Lismaisyaroh 01267.111.17.2019
PROVINSI RIAU
i
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. Atas rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Konsep
Bimbingan dan Konseling Belajar atau Akademik ” oleh dosen pengampu Ibu Ayu
Mentari Mutmainnah, M.Pd dengan sebaik-baiknya, meskipun masih jauh dari kata
kesempurnaan. Shalawat beserta salam kita sanjung sajikan kepada Rasulullah Saw.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami berusaha untuk melakukan yang terbaik.
Tetapi kami menyadari bahwa dalam menyelesaikan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan dan
penyempurnaan makalah kami yang akan datang.
Dengan terselesainya makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang terlibat dalam proses pembuatan makalah ini yang telah memberikan
dorongan, semangat dan masukan.
Semoga apa yang kami tulis ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
masyarakat pada umumnya, serta mendapatkan ridha dari Allah Swt. Amiin.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan ................................................................................................... 17
B. Saran ............................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah Bimbingan dan konseling merupakan layanan bantuan kepada peserta didik,
baik secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara
optimal dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar dan
bimbingan karir, melalui berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan
norma-noma yang berlaku. Secara umum tujuan dari layanan bimbingan dan konseling
adalah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, sebagaimana tertuang dalam Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yaitu untuk mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada T uhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,Cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Sedangkan tujuan khusus dari layanan bimbingan dan konseling adalah untuk
membantu siswa agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangan yang meliputi aspek
pribadi, sosial, belajar dan karir. Layanan bimbingan dan konseling diberikan oleh guru
pembimbing guru bimbingan dan konseling (BK). Guru pembimbing memiliki
tugas,tanggung jawab, dan wewenang dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan
konseling terhadap siswa di sekolah. Tugas guru pembimbing terkait dengan
pengembangan diri siswa yang sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, dan
kepribadian yang dimiliki siswa.
Dengan pemberian layanan bimbingan yang tepat dan kontinyu diharapkan siswa
mampu memahami kelebihan dan kekurangannya, mandiri dan mampu mengoptimalkan
potensi,bakat, dan minat yang dimiliki.Kegiatan layanan bimbingan dan konseling
tersusun dalam program layanan bimbingan dan konseling. Program layanan bimbingan
dan konseling memuat berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung layanan
bimbingan dan konseling, serta mencakup empat bidang layanan bimbingan dan
konseling yaitu bidang belajar/akademik, pribadi, sosial dan karir.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk memberi pengertian lebih jelas kepada pembaca tentang pengertian konsep
dasar bimbingan dan konseling (akademik).
2. Untuk memberi pengertian lebih jelas kepada pembaca tentang tujuan bimbingan
dan konseling belajar (akademik).
3. Agar lebih memahami bagaimana fungsi layanan dalam bimbingan dan konseling
belajar.
4. Agar lebih memahami materi-materi bimbingan dan konseling
5. Untuk mengetahui pengembangan media BK non elektronik pada bidang belajar
2
BAB II
PEMBAHASAN
Bimbingan dan Konseling memiliki pengertian yang berbeda dan mengandung makna
yang saling berkaian antara satu dengan yang lainnya. Pengertian Bimbingan dan
Konseling tersebut akan diuraikan dari masing-masing arti, namun tidak dapat dijelaskan
dengan pengertian yang satu. Pengertian bimbingan, berasal dari kata guidance dan
konseling yang dahulunya disebut atau dikenal dengan penyuluhan, berasal dari kata
counseling. Penggunaan istilah bimbingan dan pnyuluhan sebagai terjemahan dari kata
guidance dan counseling ini dicetuskan oleh Tatang Mahmud, MA seorang pejabat
Departemen Tenaga kerja Republik Indonesia pada tahun 1953. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh DR. Tohari Nusnamar: Menurut riwayatnya, penggunaan istilah
penyluhan sebagai terjemahan counseling, sudah dimulai sejak tahun 1953 pencetusnya
Tatang Mahmud, MA seorang pejabat di Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Pada tahun tersebut ia menyebarkan suatu edaran untuk meminta persetujuan kepada
beberapa orang yang dipandang ahli, apakah istilah “guidance and counseling” dapat
diterjemahkan kedalam bahasa IndonesIa. Bimbingan dan penyuluhan pada waktu itu
ternyata tidak ada yang menolaknya.1
a) Pengertian Bimbingan
Menurut Dewa Ketut Sukardi : Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan
kepada seseorang agar mampu memperkembangkan potensi (bakat, minat, dan
1
Hallen, Bimbingan dan Konseling, hal. 1
3
kemampuan) yang dimiliki, mengenai dirinya sendiri mengatasi persoalan-
persoalan sehingga mereka dapat menentukan sendiri jalan kehidupannya secara
bertanggung jawab tanpa bergantung pada orang lain.
Menurut I Jumhur dan Moh. Surya : Bimbingan adalah suatu proses pmberian
bantuan yang terusmenerus dan sistematis kepada individu dalam memecahkan
masalah hidupnya, agar tercapai kemampuan untuk dapat memahami dirinya,
kemampuan untuk menerima dirinya , kemampuan untuk mengarahkan dirinya,
dan kemampuan untukmerealisasikan dirinya, sesuai dengan dirinya atau
kemampuan dalam mencapai penyesuaian diri dengan lingkungan, baik keluarga,
sekolah maupun masyarakat. Dan bantuan itu diberikan oleh orang-orang yang
memiliki keahlian dan pengalaman khusus dalam bidangnya.2
Menurut Dr. Rachman Natawidjaja : “Bimbingan adalah suatu proses pemberian
bantuan kepada individu yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya
individu tersebut dapat memahami dirinya, sehingga ia sanggup mengarahkan
dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntunan dan keadaan
lingkungan sekolah, keluarga, masyarakat, serta kehidupan umumnya. Dengan
demikian ia dapat mengecap kebahagiaan hidup dan dapat memberikan
sumbangan yang berarti bagi kehidupan masyarakat umumnya. Bimbingan
membantu individu mencapai perkembangan diri secara optimal sebagai makhluk
sosial”.3
Menurut Bimo Walgito : Bimbingan adalah bantuan atau pertolongan yang
diberikan kepada individu atau sekumpulan individu-individu dalam menghindari
atau mengatasi kesulitan-kesulitan hidupnya, agar individu atau sekumpulan
individu itu dapat mencapai kesejahteraan hidupnya.4
Menurut Elfi Muawanah : Bimbingan merupakan: “Suatu proses pemberian
bantuan yang ditujukan kepada individu atau siswa atau sekelompok siswa agar
yang bersangkutan dapat mengenali dirinya sendiri baik kemampuan.
Kemampuan yang ia miliki serta kelemahan-kelemahan agar selanjutnya dapat
mengambil keputusan sendiri dan bertanggung jawab dalam menentukan jalan
hidupnya, mampu memecahkan sendiri kesulitan yang dihadapi serta dapat
2
L Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah Guidance and
Conseling, (Bandung: CV.Ilmu,1981), hal.28
3
Hallen, Bimbingan dan Konseling, hal 5
4
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Andi Offset, Yogyakarta,1993),
hal.4
4
memahami lingkungan untuk dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya
secara tepat dan akhirnya dapat memperoleh kebahagiaan hidup”.5
b) Pengertian Konseling
Menurut James F Adams yang dikutip oleh I Djumhur dan Moh. Surya dikatakan
bahwasanya: Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua orang
individu di mana yang seorang (counselor) membantu yang lain (counselee),
supaya ia dapat lebih memahami dirinya dalam hubungannya dengan masalah-
masalah hidup yang dihadapi pada waktu itu dan pada waktu yang aka datang.6
Menurut Bimo Walgio : Konseling atau penyuluhan adalah bantuan yang
diberikan kepada individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan
wawancara, dengan cara-cara yang sesuai dengan keadaan individu untuk
mencapai kehidupannya.7
Menurut W.S. Winkel SJ : Konseling merupakan suatu saluran bagi pemberian
bimbingan. Dalam rangka konseling diadakan diskusi atau pembicaraan antara
seorang penyuluh (counselor) dengan satu orang (individual counseling) atau
dengan beberapa orang sekaligus (group counseling).8
5
Elfi Mu’awanah, Bimbingan Konseling, (Jakarta: PT. Bina Ilmu, 2004), hal 4
6
L. Djumhur dan Moh. Suryo, Bimbingan dan Penyuluhan diSekolah Guidance and
Conseling, hal.29
7
Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, hal.5.
8
Elfi Mu’awanah, Bimbingan dan Konseling, hal 5
5
pada umumnya bagaimana cara belajar yang efesien dan dapat diberikan kepada
seluruh kelas pada suatu waktu tertentu secara bersama-sama. Dari uraian-uraian dan
teori-teori yang telah dikemukakan di atas maka dapatlah ditarik suatu kesimpulan
yang efektif yaitu sebagai berikut: bimbingan konseling adalah suatu proses
pemberian bantuan secara terus-menerus dalam perkembangan individual untuk
mencapai kemampuan, pemahaman dan pengarahan diri, penyesuaian diri serta
pemecahan masalah yang dihadapi, sehingga dapat bertindak wajar sesuai dengan
tuntutan lingkungannya.
Proses Bimbingan dan Konseling di sekolah dapat berhasil apabila mempunyai tujuan
yang jelas yang akan dicapainya. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu
peserta didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangannya yang meliputi aspek
pribadi-sosial belajar (akademik) dan karir.9 Tujuan bimbingan dan konseling di sekolah
dapat di kelompokkan menjadi tiga, yaitu: tujuan umum, tujuan khusus, dan tujuan akhir.
Secara umum bimbingan dan konseling mempunyai tujuan yang sama dengan
tujuan pendidikan, yaitu tercapainya perkembangan kepribadian yang optimal dan
harmonis di antara unsure-unsurnya yang meliputi fisik,mental, emosional, social, dan
moral, bahkan spiritual (religious). Apabila kebribadian telah berkembang
secaraoptimal dan harmonis maka peserta didik dapat dikatakan telah dewasa. Tujuan
pendidikan adalah kedewasaan, sedangkan tujuan bimbingan adalah kemandirian.
Dalam ilmu pendidikan orang dewasa adalah orang yang mampu mandiri. Orang
yang sudah mandiri adalah orang yang sudah mampu bertanggung jawab.
9
Syamsyu Yusuf, Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarta, 2005), hal 15
6
kehidupannya, terumta kehidupan sekolah, aik yang menyangkut masalah
belajar, masalah social, maupun masalah pribadi.
d. Hal yang penting diperlukan dalam kehidupan adalah penyesuaian diri.
Bimbingan dan konseling berusaha memberikann pelayanan kepada siswa
agar dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan alam,
lingkungan sosial maupun lingkungan diri sendiri.
e. Di sekolah,bimbingan dan konseling di berikan agar siswa dapat mencapai
prestasi yang optimal, khususnya prestasi belajar.
3) Tujuan akhir bimbingan dan konseling:
Tujuan akhir bimbingan dan konseling adalah agar siswa yang dibimbing dirinya
sendiri(self-guidance). Individu dipandang telah mampu membing dirinya sendiri
apabila:
Apabila seseorang sudah berada pada keadaan demikian maka itulah yang
dikatakan self-reliance, yaitu orang yang sudah mamu berdiri diatas kaki sendiri,
orang yang mampu bertanggung jawab, orang yang sudah mandiri
(independence). Kemandirian memungkinkan tercapainyakesejahteraan (walfare).
Inilah tujuan akhir bimbingan dan konseling.10 Dapat disimpulkan bahwa tujuan
Bimbingan dan Konseling adalah untuk membantu siswa agar dapat memecahkan
masalah yang dihadapinya dalam proses belajar mengajar, juga untuk dapat
bersosialisasi dengan lingkungannya. Bimbingan dan koseling sebagai bagian dari
keseluruhan program di sekolah mempunyai tertentu sejalan dengan pendidikan
sekolah yang bersangkutan.
10
Paimun, Bimbingan dan Konseling (Sari Perkulihan), Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008.hal.19-21
7
C. Fungsi Bimbingan Konseling
Sesuai dengan uraian sebelumnya bahwa bimbingan dan konseling bertujuan agar
peserta didik dapat menemukan dirinya, mengenal dirinya dan mampu merencanakan
masa depannya. Dalam hubungan ini bimbingan dan konseling berfungsi sebagai pemberi
layanan kepada peserta didik agar masing-masing peserta didik dapat berkembang secara
optimal sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. Oleh karena itu pelayanan
bimbingan dan konseling mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui
kegiatan bimbingan dan konseling. Bimbingan dan Konseling merupakan fungsi integral
dalam proses belajar mengajar.
Fungsi bimbingan Dewa Ketut Sukardi dalam bukunya Proses Bimbingan dan
Penyuluhan di sekolah adalah:
2) Fungsi Penyaluran.
Agar para siswa yang dibimbing dapat berkembang secara optimal, siswa perlu
dibanu mendapatkan kesempatan penyaluran pribadinya. Dalam fungsi penyaluran ini
layanan yang dapat diberikan, misalnya memperoleh jurusan atau program yang tepat.
3) Fungsi Penyesuaian.
4) Fungsi Perbaikan.
5) Fungsi Pengembangan.
8
Fungsi ini bahwa layanan bimbingan dapat membantu para siswa dalam
mengembangkan pribadinya secara terarah dan mantap. Dalam fungsi developmental
ini hal-hal yang dipandang positif dijaga agar tetap baik dan mantap.
b. Belajar afektif.
Salah satu ciri dari belajar afektif ialah belajar menghayati nilai dari suatu
objek yang dihadapi melalui alam perasaan, entah objek itu berupa orang, benda
tau peristiwa, ciri yang lain terletak dalam belajar mengungkapkan perasaan
dalam bentuk ekspresi yang wajar.
c. Belajar kognitif.
11
Dewa Ketut Sukardi,Proses Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah , (Jakarta: PT
Rineka Cipta,1995). Hal. 8-9.
9
diri seseorang melalui tanggapan, gagasan, yang semuanya merupakan sesuatu
yang bersifat mental.
d. Belajar sensomotorik.
Ciri khasnya terletak dalam belajar menghadapi dan menangani aneka objek
secara fisik, termasuk kejasmanian manusia sendiri. Misalnya, menggerakkan
anggota badan sambil naik tangga atau berenang.
Bentuk belajar ini bertujuan untuk menempatkan semua data dan fakta atau
penegtahuan dalam suatu kerangka organisasi mental, sehingga dapat dipahami
untk memecahkan problem, seperti yang terajadi dalam bidang-bidang studi
ilmiah. Misalya konsep bujur sangkar mencakup semua bentuk persegi empat,
iklim dan cuaca berpengaruh terhadap tanaman-tanaman.
b. Belajar teknis.
c. Belajar bermasyarakat.
d. Belajar estetis.
c. Belajar tersembunyi.
Kadang peserta didik merasa bosan dalam belajar atau dalam memperhatikan
pendidik menyampaikan materi pelajaran karena pesan atau materi pelajaran tidak
dikemas semenarik mungkin bahkan hanya melalui ceramah, tulisan-tulisan di papan tulis
dan dengan cara yang tidak efisien lainnya, oleh karena itu peran para pendidik dalam
mengemas dan penyampaian pesan pembelajaran sangat diperlukan.
Salah satu bidang yang mendapat dampak yang cukup berarti dengan perkembangan
teknologi ini adalah bidang pendidikan, dimana pada dasarnya pendidikan merupakan
11
suatu proses komunikasi dan informasi dari pendidik kepada peserta didik yang berisi
informasi-informasi pendidikan, yang memiliki unsur-unsur pendidik sebagai sumber
informasi, media sebagai sarana penyedian ide, gagasan dan materi pendidikan serta
peserta didik itu sendiri.
Dalam bimbingan dan konseling media pembelajaran atau informasi adalah salah satu
unsur yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Media Bimbingan
sebagai salah satu sumber informasi siswa dalam belajar yang dapat membantu guru
memperkaya wawasan siswa. Berbagai bentuk dan jenis media bimbingan yang
digunakan oleh guru akan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa.
12
Media grafis dan chart tentunya bukan hal yang asing. Ketika anda
memperhatikan presentasi dari seseorang, seringkali presenter menunjukkan grafis,
gambar atau chart untuk memperjelas pesan yang ingin disampaikannya kepada yang
hadir. Namun demikian peranan media ini dalam menyampaikan pesan terbatas hanya
dapat dicerna melalui penginderaan mata. Sehingga dalam konteks belajar mengajar
tidak banyak menuntut siswa untuk menggunakan alat indera lainnya.
Pada akhir tahun 1950, teori komunikasi mulai mempengaruhi penggunaan alat
bantu audio-visual, sehingga fungsi media sebagai alat peraga mulai tergeser menjadi
penyalur pesan/informasi belajar. Tahun 1960, teori tingkah laku (behavior-theory)
ajaran BF.Skinner, mulai mempengaruhi penggunaan media dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut teori ini mendidik adalah mengubah tingkah laku siswa.
Karenanya orientasi tujuan pembelajaran (tujuan instruksional) haruslah mengarah
kepada perubahan tingkah laku siswa. Teori ini mendorong diciptakannya media yang
dapat mengubah tingkah laku siswa sebagai hasil kegiatan pembelajaran. Media
pembelajaran yang terkenal sebagai produk dari teori ini adalah teachingmachine dan
programmed-instruction.
Sejak tahun 1965 dimana penggunaan pendekatan sistem (system approach) mulai
memasuki khasanah pendidikan maupun kegiatan pembelajaran. Pendekatan sistem
ini mendorong digunakannya media sebagai bagian integral dalam program
pembelajaran. Bahkan James W Brown (1977), tokoh dalam bidang teknologi, media
dan metode pembelajaran, memandang bahwa media itu sebagai central-elements,
dengan mengatakan: “Media are regarded as central-elements in the approach to the
systematic instruction”. Program pembelajaran yang termasuk didalamnya (involve)
media pembelajaran dilaksanakan secara sistematik berdasarkan kebutuhan dan
karakteristik siswa serta diarahkan kepada perubahan tingkah laku siswa dengan
tujuan yang akan dicapai.
13
Dengan konsepsi yang semakin mantap itu, fungsi media dalam kegiatan
pembelajaran tidak lagi sekedar peraga bagi guru melainkan pembawa
informasi/pesan pembelajaran yang dibutuhkan siswa. Dengan demikian pola
interaksi edukatif akan lebih bervariasi hingga meliputi 5 pola berikut:
1. Sumber berupa orang saja (seperti yang kebanyakan terjadi di sekolah kita
sekarang).
2. Sumber berupa orang yang dibantu oleh/dengan sumber lain.
3. Sumber berupa orang bersama dengan sumber lain berdasarkan suatu
pembagian tanggung jawab.
4. Sumber lain saja tanpa sumber berupa orang.
5. Kombinasi dari keempat pola tersebut dalam bentuk suatu sistem.
Secara praktis media pembelajaran memiliki beberapa fungsi penting, antara lain:
14
7) Menyajikan informasi belajar secara konsisten dan dapat diulang maupun
disimpan menurut kebutuhan. Misalnya berupa rekaman, film, slide, gambar, foto,
modul, dsb.
Dalam Mochammad Nursalim (2013 :7) secara umum media memiliki manfaat
sebagai berikut :
Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa media bimbingan dan konseling
memiliki beberapa hal yang perlu ditekankan yaitu :
Banyak sekali media yang dapat dipakai dalam kegiatan pembelajaran, termasuk
didalamnya kegiatan layanan informasi dalam bimbingan dan konseling. Dengan
keanekaragaman media ini maka terdapat berbagai cara yang dapat dipergunakan
untuk mengadakan klasifikasi media, atas dasar kategori-kategori tertentu. Misalnya
saja media itu dapat diklasifikasikan menjadi:
15
2) Media elektronik dan non elektronik.
3) Media proyeksi dan non proyeksi.
4) Media audio, visual dan audio-visual.
5) Media yang sengaja dirancang (by design) dan media yang dimanfaatkan (by
utilization).
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bimbingan dan konseling belajar adalah bimbingan yang tujuannya untuk membantu
para individu dalam memecahkan masalah-masalah belajar.cTujuan dari diadakan
bimbingan konseling belajar mengurangi kegagalan siswa yang terjadi disebabkan
mereka tidak mendapat layanan bimbingan yang memadai.
Fungsi kognitif.
Fungsi konatif-dinamik.
Fungsi afektif.
Fungsi sensorik-motorik.
Dalam bimbingan dan konseling media pembelajaran atau informasi adalah salah satu
unsur yang memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Media Bimbingan
sebagai salah satu sumber informasi siswa dalam belajar yang dapat membantu guru
memperkaya wawasan siswa. Berbagai bentuk dan jenis media bimbingan yang
digunakan oleh guru akan menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi siswa.
B. Saran
Seorang konselor dituntut untuk dapat menjadi model dari suatu kondisi kesehatan
psikologis yang baik bagi kliennya, yang mana hal ini memiliki pengertian akan
ketentuan dari konselor dimana konselor harus lebih sehat kondisi psikisnya daripada
klien. Karena apabila konselor kurang sehat psikisnya, maka ia akan teracuni oleh
kebutuhan-kebutuhan sendiri, persepsi yang subjektif, nilai-nilai keliru, dan kebingungan.
Untuk itu seorang konselor harus memiliki semangat yang tinggi untuk belajar hal-hal
baru yang menambah daftar acuan pengambilan tindakan. Agar klien senang konselor
pun senang.
17
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak & Sanjaya. 1995. Media Pendidikan. Bandung : Pusat Pelayanan dan
Pengembangan Media Pendidikan IKIP-Bandung
Hallen. 2005 . Bimbingan dan Konseling. Ciputat : Quantum Teaching, hal. 1-5
Mu’wanah, Elfi. 2004. Bimbingan Konseling. Jakarta : PT. Bina Ilmu, hal 4-5
Paimun. 2008. Bimbingan dan Konseling (Sari Perkulihan). Universitas Islam Negeri
(UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, hal.19-21
Walgito, Bimo. 1993. Bimbingan dan Penyeluhan di Sekolah. Yogyakarta : Andi Offset,
hal.4-5
Yusuf, Syamsyu. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT. Remaja
Rosdakarta, hal 15
Zamroni. 2008 . Esensi Praktis Belajar Pembelajaran. Bandung: Humaniora, Edisi revisi
18