Dosen Pengampu:
Dr. Israwati
Ruang 11
Di Susun : Kelompok 1
BANDA ACEH
2022
PRAKATA
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberi kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentu kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan
makalah ini dengan baik. Salawat serta salam semoga terlimpah curahkan
kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad ﷺyang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di
dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang
lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf.
Penulis
i
DAFTAR ISI
PRAKATA........................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN
I.A Latar Belakang.................................................................1
I.B Rumusan Masalah............................................................2
I.C Tujuan..............................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
II.B.1 Hakikat dan Urgensi Bimbingan dan Konseling.........3
II.B.2 Kedudukan Bimbingan dan Konseling dalam Pendidikan
Formal …...............................................................................7
II.B.3 Bimbingan dan Konseling di Sekolah..........................8
BAB III
PENUTUP
III.A Kesimpulan..................................................................10
III.B Saran............................................................................10
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Bimbingan dan konseling merupakan salah satu bidang pelayanan yang perlu
dilaksanakan di dalam program pendidikan. Kebutuhan pelaksanaan bimbingan dan
konseling berlatar belakang beberapa aspek, yaitu aspek psikologis, sosial budaya, Ilmu
pengetahuan dan teknologi, dan pedagogis. Bimbingan konseling merupakan komponen
penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang keberadaannya sangat dibutuhkan,
khususnya untuk membantu peserta didik dalam pengembangan pribadi, kehidupan
sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Bimbingan dan
konseling akan sangat membantu lancarnya proses pembelajaran dalam suatu lembaga
pendidikan.
Perubahan yang terjadi dalam lingkungan dapat mempengaruhi gaya hidup ( life
style ) warga masyarakat. Apabila perubahan yang terjadi itu sulit diprediksi, atau di luar
jangkauan kemampuan, maka akan melahirkan kesenjangan perkembangan perilaku
konseli, seperti terjadinya stagnasi (kemandegan) perkembangan, masalah-masalah
pribadi atau penyimpangan perilaku. Program pelayanan bimbingan dan konseling
berusaha untuk dapat mempertemukan antara kemampuan individu dengan cita-citanya
serta dengan situasi dan kebutuhan masyarakat. Dalam kondisi yang seperti inilah
dirasakan perlunya pelayanan bimbingan dan konseling yang memfokuskan
kegiatannya dalam membantu para peserta didik secara pribadi agar mereka dapat
berhasil dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya.
Melalui program pelayanan bimbingan dan konseling yang baik, maka setiap
peserta didik mendapat kesempatan untuk megembangkan setiap potensi yang
dimilikinya seoptimal mungkin, sehingga mereka dapat menemukan kebahagiaan
pribadi dan kemanfaatan sosial. Bimbingan merupakan proses membantu orang
perorangan dalam memahami dirinya sendiri dan lingkungan hidupnya dan konseling
diartikan sebagai suatu proses interaksi yang membantu pemahaman diri dan
1
lingkuangan dengan penuh berarti, dan menghasilkan pembentukan atau penjelasan
tujuan-tujuan dan nilai perilaku di masa yang akan datang.
I.B.1 Apa Hakikat dan Urgensi dari Bimbingan dan Konseling di Sekolah ?
I.B.2 Bagaimana Kedudukan Bimbingan dan Konseling di Sekolah ?
I.B.3 Bagaimana Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar ?
I.C Tujuan
I.C.1 Untuk Mengetahui Hakikat Dan Urgensi Bimbingan Dan Konseling di Sekolah..
I.C.2 Untuk Dapat Memahami Kedudukan Bimbingan Dan Konseling di Sekolah .
I.C.3 Untuk Mengetahui Seperti Apa Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Shertzer dan Stone ( dalam Yusuf dan Nuhrisan 2010:6 Pengartian
bimbingan sebagai proses pemberian bantuan kepada individu agar mampu memahami
diri dan lingkungannya. Menurut Rochman Natawidjaja (dalam Yusuf dan Nuhrisan
2010:6) mengartikan bimbingan sebagai suatu proses pemberian bantuan kepada individu
yang dilakukan secara berkesinambungan, supaya individu tersebut dapat memahami
dirinya dan dapat bertindak secara wajar, sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungan
sekolah, keluarga, masyarakat dan kehidupan pada umumnya. Sementara, Winkel
(2005:27) mendefiniskan bimbingan: (1) suatu usaha untuk melengkapi individu dengan
pengetahuan, pengalaman dan informasi tentang dirinya sendiri, (2) suatu cara untuk
memberikan bantuan kepada individu untuk memahami dan mempergunakan secara
efisien dan efektif segala kesempatan yang dimiliki untuk perkembangan pribadinya, (3)
sejenis pelayanan kepada individu-individu agar mereka dapat menentukan pilihan,
menetapkan tujuan dengan tepat dan menyusun rencana yang realistis, sehingga mereka
dapat menyesuaikan diri dengan memuaskan diri dalam lingkungan dimana mereka
hidup, (4) suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal
memahami diri sendiri, menghubungkan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan
lingkungan, memilih, menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya
sendiri. Bimbingan merupakan proses pemberian bantuan (arahan, masukan) terhadap
seseorang.
Dari beberapa definisi para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa bimbingan
sama dengan pemberian bantuan kepada seseorang yang membutuhkan bantuan untuk
membantu seseorang mengatasi masalahnya atau mengungkapkan kemampuan yang
dimilikinya. Bimbingin diberikan oleh seorang ahli dibidangnya kepada orang yang
membutuhkan bimbingan. Dan bimbingan juga dapat diartikan sebagai upaya pemberian
bantuan kepada peserta didik dalam rangka mencapai perkembanganya yang optimal.
3
Bimbingan dapat diberikan kepada seseorang individu atau sekumpulan individu,
ini berarti bahwa bimbingan dapat diberikan secara individual dan juga diberikan secara
kelompok. Bimbingan diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan, tanpa
memandang umur sehingga baik anak maupun orang dewasa, dengan demikian
bimbingan ini sangat penting bagi sekolah untuk membantu para siswa yang mengalami
masalah agar dapat teratasi secara optimal, sebab itu dibutuhkan pelayanan yang baik,
menyenangkan, menarik, dan profesional.
Pengertian konseling secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin,
yaitu “consilium” yang berarti dengan atau bersama yang dirangkai dengan menerima
atau memahami. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon, istilah konseling berasal dari
“sellan” yang berarti “menyerahkan”atau menyampaikan”. Sebelumnya telah dijelaskan
pengertian bimbingan selanjutnya akan dijelaskan pengertian konseling. Walgito, (dalam
Aqib 2012:29) mengemukakan bahwa konseling adalah bantuan yang diberikan kepada
individu dalam memecahkan masalah kehidupannya dengan wawancara, dengan cara-
cara yang sesuai dengan keadaan individu yang dihadapi untuk mencapai kesejateraan
hidupnya.
Menurut McDanial, (dalam Prayitno dan Amti 2004:100) konseling adalah suatu
rangkaian pertemuan langsung dengan individu yang ditujuakan pada pemberian bantuan
kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiri
dan dengan lingkungannya. Maclean (dalam Prayitno dan Amti 2004:100) konseling
adalah suatu proses yang terjadi dalam hubungan tatap muka antara sesorang individu
yang terganggu oleh karena masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan
seorang pekerja yang profesional, yaitu orang yang telah terlatih dan berpengalaman
membantu orang lain mencapai pemecahan-pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan
pribadi.
Tolbert, (dalam Prayitno dan Amti 2004:101). Konseling adalah hubungan pribadi
yang dilakukan secara tatap muka antara dua orang dalam mana konselor melalui
hubungan itu dengan kemampuan-kemampuan khusus yang dimilikinya, menyediakan
situasi belajar. Dalam hal ini konseli dibantu untuk memahami diri sendiri, keadaannya
sekarang, dan kemungkinan keadaannya masa depan yang dapat ia ciptakan dengan
menggunakan potensi yang dimilikinya, demi untuk kesejahteraan pribadi maupun
masyarakat. Lebih lanjut konseli dapat belajar bagaimana memecahkan masalah-masalah
dan menemukan kebutuhan-kebutuhan yang akan datang.
Dari beberapa rumusan definisi konseling tersebut dapat diperoleh beberapa unsur
yang terkandung di dalam definisi konseling sebagai berikut :
a. Pembimbing/konseling, yaitu seseorang yang karena keahlian dan kewenangan
memberikan bantuan.
b. Terbimbing konseling, yaitu seseorang yang karena masalahnya yang dihadapinya dan
ketidakmampan dalam menyelesaiakan.
c. Masalah, yaitu terjadinya interaksi antara pembimbing/konseli untuk memperoleh
penyelesaian yang terbaik.
d. Proses, yaitu terjadinya interaksi antara pembimbing/konselor dengan konseli secara
tatap muka (langsung berhadapan muka) dalam upaya penyelesaian masalah.
e. Tujuan, yaitu sesuatu yang ingin dicapai oleh pembimbing/konseli, dalam arti dapat
memberi bantuan dan mencapai hasil yang baik; dalam arti dapat terselesaikan maslanya.
Aqib (2012 : 30)
Penampilan perilaku remaja seperti diatas sangat tidak di harapkan, Karena tidak
sesuai dengan sosok pribadi manusia Indonesia yang dicita-citakan, seperti tercantum
dalam tujuan pendidikan nasional (UU NO. 20 Tahun 2003), yaitu:
1. Beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang maha esa
2. Berakhlak mulia
3. Memiliki pengetahuan dan keterampilan
4. Memiliki kesehatan jasmani dan rohani
5. Memiliki kepribadian yang mantap dan mandiri
6
6. Memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan
Dengan demikian, pendidikan yang bermutu, efektif atau ideal adalah yang
mengintegrasikan tiga bidang kegiatan utamanya secara sinergi, yaitu bidang
administratif dan kepemimpinan, bidang instruksional atau kurikuler, dan bidang
bimbingan dan konseling. Pendidikan yang hanya melaksanakan bidang administratif dan
instruksional dengan mengabaikan bidang bimbingan dan konseling, maka hanya akan
menghasilkan konseli yang pintar dan terampil dalam aspek akademik, tetapi kurang
memiliki kemampuan atau kematangan dalam aspek kepribadian. (sunaryo, 2008) . Pada
saat ini telah terjadi perubahan paradigm pendekatan bimbingan dan konseling, yaitu dari
pendekatan yang berorientasi trdisional, remidial, klinis, dan terpusat pada konselor,
kepada pendekatan yang berorientasi perkembangan dan preventif. Pendekatan
bimbingan dan konseling perkembangan (Development Guidance and Counseling), atau
bimbingan dan konseling (Comprehensive Guidance and Counseling). Pelayanan
bimbingan dan konseling komprehensif didasarkan kepada upaya pencapaian tugas-tugas
perkembangan, pengembangan potensi, dan pengentasan masalah-masalah konseli.
Tugas-tugas perkembangan dirumuskan sebagai standar kompetensi yang harus dicapai
konseli, sehingga pendekatan ini disebut juga bimbingan dan konseling berbasis standar
(Standard Based Guidance and Counseling).
Dalam pelaksanaan, pendekatan ini menekankan kolaborasi antara konselor dan
para pendidik), orang tua konseli, dan pihak-pihak terkait lainnya. Pendekatan ini
terintegrasi dengan proses pendidikan secara keseluruhan dalam upaya membantu para
konseli agar dapat mengembangkan atau mewujudkan potensi dirinya secara penuh, baik
menyangkut aspek pribadi, social, belajar, dan karir. Atas dasar itu, maka implementasi
bimbingan dan konseling dalam pendidikan diorientasikan perkembangan konseli, yang
meliputi aspek pribadi, social belajar, dan karir, atau terkait dengan pengembangan
pribadi konseli sebagai makhluk yang berdimensi biopsikososiospritual (biologis, psikis,
social, dan spiritual).
7
sekolah yaitu sebagai salah satu upaya pembinaan pribadi peserta didik, kedudukan
bimbingan dan konseling dalam pendidikan ada 3 ruang lingkup kegiatan pendidikan
yaitu:
1. Bidang Intruksional dan Kurikulum
Bidang ini mempunyai tanggung jawab dalam kegiatan pengajaran dan
bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan, keterampilan dan sikap
kepada peserta didik Pada umumnya bidang ini merupakan pusat kegiatan
pendidikan dan merupakan tanggung jawab utama staf pengajaran.
Kegiatan pendidikan yang baik harus mencakup ke-3 bidang tersebut. Karena jika
tidak sekolah hanya akan menghasilakn individu yang pintar dan bercita-cita tinggi
namun mereka tidak mampu memahami potensi yang dimilikinya. Hal ini menyebabkan
mereka mengalami kegagalan atau kesulitan sewaktu terjun ke dunia kerja. Dalam
kondisi yang seperti inilah dirasakan perlunya pelayanan bimbingan dan konseling yang
memfokuskan kegiatannya dalam membantu para peserta didik secara pribadi agar
mereka dapat berhasil dalam proses pendidikan yang sedang ditempuhnya. Dengan
melalui program pelayanan bimbingan dan konseling yang baik. maka setilap peserta
didik diharapkan mendapat kesempatan untuk mengembangkan setiap potensi yang
dimilikinya seoptimal mungkin.
9
BAB III
PENUTUP
III.A Kesimpulan
Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah adalah menyangkut upaya
memfasilitasi peserta didik yang selanjutnya disebut konseli agar mampu
mengembangkan potensi dirinya atau mencapai tugas-tugas perkembangnnya.
(menyangkut aspek fisik, emosi, intelektual, social dan moral).
Adapun kedudukan bimbingan dan konseling dalam pendidikan adalah:
a) Bidang instruksional dan kurikulum
b) Bidang administrasi dan kepemimpinan
c) Bidang pembinaan pribadi
III.B Saran
Pembaca diharapkan mampu memahami hakikat dan urgensi bimbingan dan
konseling di sekolah.
Pembaca diharapkan mampu mengetahui kedudukan bimbingan dan konseling di
sekolah.
Pembaca diharapkan agar dapat memahami seperti apa bimbingan dan konseling di
sekolah dasar.
10
DAFTAR PUSTAKA
Abdillah, Irfad Faiq, 2012. Hakikat Dan Urgensi Bimbingan Dan Konseling.
http://irfadfaiq.blogspot.com/ diakses tanggal 18 Januari 2022 pukul 20.00 wib.
Sukardi, Dewa Ketut. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka
Cipta, 2008.
Anggia, dkk. 2017. kedudukan BK dalam pendidikan dan kurikulum serta pelayanan di
sekolah dan luar sekolah. http://opiseo-baca.blogspot.com/2017/07/kedudukan-
bk-dalam-pendidikan-dan_30.html diakses pada 19 Januari 2022 pukul 22:0 wib
11