Anda di halaman 1dari 18

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. LANDASAN TEORI

1. Layanan Bimbingan Konseling

a. Pengertian Bimbingan Konseling

Istilah guidance atau bimbingan dalam bahasa inggris d by show, determining, or

driving. Bimbingan (Guidance) berasal dari bahasa inggris yang berarti mengarahkan (to

direct), to guide (menerbangkan), to manage yang dikemukakan oleh Susanto.

Dilihat dari asal kata bimbingan yaitu membimbing yang berarti membina; memandu.

Sedangkan bimbingan berarti petunjuk-petunjuk yang menjelaskan cara melakukan sesuatu.

Bimbingan adalah bantuan yang dapat diberikan kepada seorang individu yang

terdidik dan terlatih, kepada setiap individu yang umurnya tidak ditentukan agar dapat

melakukan aktivitas kehidupan, mengembangkan cara pandangnya. Buat keputusan Anda

sendiri dan tanggung beban Anda sendiri.

Ada banyak definisi tentang bimbingan dan konseling. Bahkan penggunaan kata

panduan itu sendiri.

Menurut Suherman, pengertian bimbingan adalah proses pendampingan kepada

individu, sebagai bagian dari program pendidikan yang diberikan oleh para ahli agar individu

bisa memahami dan meningkatkan potensi dirinya secara optimal dengan tuntutan

lingkungan. Menurut Sukardi dan Kusmawan, bimbingan dapat diartikan sebagai proses

pemberian bantuan kepada seorang individu atau kelompok individu yang dilakukan secara

terus menerus dan sistematis dengan tujuan agar individu atau kelompok individu tersebut

bisa tumbuh menjadi individu yang mandiri.


Sesuai pendapat para ahli tersebut, peneliti menarik berkesimpulan bahwa konseling

(konseling) merupakan upaya membantu siswa secara tatap muka guna mengatasi berbagai

masalah dan mencapai pengembangan diri yang optimal. Dengan demikian, diperoleh aspek-

aspek penting dalam proses bimbingan, yaitu:

1) Bimbingan adalah proses yang berkesinambungan.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan secara terus menerus dan sistematis dari

pembimbing kepada pembimbing guna mencapai kemandirian dalam pemahaman diri dan

aktualisasi diri, dalam mencapai tingkat perkembangan dan adaptasi yang optimal dengan

lingkungannya.

2) Bimbingan adalah bantuan bagi perseorangan.

Bimbingan dapat diberikan baik untuk menghindari kesulitan maupun untuk

mengatasi problem yang dihadapi individu dalam kehidupannya. Bimbingan dapat diberikan

tidak hanya untuk mencegah terjadinya kesulitan-kesulitan tersebut pada seseorang, tetapi

juga bisa diberikan untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang pernah terjadi pada diri

seseorang. Bimbingan lebih bersifat preventif daripada kuratif. Tujuan bimbingan sebenarnya

dimaksudkan agar individu atau kelompok individu dapat mencapai kesejahteraan hidup.

3) Bimbingan bertujuan untuk mengembangkan potensi secara optimal.

Tujuan layanan bimbingan tidak hanya untuk memecahkan problem yang dihadapi

individu, tetapi juga agar individu memiliki pemahaman tentang potensi dirinya, mampu

memanfaatkan potensi tersebut untuk mencapai keberhasilan, minat dan aspirasinya sesuai

dengan tuntutan kehidupan di Indonesia. lingkungannya, serta mampu mengembangkan

potensi individu. dan lingkungan secara optimal

4) Bimbingan dilakukan oleh orang yang memiliki keahlian dan pengalaman di bidang

bimbingan.
Usaha pemberian bantuan tidak sembarangan, melainkan harus diterapkan oleh orang

yang memiliki kondisi dan kualifikasi tertentu seperti kepribadian, pendidikan, pengalaman

dan keterampilan di bidang bimbingan.

Arti konseling secara etimologis berasal dari bahasa latin consilium yang berarti dengan atau

sama, dalam bahasa Inggris dikatakan Counseling, berasal dari kata dasar Counsel yang

berarti saran, saran atau diskusi. Jadi, konseling adalah suatu usaha untuk memberikan

nasehat, saran dan pembicaraan dengan bertukar pikiran.

b. Tujuan dan Fungsi Bimbingan Konseling

Bimbingan dan konseling menempati bidang pelayanan pribadi dalam semua proses

dan kegiatan pendidikan. Sehubungan dengan itu program bimbingan dan konseling

diberikan kepada siswa dalam upaya agar siswa bisa menemukan dirinya sendiri, mengenal

lingkungannya dan merencanakan masa depannya.

Bimbingan dalam konteks penemuan diri dimaksudkan agar siswa dapat mengenali kelebihan

dan kekurangan diri sendiri dan menerimanya secara baik dan dinamis sebagai modal untuk

pengembangan diri selanjutnya.

Bimbingan dalam rangka perencanaan masa depan, dimaksudkan bimbingan dalam rangka

perencanaan masa depannya sendiri, baik menyangkut pendidikan, karir atau budaya,

keluarga dan masyarakat.

Tujuan program bimbingan dan konseling ialah agar konseli (siswa) dapat:

merencanakan kegiatan layanan belajar, (1) mengembangkan karir dan kehidupannya di masa

depan, (2) meningkatkan segala potensi dan kelebihan yang dimilikinya seoptimal mungkin,

(3) dan lingkungan kerja, (4) mengatasi hambatan dan kesusahan yang dihadapi dalam studi,

penyesuaian lingkungan pendidikan masyarakat dan lingkungan kerja.

Untuk mencapai tujuan tersebut, Anda harus mendapatkan kesempatan untuk: (1) mengenali

dan memahami potensi, kekuatan, dan pengembangan pegawai, (2) mengenali dan
memahami potensi atau peluang yang ada dilingkungannya, (3) mengenali dan menentukan

tujuan memahami dan mengatasi kesulitannya sendiri, (5) menggunakan kemampuannya

untuk kepentingannya sendiri, kepentingan lembaga tempat bekerja dan masyarakat, (6)

menyesuaikan diri dengan kondisi dan tuntutan lingkungannya, dan (7) mengembangkan

segala kemampuannya. potensi dan kekuatan secara optimal.

Susanto fungsi Bimbingan Konseling dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang membantu konseli

untuk memiliki pemahaman tentang dirinya potensi dirinya dan lingkungan

(pendidikan, pekerjaan, dan norma agama).

2) Facility function, memberikan kemudahan kepada konseling untuk mencapai

perkembangan yang baik, serasi dan seimbang yang meliputi seluruh aspek diri

konseli.

3) Guna Penyesuaian, yaitu guna Bimbingan Konseling dalam membantu konselir agar

mampu menyesuaikan diri dengan orang lain, keluarga dan lingkungan secara dinamis

dan konstruktif.

4) Fungsi penyaluran, adalah fungsi bimbingan konseling dalam membantu siswa

memilih bidang ekstrakurikuler, bidang atau program studi dan menentukan

penguasaan karir yang sesuai dengan minat, bakat dan sifat kepribadian lainnya.

5) Fungsi adaptasi, adalah fungsi membantu pelaksana pendidikan, kepada sekolah dan

tenaga kependidikan, konselor, dan guru untuk memperbaiki program pendidikan

dengan latar belakang pendidikan, minat, kemampuan, dan kebutuhan konseling.

6) Fungsi pencegahan, (preventif), merupakan fungsi yang berkaitan dengan upaya

konselor untuk selalu mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi dan

berusaha memecahkannya, agar konseli tidak mengalaminya.


7) Fungsi Perbaikan, adalah bimbingan dan konseling untuk membantu konselir agar

bisa memperbaiki kesalahan dalam berpikir, merasa dan bertindak (akan).

8) Fungsi penyembuhan, yaitu fungsi yang bersifat penyembuhan (kuratif).

9) Fungsi Pemeliharaan, adalah fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu

konseli agar mampu menjaga diri dan menjaga situasi kondusif sehingga bisa menjaga

diri dan menjaga situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.

10) Fungsi pengembangan, adalah fungsi bimbingan dan konseling yang lebih produktif

dibandingkan dengan fungsi lainnya.

Kesimpulan dari fungsi bimbingan di tersebut, telah disusun mulai dari yang paling

dasar yaitu berkaitan dengan pemahaman konseli sampai dengan fungsi yang paling produktif

yaitu fungsi pengembangan yang berupaya memfasilitasi konseli untuk dapat mencapai

perkembangan yang optimal tanpa mengalami terlalu banyak masalah yang dapat

menghambat pembangunan.

Dalam fungsi di atas penulis menyatakan betapa pentingnya bimbingan dan konseling

akan berpengaruh terhadap klien atau siswa yang memberikan pengaruh positif.

Pada hakikatnya fungsi bimbingan dan konseling meliputi beberapa hal, yaitu: fungsi

pemahaman, fungsi fasilitasi, fungsi penyesuaian, fungsi penyaluran, fungsi adaptasi, fungsi

pencegahan, fungsi perbaikan, fungsi penyembuhan, fungsi pemeliharaan, dan fungsi

pengembangan.

c. Prinsip-Prinsip bimbingan konseling

Susanto mengatakan bahwa bimbingan ialah suatu proses pendampingan kepada

seseorang sebagai bagian dari program pendidikan yang dijalankan oleh para ahli (konselor)

agar individu (konseli) bisa memahami dan mengembangkan potensi dirinya secara baik

sesuai dengan ajaran lingkungannya.


Berdasarkan pengertian tersebut, dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan

konseling, seorang konselor perlu memperhatikan berbagai prinsip sebagai berikut:

1) Bimbingan adalah bantuan kepada individu dalam proses perkembangan.

2) Bimbingan dilakukan oleh satu orang ahli.

3) Pembinaan berdasarkan pengakuan dan pembinaan terhadap hak-hak individu dalam

mengambil keputusan.

4) Bimbingan adalah pemberian bantuan kepada individu dalam memberikan sejumlah

pilihan, rencana, informasi, dan pengaturan yang bijaksana.

5) Bimbingan tidak memaksa.

6) Bimbingan merupakan proses pendidikan yang bertahap menuju ke depan yang lebih

maju.

7) Bimbingan ekstensif bagi individu dalam kehidupan sosialnya.

8) Bimbingan berfungsi apabila seluruh tenaga kependidikan seperti konselor, kepala

sekolah, guru, pembimbing akademik, orang tua dan tenaga kependidikan lainnya

secara aktif melaksanakan tugasnya sesuai tanggung jawab dan tingkat

kompetensinya.

9) Bimbingan dilakukan untuk membantu peserta didik melaksanakan realitas kehidupan

yang sebaik-baiknya.

10) Bimbingan adalah bagian dari program pendidikan yang diberikan secara individual

dan sosial.

Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa bimbingan dan

konseling memiliki beberapa prinsip yang merupakan pedoman hasil teori dan praktek yang

digunakan sebagai pedoman dan dasar dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling.

d. Pelayanan-pelayanan Bimbingan Konseling

1) Pemberian Pengalaman-pengalaman Belajar yang Menentang


Tujuan pemberian pengalaman belajar yang menantang adalah agar segala potensi

yang ada pada diri anak sekaligus aspek kepribadiannya dapat berkembang secara optimal.

Kegiatan layanan bimbingan yang dapat diberikan di sekolah meliputi tugas individu, tugas

kelompok, kegiatan kelompok diskusi, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan praktikum, kegiatan

tutorial, kegiatan aneka lomba, remedial teaching dan field trip.

Pemberian tugas individu kepada siswa merupakan salah satu faktor yang dapat

mendukung dalam rangka meningkatkan keberhasilan belajar siswa. Dengan penugasan

individu, siswa dapat memperdalam pemahamannya sendiri, dapat mengembangkan

pengetahuannya, dan siswa juga dapat melatih rasa tanggung jawab terhadap tugas yang

diberikan kepadanya. Dengan demikian, pemberian tugas individu kepada siswa dapat

meningkatkan prestasi siswa.

Untuk membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajar, guru tidak hanya

memberikan tugas individu, tetapi siswa perlu diberikan tugas kelompok. Karena dengan

adanya tugas kelompok siswa akan lebih mudah menyelesaikan tugas yang diberikan oleh

guru. Dengan tugas kelompok, siswa dapat mengetahui berbagai pendapat dari siswa lain

yang dapat memperluas wawasannya. Dengan demikian, pemberian tugas kelompok kepada

siswa dapat meningkatkan prestasi siswa. Dalam meningkatkan prestasi belajar hendaknya

siswa mengikuti kegiatan-kegiatan yang dapat membantu meningkatkan prestasi belajarnya,

diantaranya kegiatan diskusi kelompok, kegiatan ini dapat melatih siswa untuk memperluas

wawasannya, siswa juga dapat memperdalam pemahamannya, dan dapat melatih siswa untuk

menghimpun keberanian dalam memberi. pendapat, Dengan demikian, kegiatan kelompok

diskusi ini dapat membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya.

Kegiatan ekstrakurikuler juga dapat membantu meningkatkan prestasi belajar. Dengan

kegiatan ekstrakurikuler siswa dapat memperluas wawasannya, dan siswa dapat


mengembangkan potensi yang dimilikinya. Dengan demikian, kegiatan ekstrakurikuler dapat

membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya.

Kegiatan lain yang dapat membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya adalah

kegiatan praktikum. Dalam meningkatkan pengetahuannya, siswa tidak hanya harus

memahami suatu teori, tetapi siswa juga harus dapat mempraktekkan ilmunya, sehingga

pengetahuan dan pemahaman siswa lebih mantap. Dengan demikian, kegiatan praktikum

dapat membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya.

Kegiatan tutorial juga dapat membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya.

Kegiatan tutorial sangat dibutuhkan oleh mahasiswa, karena dengan kegiatan tutorial

mahasiswa dapat memperdalam pemahamannya, dan mahasiswa juga dapat menambah

pengetahuannya. Dengan demikian, kegiatan tutorial ini dapat membantu siswa

meningkatkan prestasi belajarnya.

Pelaksanaan berbagai kegiatan lomba perlu diadakan di lingkungan sekolah. Lomba-

lomba diadakan dalam rangka melatih siswa dalam mengembangkan bakatnya, dan siswa

juga dapat menumbuhkan keberanian dalam menghadapi tantangan yang mereka hadapi.

Dengan demikian, kegiatan kompetisi ini dapat membantu siswa meningkatkan prestasi

belajarnya.

Setiap siswa memiliki pemahaman yang berbeda, terutama dalam memahami suatu

pelajaran. Terkadang sebagian pengetahuan yang sudah dimiliki siswa hilang. Untuk

mengembalikan pemahaman siswa, guru perlu memberikan kegiatan pengajaran remedial.

Karena dengan kegiatan tersebut, sebagian pemahaman siswa yang hilang dapat dipahami

kembali oleh siswa, dan juga dapat menambah pemahaman tersebut. Dengan demikian,

kegiatan pengajaran remedial dapat membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya.

Kegiatan lain yang dapat membantu meningkatkan prestasi siswa adalah field trip.

Kegiatan field trip adalah kegiatan mempresentasikan materi pembelajaran dengan cara
membawa siswa langsung ke objek yang akan dipelajari yang berada di luar kelas. Dengan

kegiatan field trip, siswa dapat memperluas wawasannya, dan juga siswa dapat menambah

pengalaman belajar di luar kelas. Dengan demikian, kegiatan field trip ini dapat membantu

siswa meningkatkan prestasi belajarnya.

Manfaat dari pemberian layanan pengalaman belajar yang menantang ini adalah:

mengembangkan dan menyalurkan potensi (bakat, minat, kemampuan) dan aspirasi siswa,

memperdalam pemahaman siswa dan memperluas wawasannya, mendukung keberhasilan

belajar siswa, membantu memberikan arahan terkait pendidikan berkelanjutan, pelatihan

disiplin, tanggung jawab, tanggung jawab, toleransi, sportifitas dan pemupukan keberhasilan,

serta menambah wawasan siswa, yang kesemuanya itu akan menambah atau meningkatkan

kualitas kepribadian siswa, mengembangkan pergaulan siswa, mendukung kemandirian

siswa.

2) Pelayanan Informasi

Secara umum, layanan informasi memberikan pemahaman kepada individu yang

berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk melaksanakan tugas atau

kegiatan, atau untuk menentukan arah tujuan atau rencana yang diinginkan.

Layanan informasi yang diberikan oleh siswa sangat dibutuhkan dalam meningkatkan

prestasi belajarnya. Layanan informasi yang dapat diberikan kepada siswa antara lain

informasi tentang cara belajar. Dengan mengetahui informasi tentang cara belajar, siswa

dapat memanfaatkan waktu belajarnya dengan sebaik-baiknya, siswa dapat belajar dengan

tenang, teliti dan penuh konsentrasi, sehingga pelajaran yang telah dipelajari benar-benar

dapat dipahami.

Layanan informasi yang perlu diberikan kepada siswa adalah informasi tentang

pembuatan jadwal dan pelaksanaannya. Agar pembelajaran siswa berjalan dengan baik dan

berhasil maka siswa perlu memiliki jadwal yang baik dan melaksanakannya secara teratur,
sehingga siswa dapat menghitung waktu kegiatan yang dilakukannya setiap hari, dan siswa

dapat merencanakan penggunaan pembelajaran dengan mengatur jenis mata pelajaran dan

urutannya. yang harus dipelajari. Dengan demikian, layanan informasi ini dapat membantu

siswa meningkatkan prestasi belajarnya. Pengabdian ini bertujuan untuk menyadarkan siswa

tentang jenis-jenis sekolah untuk melanjutkan pendidikan, jenis-jenis jabatan atau pekerjaan

yang ada dalam masyarakat, serta jenis-jenis organisasi atau lembaga yang ada dalam

masyarakat, untuk selanjutnya bagi mereka yang berpotensi, berbakat dan tertarik Anda dapat

merencanakan untuk memasukinya ketika Anda telah menyelesaikan pendidikan yang sedang

berlangsung.

Manfaat layanan informasi sangat besar, terutama karena layanan tersebut dapat

mendorong motivasi untuk terus belajar, meningkatkan kemampuan dan keterampilan serta

memilih pekerjaan sesuai dengan aspirasinya, membantu menyalurkan bakat dan aspirasi

siswa, mendukung keberhasilan belajar, membantu merencanakan pemilihan pekerjaan yang

sesuai. sesuai dengan bakat, latar belakang pendidikan dan kepribadian.

3) Pelayanan penempatan

Individu seringkali mengalami kesusahan dalam memilih, sehingga banyak individu

yang bakat, kemampuan, minat, dan hobinya tidak tersalurkan dengan bagus. Orang seperti

itu tidak bias mencapai perkembangannya dengan optimal. Mereka membutuhkan bantuan

dari orang dewasa, khususnya konselor, dalam memberikan potensi dan mengembangkan

dirinya.

Tujuan layanan penempatan adalah agar siswa mencapai keberhasilan dalam belajar.

Untuk itu, layanan penempatan diberikan dalam kelas, penempatan dalam jurusan atau

program sesuai dengan bakat, kemampuan dan minatnya, penempatan dalam kelompok

belajar yang sesuai, penempatan dalam kegiatan ekstrakurikuler sesuai dengan bakat, minat,

kemampuan dan sesuai dengan pola atau kepribadiannya. kondisi. Bagi mahasiswa yang
melanjutkan ke perguruan tinggi, mereka dibantu untuk memilih jurusan dan fakultas yang

sesuai dengan apresiasi (aspirasinya).

Manfaat layanan penempatan adalah membantu siswa berhasil dalam studinya, dapat

mencari dan memilih pekerjaan setelah menyelesaikan studinya, mengembangkan potensi

siswa, menyesuaikan diri dengan lingkungan, dan mendukung pencapaian tujuan.

Pelayanan penempatan bagi siswa akan membawa manfaat bagi siswa, yaitu memberikan

penyesuaian dan pemeliharaan kondisi individu siswa. Misalnya penempatan di kelas. Siswa

yang memiliki penglihatan yang kurang baik dan pendengaran yang lemah sebaiknya

diberikan tempat duduk paling depan, agar siswa tersebut dapat memahami pelajaran yang

diberikan oleh gurunya. Contoh lainnya adalah penempatan siswa sesuai minat masing-

masing. Selain memberikan manfaat bagi siswa, layanan penempatan juga memberikan

manfaat bagi guru terutama dalam kaitannya dengan pengelolaan kelas, dengan penempatan

yang tepat akan lebih mudah memotivasi dan mengembangkan semangat belajar siswa.

Dengan demikian layanan penempatan bagi siswa dapat membantu siswa dalam membantu

siswa meningkatkan prestasi belajarnya.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian prestasi belajar

Prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu kata “prestasi” dan “belajar”. Dalam

kamus bahasa Indonesia, prestasi ialah hasil yang telah didapat (dari yang dikerjakan,

dikerjakan dan seterusnya).

Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni. Belajar sudah dimulai sejak manusia lahir sampai

akhir hayat. Belajar adalah proses seseorang untuk mencapai berbagai macam kompetensi,

keterampilan, dan sikap. Belajar slameto ialah suatu proses usaha yang dilakukan oleh orang

untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang baru secara menyeluruh, sebagai hasil dari
pengalamannya sendiri dalam berinteraksi dan lingkungannya. Sedangkan menurut peneliti

belajar merupakan suatu proses atau usaha yang dilakukan oleh orang-orang untuk

mendapatkan perubahan dari tidak tahu menjadi tahu.

Djamarah menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang didapatkan

berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri seseorang sebagai akibat dari

kegiatan belajar.

Prestasi belajar ialah hasil berupa kesan-kesan akibat adanya perubahan dalam diri

individu dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Perubahan yang dicapai berupa

keterampilan, tingkah laku, atau kemampuan yang merupakan hasil dari suatu proses belajar

yang dapat berlangsung dalam jangka waktu tertentu. Dalam konteks ini, prestasi belajar

mendapatkan hasil nyata dari proses belajar mengajar yang dilakukan antara guru dan siswa

dengan materi pembelajaran. Dalam melakukan kegiatan pembelajaran, tentunya siswa

memiliki tujuan dan kegiatan yang diikutinya. Prestasi belajar yang tinggi merupakan tujuan

dan hasil kegiatan belajar yang maksimal atau sebaliknya.

Peneliti mengambil kesimpulan bahwa prestasi merupakan hasil yang dicapai siswa

dari proses belajar mengajar yang dilakukannya. Dalam hal ini prestasi belajar dilihat dari

nilai tugas, pekerjaan rumah dan ulangan dari siswa. Prestasi belajar adalah hasil kerja atau

usaha belajar yang menunjukkan ukuran kemahiran yang dicapai dalam bentuk nilai.

b. Teori- teori belajar

1) Teori Gestalt

Teori ini diungkapkan oleh Loeh Kofka dan Kohler dari Jerman yang kini terkenal di

seluruh dunia. Hukum yang berlaku dalam pengamatan sama dengan hukum dalam belajar,

yaitu Gestalt memiliki sesuatu yang melebihi jumlah unsur-unsurnya, Gestalt timbul sebelum

bagian-bagiannya. Maka dalam belajar yang paling penting adalah penyesuaian pertama yaitu

mendapatkan respon yang tepat untuk memecahkan problem yang dihadapi. Belajar yang
penting bukanlah mengulang hal-hal yang harus dipelajari tetapi memahami atau memperoleh

wawasan.

2) Teori belajar menurut J. Bruner

Kata Bruner, belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi untuk

mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa agar siswa bisa belajar lebih

baik dan mudah.

3) Teori belajar Peaget

Pendapat Peaget tentang perkembangan proses belajar anak adalah sebagai

berikut:

a) Anak mempunyai mental yang berbeda dengan orang dewasa.

b) Perkembangan mental pada anak melalui tahapan tertentu, menurut

suatu urutan yang sama bagi semua anak.

c) Meskipun berjalannya tahapan perkembangan itu melalui suatu urutan

tertentu, a k a n tetapi jangka waktu untuk berlatih dari suatu tahap ke tahap

lain tidaklah selalu sama untuk setiap anak.

4) Teori dari R. Gagne

Terhadap masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi, yaitu:

a) Belajar ialah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam

pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku;

b) Belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh

dari intruksi.

5) Purposevul Learning

Purposevul Learning adalah pembelajaran yang dilakukan secara sadar untuk

mencapai tujuan dan dilakukan oleh siswa itu sendiri tanpa adanya pemerintah atau

bimbingan orang lain.


Berdasarkan teori-teori di atas, dapat disimpulkan bahwa, belajar merupakan salah

satu faktor yang memmengaruhi dan berperan penting untuk pembentukan kepribadian dan

perilaku siswa.

3. Tugas Pokok Guru

a. Guru Sebagai Pendidik.

Guru ialah pendidik yang memiliki tanggung jawab penuh atas hasil yang dicapai

peserta didik dalam segala aspek. Oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas

pribadi tertentu yang meliputi tanggung jawab, wibawa, kemandirian dan kedisiplinan. Selain

itu, guru harus memiliki nilai sosial dan moral.

b. Guru Sebagai Pengajar.

Tugas guru adalah membantu siswa yang berkembang untuk mempelajari sesuatu

yang belum diketahuinya, membentuk kompetensi dan memahami standar materi yang

dipelajari.

c. Guru Sebagai Pembimbing.

Guru sebagai pemandu dapat dikatakan sebagai pemandu perjalanan berdasarkan ilmu

dan pengalamannya yang bertanggung jawab. Sebagai guru pembimbing, guru harus

merumuskan tujuan dengan jelas, mengatur waktu tempuh, menentukan jalur yang akan

ditempuh, menggunakan petunjuk jalan dan menilai kelancarannya dengan kebutuhan dan

kemampuan siswa.

d. Guru Sebagai Pengarah

Sebagai pembimbing guru harus bisa mengarahkan siswa dalam memecahkan

masalah yang dihadapinya. Baik itu dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan

studinya maupun kehidupan yang lebih luas. sehingga siswa dapat membangun karakter yang

ada pada dirinya.


e. Guru Sebagai Pelatih.

Aspek pendidikan meliputi kognitif, afektif dan psikomotorik, sehingga proses

pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun

motorik, sehingga menuntut guru berperan sebagai pelatih yang tugasnya melatih siswa

dalam pembentukan kompetensi dasar. sesuai dengan potensi masing-masing siswa.

f. Guru Sebagai Penilai.

Dalam pembelajaran terdapat penilaian, penilaian adalah proses penentuan kualitas

hasil belajar siswa, atau proses penentuan tingkat pencapaian tujuan pembelajaran siswa.

Sebagai suatu proses, penilaian dilakukan sesuai dengan prinsip dan teknik yang tepat.

4. Pelayanan Bimbingan Konseling di Sekolah Menengah Pertama

Program bimbingan dan konseling merupakan suatu proses pemberian bantuan

kepada siswa secara berkesinambungan guna mencapai kemandirian dalam memahami diri

sendiri, sehingga siswa mampu mengorientasikan diri sesuai dengan tuntutan lingkungan

sekolah, keluarga dan masyarakat.

Hikmawanti, menyatakan bahwa program bimbingan dan konseling di sekolah

merupakan upaya untuk membantu siswa dalam pengembangan kehidupan dirinya,

kehidupan sosial, kegiatan belajar juga perencanaan dan pengembangan karir.

Program bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu perkembangan siswa

secara optimal.

Susanto, menyatakan bahwa program bimbingan dan konseling terdiri dari empat

komponen layanan, yaitu: layanan bimbingan dasar, layanan responsif, layanan perencanaan

individu, dan layanan dukungan sistem.

a. Layanan dasar bimbingan.

Pelayanan dasar didefinisikan sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh

konseli melalui penyusunan pengalaman atau kelompok yang disusun secara klasikal yang
disajikan secara sistematis dalam rangka mengembangkan perilaku jangka panjang sesuai

tahapan dan tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar kompetensi kemandirian).

diperlukan dalam mengembangkan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dalam

kehidupan.

b. Pelayanan responsive

Pelayanan tanggap adalah pemberian bantuan kepada konseli yang menghadapi

kebutuhan dan masalah yang memerlukan bantuan segera, karena jika tidak segera dibantu

dapat menyebabkan terganggunya proses pencapaian tugas perkembangan.

c. Pelayanan perencanaan individual

Pelayanan perencanaan individu diartikan sebagai pendampingan kepada konseli agar

biasa merumuskan dan melakukan kegiatan yang berkaitan dengan perencanaan ke depan

berdasarkan pemahaman akan peluang dan kesempatan yang tersedia di lingkungannya.

d. Pelayanan dukungan system

Layanan pendukung sistem adalah komponen layanan manajemen dan kegiatan,

prosedur kerja, infrastruktur (misalnya TIK), dan pengembangan kemampuan profesional

konselor secara berkelanjutan, secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli

atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli.

5. Pengaruh Layanan Bimbingan Konseling Terhadap Peningkatan Prestasi

Belajar Murid Yang Bermasalah.

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan oleh seorang ahli kepada

seseorang atau beberapa individu, baik anak-anak, remaja maupun orang dewasa agar yang

dibimbing bisa mengembangkan kemampuannya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan

kekuatan individu dan fasilitas yang ada serta dapat dikembangkan. berdasarkan norma

norma yang berlaku.


Konseling adalah suatu situasi pertemuan tatap muka antara konselor dengan klien

(siswa) yang berusaha memecahkan suatu masalah dengan mempertimbangkannya bersama

sehingga klien dapat memecahkan masalah berdasarkan tekadnya sendiri.

Prestasi belajar merupakan hasil berupa kesan-kesan akibat adanya perubahan dalam

diri individu dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Perubahan yang dicapai dapat berupa

keterampilan, tingkah laku, atau kemampuan yang merupakan hasil dari suatu proses belajar

yang dapat berlangsung dalam kurun waktu tertentu.

B. Kerangka Pikir

Pembelajaran yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan

yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan

prestasi belajar yang baik perlu memperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi

internal ialah situasi yang ada dalam siswa, seperti kesehatan, keterampilan, kemampuan dan

sebagainya. Sedangkan kondisi eksternal merupakan kondisi yang ada di luar manusia,

misalnya ruang belajar yang bersih, sarana dan prasarana belajar yang memadai.

Pengetahuan, pengalaman dan keterampilan yang didapat akan membentuk

kepribadian siswa, memperluas kepribadian siswa, memperluas wawasan kehidupan dan

meningkatkan kemampuan siswa. Berawal dari hal tersebut, siswa yang aktif melakukan

kegiatan dalam pembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman. Dengan demikian siswa

yang aktif dalam belajar akan memiliki banyak pengalaman dan prestasi belajar akan

meningkat. Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan memiliki pengalaman yang minim/sedikit

sehingga dapat dikatakan prestasi belajarnya tidak meningkat atau tidak berhasil.

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan

sebagai hipotesis penelitian sebagai berikut:


H0= Tidak ada pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap pretasi belajar siswa

pada mata pelakaran IPS Sejarah kelas VII SMP Negeri 3 Buton Tengah.

H1= Ada pengaruh layanan bimbingan belajar terhadap pretasi belajar siswa pada

mata pelakaran IPS Sejarah kelas VII SMP Negeri3 Buton Tengah.

Anda mungkin juga menyukai