
9
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka,
1997), hlm. 629
yang sangat penting dalam membesarkan anak, dalam panggilan ibu dan
ayah dapat diberikan untuk perempuan dan pria yang bukan orangtua
kandung (biologis) dari seseorang yang mengisi peranan ini. Contohnya
adalah pada orangtua angkat (karena adopsi) atau ibu tiri (istri ayah biologis
anak) dan ayah tiri (suami ibu biologis anak). Sedangkan pengertian orang
tua menurut Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution, “orang tua adalah
orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau rumah tangga,
yang dalam penghidupannya sehari-hari lazim disebut bapak-ibu.10

c. Macam-Macam Perhatian Orang Tua

Perhatian terbagi menjadi beberapa macam berdasarkan penggolongan-


penggolongan tertentu, Menurut Sumadi Suryabrata, atas dasar intensitasnya
perhatian terbagi menjadi dua yaitu perhatian intensif dan perhatian tidak
intensif.11

1) Perhatian Intensif

Perhatian intensif adalah banyaknya kesadaran yang menyertai


sesuatu aktifitas atau pengalaman batin. Makin banyak kesadaran yang
menyertai sesuatu aktifitas atau pengalaman batin, berarti makin intensif
lah perhatiannya. Perhatian intensif ini pada dasarnya sangat dibutuhkan
dalam sebuah keluarga. Sebagaimana Allah SWT telah mengamanatkan
anak kepada orang tua supaya dipelihara dengan sebaik-baiknya.

2) Perhatian Tidak Intensif

Menurut Wasty Soemanto, perhatian tidak intensif adalah


perhatian yang kurang diperkuat oleh rangsang atau beberapa keadaan
10
Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution, Peranan Orang Tua dalam MeningkatkanPrestasi
Belajar Anak, (Jakarta: PT. BPK Gunung Mulia), hlm. 1)
11
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, ...., hlm. 14.
yang menyertai aktifitas atau pengalaman batin.12” Orang tua yang jarang
tinggal di rumah akan sedikit kesadaran yang menyertai suatu aktifitas
dirumahnya, sehingga

Menurut Bimo Walgito, dilihat dari segi timbulnya, perhatian dibagi


menjadi dua yaitu perhatian spontan dan perhatian tidak spontan.

a) Perhatian Spontan

Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul dengan sendirinya


secara spontan. Perhatian spontan biasanya akan masih diingat oleh anak, bila
suatu ketika anak butuh mengingatnya lagi. Menurut Wasty Soemanto,
perhatian spontan adalah “perhatian yang tidak disengaja atau tidak

sekehendak subyek.13 ” Sedangkan menurut Sumadi Suryabrata, perhatian


spontan adalah “perhatian tak sekehendak, perhatian tak disengaja.14”
Sehingga dapat disimpulkan bahwa perhatian spontan adalah perhatian
yang timbul dengan sendirinya tanpa disertai usaha dan obyek.

b) Perhatian Tidak Spontan

Perhatian tidak spontan/sekehendak/ refleksif, biasanya terjadi pada sebuah


keluarga dimana seorang ayah menyuruh agar anaknya memperhatikan
pelajaran yang telah diajarkan oleh gurunya serta mengerjakan segala
sesuatu yang diperintahkan oleh guru. Perhatian anak kepada pelajarannya
merupakan perhatian sekehendak, yang membutuhkan suatu kesengajaan
untuk memperhatikannya. Menurut Sumadi Suryabrata perhatian sekehendak

adalah “perhatian yang disengaja., perhatian refleksif.” 1 5 Adapun menurut


12
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Malang: Rineka Cipta, 1990), hlm. 32-33.
13
Bimo Walginto, Pengantar Psikologi Umum, ...., hlm. 57
14
Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, ....., hlm. 32.
15
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, ....., hlm. 15.
Wasty Soemanto perhatian refleksif atau tidak spontan adalah
“perhatian yang disengaja atau sekehendak subyek.” Pengertian-pengertian
diatas dapat digaris bawahi bahwa perhatian tidak spontan adalah perhatian
yang disengaja oleh subyek terhadap obyeknya.

Adapun macam-macam perhatian yang tepat dilakukan dalam beljar


menurut Wasty Soemanto yaitu:

1) Perhatian intensif perlu digunakan, karena kegiatan yang diserta


perhatian intensif akan lebih terarah.
2) Perhatian yang disengaja perlu digunakan, karena kesengajaan
dalam kegiatan akan mengembangkan pribadi anak didik.
3) Perhatian spontan perlu digunakan, karena perhatian yang spontan
cenderung dapat berlangsung lebih lama dan intensif dari perhatian
yang disengaja.

Kesadaran akan tanggung jawab memberi perhatian mendidik


dan membina anak secara terus menerus perlu dilakukan bagi setiap
orangtua kepada anaknya. Dalam konsep pendidikan modern, kedua orang
tua harus sering berjumpa dan berdialog dengan anak-anaknya. Pergaulan
dalam keluarga harus terjalin secara mesra dan harmonis sehingga perhatian
orang tua terhadap anaknya menjadi intensif.16Orang tua yang jarang di
rumah akan mengakibatkan perhatiannya terhadap anaknya menjadi tidak
intensif, sehingga hubungan antara kedua orang tua dengan anaknya menjadi
kurang akrab yang dapat menimbulkan kerenggangan kejiwaan yang dapat
menjurus kepada kerenggangan secara jasmaniah. Misalnya anak akan
kurang betah di rumah dan lebih senang berada di luar rumah dengan teman-
temannya. Begitu pula orang tua yang banyak menyerahkan urusan rumah

16
Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 66.
tangga dan perawatan anaknya kepada pembantu rumah tangga juga dapat
berakibat kurang baik bagi pertumbuhan perkembangan jiwa anak.

Karena dalam keluarga inilah anak pertama kali medapatkan


pendidikan dan bimbingan. Dan disamping itu keluarga juga merupakan
lembaga pendidikan yang pertama dan utama, karena keluarga yang sehat
besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat
menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan
bangsa, negara dan dunia.

3. Semangat Belajar
a. Pengertian Semangat Belajar
Semangat dalam pengertian umum di gunakan untuk mengungkapkan

minat yang menggebu dan pengorbanan untuk meraih tujuan.8 Para ahli

mengemukakan terkait semangat yaitu :

Menurut Hariyanti Semangat adalah kesediaan perasaan yang

memungkinkan seseorang bekerja untuk menghasilkan kerja lebih.9

Menurut Hasibuan Semangat adalah keinginan dan kesungguhan seseorang

mengerjakan pekerjaannya dengan baik serta berdisiplin untuk mencapai

prestasi kerja yang maksimal. 10

b. Ciri-Ciri Siswa Yang Mempunyai Semangat Belajar Tinggi


Bukan hal yang menyulitkan untuk mengetahui siswa bersemangat
dalam belajar atau tidak ada semangat dalam belajar. Di bawah ini ciri-ciri
perilaku siswa mempunyai semangat belajar tinggi adalah :

1) Rajin, tekun dan bersungguh-sungguh


Peserta didik yang bersemangat menerima pelajaran tampak

dari perilaku yang rajin memperhatikan materi, ketekunan dalam

belajar, ketertarikan dalam belajar,teliti dan bersunguh -sunguh setiap

melaksanakan tugas . Ketika anak mengalami kesalahan mengerjakan tugas

mereka bersedia mengoreksi dan memperbaiki tugasnya.18

2) Bersegera mengerjakan tugas yang diberikan guru


Peserta didik yang mempunyai semangat belajar tentu ingin segera

mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan tidak adanya kelihatan

tanda - tanda kemalasan pada diri anak didik yang bersemangat. 19

3) Selalu ingin duduk di deretan kursi terdepan.


Anak didik yang memiliki semangat belajar biasanya menyukai

dan ingin duduk di deretan yang paling depan dengan posisi duduk

paling dekat dengan meja guru Dan Adanya hasrat keinginan berhasil.20

4) Menginginkan tugas tambahan


Anak yang bersemangat menerima pelajaran biasanya meminta atau

menginginkan tugas tambahan ,karena anak didik tersebut menginginkan

tantangan yang lebih besar.


5) Tidak mudah lelah dan putus asa.
Semangat membuat anak didik tidak mudah lelah, tidak mudah

menyerah dan putus asa. Anak didik tesebut mencoba berbagai cara untuk

mencapai kesuksesan.21

c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Semangat Belajar


Faktor-faktor yang memengaruhi belajar ada tiga macam yaitu faktor

individual, faktor sosial dan faktor struktural. Faktor individual adalah faktor

internal siswa, seperti kondisi jasmani dan rohani. Faktor sosial adalah faktor

eksternal siswa, seperti kondisi lingkungan. Adapun faktor struktural adalah

pendekatan belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

dan guru dalam melakukan kegiatan pembelajaran.

1) Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa

yang sedang belajar meliputi tiga aspek yaitu meliputi faktor jasmaniah,

faktor psikologis dan faktor kelelahan. Penjelasan dari masing-masing

faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a) Aspek Fisiologi

4. Pendidikan Agama Islam


a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam (PAI) dibangun oleh dua makna, yaitu
“pendidikan” dan “agama Islam”. Salah satu pengertian pendidikan menurut
Plato adalah mengembangkan potensi siswa, sehingga moral dan intelektual
mereka berkembang sehingga menemukan kebenaran sejati, dan guru
menempati posisi penting dalam memotivasi dan menciptakan lingkungannya. 18
Dalam etiknya Aristoteles, pendidikan diartikan mendidik manusia untuk
memiliki sikap yang pantas dalam segala perbuatan.19

Dalam pandangan al-Ghazali pendidikan adalah usaha pendidik untuk


menghilangkan akhlak buruk dan menanamkan akhlak yang baik kepada siswa
sehingga dekat kepada Allah dan mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. 20

Sedangkan Ibnu Khaldun memandang bahwa pendidikan itu memiliki


makna luas. Menurutnya pendidikan tidak terbatas pada proses pembelajaran
saja dengan ruang dan waktu sebagai batasannya, tetapi bermakna proses
kesadaran manusia untuk menangkap, menyerap, dan menghayati peristiwa
alam sepanjang zaman.21

Selanjutnya, Pendidikan Agama Islam atau Pendidikan Islam adalah proses


mengubah tingkah laku individu pada kehidupan pribadi, masyarakat, dan alam

18
Musyafa’ Fathoni, Idealisme Pendidikan Plato, (Tadris STAIN
Pamekasan, 2010).
19
Bunyamin B., Konsep pendidikan akhlak menurut Ibn Miskawaih dan
Aristoteles (Studi
Komparatif), (Jurnal Pendidikan Islam,
9(2), 2018).
20
Hamim N., Pendidikan Akhlak: Komparasi Konsep Pendidikan Ibnu Miskawaih
dan Al- Ghazali, (Ulumuna, 18(1), 2014), hal. 21-40.
21
Akbar T. S., Manusia dan Pendidikan Menurut Pemikiran Ibn Khaldun dan John
Dewey, (JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA: Media Ilmiah Pendidikan dan
Pengajaran, 15(2), 2015), hal. 222-243.
sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai
profesi diantara profesi-profesi asasi dalam masyarakat. 22 Pendidikan Islam
adalah adalah pembentukan kepribadian muslim, atau perubahan sikap dan
tingkah laku sesuai dengan petunjuk ajaran Islam.23

Pendidikan Islam pada dasarnya merupakan pendidikan yang bertujuan


untuk membentuk pribadi Muslim seutuhnya (kaffah), mengembangkan
seluruh potensi manusia baik yang berbentuk jasmani maupun rohani.24

(Muhaimin. 2007: 6) berpendapat bahwa Pendidikan Agama Islam


bermakna upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-
nilainya agar menjadi pandangan dan sikap hidup seseorang. Dari aktivitas
mendidikkan agama Islam itu bertujuan untuk membantu seseorang atau
sekelompok anak didik dalam menanamkan dan menumbuh kembangkan
ajaran Islam dan nilai- nilainya untuk dijadikan sebagai pandangan
hidupnya.25

Pendidikan Islam adalah suatu proses mempersiapkan generasi penerus


untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-nilai Islam yang
diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di dunia dan memetik
hasilnya di akhirat. Pendidikan Islam dalam pengertian di atas merupakan
suatu proses pembentukan individu berdasarkan ajaran Islam yang
diwahyukan Allah kepada Muhammad melalui proses dimana individu
dibentuk agar dapat

mencapai derajat yang tinggi, sehingga mampu menunaikan tugasnya


sebagai

14
22
Omar Mohammad At-toumy, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang
1979), hal. 399.
23
Zakiah Dradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal. 28.
24
Hasan Baharun, Pengembangan Kurikulum : Teori Dan Praktik (Konsep, Prinsip,
Model, Pendekatan Dan Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum PAI), (Yogyakarta:
Cantrik Pustaka, 2017), hal. 88.
25
M. Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Rajawali
Press, 2007).

15
kholifah di bumi yang dalam kerangka lebih lanjut mewujudkan kebahagiaan
di dunia dan akhirat.26

Jadi, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suata ilmu
yang berisi kegiatan atau proses untuk mempersiapkan atau mengajarkan
generasi-generasi Muslim mengenai nilai-nilai atau pokok bahasan Agama
Islam agar bisa hidup dengan berpedoman ajaran Islam.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Tujuan diciptakan manusia hanya untuk mengabdi kepada Allah SWT.


Oleh karena itu tujuan Pendidikan Islam yaitu membentuk umat yang
berdasarkan hukum dan nilai-nilai agama Islam. Kemudian dasar dari usaha
pembentukan kepribadian utama ini adalah Al-Qur’an dan al-Hadits.

Pada dasarnya tujuan akhir dari Pendidikan Agama Islam yaitu agar
orang- orang Muslim mati dalam keadaan Islam. Mati dalam keadaaan
berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung dari takwa
sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi kegiatan pendidikan. Inilah akhir
dari proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan akhir
Pendidikan Islam.

Berkaitan dengan tujuan Pendidikan Agama Islam di sekolah, Darajat


(1993)

mengemukakan beberapa tujuan sebagai berikut :

16
1) Menumbuhsuburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap
siswa yang positif dan disiplin serta cinta terhadap agama dalam
berbagai kehidupan sebagai esensi takwa; taat kepada perintah

Allah dan Rasul-Nya.

26
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-
Ma’arif, 1980), hal. 94.

17
2) Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan motivasi
intrinsik siswa terhadap pengembangan ilmu pengetahuan
sehingga mereka sadar akan iman dan ilmu dan pengembangannya
untuk mencapai keridlaan Allah Swt.

3) Menumbuhkan dan membina siswa dalam memahami agama


secara benar dan dengannya pula diamalkan menjadi keterampilan
beragama dalam berbagai dimensi kehidupan.27

Ahmad Tafsir mengemukakan tiga tujuan PAI, yakni: (1) terwujudnya


insan kamil, sebagai wakil-wakil Tuhan di muka bumi, (2) terciptanya insan
kaffah, yang memiliki tiga dimensi; religius, budaya, dan ilmiah, dan (3)
terwujudnya penyadaran fungsi manusia sebagai hamba, khalifah Allah,
pewaris para nabi, dan memberikan bekal yang memadai untuk menjalankan
fungsi tersebut.28

c. Fungsi Pendidikan Agama Islam

Majid dan Andayani (2004) mengemukakan tujuh fungsi dalam


Pendidikan Agama Islam, yaitu pengembangan, penanaman nilai, penyesuaian
mental, perbaikan, pencegahan, pengajaran, dan penyaluran. Fungsi
pengembangan berkaitan dengan keimanan dan ketakwaan siswa kepada Allah
Swt. yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga. Fungsi penanaman
nilai diartikan sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan hidup di
dunia dan akhirat. Prinsip penyesuaian mental maksudnya berkemampuan
menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
lingkungan sosial, dan dapat

16
mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.

27
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Balai Pustaka, 1992).
28
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017).

Selanjutnya, fungsi perbaikan mengandung maksud memperbaiki


kesalahankesalahan siswa dalam keyakinan, pemahaman, dan pengalaman
ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi pencegahan mengandung
maksud berkemampuan menangkal hal-hal negatif yang berasal dari
lingkungan atau dari budaya lain yang dapat membahayakan diri dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya. Fungsi
pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum, sistem, dan
fungsionalnya. Fungsi penyaluran bermaksud menyalurkan siswa yang
memiliki bakat khusus di bidang agama Islam agar bakat tersebut dapat
berkembang secara optimal.29

Masykur (2015) mengenalkan fungsi mempersiapkan peserta didik


menjadi anggota masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai
ajaran agama Islam. Nilai-nilai tersebut relatif tetap atas pola-pola
tingkah laku, peranan-peranan, dan relasi-relasi yang terarah dalam mengikat
individu yang mempunyai otoritas formal dan sanksi hukum, guna tercapainya
kebutuhan- kebutuhan dasar. 30

16
Berdasarkan pemaparan fungsi di atas, maka dapat diambil informasi
penting. Pertama, PAI memiliki fungsi penanaman nilai-nilai Islami melalui
pembelajaran yang bermutu. Kedua, PAI memiliki fungsi keunggulan baik
pembelajaran maupun output yang dihasilkan, yakni siswa dengan pribadi
insan kamil. Ketiga, PAI dengan fungsi rahmatan li al’alamin yang berarti
bahwa siswa, baik dalam kehidupan pribadi dan sosialnya mampu
menebarkan kedamaian sebagai esensi ajaran agama Islam.

I. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk pendekatan kuantitatif dengan desain korelasional.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-
variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan
besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara

16
statistik.17 Penilitian ini dimaksudkan untuk menganalisi hubungan antara
bimbingan belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP
Negeri 17 Balikpapan.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif


atau analisis data statistik. Yang dimaksud pendekatan kuantitatif adalah “penelitian
yang menitik beratkan pada penyajian data yang berbentuk angka atau kuantitatif
yang diangkakan (skoring) dengan menggunakan statistik”.18

2. Subjek dan Objek Penelitian


a. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah hal yang diamati dalam penelitian, bisa berupa
orang, tempat, dan benda. Sedangkan subjek yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah siswa-siswi khususnya yang beragama Islam pada kelas XI SMP Negeri 17
Balikpapan

b. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran dalam penelitian, yaitu
pokok permasalahan atau persoalan yang akan diteliti untuk mendapatkan data
secara lebih terarah. Adapun objek yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
17
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
hal. 56
18
Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Dasar-Dasar Penelitian, (Surabaya: Lembaga Kajian Agama dan
Filsafat (eLKAF), 2006), hal. 45.

16
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.19 Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI SMP Negeri 17 Balikpapan yang dibagi
menjadi 6 kelas dengan jumlah 180 siswa.

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk dikaji dengan
observasi. Sampel selalu diidentifikasi di dalam istilah “dipilih” atau ”diambil” dari

populasi.20 Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Sampel yang
baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi.21

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel


dengan pertimbangan tertentu dalam Sugiyono, (2016: 85).22

Alasan meggunakan teknik purposive sampling ini karena sesuai untuk


digunakan untuk penelitian kuantitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak
melakukan generalisasi. Karena populasinya berjumlah lebih dari 100 orang, maka
sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa-siswi yang beragama Islam
pada kelas XI SMP Negeri 17 Balikpapan yang berjumlah 21 orang.

4. Metode Pengumpulan Data


a. Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukaan melalui sesuatu


pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau prilaku
objek sasaran.23Menurut Nana Sudjana observasi adalah pengamatan dan

19
Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi (Afabeta : Bandung, 2013), hal.
62.
20
Turmudi dan Sri Harini, Metode Statistik, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hal. 11.
21
Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, hal. 139.
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: PT Alfabet,
2016).
23
Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyususna Skripsi (Jakarta: Rineka
Cipta, 2011), hal. 104

16
pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Maka dalam
penelitian ini penulis menggunakan pengamatan ke kelas untuk mengamati
pembelajaran serta melihat langsung prestasi belajar siswa dari raport.

b. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan

yang berlansung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang

mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara.24 Menurut


Hopkins, wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam

kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.25 Wawancara adalah bentuk komunikasi
lansung antara peneliti dan responden.26

Peneliti melakukan wawancara tidak terstruktur dengan guru yang mengajar di


kelas dan beberapa murid dengan tujuan untuk mengetahui lebih jauh
mengenai hubungan bimbingan belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata
pelajaran Pendidikan Agama Islam.

24
Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyususna Skripsi (Jakarta: Rineka
Cipta, 2011), hal. 105.
25
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta:Andi Ofset,Edisi Refisi, 2002), hal. 136.
26
Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Grasindo, cet.1, 2002), hal.1

16
c. Kuisioner (Angket)

Angket adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara


memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk

dijawabnya.27 Angket ini merupakan daftar yang didalamnya memuat


pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan kepada pihak responden (pihak
yang dimintai jawaban pertanyaan).

Dalam penelitian ini, peneliti membagikan angket yang berisi dari 15


pernyataan mengenai hubungan bimbingan belajar dengan prestasi belajar
siswa pada mata pelajaran PAI. Adapun indikator dari hubungan antara
bimbingan belajar (Variabel X) dengan prestasi belajar siswa (Variabel Y)
yaitu :

Tabel 1 Indikator Bimbingan Belajar (X)

No. Variabel Indikator Nomor Soal

1. Mengikuti bimbingan belajar. 1,2 dan 4

2. Kondisi yang nyaman saat 7, 8, dan 12.

bimbingan belajar.
3. Mempertahankan atau meningkatkan
hasil belajar siswa. 10
1. Bimbingan 4. Membantu siswa agar lebih
Belajar (X) memahami materi pelajaran di
3, 5, dan 6.
sekolah.
5. Menjadi lebih bersemangat atau rajin
belajar.
9, 11, 13,

27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, hal. 199
16
Selain itu, terdapat 4 pilihan jawaban dari masing-masing pertanyaan
tersebut yang memiliki skor berbeda. Berikut ini adalah pilihan jawaban yang
disediakan beserta skor masing-masing :

Tabel 2 Pilihan Jawaban dan Skor


No Pilihan Jawaban Skor

5. Hipotesis

Berdasarkan pada uraian pada bagian-bagian sebelumnya, maka


hipotesis yang tepat untuk penelitian ini adalah “adanya hubungan
antara perhatian orang tua terhadap semangat belajar murid pada pelajaran
pendidikan agama islam di SMP Negeri Balikpapan.”

6. Metode Analisis

Analisis data menurut Lexy J. Meleong adalah proses


mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan
satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan
hipotesis kerja, seperti yang disarankan oleh data.28

Analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis asosiatif
atau korelatif, analisis asosiatif atau korelatif merupakan bentuk analisis data
penelitian untuk menguji ada tidaknya hubungan keberadaan variable dari
dua kelompok data atau lebih. Hasil analisisnya adalah apakah hipotesis
penelitian dapat generalisasi atau tidak, apabila hipotesis (Ha) diterima,

28
Misbahudin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik,… hal. 33.
16
berarti hasil penelitian menyatakan ada hubungan antar variable.29 Dalam
penelitian ini analisis data dilakukan secara dua tahap yaitu uji prasyarat dan
uji hipotesis.

a. Uji Prasyarat

1) Uji Normalitas

Uji normalitas adalah uji prasyarat tentang kelayakan data untuk di


analisis dengan menggunakan statistik parametrik atau statistik
nonparametrik. Tujuan dilakukan uji normalitas terhadap serangkaian
data adalah untuk Mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal atau tidak. Bila data distribusi normal, maka dapat digunakan
uji statistic berjenis parametrik. Sedangkan bila data tidak berdistribusi
normal, maka digunakan uji statistic nonparametric.30

Uji normalitas data dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan


software SPSS 25. Jika nilai signifikansi atau nilai probabilitas > 0,05
maka distribusi data normal.

2) Uji Linearitas

Uji linieritas adalah uji prasarat untuk mengetahui apakah antara


variabel tidak bebas (Y) dan variabel bebas (X) mempunyai hubungan
linier. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam penerapan
model regresi linier. Jika akan menggunakan jenis regresi linier (lurus),
maka datanya harus menunjukkan pola (diagram) yang berbentuk linier.
Jika akan menggunakan jenis regresi nonlinier, maka datanya tidak

29
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif…, hal. 213.
30
Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif,… hal. 153.

16
perlu menunjukkan pola linier.31 Uji linieritas data dalam penelitian ini
dilakukan dengan bantuan software SPSS 25.

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis adalah suatu prosedur yang akan menghasilkan suatu


keputusan, yaitu keputusan dalam menerima atau menolak hipotesis ini.
Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung
ketidakpastian. Artinya, keputusan bisa benar atau salah sehingga
menimbulkan rasiko. Besar kecilnya resiko dinyatakan dalam bentuk
probabilitas. Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis
asosiatif atau korelatif dengan bantuan software SPSS 25. Selain itu,
terdapat rumus untuk mencari hubungan antara Bimbingan Belajar
(Variabel X) dan Prestasi Belajar Siswa (Variabel Y) dengan
menggunakan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut :

J. Sistematika Penulisan

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan sistematika


pembahasan yang merupakan gambaran umum dari skripsi sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, alasan memilih judul, definisi operasional,
kajian pustaka, hipotesis, dan sistematika penulisan.

31
Misbahudin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik,… hal. 292.
16
BAB II LANDASAN TEORITIS

Pada bab ini membahasas mengenai pengertian hubungan, pengertian


bimbingan belajar, tujuan bimbingan belajar, fungsi bimbingan belajar,
langkah-langkah bimbingan belajar, pengertian prestasi belajar, fungsi
prestasi belajar, faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, indikator prestasi
belajar, pengertian Pendidikan Agama Islam, tujuan Pendidikan Agama
Islam, serta fungsi Pendidikan Agama Islam.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan metode yang digunakan dalam penelitian


diantaranya yaitu jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, populasi dan
sampel penelitian, metode pengumpulan data, dan metode analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN

Pada bab ini berisi mengenai gambaran hasill penelitian, paparan data
hasil penelitian, serta analisis hasil penelitian.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini terdiri dari kesimpulan dan saran.

16
22
23

Anda mungkin juga menyukai