Konseling
A. Pengertian Bimbingan
Bimbingan adalah suatu pemberian bantuan secara terus menerus dan
sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai
kemandirian dalam pemahaman diri, pengarahan diri dan perwujudan diri
dalam mencapai tingkat perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri
dengan lingkungan.
B. Pengertian Konseling
Suatu upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka
antara penyuluh dengan klien yang berisi usaha yang laras unik dan
manusiawi yang dilakukan dalam suasana keahlian dan yang didasarkan
atas norma-norma yang berlaku, agar klien memenuhi konsep dii dan
kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki tingkah lakunya pada saat ini
dan mungkin pada masa yang akan dating.
4. Target Intervensi
5. Ekspektasi Kinerja
I. Tujuan Umum BK
Prayitno dan erman amti (2004:114) mengemukakan bahwa:
Tujuan umum bimbingan dan konseling adalah untuk membantu individu
mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap perkembangan
dan predisposisi yang dimilkinya (kemampuan dasar dan bakat-bakatnya),
berbagai latar belakang yang ada(latar belakang keluarga,
pendidikan,status sosial dan ekonomi) serta sesuai dengan tuntutan positif
lingkungannya. Dalam kaitan ini bimbingan dan konseling membantu
individu untuk menjadi insan yang berguna dalam hidupnya yang memiliki
wawasan, pandangan, interpretasi, pilihan, penyesuaian, dan keterampilan
yang tepat berkenaan dengan diri sendiri dan lingkungannya.
J. Tujuan Khusus BK
a. Membantu murid-murid untuk mengembangkan pemahaman diri
sesuai dengan kecakapan, minat, pribadi, hasil belajar, serta
kesempatan yang ada.
b. Membantu proses sosialisasi dan sensitivitas kepada kebutuhan orang
lain.
c. Membantu murid-murid untuk mengembangkan motif-motif instristik
dalam belajar, sehingga tercapai kemajuan pengajaran yang berarti
dan bertujuan.
d. Memberikan dorongan di dalam pengarahan diri, pemecahan masalah,
pengambilan keputusan dan keterlibatan diri dalam proses pendidikan.
L. Fungsi BK
Fungsi Pemahaman BK
Membantu konseli agar memiliki pemahaman terhadap dirinya (potensinya)
dan lingkungannya (pendidikan, pekerjaan, norma agama). Konseli
diharapkan mampu mengembangkan potensi dirinya secara optimal dan
menyesuaikan dirinya dengan lingkungan secara dinamis dan konstruktif.
Fungsi Pencegahan BK
Fungsi BK yang menghasilkan tercegahnya atau terhindarnya peserta didik
dari berbagai permasalahan yang timbul dan menghambat proses
perkembangannya.
Fungsi Pengentasan BK
Fungsi BK yang menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai
permasalahan yang dialami peserta didik.
Fungsi Advokasi
Fungsi BK yang menghasilkan kondisi pembelaan terhadap pengingkaran
atas hak-hak dan atau kepentingan pendidikan.
M. Prinsip umum BK
1. Bimbingan berhubungan dengan sikap dan tingkah laku individu yang
terbentuk dari kepribadian yang berbagai macam
2. Pemberian bimbingan yang tepat dan sesuai pada individu yang
bersangkutan
3. Berpusat pada individu yang dibimbing
4. Masalah yang tak dapat diselesaikan di sekola, diserahkan kepada
yang berwenang
5. Identifikasi kebutuhan
6. Fleksibel
7. Bimbingan dipimpin oleh ahli dalam bimbingan dan bekerja sama
dengan pembantunya serta menggunakan narasumber
8. Evaluasi rutin terhadap program bimbingan
N. Prinsip khusus BK
a. Prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan:
1. Non diskriminasi
2. Individu dinamis dan unik
3. Tahap dan aspek perkembangan individu
4. Perbedaan individual
b. Prinsip berkenaan dengan permasalahan individu
1. Kondisi mental individu terhadap lingkungan sosialnya
2. Kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya.
c. Prinsip berkenaan dengan program layanan
1. Bagian integral pendidikan
2. Fleksibel dan adaptif
3. Berkelanjutan
4. Penilaian teratur dan terarah
d. Prinsip berkenaan dengan tujuan pelaksanaan pelayanan
1. Pengembangan individu agar mandiri
2. Keputusan sukarela
3. Ditangani oleh professional dan kompeten
4. Kerjasama antar pihak terkait
5. Pemanfaatan maksimal dari hasil penilaian/pengukuran
P. POLA-POLA BIMBINGAN
Menurut hasil analisis Edward C. Glanz, (1964) dalam sejarah
perkembangan pelayanan bimbingan di institusi pendidikan muncul empat
pola dasar yang diberi nama:
a. Pola Generalis
Bahwa corak pendidikan dalam suatu institusi pendidikan berpengaruh
terhadap kuantitas usaha belajar siswa, dan seluruh staf pendidik
dapat menyumbang pada perkembangan kepribadian masing-masing
siswa. Ujung pelayanan bimbingan dilihat sebagai program yang
kontinyu dan bersambungan yang ditujukan kepada semua siswa.
Pada akhirnya bimbingan hanya dianggap perlupada saat-saat
tertentu saja.
b. Pola Spesialis
Bahwa pwlayanan bimbingan di institusi pendidikan harus ditangani
oleh ahli-ahli bimbingan yang masing-masing berkemampuan khusus
dalam cara pelayanan bimbingan tertentu seperti testing psikologis,
bimbingan karir, dan bimbingan konseling.
c. Pola Kurikuler
Bahwa kegiatan bimbingan di institusi pendidikan diusulkan
dimasukkan dalam kurikulum pengajaran dalam bentuk pengajaran
khusus dalam rangka suatu kursus bimbingan. Segi positif dari pola
dasar ini ialah hubungan langsung terlibat dalam seluk-beluk
pengajaran, segi negatifnya terletak dalam kenyataan bahwa
kemajuan dalam pemahaman diri dan perkembangan kepribadian
tidak dapat diukur melalui suatu tes hasil belajar seperti terjadi di
bidang-bidang studi akademik
d. Pola Relasi-relasi Manusia dan Kesehatan Mental
Bahwa orang akan lebih hidup bahagia bila dapat menjaga kesehatan
mentalnya dan membina hubungan baik dengan orang lain. Segi
positif pola dasar ini adalah peningkatan kerja sama antara anggota-
anggota staf pendidik di institusi pendidikan dan integrasi sosial di
antara peserta didik dengan staf pendidik.
Q. POLA UMUM 17
Pola dasar bimbingan dan konseling yang saat ini dilaksanakan di
lingkungan pendidikan tingkat SMP dan SMA digambarkan dalam matriks
di bawah ini:
T. Pengertian manajemen BK
Manajemen bimbingan dan konseling diartikan sebagai proses
mengadakan, mengatur, dan memanfaatkan berbagai sumber daya yang
dianggap penting guna mencapai suatu tujuan layanan bimbingan dan
konseling.
U. Perencanaan Program BK
Dalam pelaksanaannya, pelayanan bimbingan dan konseling melibatkan
seluruh personil sekolah, maka dari itu diperlukan program yang sistematis
agar pelaksanaannya tidak tumpang tindih dan benturan dengan kegiatan
pada bidang-bidang lain. Adapun program yang yang sistematis selalu
mengacu pada prinsip-prinsip sebagai berikut :
Program bimbingan dan konseling dirancang untuk melayani
kebutuhan siswa.
Program bimbingan dan konseling merupakan bagian terpadu dari
keseluruhan program pendidikan di sekolah.
Tujuan program harus dirumuskan secara jelas dan eksplisit
(operasional) dan menunanng pencapaian keseluruhan tujuan program
bimbingan dan konseling.
Pelaksanaan program perlu melibatkan seluruh staf sekolah/
Personil bimbingan dan konseling perlu dididentifikasi dan tugas-tugas
serta tanggung jawabnya harus dirumuskan.
Segala sumber daya perlu ditemukan untuk mencapai tujuan program