Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH

EVALUASI, PELAPORAN DAN TINDAK LANJUT PROGRAM BK DI SD


DAN MODEL INSPIRASIF LAYANAN BK DI SD
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH BIMBINGAN DAN
KONSELING DI SEKOLAH DASAR
Dosen Pengampu: Dr. Sulistiyana, M.Pd

Di susun oleh:
Kelompok 7

Didi Dwi Hermawan 2110125310027


Mahfuz Afif Maulana 2110125210002
Nurbaiti Rahmah 2110125120017
Putri Nadian Risqullah 2110125220001
Rajwa Syahdini Puteri 2110125220091
Siti Nur Aliyah 2110125220060
Siti Rosidah 2110125220058

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
BANJARMASIN
2023/2024
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah – nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul “Evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut program bimbingan konseling di
SD dan model inspirasif layanan bimbingan konseling di SD”. Adapun tujuan dari
penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Dr. Sulistiyana, M.Pd
pada mata kuliah bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Dr. Sulistiyana, M.Pd pada mata
kuliah bimbingan dan konseling di Sekolah Dasar yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat mempelancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari
sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karna itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan
kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Banjarmasin, 29 Agustus 2023

Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1

A. Latar belakang masalah ........................................................................................ 1

B. Permasalahan ........................................................................................................ 3

C. Metode Penulisan.................................................................................................. 3

D. Tujuan Penulisan .................................................................................................. 4

E. Manfaat Penulisan ................................................................................................. 4

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................. 5

A. Pengertian Evaluasi, Pelaporan, dan Tindak Lanjut Program BK di SD ............. 5

1. Pengertian evaluasi program bimbingan konseling di SD ................................. 5

2. Pengertian Pelaporan Program BK di SD .......................................................... 5

3. Pengertian Tindak Lanjut Program BK di SD ................................................... 6

B. Evaluasi Program BK di SD ................................................................................. 7

C. Pelaporan BK di Sekolah Dasar............................................................................ 9

D. Tindak Lanjut BK di Sekolah Dasar................................................................... 10

E. Pengertian Model Inspiratif Layanan BK di SD ................................................. 12

F. Model Inspiratif layanan BK di SD .................................................................... 14

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 17

A. Kesimpulan ......................................................................................................... 17

B. Saran ................................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 19

iii
LAMPIRAN……………………………………………………………………………….. 21

iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah sebagai Lembaga Pendidikan merupakan peran strategis dalam
pembentukan karakter dan kepribadian siswa. Sekolah sebagai lembaga atau
sistem yang di dalamnya terdapat komponen-komponen yang terintegrasi
dengan baik. Bimbingan Konseling (BK) adalah salah satu komponen yang
ada disekolah yang bertugas untuk membantu menyelesaikan berbagai
permasalahan yang dialami anak didik atau siswa (Astutik, Astuti, &
Zainuddin, 2021). Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
111 Tahun 2014 berupaya menata kembali program bimbingan dan
konseling yang meliputi 4 komponen (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, 2014). Hal-hal tersebut berkaitan erat satu
sama lain atau tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Penyelenggaraan program dapat memberikan kesempatan yang baik
kepada konselor untuk menangani permasalahan siswa serta
perkembangannya dan mencegah perilaku buruk. Oleh karena itu, suatu
sekolah harus menyediakan guru bimbingan dan konseling yang berfungsi
sebagai konselor sekaligus guru yang bertanggung jawab menilai hasil
belajar siswa. Dinyatakan bahwa program bimbingan dan konseling
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa (Fathoni & dkk., 2021). Oleh
karena itu, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mempunyai
strategi pembelajaran yang baik dan implementasi yang patut dicontoh juga.
Pemerintah mengakui adanya Bimbingan dan Konseling di sekolah karena
Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari sekolah yang
mempunyai wilayah kerja yang tidak sama seperti unit-unit lain di lembaga
sekolah (Noperlis, Firman, Neviyarni, & Amat, 2023).
Pada Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan dasar dan menengah dijelaskan bahwa
bimbingan dan konseling merupakan upaya sistematis, objektif, logis, dan

1
2

berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru


Bimbingan dan Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta
didik/Konseli untuk mencapai kemandirian dalam kehidupannya (Abidarda
& Jarkawi, 2022). Pelayanan bimbingan dan konseling perlu disesuaikan
dengan karakteristik siswa Sekola Dasar (SD) yaitu disesuaikan dengan
tugas-tugas perkembangannya. Dalam menjalankan tugas-tugas
perkembangannya, anak sering menemui hambatan dan permasalahan
sehingga mereka banyak tergantung dengan orang-orang yang disekitarnya
seperti orang tua dan guru, karena itu anak usia SD saat memerlukan
perhatian khusus dari para guru di sekolah untuk menjalankan tugas
perkembangannya secara optimal (Astutik, Astuti, & Zainuddin, 2021). Pada
pelaksanaan layanan Bimbingan Konseling dibuat berupa program agar
dapat terlaksana secara maksimal.
Program bimbingan dan konseling merupakan serangkaian kegiatan
yang diselenggarakan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan
bimbingan dan konseling dalam periode tertentu (Kartikasari, Neviyarni, &
Ahmad, 2023). Dalam penyusunan program disesuaikan dengan kebutuhan
siswa. Oleh karena itu, agar program bimbingan konseling dapat memenuhi
kebutuhan siswa, perlu adanya kegiatan evaluasi, pelaporan dan tindak
lanjut. Kegiatan evaluasi untuk melihat pelaksanaan dan hasil layanan.
Kegiatan pelaporan untuk mendeskripsikan dan meuraikan analisis dari hasil
evaluasi. Kegiatan tindak lanjut untuk memantau secara sistematis kepada
siswa yang memperoleh layanan bk. (Abidarda & Jarkawi, 2022) (Aditomo,
2021). Namun, dalam pelaksaanaan program layanan bimbingan konseling
terdapat kendala, karena dilaksanakan oleh guru kelas. Sesuai didalam
(Astutik, Astuti, & Zainuddin, 2021) program bk dilaksanakan oleh wali
kelas tidak oleh guru bk, sehingga pelaksanaan bimbingan konseling hanya
pada ruang lingkup mata pelajaran yang diampunya. Untuk itu, perlu adanya
model bagi wali kelas untuk pelaksanaan program layanan bk agar
berjalanan efektif.
3

Model inspiratif merupakan model layanan bimbingan konseling untuk


mencapai target hasil belajar siswa secara menyeluruh, baik dari kognitif
ataupun karakter. Dari model ini juga dapat memberikan inspirasi pada
sekolah dalam mengembangkan program layanan bimbingan konseling
terkhusus di satuan Pendidikan dasar (Aditomo, 2021). Sehingga, model
inspiratif sangat membantu sekolah dan wali kelas dalam pelaksanaan
layanan bimbingan konseling.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalahan yang diangkat
dalam makalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut program BK di
SD?
2. Bagiamana evaluasi program BK di SD?
3. Bagiamana pelaporan program BK di SD?
4. Bagaimana tindak lanjut program BK di SD?
5. Pengertian model inspiratif layanan BK di SD?
6. Bagaimana model inspiratif layanan BK di SD?
C. Metode Penulisan
Metode penulisan makalah ini adalah study kepustakaan (library
research). Studi kepustakaan merupakan suatu studi yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi atau pengumpulan data pustaka dengan cara
menelaah, membaca, dan mencatat serta mengolah bahan penelitian. Ciri-
ciri dari jenis penelitian ini adalah peneliti langsung berhubungan dengan
teks atau naskah, data kepustakaan bersifat tetap dan siap pakai. Data
pustaka pada umumnya adalah data sekunder atau pendukung sehingga
peneliti mendapatkan data bukan dari data orisinil atau tangan pertama di
lapangan, tetapi diperoleh dari tangan kedua (Dewi, Neviyarni, &
Irdamurni, 2019).
4

D. Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk memahami pengertian evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut
program BK di SD.
2. Untuk memahami evaluasi program BK di SD.
3. Untuk menganalisis pelaporan program BK di SD.
4. Untuk menganalisis tindak lanjut program BK di SD.
5. Untuk memahami model inspiratif layanan BK di SD.
6. Untuk memahami model inspiratif layanan BK di SD.
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi Sekolah
Diharapkan sebagai bahan informasi untuk dapat mengembangkan
program layanan bk agar layanan berjalan dengan efektif dan inovatif
bagi para pendidik disana. Sehingga, sistem sekolah berjalan dengan
baik dan membantu permasalahan bagi para siswa.
2. Bagi Guru
Diharapkan sebagai bahan informasi untuk dapat melaksanakan
program layanan bk agar berjalan dengan efektif. Sehingga, para guru
dapat merancang program sesuai dengan kebutuhan siswa dan dapat
melaksanakan evaluasi, pelaporan hingga tindak lanjut untuk mengatasi
permasalahan bagi para siswa.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk
memperluas wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi, Pelaporan, dan Tindak Lanjut Program BK di
SD
1. Pengertian evaluasi program bimbingan konseling di SD
Menurut W.S Winkel dalam Putri, A. E., (2019), Evaluasi
program bimbingan adalah usaha menilai efisiensi dan efektivitas
pelayanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program
bimbingan. Evaluasi program bimbingan dan konseling merupakan
komponen yang masih lemah dalam penyelenggaraan program
bimbingan dan konseling di Indonesia. Evaluasi program biasanya
dilakukan untuk kepentingan pengambil kebijakaan untuk
menentukan kebijakan selanjutnya. Penentuan kebijakan akan tepat
apabila data yang digunakan sebagai dasar pertimbangan tersebut
benar, akurat, dan lengkap.
Menurut Cronbach dan Stufflebeam evaluasi program adalah
upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil
keputusan. Penilaian yang diberikan terletak pada kondisi suatu
program tertentu dengan menggunakan standar dan kriteria evaluasi
program yang ada didalam kerangka kerja program BK
komprehensif. Penilaian kegiatan bimbingan di sekolah/madrasah
adalah segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat
kualitas kemajuan kegiatan dengan pelaksanaan program bimbingan
di sekolah/madrasah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-
patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang
dilaksanakan (Sahputra, D., 2022).
2. Pengertian Pelaporan Program BK di SD
Laporan pelaksanaan program BK disusun berdasarkan hasil
proses yang sistematis dari pengumpulan, penganalisaan dan
penginterpretasian informasi dalam rangka menghasilkan data dan

5
6

informasi yang valid dan reliabel tentang pelaksanaan pelayanan


BK. Laporan ini dibuat secara komprehensif berdasarkan data
evaluasi. Hasil kegiatan evaluasi yang berupa data dan informasi
selanjutnya dapat dijadikan acuan bagi guru BK untuk membuat
laporan, berdasarkan hasil studi dari hasil analisa evaluasi akan
menjadi rekomendasi untuk memperbaiki dan mengembangkan
program BK.
Selain itu juga sebagai bahan informasi bagi pihak pimpinan
sekolah, guru mata pelajaran dan orang tua peserta didik/konseli
tantang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian
tugas- tugas perkembangan peserta didik/konseli, agar secara
berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program BK di
sekolah, serta bahan untuk pertanggungjawaban /akuntabilitas
pelaksanaan program bimbingan dan konseling (Prayoga, B., at el.,
2020)
3. Pengertian Tindak Lanjut Program BK di SD
Menurut Hiro Tugiman dalam Prayoga, B., at el., (2020) tindak
lanjut adalah suatu proses untuk menetukan kecukupan, keefektifan,
dan ketepatan waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan. Tindak
lanjut merupakan kegiatan yang dilakukan setelah evaluasi program.
Tindak lanjut yaitu kegiatan yang dilakukan untuk menindaklanjuti
hasil pelaksanaan kegiatan layanan BK dan atau program BK yang
diberikan. Kegiatan tindak lanjut ini sebagai upaya menuntaskan
bantuan, perbaikan dan/atau pengembangan program BK pada tahun
pelajaran berikutnya.
Pelaksanaan kegiatan tindak lanjut merupakan kegiatan
menindaklanjuti hasil evaluasi program BK, yang mencakup
penilaian proses dan penilaian hasil yang kemudian diterjemahkan
kedalam rekomendasi kegiatan tindak lanjut (Prayoga, B., at el.,
2020).
7

B. Evaluasi Program BK di SD
Azizah dalam Lianawati, A., (2018) mengungkapkan bahwa
penilaian program bimbingan konseling merupakan usaha untuk menilai
sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Hasil evaluasi akan memberikan manfaat dalam pelaksanaan
program bimbingan dan konseling selanjutnya.
Evaluasi pelaksanaan bimbingan yang dilakukan guru biasanya
menggunakan poin pelanggaran, jika siswa banyak melakukan
pelanggaran maka akan ada pengurangan skor. Selain itu guru
membuat deskripsi karakter setiap anak pada buku laporan. Namun
guru-guru tidak tahu apakah termasuk pada evaluasi bimbingan
atau bukan. (Lianawati, A., 2018). Konselor dapat mengadakan evaluasi
terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah
melalui prosedur sebagai berikut:
1. Fase Persiapan.
Fase persiapan terdiri dari kegiatan penyusunan kisi-kisi evaluasi.
Dalam kegiatan ini diperlukan beberapa langkah yang harus dilalui
antara lain:
a. Langkah pertama, penetapan aspek-aspek yang di evaluasi
adalah:
1) Penentuan dan perumusan masalah yang hendak dipecahkan
atau tujuan yang akan dicapai
2) Program kegiatan bimbingan
3) Personel atau ketenagaan
4) Fasilitas teknik dan administrasi bimbingan
5) Pembiayaan
6) Partisipasi personel
7) Proses kegiatan
8) Akibat sampingan
8

b. Langkah kedua, penetapan kriteria keberhasilan evaluasi


Misal, bila proses aspek kegiatan yang akan dievaluasi maka
kriteria yang dapat dievaluasi ditinjau dari lingkungan
bimbingan, sarana yang ada, dan situasi daerah.
c. Langkah ketiga, penetapan alat-alat atau instrumen evaluasi
Misal, aspek proses kegiatan yang hendak dievaluasi dengan
kriteria langkah kedua, maka instrumen yang harus digunakan
adalah check list, observasi kegiatan, tes situasi, wawancara, dan
angket.
d. Langkah keempat, penetapan prosedur evaluasi
Seperti contoh pada langkah kedua dan ketiga, maka prosedur
evaluasinya melalui penelaahan, kegiatan, penelaahan hasil
kerja, konferensi kasus, dan lokakarya.
e. Langkah kelima, penetapan tim penilaian atau evaluasi.
Berkaitan dengan contoh sebelumnya, maka yang harus menjadi
evaluator dalam penilaian proses kegiatan ialah ketua bimbingan
dan koneling, kepala sekolah, tim bimbingan dan konseling dan
konselor.
2. Fase persiapan alat atau instrumen evaluasi.
Dalam fase kedua ini, dilakukan kegiatan-kegiatan seperti
berikut:
a. Memilih alat-alat atau instrumen evaluasi yang ada atau
menyusun dan mengembangkan alat-alat evaluasi yang
diperlukan.
b. Penggandaan alat-alat instrumen evaluasi yang akan digunaan.
3. Fase pelaksanaan kegiatan evaluasi.
Dalam fase pelaksanaan evaluasi ini, evaluator melalui kegiatan,
yaitu persiapan pelaksanaan kegiatan evaluasi dan melaksanakan
kegiatan evaluasi sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan.
9

4. Fase menganalisis hasil evaluasi


Dalam fase analisis hasil evaluasi dan pengolahan data hasil evaluasi
ini dilakukan dengan mengacu pada jenis datanya. Data-data
tersebut, diantaranya tabulasi data dan analisis hasil pengumpulan
data melalui statitik atau nonstatistik.
5. Fase penafsiran atau interpretasi dan pelaporan hasil evaluasi
Pada fase ini, dilakukan kegiatan membandingkan hasil analisis data
dengan kinerja penilaian keberhasilan, kemudian diinterpretasikan
dengan menggunnakan kodekode tertentu, untuk kemudian
dilaporkan serta digunakan dalam rangka perbaikan atau
pengembangan program layanan bimbingan konseling (Putri, A. E.,
2019).
C. Pelaporan BK di Sekolah Dasar
Layanan Bimbingan dan Konseling (BK) memiliki peran krusial
dalam membantu siswa mengatasi tantangan akademik, emosional, dan
sosial. Salah satu aspek yang penting dalam layanan ini adalah
pelaporan, di mana informasi tentang perkembangan siswa dan isu-isu
terkait diinformasikan kepada semua stakeholder pendidikan. Sebelum
laporan diberikan kepada pihak-pihak terkait untuk dipergunakan
sebagai masukan bagi program sejenis lebih lanjut, haruslah melakukan
evaluasi terlebih dahulu dilskukan secara cermat dan objektif (Prof. Dr.
Prayitno, M.Sc. Ed. & Drs. Erman Amti, 2018)
Sekolah dapat memberikan layanan bimbingan konseling bagi
peserta didik agar mereka dapat mengembangkan potensinya sesuai
dengan tahap perkembangan. Salah satunya dengan cara dibuatnya
program bimbingan konseling yang jelas, terorganisir dan rasional.
Selain itu, menurut Gysbers dan Henderson dalam (Fitri et al., 2019)
penyelenggaraan suatu program bimbingan dan konseling agar
terlaksana dengan baik maka harus dilakukan dalam suatu alur
10

manajerial yang utuh mulai dari planning, designing, implementing,


evaluating, dan improving. Berikut adalah proses- proses yang
dilakukan dalam pelaporan bimbingan konseling di sekolah dasar:
1. Pengumpulan Data dan Evaluasi
Proses pelaporan dimulai dengan pengumpulan data tentang siswa
melalui observasi, wawancara, dan tes. Data ini dievaluasi oleh
konselor untuk mengidentifikasi kebutuhan dan masalah siswa.
2. Penyusunan Rencana Intervensi
Berdasarkan hasil evaluasi, konselor bersama dengan guru dan
orang tua menyusun rencana intervensi yang disesuaikan dengan
kebutuhan siswa.
3. Pelaksanaan Intervensi
Intervensi dapat berupa konseling individu atau kelompok, program
penguatan keterampilan sosial, atau perubahan pendekatan
pembelajaran. Proses ini diawasi secara berkala.
4. Pembuatan Laporan
Konselor menyusun laporan yang mencakup informasi tentang
masalah, tujuan intervensi, tindakan yang diambil, serta
perkembangan siswa.
5. Diskusi dan Kolaboras
Laporan ini dibahas bersama oleh konselor, guru, dan orang tua.
Diskusi ini memfasilitasi kolaborasi dalam mendukung siswa.
6. Pemantauan Lanjutan
Setelah intervensi dilaksanakan, pemantauan lanjutan dilakukan
untuk mengevaluasi efektivitas intervensi dan kemajuan siswa.
D. Tindak Lanjut BK di Sekolah Dasar
Tindak lanjut program Bimbingan dan Konseling (BK) di sekolah
dasar merupakan langkah penting dalam memastikan efektivitas layanan
dan perkembangan holistik siswa. Melalui tindak lanjut yang tepat, hasil
11

dari intervensi dan dukungan yang diberikan oleh konselor dapat diukur
dan dievaluasi.

Pada bagian pengambilan tindakan perlu dilakukan Analisis data


yang mengumpulkan informasi tersusun serta memberikan
kemungkinan adanya penarikan kesimpulan. Tindak lanjut meliputi
metode lain yang dilakukan jika suatu tindakan yang telah dilaksanan
belum berhasil (Roudlotun Ni’mah et al., 2022).
Layanan evaluasi dan tindak lanjut (guru melakukan peninjauan
perkembangan anak agar dapat mengukur dan mengambil langkah
tindak lanjut menegnai apa-apa saja yang akan dilakukan guru dalam
menyikapi perubahan anak baik ke arah yang buruk, begitupun
sebaliknya. Data diperoleh daridata observasi, catatan anekdot dan
catatan mengenai anak. (Roudlotun Ni’mah et al., 2022). Berikut adalah
langkah-langkah dalam menindaklanjuti terhadap program bimbingan
konseling:
1. Pemantauan Progres Siswa
Setelah intervensi dimulai, konselor secara berkala memantau
perkembangan siswa. Ini melibatkan evaluasi akademik, perilaku,
dan perkembangan emosional mereka.
2. Evaluasi Hasil
Hasil dari pemantauan di atas dievaluasi. Pertumbuhan siswa,
perubahan perilaku, dan pencapaian tujuan intervensi diukur untuk
menentukan apakah program BK efektif.
3. Pengajuan Laporan
Konselor menyusun laporan tentang perkembangan siswa dan hasil
evaluasi. Laporan ini mencakup perubahan yang terjadi dan
rekomendasi untuk langkah selanjutnya.
4. Kolaborasi dengan Guru dan Orang Tua
12

Laporan tersebut dibahas bersama dengan guru dan orang tua siswa.
Diskusi ini memungkinkan penyelarasan antara lingkungan sekolah
dan rumah.
5. Penyesuaian dan Perencanaan
Jika perlu, program BK yang sedang berjalan dapat disesuaikan
berdasarkan hasil evaluasi. Perubahan atau penambahan intervensi
dirancang.
6. Implementasi Langkah Lanjut
Langkah-langkah lanjut yang telah direncanakan
diimplementasikan. Pemantauan terus menerus dilakukan untuk
memastikan perubahan positif berlanjut.
E. Pengertian Model Inspiratif Layanan BK di SD
Model inspiratif layanan bimbingan dan konseling adalah panduan
untuk guru bimbingan dan konseling/konselor di satuan pendidikan
dalam menyusun program bimbingan dan konseling. Model inspiratif
layanan Bimbingan dan Konseling ini terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Penyusunan program Bimbingan dan
Konseling disampaikan kepada kepala sekolah dan dewan guru sebagai
bentuk membangun kerjasama dan menciptakan dukungan sistem yang
kondusif di satuan pendidikan. Model inspiratif layanan Bimbingan dan
Konseling ini secara umum bertujuan untuk memberikan inspirasi pada
satuan pendidikan dalam mengembangkan program layanan bimbingan
dan konseling di satuan pendidikan dasar (Susanti dkk, 2021).
Sedangkan secara khusus menurut (Susanti dkk, 2021), model inspiratif
layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan:
1. Memberikan panduan bagi guru bimbingan dan konseling di
sekolah reguler dan pendidikan khusus, dinas pendidikan,
pemerintah daerah, institusi terkait di Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, dan pemerhati pendidikan.
13

2. Meningkatkan kemampuan guru Bimbingan dan Konseling di


satuan pendidikan dalam mengembangkan program layanan
bimbingan dan konseling dan memahami perkembangan peserta
didik.
Bimbingan dan konseling dibutuhkan oleh semua anak dalam
proses perkembangan berfokus pada bagaimana anak belajar dan pada
proses mendorong perkembangan. Konselor dan guru berperan
membantu siswa untuk belajar dan terlibat dalam proses pembelajaran.
Layanan Bimbingan dan Konseling (BK) diperlukan untuk membantu
siswa mengenali dirinya dan mengembangkan potensinya menuju
kepada kemandirian. Bantuan yang diberikan adalah pertolongan
dengan suka rela atau tidak memaksa orang yang dibantu untuk
menerima atau mengikutinya (Nasution & Abdillah, 2019).
Capaian akhir pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling ini
mengacu pada Standar Kompetensi Kemandirian Peserta Didik
(SKKPD). Setiap aspek perkembangan digambarkan dalam bentuk-
bentuk sebuah alur capaian aspek. Capaian aspek yang dikembangkan
tersebut telah terinternalisasi pada dimensi wellbeing, Profil Pelajar
Pancasila, dan pengembangan karakter. Namun, untuk Alur Capaian
Layanan BK akan menggambarkan bagaimana internalisasi tujuan
dilakukan pada setiap proses untuk mencapai capaian tertentu. Alur
capaian tersebut terdiri dari 3 fase, yaitu fase A usia 7-8 tahun (kelas 1-
2), fase B usia 9-10 tahun (kelas 3-4), dan fase C usia 11-12 tahun
(kelas 5-6) (Susanti dkk, 2021).
Setiap fase perkembangan peserta didik memiliki capaian
layanannya tersendiri. Model Inspiratif Layanan BK di SD akan
memberikan jawaban bagaimana mencapai layanan pada setiap fase
perkembangan peserta didik. Pencapaian layanan pada setiap fase ini
diharapkan dapat berdampak positif kepada peserta didik, baik secara
akademis, maupun kemampuan non akademisnya.
14

F. Model Inspiratif layanan BK di SD


1. Rancangan dan Implementasi Layanan BK di SD menurut (Susanti dkk,
2021) adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
1) Asesmen kebutuhan
Rencana kegiatan yang memberikan panduan untuk penyusunan
program tahunan dan program semester dibuat agar membantu
guru bimbingan dan konseling mencapai tujuan bimbingan.
Rencana kegiatan bimbingan dan konseling merupakan rencana
detail yang menguraikan tindakan-tindakan yang diperlukan untuk
mencapai tujuan. Rencana kegiatan dalam bimbingan dan
konseling berisi tentang tujuan besar bimbingan konseling yang
didapat dari hasil asesmen terhadap kondisi peserta didik serta
standar kompetensi kemandirian siswa.
2) Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan dibuat berdasarkan hasil asesmen, tugas
perkembangan, atau standar kompetensi kemandirian siswa saat
memberikan bimbingan dan konseling.
b. Pelaksanaan
Pada pelaksanaannya, guru bimbingan dan konseling juga melibatkan
berbagai pihak, seperti: kepala sekolah, dokter, psikolog, konselor,
orang tua, atau keterlibatan orang dewasa lainnya disekitar kehidupan
anak. Hal ini menyesuaikan dengan penanganan yang dibutuhkan.
c. Evaluasi, Pelaporan dan Tindak Lanjut
Secara umum ditujukan untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan
kegiatan dan ketercapaian tujuan program yang telah ditetapkan.
Kegiatan tersebut dilakukan dengan cara menelaah program
bimbingan dan konseling yang telah dan sedang dilaksanakan. Hasil
dari evaluasi ini dapat menjadi dasar bagi guru bimbingan dan
15

konseling atau konselor untuk mengembangkan dan memperbaiki


program selanjutnya.
Hasil evaluasi juga dapat digunakan untuk kepentingan
penyediaan umpan balik bagi pelaksana program bimbingan dan
konseling dalam rangka perbaikan atau peningkatan implementasi
program selanjutnya. Pelaporan merupakan langkah lanjutan setelah
evaluasi. Isi dalam pelaporan lebih bersifat mendeskripsikan dan
memberi uraian analisis terhadap hasil-hasil yang telah dicapai dalam
kegiatan evaluasi sebelumnya. Tindak lanjut dalam pelaksanaan
layanan dapat dimunculkan sebagai bentuk respon cepat terhadap
refleksi yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau
konselor atas permasalahan-permasalahan yang teridentifikasi selama
proses pemberian layanan.
2. Contoh Model Implementasi Implementasi Layanan BK di SD menurut
(Susanti dkk, 2021) adalah sebagai berikut:
Contoh 1: Layanan Langsung Responsif – Individual
a. Pra Konseling
1) Tahap persiapan (Preaparing) dalam perencanaan program
a) Melakukan asesmen kebutuhan
(1) Mengidentifikasi data layanan dan konseling (terkait
tugas perkembangan, masalah, profil peserta didik,
laporan perkembangan/prestasi); dan
(2) Tes dan observasi
b) Analisis kebutuhan Melakukan penilaian dan mengambil
kesimpulan berdasarkan anisis data dan hasil tes.
2) Tahap Perancangan (Designing) dalam perancangan program
Rencana Operasional: Bidang Layanan Bimbingan dan
Konseling, Capain Layanan, Tujuan Layanan, Komponen
Layanan, Strategi Layanan, Kelas, Materi, Metode, Alat/Media,
Evaluasi, Ekuivalensi.
16

b. Pelaksanaan
Selama menjalani program, guru BK atau konselor melakukan
pencatatan terkait progress layanan pada setiap sesi untuk mencapai
Capaian Layanan yang telah ditetapkan.
c. Pasca Konseling
1) Evaluasi: Observasi, tes, wawancara
2) Laporan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling atau pelaksana konseling
menyimpan data berupa berkas arsip tertulis setiap pengadaan
konseling dan menyampaikannya dalam bentuk laporan tertulis
berdasarkan kesimpulan data tersebut, termasuk saran pada
peserta didik, orang tua, guru, dan pihak sekolah.
d. Tindak Lanjut
1) Anak, orang tua, guru, dokter, psikolog/psikiater/ segala pihak
yang berada pada lingkungan anak diberikan saran
perkembangan atau menetapkan kerjasama secara integratif
2) Konselor memonitoring dan mengambil keputusan berdasarkan
analisis data evaluasi tindakan/perilaku yang direncanakan
konseling.
3) Memutuskan apakah langkah yang diambil ketika di lapangan
tetap dilanjutkan atau tidak di dalam program
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut W.S Winkel dalam Putri, A. E., (2019) evaluasi program
bimbingan adalah usaha menilai efisiensi dan efektivitas pelayanan
bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program bimbingan.
Evaluasi program bimbingan dan konseling merupakan komponen yang
masih lemah dalam penyelenggaraan program bimbingan dan konseling
di Indonesia. Laporan pelaksanaan program BK disusun berdasarkan
hasil proses yang sistematis dari pengumpulan, penganalisan dan
penginterpretasian informasi dalam rangka menghasilkan data dan
informasi yang valid dan reliabel tentang pelaksanaan pelayanan BK.
Menurut Hiro Tugiman dalam Prayoga, B., at el., (2020) tindak lanjut
adalah suatu proses untuk menentukan kecukupan, keefektifan, dan
ketepatan waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan. Evaluasi
pelaksanaan bimbingan yang dilakukan guru biasanya menggunakan
poin pelanggaran, jika siswa banyak melakukan pelanggaran maka akan
ada pengurangan skor. Selain itu guru membuat deskripsi karakter
setiap anak pada buku laporan:
Proses Pelaporan BK di Sekolah Dasar: 1) pengumpulan data dan
evaluasi; 2) penyusunan rencana intervensi; 3) pelaksanaan intervensi;
4) pembuatan laporan; 5) diskusi dan kolaborasi dan 6) pemantauan
lanjutan. Langkah tindak lanjut program BK:1) pemantauan progres
siswa; 2) evaluasi hasil; 3) pengajuan laporan; 4) kolaborasi dengan
guru dan orang tua; 5) penyesuaian dan perencanaan dan 6)
implementasi langkah lanjut. Model inspiratif layanan bimbingan dan
konseling adalah panduan untuk guru bimbingan dan konseling/konselor
di satuan pendidikan dalam menyusun program bimbingan dan
konseling. Model inspiratif layanan Bimbingan dan Konseling ini terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Contoh Model

17
18

Implementasi Layanan BK di SD menurut (Susanti dkk, 2021) adalah


sebagai berikut yaitu layanan langsung responsif - individual.
B. Saran
Kami sebagai penulis menyadari jika makalah ini banyak sekali
kekurangan yang jauh dari kata sempurna. Tanpa mengurangi rasa
hormat peneliti kepada pihak mana pun, berikut dikemukakan saran
yang mudah-mudahan dapat bermanfaat yaitu hendaknya pelaksanaan
program bimbingan dan konseling dilaksanakan secara optimal sesuai
dengan agenda-agenda yang sudah dibuat agar dapat di laksanakan dan
dapat membantu peserta didik untuk mampu mengarahkan perilakunya
ke hal-hal positif sehingga mampu membentuk karakter dan kepribadian
peserta didik yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abidarda, Y., & Jarkawi. (2022). Pengembangan Model Manajemen
Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar. Bulletin of Counseling and
Psychotherapy, IV(03), 540-546.
doi:https://doi.org/10.51214/bocp.v4i3.357

Aditomo, A. d. (2021). Model Inspiratif: Layanan Bimbingan dan Konseling di


Sekolah Dasar. Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Pusat
Kurikulum dan Perbukuan. Retrieved Agustus 31, 2023, from
https://www.dapodik.co.id/2021/12/model-inspiratif-layanan-
bimbingan-dan_24.html

Astutik, C., Astuti, Y. P., & Zainuddin. (2021). Implementasi Pelaksanaan


Pelayanan Bimbingan dan Konseling di SDIT. Jurnal Konseling
Gusjigang, VII(02), 59-68. doi:https://doi.org/10.24176/jkg.v3i2.1643

Dewi, M. P., Neviyarni, & Irdamurni. (2019). Perkembangan Bahasa, Emosi,


dan Sosial Anak Usia Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah: Pendidikan Dasar,
VII(01), 1-11. doi:http://dx.doi.org/10.30659/pendas.7.1.1-11

Fathoni, A., & dkk. (2021). Implementation of guidance and counselling


services to Muhammadiyah elementary schools, SUrakarta, provincial
Central Java, Indonesia. Kasetsart Journal of Social Sciences, XLII(1),
177-184. doi:doi.org/10.34044/j.kjss.2021.42.1.28

Fitri, I. A. D., Hidayat, D. R., & Hartati, S. (2019). Manajemen program


bimbingan konseling Sekolah Menengah Pertama. Counsellia: Jurnal
Bimbingan Dan Konseling

Kartikasari, W. A., Neviyarni, & Ahmad, R. (2023). Program Pelayanan


Bimbingan Konseling di SD Serta Implikasi Pengembangannya.
INNOVATIVE: Journal Of SOcial Science Research, III(02), 9001-

19
20

9016. Retrieved Agustus 31, 2023, from https://j-


innovative.org/index.php/Innovative/article/download/1471/1071

Lianawati, A. (2018). Identifikasi Kesiapan Guru Kelas Dalam Melaksanakan


Layanan BK di SD. Buana Pendidikan: Jurnal Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Unipa Surabaya, 14(25), 96-102.

Nasution, H. S., & Abdillah. (2019). Bimbingan Konseling "Konsep, Teori dan
Aplikasinya". Medan: LPPP1.

Noperlis, A. D., Firman, Neviyarni, & Amat, M. A. (2023). GUidance and


Counseling Management Implementation Pattern at MAN Karimun
Indonesia. INDONESIAN JOURNAL OF EDUCATIONAL
COUNSELING, VII(2), 222-229. doi:10.30653/001.202371.227

Prof. Dr. Prayitno, M.Sc. Ed., & Drs. Erman Amti. (2018). DASAR-DASAR
BIMBINGAN dan KONSELING. Jakarta: Rineka Cipta.

Putri, A. E. (2019). Evaluasi program bimbingan dan konseling: sebuah studi


pustaka. Jurnal bimbingan konseling indonesia, 4(2), 39-42.

Prayoga, B., Susanti, A., Kristiani, R., Fuadia, N,N., Kulsum, S. (2020). Modul
Pembelajaran Bimbingan Konseling Evaluasi, Pelaporan Dan Tindak
Lanjut Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Unit
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.

Roudlotun Ni’mah, Farida Isroani, & Muflihaini. (2022). Penerapan Layanan


Bimbingan Konseling Paud. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan,
Bahasa, Sastra, Seni, Dan Budaya

Sahputra, D. (2022). Perencanaan Dan Evaluasi Program Bimbingan Dan


Konseling.

Susanti, A., dkk. (2021). Model Inspiratif Layanan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Dasar. Jakarta: Kemdikbud.
21

LAMPIRAN

1. Link Soft file referensi

https://drive.google.com/drive/folders/1mW26stgLoS5VPGarw9x3Zbhhi3slEm
cU

2. Tugas anggota kelompok

Nama NIM Tugas


Didi Dwi Hermawan 2110125310027 Materi
1. Bagiamana
pelaporan program BK
di SD.
2. Bagaimana tindak
lanjut program BK di
SD.

Mahfuz Afif Maulana 2110125210002 Menyusun dan menata


makalah
Nurbaiti Rahmah 2110125120017 Membuat BAB III dan
meringkas materi
untuk PPT
Putri Nadian Risqullah 2110125220001 Materi
1. Pengertian model
inspiratif layanan BK
di SD
2. Bagaimana model
inspiratif layanan BK
di SD?
Rajwa Syahdini Puteri 2110125220091 Membuat PPT
Siti Nur Aliyah 2110125220060 Membuat BAB I
22

Siti Rosidah 2110125220058 Materi


1. Pengertian evaluasi,
pelaporan dan tindak
lanjut program BK di
SD?
2. Bagiamana evaluasi
program BK di SD.

Anda mungkin juga menyukai