Anda di halaman 1dari 16

PROFESI PENDIDIKAN

“KONSEP DASAR BIMBINGAN KONSELING, KEDUDUKAN DAN


PERANAN BIMBINGAN KONSELING DALAM SISTEM PENDIDIKAN
SERTA PERANAN GURU BIDANG STUDI DALAM BIMBINGAN
KONSELING”

Dosen Pengampu : Dra. Risma Sitohang, M.Pd

DISUSUN OLEH : 1. JERICHO MARIO FELIX LINGGA (2183121055)

2. RISA ANSARI (2182121008)

3. RENNI VORKIA SINAGA (2183121030)

4. SALSABILA ALISA PUTRI NST (2183121030)

5. VANIA EVODIA CARELINE BR GIINTING (2183321005)

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS FAKULTAS

BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


MEI 2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT. Yang maha pengasih lagi maha penyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah profesi kependidikan
tentang konsep manajemen pendidikan.

Makalah profesi kependidikan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah profesi
kepndidikan ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah profesi kependidikan tentang kkonsep
manajemen dalam pendidikan ini dapat memberikn manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai salah satu lembaga pendidikan, sekolah membutuhkan pelayanan BK dalam


penyelenggaraan dan peningkatan kondisi kehidupan di sekolah demi tercapainya tujuan
pendidikan yang berjalan seiring dengan visi profesi konseling yaitu: Terwujudnya kehidupan
kemanusiaan yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam memberikan
dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar individu berkembang secara optimal,
mandiri dan bahagia. 

Namun untuk mencapai tujuan tersebut Konselor haruslah memenuhi Asas dan Prinsip-
prisip Bimbingan dan Konseling. Pemenuhan asas-asas bimbingan itu akan memperlancar
pelaksanaan dan lebih menjamin keberhasilan layanan/kegiatan, sedangkan pengingkarannya
akan dapat menghambat atau bahkan menggagalkan pelaksanaan, serta mengurangi atau
mengaburkan hasil layanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu sendiri. Begitu pula dengan
prinsip-prinsip bimbingan dan konseling tidak bisa diabaikan begitu saja, karena prinsip
bimbingan dan konseling menguraikan tentang pokok-pokok dasar pemikiran yang dijadikan
pedoman program pelaksanaan atau aturan main yang harus di ikuti dalam pelaksanaan program
pelayanan bimbingan. Dan dapat juga dijadikan sebagai seperangkat landasan praktis atau aturan
main yang harus diikuti dalam pelaksanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di
sekolah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian bimbingan dan konseling itu?
2. Apa fungsi dan tujuan bimbingan dan konseling itu?
3. Bagaimana kosep dasar bimbingan konseling?
4. Apa kedudukan dan peranan BK dalam sistem pendidikan?
5. Bagaimana peranan guru bidang studi dalam BK?
C. Tujuan
1. Mengetahui latar belakang Bimbingan dan Konseling di sekolah.
2. Mengetahui fungsi dan tujuan Bimbingan dan Konseling dalam pendidikan.
3. Mengetahui konsep dasar bimbingan konseling.
4. Mengetahui kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam sistem pendidikan.
5. Mengetahui peranan guru bidang studi dalam bimbingan konseling.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bimbingan dan Konseling


 Bimbingan

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari kata “Guidance” berasal dari
kata “guide” yang artinya menunjukkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to manage)
dan menyetir (to steer).

Berdasarkan Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 29/90, “Bimbingan merupakan bantuan


yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan pribadi, mengenal lingkungan dan
merencanakan masa depan.”

Menurut Rochman Natawidjaja, bimbingan dapat diartikan sebagai suatu  proses pemberian


bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan supaya individu tersebut
dapat memahami dirinya sendiri, sehingga dia sanggup mengarahkan dirinya dan dapat bertindak
secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan sekolah, keluarga dan masyarakat
dan kehidupan pada umumnya. Dengan demikian, dia akan dapat menikmati kebahagiaan
hidupnya dan dapat memberikan sumbangan yang berarti kepada kehidupan masyarakat pada
umumnya. 

Sedangkan Moh. Surya mengungkapkan bahwa bimbingan ialah suatu proses pemberian
bantuan yang terus menerus dan sistematis dari pembimbing kepada yang dibimbing agar
tercapai kemandirian dalam pemahaman diri dan perwujudan diri, dalam mencapai tingkat
perkembangan yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya.

Dari beberapa definisi yang dikutip diatas dapat diambil beberapa dasar sebagai berikut :

a)    Bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan sehingga bantuan itu diberikan
secara sistematis, berencana, terus menerus dan terarah kepada tujuan tertentu. Dengan kata lain,
bimbingan adalah suatu kegiatan yang prosesnya berkesinambungan dengan sistematis,
terencana, tahap demi tahap dan teraarah kepada tujuan yang ingin dicapai oleh pembimbing dan
orang yang dibimbing. 

b)   Bimbingan merupakan proses membantu (tidak memaksa) individu (klien) yang memerlukan
melalui pelayanan bimbingan sehingga individu dapat mengembangkan dirinya secara optimal,
melatih kemandirian yang memanfaatkan teknik dan layanan bimbingan dalam suasana asuhan
yang normatif dengan personil atau pembimbing yang mempunyai kemampuan membimbing. 

Jadi, bimbingan berarti suatu proses bantuan yang diberikan oleh seseorang yang
memiliki profesionalitas sebagai guru agar konseli memiliki suatu pemahaman diri, dapat
mengarahkan diri, memiliki kemampuan dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi
sehingga memiliki kemampuan dalam mengambil keputusan dalam membuat suatu pilihan
sesuai dengan potensi yang dimiliki.

 Konseling

Menurut bahasa konseling adalah terjemahan dari “counseling” yang berasal dari kata kerja
“to counsel” dalam kata lain berarti “to give advice” atau memberikan saran dan nasihat atau
memberi anjuran kepada orang lain secara tatap muka (face to face). Dalam bahasa Indonesia,
pengertian konseling juga dikenal dengan istilah penyuluhan. Selain itu counseling dalam bahasa
Indonesia juga berarti proses interaksi. Konseling merupakan bagian dari bimbingan, baik
sebagai layanan maupun sebagai teknik.

Selanjutnya Rochman Natawidjaja mendefinisikan bahwa konseling merupakan satu jenis


layanan  yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling dapat diartikan sebagai
hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang (konselor) berusaha membantu
yang lain (klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan
masalah-masalah yang dihadapinya pada waktu yang akan datang.

Lebih lanjut Prayitno, mengemukakan bahwa: koseling adalah pertemuan empat mata
antara klien dan konselor yang berisi usaha yang laras, unik dan human (manusiawi), yang
dilakukan dalam suasana keahlian yang didasarkan atas norma - norma yang berlaku.

B. Tujuan Bimbingan dan Konseling


Tujuan bimbingan dan konseling terbagi menjadi dua macam yaitu tujuan umum dam tujuan
khusus, antara lain:
1.    Tujuan umum
Secara garis besar tujuan umum dari bimbingan dan konseling adalah membantu individu
mewujudkan dirinya menjadi jiwa yang lebih baik. Seperti halnya tujuan umum dari layanan
Bimbingan dan Konseling adalah sesuai dengan tujuan pendidikan sebagaimana dinyatakan
dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) tahun 1989 atau (UU No.
2/1989), yaitu terwujudnya manusia seutuhnya yang cerdas, yang beriman, bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa dan yang berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab
kemasyarakatan dan kebangsaan. (Depdikbud, 1994:5)
2.    Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari layanan bimbingan konseling adalah untuk membantu siswa agar
mencapai tujuan - tujuan perkembangan meliputi aspek-aspek antara lain: pribadi, sosial, belajar,
dan karir. Bimbingan pribadi-sosial dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas
perkembangan pribadi-sosial dalam mewujudkan pribadi yang taqwa, mandiri dan bertanggung
jawab. Bimbingan belajar dimaksudkan untuk mencapai tujuan dan tugas perkembangan
pendidikan. Bimbingan karier dimaksudkan untuk mewujudkan pribadi pekerja yang produktif.

C. Fungsi Bimbingan dan Konseling

Adapun beberapa fungsi dari bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut :
1.    Fungsi pencegahan/Preventif, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan
tercegahnya dan terhindarnya peserta didik dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul
yang akan dapat mengganggu, menghambat, ataupun menimbulkan kesulitan dan kerugian
tertentu dalam proses perkembangannya. Kegiatan dalam fungsi pencegahan dapat berupa
orientasi, program bimbingan karier, inventarisasi data dan lain-lain.

2.    Fungsi pemahaman, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan menghasilkan


pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan
peserta didik pemahaman, meliputi :
a. Pemahaman tentang diri sendiri peserta didik terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua,
guru pada umumnya dan guru pembimbing.
b. Pemahaman tentang lingkungan peserta didik ( termasuk didalamnya lingkungan keluarga
dan sekolah ) terutama oleh peserta didik sendiri, orang tua, guru pada umumnya dan guru
pembimbing.
c.  Pemahaman lingkungan yang lebih luas (termasuk didalamnya informasi jabatan/pekerjaan,
informasi sosial dan budaya/nilainilai) terutama oleh peserta didik.
3.    Fungsi Perbaikan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling untuk membantu konseli sehingga
dapat memperbaiki kekeliruan dalam berfikir, berperasaan dan bertindak (berkehendak).
Konselor melakukan intervensi (memberikan perlakuan) terhadap konseli supaya memiliki pola
berfikir yang sehat, rasional dan memiliki perasaan yang tepat sehingga dapat mengantarkan
mereka kepada tindakan atau kehendak yang produktif dan normatif.

4.    Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang akan


menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi dan kondisi positif peserta
didik dalam rangka perkembangan dirinya secara mantap dan berkelanjutan. Fungsi-fungsi
tersebut diwujudkan melalui diselenggarakannya berbagai jenis layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling untuk mencapai hasil sebagaimana terkandung di dalam masing-masing fungsi itu.
Setiap layanan dan kegiatan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan harus secara langsung
mengacu kepada satu atau lebih fungsi-fungsi tersebut agar hasil-hasil yang dicapainya secara
jelas dapat diidentifikasi dan dievaluasi.
5.    Fungsi Penyembuhan,  yaitu fungsi bimbingan dan konseling yang bersifat kuratif. Fungsi ini
berkaitan erat dengan upaya pemberian bantuan kepada konseli yang telah mengalami masalah,
baik menyangkut aspek pribadi, sosial, belajar, maupun karir. Teknik yang dapat digunakan
adalah konseling, dan remedial teaching.

6.    Fungsi Penyaluran, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli memilih
kegiatan ekstrakurikuler, jurusan atau program studi, dan memantapkan penguasaan karir atau
jabatan yang sesuai dengan minat, bakat, keahlian dan ciri-ciri kepribadian lainnya. Dalam
melaksanakan fungsi ini, konselor perlu bekerja sama dengan pendidik lainnya di dalam maupun
di luar lembaga pendidikan.

7.    Fungsi Penyesuaian, yaitu fungsi bimbingan dan konseling dalam membantu konseli agar
dapat menyesuaikan diri dengan diri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.

8.    Fungsi Fasilitasi, memberikan kemudahan kepada konseli dalam mencapai pertumbuhan dan


perkembangan yang optimal, serasi, selaras dan seimbang seluruh aspek dalam diri konseli.

D. Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Sistem Pendidikan

Bimbingan dan konseling merupakan salah satu komponen sistem pendidikan khususnya di
sekolah. Guru sebagai salah satu pendukung terselenggaranya pendidikan mempunyai tanggung
jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan di sekolah agar terlaksana
dengan baik, maka dibutuhkan bidang-bidang yang mendukung kedudukan bimbingan dan
konseling dalam pendidikan.

a.       Bidang Administrasi dan Supervisi

Dibidang ini mengarahkan semua kegiatan yang ada di sekolah sesuai tujuan pendidikan.
Yang berwenang dibidang ini adalah Kepala sekolah, yang langsung bertugas dan bertanggung
jawab atas semua kegiatan disekolah. Kepala sekolah dibantu oleh staf-staf yang lain diantaranya
kepala tata usaha, wakil kepala sekolah, guru-guru, Pembina kesiswaan, dan tenaga bimbingan
sehingga tenaga bimbingan itu mempunyai tugas dan tanggung jawab kepada kelapa sekolah
dalam melaksanakan pelaksanaan program bimbingan.
b.      Bidang Pengajaran

Dibidang ini guna membekali siswa dengan pemahaman dan pengetahuan serta sikap
yang ditanamkan dari pihak sekolah. Bidang pengajaran adalah bidang inti disekolah karena
pendidikan sekolah dilaksanakan lewat bidang pengajaran. Pelaksana-pelaksana dibidang ini
antara lain staf guru dan tenaga pengajar yang berperan sesuai fungsi dari bidang yang mereka
pegang. Namun sebagai pengajar mereka tidak hanya menjalankan tugasnya saja akan tetapi
mereka itu juga sebagai tenaga pendidikan. Sehingga mereka didak lepas dari tanggung jawab
seorang pendidik dan dapat berpartisipasi secara aktif dalam penyelenggaraan program
bimbingan sekolah.

c.       Bidang Pembinaan Siswa

Dibidang ini memberikan pelayanan kepada siswa dalam hal menjamin kesejahteraan
baik dari segi jasmani maupun rohani, karena semua itu dapat menunjang keberhasilan siswa
dalam program pengajaran, seperti penyediaan buku-buku pelajaran melalui perpustakaan
sekolah, UKS, koperasi, pembinaan OSIS,dll. Akan tetapi petugas dibidang pembinaan siswa
berperan hanya sesuai denga wewenangnya saja.

Dari uraian diatas bahwa dalam keseluruhan proses pendidikan, program bimbingan dan
konseling tidak dapat dipisahkan dari program pendidikan pada umumnya. Sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal tidak hanya membekali ilmu pengetahuan saja tetapi juga
mempersiapkan peserta didik untuk memenuhi tuntutan perubahan secara kemajuan yang terjadi
dalam lingkungan masyarakat. Kedudukan bimbingan dan konseling sebagai salah satu upaya
pembinaan pribadi peserta didik.

E. Peranan Guru Bidang Studi Dalam Bimbingan Konseling

Penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah bukan hanya menjadi tanggung
jawab guru BK melainkan menjadi tanggung jawab bersama semua guru, baik guru kelas
maupun guru mata pelajaran di bawah koordinasi guru BK. Oleh karena itu, perlunya kerjasama
yang baik antara guru BK di sekolah dengan guru mata pelajaran dikarenakan guru mata
pelajaran merupakan orang yang sering bertatap muka dengan siswa di kelas. Dengan demikian,
guru mata pelajaran memiliki kesempatan yang lebih banyak untuk mengetahui sikap,
kemampuan, bakat, minat, dan cara belajar siswa. Menurut Dewi Justitia (1994:45) guru BK
dapat memberikan dorongan agar siswa mampu mengikuti proses belajar dengan baik, dapat
menangani keluhan yang dialami siswa dalam proses belajarnya serta mampu menyusun
perencanaan layanan yang sesuai untuk mengatasi masalah tersebut.

A. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar


Dengan menempatkan tenaga konselor di SD, diharapkan beban guru SD dalam
membimbing siswanya dapat terbantu. Pelayanan bimbingan dan konseling di SD diharapkan
mampu membantu para siswa SD dalam menghadapi permasalahan dan menghadapi kesulitan,
mampu untuk membantu para siswa SD yang mengalami permasalahan, baik permasalahan
perkembangan siswa maupun permasalahan pembelajaran siswa.

B. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Pertama

Peranan guru bidang studi diantaranya adalah :

1. Guru sebagai pendidik dan pembimbing

a. Guru sebagai pendidik

Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta
didik dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu,
yang mencakup tanggung jawab, pribadi, wibawa,mandiri, dan disiplin. Dalam tugasnya yang
pokok yaitu mendidik, guru harus membantu agar anak mencapai kedewasaan secara optimal,
artinya kedewasaan yang sempurna sesuai dengan norma dan sesuai pula dengan kodrat yang
dimilikinya.

b. Guru sebagai pembimbing

Sebagai seoang petugas bimbingan, guru merupakan tangan pertama dalam usaha
membantu memecahkan kesulitan murid-murid yang menjadi anak didiknya. Guru yang paling
banyak dan sering berhubungan dengan murid, terutama dalam kegiatan kurikuler. Karena itu,
guru perlu memahami teknik bimbingan kelompok, inndividual, mrngumpulkan keterangan,
teknik evaluasi, psikologi kepribadian dan psikologi belajar.
2. Guru sebagai informan

W.S. Winkel (1998) dalam Sudarmawan (2008) menyebutkan bahwa guru kelas
berkedudukan sebagai pelaksana utama program bimbingan dan bertugas menjadi penyuluh bagi
kelas tertentu, mengumpulkan informasi, serta melakukan tindak lanjut. Guru bidang studi
berkedudukan sebagai pembantu dalam melaksanakannya program bimbingan dan bertugas
memperhatikan perkembangan siswa,menyampaikan informasi, serta meneruskan kasus-kasus
tertentu kepada penyuluh pendidikan.

3. Guru sebagai pembantu guru BK

Dalam buku Manajemen Bimbingan dan Konseling (1995) dalam Sudarmawan (2008)
disebutkan rincian tugas guru mata pelajaran, diantaranya :

1. membantu guru pembimbing dalam mengidentifikasi siswa yang memerlukan layanan


bimbingan dan konseling,
2. membantu memberikan data atau informasi siswa baik individual maupun kelompok
untuk keperluan layanan,
3. membantu pelaksanaan pemberian bantuan kepada siswa melalui proses belajar
mengajar,
4. memberikan pengajaran perbaikan (remedial teaching) ataupun pengayaan (enrichment)
dalam rangkan pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling,
5. mengalihtangankan siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling kepada
guru pembimbing, dan
6. berpartisipasi dalam upaya pencegahan munculnya masalah siswa, dalam pengembangan
potensi, dan turut bertanggung jawab dalam upaya mengatasi masalah siswa di sekolah. 

C. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Menengah Atas

Soetjipto dalam Suhertina mengemukakan bahwa peran yang dapat dimainkan guru bidang studi
sebagai berikut :
1. turut serta dalam membantu melaksanakan kegiatan program bimbingan dan konseling;
2. memberikan informasi tentang siswa terhadap staf bimbingan dan konseling;
3. memberikan layanan instruksional (pengajaran);
4. berpartisipasi dalam pertemuan kasus;
5. memberikan informasi kepada siswa;
6. meneliti kesulitan dan kemajuan siswa;
7. hasil kemajuan belajar siswa;
8. mengadakan hubungan dengan orang tua siswa;
9. bekerja sama dengan konselor untuk mengumpulkan data siswa dalam usaha
mengidentifikasi masalah yang dihadapi siswa;
10. membantu memecahkan masalah siswa;
11. mengirimkan (referal) masalah siswa yang tidak dapat diselesaikannya kepada konselor;
dan
12. mengidentifikasikan, menyalurkan dan membina bakat siswa.

Selanjutnya, Erman Amti dalam Suhertina mengemukakan empat peranan dan fungsi yang
dapat dilaksanakan guru bidang studi dalam layanan bimbingan dan konseling, yaitu :

1. Fungsi dukungan (supportive)

Pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah memerlukan dukungan


dari berbagai pihak, terutama dari guru bidang studi agar layanan tersebut dapat terselenggara
dengan baik. Untuk itu diharapkan guru dapat melaksanakan peranannya dalam hal :

1. mengajar dengan sebaik-baiknya. Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar,


hendaknya guru mampu mendorong siswa untuk mempelajari konsep-konsep, sikap-
sikap, keterampilan-keterampilan. 
2. menginformasikan pelayanan bimbingan dan konseling. Hal ini akan sangat mendorong
para siswa untuk memahami tentang layanan-layanan apa saja yang tersedia yang dapat
dimanfaatkan oleh siswa guna membantu para siswa mencapai tujuan pendidikan dan
perkembangannya yang optimal; dan
3. memberi kemudahan bagi konselor. Hal ini dapat berupa penyediaan data tentang siswa
dan pemberian kesempatan bagi siswa untuk memanfaatkan kegiatan-kegiatan
bimbingan.

2. Fungsi konsultan

Dalam sistem pelayanan BK di sekolah, para guru merupakan anggota dari organisasi
bimbingan. Oleh karena itu guru diharapkan dapat

1. berperan aktif dalam merencanakan layanan bimbingan bagi siswanya; 


2. bertindak sebagai narasumber dalam pertemuan-pertemuan yang diadakan konselor untuk
mempertimbangkan (mempelajari) siswa-siswa tertentu; dan 
3. mentransmit informasi untuk melengkapi data siswa.

3. Fungsi alih tangan

Fungsi alih tangan ini merupakan fungsi pengiriman siswa kepada pihak lain yang lebih ahli dan
berwenang untuk membantu mengatasi masalah yang dihadapi siswa. Dalam hal ini, guru dapat
berperan

1. mengenali siswa yang memerlukan bantuan khusus yang berada di luar kemampuan guru
untuk mengatasinya; 
2. menyediakan kesempatan-kesempatan bagi siswa untuk memperoleh pengalaman belajar
di luar kelas; dan 
3. mengalihtagankan siswa-siswa yang perlu mendapat layanan BK kepada konselor
sekolah.

4. Fungsi pelayanan

Fungsi ini dapat dilakukan guru bidang studi dengan

1. mengadakan pertemuan dengan siswa-siswa yang memiliki masalah belajar, terutama


siswa yang mendapat kesulitan belajar dalam bidang studi guru yang bersangkutan; 
2. menerima semua siswa sebagaimana adanya, hangat dan utuh; 
3. menyediakan informasi tentang diri siswanya yang berguna untuk konselor untuk
membantu siswa bersangkutan; 
4. menciptakan suasana yang kondusif guna menunjang perkembangan siswa secara
optimal; dan 
5. mengintegrasikan informasi pendidikan oleh jabatan ke dalam mata pelajaran yang
dibinanya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Wau, Dr. Yasaratodo.2019. Profesi Kependidikan. Medan : UNIMED PRESS

https://irvanhermawanto.blogspot.com/2017/02/peran-guru-mata-pelajaran-dalam.html

http://huseinmuhibbi.blogspot.com/2016/06/konsep-bimbingan-konseling-pengertian.html

http://meyribkha.blogspot.com/2013/12/kedudukan-peran-dan-fungsi-bimbingan.html

Anda mungkin juga menyukai