PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
sangat luas yaitu selain mengasuh, mendidik atau memelihara anak, pendidikan
pengalaman.
merupakan basis pendidikan yang pertama dan utama. Dimana orang tua atau ibu
dan ayah memegang peranan yang sangat penting dan paling berpengaruh atas
1
pendidikan anak-anaknya. Sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu ada
disampingnya. Oleh karena itu anak kadang meniru sifat dan tabiat ibunya,
seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan tugasnya
dengan baik. Ibu merupakan orang yang mula-mula dikenal anak, yang mula-mula
menjadi temanya dan mula-mula dipercayainya. Apapun yang dilakukan ibu dapat
yang terkandung didalam hati anaknya, juga jika anak telah mulai agak besar,
disertai kasih sayang, dapatkah ibu mengambilo hati anaknya untuk selama-
lamanya.
cara pekerjaan anaknya. Ayah merupakan penolong utama, lebih-lebih bagi anak
yang agak besar, baik bagi laki-laki maupun perempuan, bila ia mau mendekati
dalam kehidupan keluarga atau rumah tangga dengan yang bagaimanapun juga
keadaannya. Hal itu menunjukan ciri-ciri dari watak rasa tanggung jawab orang
tua atas kehidupan anak-anak mereka untuk masa kini dan masa yang akan datang.
2
Situasi keluarga yang harmonis dan bahagia akan melahirkan anak atau
generasi-generasi penerus yang baik dan bertanggung jawab, karena itu orang tua
memiliki ikatan batin yang sangat kuat bagi anak, sehingga peran orang tua sangat
menentukan motivasi belajar anak dalam mencapai suatu hasil belajar yang
untuk memenuhi harapan dari orang tua yaitu belajar yang baik.
kepedulian, kasih sayang sangat penting dalam kebutuhan seorang anak demi
manusia untuk menjaga diri dan keluarganya dari hal-hal buruk yang akan
merugikan mereka sendiri. Perintah ini dapat dilakukan salah satunya dengan cara
3
terhadap anak, maka para orang tua setidaknya memberikan bekal hidup bagi
anak-anak mereka, dengan bekal yang baik seorang anak diharapkan memiliki
banyak faktor diantaranya yaitu sifat kepedulian orang tua, selain itu juga kesiapan
diri siswa. Dalam hal ini berarti siswa tidak lepas dari kepedulian dan bimbingan
orang tua. Di dalam lslam orang yang paling bertanggung jawab terhadap
menumbuhkan semangat belajar dan rasa senang terhadap apa yang dipelajari.
Sebaliknya tanpa adanya suatu perhatian dalam belajar merupakan masalah yang
Kita sering melihat orang tua yang sibuk dengan pekerjaannya atau
terlantar tidak ada tempat untuk berkomunikasi. Hal ini menyebabkan anak tidak
bergairah dalam belajar di kelas bahkan lebih parahnya lagi menjadikan sekolah
4
Kita sering menjumpai siswa yang malas belajar, membuat masalah di
dalam kelas, bahkan jarang masuk sekolah ini bisa disebabkan oleh kurangnya
belajar Pendidikan Agama Islam (PAI) siswa. Maka dari permasalahan di atas
B. Rumusan Masalah
5
C. Tujuan Penelitian
Bandung.
D. Kegunaan Penelitian
tentang ada tidaknya pengaruh kepedulian orang tua terhadap motivasi belajar
siswa pada Pendidikan Agama Islam (PAI). Dari informasi tersebut diharapkan
1. Teoritis
6
2. Praktis
orang tua terhadap motivasi belajar Pendidikan Agama Islam (PAI). Sehingga
E. Kerangka Pemikiran
bersifat teoritis dan ada relefansinya dengan permasalahan yang diteliti, sehingga
dapat terlihat dengan jelas hubungan antara realitas lapangan dengan kerangka
teori yang penulis gunakan. Penulis memfokuskan pengaruh kepedulian orang tua
Kepedulian adalah segala usaha berupa bimbingan, exsion dan pengaruh yang
Orang tua adalah antara ayah ibu dan seorang anak, baik melalui hubungan
Orang tua adalah Pembina pribadi yang pertama dalam hidup anak (Daradjat,
1970:56).
7
Dari definisi di atas maka penulis dapat menyimpulkan bahwa kepedulian
orang tua adalah segala usaha berupa bimbingan, pengarahan dan pengaruh
yang diberikan orang tua terhadap anak agar proses belajarnya baik di sekolah
2. Motivasi Belajar
Motivasi berasal dari kata motif yang berarti sebagai daya upaya yang
sebagai suatu kondisi intern. Berawal dari kata motif itu maka motivasi dapat di
artikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif (Ahmadi, 1999:14).
prilaku baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu
Ini berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu
amat bergantung pada proses belajar serta ketekunan belajar yang dilakukan
Sudjana mengatakan (1987:28) “Belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah
mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu, belajar adalah
8
proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman”.
Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh para ahli di
atas, dapat disimpulkan oleh penulis bahwa motivasi belajar adalah dorongan
atau keinginan yang timbul dalam diri seseorang yang ingin mencoba dan
kreatifitasnya.
disyariatkan Allah SWT serta satu-satunya agama yang di akui dan di terima
oleh Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam Al-Qur’an
9
Pendidikan agama Islam adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta
motivasi belajar anak dalam pendidikan agama Islam akan muncul secara baik.
Dari uraian di atas penulis menjelaskan dalam bentuk skema sebagai berikut:
PENGARUH
VARIABEL X Variabel Y
Kepedulian Orang Tua
Motivasi Belajar PAI
1. Kepedulian orang tua 1. Anak rajin mengikuti
RESPONDEN
10
F. Hipotesis
masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau
kajian teori dan masih harus diuji kebenaranya (Riduwan 2009:37). Adapun
sekolah.
sekolah.
G. Langkah-langkah Penelitian
hipotesa yang penulis ajukan, di perlukan data yang akurat sehingga menghasilkan
adalah data kuantitatif tentang pengaruh kepedulian orang tua terhadap motivasi
11
Karena data yang penulis teliti hasil dari observasi, wawancara, angket,
maka jenis data yang terkumpul dapat di nyatakan jenis data kuantitatif yakni
berupa :
a) Data teoritik, diperoleh dari buku-buku dan sumber lainya yang relevan
2. Sumber Data
tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
12
kesimpulanya. Sedangkan sampel adalah bagian bagian dari jumlah dan
populasi atau (wakil populasi yang di teliti). Apabila subjeknya kurang dari
100, lebih baik di ambil semuanya, tetapi jika subjeknya lebih dari 100 maka
peserta didik. Maka dari itu dalam menentukan jumlah sampel, penulis
mengambil sampel 56% yakni sekitar 60 peserta didik yang di ambil secara
Bandung.
Tabel I
O
1 X 15 24 38
2 XI 14 25 39
3 XII 18 23 31
Jumlah 47 72 108
13
a. Menentukan Metode Penelitian
metode penelitian yang digunakan untuk meneliti hal-hal yang sedang terjadi
tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Metode
kuantitatif”.
penelitan ini bersifat kesiswaan yang mana hal ini menuntut harus terjun ke
sebagai berikut:
1) Observasi
14
Sugiyono (2009:203) adalah teknik pengumpulan data yang
mempunyai ciri khas yang spesifik, maka tidak terbatas pada orang tetapi
kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
langsung (tanpa alat) terhadap gejala gejala subyek yang diselidiki baik
situasi buatan.
2) Wawancara
yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari
buatan.
15
Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan kepada Kepala
Sekolah, Guru Pendidikan Agama Islam, siswa, serta orang tua siswa untuk
3) Angket
suatu daftar pertanyaan kepada responden untuk diisi. Model angket yang
yang telah ditentukan sehingga responden hanya tinggal memilih salah satu
4) Survey
5) Dokumentasi
16
6) Studi Kepustakaan
4. Analisis Data
dan di kelompokan menurut kriteria tertentu lalu dicari ditaksir makna dan
kaitanya. Oleh karena itu penulis menganalisa data yang diperoleh untuk
mencari ada tidaknya pengaruh kepedulian orang tua terhadap motivadi belajar
a. Analisis Parsial
17
∑ fX
Untuk variabel X dengan rumus: M =
N
R = (Xt-Xr) + 1
K = 1 + 33 Log n (Sudjana,1996:47).
Rentang
PK = (Sudjana,
Banyak Kelas
1996:47).
∑ fi . xi
Me = (Sudjana, 1996:67).
∑ fi
18
b. Mencari median (Md) dengan rumus:
1
n−fkb
Md = b + p ( 2 ) (Sudjana,
fi
1996:79).
b1
Mo = b + p ( ¿
b 1−b 2
(Sudjana,1996:79).
n ∑ fix i 2
SD = (Sudjana,
( n−1)
1996:95).
BK −x
Z skor =
SD
Li = Luas interval
Fi = Li Xn
x 2= ∑ ¿ ¿ (Sudjana, 1996:293).
19
g. Menentukan derajat kebebasan (dk) dengan rumus: dk = k – 3
normal.
tendensi sentral dan dibagi oleh jumlah item berdasarkan pada skala
Skor 1 – 20 = buruk
Skor 21 – 40 = kurang
Skor 41 – 60 = cukup
Skor 61 − 80 = baik
penafsiran dlihat meanya saja, akan tetapi jika data tersebut berdistribusi
20
tidak normal, maka dilihat ketiga-tiganya, yaitu mean, median, dan
modus.
b. Analisis Korelasional
Y = α +bx, dimana:
n ∑ XiYi−(∑ Xi)(∑Yi)
b= (Sudjana,
n ∑ Xi−( ∑ Xi)
1996,315).
N ∑ xy – ( ∑ x ) (∑ y )
A= r xy = (Arkunto, 1998:259).
√[N ∑2¿ −( ∑ x ) ]¿ ¿ ¿
21
Jika salah satu atau kedua variabel tidak berdistribusi normal atau
4) Menguji Hipotesis
sebagai berikut:
r √n−2
t= (Sudjana, 1996:377).
√ 1−r 2
b. Menghitung derajat kebebasan (db) dengan rumus db = n− 2
22
BAB II
1. Pengertian Kepedulian
dan sebagainya. Oleh karena itu kepedulian menyangkut tugas, peran, dan
hubungan. Kata peduli juga berhubungan dengan pribadi, emosi dan kebutuhan.
23
diluar dari dirinya sendiri. Peduli juga sering dihubungkan dengan kehangatan,
ditujukan kepada orang lain, dan itulah yang memotivasi dan memberikan
terkait dengan orang lain dan apapun yang terjadi terhadap orang tersebut.
Orang yang mengutamakan kebutuhan dan perasaan orang lain dari pada
kepentingannya sendiri adalah orang yang peduli. Orang yang peduli tidak akan
berbuat baik, dan membuat yang lain senang. Banyak nilai yang merupakan
rasa kasihan. Kepedulian juga bukan merupakan hal yang dilakukan karena
24
Sedangkan menurut Walgito menjelaskan bahwa “Kepedulian merupakan
pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan pada
sesuatu atau sekumpulan obyek”. Orang yang menaruh minat pada suatu
mengorbankan waktu dan tenaga demi aktivitas tersebut. Oleh karena itu
seorang siswa yang perduli akan prestasinya terhadap suatu pelajaran, ia pasti
akan berusaha keras untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu dengan cara
komponen, yaitu :
merupakan cara memelihara hubungan dengan orang lain yang bemula dari
a. Dimensi Kepedulian
yaitu :
25
1) Mengetahui
Berusaha keras memahami kejadian-kejadian yang memiliki makna
dalam kehidupan orang lain. Pada aspek ini menghindari asumsi tentang
kejadian yang dialami orang lain sangat penting, berpusat pada kebutuhan
orang lain, melakukan penilaian yang mendalam, mencari isyarat verbal
dan non verbal, dan terlibat pada kedua isyarat tersebut.
2) Turut hadir
Hadir secara emosi dengan menyampaikan ketersedian, berbagi perasaan,
dan memantau apakah orang lain terganggu atau tidak dengan emosi yang
diberikan.
3) Melakukan
Melakukan sesuatu bagi orang lain, seperti melakukannya untuk diri
sendiri, apabila memungkinkan, seperti menghibur, melindungi, dan
mendahulukan, seperti melakukan tugas-tugas dengan penuh keahlian dan
kemampuansaat mem- pertahankan martabat.
4) Memungkinkan
Memfasilitasi perjalanan hidup dan kejadian yang tidak biasa yang
dimiliki oleh orang lain dengan memberikan informasi, memberikan
penjelasan, memberikan dukungan, fokus pada perhatian yang sesuai, dan
memberikan alternative.
5) Mempertahankan keyakinan
Mendukung keyakinan orang lain akan kemampuannya menjalani
kejadian atau masa transisi dalam hidupnya dan menghadapi masa yang
akan datang dengan penuh makna. Tujuan tersebut untuk memungkinkan
orang lain dapat memaknai dan memelihara sikap yang penuh harapan.
b. Tujuan Kepedulian
satu sama lain. Mencapai potensial secara maksimal merupakan tujuan yang
mencapai prestasi yang ingin dicapai. Prestasi tidak hanya berarti kita dapat
26
perusahaan, kepalastaf dan lain sebagainya. Prestasi berarti mengembangkan
1981).
level perasaan dan perilaku) melalui sebuah proses intrepretasi dari bahasa
27
dan tindakan yang merupakan simbol dan perwujudan dari perasaan yang
disebutkan “Orang tua artinya ayah dan ibu” (Poewardamita, 1987: 688).
28
Artinya: “Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu- bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang
bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu”.
jawab dalam suatu keluarga atau tugas rumah tangga yang dalam kehidupan
Seorang bapak atau ayah dan ibu dari anak-anak mereka tentunya
anaknya, karena anak memiliki hak untuk diurus dan dibina oleh orang tuanya
Orang tua akan bersikap sesuai dengan tolok ukur yang sudah ditentukan
Dari ayat di atas menyatakan bahwa tugas orang tua di haruskan perduli
29
menjaga, memberikan kasih sayang kepada si anak, agar kelak anak tersebut
bahwa kepedulian orang tua adalah suatu tindakan beserta pemusatan energy
fsikis yang di lakukan oleh orang tua terhadap anaknya, dengan tujuan untuk
penanaman, dan pengembangan nilai moral sosial dan budaya. Adapun proses
terhadap anak pada hakikatnya merupakan fungsi dari institusi keluarga itu
30
memiliki pengalaman yang banyak yang diperoleh dari proses pendidikan yang
ruang lingkup dan nilai yang tercipta secara alami dalam kehidupan sehari-hari.
motivasi.
pembimbingan seperlunya.
keingginan dan cita-cita mereka. Arahkan mereka untuk meraih cita-cita itu
dengan benar.
menghasilkan individu yang baik ketika dewasa, oleh karena itu orang tua
31
atau bahkan frustasi. Oleh karena itu dalam memberikan kepedulian terhadap
1) Jadilah konsisten
Anak selalu ingin tahu hal-hal baru yang masih asing baginya dan akan
menanyakan banyak hal kepada orang tua. Oleh karena itu sikap orang tua
2) Tetapkan batas
Batas di sini dapat berupa peraturan maupun proteksi fisik terhadap anak.
merasa aman kembali dan bermain dengan bebas di taman. Dari penelitian
tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa dalam segala sesuatu tentu kita
anak juga merasa tidak ingin hidup di dunia tanpa batas. Anak-anak ingin
32
dengan apa yang diinginkanya ketika masih kanak-kanak. Padahal padahal
kondisi anak jaman sekarang tentu berbeda dengan situasi orang tua jaman
anak.
Orang tua hendaknya mencari tau hal-hal baik dan yang tidak pada anak
Jika anak melakukan kesalahan sekali dua kali, anda hanya perlu
menasehatinya saja dan memberitahu hal yang benar. Tetapi jika kesalahan
anak tersebut terus di ulangi, anda dapat memberikan sedikit hukuman yang
Orang tua sudah tahu bahwa anak memiliki pandangan yang keliru
tentang sesuatu hal. Namun orang tua tidak bisa mengubah pandangan yang
salah itu dengan marah besar terhadap anak. Jika orang tua ingin anak
terlebih dahulu.
33
3. Peran Orang Tua dalam Keluarga Terhadap Anak
dipenuhi orang tua. Menurut Megawangi, ”Ada tiga kebutuhan dasar anak yang
bonding (kedekatan psikologis ibu dengan anak), rasa aman, dan stimulasi fisik
dan mental”.
hubungan ibu dan anak pada tahun-tahun pertama kehidupan seorang anak akan
dewasa”. Dengan kata lain, ikatan emosional yang erat antara ibu dan anak di
citra anak terhadap bapaknya”. Jika seorang bapak menunjukkan sikap dan
tingkah laku yang baik, maka anak cenderung mengindentifikasikan sikap dan
tingkah laku sang bapak pada dirinya. Demikian pula sebaliknya, jika bapak
kepribadian anak.
34
Orang tua sebagai individu sekaligus anggota keluarga sangat berperan
dalam pembentukkan pribadi anak, karena orang tua adalah panutan dan cermin
yang pertama kali mereka lihat dan mereka tiru sebelum mereka berpaling
kepada lingkungan sekitarnya. Anak bagi orang tua adalah amanat Allah SWT,
anak. Jika orang tua selalu memberikan contoh dalam pelaksanaan ibadah, baik
dalam bentuk perkataan, maupun perbuatan orang tua dalam kehidupan sehari-
hari, maka kelak anak akan memiliki akhlak mulia dan menjauhkan diri dari
Sifat teladan bagaikan magnet yang dapat menarik anak mengikuti apa
yang mereka lihat sendiri. Tidak ada yang meragukan betapa efektifnya sikap
35
Disinilah peran penting orang tua, mereka dituntut mampu mamainkan
sebaginya. Segala yang anak lihat dan anak rasakan di dalam lingkungan
keluarganya terutama orang tuanya, akan menjadi contoh dan panutan bagi
anak.
Hal ini sesuai dengan pendapat Zakiah Daradjat yaitu ”Kepribadian orang
tua, sikap, dan cara hidup mereka merupakan unsur-unsur pendidikan yang
tidak langsung dengan sendirinya akan masuk ke dalam pribadi anak yang
sedang berkembang”.
membaca, cinta kerja, cinta ilmu pengetahuan, dan menghargai orang lain,
sehari-hari.
36
Selanjutnya bahwa setiap orang tua hendaknya menyadari bahwa dalam
pembiasaan dan latihan itu akan membentuk sikap tertentu pada anak, yang
lambat laun sikap itu akan terlihat jelas dan kuat, sehingga masuk dan menjadi
dengan membiasakan dan melatih anak sejak dini untuk melaksanakan hal-hal
Latihan yang menyangkut ibadah, seperti shalat, doa, dan membaca Al-
kecil, sehingga lama kelamaan tumbuh rasa senang melakukan ibadah tersebut.
terdorong untuk melakukannya tanpa suruhan dari luar, tapi dorongan dari
dalam.
Dari berbagai uraian tentang peran orang tua dalam keluarga diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa peran orang tua dalam mendidik anak antara lain
37
dengan memberikan keteladanan atau contoh kepada anak dan memberikan
B. Motivasi Belajar
1. Pengertian Motivasi
Perkataan asalnya ialah “Motive” yang juga telah dipinjam oleh Bahasa
Motivasi adalah daya pendorong dari keinginan kita agar terwujud. Energi
pendorong dari dalam agar apapun yang kita inginkan dapat terwujud. Motivasi
erat sekali hubungannya dengan keinginan dan ambisi, bila salah satunya tidak
adalah perubahan energi dari dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai
38
c. Soemanto secara umum mendefinisikan motivasi sebagai suatu perubahan
kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas (Davies dan
Ivor K, 1986:214).
keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah laku yang
di dorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan dari pada
kita untuk berkelakuan dan bertindak dengan cara yang khas (Davies dan
Ivor K, 1986:214).
39
1) Sebagai suatu perubahan, artinya tanpa motivasi tidak akan timbul
perbuatan seperti belajar.
2) Sebagai pengarah, artinya mengarahkan perbuatan kepada pencapaian
tujuan yang diinginkan.
3) Sebagai penggerak, ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya
motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.
Dari pendapat ini, terkandung makna bahwa motivasi berfungsi untuk
sebagai pengarah dan sebagai penggerak. Begitu juga dalam kegiatan atau
motivasi sangat penting. Karena bisa jadi anak yang intelegensinya tinggi bisa
gagal dalam belajar jika anak tersebut tidak mempunyai motivasi baik yang
timbul dari dalam diri mereka sendiri maupun dari orang tua.
1) Motivasi instrinsik yaitu jenis motivasi yang timbul dari dalam diri individu
sendiri tanpa ada paksaaan atau dorongan yang lain tapi atas dasar kemauan
sendiri.
2) Motivasi ekstrinsik yaitu jenis motivasi yang timbul sebagai akibat pengaruh
dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari
orang lain sehingga dengan keadaan demikian siswa mau melakukan sesuatu
atau belajar. Pengaruh tersebut bisa timbul dari ajakan teman, guru, orang
tua, maupun masyarakat.
keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa untuk belajar. Oleh karena itu
40
dalam membangkitkan motivasi sangat dibutuhkan untuk mendorong siswa
a. Memberi angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.
Angka-angka yang baik itu bagi para siswa merupakan motivasi yang sangat
kuat.
b. Hadiah
Hadiah juga dapat dikatakan sebagai motivasi. Berikan hadiah untuk siswa
yang berprestasi. Hal ini akan memacu semangat mereka untuk bisa belajar
lebih giat lagi. Di samping itu, siswa yang belum berprestasi akan
c. Kompetisi (persaingan)
1) Memberi Ulangan
41
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan.
2) Ego-involvement
3) Mengetahui hasil
bahwa grafik hasil belajar meningkat, maka ada motivasi pada diri siswa
4) Pujian
sehingga membuat siswa tersebut merasa ingin melakukan hal yang lebih
5) Hukuman
42
6) Motivasi belajar
belajar. Hal ini akan lebih baik, jika dibandingkan dengan segala sesuatu
sebagai alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa, merupakan
alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan maka
1) Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
2) Adanya sifat kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju.
3) Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru,
dan teman-teman.
4) Adanya keinginan ingin memperbaiki kegagalan yang lalu dengan
usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetensi.
5) Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman.
6) Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar.
43
Indikator yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi motivasi belajar siswa
itu bukan hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan tetapi
juga merupakan penentu hasil perbuatan, dimana dalam ajaran Islam motivasi
sama dengan disebut sebagai ”Niat”. Dengan demikian niat itu sama dengan
motivasi yang akan mendorong semua orang untuk bekerja atau belajar atau
niat/motivasi guru berdasarkan gejala-gejala yang tampak pada diri siswa yang
44
pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan
adalah setiap pergaulan yang terjadi antara orang dewasa dengan anak-anak
berlangsung.
dimaksud adalah pergaulan yang dapat menolong anak menjadi orang yang
kelak dapat dan sanggup memenuhi tugas hidupnya atas tanggung jawab
sendiri.
45
secara sengaja atau secara sadar kepada anak dengan tujuan agar anak tersebut
Jika pendidikan itu ditinjau dari sudut, maka dapat dikatakan bahwa:
46
hambaNya. Dengan agama Islam ini pula Allah menyempurnakan nikmat atas
mereka. Allah hanya meridhoi Islam sebagai agama yang harus mereka peluk.
Oleh sebab itu tidak ada suatu agama pun yang diterima selain agama Islam.
ayat 19)
Tetapi kesyukuran itu harus diikuti dengan mempelajari agama Islam secara
sekolah.
ahli dan pengertian Agama islam menurut Al-Quran, maka penulis dapat
47
secara logis dan sesuai secara keseluruhan baik dalam kehidupan individu
terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan itu ia dapat
yang berada dalam konsep islam harus mengarah pada hakikat pendidikan yang
meliputi aspek tujuan dan tugas hidup manusia, memperhatikan sifat dasar
sesuai dalam firman Allah SWT dalam Surat Al-Qashas ayat 77 sebagai
berikut:
48
dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain)
sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu
berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berbuat kerusakan”. (Q.S Al-Qashas:77)
Dari uraian tersebut di atas dapat diambil kesimpulan bahwa para ahli
Ada yang menitik beratkan pada segi pembentukan akhlak anak, ada pula yang
tersebut dapat diambil kesimpulan, bahwa adanya titik persamaan yang secara
bimbingan yang dilakukan oleh orang dewasa kepada terdidik dalam masa
agama Islam mempunyai fungsi yang sangat penting untuk pembinaan dan
mempunyai dua aspek terpenting, yaitu aspek pertama yang ditujukan kepada
jiwa atau pembentukan kepribadian anak, dan kedua, yang ditujukan kepada
pikiran yakni pengajaran agama Islam itu sendiri (Zakia Daradjad, 20014:26).
49
Aspek pertama dari pendidikan Islam adalah yang ditujukan pada jiwa
Aspek kedua dari pendidikan Agama Islam adalah yang ditujukan kepada
tidak akan sempurna manakala isi, makna yang dikandung oleh setiap firman-
Nya tidak dimengerti dan dipahami secara benar. Di sini anak didik tidak hanya
sekedar diinformasikan tentang perintah dan larangan, akan tetapi justru pada
pemberi kekuatan mental yang akan menjadi bentuk moral yang mengawasi
segala tingkah laku dan petunjuk jalan hidupnya serta menjadi obat anti
Islam adalah:
a. Mendidik anak didik agar taat dan hormat kepada orang tua dan serta tidak
merusak lingkungannya.
50
c. Memperkenalkan kepada anak didik apa, atau mana yang diperintahkan dan
d. Menyuruh anak agar sejak dini dapat melaksanakan ibadah, baik ibadah
hablumminannas.
Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau
kegiatan selesai. Maka pendidikan, karena merupakan suatu usaha dan kegiatan
dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap
membuatnya menjadi “insan kamil” dengan pola takwa Insan kamil artinya
51
manusia utuh rohani dan jasmani, dapat hidup dan berkembang secara wajar
a. Tujuan Umum
Tujuan Umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua kegiatan
pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara lain. Tujuan itu meliputi
kebiasaan, dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda pada setiap tingkat umur,
kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka yang sama. Bentuk insan
kamil dengan pola takwa harus dapat tergambar pada pribadi seseorang yang
sudah dididik walaupun dalam ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai
menyelenggarakan pendidikan itu. Tujuan umum itu tidak dapat dicapai kecuali
52
b. Tujuan Akhir
Tujuan akhir pendidikan Islam dapat dipahami dalam firman Allah yang
Dari ayat tersebut maka dapat di jelaskan bahwa mati dalam keadaan
berserah diri kepada Allah sebagai muslim yang merupakan ujung dari takwa
sebagai akhir dari proses hidup jelas berisi kegiatan pendidikan. Inilah akhir
dari proses pendidikan itu yang dapat dianggap sebagai tujuan akhirnya. Insan
kamil yang mati dan akan menghadap TuhanNya merupakan tujuan akhir dari
c. Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak didik diberi
dikembangkan menjadi tujuan instruksional umum dan khusus (TIU dan TIK),
Pada tujuan sementara bentuk insan bentuk Insan Kamil dengan pola
53
beberapa cirri pokok sudah kelihatan pada pribadi anak didik. Tujuan
d. Tujuan Oprasional
Tujuan oprasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah
kegiatan pendidikan tertentu. Dalam tujuan oprasional ini lebih banyak dituntut
tingkat yang lebih rendah, sifat yang berisi kemampuan dan keterampilan yang
kecil. Dalam pendidikan hal ini terutama berkaitan dengan kegiatan lahiriyah,
seperti bacaan dan kaifiyat salat, akhlak dan tingkah laku. Pada masa permulaan
yang penting ialah anak didik mampu dan terampil berbuat, baik perbuatan itu
54
beragama dan berakhlak mulia, akan tetapi juga mampu mengembangkan
kepribadian dan sosial yang sesuai dengan tuntutan kehidupan, kemajuan illmu
dan budaya, perkembangan masyarakat serta harapan ajaran Islam itu sendiri,
BAB III
55
ANALISIS EMPIRIK PENGARUH KEPEDULIAN ORANG TUA
dalam kerangka islam, dengan harapan dapat menjadi Madrasah masa depan
yang memiliki keunggulan komparatif dan kompetitif dalam sistem, proses, dan
hasil pendidikannya.
Swasta, yang didirikan oleh Rahmat, A.Ma yakni beliau sebagai Ketua Yayasan
sekarang dipimpin oleh Hakin Najili, S.H.I. Pendirian Sekolah ini memang
tinggi. Hal ini terbukti dari tahun ke tahun jumlah siswa terus meningkat, yakni
dari jumlah siswa angkatan pertama sebanyak 33 orang, sekarang pada tahun
56
status akreditasi, pada tahun 2016 sekolah ini resmi berstatus Terakreditasi
Hidayah Ibun berada. Berdasarkan observasi, luas tanah yang dimiliki MA AL-
Hidayah Kecamatan Ibun kurang lebih 1.445 M 2dengan luas tanah bangunan
800 M 2 . K eadaan sekolah ini terletak kurang lebih 200 meter dari Kantor Desa
Laksana, dengan posisi yang strategis seperti itu tidak heran apabila sekolah ini
dalam waktu yang relative singkat telah menjadi sekolah yang maju, baik dari
jumlah siswa maupun dari aspek sarana penunjang lainya, seperti gedung
sekolah, staf pengajar, lapangan olah raga, tempat ibadah dan lain sebagainya.
Agama.
57
3) Melakukan intensifikasi proses pembelajaran dan penilaian.
Sekolah).
Tabel II
58
Data Pendidik dan tenaga Kependidikan MA AL-Hidayah
KOMITE MADRASAH
Jaja Jaenudin
59
KEPALA MADRASAH KAUR TATA USAHA
GURU-GURU
PESERTA DIDIK
JUMLAH SISWA
20016-2017 L P L P L P JUMLAH
15 25 14 25 18 23 109
60
(Sumber : Hasil Penelitian di MA AL-Hidayah Kecamatan Ibun)
61
B. Deskripsi Pengaruh Kepedulian Orang Tua Terhadap Motivasi Belajar
X dan XI. Maka berdasarkan hasil dari penyebaran 15 item variabel x, dan 15 item
1. Analisis Data
a. Statistik Deskriptif
Statistics
Valid 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
N Missi
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
ng
Mean 4.4667 3.9833 2.9833 3.0833 3.3000 3.8500 3.0667 3.0833 4.2333 3.7667 4.3167 4.1167 4.4000 3.9667 3.6667
Median 5.0000 4.0000 3.0000 3.0000 3.0000 4.0000 3.0000 3.0000 4.5000 3.0000 4.0000 4.0000 5.0000 4.0000 3.0000
Mode 5.00 4.00 3.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00 5.00 3.00 5.00 4.00 5.00 5.00 3.00
Std. Deviation .70028 .79173 .79173 .78744 .84973 .95358 1.0393 .82937 .90884 .96316 .72467 .88474 .69380 .90135 .93277
62
Range 2.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 2.00 3.00 3.00
Minimum 3.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 3.00 2.00 2.00
Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
Statistics
Valid 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Mean 3.7000 3.9000 3.1667 2.9333 3.0000 3.9333 3.3833 3.1500 4.0500 4.2667 3.3500 2.9167 4.0500 3.7000 3.0833
Median 3.0000 4.0000 3.0000 3.0000 3.0000 4.0000 3.0000 3.0000 4.0000 4.0000 3.0000 3.0000 4.0000 4.0000 3.0000
Mode 3.00 4.00 3.00 2.00 3.00 4.00 3.00 3.00 5.00 5.00 3.00 3.00 4.00 3.00 3.00
Std. Deviation .84973 .77460 .88618 1.0062 .75913 .84104 .97584 .93564 .87188 .75614 .97120 .86928 .79030 .76579 .84956
Range 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00 3.00
Minimum 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00 2.00
Maximum 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00 5.00
X1
X2
63
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
X3
X4
X5
64
5.00 8 13.3 13.3 100.0
X6
X7
X8
65
5.00 4 6.7 6.7 100.0
X9
X10
X11
66
5.00 27 45.0 45.0 100.0
X12
X13
X14
67
X15
Y1
Y2
68
2.00 1 1.7 1.7 1.7
Y3
Y4
Y5
69
Y6
Y7
Y8
70
Y9
Y10
Y11
71
Y12
Y13
Y14
72
Y15
73
74
75
76
77
78
Histogram Variabel Y (Motivasi Belajar Peserta Didik)
79
80
81
82
83
2. Uji Validitas dan Reliabilitas
Correlations
Correlation
1.000 .519** .033 .218 .224 .246 .229 .167 .187 .208 .281* .047 .367* .379* .211 .470**
Coefficient
X1 Sig. (2-
. .000 .803 .094 .086 .058 .078 .202 .153 .110 .030 .720 .004 .003 .105 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation
.519** 1.000 .232 .136 .308* .154 .290* .394* .245 .427* .288* .289* .445* .293* .239 .613**
Coefficient
X2 Sig. (2-
.000 . .075 .301 .017 .241 .025 .002 .059 .001 .026 .025 .000 .023 .066 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation
.033 .232 1.000 .300* .493** .153 442* .408* .221 .342* .391** .215 .354* .137 .349* .593**
Coefficient
X3 Sig. (2-
.803 .075 . .020 .000 .242 .000 .001 .090 .007 .002 .098 .006 .297 .006 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation
.218 .136 .300* 1.000 .493** .264* .258* .310* .100 .065 .077 .029 .214 .189 .280* .416**
Coefficient
X4 Sig. (2-
.094 .301 .020 . .000 .042 .046 .016 .445 .622 .560 .828 .100 .147 .030 .001
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation
.224 .308* .493** .493** 1.000 .144 .217 .293* .167 .243 .139 .297* .408* .142 .236 .561**
Coefficient
X5 Sig. (2-
.086 .017 .000 .000 . .273 .096 .023 .201 .061 .290 .021 .001 .278 .069 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
X6 Correlation
.246 .154 .153 .264* .144 1.000 .190 .214 .359* .067 .101 .462* .337* .364* .358* .538**
Coefficient
Sig. (2- .058 .241 .242 .042 .273 . .146 .101 .005 .612 .445 .000 .008 .004 .005 .000
tailed)
84
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation 1.00
.229 .290* .442** .258* .217 .190 .428* .130 .209 .216 .031 .149 .153 .441* .535**
Coefficient 0
X7 Sig. (2-
.078 .025 .000 .046 .096 .146 . .001 .323 .109 .097 .815 .257 .243 .000 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation 1.00
.167 .394** .408** .310* .293* .214 .428 .274* .200 .154 .259* .367* .303* .309* .601**
Coefficient 0
X8 Sig. (2-
.202 .002 .001 .016 .023 .101 .001 . .034 .126 .240 .045 .004 .019 .016 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation
.187 .245 .221 .100 .167 .359** .130 .274* 1.000 .420* .437** .273* .412* .266* .249 .572**
Coefficient
X9 Sig. (2-
.153 .059 .090 .445 .201 .005 .323 .034 . .001 .000 .035 .001 .040 .055 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation
.208 .427** .342** .065 .243 .067 .209 .200 .420** 1.000 .315* .145 .382* .070 .272* .545**
Coefficient
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation
.281* .288* .391** -.077 .139 .101 .216 .154 .437** .315* 1.000 .252 .339* .188 .149 .503**
Coefficient
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation
.047 .289* .215 .029 .297* .462** .031 .259* .273* .145 .252 1.000 .392* .234 .315* .522**
Coefficient
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
X13 Correlation .367** .445** .354** .214 .408** .337** .149 .367* .412** .382** .339** .392** 1.00 .261* .376* .702**
Coefficient 0
85
Sig. (2-
.004 .000 .006 .100 .001 .008 .257 .004 .001 .003 .008 .002 . .044 .003 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation 1.00
.379** .293* .137 .189 .142 .364** .153 .303* .266* .070 .188 .234 .261* .265* .493**
Coefficient 0
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation 1.00
.211 .239 .349** .280* .236 .358** .441 .309* .249 .272* .149 .315* .376* .265* .596**
Coefficient 0
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation
.470** .613** .593** .416** .561** .538** .535 .601* .572** .545** .503** .522** .702* .493* .596* 1.000
TOT Coefficient
AL_ Sig. (2-
.000 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .
X tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Analisa : Berdasarkan analisis data korelasi di atas, r sperman variabel x lebih dari
0,364 dinyatakan semua data variabel x valid. Hal ini dapat dibuktikan dengan
melihat nilai t tabel lebih besar dari r tabel. Jika melihat r tabel dengan jumlah sample
n=60, maka didapat r tabel sebesar 0,254, dan di sini nilai t tabel lebih > 0,254.
86
Korelasi Variabel Y (Motivasi Belajar)
Correlations
Correlation
1.000 .345* .472** .471** .479** .518* .437* .544* .525** .278* .114 .336** .419* .312* .450* .699**
Coefficient
Y1 Sig. (2-
. .007 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .031 .385 .009 .001 .015 .000 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation
.345** 1.000 .372** .239 .428** .181 .164 .318* .514** .444** .253 .128 .299* .221 .260* .546**
Coefficient
Y2 Sig. (2-
.007 . .003 .066 .001 .167 .211 .013 .000 .000 .051 .329 .020 .090 .044 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation
.472** .372** 1.000 .245 .275* .295* .341* .442* .536** .392** .300* .237 .150 .230 .346* .648**
Coefficient
Y3 Sig. (2-
.000 .003 . .059 .033 .022 .008 .000 .000 .002 .020 .069 .252 .077 .007 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation
.471** .239 .245 1.000 .620** .321* .534* .274* .408** .206 .141 .305* .186 .290* .093 .371**
Coefficient
Y4 Sig. (2-
.000 .066 .059 . .000 .012 .000 .034 .001 .114 .284 .018 .154 .025 .479 .004
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation
.479** .428** .275* .620** 1.000 .395* .400* .245 .521** .313* .227 .298* .291* .342* .277* .554**
Coefficient
Y5 Sig. (2-
.000 .001 .033 .000 . .002 .002 .059 .000 .015 .081 .021 .024 .008 .032 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Y6 Correlation 1.00
.518** .181 .295* .321* .395** .067 .245 .411** .342** .027 .238 .488* .032 .422* .510**
Coefficient 0
Sig. (2- .000 .167 .022 .012 .002 . .611 .059 .001 .007 .836 .068 .000 .806 .001 .000
tailed)
87
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation 1.00
.437** .164 .341** -.534** .400** .067 .479* .395** .072 .397* .323* .212 .313* .204 .523**
Coefficient 0
Y7 Sig. (2-
.000 .211 .008 .000 .002 .611 . .000 .002 .585 .002 .012 .104 .015 .118 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation 1.00
.544** .318* .442** .274* .245 .245 .479* .458** .167 .205 .243 .290* .277* .458* .632**
Coefficient 0
Y8 Sig. (2-
.000 .013 .000 .034 .059 .059 .000 . .000 .201 .116 .061 .024 .032 .000 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation
.525** .514** .536** .408** .521** .411* .395* .458* 1.000 .466** .266* .389** .410* .286* .453* .776**
Coefficient
Y9 Sig. (2-
.000 .000 .000 .001 .000 .001 .002 .000 . .000 .040 .002 .001 .027 .000 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation
.278* .444** .392** .206 .313* .342* .072 .167 .466** 1.000 .430* .194 .277* .221 .259* .589**
Coefficient
Y1
Sig. (2-
0 .031 .000 .002 .114 .015 .007 .585 .201 .000 . .001 .138 .032 .089 .046 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation 1.00
.114 .253 .300* .141 .227 .027 .397* .205 .266* .430** .424** -.017 .297* .192 .512**
Coefficient 0
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation
.336** .128 .237 .305* .298* .238 .323* .243 .389** .194 .424* 1.000 .317* .400* .444* .567**
Coefficient
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Y13 Correlation .419** .299* .150 .186 .291* .488* .212 .290* .410** .277* -.017 .317* 1.00 .177 .282* .534**
Coefficient 0
88
Sig. (2-
.001 .020 .252 .154 .024 .000 .104 .024 .001 .032 .900 .014 . .175 .029 .000
tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation 1.00
.312* .221 .230 .290* .342** .032 .313* .277* .286* .221 .297* .400** .177 .251 .517**
Coefficient 0
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation 1.00
.450** .260* .346** .093 .277* .422* .204 .458* .453** .259* .192 .444** .282* .251 .614**
Coefficient 0
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Correlation
.699** .546** .648** .371** .554** .510* .523* .632* .776** .589** .512* .567** .534* .517* .614* 1.000
TO Coefficient
TA Sig. (2-
.000 .000 .000 .004 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .
L_Y tailed)
N 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60 60
Analisa : Berdasarkan analisis data korelasi di atas, r spearman variabel Y lebih dari
0,254 jadi dinyatakan semua data variabel Y dinyatakan Valid. Hal ini dapat
dibuktikan dengan melihat nilai t tabel lebih besar dari r tabel. Jika melihat r tabel
dengan jumlah sample n=60, maka didapat r tabel sebesar 0,254, dan di sini nilai t
89
Mencari validitas dilakukan cara membandingkan nilai koefisien korelasi
r hitung dengan r tabel, jika melihat r tabel dengan jumlah sample n=60
responden, maka di dapat r tabel sebesar 0,254. Hal ini belarti semua item valid
dan digunakan untuk penelitian seperti dijelaskan pada tabel dibawah ini;
rho Coeficient
X6 Correlation 0,538** 0,254 Valid
Coeficient
X7 Correlation 0,535** 0,254 Valid
Coeficient
X8 Correlation 0,601** 0,254 Valid
Coeficient
X9 Correlation 0,572** 0,254 Valid
Coeficient
X10 Correlation 0,545** 0,254 Valid
Coeficient
X11 Correlation 0,503** 0,254 Valid
Coeficient
X12 Correlation 0,522** 0,254 Valid
Coeficient
X13 Correlation 0,702** 0,254 Valid
90
Coeficient
X14 Correlation 0,493** 0,254 Valid
Coeficient
X15 Correlation 0,596** 0,254 Valid
Coeficient
Y1 Correlation 0,699** 0,254 Valid
Coeficient
Y2 Correlation 0,546** 0,254 Valid
Coeficient
Y3 Correlation 0,648** 0,254 Valid
Sperman’s
Coeficient
rho Y4 Correlation 0,371** 0,254 Valid
Coeficient
Y5 Correlation 0,554** 0,254 Valid
Coeficient
Y6 Correlation 0,510** 0,254 Valid
Coeficient
Y7 Correlation 0,523** 0,254 Valid
Coeficient
Y8 Correlation 0,632** 0,254 Valid
Coeficient
Y9 Correlation 0,776** 0,254 Valid
Coeficient
Y10 Correlation 0,589** 0,254 Valid
Coeficient
Y11 Correlation 0,512** 0,254 Valid
Coeficient
Y12 Correlation 0,567** 0,254 Valid
Coeficient
Y13 Correlation 0,534** 0,254 Valid
Coeficient
Y14 Correlation 0,517** 0,254 Valid
Coeficient
Y15 Correlation 0,614** 0,254 Valid
91
Coeficient
3. Uji Reliabilitas
N %
Valid 60 100.0
a
Cases Excluded 0 .0
Total 60 100.0
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha
.834 15
Item-Total Statistics
92
X9 52.0500 42.726 .500 .821
X10 52.5167 43.440 .404 .827
X11 51.9667 45.626 .342 .830
X12 52.1667 44.141 .389 .828
X13 51.8833 43.325 .623 .816
X14 52.3167 44.186 .375 .829
X15 52.6167 42.173 .533 .819
N %
Valid 60 100.0
Cases Excludeda 0 .0
Total 60 100.0
Reliability Statistics
.804 15
Item-Total Statistics
93
Y2 48.6833 39.440 .492 .788
Y3 49.4167 37.908 .562 .781
Y4 49.6500 50.909 .494 .862
Y5 49.5833 39.298 .520 .786
Y6 48.6500 39.655 .421 .792
Y7 49.2000 38.942 .405 .794
Y8 49.4333 37.843 .530 .783
Y9 48.5333 36.558 .712 .770
Y10 48.3167 39.915 .454 .790
Y11 49.2333 38.995 .403 .794
Y12 49.6667 38.904 .476 .788
Y13 48.5333 39.846 .436 .791
Y14 48.8833 40.240 .411 .793
Y15 49.5000 37.949 .588 .780
Analisa : Jika dilihat dari Nilai Conbach’s Alpha varabel x sebesar 0,834 dan
3) Regression
94
Correlations
X Y
N 60 60
Spearman's rho
Correlation Coefficient .596** 1.000
N 60 60
korelasi kuat. (Bandingan dengan tabel interpretasi Korelasi nilai r berada pada
ANOVA Table
95
Total 2738.983 59
Analisa : Melihat hasil output diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
Belajar), hal ini diperlihatkan dengan nilai signifikansi (Sig.) pada Linearitas
Model Summary
a. Predictors: (Constant), X
Coefficientsa
a. Dependent Variable: Y
Analisa : Jika dilihat dari tabel Model Summary, di dapatkan nilai R Square ( R2
kepedulian orang tua (x), dan sisanya 65,8% di pengaruhi oleh variabel lain.
Output kedua adalah tabel Coefficient, dari tabel diatas didapat bentuk
96
persamaan regresi yaitu : y = a + bx ) ------------ y = 20,354 + 0,574x,
konstanta memiliki nilai sebesar 0,574, artinya jika variabel kepedulian orang
tua (x) nilai 0, maka motivasi belajar (y) nilainya 20,354. Koefisien regresi
pertambahan sebesar 0,574. Koefisient memiliki nilai (+) ini belarti kedua
1. Uji Normalitas
97
Berdasarkan kurva diatas bahwa dapat diperhatikan bahwa bentuk kurva
98
Berdasarkan scaterplot diatas dapat diperhatikan bahwa nampak titik
distribusi normal.
2. Uji Linearitas
Cases
TOTAL_Y *
60 100.0% 0 0.0% 60 100.0%
TOTAL_X
99
Report
TOTAL_Y
100
ANOVA Table
Total 2738.983 59
Analisa : Melihat hasil output diatas dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat
Linearitas antara variabel x dengan variabel y, hal ini diperlihatkan dengan nilai
signifikasi (Sig.) pada Linieritas sebesar 0,000, nilai tersebut < 0,05.
D. Pengujian Hipotesis
Model Summary
Analisa : Dari tabel Model Summary di atas didapatkan nilai R sebesar 0,593
dapat diartikan bahwa variabel x memiliki hubungan yang kuat dengan variabel
y dan hubungan ini memiliki arah yang positif. Dari tabel diatas juga didapat
nilai R2= 0,352 artinya 35,2% variabel motivasi belajar (y) dipengaruhi oleh
101
kepedulian orang tua variabel (x) dan sisanya 65,8% dipengaruhi oleh faktor
Coefficientsa
Tua Terhadap Motivasi Belajar Peserta didik Pada Mata Pelajaran Pendidikan
Dari tabel diatas didapatkan nilai t hitung = 5,610 sedangkan nilai t tabel
diperoleh ternyata t hitung lebih besar dari t tabel maka Ho ditolak Ha diterima,
102
artinya terdapat hubungan antara kepedulian orang tua terhadap motivasi
Kepedulian adalah perasaan yang ditujukan kepada orang lain, dan itulah
yang memotivasi dan memberikan kekuatan untuk bertindak atau beraksi pada
seseorang, dan mempengaruhi kehidupan secara lebih baik dan positif, dengan
Tugas Orang tua yaitu salah satunya memberikan pendidikan yang baik
bagi anak-anak meraka, memberikan kasih sayang, dan peduli terhadap apa
orang tua bukan hanya sekedar memberikan perhatian secara materil dimana
orang tua sibuk mencari uang demi masa depan anak, tetapi anak juga butuh
perhatian dari segi moril. Seperti contohnya member kasih sayang, selalu
Motivasi adalah dorongan atau keinginan yang timbul pada diri seseorang
untuk melakukan sesuatu hal yang lebih baik lagi. Motivasi di bagi menjadi 2;
pertama, motivasi intrinsik yaitu dorongan yang timbul dari keinginan anak itu
sendiri, dan yang kedua, motivasi ekstrinsik yaitu motivasi yang timbul karna
103
Berdasarkan penyebaran angket kepada 60 orang peserta didik sebagai
item soal Variabel Y (Motivasi Belajar), maka diperoleh analisis hasil bahwa
X,y Vaid. Reliabilitas X = 0,834 yang mana angka tersebut berada pada rentang
0,80 – 1,00 artinya katagori koefisien Reliabilitas sangat kuat dan Y = 0,804
berada pada rentang 0,50 – 0,75 artinya katagori Korelasi kuat. Sedangkan T
0,00 ¿ 0,05....artinya data linier, dan R Square 35,2 jika di (%) menjadi 35,2%.
Ibun yang dihasilkan dari analisis SPSS maka hasil dari pengaruh variabel X
Kecamatan Ibun adalah 35,2% dan 65,8% adalah factor lain yang tidak di teliti
oleh peneliti.
104