Anda di halaman 1dari 6

Perguruan Kebangsaan Taman Siswa didirikan oleh Ki Hajar Dewantoro pada tanggal 3

Juli 1932 di Yogyakarta dalam bentuk yayasan. Kemudian mulai didirikan Taman Indria (Taman
Kanak-Kanak) dan Kursus Guru, selanjutnya Taman Muda(SD), disusul Taman dewasa
merangkap Taman guru (Mulo-Kweekschool). Dengan demikian Taman Siswa telah meliputi
semua jenjang persekolahan, dari pendidikan prasekolah, pendidikan dasar, pendidikan
menengah, dan pendidikan tinggi.

A. Asas dan Tujuan

Perguruan kebangsaan Taman Siswa mempunyai 7 asas perjuangan yang secara singkat
disebut "asas 1922" yang bertujuan untuk menghadapi pemerintahan kolonial Belanda serta
sekaligus untuk mempertahankan kelangsungan hidup bersifat nasional, dan demokrasi. Ke-7
"asas 1922" yaitu:

1. Bahwa setiap orang mempunyai hak mengatur dirinya sendiri dengan mengingat
terbitnya persatuan dalam berkehidupan umum. Tujuan yang hendak dicapai adalah
kehidupan yang tertib dan damai. Dari asas ini taman siswa terdorong untuk
mengganti sistem pendidikan cara lama yang menggunakan perintah paksaan dan
hukuman dengan sistem kasta dan siswa yang didasarkan pada perkembangan
kodrati, juga lahir sebuah istilah yang disebut "Sistem Among".

2. Pengajaran harus memberikan pengetahuan yang berfaedah yang dalam arti lahir dan
batin dapat memerdekakan diri. Asas ini memberi ketegasan bahwa kemerdekaan itu
hendaknya dikenakan terhadap cara siswa berpikir yaitu agar siswa jangan selalu
dicekoki atau disuruh menerima buah pikiran saja melainkan para siswa hendaknya
dibiasakan mencari atau menemukan sendiri berbagai nilai pengetahuan dan
keterampilan dengan menggunakan pikiran dan kemampuannya sendiri.

3. Pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri. Asas ini
bertujuan mencegah sistem pengajaran yang bersifat intelektualistis dan pola hidup
yang "kebarat-baratan" yang dapat memisahkan orang-orang terpelajar dengan rakyat
jelata pada umumnya.
4. Pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada seluruh rakyat.
Lebih baik memajukan pengajaran untuk rakyat umum daripada mempertinggi
pengajaran tapi mengurangi tersebarnya pendidikan dan pengajaran. Asas ini
menunjukkan bahwa perguruan kebangsaan Taman Siswa lebih mementingkan
pemerataan pendidikan.

5. Untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuhnya lahir maupun batin hendaknya
diusahakan dengan kekuatan sendiri dan menolak bantuan apapun dari siapapun yang
mengikat baik berupa ikatan lahir maupun ikatan batin. Dari asas "hidup" dengan
kekuatan sendiri inilah maka taman siswa mampu mempertahankan kepribadiannya
sepanjang masa.

6. Sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus membelanjai
sendiri segala usaha yang dilakukan. Asa ini menjelaskan tentang keharusan untuk
hidup sederhana dan hemat.

7. Dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin untuk
mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan kebahagiaan anak-
anak. Asas "berhamba kepada anak didik" menunjukkan hasil taman siswa untuk
menampilkan pendidik dalam arti yang semurni-murninya yang memenuhi kualifikasi
pendidik untuk disebut sebagai "Pamong" atau "Pahlawan Tanpa Tanda Jasa".

Dalam perkembangan selanjutnya Taman Siswa melengkapi "Asas 1922" dengan "Dasar-
Dasar 1947" yang disebut pula sebagai "Panca Dharma". Kelima dasar Taman siswa Tersebut
adalah:

1. Asas Kemerdekaan

Harus diartikan disiplin pada diri sendiri, oleh diri sendiri atas dasar nilai hidup
yang tinggi, baik hidup sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh
sebab itu kemerdekaan menjadi alat mengembangkan pribadi yang kuat dan sabar
dalam suatu pertimbangan dan kesengsaraan keselarasan dengan masyarakat tertib
damai tempat keanggotaannya

2. Asas Kodrat Alam


Berarti bahwa pada hakekatnya manusia itu sebagai makhluk adalah satu dengan
kodrat alam ini. Ia tidak bisa lepas dari kehendaknya, tetapi akan mengalir bahagia jika
bisa menyatukan diri dengan kodrat alam.

3. Asas Kebudayaan Taman Siswa

Asas ini tidak berarti asal memelihara kebudayaan kebangsaan itu ke arah
kemajuan yang sesuai dengan kecerdasan zaman, kemajuan dunia, dan kepentingan
hidup rakyat lahir dan batin tiap-tiap zaman dan keadaan.

4. Asas Kebangsaan Taman Siswa

Taman siswa tidak boleh bertentangan dengan kemanusiaan, justru harus menjadi
bentuk dan fiil kemanusiaan yang nyata dan oleh karena itu tidak mengandung arti
bermusuhan dengan bangsa lain.

5. Asas Kemanusiaan

Menyatakan bahwa darma tiap-tiap manusia itu adalah mewujudkan kemanusiaan


yang berarti kemajuan manusia lahir dan batin yang setinggi-tingginya, dan juga
bahwa kemajuan kemanusiaan yang tinggi terdapat di lihat pada kesucian hati orang
dan adanya rasa kasih terhadap sesama manusia dan terhadap makhluk Tuhan
seluruhnya.

Tujuan perguruan kebangsaan Taman Siswa dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu:

1. Sesuai dnegan "Asas Taman Siswa" tahun 1922 Pasal 1, tujuan dari taman siswa adalah
sebagai badan perjuangan kebudayaan dan pembangunan masyarakat tertib dan damai.

2. Tertib yang sebenarnya tidak akan ada jika tidak ada damai antara manusia. Dan damai
antara manusia itu hanya mungkin ada dalam keadilan sosial sebagai wujud perilakunya
kedaulatan adab kemanusiaan yang menghilangkan segala rintangan oleh manusia
terhadap sesamanya dalam syarat-syarat hidupnya serta menjamin terbaginya syarat-
syarat hidup lahir batin secara sama rata sama rasa. Sesuai pasal 13 yaitu Tujuan
Pendidikan Taman Siswa ialah membangun anak didik menjadi manusia yang lahir batin,
luhur akal budinya, serta sifat jasmaninya untuk menjadi anggota masyarakat yang
berwenang dan bertanggung jawab atas keserasian bangsa, tanah air, serta manusia pada
umumnya.

B. Upaya-Upaya Pendidikan yang Dilakukan Taman Siswa

Di lingkungan perguruan, untuk mencapai tujuannya, Taman Siswa berusaha dengan


jalan (Pasal 9) sebagai berikut.

1. Menyelenggarakan tugas Pendidikan dalam bentuk perguruan dari tingkat dasar hingga
tingkat tinggi, baik yang bersifat umum maupun yang bersifat kejuruan, serta memberi
Pendidikan itu serba isi yang baik dan berguna untuk keperluan hidup dan penghidupan
masyarakat sesuai dengan asas, dasar, dan tujuan Pendidikan.
2. Mengikuti, mempelajari perkembangan dunia di luar Taman Siswa yang ada
hubungannya dengan bidang-bidang kegiatan Taman Siswa untuk diambil faedah sebaik-
baiknya.
3. Menumbuhkan dan memasakkan lingkungan hidup keluarga Taman Siswa , sehingga
dapat tampak benar wujud masyarakat Taman Siswa yang dicita-citakan.
4. Meluaskan kehidupan ke-Taman Siswa-an di luar lingkungan masyarakat perguruan,
sehingga dapat terbentuk wadah yang nyata bagi jiwa Taman Siswa, agar demikian ada
pengaruh timbal balik antara perguruan/keluarga dan masyarakat sekitarnya pada
khususnya, dan masyarakat luas pada umumnya.
Taman Siswa berusaha di luar lingkungan perguruan dengan jalan (Pasal 10) sebagai berikut :
1. Menjalankan kerja Pendidikan untuk masyarakat umum dengan dasar-dasar dan hidup
Taman Siswa, baik yang bersifat umum untuk meningkatkan kecerdasan masyarakat
maupun Pendidikan karya untuk meningkatkan kecakapan dan kemampuan hidupnya.
2. Menyelenggarakan usaha-usaha kemasyarakatan dalam masyarakat dalam bentuk-bentuk
badan sosial ekonomi yang dapat memberi bimbingan dan dorongan kegiatan masyarakat
dalam perjuangannya menuju masyarakat Bahagia tertib-damai.
3. Bersama-sama dengan instansi-instansi pemerintahan menyelenggarakan usaha-usaha
pembentukan kesatuan hidup kekeluargaan sebagai pola masyarakat baru Indonesia.
4. Menyelenggarakan usaha Pendidikan kader pembangunan yang tenaganya dapat
disumbangkan kepada masyarakat untuk pembangunan.
5. Mengusahakan terbentuknya pusat-pusat kegiatan kemasyarakatan dalam berbagai
bidang kehidupan dan penghidupan masyarakat dengan inti-inti kejiwaan Taman Siswa.
C. Hasil-Hasil yang Dicapai
Yayasan Perguruan Kebangsaan Taman Siswa yang didirikan Suwardi Suryaningrat (Ki
Hajar Dewantara) pada tanggal 3 Juli 1922 di Yogyakarta samapai kini telah mencapai
berbagai hal seperti : gagasan/pemikiran tentang Pendidikan nasional, Lembaga-lembaga
Pendidikan dari Taman Indria sampai dengan Sarjana Wiyata, dan sejumlah besar alumni
perguruan (banyak menjadi tokoh nasional, antara lain Ki Hajar Dewantara, Ki
Mangunsarkoro, dan Ki Suratman). Ketiga pencapaian itu merupakan pencapaian sebagai
suatu Yayasan Pendidikan, yang juga mungkin dicapai oleh Yayasan Pendidikan lainnya.
Meskipun hamper semua upaya Pendidikan yang dilakukan oleh orang Indonesia di
zaman penjajahan adalah sebagai sarana perjuangan kemerdekaan Indonesia, namun Taman
Siswa menduduki tempat khusus dalam peran perjuangannya itu. Sebagaimana tercermin pada
namanya dengan mencantumkan “kebangsaan” pada tahun 1922 (jadi sebelum Sumpah
Pemuda tahun 1928), maka Taman Siswa telah tampil sebagai pelopor persatuan dan kesatuan
Indonesia berdasarkan asas kebangsaan dan kebudayaan Indonesia. Seperti diketahui,
persatuan dan kesatuan itu sangat diperlukan oleh setiap bangsa yang bhinneka agar tunggal
ika, seperti Indonesia.
Akhirnya perlu dikemukaakan harapan seperti yang tercermin dalam Tajuk Rencana
Harian Kompas menyambut Kongres ke-16 hari dan jadi ke-70 Taman Siswa dengan judul
“Menyegarkan Kembali Semangat Humanisme Ki Hajar Dewantara” yakni perlunya
penyegaran untuk mengantisipasi perkembangan masyarakat yang serba cepat dan tak
terduga. Seperti dikemukakan dalam tajuk itu, penyegaran itu telah lama berlangsung dalam
Taman Siswa, namun mulai meredup.
Setelah berturut asas itu disempurnakan oleh Ki Sarmidi menjadi Pancadarma, Ki Moch
Tauchid dengan konsep penerapannya di bidang ekonomi, Ki Mohammad Said dengan filsafat
kekeluargaan, dan terkahir Ki Sarino dalam Pendidikan kedesaan, kita punya kesan taka da
lahi ‘barang baru’ dari Taman Siswa.
Karena tanpa penyegaran dan dinamisasi, dapat terjadi Taman Siswa sebagai “Indonesia
Kecil” bisa mengikuti “sesama Taman Siswa” lain yakni perguruan kebangsaan yang
bersemangat nasionalisme yang satu persatu mati. Harapan kita, semua penyegaran dan
dinamisasi itu akan terus berkembang agar Taman Siswa dapat maju terus; seperti diketahui,
hari jadi pendiri Taman Siswa itu telah ditetapkan sebagai Hari Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai