Fungsi Pencegahan
Pengertian pencegahan
Dalam dunia kesehatan mental, pencegahan didefinisikan sebagai upaya
mempengaruhi dengan cara yang positif dan bijaksana. Lingkungan yang dapat
menimbulkan kesulitan/ kerugian itu benar- benar terjadi. Dalam definisi itu,
perhatian terhadap lingkungan mendapat perhatian utama. Lingkungan yang baik akan
memberikan pengaruh positif terhadap individu. Oleh karena itu lingkungan harus
dipelihara dan dikembangkan.
Berkenaan dengan upaya pencegahan, George Albee (dalam Horner & Mc Elhanay,
1993) mengemukakan rumus sebagai berikut:
KM = (O+S)/(1+2+3)
Keterangan:
KM: Kondisi masalah
O: Faktor organic
S: Stres
1: Kemampuan memecahkan masalah
2: Penilaian positif terhadap diri sendiri (self- esteem)
3: Dukungan kelompok
Secara verbal rumusan diatas mengungkapkan bahwa makin kuat gabungan kondisi
factor organic dan sters akan meningkatkan kondisi bermasalah pada diri individu,
apabila factor kemampuan memecahkan masalah, self esteem dan dukungan
kelompok tetap.
Aplikasi rumus tersebbut terhadap upaya pencegahan, bahwa:
Mencegah adalah menghindari timbulnya/ meningkatnya kondisi bermasalah pada diri
klien
Mencegah adalah mempunyai dan menurunkan factor orgaik dan stress
Mencegah adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, penilaian positif
terhadap diri sendiri dan dukungan kelompok
Dikaitkan dengan definisi pencegahan yang menekankan pada aspek lingkungan itu,
rumus George Albee memperlihatkan hal- hal yang lebih spesifik dan lebih luas.
Rumus tersebut menekankan pentingnya baik unsure- unsure lingkungan maupun dari
individu.
Upaya pencegahan
Sejak lama telah timbul dua sikap yang berbeda terhadap upaya pencegahan,
khususnya dalam bidang kesehatan mental, yaitu sikap skeptic dan optimistic. Sikap
skeptic, meskipun menerima konsep pencegahan sebagai sesuatu yang bagus namun
meragukan apakah upaya pencegahan memang dapat dilakukan. Namun sebaliknya,
golongan yang bersikap optimistic menganggap bahwa upaya pencegahan itu sangat
penting dan pelaksanaannya harus diusahakan. Mereka sangat menekankan tentang
pengaruh hubungan timbal balik antara lingkungan dan organism (individu) terhadap
yang bersangkutan.
Upaya yang dilakukan seorang konselor dalam rangka melaksanakan fungsi
pencegahan:
1. Mendorong perbaikan lingkungan yang jika diberikan akan berdampak negative
terhadap individu yang bersangkutan
2. Mendorong perbaikan kondisi diri pribadi klien
3. Meningkatkan kemampuan individu untuk hal- hal yang diperlukan dan
mempengaruhi perkembangan dan kehidupannya
4. Mendorong individu untuk tidak melakukan sesuatu yang akan memberikan resiko
yang besar dan melakukan sesuatu yang akan meberikan manfaat
5. Menggalang dukungan kelompok terhadap individu yang bersangkutan.
Fungsi Pengentasan
Orang yang mengalami masalah akan dianggap berada dalam suatu keadaan yang
tidak mengenakan sehingga perlu diangkut/ dikeluarkan dari bendanya yang tidak
mengenakan. Ia perlu dientas dari keadaan yang tidak disukainya itu. Upaya yang
dilakukan untuk mengatasi permasalahan itu adalah upaya pengantasan melalui
pelayanan bimbingan dan konseling menyelenggarakan fungsi pengentasan.
Langkah- langkah pengentasan
Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilaksanakan secara perorangan, sebab
setiap masalah adalah unik. Masalah- masalah yang diderita oleh individu- individu
yang berbeda tidak boleh disamaratakan. Dengan demikian penangannannya pun
harus unik dan disesuaikan terhadap kondisi- kondisi masalah itu. Untuk itu konselor
perlu memiliki ketersediaan berbagai bahan dan ketrampilan untuk menangani
berbagai masalah yang beraneka ragam itu.
Pengentasan masalah berdasarka diagnosis
Pada umumnya diagnosis dikenal sebagai istilah medis yang berarti proses penentuan
penyakit dengan meneliti gejalanya. Sejak tahun empat puluhan, Bordin memakai
konsep diagnostic yang mirip dengan pengertian medis itu dalam pelayanan
bimbingan dan konseling. Pengertian diagnostic yang dipakai oleh Bordin itu lebih
lanjut dikenal sebagai “diagnostic pengklasifikasian”.
Pengentasan masalah berdasarkan teori konseling
Dari berbagai teori konseling yang ada, telah dilengkapi dengan teori tentang
kepribadian individu, perkembangan tingkah laku individu yang dianggap sebagai
masalah, tujuan konseling serta proses dan teknik- teknik khusus konseling. Tujuan
teori- teori tersebut tidak lain adalah mengentaskan masalah yang diderita oleh kien
dengan cara yang paling cepat, cermat dan tepat. Meskipun, tujuan umumnya sama,
namun dari segi teori prinsip- prinsip dan unsure- unsure teknis operasional rasional
masing- masing teori konseling itu seringkali tidak sama bahkan ada yang saling
bertolak belakang.
Fungsi pengembangan
Bimbingan dan konseling mempunyai fungsi pengembangan dalam arti
pengembangan terhadap peserta didik agar mampu mandiri dan berkembang secara
optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh peserta didik menuju kearah
tindakan yang positif dan produktif.
Dalam fungsinya sebagai pengambangan terhadap peserta didik, maka bimbingan dan
konseling sekaligus melakukan pemeliharaan terhadap hal- hal positif yang telah ada
dalam setiap individu, misalnya sikap sopan santun, kesehatan, intelegensi yang tinggi,
bakat yang istimewa, serta aspek positif lainnya.
Penerapan fungsi perkembangan dapat dilakukan melalui berbagai kegiatan, misalnya
di sekolah dapat dibentuk kegiatan kelompok belajar. Perubahan posisi duduk siswa,
sedangkan diluar sekolah dapat melalui kegiatan yang berkenaan dengan kesehatan,
rumah tangga, keluarga, sarana dan prasarana ruang dari klien kita.
(materi kuliahku)
http://intannastitie.blogspot.com/2012/10/fungsi-bimbingan-dan-konseling.html
PEMBAHASAN
Dalam kelangsungan hidup manusia, berbagai pelayanan diciptakan yang
berguna untuk memberi manfaat dan bagi keberangsungan hidup, termasuk dalam
bidang pendidikan, yakni dalam bimbingan di sekolah. Kegunaan atau manfat yang
diperoleh dari adanya suatu pelayan merupakan hasil terlaksananya suatu fungsi
pelayanan. Dengan demikian, fungsi pelayann dapat diketahui dengan melihat
keguanan ataupun manfaat yang dapat diberikan oleh pelayanan di bidang BK itu
sendiri di sekolah. Suatu pelayann dapat diktakan tidak berfungsi apabila ia tidak
memperlihatkan kegunaan ataupun manfaat bagi keuntungan tertentu.
A. Fungsi Pemahaman
c. Status sosial-ekonomi.
e. Kesehatan.
l. Kegiatan ekstrakulikuler.
B. Fungsi Pencegahan
KM =
Keterangan:
KM = Kondisi bermasalah
O = Faktor organik
S = Stress
3 = Dukungan kelompok
Secara verbal rumus ini mengungkapkan bahwa makin kuat gabungan kondisi
faktor organik dan stres akan meningkatkan kondisi bermasalah pada diri individu,
apabila faktr kemampuan memecahkan masalah, self-esteem dan dukungan kelompok
konstan (tetap). Sebaliknya, kondisi bermasalah pada diri klien akan berkurang
apabila gabungan kondisi faktor organik (dapat berupa lingkungan yang kurang
menunjang atau unsur-unsur jasmaniah dalam diri individu) dan stres (kondisi yang
ada pada diri individu) tetap. Sedangkan kemampuan memecahkan masalah (kondisi
yang ada pada diri individu), self-esteem dan dukungan kelompok (unsur dari luar)
bertambah. Aplikasi rumus tersebut terhadap uapaya pencegahan adalah bahwa:
5. Pelaksanaan monitoring.
Pelaksanaan program sesuai dengan rencana dengan kemungkinan modifikasi
yang tidak mengganggu pencapaian tujuan dengan persetujuan pihak-pihak yang
terkait.
6. Evaluasi dan laporan.
Evaluasi dilakukan secara cermat dan objektif. Laporannya diberikan kepada
pihak-pihak terkait untuk dipeergunakan sebagai masukan bagi program sejenis
lebih lanjut (Prayitno. 2015:208-209).
Kegiatan diatas merupakan kegiatan “resmi” yang biasanya dilakukan oleh
lembaga tertentu. Pecegahan yang lebih sederhana dan bersifat “tidak resmi” dapat
direncanakan alangsung dengna klien yang bersangkutan dan langsung
diselenggarakan dalam rangka pelayanan bimbingan konseling terhadap lien atau
peserta didik tersebut. Dalam hal ini, pemahman terhadap klien/peserta didik,
permasalahannya, serta unsur-unsur pemahaman terhadap bimbingan yang lebih luas
menjadi dasar dan sesama bagi kegiatan pencegahan yang ingin dicapai (Prayitno.
2015: 209).
C. Fungsi Pengentasan
E. Fungsi Advokasi
Fungsi advokasi yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan
menghasilkan teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya
pengembangan seluruh potensi secara optimal. Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan
melalui diselenggarakannya berbagai jenis ayanan dan kegiatan bimbingan dan di
dalam masing-masing fungsi tersebut. Setiap layanan dan kegiatan bimbingan
konseling yang dilaksanakan harus secara langsung mengacu kepada satu atau lebih
fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang hendak dicapainya jelas dapat
diidentifikasi dan dievaluasi (Aster, Aziyant. 2013).
Fungsi advokasi memberikan pembelaan kepada konseli atau sekelompok
konseli agar konseli mendapakan semangat dan bangkit daam sebuah harapan
sehingga permasalahan yang terjadi tidak menjadikan konseli terpuruk danakan
mendapatkan masalahyang baru. Bentuk pembelaan bukan berarti membenarkan apa
yang dilakukannya itu benar tetapi memberikan pemahaman/pengarahan terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh konseli, sebagai guru yang melayani setiap
permasalahan yang dihadapi oleh konseli harus memberikan pembelaan agar
mendapatkan kenyamanan itu maka dengan mudah menyelesaikan masalah yang ada
(Aster, Aziyant. 2013).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
https://jellyana73.blogspot.com/2016/11/makalah-fungsi-bimbingan-konseling.html