Di susun oleh:
Kelompok 7
Kelompok 7
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii
B. Permasalahan ........................................................................................................ 3
C. Metode Penulisan.................................................................................................. 3
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 17
B. Saran ................................................................................................................... 18
iii
LAMPIRAN……………………………………………………………………………….. 21
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah sebagai Lembaga Pendidikan merupakan peran strategis dalam
pembentukan karakter dan kepribadian siswa. Sekolah sebagai lembaga atau
sistem yang di dalamnya terdapat komponen-komponen yang terintegrasi
dengan baik. Bimbingan Konseling (BK) adalah salah satu komponen yang
ada disekolah yang bertugas untuk membantu menyelesaikan berbagai
permasalahan yang dialami anak didik atau siswa (Astutik, Astuti, &
Zainuddin, 2021). Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
111 Tahun 2014 berupaya menata kembali program bimbingan dan
konseling yang meliputi 4 komponen (Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia, 2014). Hal-hal tersebut berkaitan erat satu
sama lain atau tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Penyelenggaraan program dapat memberikan kesempatan yang baik
kepada konselor untuk menangani permasalahan siswa serta
perkembangannya dan mencegah perilaku buruk. Oleh karena itu, suatu
sekolah harus menyediakan guru bimbingan dan konseling yang berfungsi
sebagai konselor sekaligus guru yang bertanggung jawab menilai hasil
belajar siswa. Dinyatakan bahwa program bimbingan dan konseling
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa (Fathoni & dkk., 2021). Oleh
karena itu, pendidikan yang baik adalah pendidikan yang mempunyai
strategi pembelajaran yang baik dan implementasi yang patut dicontoh juga.
Pemerintah mengakui adanya Bimbingan dan Konseling di sekolah karena
Bimbingan dan Konseling merupakan bagian integral dari sekolah yang
mempunyai wilayah kerja yang tidak sama seperti unit-unit lain di lembaga
sekolah (Noperlis, Firman, Neviyarni, & Amat, 2023).
Pada Permendikbud Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan dasar dan menengah dijelaskan bahwa
bimbingan dan konseling merupakan upaya sistematis, objektif, logis, dan
1
2
D. Tujuan Penulisan
Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan penulisan sebagai berikut:
1. Untuk memahami pengertian evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut
program BK di SD.
2. Untuk memahami evaluasi program BK di SD.
3. Untuk menganalisis pelaporan program BK di SD.
4. Untuk menganalisis tindak lanjut program BK di SD.
5. Untuk memahami model inspiratif layanan BK di SD.
6. Untuk memahami model inspiratif layanan BK di SD.
E. Manfaat Penulisan
1. Bagi Sekolah
Diharapkan sebagai bahan informasi untuk dapat mengembangkan
program layanan bk agar layanan berjalan dengan efektif dan inovatif
bagi para pendidik disana. Sehingga, sistem sekolah berjalan dengan
baik dan membantu permasalahan bagi para siswa.
2. Bagi Guru
Diharapkan sebagai bahan informasi untuk dapat melaksanakan
program layanan bk agar berjalan dengan efektif. Sehingga, para guru
dapat merancang program sesuai dengan kebutuhan siswa dan dapat
melaksanakan evaluasi, pelaporan hingga tindak lanjut untuk mengatasi
permasalahan bagi para siswa.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu referensi untuk
memperluas wawasan dan pengetahuan khususnya dalam bidang
pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi, Pelaporan, dan Tindak Lanjut Program BK di
SD
1. Pengertian evaluasi program bimbingan konseling di SD
Menurut W.S Winkel dalam Putri, A. E., (2019), Evaluasi
program bimbingan adalah usaha menilai efisiensi dan efektivitas
pelayanan bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program
bimbingan. Evaluasi program bimbingan dan konseling merupakan
komponen yang masih lemah dalam penyelenggaraan program
bimbingan dan konseling di Indonesia. Evaluasi program biasanya
dilakukan untuk kepentingan pengambil kebijakaan untuk
menentukan kebijakan selanjutnya. Penentuan kebijakan akan tepat
apabila data yang digunakan sebagai dasar pertimbangan tersebut
benar, akurat, dan lengkap.
Menurut Cronbach dan Stufflebeam evaluasi program adalah
upaya menyediakan informasi untuk disampaikan kepada pengambil
keputusan. Penilaian yang diberikan terletak pada kondisi suatu
program tertentu dengan menggunakan standar dan kriteria evaluasi
program yang ada didalam kerangka kerja program BK
komprehensif. Penilaian kegiatan bimbingan di sekolah/madrasah
adalah segala upaya, tindakan atau proses untuk menentukan derajat
kualitas kemajuan kegiatan dengan pelaksanaan program bimbingan
di sekolah/madrasah dengan mengacu pada kriteria atau patokan-
patokan tertentu sesuai dengan program bimbingan yang
dilaksanakan (Sahputra, D., 2022).
2. Pengertian Pelaporan Program BK di SD
Laporan pelaksanaan program BK disusun berdasarkan hasil
proses yang sistematis dari pengumpulan, penganalisaan dan
penginterpretasian informasi dalam rangka menghasilkan data dan
5
6
B. Evaluasi Program BK di SD
Azizah dalam Lianawati, A., (2018) mengungkapkan bahwa
penilaian program bimbingan konseling merupakan usaha untuk menilai
sejauh mana pelaksanaan program itu mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Hasil evaluasi akan memberikan manfaat dalam pelaksanaan
program bimbingan dan konseling selanjutnya.
Evaluasi pelaksanaan bimbingan yang dilakukan guru biasanya
menggunakan poin pelanggaran, jika siswa banyak melakukan
pelanggaran maka akan ada pengurangan skor. Selain itu guru
membuat deskripsi karakter setiap anak pada buku laporan. Namun
guru-guru tidak tahu apakah termasuk pada evaluasi bimbingan
atau bukan. (Lianawati, A., 2018). Konselor dapat mengadakan evaluasi
terhadap pelaksanaan program bimbingan dan konseling di sekolah
melalui prosedur sebagai berikut:
1. Fase Persiapan.
Fase persiapan terdiri dari kegiatan penyusunan kisi-kisi evaluasi.
Dalam kegiatan ini diperlukan beberapa langkah yang harus dilalui
antara lain:
a. Langkah pertama, penetapan aspek-aspek yang di evaluasi
adalah:
1) Penentuan dan perumusan masalah yang hendak dipecahkan
atau tujuan yang akan dicapai
2) Program kegiatan bimbingan
3) Personel atau ketenagaan
4) Fasilitas teknik dan administrasi bimbingan
5) Pembiayaan
6) Partisipasi personel
7) Proses kegiatan
8) Akibat sampingan
8
dari intervensi dan dukungan yang diberikan oleh konselor dapat diukur
dan dievaluasi.
Laporan tersebut dibahas bersama dengan guru dan orang tua siswa.
Diskusi ini memungkinkan penyelarasan antara lingkungan sekolah
dan rumah.
5. Penyesuaian dan Perencanaan
Jika perlu, program BK yang sedang berjalan dapat disesuaikan
berdasarkan hasil evaluasi. Perubahan atau penambahan intervensi
dirancang.
6. Implementasi Langkah Lanjut
Langkah-langkah lanjut yang telah direncanakan
diimplementasikan. Pemantauan terus menerus dilakukan untuk
memastikan perubahan positif berlanjut.
E. Pengertian Model Inspiratif Layanan BK di SD
Model inspiratif layanan bimbingan dan konseling adalah panduan
untuk guru bimbingan dan konseling/konselor di satuan pendidikan
dalam menyusun program bimbingan dan konseling. Model inspiratif
layanan Bimbingan dan Konseling ini terdiri dari perencanaan,
pelaksanaan dan evaluasi. Penyusunan program Bimbingan dan
Konseling disampaikan kepada kepala sekolah dan dewan guru sebagai
bentuk membangun kerjasama dan menciptakan dukungan sistem yang
kondusif di satuan pendidikan. Model inspiratif layanan Bimbingan dan
Konseling ini secara umum bertujuan untuk memberikan inspirasi pada
satuan pendidikan dalam mengembangkan program layanan bimbingan
dan konseling di satuan pendidikan dasar (Susanti dkk, 2021).
Sedangkan secara khusus menurut (Susanti dkk, 2021), model inspiratif
layanan Bimbingan dan Konseling bertujuan:
1. Memberikan panduan bagi guru bimbingan dan konseling di
sekolah reguler dan pendidikan khusus, dinas pendidikan,
pemerintah daerah, institusi terkait di Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, dan pemerhati pendidikan.
13
b. Pelaksanaan
Selama menjalani program, guru BK atau konselor melakukan
pencatatan terkait progress layanan pada setiap sesi untuk mencapai
Capaian Layanan yang telah ditetapkan.
c. Pasca Konseling
1) Evaluasi: Observasi, tes, wawancara
2) Laporan Konseling
Guru Bimbingan dan Konseling atau pelaksana konseling
menyimpan data berupa berkas arsip tertulis setiap pengadaan
konseling dan menyampaikannya dalam bentuk laporan tertulis
berdasarkan kesimpulan data tersebut, termasuk saran pada
peserta didik, orang tua, guru, dan pihak sekolah.
d. Tindak Lanjut
1) Anak, orang tua, guru, dokter, psikolog/psikiater/ segala pihak
yang berada pada lingkungan anak diberikan saran
perkembangan atau menetapkan kerjasama secara integratif
2) Konselor memonitoring dan mengambil keputusan berdasarkan
analisis data evaluasi tindakan/perilaku yang direncanakan
konseling.
3) Memutuskan apakah langkah yang diambil ketika di lapangan
tetap dilanjutkan atau tidak di dalam program
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut W.S Winkel dalam Putri, A. E., (2019) evaluasi program
bimbingan adalah usaha menilai efisiensi dan efektivitas pelayanan
bimbingan itu sendiri demi peningkatan mutu program bimbingan.
Evaluasi program bimbingan dan konseling merupakan komponen yang
masih lemah dalam penyelenggaraan program bimbingan dan konseling
di Indonesia. Laporan pelaksanaan program BK disusun berdasarkan
hasil proses yang sistematis dari pengumpulan, penganalisan dan
penginterpretasian informasi dalam rangka menghasilkan data dan
informasi yang valid dan reliabel tentang pelaksanaan pelayanan BK.
Menurut Hiro Tugiman dalam Prayoga, B., at el., (2020) tindak lanjut
adalah suatu proses untuk menentukan kecukupan, keefektifan, dan
ketepatan waktu dari berbagai tindakan yang dilakukan. Evaluasi
pelaksanaan bimbingan yang dilakukan guru biasanya menggunakan
poin pelanggaran, jika siswa banyak melakukan pelanggaran maka akan
ada pengurangan skor. Selain itu guru membuat deskripsi karakter
setiap anak pada buku laporan:
Proses Pelaporan BK di Sekolah Dasar: 1) pengumpulan data dan
evaluasi; 2) penyusunan rencana intervensi; 3) pelaksanaan intervensi;
4) pembuatan laporan; 5) diskusi dan kolaborasi dan 6) pemantauan
lanjutan. Langkah tindak lanjut program BK:1) pemantauan progres
siswa; 2) evaluasi hasil; 3) pengajuan laporan; 4) kolaborasi dengan
guru dan orang tua; 5) penyesuaian dan perencanaan dan 6)
implementasi langkah lanjut. Model inspiratif layanan bimbingan dan
konseling adalah panduan untuk guru bimbingan dan konseling/konselor
di satuan pendidikan dalam menyusun program bimbingan dan
konseling. Model inspiratif layanan Bimbingan dan Konseling ini terdiri
dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Contoh Model
17
18
19
20
Nasution, H. S., & Abdillah. (2019). Bimbingan Konseling "Konsep, Teori dan
Aplikasinya". Medan: LPPP1.
Prof. Dr. Prayitno, M.Sc. Ed., & Drs. Erman Amti. (2018). DASAR-DASAR
BIMBINGAN dan KONSELING. Jakarta: Rineka Cipta.
Prayoga, B., Susanti, A., Kristiani, R., Fuadia, N,N., Kulsum, S. (2020). Modul
Pembelajaran Bimbingan Konseling Evaluasi, Pelaporan Dan Tindak
Lanjut Pelaksanaan Program Bimbingan Dan Konseling. Jakarta: Unit
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan.
Susanti, A., dkk. (2021). Model Inspiratif Layanan Bimbingan dan Konseling di
Sekolah Dasar. Jakarta: Kemdikbud.
21
LAMPIRAN
https://drive.google.com/drive/folders/1mW26stgLoS5VPGarw9x3Zbhhi3slEm
cU