Anda di halaman 1dari 20

FUNGSI BIMBINGAN DAN

KONSELING

Fungsi bimbingan konseling ditinjau dari kegunaan atau manfaat yang


diperoleh
melalui pelayanan tersebut. Fungsi-fungsi itu yakni fungsi pemahaman,
fungsi
pencegahan, fungsi pemeliharaan dan pengembangan serta fungsi
advokasi.
Selain itu Giyono (2015:81) menyatakan
fungsi bimbingan dan konseling adalah
sebagai berikut:

1) Fungsi Pemahaman,
2)Fungsi Pencegahan,
3) Fungsi Pengembangan,
4) Fungsi Perbaikan/Pengentasan, dan
5) Fungsi Advokasi”.
Fungsi Pemahaman

Fungsi pemahaman yang difokuskan disini adalah fungsi pemahanan tentang dua
hal, yakni fokus utama pelayanan bimbingan dan konseling, yaitu klien dengan
berbagai permasalahannya dan tujuan-tujuan konseling. Berkenaan dengan dua hal
tersebut, pemahaman yang perlu dicptakan oleh pelayanan bimbingan dan konseling
adalah pemahaman tentang diri klien beserta permasalahannya oleh klien atau peserta
didik sendiri dan oleh pihak-pihak yang akan membantu klien atau peserta didik , serta
pemahaman tentang lingkungan klien atau peserta didik oleh klien atau peserta didik
itu sendiri. Berikut penjelasannya.
Pemahaman tentang klien atau
peserta didik.
Pemahaman tentang klien merupakan titik tolak upaya
pemberian bantuan terhadap
klien. Sebelum seorang konselor memberikan bantuannya
kepada klien, maka mereka
perlu terlebih dahulu memahami individu yang akan di bantu itu.
Materi
pemahaman lebih lanjut dalam bidang pendidikan dapat
dikelompokkan ke dalam
berbagai data tentang :

a. Identitas individu/peserta didik. Yakni nama, jenis kelamin, tempat dan


tanggal lahir, orang tua, status dalam keluarga dan tempat tiggal.
b. Pendidikan
c. Status sosial-ekonomi.
d. Kemampuan dosen (intelegensi), bakat, minat dan hobi.
e. Kesehatan.
f. Kecenderungan sikap dan kebiasaan.
g. Cita-cita pendidikan dan pekerjaan.
h. Keadaan lingkungan tempat tinggal.
i. Kedudukan atau prestasi yang pernah dicapai.
m. Sikap dan kebiasaan belajar.
n. Hubungan dengan teman sebaya.
Daftar tersebut dapat diperinci lebih jauh sampai dengan peristiwa-peristiwa khusus
yang pernah dialami. Perluasan, spesifikasi atau rincian materi pemahaman itu
dikembangkan sesuai dengan tujuan pemahaman terhadap klien/peserta didik itu
sendiri (Prayitno. 2015 : 197-198).
Pemahaman yang dimaksudkan bukan hanya pemahaman konselor atau guru terhadap
diri klien atau peserta didik saja, namun pemahaman klien terhadap dirinya sendiri
terutama, pemahaman orang sekitar peserta didik seperti orang tua terhadap diri
peserta didik juga, karena orangtua akan lebih memungkinkan untuk memeberikan
perhatian, pelayanan, perlakuan dan kemudahan-kemudahan yang lebih besar bagi
perkembangan anak secara lebih terarah sesuai dengan kondisi anak tersebut.
Dalam pengajaran, guru perlu memahami peserta didiknya lebih
mendalam demi
keberhasilan pembelajarannya. Salah satunya dengan cara
menyesuaikan materi dan
metode pengajarannya terhadap kondisi dan situasi kelas saat itu agar
para peserta
didik dapat mengikuti proses pembelajaran dnegan lebih efektif dan
efisien, sehingga
keberhasilan pembelajaran dapat tercapai.
Pemahaman tentang masalah klien atau peserta
didik.

Pemahaman
masalah oleh individu sendiri adalah modal dasar bagi pemecahan
masalah tersebut.
Banyak individu atau peserta didik tidak memahami bahwa dirinya
tersebut sedang
bermasalah. Mereka menganggap masalahnya itu hanyalah =ringan
saja= atau <tidak
berbahaya’, mereka mendiamkan saja maslahanya tersebut.
Pemahaman tentang lingkungan yang lebih luas
Lingkungan dapat diartikan sebagai kondisi disekitar kita yang
secara langsung
mempengaruhi individu tersebut. Salah satu lingkungan luas
adalah berbagai
informasi yang diperlukan oleh individu (Prayitno. 2015 : 201).
Seperti bagi siswa
perlu diberi informasi dan kesempatan mengetahui tentang
pendidikan yang
dijalannya dan juga pendidikan yang akan dijalaninya selanjutya.
Para siswa perlu memahami lingkungan sekolahnya dengan baik, baik lingkungan
fisik, berbagai hak dan tanggungjawab siswa terhadap sekolah, peraturan yang
harus
dipatuhi, baik menyangkut kurikulum, pengajaran, penilaian, kenaikan kelas,
hubungan guru dengan siswa, kesempatan-kesempatan yang diberikan sekolah
dan
lain sebagainya (Prayitno. 2015 : 201). Jadi pemahaman ini tidak sekedar
memahami
diri atau permasalahan yang dialami oleh peserta didik atau klien tersebut, namun
unsur lingkungannya juga difahami.
Fungsi Pencegahan
Fungsi pencegahan adalah fungsi yang berkaitan dengan upaya konselor untuk
senantiasa mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya
untuk
mencegahnya, supaya tidak dialami oleh konseli. Melalui fungsi ini, konselor
memberikan bimbingan kepada klien tentang cara menghindarkan diri dari
perbuatan
atau kegiatan yang membahayakan dirinya. Adapun teknik yang dapat digunakan
adalah pelayanan orientasi, informasi, dan bimbingan kelompok. Beberapa
masalah
yang perlu diinformasikan kepada para klien dalam rangka mencegah terjadinya
tingkah laku yang tidak diharapkan, diantaranya : bahayanya minuman keras,
merokok, penyalahgunaan obat-obatan, drop out, dan pergaulan bebas (free sex)
(Syafruddin. 2011).
Fungsi Pengentasan
Fungsi pengentasan/penyembuhan adalah fungsi bimbingan dan konseling yang
bersifat kuratif. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada
klien yang telah mengalami masalah, baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar,
maupun karir. Teknik yang dapat digunakan adalah teori konseling, dan remedial
teaching. Proses penyembuhan dalam hal bimbingan dan konseling adalah sama
halnya dengan penyembuhan dokter. (Syafruddin. 2011).
Proses pengentasan penyakit melalui pelayanan dokter menekankan pada penggunaan
obat-obat yang menurut keyakinan dokter cukup manjur. Obat-obat itu merupakan
unsur-unsur fisik dari luar pasien. Sedangkan pengentasan masalah melalui pelayanan
konselor tidak menggunakan unsur-unsur fisik dari luar klien melainkan dari kekuatan-
kekuatan dalam diri klien (Lestari,Duwi. 2015).
Langkah-langkah pengentasan masalah

Upaya pengentasan masalah pada dasarnya dilakukan


secara perorangan, sebab
setiap masalah individu adalah unik. Dengan demikian
penanganannya pun harus unik
disesuaikan terhadap kondisi masing-masing masalah.
Pengentasan masalah berdasarkan
diagnosis

Istilah medis <Diagnosis= berarti proses penentuan jenis penyakit


dengan meneliti
gejala-gejalanya. Pengertian diagnosis menurut Bordin dikenal
sebagai <diagnosis
pengklasifikasian=. Dalam upaya diagnosis itu masalah-masalah
diklasifikasi, dilihat
sebab-sebabnya, dan dilihat cara pengentasannya.
Pengklasifikasian masalah diatas itu dirasakan sulit, karena unsur-unsur
masalah
yang satu saling terkait satu sama lain, dan lebih penting lagi setiap
masalah klien
adalah unik. Pengklasifikasian masalah cenderung menyamaratakan
masalah klien
yang satu dengan yang lainnya.
Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan

Fungsi pemeliharaan berarti memelihara segala sesuatu yang baik yang ada pada diri
individu, baik hal itu merupakan pembawaan maupun hasil-hasil perkembangan yang
telah dicapai selama ini. Intelegensi yang tinggi, bakat yang istimewa, minat yang
menonjol untuk hal-hal yang positif dan produktif, sikap dan kebiasaan yang telah
terbina dalam bertindak dan bertingkah laku sehari-hari, cita-cita yang tinggi dan
cukup realistic, kesehatan dan kebugaran jasmani, hubungan sosial yang harmonis dan
dinamis, dan berbagai aspek positif lainnya dari individu perlu dipertahankan dan
dipelihara (Prayitno.2015:215).
Pemeliharaan yang baik bukanlah sekedar mempertahankan agar hal-hal yang
dimaksudkan tetap utuh, tidak rusak dan tetap dalam keadaan semula, melainkan
juga
mengusahakan agar bertambah baik, kalau dapat lebih indah, lebih
menyenangkan,
memiliki nilai tambah dari pada waktu-waktu sebelumnya. Pemeliharaan yang
demikian itu adalah pemeliharan yang membangun, pemeliharaan yang
memperkembangkan. Oleh karena itu, fungsi pemeliharaan dan fungsi
pengembangan
tidak dapat dipisahkan.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling, fungsi pemeliharaan dan
pengembangan dilaksanakan melalui berbagai pengetahuan, kegiatan dan program.
Misalnya disekolah, bentuk dan ukuran meja/kursi murid disesuaikan dengan ukuran
tubuh serta sikap tubuh yang diharapkan.
Fungsi Advokasi

Fungsi advokasi yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
teradvokasi atau pembelaan terhadap peserta didik dalam rangka upaya
pengembangan seluruh potensi secara optimal. Fungsi-fungsi tersebut diwujudkan
melalui diselenggarakannya berbagai jenis ayanan dan kegiatan bimbingan dan di
dalam masing-masing fungsi tersebut.
Fungsi advokasi memberikan pembelaan kepada konseli atau sekelompok konseli agar
konseli mendapakan semangat dan bangkit daam sebuah harapan sehingga
permasalahan yang terjadi tidak menjadikan konseli terpuruk danakan mendapatkan
masalahyang baru. Bentuk pembelaan bukan berarti membenarkan apa yang
dilakukannya itu benar tetapi memberikan pemahaman/pengarahan terhadap
permasalahan yang dihadapi oleh konseli, sebagai guru yang melayani setiap
permasalahan yang dihadapi oleh konseli harus memberikan pembelaan agar
mendapatkan kenyamanan itu maka dengan mudah menyelesaikan masalah yang ada
(Aster, Aziyant. 2013).

Anda mungkin juga menyukai