Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“Masa Perkembangan Dewasa Awal pada Penyesuaian Pendidikan dan


Karir”
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Perkembangan 2
Dosen Pengampu:
Titin Kholisna, S.Psi, Msi.

Disusun Oleh:
Irma Pujiati (21732011025)
Ayu Setiawati (21732011028)

UNIVERSITAS ISLAM RADEN RAHMAT


FAKULTAS ILMU POLITIK DAN ILMU SOSIAL
PRODI PSIKOLOGI
2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat sertalimpahan karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil
menyelesaikan makalah yang Berjudul “Perkembangan Dewasa Awal pada
Penyesuaian Pendidikan dan Karir” tepat pada waktunya. Tidak lupa kami
sampaikan ucapan terima kasih yang sangat mendalam kepada dosen pembimbing
mata kuliah Psikologi Perkembangan 2, yaitu Ibu Titin Kholisna S.Psi, Msi. atas
bimbingannya.

Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca karena


memberikan informasi kepada kita mengenai psikologi perkembangan. Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang
telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semga
Allah SWT senantiasa memberi ridho segala usuha kita. Amin.

Kepanjen, 10 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................ ii

DAFTAR ISI ........................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 4

A. Latar Belakang ................................................................................. 4


B. Rumusan Masalah............................................................................ 5
C. Tujuan .............................................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................ 6

A. Teori Perkembangan Karir .............................................................. 6


B. Penyesuaian Pendidikan dan Karir .................................................. 9
C. Penyesuaian Pribadi dan Karir ........................................................ 10

BAB III PENUTUP ............................................................................... 13

A. Kesimpulan ...................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 14

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Masa dewasa adalah periode dimana terjadi penyesuaian terhadap pola-pola
kehidupan dan harapan-harapan sosial yang baru (Hurloc dalam Lemme, 1995).
Pada tahapan usia ini, seseorang mengalami perubahan yang signifikan. Dalam
masa dewasa awal seseorang harus menjalankan tugas perkembangannya, agar
dalam kehidupannya tidak terjadi masalah masalah yang berarti dan merasa
bahagia dalam menjalani kehidupan selanjutnya.
Masa dewasa awal merupakan transisi dari remaja menuju dewasa yang
berawal dari usia 18-25 tahun dan berakhir pada usia 35-40 tahun ditandai
denga adanya eksperiment dan eksplorasi. Bagi banyak orang, pada masa ini
terjadi transisi dari SMA ke perguruan tinggi yang melibatkan pergerakan ke
arah struktur yang lebih besar dan interpersonal, interaksi dengan teman-teman
dari latar belakang etnis yang lebih beragam, dan peningkatan fokus terhadap
pencapaian. Pada masa ini juga terjadi puncak performa fisik yang mulai
dialami oleh seseorang. Tugas-tugas perkembangan dewasa awal yaitu menjadi
warga yang baik, mencari pekerjaan, mencari pasangan hidup, menikah dan
mengasuh anak (Sari, 2012).
Pada masa dewasa awal lebih memprioritaskan keseimbangan dalam
hidupnya mengenai pendidikan dan karir. Pendidikan merupakan usaha
membina dan mengembangkan kepribadian manusia baik dibagian jasmani
maupun rohani. Ada juga para ahli yang yang mengartikan pendidikan adalah
suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang ataus sekelompok
orang dalam mendewasakan melalui pengajaran. Dengan pendidikan kita bisa
lebih dewasa karena pendidkan tersebut memberikan dampak yang sangat
positif bagi kita. Pendidikan juga dapat memberantas buta huruf dan akan
memberikan keterampilan, kemampuan mental, dan lain sebagainya
Sedangkan karir merupakan perkembangan dan kemajuan dalam
kehidupan, pekerjaan, jabatan, dan sebagainya. Karir juga dapat diartikan
sebagai suatu status dalam jenjang pekerjaan atau jabatan sebagai sumber
nafkah.

4
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan teori perkembangan karir?
2. Apa yang dimaksud penyesuaian pendidikan dan karir?
3. Apa yang dimaksud penyesuaian pribadi dan karir?
C. Tujuan Makalah
1. Agar dapat mengetahui dan memahami teori perkembangan karir
2. Agar dapat mengetahui dan memahami penyesuaian antara pendidikan dan
karir.
3. Agar dapat mengetahui dan memahami penyesuaian antara pribadi dan
karir.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Perkembangan Karir


Menurut Milgram (1979) perkembangan karir merupakan suatu
proses kehidupan panjang dari kristalisasi indentitas vokasional. Suatu
variasi luas dari kombinasi faktor keturunan, fisik, pribadi-sosial,
sosiologis, pendidikan, ekonomi, dan pengaruh-pengaruh budaya. Dalam
bagian lain juga disebutkan bahwa karir adalah gaya hidup. Artinya bahwa
karir adalah suatu makna utama dari ekspresi kemampuan dan minat khusus
yang secara intensif disadari sebagai implikasi dari pilihan pekerjaan untuk
gaya hidup di masa mendatang.
Menurut Gibson dan Mitchell (1995) terdapat lima teori
perkembangan karir, yaitu : (1) teori proses, (2) teori perkembangan, (3)
teori kepribadian, (4) teori sosiologi, dan (5) teori ekonomi.
1. Teori Proses
Menurut teori proses, pilihan pekerjaan dan akhirnya masuk dalam
suatu pekerjaan tertentu sesuai pilihan adalah proses yang berisi
tahapan-tahapan tertentu yang akan dilalui oleh setiap individu. Salah
satu tokoh teori proses adalah Ginzberg. Menurut Ginzberg,
perkembangan karir terikat pada tiga eleman dasar, yaitu proses,
iveribilitas, dan kompromi (Gibson dan Mitchell, 1995).
Ditinjau dari elemen proses, pengambilan keputusan karir
berlangsung melalui tiga periode, yaitu fantasi, tentatif, dan realistik.
Pada periode fantasi pemilihan pekerjaan dilakukan tanpa
memperhitungkan tuntutan realitas, asal-asalan. Periode tentatif terdiri
fase: minat, kapasitas, nilai, dan transisi. Artinya pertama berdasar pada
minat/kesukaannya, kemudian mulai mempertimbangkan
kemampuannya, diikuti dengan didasarkan tujuan dan nilai yang
mendasari, dan terakhir dilakukan dengan memperhitungkan realitas.
Sedangkan periode realistik atas fase eksplorasi, kristalisasi, dan
spesifikasi. Artinya, setelah anak melakukan eksplorasi dan dengan
memadukan faktor-faktor internal dan eksternal, selanjutnya anak

6
memasuki fase kristaliasi dengan mengambil keputusan, dan
selanjutnya mengambil keputusan yang lebih spesifik. Berdasar teori ini
maka semakin dewasa, proses pemilihan pekerjaan semakin meningkat
ke arah yang lebih realistik.
2. Teori Perkembangan
Menurut teori ini memandang bahwa perencanaan karir merupakan
perkembangan karir pada seseorang sebagai aspek perkembangan
totalitas pribadi. Salah satu tokoh teori perkembangan adalah Donald E.
Super. Menurutnya, bekerja merupakan perwujudan konsep diri yang
berlangsung sepanjang hayat, dimulai sejak awal kehidupan sampai
akhir kehidupan. Dalam kaitannya dengan kerja, konsep diri tersebut
berkembang melalui beberapa tahapan yang masing-masing tahap
dituntut mampu menguasi tugas-tugas yang secara meningkat semakin
sulit. Tahapan-tahapan tersebut adalah: (1) pertumbuhan (growth),
tahap pembentukan konsep diri melalui identifikasi, (2) eksplorasi
(exploration), tahap pembentukan konsep diri melalui kontak dengan
orang lain dan lingkungannya, (3) Pemantapan (establisment), tahap
penemuan konsep diri kerja secara mantap, sehingga tidak mungkin
pindah tetapi justru ingin mengembangkannya, (4) Pembinaan
(maintenance), pada tahap ini biasanya sudah mencapai sukses, dan
mulai memikirkan pensiun, dan (5) penurunan (decline), yaitu tahap
pengurangan kegiatan (Gibson dan Mitchell, 1995).
3. Teori kepribadian
Dalam teori ini memandang bahwa pilihan jabatan / pekerjaan
merupakan ekspresi dari kepribadian. Dinyatakan bahwa perilaku
mencari pekerjaan hakekatnya adalah upaya mencocokkan antara
karakteristik individu dengan lapangan pekerjaan khusus (Gibson dan
Mitchell, 1995). Salah satu tokoh dalam teori ini adalah Holland. Dalam
teorinya, Holland berusaha menjelaskan pilihan kerja berdasarkan pada
tiga sudut pandang, yaitu: (1) lingkungan kerja, (2) pribadi dan
perkembangannya, dan (3) interaksi pribadi dan lingkungannya. Pilihan
pekerjaan merupakan perluasan kepribadian dan merupakan usaha

7
untuk mengungkapkan diri dalam lingkungan kerja. Pilihan pekerjaan
sendiri pada hakekatnya merupakan hasil interaksi antara diri dengan
kekuatan-kekuatan lingkungan.
Tokoh lain yang termasuk dalam teori ini adalah A. Roe. Teori A
Roe dikembangkan atas dasar teori kepribadian, dengan menempatkan
faktor kebutuhan sebagai faktor penentu atas pilihan kerja. Orang
memilih pekerjaan tertentu kalau pekerjaan tersebut dapat memberikan
atau memuaskan kebutuhannya. Menurut A. Roe, sekalipun keputusan
dan pilihan jabatan ditentukan sesudah masa dewasa, tetapi sangat
ditentukan oleh pengalamannya pada masa kecil dalam keluarga.
Dikatakan bahwa pengalaman masa kecil akan menghasilkan dua
orientasi pilihan pekerjaan, yaitu yang berkaitan dengan orang (misal
jasa) dan bukan orang (misal teknik). Ada kecenderungan anak pola
asuh yang memberikan kepuasan psikologis akan menentukan pilihan
pekerjaan yang berkaitan dengan orang, dan sebaliknya.
4. Teori Sosiologi
Menurut Osipow (1983) teori ini secara fundamental didasarkan
kepada pemikiran bahwa elemen-elemen di luar individu memiliki
pengaruh kuat terhadap individu dalam sepanjang hidupnya, termasuk
pendidikan dan keputusaan pekerjaan. Para pendukung teori ini juga
berpandangan bahwa derajat kebebasan individu dalam pilihan
pekerjaan / jabatan adalah jauh dari apa yang semula diasumsikan dan
harapan diri seseorang tidaklah bebas dari harapan masyarakatnya.
Sebaliknya, masyarakat menyajikan peluang pekerjaan / jabatan dalam
suatu pola-pola yang berhubungan dengan keanggotaan kelas sosial.
Berkaitan dengan kelas social dan perkembangan karir, Lipsett
(Osipow, 1983) menyatakan bahwa keanggotaan kelas social
berpengaruh terhadap pilihhan karir tertentu ketika ia mencapai usia
remaja. Sejalan dengan itu Sewell dan Shah (Osipow, 1983) juga
menyatakan bahwa walaupun tahapan dalam pengambilan keputusan
pendidikan – karir secara mendasar tidak berbeda dari kelas ke kelas,
namun waktu dan pilihannya tampaknya berbeda. Pada remaja dari

8
kelas social yang lebih rendah, disamping pengambilan keputusan
dilakukan pada usia yang lebih muda, pilihan karirnya juga berbeda,
dibandingkan dengan kelas social yang lebih tinggi.
5. Teori Ekonomi
Menurut Gibson dan Mitchell (1995) teori ini menekankan
pentingnya factor-faktor ekonomi dalam pilihan karir. Hal ini terutama
terkait dengan tersedianya beberapa tipe pekerjaan versus tersedianya
pekerja-pekerja yang qualified untuk pekerjaan tersebut. Faktor utama
dalam pilihan karir adalah : “Apa jenis pekerjaan yang dapat saya
peroleh?”. Pilihan karir terutama berdasar kepada pertimbangan apakah
pekerjaan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dasar diri sendiri dan
keluarganya, keamanan pekerjaan, keuntungan (khususnya asuransi
kesehatan serta rencana pensiun) atau faktor-faktor yang dianggap
paling menguntungkan dan paling bernilai pada individu (tidak selalu
dalam bentuk uang).
B. Penyesuaian Pendidikan dan Karir
1. Pengertian Pendidikan
Pendidikan adalah upaya utama dan terencana untuk menciptakan
suasana dan proses belajar agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensinya untuk pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan untuk
dirinya di sekolah dan di masyarakat.
2. Pengertian Karir
Karir adalah pekerjaan atau profesi (Homby, 1957) Kata “karir”
berasal dari bahasa Belanda yaitu “Carriere” yang berarti
perkembangan dan kemajuan dalam pekerjaan. itu juga bisa berarti
level dalam pekerjaan tertentu Karir juga merupakan perkembangan
dan kemajuan dalam hidup, pekerjaan atau jabatan. Sebagian besar
pekerjaan yang dibayar dalam bentuk upah atau uang. Pengertian lain
menyebutkan bahwa karir adalah kebutuhan yang harus terus
ditumbuhkan dalam diri seorang pekerja, sehingga mampu mendorong
kemampuan kerjanya.

9
Karir adalah rangkaian sikap dan perilaku yang berkaitan dengan
pengalaman dan aktifitas kerja yang terus berkelanjutan Dengan
demikian karir seorang individu melibatkan rangkaian pilihan dari
berbagai macam kesempatan. Jika ditinjau dari sudut pandang
organisasi, karir melibatkan proses dimana organisasi memperbaharui
dirinya sendiri untuk efektifitas karir yang merupakan batas dimana
rangkaian dari sikap karir dan perilaku dapat memuaskan seorang
individu. Misalnya, dalam menjalankan proses perkuliahan, dimana ini
merupakan pengalaman dan aktivitas kerja selama rentang waktu
kehidupan dalam mencapai dunia karir yang terus berkelanjutan.
Pemilihan jurusan Pendidikan harus dipilih dengan mantap. Apabila
seseorang memilih pekerjaan yang berhubungan dengan ketrampilan
pribadi yang tercermin dalam jurusan yang diambil dalam tingkat
SMA/SMK atau akademis atau pilihan terhadap kegiatan
ekstrakulikuler, biasanya seseorang akan merasa lebih puas dengan
keputusannya dibandingkan dengan pilihan yang tidak atau kurang
dengan minat dan seleranya. Apabila daya tarik seseorang terhadap
pekerjaan digunakan sebagai pertimbangan penting dalam memilih
pekerjaan maka sebagai orang dewasa mereka biasanya kurang
berminat untuk menukar pekerjaan tersebut dengan jenis pekerjaan lain
walaupun ada faktor lain yang mempengaruhi motivasi seseorang
untuk memilih pekerjaan tersebut.
C. Penyesuaian Pribadi dan Karir
Bagi Sebagian orang, kebahagian tergantung oleh kesesuaian bakat dan
minat dan pekerjaan yang diemban. Dengan demikian, makin cocok bakat
dan minat dengan jenis pekerjaannya, makin tinggi pula kepuasaan yang
diperoleh begitupun sebaliknya.
Bagi sebagian besar orang dewasa muda, terutama mereka yang kurang
mempunyai pengalaman kerja atau bahkan bagi yang belum pernah bekerja
akan mengalami banyak kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan
pekerjaan yang diembannya. Havighurst dalam studinya tentang sikap
pekerja terhadap pekerjaannya menyimpulkan bahwa mereka dapat

10
dikelompokkan menjadi dua kategori umum yaitu sikap kerja yang
menopang masyarakat dan sikap kerja yang melibatkan ego.
1. Sikap kerja yang menopang masyarakat
Pekerja yang bersikap menopang masyarakat dalam dirinya kurang
atau tidak berminat akan pekerjaannya dan hanya memperoleh sedikit
kepuasan kerja. Tipe pekerja semacam ini orang yang mementingkan
besarnya gaji yang diterima. Orang semacam ini seringkali memandang
pekerjaannya sebagai beban yang berat dan tidak menyenangkan dan
memandang hari depan hanya agar cepat menjalani masa pension.
2. Sikap kerja yang melibatkan ego
Para pekerja yang yang memiliki sikap ini biasanya memperoleh
kepuasan pribadi yang lebih besar. Bagi sebagian orang, bekerja ialah
dasar harga diri dan kebanggaan. Bagi sejumlah orang lainnya bekerja
dianggap sebuah prestasi yang diperoleh, tempat untuk melakukan
partisipasi sosial atau sebagai sumber kesenangan intrinsik atau
merupakan ekspresi dari pribadi yang kreatif dan juga merupakan cara
memanfaatkan waktu yang rutin.
a) Penyesuaian Pribadi Pria
Ada beberapa sejumlah kondisi yang penting bagi pria, yang
mempengaruhi proses penyesuaian pria terhadap pekerjaannya.
Pertama, apabila pekerjaannya memungkinkannya untuk berperan
maka ia akan memainkan perannya, ia akan merasa sangat puas dan
proses penyesuaiannya berjalan dengan sangat harmonis. Kedua,
kepuasan dapat diperoleh apabila pria merasa bahwa pekerjaannya
menuntut banyak kemampuan yang dimiliki dan hasil
pendidikannya. Ketiga, proses penyesuaian dengan pekerjaan
dipengaruhi oleh cara pria menyesuaikan dirinya dengan wewenang.
Keempat, penyesuaian terhadap pekerjaan dipengaruhi oleh
meningkat tidaknya gaji yang diterima.
b) Penyesuaian Pribadi Perempuan
Ada enam faktor yang dapat mempengaruhi penyesuaian diri
wanita terhadap pekerjaannya. Pertama, bila wanita tidak bisa

11
memperoleh pekerjaan yang cocok dan sesuai dengan tingkat
kemampuan, pendidikan dan latihan yang pernah diperoleh serta
impian dirinya, maka mereka akan mengalami frustasi. Kedua,
apabila wanita merasa bahwa mereka melakukan pekerjaan yang
tidak berkembang (pasif) khususnya bila mereka mendekati usia
madya, mereka sering merasa menjadi “Boss Betina yang Garang”
yang selalu melampiaskan kekesalannya kepada bawahannya.
Ketiga, apabila telah membentuk aspirasi kerja yang sesuai, mereka
cenderung menjadi frustasi bila mereka menemukan bahwa
kemampuan dan pelatihan mereka membenarkan aspirasi yang lebih
tinggi. Keempat, apabila peran kepemimpinan wanita ditolak
khususnya ditempat kerja, sekolah, kantor maka mereka tidak hanya
frustrasi tetapi juga akan marah bila peran tersebut diambil oleh pria.
Kelima, banyak wanita tidak menyukai kalau harus melaksanakan
beban tugas ganda satu tugas dalam dunia kerja perkantoran dan satu
lagi tugas rumah tangga. Keenam, banyak wanita yang setelah lama
bekerja di kantor mereka merasa pasrah dan tidak sanggup lagi
apabila mereka menjadi ibu rumah tangga juga.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Milgram (1979) menegaskan bahwa perkembangan karir merupakan
suatu proses kehidupan panjang dari kristalisasi indentitas vokasional.
Suatu variasi luas dari kombinasi faktor keturunan, fisik, pribadi-sosial,
sosiologis, pendidikan, ekonomi, dan pengaruh-pengaruh budaya. Menurut
Gibson dan Mitchell (1995) terdapat lima teori perkembangan karir, yaitu :
(1) teori proses, (2) teori perkembangan, (3) teori kepribadian, (4) teori
sosiologi, (5) teori ekonomi. Bagi sebagian besar orang dewasa muda,
terutama mereka yang kura Havighurst dalam studinya tentang sikap
pekerja terhadap pekerjaannya menyimpulkan bahwa mereka dapat
dikelompokkan menjadi dua kategori umum yaitu sikap kerja yang
menopang masyarakat dan sikap kerja yang melibatkan ego.

13
DAFTAR PUSTAKA

Nagading, M. P. (2020). hubungan antara pendidkan, jabatan dan karir.

Osipow, S. H. (1983). Theories Of Career Development. Englewood Cliffs:


Prentice Hall Inc.

Panduan Pelayanan Bimbingan Karir. (2011). Jakarta: Organisasi Pemburuhan


Internasional.

Putri, S. A. (2012). karir dan pekerjaan dimasa dewasa awal dan dewasa madya.
Majalah Ilmiah Informatika, 194-210.

Sukardi, D. K. (1984). Bimbingan karir disekolah-sekolah. Ghalia Indonesia.

Sunardi, P. F. (2008). Hakikat Karir. 2-7.

14

Anda mungkin juga menyukai