A. Latar Belakang
P
endidikan menjadi tanggung jawab semua kalangan yang memerlukan
kerja sama antara individu dan lembaga terkait. Jika semua kalangan
melaksanakan kewajibannya, maka terciptanya lahan yang kondusif untuk
berlangsungnya pendidikan bagi individu dan program pendidikan akan
bergerak maju. Keberhasilan atau prestasi yang dicapai siswa dalam
pendidikan sesungguhnya tidak hanya memperhatikan mutu dari institusi
pendidikan saja, tetapi juga memperlihatkan keberhasilan keluarga dalam
memberikan anak persiapan yang baik untuk Pendidikan yang dijalani.1
Orang tua tentu saja sangat peduli terhadap pendidikan anak- anaknya.
Banyak orang tua bercita-cita agar anaknya mendapat pendidikan yang
setinggitingginya. Tidaklah heran jika para orang tua mencari lembaga
pendidikan yang tentunya di anggap baik untuk putra-putrinya. Orang tua
mungkin lupa bahwa lembaga pendidikan yang menjadikan anaknya
menjadi manusia yang manusiawi adalah keluarga.
Kedua orang tua dikatakan memiliki kelayakan menjadi ayah dan ibu
apabila mereka bersungguh-sungguh dalam mendidik anak mereka. Setiap
orang tua pasti menginginkan keberhasilan dalam pendidikan anaknya.
Keberhasilan tersebut tentunya tidak akan dapat terwujud tanpa adanya usaha
dan peran dari orang tua itu sendiri. Salah satu dari peranan orang tua terhadap
keberhasilan pendidikan anaknya adalah dengan memberikan perhatian,
terutama perhatian pada kegiatan belajar. Ibrahim Amini mengungkapkan
bahwa: “Mendidik dan mengajar anak merupakan kewajiban yang sangat
penting dan berat yang diletakkan di atas pundak kedua orang tua, nasib
seorang anak berada di tangan kedua orang tua, ini terkait dengan tingkat
1
http:/depdiknas.go.id/
pendidikan keduanya, sampai sejauh mana perhatian yang diberikan orang tua
dalam mendidik dan mengajar anak- anaknya.”Sebagai pendidik, orang tua
harus bersifat sebagai pemelihara, pengasuh, pembimbing, pembina, maupun
sebagai guru dan pemimpin terhadap anak-anaknya.2
Perhatian dari orang tua akan membuat anak lebih giat dan bersemangat
dalam belajar karena ia tahu bahwa bukan dirinya sendiri saja yang
berkeinginan untuk maju, akan tetapi orang tuanya pun demikian. Pendidikan
di sekolah sebenarnya hanyalah merupakan kelanjutan dari pendidikan
keluarga. Kerap kali pendidikan di sekolah mengalami kesulitan yang
sebenarnya, disebabkan oleh dasar pendidikan yang diterima anak di dalam
keluarga. Karena itu orang tua haruslah terpanggil untuk menyelenggarakan
situasi pergaulan dan pendidikan sebaik mungkin. Orang tua hendaknya
menunjukkan dan mencurahkan kasih sayang kepada anaknya secara tepat.
Kasih sayang bukan hanya berupa materi yang diberikan tetapi perhatian,
kebersamaan, motivasi, nasihat. Semua sikap tersebut hanya didapat dari kedua
orang tua.
Maka dalam penelitian ini yag di maksud dari Hubungan ialah suatu hal yang
berupa interaksi yang di lakakukan antara orang tua dengan anaknya, apakah
memiliki dampak yang positif ataupun negative
psikis tertuju kepada suatu objek.5 Pendapat ini lebih menekankan perhatian
bersifat abstrak. Sejalan dengan pendapat Suryabrata, Bimo Walgito memperjelas
dengan mengemukakan bahwa perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi
3
Mutually Benefit Realtionship.
4
Poeze, Harry A, Dijik, van Cornelis, dan Meulen, Inge van der. 2008. Di Negeri Penjajah: Orang
Indonesia di Negeri Belanda, 1600-1950. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia. Hal 196-197.
5
Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993), h. 14.
dari seluruh aktivitas individu yang ditunjukkan kepada sesuatu atau sekumpulan
obyek.6
Maka dalam penelitian ini yang di maksud Perhatian Orang Tua adalah
suatu pemusatan atau kesadaran jiwa orang tua yang di arahkan kepada anak
dengan memberikan rangsangan dalam segi emosional maupun material.
3. Semangat Belajar
Semangat dalam pengertian yang berkembang di masyarakat seringkali
disamakan dengan motivasi. Oleh karena itu untuk dapat memahami dan
mempunyai gambaran yang luas berikut ini diberikan beberapa pengertian
motivasi antara lain adalah:
Menurut McDonald dalam Oemar hamalik , "Motivation is a energy
change within the person characterized by affecitive arousal and anticipatory goal
reactions." Motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi seseorang
yang ditandai dengan timbulnya efektif dan reaksi untuk mencapai tujuan.
6
Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), h. 56.
Tabrani Rusyan berpendapat, bahwa motivasi merupakan kekuatan yang
mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan Motivasi dapat
diartikan sebagai kekuatan atau energi seseorang yang dapat menimbulkan tingkat
persistensi dan antusiasme nya dalam melaksanakan suatu kegiatan baik yang
bersumber dari dalam diri individu itu sendiri atau motivasi intrinsik maupun dari
luar individu atau motivasi ekstrinsik.
Maka dalam penelitian ini yang dimaksud dari semangat belajar siswa
adalah sebuah kekuatan atau energi siswa yang dapat meningkatkan minat dan
antusiasme dalam melaksanakan kegitan belajar.
C. Batasan Masalah
1. Perhatian orang tua adalah cara orang tuanya memberikan bimbingan belajar
di rumah, mendorong untuk belajar, memberikan pengarahan pentingnya
belajar, memperhatikan kebutuhan-kebutuhan alat yang menunjang pelajaran.
2. Semangat Belajar pada Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) yang di ukur
berdasarkan tingkat antusiasme siswa dan perilaku siswa kelas XI dalam
mengikuti pelajaran.
E. Rumusan Masalah
Dengan mencermati uraian yang menjadi latar belakang tersebut, maka
perumusan masalah dapat disampaikan adalah Apakah ada hubungan antara
perhatian orang tua terhadap semangat belajar siswa pada mata pelajaran Agama
Islam?
F. Tujuan Penelitian
G. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis dari penelitian ini adalah untuk mendalami teori-teori
tentang orang tua berkaitan dengan semangat Belajar Siswa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Peneliti
b. Bagi Sekolah
H. Landasan Teori
1. Hubungan
a. Pengertian Hubungan
Hubungan berasal dari kata hubung yang menurut kamus besar
bahasa Indonesia artinya bersambung atau berangkaian (yang satu dengan
yang lain). 7
Jadi hubungan adalah keterkaitan suatu hal dengan hal
lainnya, seperti hubungan kekeluargaan, darah, dll.
Orang tua adalah "Orang yang dianggap tua" (disegani), baik melalui
1) Perhatian Intensif
a) Perhatian Spontan
16
Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), hlm. 66.
tangga dan perawatan anaknya kepada pembantu rumah tangga juga dapat
berakibat kurang baik bagi pertumbuhan perkembangan jiwa anak.
3. Semangat Belajar
a. Pengertian Semangat Belajar
Semangat dalam pengertian umum di gunakan untuk mengungkapkan
minat yang menggebu dan pengorbanan untuk meraih tujuan.8 Para ahli
mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, dan tidak adanya kelihatan
dan ingin duduk di deretan yang paling depan dengan posisi duduk
paling dekat dengan meja guru Dan Adanya hasrat keinginan berhasil.20
menyerah dan putus asa. Anak didik tesebut mencoba berbagai cara untuk
mencapai kesuksesan.21
individual, faktor sosial dan faktor struktural. Faktor individual adalah faktor
internal siswa, seperti kondisi jasmani dan rohani. Faktor sosial adalah faktor
pendekatan belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa
1) Faktor Internal
Faktor Internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri siswa
yang sedang belajar meliputi tiga aspek yaitu meliputi faktor jasmaniah,
a) Aspek Fisiologi
18
Musyafa’ Fathoni, Idealisme Pendidikan Plato, (Tadris STAIN
Pamekasan, 2010).
19
Bunyamin B., Konsep pendidikan akhlak menurut Ibn Miskawaih dan
Aristoteles (Studi
Komparatif), (Jurnal Pendidikan Islam,
9(2), 2018).
20
Hamim N., Pendidikan Akhlak: Komparasi Konsep Pendidikan Ibnu Miskawaih
dan Al- Ghazali, (Ulumuna, 18(1), 2014), hal. 21-40.
21
Akbar T. S., Manusia dan Pendidikan Menurut Pemikiran Ibn Khaldun dan John
Dewey, (JURNAL ILMIAH DIDAKTIKA: Media Ilmiah Pendidikan dan
Pengajaran, 15(2), 2015), hal. 222-243.
sekitarnya, dengan cara pengajaran sebagai suatu aktivitas asasi dan sebagai
profesi diantara profesi-profesi asasi dalam masyarakat. 22 Pendidikan Islam
adalah adalah pembentukan kepribadian muslim, atau perubahan sikap dan
tingkah laku sesuai dengan petunjuk ajaran Islam.23
14
22
Omar Mohammad At-toumy, Falsafah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang
1979), hal. 399.
23
Zakiah Dradjat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), hal. 28.
24
Hasan Baharun, Pengembangan Kurikulum : Teori Dan Praktik (Konsep, Prinsip,
Model, Pendekatan Dan Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum PAI), (Yogyakarta:
Cantrik Pustaka, 2017), hal. 88.
25
M. Muhaimin, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam (Jakarta: Rajawali
Press, 2007).
15
kholifah di bumi yang dalam kerangka lebih lanjut mewujudkan kebahagiaan
di dunia dan akhirat.26
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Pendidikan Agama Islam adalah suata ilmu
yang berisi kegiatan atau proses untuk mempersiapkan atau mengajarkan
generasi-generasi Muslim mengenai nilai-nilai atau pokok bahasan Agama
Islam agar bisa hidup dengan berpedoman ajaran Islam.
Pada dasarnya tujuan akhir dari Pendidikan Agama Islam yaitu agar
orang- orang Muslim mati dalam keadaan Islam. Mati dalam keadaaan
berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung dari takwa
sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi kegiatan pendidikan. Inilah akhir
dari proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan akhir
Pendidikan Islam.
16
1) Menumbuhsuburkan dan mengembangkan serta membentuk sikap
siswa yang positif dan disiplin serta cinta terhadap agama dalam
berbagai kehidupan sebagai esensi takwa; taat kepada perintah
26
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran Tentang Pendidikan Islam, (Bandung: Al-
Ma’arif, 1980), hal. 94.
17
2) Ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya merupakan motivasi
intrinsik siswa terhadap pengembangan ilmu pengetahuan
sehingga mereka sadar akan iman dan ilmu dan pengembangannya
untuk mencapai keridlaan Allah Swt.
16
mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
27
Zakiah Darajat, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Balai Pustaka, 1992).
28
Ahmad Tafsir, Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2017).
16
Berdasarkan pemaparan fungsi di atas, maka dapat diambil informasi
penting. Pertama, PAI memiliki fungsi penanaman nilai-nilai Islami melalui
pembelajaran yang bermutu. Kedua, PAI memiliki fungsi keunggulan baik
pembelajaran maupun output yang dihasilkan, yakni siswa dengan pribadi
insan kamil. Ketiga, PAI dengan fungsi rahmatan li al’alamin yang berarti
bahwa siswa, baik dalam kehidupan pribadi dan sosialnya mampu
menebarkan kedamaian sebagai esensi ajaran agama Islam.
I. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk pendekatan kuantitatif dengan desain korelasional.
Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui hubungan suatu variabel dengan variabel-
variabel lain. Hubungan antara satu dengan beberapa variabel lain dinyatakan dengan
besarnya koefisien korelasi dan keberartian (signifikansi) secara
16
statistik.17 Penilitian ini dimaksudkan untuk menganalisi hubungan antara
bimbingan belajar dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI di SMP
Negeri 17 Balikpapan.
Subjek penelitian adalah hal yang diamati dalam penelitian, bisa berupa
orang, tempat, dan benda. Sedangkan subjek yang dimaksud dalam penelitian ini
adalah siswa-siswi khususnya yang beragama Islam pada kelas XI SMP Negeri 17
Balikpapan
b. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah hal yang menjadi sasaran dalam penelitian, yaitu
pokok permasalahan atau persoalan yang akan diteliti untuk mendapatkan data
secara lebih terarah. Adapun objek yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu
prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang
mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
17
Nana Syaodih Sukmadinata, Metode penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
hal. 56
18
Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Dasar-Dasar Penelitian, (Surabaya: Lembaga Kajian Agama dan
Filsafat (eLKAF), 2006), hal. 45.
16
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.19 Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI SMP Negeri 17 Balikpapan yang dibagi
menjadi 6 kelas dengan jumlah 180 siswa.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk dikaji dengan
observasi. Sampel selalu diidentifikasi di dalam istilah “dipilih” atau ”diambil” dari
populasi.20 Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi. Sampel yang
baik adalah yang dapat mewakili sebanyak mungkin karakteristik populasi.21
19
Sugiyono, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi (Afabeta : Bandung, 2013), hal.
62.
20
Turmudi dan Sri Harini, Metode Statistik, (Malang: UIN-Malang Press, 2008), hal. 11.
21
Deni Darmawan, Metode Penelitian Kuantitatif, hal. 139.
22
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: PT Alfabet,
2016).
23
Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyususna Skripsi (Jakarta: Rineka
Cipta, 2011), hal. 104
16
pencatatan yang sistematis terhadap gejala-gejala yang diteliti. Maka dalam
penelitian ini penulis menggunakan pengamatan ke kelas untuk mengamati
pembelajaran serta melihat langsung prestasi belajar siswa dari raport.
b. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan
yang berlansung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang
kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.25 Wawancara adalah bentuk komunikasi
lansung antara peneliti dan responden.26
24
Abdurrahman Fatoni, Metodologi Penelitian dan Teknik Penyususna Skripsi (Jakarta: Rineka
Cipta, 2011), hal. 105.
25
Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta:Andi Ofset,Edisi Refisi, 2002), hal. 136.
26
Gulo, Metodologi Penelitian (Jakarta: Grasindo, cet.1, 2002), hal.1
16
c. Kuisioner (Angket)
bimbingan belajar.
3. Mempertahankan atau meningkatkan
hasil belajar siswa. 10
1. Bimbingan 4. Membantu siswa agar lebih
Belajar (X) memahami materi pelajaran di
3, 5, dan 6.
sekolah.
5. Menjadi lebih bersemangat atau rajin
belajar.
9, 11, 13,
27
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan…, hal. 199
16
Selain itu, terdapat 4 pilihan jawaban dari masing-masing pertanyaan
tersebut yang memiliki skor berbeda. Berikut ini adalah pilihan jawaban yang
disediakan beserta skor masing-masing :
5. Hipotesis
6. Metode Analisis
Analisis data yang digunakan dalam skripsi ini adalah analisis asosiatif
atau korelatif, analisis asosiatif atau korelatif merupakan bentuk analisis data
penelitian untuk menguji ada tidaknya hubungan keberadaan variable dari
dua kelompok data atau lebih. Hasil analisisnya adalah apakah hipotesis
penelitian dapat generalisasi atau tidak, apabila hipotesis (Ha) diterima,
28
Misbahudin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik,… hal. 33.
16
berarti hasil penelitian menyatakan ada hubungan antar variable.29 Dalam
penelitian ini analisis data dilakukan secara dua tahap yaitu uji prasyarat dan
uji hipotesis.
a. Uji Prasyarat
1) Uji Normalitas
2) Uji Linearitas
29
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif…, hal. 213.
30
Syofian Siregar, Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif,… hal. 153.
16
perlu menunjukkan pola linier.31 Uji linieritas data dalam penelitian ini
dilakukan dengan bantuan software SPSS 25.
b. Uji Hipotesis
J. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, alasan memilih judul, definisi operasional,
kajian pustaka, hipotesis, dan sistematika penulisan.
31
Misbahudin dan Iqbal Hasan, Analisis Data Penelitian Dengan Statistik,… hal. 292.
16
BAB II LANDASAN TEORITIS
Pada bab ini berisi mengenai gambaran hasill penelitian, paparan data
hasil penelitian, serta analisis hasil penelitian.
BAB V PENUTUP
16
22
23