Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Bimbingan, sebagai upaya pendidikan, diartikan sebagai proses bantuankepada
individu untuk mencapai tingkat perkembangan diri secara optimum didalam navigasi
hidupnya secara mandiri. Bantuan dalam arti bimbingan yaitumemfasilitasi individu untuk
mengembangkan kemampuan memilih danmengambil keputusan atas tanggung jawab
sendiri. Kondisi perkembanganoptimum adalah kondisi dinamis yang ditandai dengan
kesiapan dan kemampuanindividu untuk memperbaiki diri (self-improvement) agar dia
menjadi pribadiyang berfungsi penuh (fully-fungctioning) di dalam lingkungannya (Sunaryo
Kartadinata, 2011:57).

Sedangkan, tujuan utama layanan bimbingan dan konseling di sekolahadalah


memberikan dukungan pada pencapaian kematangan kepribadian,keterampilan sosial,
kemampuan akademik, dan bermuara pada terbentuknyakematangan karir individual yang
diharapkan dapat bermanfaat di masa yang akandatang (Fatur Rahman, 2009:4).

Dalam Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 tentang PelaksanaanBimbingan dan


Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Menengah, dijelaskan bahwa bimbingan dan konseling
komprehensif terdiri dari 4 (empat) komponenlayanan, yaitu layanan dasar, layanan
peminatan dan perencaaan individual, layanan responsif dan dukungan sistem.

Layanan Dasar, sebagai pemberian bantuan melalui kegiatan penyiapan pengalaman


terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis
dalam rangka mengembangkan kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan
tahap dan tugas perkembangan. Strategi layanan dasar yaitu:

a. Bimbingan klasikal.
b. Bimbingan kelompok.
c. Media bimbingan kelompok.
d. Asesmen kebutuhan.

Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual, sebagai bantuan untukmerumuskan


dan melakukan aktivitas-aktivitas sistematik yang berkaitan dengan perencanaan masa depan
berdasarkan pemahaman tentang kelebihan dankekurangan dirinya, peluang dan kesempatan
yang ada di lingkungan. Stetategi layanan perencanaan individual dan peminatan berupa
layanan peminatan dalamformat individu maupun kelompok untuk membantu siswa
merecanakan pendidikan lanjutan serta perencanaan karir.

Sedangkan, layanan responsif, sebagai proses bantuan untuk menghadapimasalah dan


memerlukan pertolongan dengan segera, supaya peserta didik tidakmengalami hambatan
dalam pencapaian tugas-tugas perkembangan. Strategi layanan responsif dapat berupa
konseling individu, konseling keleompok, dan lainsebagainya. Selanjutnya, dukungan sistem
diartikan sebagai proses bantuan ataufasilitasi atau dukungan secara tidak langsung terhadap
kelancaran, efektivitas dan efisisen pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Adapun
strategi layanan bimbingan dan konseling yang dapat dilakukandalam mengembangkan
karakter religius siswa adalah sebagai berikut:

1. Strategi Layanan Dasar

Dalam strategi pengembangan nilai karakter melalui layanan dasar dapatdilakukan


sebagai berikut :

a. Pengumpulan need assessment (kebutuhan siswa) guna penyusunan programlayanan


bimbingan dan konseling dengan menyebarkan assessment baik berupaITP (Inventori
Tugas Perkembangan) dan DCM (Daftar Cek Masalah).
b. Layanan bimbingan klasikal dan bimbingan kelompok.
c. Pengelolaan media informasi.

2. Strategi Layanan Peminatan dan Perencanaan Individual

Layanan perencanaan individual dan peminatan sebagai layanan untukmerencanakan


dan mempersiapkan masa depan peserta didik denganmemperhatikan potensi yang ada pada
dirinya termasuk memperhatikan kelebihan dan kekurangan yang dimiliki. Strategi penguatan
nilai karakter religius melaluilayanan ini dengan menguatkan dimensi pengalaman agama.

3. Strategi Layanan Responsif

Layanan responsif merupakan layanan segera yang diberikan kepada pesertadidik


untuk menyelesaikan permasalahan peserta didik baik secara langsungmaupun tidak
langsung.

2.2 TUJUAN, FUNGSI, MANFAAT STRATEGI LAYANAN BK


A. Tujuan

 Mengembangkan seluruh potensi dan kekuatan yang dimilikinya seoptimalmungkin.


 Mampu memilih, memutuskan, dan merencanakan hidupnya secara bijaksana baik
dalam bidang pendidikan pekerjaan dan social pribadi.
 Mampu mengatasi hambatan serta kesulitan yang dihadapi
dalam penyesuaian dengan lingkungan pendidikan, masyarakat, ataupunlingkungan
kerja.
 Memahami dan mengarahkan diri dalam bersikap dan bertindak sesuaikeadaan
lingkungannya.
 Memelihara dan mencapai kesehatan mental yang positif, menyelesaikansegala
sesuatu dengan bijaksana (Lutfiyani, 2017).
Dapat dikatakan secara umum bahwa tujuan strategi pelayananbimbingan dan
konseling adalah seutuhnya mengarahkan diri pada setiap tindakan yang akandijalankan
sesuai dengan lingkungannya, sehingga peserta didik dapat mengenaldan menerima diri
sendiri serta mewujudkan apa yang diinginkannya, dengan demikian akan tercipta
kemudahan bagi terselenggaranya proses pembelajaran dengan lancer dan berhasil seperti
yang diharapkan (Lutfiyani, 2017).

B. Fungsi

Pada dasarnya bimbingan konseling dilakukan dalam bentuk upaya pemahaman,


pencegahan, pemeliharaan, dan penyembuhan. Setiap bentuk upayatersebut mengacu kepada
empat fungsi bimbingan, yaitu :

1. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan konseling yang akanmenghasilkan


pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentusesuai dengan kepentingan
perkembangan peserta didik.
2. Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jurusansekolah,
jenis sekolah dan lapangan pekerjaan yang sesuai dengan minat, bakat, dan ciri-ciri
kepribadian lainnya. Kegiatan fungsi penyaluran inimeliputi ketentuan untuk
memantapkan kegiatan belajar.
3. Fungsi Adaptasi, yaitu membantu petugas sekolah khususnya guru
untukmengadaptasikan program pendidikan terhadap minat, kemampuan
dankebutuhan para peserta didik.
4. Fungsi Penyesuaian, yaitu membantu peserta didik untuk memperoleh penyesuaian
pribadi dan memperoleh kemajuan dalam perkembangannyasecara optimal. Fungsi ini
dilaksanakan dalam rangka mengidentifikasi,memahami dan memecahkan masalah.
5. Fungsi Pemeliharaan dan Pengembangan yaitu akan menghasilkanterpelihara dan
terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta didik dalam
perkembangan secara berkelanjutan. Sesuai denganfungsinya, bimbingan konseling
diarahkan kepada terselenggaranya danterpenuhinya keperluan akan bantuan dalam
hal pendataan, informasi, konsultasi, dan komunikasi kepada peserta didik serta
pihak-pihak lainyang berkepentingan, fungsi-fungsi tersebut merupakan acuan dalam
pelaksanaan layanan bimbingan konseling, sehingga dalam setiap pelaksanaan
layanan bimbingan konseling mengacu pada satu fungsi ataulebih agar hasil yang
hendak dicapai jelas dan dapat diidentifikasi sertadievaluasi (Lutfiyani, 2017).

C. Manfaat.

1. Bimbingan konseling akan membuat diri kita merasa lebih baik, merasalebih bahagia,
tenang dan nyaman karena bimbingan konseling tersebutmembantu kita untuk
menerima setiap sisi yang ada di dalam diri kita.
2. Bimbingan konseling juga membantu menurunkan bahkanmenghilangkan tingkat
tingkat stress dan depresi yang kita alami karena kita dibantu untuk mencari sumber
stress tersebut serta dibantu pula mencari cara penyelesaian terbaik dari permasalahan
yang belum terselesaikan itu.
3. Bimbingan konseling membantu kita untuk dapat memahami danmenerima diri
sendiri dan orang lain sehingga akan meningkatkanhubungan yang efektif dengan
orang lain serta dapat berdamai dengandiri sendiri.
4. Perkembangan personal akan meningkat secara positif karena adanya bimbingan
konseling (Nurihsan, 2007).

2.3 STRATEGI PENINGKATAN LAYANAN BIMBINGAN KONSELING


Strategi-strategi dalam proses peningkatan bimbingan konseling yaitu:

A. Strategi model sosial

Sebagaimana suatu strategi bantuan, model sosial digunakan untukmembantu seorang


klien yang memerlukan respons-respons yang diinginkanatau untuk menghilangkan
ketakutan-ketakutan, melalui pengamatan
perilakudari orang lain. Pengamatan ini dapat ditunjukkan dalam pertunjukanmodel-model
media, atau melalui imajinasi klien sendiri.

1. Demonstrasi
Model Prosedur ini digunakan untuk membantu mengatasi ketakutan atau perilaku
baru. Ada tiga hal utama yang akan dilakukan yaitu pertama, melihat beberapa orang
mendemonstrasikan. Kedua, mempraktekkan kemampuantersebut dengan bimbingan
selama wawancara konseling berlangsung. Ketigamengatur untuk melakukan
kemampuan tersebut di luar wawancara konselingyang memungkinkan memperoleh
keberhasilan. Jenis praktek ini akanmembantu menampilkan apa yang sulit dilakukan.
2. Partisipasi Terbimbing
Setelah demonstrasi perilaku atau aktivitas, klien diberi kesempatan dan bimbingan
yang perlu untuk menampilkan perilaku yang dimodelkan. Partisipasi terbimbing atau
penampilan adalah salah satu komponen pembelajaran yang paling penting untuk
mengatasi situasi yang menakutkan,dan untuk memperoleh perilaku yang baru.
3. Eliminasi Respon
Hal ini diterapkan sesuai dengan kehendak konselor atau guru pembimbing ketika
berjalannya praktek model sosial melalui media secaralangsung, sehingga peserta
didik dapat mengetahui secara langsung kehendakdari guru pembimbing.
4. Pengalaman-Pengalaman Keberhasilan
Klien mengalami keberhasilan dalam menggunakan apa yang mereka pelajari.
menyatakan bahwa perubahan-perubahan psikologis tak mungkin berjalan efektif jika
klien tidak mempraktekkannya dalam kehidupansehari-hari. Pengalaman berhasil
ditata dengan menyesuaikan darimasing-masing klien, serta umpan balik dari konselor
dengan memberikanmotivasi dan penghargaan kepada peserta didik.

B. Strategi Bermain Peran dan Latihan


Strategi bermain peran dan latihan dapat meningkatkan perubahan perilakumelalui
simulasi atau dalam pembentukan respons-respons yang diinginkan.Unsur-unsur umum
dalam aplikasi strategi bermain peran dan latihan yaitu:

1. Pembentukan kembali diri seseorang, orang lain, suatu peristiwa, atausejumlah


respons oleh klien.
2. Menggunakan saat sekarang atau disini dan sekarang untuk mengadakan
pembentukan kembali.
3. Proses pembentukan berangsur-angsur dimana adegan-adegan yang tidaksulit
dibentuk lebih dahulu dan adegan-adegan yang lebih sulit dipesanuntuk berikutnya.
4. Umpan balik untuk klien dari konselor atau seorang asisten.

C. Strategi Perubahan Kognitif

Ada dua strategi perubahan kognitif, yaitu pemberhentian berpikir dan penyusunan
kembali kognitif. Kedua strategi itu mempunyai tujuan membantu manusia mencegah
berpikir irasional atau mencegah sistem keyakinan yangtidak logis dari gangguan-gangguan,
yaitu dengan cara memfungsikan otaksecara efektif. Strategi pemberhentian berpikir,
prosedurnya adalah sebagai berikut:

1. Klien diinstruksikan untuk membayangkan diri mereka terlibat dalamsituasi yang


menghasilkan berpikir irasional.
2. Kemudian, pada saat pikiran yang tidak logis itu muncul, konselormelakukan
intervensi dengan kata “berhenti”.
3. Selanjutnya, klien diinstruksikan cara-cara mengubah pola pikir.

D. Strategi Pengelolaan Diri

Pengelolaan diri melibatkan pengalaman klien memperhitungkan danmengatur


kebiasaan, pikiran, dan perasaan yang ada. Tampaknya pantau diridipengaruhi oleh kebiasaan
yang dipelajari dengan memisahkan hubunganstimulus-respons dengan mendorong
penampilan respons yang diinginkan.Adapun pengelolaan diri adalah komitmen klien
terhadap diri sendiri untukmelakukan kegiatan-kegiatan yang mengarah pada pencapaian
tujuan yangtelah ditetapkan sebelumnya yang disetujui oleh konselor dan ditandatanganioleh
klien. Kontrak diri berisi gambaran tentang kondisi-kondisi yang terjadi pada beberapa
tahapan kegiatan yaitu:

1. Di mana klien akan melakukan kegiatan.


2. Bagaimana klien akan melaksanakan kegiatan.
3. Kapan tugas-tugas terselesaikan.

Di dalam strategi pelayanan BK juga terdapat factor-faktor yang menjadi pendorong


maupun penghambat. Setiawan (2006) meneliti faktor-faktor yangmenjadi pendorong dan
penghambat untuk mencari konseling untuk mahasiswadi Indonesia. Dia melaporkan bahwa
faktor pendorong yang utama adalah penyediaan informasi tentang keberadaan layanan
konsleing dan prosedurmembuat janji untuk melihat seorang konselor, dan jaminan
kerahasiaan yangketat. Faktor penghambat yang utama adalah tidak adanya keluarga atau
teman-teman yang bisa membantu mereka diikuti kepercayaan akan dirinyasendiri untuk
memecahkan masalah mereka sendiri (Raunic & Xenos, 2008).

Dalam sebuah penelitian yang melibatkan mahasiswa Amerika, Kahn danWilliams


( 2003 ) melaporkan bahwa kecenderungan untuk menyembunyikan informasi menyedihkan
merupakan faktor penghambat dalam mencari layanankonseling, Secara khusus, siswa yang
cenderung menyembunyikan informasi pribadi yang menyedihkan memiliki sikap yang lebih
negatif terhadap bantuandan dukungan jaringan sosial yang menurutnya lebih lemah dan
tidak akan membantu, dan jaringan-jaringan yang lebih lemah akan dikaitkan dengan tingkat
yang lebih tinggi dari marabahaya dan penggunaan yang lebih besardari layanan konseling.
Dengan demikian, siswa yang menyembunyikan informasi menyedihkan mungkin
menemukan diri mereka dalam ' double jeopardy ' di mana mereka tertarik terhadap konseling
karena kurangnya dukungan sosial dan tingkat tinggi kesusahan, tetapi pada saat yang sama
ditolak oleh layanan ini karena sikap negatif mereka terhadap mencari bantuan(Raunic &
Xenos, 2008).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan, sebagai upaya pendidikan, diartikan sebagai proses bantuankepada
individu untuk mencapai tingkat perkembangan diri secara optimumdi dalam navigasi
hidupnya secara mandiri. strategi layanan bimbingan dankonseling yang dapat dilakukan
dalam mengembangkan karakter religiussiswa antara lain adalah strategi layanan dasar
strategi, layanan peminatandan perencanaan individual, serta strategi layanan responsive.

Layanan bimbingan dan konseling memiliki fungsi, fungsi danmanfaatnya sendiri.


secara umum bahwa tujuan strategi pelayanan bimbingandan konseling adalah seutuhnya
mengarahkan diri pada setiap tindakan yangakan dijalankan sesuai dengan lingkungannya.
Fungsi layanan bimbingan dankonseling dibagi menjadi lima antara lain fungsi pemahaman,
fungsi penyaluran, fungsi Adaptasi, fungsi Penyesuaian serta fungsi Pemeliharaandan
Pengembangan. Manfaat dari layanan bimbingan dan konseling adalahdapat membantu
mengurangi tingkat stress dan depresi, membantu merasalebih baik dan membantu
mengembangkan potensi yang dimiliki oleh dirisendiri.

Dalam layanan Bimbingan dan Konseling memiliki strategi-strategiuntuk proses


meningkatkan bimbingan konseling yaitu strategi model sosial,strategi bermain peran dan
latihan, strategi perubahan kognitif dan strategi pengelolaan diri.

B. Saran
Proses pelayanan bimbingan konseling merupakan tindakan paling penting bahkan
bisa disebut inti dalam bimbingan konseling. Pelayanan bimbingankonseling yang baik akan
memberikan dampak yang baik pula kepada orangtersebut. Maka dari itu, dalam proses ini
mesti diperhatikan dengan baik bagaimana konselor dapat mencapai tujuannya dengan
mengindahkan manfaat layanan bimbingan konseling, strategi layanan dan lain-lain yang
bersangkutan dengan pelayanan bimbingan konseling.
Daftar Pustaka
Lutfiyani, Vivi. (2017). Strategi Layanan Bimbingan dan KonselingKomprehensif dalam
Pengembangan Self-Knowledge pada Siswa SekolahDasar

. SENDIKA, Vol. 1 No. 1

Nurihsan, Ahmad Juntika. (2007).

Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan.

Bandung : PT. Refika Adiatama halaman 12Raunic, A., & Xenos, S. (2008). University Counselling
Service Utilisation byLocal and International Students and User Characteristics: A Review.

Int J Adv Counselling

, 262-267.

Anda mungkin juga menyukai