Anda di halaman 1dari 4

SEJARAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

A. LATAR BELAKANG

Psikologi Agama merupakan ilmu yang mempelajari tentang sikap dan tingkah laku manusia sebagai
gambaran dari gejala kejiwaan yang melatarbelakanginya. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa
psikologi Agama merupakan cabang dari ilmu psikologi. Sebelum menjadi ilmu yang otonom, psikologi
Agama memiliki latar belakang sejarah perkembangan yang cukup panjang. Karena itulah psikologi
Agama terhitung sebagai salah satu cabang psikologi yang masih muda.
Ada beberapa pendapat tentang awal mula perkembangan Psikologi Agama. Menurut pendapat para ahli
psikologi Agama di barat, psikologi Agama mulai berkembang pada abad ke-19. Akan tetapi berdasarkan
karya-karya yang dihasilkan dari para ilmuwan di timur tengah, ternyata diketahui bahwa pada abad ke-7
masehi sudah banyak karya-karya para Ilmuwan Islam yang erat hubungannya dengan materi Psikologi
Agama. Akan tetapi terlepas dari semua pendapat tersebut, permasalahan yang menjadi ruang lingkup
kajian psikologi Agama ternyata telah ditemukan pada kitab-kitab suci Agama maupun maupun sejarah
berbagai Agama.
Sebagai contoh, dalam Ajaran Agama Budha diceritakan bahwa Sidarta Ghautama (tokoh pencetus
Agama Budha), rela menyepi dan meninggalkan kemegahan dunia untuk bertapa setelah ia merenungi
penderitaan manusia yang akhirnya berujung pada kematian. Hal ini mencerminkan bagaimana
pengalaman hidup dapat mengubah seorang Ghautama dari pemeluk Agama Hindu yang taat menjadi
seorang pelopor Agama Budha yang tidak sedikit pengikutnya.
Dalam kitab suci umat Islam (Al Qur’an) diceritakan perjalanan seorang Nabi yang bernama Ibrahim
dalam mencari hakikat siapa sebenarnya Tuhan yang berhak ia sembah. Cerita tentang Nabi Ibrahim ini
termaktub dengan jelas dalam Al Qur’an surat Al An’am: 76-78. Kedua contoh di atas menggambarkan
suatu proses peralihan kepercayaan yang dalam psikologi Agama disebut dengan konversi.
Makalah ini selanjutnya akan membahas tentang perkembangan psikologi Agama di Barat, timur tengah
dan Indonesia, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perkembangan psikologi Agama di Barat ?
2. Bagaimana perkembangan psikologi Agama di Timur Tengah?
3. Bagaimana perkembangan psikologi Agama di Indonesia?

C. TUJUAN PEMBAHASAN
1. Mengetahui dan memahami tentang perkembangan psikologi Agama di Barat.
2. Mengetahui dan memahami tentang perkembangan psikologi Agama di timur tengah.
3. Mengetahui dan memahami tentang perkembangan psikologi Agama di Indonesia.

A. PERKEMBANGAN PSIKOLOGI AGAMA DI BARAT


1. Pada Abad ke-19
Setelah munculnya berbagai penemuan tentang ilmu pengetahuan alam dan teknologi oleh para ilmuwan
Barat, ilmu alam semakin berkembang. Penelitian Ilmiahpun tidak hanya ditujukan untuk alam saja,
tetapi juga untuk manusia sebagai penghuninya. Terbitnya buku karya Darwin yang berjudul origin of
Species pada tahun 1859, mengisyaratkan bahwa kehidupan manusia ternyata dapat diamati dan diteliti
secara rasional. 20 tahun kemudian, Prof. Wilhem Wundt (1832-1920) dari Universitas Leipziq,
mendirikan sebuah laboratorium untuk merancang dan memanfaatkan metode eksperimental yang
disesuaikan untuk studi tentang perilaku manusia. Sehingga pada tahun 1879 disebut-sebut sebagai
tahun kelahiran psikologi ilmiah modern. Pada tahun-tahun selanjutnya psikologi ilmiah modern makin
menjadi ilmu pengetahuan yang mapan setelah berhasilnya eksperimen yang dilakukan oleh wuldt
tersebut. Akan tetapi di sisi lain Agama seakan luput dari perhatian, hal ini karena Agama dianggap
sebagai hal yang tabu dan suci untuk dibahas secara ilmiah. Menurut mereka penjelasan dan
penyelesaian tentang hal-hal yang berhubungan dengan Agama seharusnya dicari dari kitab suci. Hal
inilah yang mengakibatkan pada separuh kedua abad 19 psikologi Agama belum dikenal.
Menurut para ahli psikologi Agama Barat, kajian mengenai Psikologi Agama telah populer sejak akhir
abad ke-19. Pada masa itu psikologi yang kian berkembang digunakan sebagai alat kajian Agama. Kajian
semacam itu dapat membantu pemahaman terhadap cara bertingkah laku, berpikir dan menemukan
perasaan keagamaan. Diantara buku tentang psikologi Agama yang terbit saat itu adalah “The Psikology
of Religion”, yang dikarang oleh Edwin Diller starbuck pada tahun 1899. Kemudian disusul oleh buku
karangan George Albert Coe yang berjudul “The spiritual Life ” pada tahun1900.

2. Pada Abad ke-20


Seiring dengan berkembangnya psikologi pada akhir abad ke-19, pada awal abad ke-20 buku-buku yang
mengkaji psikologi Agama semakin banyak dikarang dan dikaji oleh ilmuwan-ilmuwan barat. Diantara
buku-buku tersebut adalah:
v Revelation Of Devine love (1901), dikarang oleh Dame julian. Buku ini mengkaji tentang wahyu.
v The varieties of Religioous experience (1903), berasal dari kumpulan materi kuliah willliam James di
Skotlandia.
v The Religious Consiousness (1920), dikarang oleh J.B Pratt. Buku ini mengakji tentang kesadaran
beragama.
v Studies in Islamic Mysticism (1921), dikarang oleh R.A Nicholson. Buku ini secara khusus mempelajari
mengenai aliran sufisme dalam Islam.
v The Belief in God and Immorality (1921), dikarang oleh J.H. Leuba.
v The Shadu (1921), dikarang oleh A.j Appasamy dan B.h Streeter. Buku ini membahas tentang
kehidupan beragama umat Hindu.
v An Introductionto The Psikology of Religion (1923), Robert H. Thouless.
Selain para penulis Barat yang tersebut di atas, banyak pula penulis non Barat yang mulai menerbitkan
buku mereka.

B. PERKEMBANGAN PSOKOLOGI AGAMA DI TIMUR TENGAH


Berdasarkan fakta sejarah, sebenarnya jauh sebelum para ilmuwan Barat mengkaji tentang Psikologi
Agama, para ilmuwan muslim telah banyak membahasnya. Seperti tulisan Muhammad Ishaq bin Yasar
pada abad ke-7 yang berjudul Al Siyar wa Al Mahgazhi. Buku ini membahasa berbahas berbagai fragmen
dari biografi Nabi Muhammad SAW. Ada pula karya Abu Bakr bin Abu Malin Bin thufail (1106-1185) yang
berjudul Risalah Hayy ibn Yaqzan Fi Asrar al hikmat al Masyriqiyyat. Buku ini memuat masalah-masalah
yang erat kaitannya dengan psikologi Agama.
Selain dua pengarang di atas, terdapat pula karangan Imam Al Ghazali (1059-1111) yang berjudul “ Al
Munqidz min Adhalal” dan kitab ihya’ ulumuddin yang sarat akan muatan-muatan yang erat hubungannya
denga Psikologi Agama.
Sebanarnya diperkirakan masih banyak lagi tulisan-tulisan karya ilmuwan muslim yang membahas
tentang psikologi Agama, hanya saja tulisan-tulisan tersebut belum sempat dikembangkan menjadi
disiplin ilmu tersendiri seperti yang dilakukan oleh para ilmuwan barat.
Ada beberapa alasan karya-karya Ulama Islam tidak dikembangkan sebagaimana yang dilakukan oleh
Ilmuwan Barat pada saat itu. Penyebab-penyebab itu antara lain:
a. sejak masa kemunduran Negara-negara Islam, perhatian para ilmuan terhadap kepentingan
pengembangan ilmu pengetahuan mulai menurun. Hal ini karena pengembangan ilmu pengetahuan
tentunya membutuhkan biaya yang cukup banyak. Seiring dengan kemunduran Islam dibidang politik,
Negara-negara Barat mulai berkembang menjadi negara-negara modern. Dengan demikian Negara-
negara Islam yang berhadapan kemajuan ilmu pengetahuan dan penjajahan barat, disibukkan oleh
permasalahan politik.
b. Sejak bangsa Mongol menyerang Bagdad yang merupakan pusat peradaban Islam, serta kekalahan
Islam di Andalusia, terjadi pemusnahan karya para ilmuwan Muslim.
c. Sikap para ilmuwan barat yang kurang menghargai hasil karya ilmuwan muslim (terutama setelah
masa kemunduran Islam).
d. Karya-karya ilmuwan muslim di zaman klasik umumnya ditulis oleh para ilmwan yang dikenal dengan
sebutan yang berkonotasi keagamaan seperti mufassirin (ahli tafsir), muhaddsiin (Ahli hadits), Fuqaha
(ahli fiqh), ataupun ahl Hikmah (filosof), sehingga karya-karya mereka selalu diidentikkan dengan ilmu-
ilmu yang murni Agama (Islam) atau filsafat.
Pada abad ke-20 banyak para ilmuwan Islam yang mengarang buku bertema psikologi Agama,
diantaranya:
v D.R Abdul Mun’in Abdul Aziz Al Malighi (1955), mengarang buku yang berjudul Tatawwur Al syu’ur Al
diny inda Thifl Wa Al Murahiq. Buku ini membahasa perkembangan rasa Agama pada anak-anak dan
remaja. Selain itu beliau juga menulis buku tentang psikologi yang berjudul Annumuwwu Al Nafsy pada
tahun 1957.
v Afif Abdul Fattah yang menulis buku berjudul “Ruh Al diin Al Islamy”,diterbitkan pada tahun 1956.
v Musthafa fahmi yang menyusn buku yang berjudul “Al Shihah Al Nafsiyah” , diterbitkan pada tahun
1963.

C. PERKEMBANGAN PSIKOLOGI AGAMA DI INDONESIA


Perkembangan psikologi Agama di Indonesia di tandai dengan munculnya berbagai buku psikologi Agama
yang dipelopori oleh para tokoh yang berprofesi sebagai ilmuwan, Agamawan, Akademisi dan di bidang
kedokteran. Diantara karya-karya tersebut adalah:
v Agama dan kesehatan Badan/jiwa (1965), dikarang oleh Prof. dr. H. Aulia.
v Ilmu jiwa Agama (1970) dan Peranan Agama dalam kesehatan mental (1970), dikarang Prof. dr. Zakiah
Daradjat.
v Islam dan Psikomotorik (1975), mambahas masalah Islam dan kesehatan jiwa dikarang oleh K.H. S. S.
Djam’an.
v Pengantar Ilmu Jiwa Agama (1982), membahas pengalaman dan motivasi beragama, dikarang oleh dr.
Nico Syukur Dister.
v Pengantar Ilmu Jiwa Agama, dikarang oleh Dr, Jalaluddin dan Dr. Ramayulis.
v Teori-teori kesehatan mental (1986), yang telah dikaji oleh Ulama-ulama muslim Zaman klasik tentang
kesehatamn mental menurut pendekatan Islam, dikarang oleh Prof. Dr. Hasan Langgulung.
v Psikologi Agama (1996), dikarang oleh jalaluddin.
Sejak menjadi disiplin ilmu yang berdiri sendiri, perkembangan psikologi Agama dinilai cukup pesat,
dibanding usianya yang masih tergolong muda. Hal ini antara lain disebabkan selain bidang kajian
psikologi Agama menyangkut kehidupan manusia secara pribadi, maupun kelompok, bidang kajiannya
juga mencakup permasalahan yang menyangkut perkembangan usia manusia. Selain itu sesuai dengan
bidang cakupanya, ternyata psikologi Agama termasuk ilmu terapan yang banyak manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari.
Perkembangan psikologi agama yang cukup pesat ini antara lain ditandai dengan diterbitkanya berbagai
karya tulis baik berupa buku maupun artikel dan jurnal yang memuat kajian tentang bagaimana peran
Agama dalam kehidupan manusia. Dengan demikian psikologi Agama kini telah memasuki berbagai
bidang kehidupan manusia, sejak dari rumah tangga, sekolah, institut keagamaan, rumah-rumah sakit,
panti asuhan, panti jompo, bahkan hingga ke lembaga kemasyarakatan.
Tampaknya para ilmuwan dan agamawan yang semula berselisih pendapat mengenai psikologi Agama
ini, kini seakan menyatu dalam kesepakatan yang tak tertulis, bahwa dalam kehidupan modern ini, peran
Agama kian penting. Dan pendekatan psikologi Agama dapat digunakan dalam memecahkan berbagai
problema kehidupan yang dihadapi manusia sebagai makhluk yang memiliki nilai-nilai peradaban dan nilai
moral.

Anda mungkin juga menyukai