Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PERKEMBANGAN PSIKOFISIK

DOSEN:

OLEH:

CINDI CLARIDA BR SEMBIRING

2205030163

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS QUALITY

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah menjadi suri
tauladan bagi umat manusia.

Makalah ini kami susun sebagai bagian dari tugas mata pelajaran Psikologi pendidikan
dengan judul "perkembangan psikofisik". Makalah ini bertujuan untuk memberikan
pemahaman yang lebih mendalam mengenai karakteristik bimbingan di tingkat Sekolah
Dasar, yang merupakan salah satu tahapan pendidikan awal yang sangat penting dalam
membentuk karakter dan kemampuan anak-anak.

Dalam penyusunan makalah ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa
pihak yang telah memberikan dukungan dan kontribusi dalam penyelesaian tugas ini. Terima
kasih kepada orang tua, teman-teman, dan semua pihak yang telah memberikan dukungan
moril dan materil.

Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah memberikan bimbingan,
arahan, serta ilmu pengetahuan yang sangat berharga dalam menyelesaikan tugas ini.

Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dan kami sangat mengharapkan masukan dan
kritik yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi mereka yang tertarik untuk memahami
karakteristik bimbingan di Sekolah Dasar.

Akhir kata, semoga Allah SWT senantiasa memberikan berkah dan rahmat-Nya kepada kita
semua. Amin.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................. 4
B. RUMUSAN MASALAH .............................................................................................. 4
C. TUJUAN PEMBELAJARAN ....................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................... 5
A.PENGERTIAN PERKEMBANGAN ......................................................................... 5
B. PERKEMBANGAN PSIKO-FISIK SISWA ........................................................... 6
C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN.................. 7
D. SIFAT ANAK-ANAK PADA MASA PERKEMBANGAN ................................... 8
E. PERKEMBANGAN KOGNITIF SISWA .............................................................. 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................................ 10
A. KESIMPULAN .............................................................................................................. 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kiranya tidak dapat dipungkiri lagi, bahwa problem-problem yang tercakup dalam
pembahasan mengenai perkembangan psiko-fisik siswa itu sangatlah luas dan
kompleks. Namun, untuk mempermudahkan persoalan, hal yang luas dan kompleks tersebut
juga dapat kita sederhanakan.Kalau kita sederhanakan, maka problematika yang menyangkut
perkembangan psiko-fisik siswa dapat kita golongkan menjadi pengertian perkembangan,
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya, dan sifat-sifat individu pada masa
perkembangan. Berdasarkan latar belakang diatas, maka disini penulis akan menjelaskan
makalah yang berjudul perkembangna psiko-fisik siswa secara mendalam dan ringkas secara
ringkas agar mudah untuk dipahami dan mudah untuk Dipahami.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu pengertian perkembangan?
2. bagaimana perkembangan psikofisik siswa?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan psikofisik siswa?

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan pengertian perkembangan
2. Menjelaskan bagaimana perkembangan psikofisik siswa
3. Menyebutkan faktor apa saja yang mempengaruhi psikofisik siswa
BAB II
PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN PERKEMBANGAN

Perkembangan adalah suatu perubahan, perubahan kearah yang lebih maju, lebih
dewasa. Secara teknis, perubahan tersebut biasanya disebut proses. Jadi pada garis besarnya
para ahli sependapat, bahwa perkembangan itu adalah suatu proses. Pendapat dan konsepsi
pada pokoknya dapat kita golongkan menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Konsepsi-konsepsi para ahli yang mengikuti aliran asosiasi
2. Konsepsi-konsepsi para ahli yang mengikuti aliran Gestalt dan Neo-Gestalt, dan
3. Konsepsi-konsepsi para ahli yang mengikuti aliran sosiologisme

a) Aliran Asosiasi

Para ahli yang mengikuti aliran Asosiasi berpendapat bahwa hakikatnya perkembangan
itu adalah proses Asosiasi. Bagi para ahli yang mengikuti aliran ini yang primer adalah
bagian-bagian, bagian-bagian ada lebih dulu, sedangkan keseluruhan ada lebih
kemudian. Bagian-bagian itu terikat satu sama lain menjadi satu keseluruhan oleh asosiasi.
Salah seorang tokoh asosiasi aliran ini yang terkenal adalah John Locke. Locke
berpendapat bahwa permulaannya jiwa anak itu bersih seperti kertas putih, yang kemudian
sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman atau empiris. Dalam hal ini Locke membedakan
adanya dua macam pengalaman, yaitu:
1. Pengalaman luar, yaitu pengalaman yang diperoleh melalui panca indera, yang menimbulkan
“sensasi”.
2. Pengalaman dalam, yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri, yang
menimbulkan “refleksi”

b) Psikologi Gestalt

Pengikut-pengikut aliran ini mengemukakan konsepsi yang berlawanan dengan konsepsi


yang dikemukakan para ahli yang mengikuti aliran asosiasi. Bagi para ahli yang mengikuti
aliran Gestalt, perkembangan itu adalah keseluruhan, sedangkan bagian-bagian adalah
sekunder, bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam
hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain, keseluruhan ada terlebih dahulu baru
disusul oleh bagian-bagiannya .

c) Aliran Sosiologis

Para ahli yang mengikuti aliran sosiologis menganggap bahwa perkembangan adalah proses
sosialisasi. Anak mula manusia-mula bersifat a-sosial (barang kali tepatnya dapat disebut pra-
sosial) yang kemudian dalam perkembangannya sedikit demi sedikit disosialisasikan. Salah
seorang ahli yang mempunya konsepsi demikian itu yang cukup terkenal dan besar
pengaruhnya adalah James Mark Baldwin (1864-1934).
B. PERKEMBANGAN PSIKO-FISIK SISWA

Sebagian ahli menganggap perkembangan sebagai proses yang berbeda dari


pertumbuhan. Menurut mereka, berkembang itu tidak sama dengan tumbuh, begitupun
sebaliknya. Perkembangannya adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada saling
fungsi organ-organ Jasmani, bukan organ-organ Jasmani itu sendiri. Dengan kata lain,
penekanan arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang
disandang oleh organ-organ fisik. Perkembangan akan terus berlanjut hingga manusia
mengakhiru hayatnya. Sementara itu, pertumbuhan hanya sampai manusia mencapai
kematangan fisik.
Selanjutnya, pembahasan mengenai perkembangan ranah-ranah psiko-fisik pada bagian
ini akan mefokuskan pada proses-proses perkembangan yang dipandang memiliki keterkaitan
langsung dengan kegiatan belajar siswa. Proses-proses perkembangan tersebut meliputi:
1. Perkembangan motorik ( perkembangan motorik )
2. Perkembangan kognitif ( perkembangan kognitif )
3. Perkembangan sosial dan moral ( perkembangan sosial dan moral )

1) Perkembangan motorik (fisik) siswa

Dalam psikologi, kata motor digunakan sebagai istilah yang menunjukkan pada hal,
keadaan, dan kegiatan yang melibatkan otot-otot dan gerakan-gerakannya, juga kelenjar-
kelenjar dan sekresinya (pengeluaran cairan/getah). Motorik juga dapat dipahami sebagai
segala keadaan yang meningkatkan atau menghasilkan stimulasi/rangsangan terhadap
kegiatan organ-organ fisik.
Ada empat faktor yang mendorong kelanjutan perkembangan keterampilan motorik anak
yang juga memungkinkan campur tangan orang tua dan guru dalam mengarahkannya, yaitu:
Pertama , pertumbuhan dan perkembangan sistem syaraf ( sistem syaraf ). Sistem syaraf
adalah organ halus dalam tubuh yang terdiri atas struktur jaringan serabut syaraf yang sangat
halus yang berpusat pada sistem saraf pusat. Pertumbuhan syaraf dan perkembangan
kemampuan membuat kecerdasan (kecerdasan) anak meningkat dan mendorong timbulnya
pola-pola tingkah laku baru. Semakin baik perkembangan kemampuan sistem syaraf seorang
anak akan semakin baik dan beragam pula pola-pola tingkah laku yang dimilikinnya. Namun
uniknya, berbeda dengan organ tubuh lainnya, sistem organ jika rusak tak dapat diganti atau
tumbuh lagi.
Kedua , pertumbuhan otot-otot. Otot adalah jaringan sel yang dapat berubah memanjang
dan juga sekaligus merupakan unit atau kesatuan sel yang memiliki daya mengkerut. Di
antara fungsi-fungsi pokoknya ialah sebagai mengikat organ-organ lainnya dan sebagai
jaringan pembuluh darah yang mendistribusikan sari makanan (Reber,
1988). Peningkatan tonus (tegangan otot) anak dapat menimbulkan perubahan dan
peningkatan berbagai ragam kemampuan dan kekuatan tubuhny. Perubahan ini tampak sangat
jelas pada anak yang sehat dari tahun ke tahun dengan semakin banyaknya keterlibatan anak-
anak tersebut dalam permainan yang bermacam-macam atau dalam membuat kerajinan
tangan semakin meningkat kualitasnya dari masa kemasa.
Ketiga , perkembangan dan perubahan fungsi kelenjar-kelenjar endokrin ( kelenjar
endokrin ). Kelenjar adalah alat tubuah yang menghasilkan cairan atau getah, seperti kelenjar
keringat. Selanjutnya, kelenjar endokrin secara umum merupakan kelenjar dalam tubuh yang
memproduksi hormon yang disalurkan ke seluruh bagian dalam tubuh melalui aliran darah.
Keempat , perubahan Struktur Fisik. Semakin bertambahnya usia anak akan semakin
meningkat pula ukuran tinggi dan bobot serta proporsi (perbandingan bagian) tubuh pada
umumnya. Perubahan Korosi ini akan banyak berpengaruh terhadap perkembangan
kemampuan dan kecakapan motorik anak. Kecepatan berlari, kecepatan bergerak, kecermatan
menyalin pelajaran, dan sebagainya akan meningkat seiring dengan proses penyempuenaan
Struktur Fisika siswa.
1. Peniruan yang tidak disengaja
2. Peniruan yang disengaja

2) Perkembangan kognitif siswa

Sebagian besar psikolog besar terutama kognitivis (ahli psikologi kognitif) berkeyakinan
bahwa proses perkembangan kognitif manusia mulai berlangsung sejak ia baru lahir. Bekal
moral dasar perkembangan manusia, yakni kapasitas motorik dan kapasitas sensori seperti
yang telah dijelaskan di muka, ternyata sampai batas tertentu, juga dipengaruhi oleh aktivitas
ranah kognitif.

3) Perkembangan sosial dan moral siswa

Dalam proses perkembangan lainnya, proses perkembangan sosial dan moral siswa juga
selalu berkaitan dengan proses belajar. Khususnya, kualitas proses belajar (khususnya belajar
sosial) siswa tersebut, baik dilingkungan sekolah dan keluarga maupun dilingkungan yang
lebih luas. Artinya proses belajar itu sangat menentukan kemampuan siswa dalam sikap dan
perilaku sosial yang selaras dengan norma dan moral agama, moral tradisi, moral hukum, dan
norma moral lainnya yang berlaku dalam masyarakat siswa yang bersangkutan.
Tokoh-tokoh psikologi telah banyak melakukan penelitian dan pengkajian perkembangan
sosial anak-anak usia sekolah dasar dan menengah dengan penekanan khusus pada
perkembangan moralitas mereka. Maksudnya, setiap perkembangan sosial anak selalu
dikaitkan dengan perkembangan perilaku moral, yakni perilaku baik dan buruk menurut
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

C. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN

Persoalan mengenai faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perkembangan itu, atau


kalau dirumuskan lebih luas hal-hal apakah yang memungkinkan perkembangan itu, juga
dijawab oleh para ahli dengan jawaban yang bermacam-macam sekali. Pendapat yang
bermacam-macam itu pada pokoknya dapat digolongkan menjadi tiga golongan, yaitu:
1. Pendapat ahli-ahli yang mengikuti aliran Nativisme
2. Pendapat ahli-ahli yang mengikuti aliran Empirisme
3. Pendapat ahli-ahli yang mengikuti aliran Konvergensi

a) Nativisme

Para ahli yang mengakui aliran Nativisme berpendapat, bahwa perkembangan individu itu
semata-mata ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak lahir (natus artinya lahir), jadi
perkembangan individu itu semata-mata tergantung kepada dasar.
b) Empirisme

Para ahli yang mengikuti pendirian Empirisme mempunyai pendapat yang langsung
bertentangan dengan pendapat ahli Nativisme. Kalau pengikut aliran Nativisme berpendapat
bahwa perkembangan itu semata-mata bergantung pada faktor dasar, maka pengikut-pengikut
aliran Empirisme berpendapat bahwa perkembangan itu semata-mata bergantung pada faktor
lingkungan, sedangkan dasar tidak memainkan peran yang sama sekali.

c) Konvergensi

Nyatalah kedua pendirian yang baru saja menyatakan bahwa kedua duanya ekstrim,
tidak dapat dipertahankan. Karena itu sudah ada sewajarnya kalau diusahakan adanya
pendirian yang dapat mengatasi keberatsebelahan itu. Paham yang dianggap mengatasi
keberatsebelahan itu adalah paham konvergensi, yang biasannya dirumuskan secara baik
untuk pertama kalinnya oleh W. Stern.
Paham konvergensi ini berpendapat, bahwa dalam perkembangan individu itu baik
dasar atau pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting.
Suatu pengupasan hal yang sama itu, tetapi dari sudut yang agak berbeda adalah apa
yang dikemukakan oleh Langeved. Langeved secara fenomenologis mencoba menemukan
hal-hal apakah memungkinkan perkembangan anak itu menjadi orang dewasa, dan dia
menemukan hal-hal yang berikut:
1) Justru karena anak itu adalah makhluk hidup (makhluk biologi) maka dia berkembang.
2) Bahwa anak itu pada saat masih sangat muda adalah sangat tidak berdaya, dan merupakan
suatu keniscayaan bahwa dia perlu berkembang menjadi lebih berdaya.
3) Bahwa kecuali kebutuhan-kebutuhan biologis anak memerlukan adannya perasaan aman,
karena itu perlu adanya pertolongan atau perlindungan dari orang yang mendidik.
4) Bahwa dalam perkembanganya anak tidak secara pasif menerima pengaruh dari luar semata-
mata, melainkan ia juga aktif mencari dan menemukan.

D. SIFAT ANAK-ANAK PADA MASA PERKEMBANGAN

Anak-anak membesarkan kita selama masa perkembangannya itu mempunnyai kehidupan


yang tidak statis, melainkan dinamis, dan pendidikan yang diberikan kepada mereka haruslah
disesuaikan dengan keadaan kejiwaan anak-anak yang dibesarkan kita pada masa tertentu
dalam perkembangan mereka.
Sudah barang tentu tidak ada orang yang menyangkal, bahwa perkembangan itu
merupakan hal yang berkesinambungan, tetapi untuk dapat lebih mudah memahami dan
mempersoalkannya biasannya orang menggambarkan perkembangan itu dalam fase-fase atau
periode-periode tertentu. Masalah periodesasi ini biasannya juga merupakan masalah yang
banyak diperbincangkan oleh para ahli, pendapat mereka mengenai dasar-dasar mengapa
perlu dilakukan periodesasi itu juga bermacam-macam, tetapi umumnya para ahli sependapat
bahwa periodesasi itu pada dasarnya lebih bersifat tekhnis daripada konseptual.
E. PERKEMBANGAN KOGNITIF SISWA

Istilah “ kognitif” berasal dari kata kognisi yang padanannya mengetahui, berarti
mengetahui. Dalam arti luas, kognisi (kognisi) adalah perolehan, penataan, dan penggunaan
pengetahuan (Neisser, 1976). Dalam perkembangan selanjutnya istilah kognitif menjadi
populer sebagai salah satu dominan atau wilayah/ranah psikologis manusia yang meliputi
setiap perilaku mental yang berhubungan dengan pemahaman, pertimbangan, pengolahan
informasi, pemecahan masalah, kesengajaan, dan keyakinan. Ranah kejiwaan yang berpusat
pada otak ini juga berhubungan dengan konasi (kehendak) dan efeksi (perasaan) yang
bertalian dengan ranah rasa (Chaplin, 1972).
Menurut para ahli psikologi kognitif, pendayagunaan kapasitas ranah kognitif manusia
sudah mulai berjalan sejak manusia itu mulai menggunakan kapasitas motor dan
sensorinya. Hanya saja, cara dan intensitas pendaya gunaan kapasitas ranah kognitif tersebut
tentu masih belum jelas benar. Argumen yang dikemukakan para ahli mengenai hal ini antara
lain adalah bahwa kapasitas sensori dan Fisik seorang bayi yang baru lahir tidak mungkin
dapat diaktifkan tanpa aktivitas pengendalian sel-sel otak bayi tersebut:

1. Tahap sensori motor

Selama perkembangan dalam periode sensori motorik yang berlangsung sejak anak lahir
sampai usia 2 tahun, intelegensi yang dimiliki anak tersebut masih berbentuk primitif dalam
arti masih didasarkan pada perilaku terbuka. Meskipun primitir dan terkesan intelegensi dasar
yang sangat berarti karena ia menjadi fondasi untuk tipe-tipe intelegensi tertentu yang akan
dimiliki anak kelak tersebut.

2. Tahap pra-operasional

Perkembangan kognitif pra-operasional terjadi dalam diri anak ketika berumur 2 sampai 7
tahun. Perkembangan ini bermula pada saat anak telah memiliki penguasaan sempurna
mengenai objek permanen. Artinnya, anak tersebut sudah memiliki kesadaran akan tetap
eksisnya, suatu benda yang harus ada atau biasa ada, walaupun benda tersebut seudah
ditinggalkan atau sudah tak dilihat dan tak didengar lagi. Jadi keberadaan benda tersebut
berbeda dengan sensori-motori, tidak lagi bergantung pada pengamatannya belaka.

3. Tahap konkret-operasional

Berakhirnya tahap perkembangan pra-operasional tidak berarti berakhirnya pula tahap


berpikir kreatif, yakni dengan berpikir mengendalikan ilham seperti yang telah dijelaskan di
atas.Dalam operasional konkret yang berlangsung hingga usia menjelang remaja, anak
memperoleh kemampuan tambahan yang disebut sistem operasi . Anak memperolah
tambahan kemampuan yang disebut berpikir ini berfaedah bagi anak untuk
mengkoordinasikan pemikiran dan idenya dengan peristiwa-peristiwa tertentu ke dalam
sistem pemikirannya sendiri.

4. Tahap formal-operasional

Dalam tahap perkembangan formal-operasional, anak yang sudah mendekati atau sudah
menginjak masa remaja, yakni usia 11 sampai 15 tahun, akan dapat mengatasi masalah
keterbatasan berpikir konkret-operasional.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan makalah diatas, maka dapat disimpulkan bahwa


Perkembangan adalah suatu perubahan, perubahan kearah yang lebih maju, lebih
dewasa. Secara teknis, perubahan tersebut biasanya disebut proses. Jadi pada garis besarnya
para ahli sependapat, bahwa perkembangan itu adalah suatu proses. Sebagian ahli
menganggap perkembangan sebagai proses yang berbeda dari pertumbuhan. Menurut
mereka, berkembang itu tidak sama dengan tumbuh, begitupun sebaliknya. Perkembangannya
adalah proses perubahan kualitatif yang mengacu pada saling fungsi organ-organ Jasmani,
bukan organ-organ Jasmani itu sendiri.
Dengan kata lain, penekanan arti perkembangan itu terletak pada penyempurnaan
fungsi psikologis yang disandang oleh organ-organ fisik. Perkembangan akan terus berlanjut
hingga manusia mengakhiru hayatnya. Sementara itu, pertumbuhan hanya sampai manusia
mencapai kematangan fisik.
DAFTAR PUSTAKA

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012).

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Jakarta: Remaja Rosda
Karya, 2011).

Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2002).

Anda mungkin juga menyukai