Anda di halaman 1dari 33

DAFTAR ISI

KATA PENGENTAR..................................................................................................................i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..........................................................................................................1

1.1 Latar belakang ........................................................................................................1

1.2 Rumusan masalah ..................................................................................................1

1.3 Tujuan ....................................................................................................................1

PEMBAHASAN ..........................................................................................................................

2.1 Pengertian startegi pembelajaran ...........................................................................

2.3 Jenis-jenis strategi pembelajaran.............................................................................

2.3 Istilah terkait dalam statregi pembelajaran.............................................................

2.4 Startegi kegiatan Pembelajaran...............................................................................

2.5 Tahapan kegiatan pembelajaran............................................................................

BAB III PENUTUP .....................................................................................................................

3.1 Kesimpulan .............................................................................................................

3.2 Saran.........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Istilah strategi, sebagaimana banyak istilah lainnya, dipakai dalam banyak konteks
dengan makna yang tidak selalu sama. Didalam konteks belajar mengajar, strategi
berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik didalam perwujudan kegiatan balajar-
mengajar. Sifat umum pola tersebut berarti bahwa macam dan urutan perbuatan yang
dimaksud tampak dipergunakan atau dipercayakan guru dan peserta didik didalam
macam-macam peristiwa belajar. Dengan demikian maka komsep strategi dalam hal ini
merujuk pada karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru dan peserta didik didalam
peristiwa belajar-mengajar. Implisit dibalik karakteristik abstrak itu adalah rasional
yang membedakans trategi yang satu dari strateegi yang lain secara fundamental. Istilah
lain yang yang juga dipergunakan untuk maksud ini adalah model-model mengajar.
Sedangkan rentetan perbuatan guru-peserta didik  dalam suatu peristiwa belajar-
mengajar aktual tertentu, dinamakan prosedur instruksional

1.2 Rumusan Masalah


 Pengertian startegi pembelajaran
 Jenis-jenis strategi pembelajaran
 Istilah terkait dalam statregi pembelajaran
 Startegi kegiatan Pembelajaran
 Tahapan kegiatan pembelajaran

1.3 Tujuan
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian strategi pembelajaran

Istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara
penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan peperangan.Dalam dunia
pendidikan, strategi diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to
achieves a particular education goal. Jadi strategi pembelajaran sebagai sebuah
perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai
tujuan pendidikan tertentu.Sanjaya, Wina (2007) pola umum perbuatan guru-peserta
didik di dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Sifat pola umum maksudnya
macam dan urutan perbuatan yang dimaksud nampak dipergunakan dan/atau
dipercayakan guru-peserta didik di dalam bermacam-macam peristiwa belajar. Sehingga
strategi menunjuk kepada karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru-peserta didik di
dalam peristiwa belajar-mengajar.
Kemp (1995): Mengemukakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan
pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat
dicapai secara efektif dan efisien.Kozma (Sanjaya, 2007): Strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai yang dipilih, yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan
kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran tertentu.
Gerlach dan Ely (1990): Strategi merupakan cara-cara yang dipilih untuk
menyampaikan metode pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu.
Selanjutnya mereka menjabarkan bahwa strategi pembelajaran dimaksudkan meliputi
sifat, lingkup, dan urutan  kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman
belajar kepada peserta didik.
Gropper di dalam Wiryawan dan Noorhadi (1998): Strategi pembelajaran
merupakan pemilihan atas berbagai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Mereka menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang
diharapkan dapat dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat
dipraktekkan.
Dick dan Carey (1990 dalam Sanjaya, 2007): Strategi Pembelajaran terdiri atas
seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar yang
digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai tujuan
pembelajaran tertentu.  Strategi pembelajaran bukan hanya sebatas pada prosedur atau
tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan materi atau paket
program pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Raka Joni (1980): Pola umum perbuatan guru siswa didalam perwujudan kegiatan
belajar-mengajar yang menunjuk kepada karakteristik abstrak dari pada rentetan
perbuatan guru-siswa tersebut J. R David (Wina Senjaya, 2008): Dalam strategi
pembelajaran terkandung makna perencanaan. Strategi pembelajaran dapat diartikan
sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu.Miarso (2004) dalam Bukunya Warsita (2008:
266): Strategi pembelajaran adalah suatu kondisi yang diciptakan oleh guru dengan
sengaja agar peserta difasilitasi dalam mencapai tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Sadiman, dkk (1986) dalam bukunya Warsita (2008: 266): Strategi pembelajaran
adalah usaha-usaha yang terencana dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar
terjadi proses belajar dalam diri peserta didik. Alim Sumarno (2011): Strategi
pembelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dipilih oleh pembelajar atau
instruktur dalam proses pembelajaran yang dapat memberikan kemudahan fasilitas
kepada pebelajar menuju kepada tercapainya tujuan pembelajaran tertentu yang telah
ditetapkan.
Syaiful Bahri dan Aswan Zain (1995): Strategi pembelajaran adalah sebagai pola-
pola umum kegiatan peserta didik dalam mewujudkan kegiatan belajar untuk mencapai
tujuan yang telah digariskan.
A.J. Romiszowski (1981): Berpendapat bahwa strategi pembelajaran adalah suatu
pandangan umum tentang rangkaian tindakan yang diadaptasi dari perintah-perintah
terpilih untuk metode pembelajaran.1

1
galimun, dkk. 2015.  Strategi dan Model Pembelajaran. (Yogyakarta: Aswaja Pressindo.) hal : 23
2.2 Jenis-Jenis Stratregi Pembelajaran

A.       Strategi Pembelajaran Ekspositori


Strategi pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan
kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal. Strategi
pembelajaran ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang
berorientasi kepada guru, dikatakan demikian sebab dalam strategi ini guru memegang
peranan yang sangat penting atau dominan.
Ausubel mengemukan dua prinsip penting dalam metode ekspositoris yang perlu
diperhatikan dalam penyajian materi pembelajaran bagi siswa, yaitu:
1. Prinsip diferensiasi progresif, yang menyatakan bahwa dalam penyajian
pembelajaran bagi siswa, materi, informasi atau gagasan yang bersifat paling
umum disajikan lebih dahulu dan baru sesudah itu disajikan materi, informasi
atau gagasan yang lebih detail (terdiferensiasi). Prinsip ini didasarkan pada
pandangan Ausubel bahwa cara belajar yang efektif adalah cara belajar yang
mengupayakan adanya pemahaman terhadap struktur dari materi yang
dipelajari.
2. Prinsip rekonsiliasi integrative, yang menyatakan bahwa materi atau informasi
yang baru dipelajari perlu direkonsiliasikan dan diintegrasikan dengan materi
yang sudah lebih dulu dipelajari, sehingga setiap materi yang baru terkait dengan
materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Dalam strategi ini, guru menyajikan materi dalam bentuk yang telah dipersiapkan
secara rapi, sistematis, dan lengkap sehingga peserta didik tinggal menyimak dan
mencernanya saja secara tertib dan teratur. Secara garis besar prosedurnya adalah:
1. preparasi. Guru mempersiapkan (preparasi) bahan selengkapnya secara
sistematis dan rapi.
2. apersepsi. Guru bertanya atau memberikan uraian singkat untuk mengarahkan
perhatian peserta didik kepada materi yang akan diajarkan.
3. presentasi. Guru menyajikan bahan dengan cara memberikan ceramah atau
menyuruh anak didik untuk membaca bahan yang telah disiapkan dari buku
teks tertentu atau yang ditulis guru sendiri.
4. resitasi. Guru bertanya dan peserta didik menjawab sesuai dengan bahan yang
dipelajari atau peserta didik disuruh menyatakan kembali dengan kata-kata
sendiri (resitasi) tentang pokok-pokok masalah yang telah dipelajari, baik yang
dipelajari secara lisan maupun tulisan.
Dengan menggunakan strategi ekspositori terdapat beberapa keunggulan dan
kelemahan di dalam menggunakan strategi ini, yaitu:
1.         Keunggulan Strategi Ekspositori
a) Dengan strategi pembelajaran ekspositori guru bisa mengontrol urutan dan
keluasan materi pembelajaran, dengan demikian guru dapat mengetahui sejauh
mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikannya.
b) Strategi pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi
pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang
dimiliki untuk belajar terbatas.
c) Melalui strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui
penuturan tentang suatu materi pelajaran juga sekaligus siswa bisa melihat atau
mengobservasi (melalui pelaksanaan demonstrasi).
d) Strategi pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas
yang besar.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa dalam strategi ekspositori ini
dilakukan melalui metode Ceramah namun tidak berarti proses penyampaian materi
tanpa tujuan pembelajaran.Karena itu sebelum strategi ini diterapkan terlebih dahulu
guru harus merumuskan tujuanpembelajaran secara jelas dan terukur.Hal ini sangat
penting untuk dipahami, karena tujuan yang spesifik memungkinkan untuk bisa
mengontrol efektivitas penggunaan strategi pembelajaran.
2.         Kelemahan Strategi Ekspositori
a) Strategi pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang
memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik, untuk siswa yang
tidak memiliki kemampuan seperti itu perlu digunakan strategi yang lain.
b) Strategi ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik
perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya
belajar.
c) Strategi ini lebih banyak diberikan melalui ceramah sehingga akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi,
hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis.
d) Keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa
yang dimiliki guru seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, s
emangat, antusiasme, motivasi dan berbagai kemampuan seperti kemampuan
bertutur (berkomunikasi) dan kemampuan mengelola kelas, tanpa itu sudah
pasti proses pembelajaran tidak mungkin berhasil.
e) Gaya komunikasi strategi pembelajaran lebih banyak terjadi satu arah sehingga
kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa sangat terbatas. Di samping I
tu, komunikasi satu arah bisa mengakibatkan pengetahuan yang dimiliki siswa
akan terbatas pada apa yang diberikan guru.
B.        Strategi Pembelajaran Discovery (Penemuan)
Strategi pembelajaran discovery atau penemuan diartikan sebagai prosedur pembelajaran
yang mementingkan pembelajaran perseorangan, manipulasi objek, melakukan percobaan,
sebelum sampai ke generalisasi. Metode penemuan mengutamakan cara belajar siswa aktif
(CBSA).
Bell (1978) mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran dengan
penemuan, yakni sebagai berikut:
a) Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam
pembelajaran. Kenyataan menunjukan bahwa partisipasi banyak siswa dalam
pembelajaran meningkat ketika penemuan digunakan.
b) Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam
situasi konkrit mauun abstrak, juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) I
informasi tambahan yang diberikan
c)  Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan
menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat d
dalam menemukan.
d) Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja
bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan
menggunakan ide-ide orang lain.
e) Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilan-keterampilan,
konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih
bermakna.
f) Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa
kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi
belajar yang baru.2
Dalam sistem belajar mengajar ini, guru menyajikan bahan pelajaran tidak dalam
bentuk yang final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan menemukannya
sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Secara garis
besar prosedurnya adalah sebagai berikut:
1. simulation. Guru mulai bertanya dengan mengajukan persoalan atau
menyeluruh, peserta didik membaca atau mendengarkan uraian yang memuat
permasalahan.
2. problem statement. Peserta didik diberi kesempatan mengidentifikasi berbagai
permasalahan.Sebagian besar memilihnya yang dipandang paling menarik dan
fleksibel untuk dipecahkan.Permasalahan yang dipilih itu selanjutnya harus
dirumuskan dalam bentuk pertanyaan, atau hipotesis, yakni pernyataan
(statement) sebagai jawaban sementara atas jawaban yang diajukan.
3. data collection. Untuk menjawab pertanyaan atau membuktikan benar tidaknya
hipotesis ini, anak diberi kesempatan untuk mengumpulkan (collection)
berbagai informasi yang relevan, membaca literatur, mengamati objek,
wawancara dengan narasumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya.
4. data processing. Semua informasi hasil bacaan, wawancara, observasi, dan s
sebagainya, semuanya diolah, diacak, diklasifikasikan, ditabulasi bahkan bila
perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan
tertentu.

2
Djamarah, Syaiful Bahri & Aswan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
5. verification atau pembuktian. Berdasarkan hasil pengolahan dan tafsiran, atau
informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah dirumuskan
sebelumnya itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak, apakah terbukti
atau tidak.
6. generalization. Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak didik
belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu.
Dengan menggunakan strategi discovery terdapat beberapa keunggulan dan
kelemahan di dalam menggunakan strategi ini, yaitu:
1.          Keunggulan Strategi Pembelajaran Discovery
a) Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem
solving).
b) Dapat meningkatkan motivasi.
c) Mendorong keterlibatan keaktifan siswa.
d) Siswa aktif dalam kegiatan belajar mengajar. Sebab ia berpikir dan
menggunakan kemampuan untuk menemukan hasil akhir.
e) Menimbulkan rasa puas bagi siswa. Kepuasan batin ini mendorong ingin
melakukan penemuan lagi sehingga minat belajarnya meningkat.
f) Siswa akan dapat mentransfer pengetahuannya keberbagai konteks.
g) Melatih siswa belajar mandiri.
2.          Kelemahan Strategi Pembelajaran Discovery
a) Guru merasa gagal mendeteksi masalah dan adanya kesalah fahaman antara
guru dengan siswa.
b) Menyita waktu banyak. Guru dituntut mengubah kebiasaan mengajar yang
umumnya sebagai pemberi informasi menjadi fasilitator, motivator, dan
pembimbing siswa dalam belajar. Untuk seorang guru ini bukan pekerjaan
yang mudah karena itu guru memerlukan waktu yang banyak.Dan sering kali
guru merasa belum puas kalau tidak banyak memberi motivasi dan membimbing
siswa belajar dengan baik.
c) Menyita pekerjaan guru.
d) Tidak semua siswa mampu melakukan penemuan.
e) Tidak berlaku untuk semua topik atau bahasan.
C.        Strategi Pembelajaran Inquiry
Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang
menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan
menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu
sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa. Strategi
pembelajaran ini sering juga dinamakan strategi heuristik,yang berasal dari bahasa
Yunani yaitu heuriskein yang berarti “saya menemukan”.Strategi Pembelajaran inquiry
merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada siswa
(student centered approach). Dikatakan demikian karena dalam strategi ini siswa
memegang peran yang sangat dominan dalam proses pembelajaran. Dengan
menggunakan strategi inquiry terdapat beberapa keunggulan dan kelemahan di dalam
menggunakan strategi ini, yaitu:
1.         Keunggulan Strategi Pembelajaran Inquiry
a) Strategi Pembelajaran inquiry merupakan strategi pembelajaran yang
menekankan kepada pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotorik
secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui strategi ini dianggap lebih
bermakna.
b) Mampu memberikan ruang kepada siswa untuk dapat belajar sesuai dengan
gaya belajar mereka.
c) Strategi pembelajaran inquiry merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan
perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses
perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman.
d) Dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata,
artinya siswa yang memiliki kemampuan belajar baik tidak akan terhambat
oleh siswa yang lemah dalam belajar.
2.         Kelemahan Strategi Pembelajaran Inquiry
a) Jika strategi pembelajaran inquiry sebagai strategi pembelajaran, maka akan
sulit terkontrol kegiatan dan keberhasilan siswa.
b) Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentuk dengan
kebiasaan siswa dalam belajar.
c) Kadang dalam mengimplementasikannya, memerlukan waktu yang panjang
sehingga sering guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah
ditentukan.
d) Selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa
menguasai materi pelajaran, maka strategi pembelajaran inquiry akan sulit
diimplementasikan oleh setiap guru.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran inquiry ini
menekankan kepada proses mencari dan menemukan. Materi pelajaran tidak diberikan
secara langsung, peran siswa dalam strategi ini adalah mencari dan menemukan sendiri
materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan membimbing siswa
untuk belajar.
C.        Strategi Pembelajaran Kooperatif
Strategi pembelajaran kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang
dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Ada empat unsur penting dalam strategi
Pembelajaran Kooperatif yaitu: (a) adanya peserta dalam kelompok, (b) adanya aturan
kelompok, (c) adanya upaya belajar setiap kelompok, dan (d) adanya tujuan yang harus
dicapai dalam kelompok belajar..
Strategi pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan
menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang
yang mempunyai latarbelakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras, atau suku
yang berbeda (heterogen), sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap
kelompok akan memperoleh penghargaan (reward), jika kelompok tersebut
menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan.
D.       Strategi Pembelajaran Kontekstual? Contextual Teaching Learning
(CTL)
Contoxtual Teaching Learning (CTL) adalah konsep belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa yang
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.  Pengetahuan dan keterampilan siswa dapat
diperoleh dari usaha siswa mengkontruksikan sendiri pengetahuan dan keterampilan
baru ketika siswa itu belajar.
1.  Keunggulan Strategi Pembelajaran CTL:
a) Belajar menjadi lebih bermakana dan riil. Artinya siswa dituntut untuk dapat
menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan
nyata.
b) Pembelajaran lebih produktif dan mampu menumpuhkan penguatan konsep
kepada siswa karena pembelajaran CTL menganut aliran kontruktinisme: dimana
seorang siswa diharapkan belajar melalui “ mengalami” bukan “ menghafal”.
2.   Kelemahan Strategi Pembelajaran CTL:

a) Guru lebih intensif dalam membimbing karena dalam CTL guru tidak lagi
berperan sebagai pusat informasi

b) Tugas guru hanya sebatas mengelola sebagai sebuah tim yang bekerja sama
untuk menemukan pengetahuan dan ketrampilan yang baru bagi siswa.

2.3 Istilah terkait dalam statregi pembelajaran

C.Istilah Terkait dalam Strategi Pembelajaran

1. Model Pembelajaran
Secara umum istilah “model”diarikan sebgai kerangka konseptual yang
digunakan sebagai pedoman salam melakukan suatu kegiatan.Dewey dalam Joyce dan
Well (1986) mendifinisikan model pembelajaran sebagai “ a plan or pattern than we
can use to design face to face teaching in the classroom or tutorial setting and to shape
instructional material“(suatu rencana atau pola yang dpaat digunakan untuk merancang
tatap muka di kelas,atau pembelajaran tambahan di luar kelas dna untuk menajamkan
materi pengajaran ).
Model Pembelajaran adalah suatu model atau pola yang di gunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas,atau pembelajran dalam tutorial
dan untuk menentukan perangkat – perangkat pembelajaran termasuk dialamnya buku-
buku,film computer,kurikulum,dan lain-lain (Beyonce 1992).
Model Pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus dalam membedakan dengan
metode,startegi atau prosedur ( Kardi dna Nur,2000).Ciri-Ciri tersebut adalah :
a. rasional teoritis logis yang telah disusun oleh sang pencipta atau
pengembangnnya.
b. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana pesrta didik belajar (tujusn
pembelajaran yang akan di capai)
c. Tingkah laku pembelajaran yang di perlukan agar model tersebut dapat
dilaksanakan dengan maksimal.
d. Lingkungan belajar yang diinginkan agra tujuan Pembelajaran itu dapat di capai
a. Jenis Model Pembelajaran : 3
1. Model proses informasi
Menurut Gagne dalam pembelajaran terjafi proses menerima informasi
yang kemudian di olah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil
belajar.Menurut Gagne,Tahapan atau proses pembelajran tersebut meliputi
delapan fase Motivasi,pemahaman,perolehan,penyimpanan,ingatan kembali gen
eralisasi,perlakuan dan umpan balik. Kelompok model ini menekankan untuk
memproses masuknya informasi sehingga peserta didik yang berhasil dalam
belajar adalah yang memiliki kemampuan dalam melakukan proses informasi.
Dalam rumpun model pembelajaran ini terdapat 7 model pembelajaran
ini.:Pencapaian konsep,berfikir induktif,pemandu awal memo risasi,mengembang
kan intelek dan meneliti.
2. .Model personal
Menurut carl roger ,manusia diciptakan dengan menggunakan kompetensi
naluri manusia.dalam rumput model personal ini terdapat 4 model pembelajaran
pembelajaran pengajaran,model sinetik,latihan,kesadaran diadakan
pertemuan kelas .
3. Model Interaksi Sosial 4
Pada model ini proses belajar pada hakikatnya adalah mengadaan hubungan sosial
dengan kelompoknya langkah-langkah di tempuh

3
Abdul Majid M.pd,Statregi Pembelajaran,(Bandung :PT Remaja Roskarya, 2013)Hal : 12
4
Ibid,hal 17
 Guru dalam model ini adalah guru mengemukakan maslaah dalm bentuk situasi
sosial kepada peserta didik.
 Peserta didik dengan guru menelusuri berbagi macam masalah yang berada
situasi tersebut.
 Peserta didik di beritahu tugas atau permasalahan yang berkenaan dengan stuasi
sitausi tersebut agar mudah di pecahkan,dianalisis,dan dikerjakan.
 Dalam memecahkan maslaah bntuk emndiselajar tersebut peseta didik di minta
untuk mendiskusikannya
 Peserta didik membuat kesimpulan.
 Membahsa kembali hasil kegiatannya
Model interaksi sosial dapat di pergunakan anatara lain dengan menggunakan
metode sosiodrama satau bermain peran.partisipasi anak didik salam melakukan
kegiatan belajar cukup tinggi,terutama bentuk pratisipasi dlam kelompoknya.Partisipasi
ini menggambarkan adanya interaksi sosial anatar sesame peserta didik dalam
kelompoknya tersebut.Oleh karena itu,meodel inetraksi sosial ini boleh berinteraksi
sosial dikatalan berorientasi pada peserta didik dengan mengembangkan sikap saling
menghargai,meskipun mereka meliki perbaedaaan.
Model pemebelajaran interaksi sosial diadasarkan pada:dua asumi pokok :
 Masalah-maslah soaial di indentifikasikan dan dipecahkan atas dasar dan melalui
kesepakatan-kesepakatan yang di peroleh did alam dan dengan menggunakan
proses –proses sosial .
 Proses sosial yang demokratis perlu dikembangkan untuk melakukan perbaikan
masyarakat dalam arti seluas-luasnya secara build-in dan terus menerus.
Dalam rumpun nteraksi soail ada 5 model pembelajaran :
 Investigasi kelompok
 Bermain peran
 Penelitian yurisprudensial
 Latihan labbotaris
 Penelitian ilmu sosial
4. Model Sistem Perilaku 5
5
Ibid,hal 18
Menekankan pada perubahan perilaku yang terlihat Nampak,sehingga konsisten
dengan perilaku dirinya.model ini menekankan bahwa tugas-tugas yang harus di berikan
dalam suatu rangkaian kecil,beruntun dan memiliki perilaku tertentu.
Menekankan pada perubahan pada aspek perilaku psikologis dan perilaku yang
tidak dapat diamati.Karakeristik ini adlah penjabaran dari tuags-tugas yang harus di
pelajari peserta didik lebih efisien dan beruntun.
Ada empat fase dalam model modifikasi tingkah laku ini,yaitu :
Fase mesin pengajar
Penggunaan media
Pengajaran berprogram
Operation condition
Runpun msoel sistem perilaku memenitingkan penciptaan sistem lingkungan
belajar yang emmungkinkan manipulasi pengauatn tingkah laku secara
efektif,seingga terbetuk pola tingkah laku yang dikendaki.Memusatkan perhatian pada
perlilaku yang terobservasi serta metode dan tugas di berikan dalam rangka
mengkomunkasikan kebrhasilan .Dalam rumpun model sistem perilaku ini terdapat 5
model pembelajaran :
a) Belajar tuntas
b) Pembelajran langsung
c) Belajar control diri
d) Latihan pengembangan keterampilan dan konsep
e) Latihan assertif6
2. Pendekatan Pembelajaran
Menurut Glandene Robertson dan jellmut Lang (1984 : 5) Menurutnya,pendektan
pembelajaran dapat dimaknai menajdi 2 pengertian
 Pendekatan pembelajaran sebagia dokumen tetap
Suatu kerangka umum dalam praktek profesionalisme guru,serangkaian
dokumen yang dikembangkan untuk mendukung kelancaran pencapaian
kurikulum.Hal berguna untuk 1) mendukung kelancaran guru dalam proses
pembelajaran 2)membantu para guru unruk menggambarkan kurikulum dalam

6
Ibid,hal ; 19
praltek pembelajaran di kelas 3) sebagai panduan bagi guru dalam perubahan
kurikulum dan 4) sebagai bahan amsukan bagi [ara penyusun kurikulum untuk
medesain pembelajran yang terintegrasi.
 Pendekatan pembelajaran sebagai bahan kajian yang terus berkembang
Dimaknai segai kernagka umum untuk prakyek profesionalisme guru,juga
dimaksud kan sebagai stdui komprehensif tentang praktik pembelajaran maupun
petunjuk pelaksanaan.Mendorong para guru agar 1) mengkaji lebih jauh tentang
pendektan-pendekatan pembelajaran lainnya 2) menjadi bahan refleksi tentang
pembelajran yang sudah di lakukan 3) merupakn seni seperti halnya ilmu
mengajar yang terus berkembang dan 4) sebagai katalistaro untuk
mengembangkan profesioanlisme guru lebih lanjut .

3. Metode Pembelajaran
Metode menurut J.R David dalam Teaching Starategis for College Room ( 1976)
ialah“a way in achieving something ( cara untuk mencapai suatu).metode pengajaran
menjadi salah satu sumber belajar,keammpuan guru dan siswa,media
pendidikan,materi pengajaran,orga nisasi,waktu terseadia ,kondisi kelas,dan
lingkungan merupakan unsure-unsur yang mendukung startegi pembelajaran .Terdapat
beberapa metode pembelajaran yang diguanakan untuk mengimpelemntasikan
stataregi pembelajaran :
1.    Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan
pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran
tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976),
melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat
mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.Gagne dan Berliner (1981:457),
menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-
ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi
dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.
2. Metode Diskusi
Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih
untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat
dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka.
Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang
bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).7
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode
ceramah,metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan
keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan,
penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga
metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada
metode diskusi.
3.    Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat
efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti:
Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses
mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang
guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa
memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat
pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
a.    Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b.    Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c.    Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri
siswa.
Kelemahan metode Demonstrasi :
a.    Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b.    Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c.    Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai
apa yang didemonstrasikan.
4. Metode Ceramah Plus
7
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-dan-model-
pembelajaran/ DI akeas pada tanggal 17 Maret 2017 jam 20:34 Wib
Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang
menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan
dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a.    Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b.    Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c.    Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)
5.    Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan
mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :
a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat
diingat lebih lama.
b.   Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif,
bertanggung jawab dan mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi adalah :
a. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru
hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.
6.    Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran
di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan
sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk
mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati
suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang
obyek yang dipelajarinya.
7.    Metode Study Tour (Karya wisata)
Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan
mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan
selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil
kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.
8.    Metode Latihan Keterampilan
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan
memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan
mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan,
fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan
keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta
didik.
9.    Metode Pengajaran Beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya
lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas. Biasanya salah seorang
pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya, setiap pendidik membuat soal,
kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung
berhadapan dengan team pendidik tersebut.
10.    Peer Theaching Method
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu
metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.
11.    Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekadar
metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem
solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data
sampai pada menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir dan
menggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan oleh siswa.
Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencoba
mengeluarkan pendapatnya.
12.    Project Method
Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan
meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek
kajian.
13. Taileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-
sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang
tentusaja berkaitan dengan masalahnya
14.    Metode Global (ganze method)
Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca
keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil
intisaridari materi tersebut.
15.    Teknik Pembelajaran
Selanjutnya metode pembelajaran dijabarkan ke dalam teknik dan taktik
pembelajaran. Dengan demikian, teknik pembelajaran dapat diatikan sebagai cara yang
dilakukan seseorang dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik.
Misalkan, penggunaan metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif
banyak membutuhkan teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda
dengan penggunaan metode ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.
Demikian pula, dengan penggunaan metode diskusi, perlu digunakan teknik yang
berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif dengan kelas yang siswanya
tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti-ganti teknik meskipun dalam
koridor metode yang sama
5. Teknik Pembelajaran
Pengertian Teknik Pembelajaran

Teknik pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang


dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalnya dalam penggunaan
metode ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relative banyak membutuhkan
teknik tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode
ceramah pada kelas yang jumlah siswanya terbatas.

6. Taktik Pembelajarn
Pengertian Taktik Pembelajaran

Taktik pembelajaran adalah gaya seseorang dalam melaksanakan metode atau


teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya individual. Misalnya terdapat dua orang guru
yang sama-sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda
dalam taktik yang digunakan. Dalam penyajiannya, guru yang satu cenderung diselingi
dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara
guru yang satunya lagi memiliki sense of humor yang rendah, tetapi lebih banyak
menggunakan alat bantu elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu.
dalam gaya pembelajaran akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing
guru, sesuai dengan kemampuan dan kpribadian dari guru yang bersangkutan.8

2.4 Sasaran Kegiatan Pembelajaran

Setiap kegiatan belajar mengajar mempunyai sasaran atau tujuan. Tujuan itu
bertahap dan berjenjang, mulai dari yang sangat operasional dan konkret yakni tujuan
pembelajaran khusus, tujuan pembelajaran umum, tujuan kurikuler, tujuan nasional,
sampai pada tujuan yang bersifat universal.Persepsi guru atau persepsi anak didik
mengenai sasaran akhir kegiatan belajar mengajarakan mempengaruhi persepsi mereka
terhadap sasaran antara serta sasaran kegiatan. Sasaran itu harus diterjemahkan ke
dalam ciri-ciri perilaku kepribadian yang didambakan.

Belajar mengajar sebagai suatu sistem instruksional mengacu kepada pengertian


sebagai seperangkat komponen yang saling bergantung satu sama lain untuk mencapai
tujuan. Sebagai suatu sistem belajar mengajar meliputi sejumlah komponen antara lain
tujuan pelajaran, bahan ajar, siswa yang menerimapelayananbelajar, guru, metode dan
pendekatan, situasi, dan evaluasi kemajuan belajar.Agar tujuan itu dapat tercapai, semua
komponen yang ada harus diorganisasikan dengan baik sehingga sesame komponen itu
terjadi kerjasama.9

Secara khusus dalam proses belajar mengajar guru berperan sebagai pengajar,
pembimbing,perantara sekolah dengan masyarakat, administrator dan lain-lain. Untuk
itu wajar bila guru memahami dengan segenap aspek pribadi anak didik seperti:

1. Kecerdasan dan bakat khusus


2. Prestasi sejak permulaan sekolah

8
Op’cit,Hal 25
9
Setyono, Drs. Hendro Ari, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP,( Penerbit PT Prestasi Pustakaraya, Jakarta,
Th. 2011) Hal : 15
3. Perkembangan jasmani dan kesehatan
4. Kecenderungan emosi dan karakternya
5. Sikap dan minat belajar
6. cita-cita
7. kebiasaan belajar dan bekerja
8. hobi dan penggunaan waktu senggang
9. hubungan sosial di sekolah dan di rumah
10.latar belakang keluarga
11.lingkungan tempat tinggal, dan 
12.sifat-sifat khusus dan kesulitan belajar anak didik.

Usaha untuk memahami anak didik ini bisa dilakukan melalui evaluasi, selain itu
guru mempunyai keharusan melaporkan perkembangan hasil belajar para siswa kepada
kepala sekolah, orang tua, serta instansi yang terkait.10

2.5 Tahap Kegiatan Pembelajaran

     Pembelajaran sebagai suatu proses kegiatan, terdiri atas tiga fase atau tahapan.
Fase-fase proses pembelajaran yang dimaksud meliputi: tahap perencanaan, tahap
pelaksanan, dan tahap evaluasi. Adapun dari ketiganya ini akan dibahas sebagaimana
berikut:

 Tahap Perencanaan.

      Kegiatan pembelajaran yang baik senantiasa berawal dari rencana yang
matang. Perencanaan yang matang akan menunjukkan hasil yang optimal dalam
pembelajaran. Perencanaan merupakan proses penyusunan sesuatu yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Pelaksanaan perencanaan
tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan dalam jangka tertentu sesuai dengan
keinginan pembuat perencanaan. Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang
dibuat harus dapat dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
10
Darmansyah, S.T., M.Pd., Strategi Pembelajaran Menyenangkandengan Humor,( Penerbit PT Bumi Aksara,
Jakarta, Th.2010)Hal : 17
      Begitu pula dengan perencanaan pembelajaran, yang direncanakan harus
sesuai dengan target pendidikan. Guru sebagai subjek dalam membuat perencanaan
pembelajaran harus dapat menyusun berbagai program pengajaran sesuai pendekatan
dan metode yang akan di gunakan11.  Dalam konteks desentralisasi pendidikan seiring
perwujudan pemerataan hasil pendidikan yang bermutu, diperlukan standar
kompetensi mata pelajaran yang dapat dipertanggungjawabkan dalam konteks lokal,
nasional dan global.12

      Secara umum guru itu harus memenuhi dua kategori, yaitu
memiliki capability  dan loyality, yakni guru itu harus memiliki kemampuan dalam
bidang ilmu yang diajarkannya, memiliki kemampuan teoritik tentang mengajar yang
baik, dari mulai perencanaan, implementasi sampai evaluasi, dan memiliki loyalitas
keguruan, yakni loyal terhadap tugas-tugas keguruan yang tidak semata di dalam
kelas, tapi sebelum dan sesudah kelas.

      Agama islam sebagai bidang studi, sebenarnya dapat diajarkan sebagaimana
mata pelajaran lainnya. Harus dikatakan memang ada sedikit perbedaannya dengan
bidang studi lain. Perbedaan itu ialah adanya bagian-bagian yang amat sulit diajarkan
dan amat sulit dievaluasi. Jadi, perbedaan itu hanyalah perbedaan gradual, bukan
perbedaan esensial.

      Beberapa prinsip yang perlu diterapkan diterapkan dalam membuat persiapan
mengajar :

1. Memahami tujuan pendidikan.

2. Menguasai bahan ajar.

3. Memahami teori-teori pendidikan selain teori pengajaran.

4. Memahami prinsip-prinsip mengajar.

5. Memahami metode-metode mengajar.

6. Memahami teori-teori belajar.

7. Memahami beberapa model pengajaran yang penting.


Abdul Majid dan Dian Andayani, op.cit,  Hlm.91.
11

Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan Masyarakat dalam


12

Penyelenggaraan Pendidikan,  Jakarta : Kencana, 2004, hlm. 112.


8. Memahami prinsip-prinsi evaluasi.

9. Memahami langkah-langkah membuat lesson plan.

      Langkah-langkah yang harus dipersiapkan dalam pembelajaran adalah sebagai


berikut :13

1. Analisis Hari Efektif dan analisis Program Pembelajaran

Untuk mengawali kegiatan penyusunan program pembelajaran, guru perlu membuat


analisis hari efektif selama satu semester. Dari hasil analisis hari efektif akan diketahui
jumlah hari efektif dan hari libur tiap pekan atau tiap bulan sehingga memudahkan
penyususnan program pembelajaran selama satu semester. Dasar pembuatan analisis
hari efektif adalah kalender pendidikan dan kkalender umum.

Berdasarkan analisis hari efektif tersebut dapat disusun analisis program


pembelajaran.

1. Membuat Program Tahunan, Program Semester dan Program Tagihan

Program Tahunan

Penyusunan program pembelajaran selama tahun pelajaran dimaksudkan agar


keutuhan dan kesinambungan program pembelajaran atau topik pembelajaran yang
akan dilaksanakan dalam dua semester tetap terjaga.

Program Semester

Penyusunan program semester didasarkan pada hasil anlisis hari efektif dan


program pembelajaran tahunan.

Program Tagihan

Sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran, tagihan merupakan tuntutan kegiatan


yang harus dilakukan atau ditampilkan siswa. Jenis tagihan dapat berbentuk ujian
lisan, tulis, dan penampilan yang berupa kuis, tes lisan, tugas individu, tugas
kelompok, unjuk kerja, praktek, penampilan, atau porto folio.

2. Menyusun Silabus
13
Siti Kusrini.dkk, op.cit, hlm. 130-139
Silabus diartikan sebagai garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau
materi pelajaran. Silabus merupakan penjabaran dari standard kompetensi, kompetensi
dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari
siswa dalam rangka mencapai standard kompetensi dan kompetensi dasar.

3. Menyusun Rencana Pembelajaran

Kalau penyusunan silabus bisa dilakukan oleh tim guru atau tim ahli mata
pelajaran, maka rencana pembelajaran seyogyanya disusun oleh guru sebeleum
melakukan kegiatan pembelajaran. Rencana pembelajaran bersifat khusus dan
kondisional, dimana setiap sekolah tidak sama kondisi siswa dan sarana prasarana
sumber belajarnya. Karena itu, penyusunan rencana pembelajaran didasarkan pada
silabus dan kondisi pembelajaran agar kegiatan pembelajaran dapat berlangsung sesuai
harapan.

4. Penilaian Pembelajaran

Penilaian merupakan tindakan atau proses untuk menentukan nilai terhadap


sesuatu. Penilaian merupakan proses yang harus dilakukan oleh guru dalam rangkaian
kegiatan pembelajaran.Prinsip penilaian antara lain  Valid, mendidik, berorientasi pada
kompetensi, adil dan objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, bermakna.

     Kegiatan yang harus dilakukan perancang pembelajaran Pendidikan ilmu


pengetahuan sosial yang mengikuti model Kemp adalah sebagai berikut :14

1. Perkirakan kebutuhan ips (learning needs) untuk merancang program


pembelajaran; nyatakan tujuan, kendala, dan prioritas yang harus dipelajari.

2. Pilih dan tetapkan pokok bahasan atau tugas-tugas pembelajaran ips untuk
dilaksanakan dan tujuan umum ips yang akan dicapai.

3. Teliti dan identifikasi karakteristik peserta didik yang perlu mendapat perhatian
selama perencanaan pengembangan pembelajaran ips.

4. Tentukan isi pembelajaran ips dan uraikan unsur tugas yang berkaitan dengan
tujuan ips.

14
Muhaimin.dkk, Op. Cit,  hlm. 223-224.
5. Nyatakan tujuan khusus belajar ips yang akan dicapai dari segi isi pelajaran dan
unsur tugas.

6. Rancanglah kegiatan-kegiatan belajar menajar ips untuk mencapai tujuan ipsyang


sudah dinyatakan.

7. Pilihlah sejumlah media untuk mendukung kegiatan pengajaran ips.

8. Rincikan pelayanan penunjang yang diperlukan untuk mengembangkan dan


melaksanakan semua kegiatan dan untuk memperoleh atau membuat bahan ajar I
ips.

9. Kembangkan alat evaluasi hasil belajar ipsdan hasil program pengajaran ips.

10.Lakukan uji awal kepada peserta didik untuk mempelajari produk pembelajaran
ips yang anda kembangkan.     

5. Tahap Pelaksanaan

      Tahap ini merupakan tahap implementasi atau tahap penerapan atas desain
perencanaan yang telah dibuat guru. Hakikat dari tahap pelaksanaan adalah kegiatan
operasional pembelajaran itu sendiri. Dalam tahap ini, guru melakukan interaksi
belajar-mengajar melalui penerapan berbagai strategi metode dan tekhnik
pembelajaran, serta pemanfaatan seperangkat media.

      Dalam proses ini, ada beberapa aspek yang harus diperhatikan oleh seorang guru,
diantaranya ialah:

1. Aspek pendekatan dalam pembelajaran

Pendekatan pembelajaran terbentuk oleh konsepsi, wawasan teoritik dan asumsi-


asumsi teoritik yang dikuasai guru tentang hakikat pembelajaran. Mengingat
pendekatan pembelajaran bertumpu pada aspek-aspek dari masing-masing komponen
pembelajaran, maka dalam setiap pembelajaran, akan tercakup penggunaan sejumlah
pendekatan secara serempak. Oleh karena itu, pendekatan-pendekatan dalam setiap
satuan pembelajaran akan bersifat multi pendekatan.

1. Aspek Strategi dan Taktik dalam Pembelajaran


     Pembelajaran sebagai proses, aktualisasinya mengimplisitkan adanya strategi.
Strategi berkaitan dengan perwujudan proses pembelajaran itu sendiri. Strategi
pembelajaran berwujud sejumlah tindakan pembelajaran yang dilakukan guru yang
dinilai strategis untuk mengaktualisasikan proses pembelajaran.   

     Terkait dengan pelaksanaan strategi adalah taktik pembelajaran. Taktik


pembelajaran berhubungan dengan tindakan teknis untuk menjalankan strategi. Untuk
melaksanakan strategi diperlukan kiat-kiat teknis, agar nilai strategis setiap aktivitas
yang dilkukan guru-murid di kelas dapat terealisasi. Kiat-kiat teknis tertentu terbentuk
dalam tindakan prosedural. Kiat teknis prosedural dari setiap aktivitas guru-murid di
kelas tersebut dinamakan taktik pembelajaran. Dengan perkataan lain, taktik
pembelajaran adalah kiat-kiat teknis yang bersifat prosedural  dari suatu tindakan guru
dan siswa dalam pembelajaran aktual di kelas.

1. Aspek Metode dan Teknik dalam Pembelajaran

     Aktualisasi pembelajaran berbentuk serangkaian interaksi dinamis antara guru-


murid atau murid dengan lingkungan belajarnya. Interaksi guru-murid atau murid
dengan lingkungan belajarnya tersebut dapat mengambil berbagai cara. Cara-cara
interaksi guru-murid atau murid dengan lingkungan belajarnya tersebut lazimnya
dinamakan metode.

     Metode merupakan bagian dari sejumlah tindakan strategis yang menyangkut
tentang cara bagaimana interaksi pembelajaran dilakukan. Metode dilihat dari
fungsinya merupakan seperangkat cara untuk melakukan aktivitas pembelajaran. Ada
beberapa cara dalam melakukan aktivitas pembelajaran, misalnya dengan berceramah,
berdiskusi, bekerja kelompok, bersimulasi dan lain-lain.

     Setiap metode memiliki aspek teknis dalam penggunaannya. Aspek teknis yang
dimaksud adalah gaya dan variasi dari setiap pelaksanaan metode pembelajaran

Prosedur Pembelajaran

     Pembelajaran dari sisi proses keberlangsungannya, terjadi dalam bentuk


serangkaian kegiatan yang berjalan secara bertahap. Kegiatan pembelajaran
berlangsung dari satu tahap ke tahap selanjutnya, sehingga terbentuk alur konsisten.
Tahapan pembelajaran yang konsisten yang berbentuk alur peristiwa pembelajaran
tersebut merupakan prosedur pembelajaran.

6. Tahap Evaluasi

      Pada hakekatnya evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk mengukur


perubahan perilaku yang telah terjadi. Pada umumnya hasil belajar akan memberikan
pengaruh dalam dua bentuk:

1. Peserta akan mempunyai perspektif terhadap kekuatan dan kelemahannya atas


perilaku yang diinginkan;

2. Mereka mendapatkan bahwa perilaku yang diinginkan itu telah meningkat baik
setahap atau dua tahap, sehingga sekarang akan timbul lagi kesenjangan
antara penampilan perilaku yang sekarang dengan tingkah laku
yang diinginkan. 15

      Pada tahap ini kegiatan guru adalah melakukan penilaian atas proses
pembelajaran yang telah dilakukan. Evaluasi adalah alat untuk mengukur ketercapaian
tujuan. Dengan evaluasi, dapat diukur kuantitas dan kualitas pencapaian tujuan
pembelajaran. Sebaliknya, oleh karena evaluasi sebagai alat ukur ketercapaian tujuan,
maka tolak ukur perencanaan dan pengembangannya adalah tujuan pembelajaran.

      Dalam kaitannya dengan pembelajaran, Moekijat (seperti dikutip Mulyasa)


mengemukakan teknik evaluasi belajar pengetahuan, keterampilan, dan sikap sebagai
berikut:

“(1) Evaluasi belajar pengetahuan, dapat dilakukan dengan ujian tulis, lisan, dan
daftar isian pertanyaan;

(2) Evaluasi belajar keterampilan, dapat dilakukan dengan ujian praktek, analisis
keterampilan dan analisis tugas serta evaluasi oleh peserta didik sendiri;

(3) Evaluasi belajar sikap, dapat dilakukan dengan daftar sikap isian dari diri sendiri,
daftar isian sikap yang disesuaikan dengan tujuan program, dan skala deferensial
sematik (SDS)”
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK,  Bandung: PT. Remaja
15

Rosdakarya, 2004, Hlm.169.


      Apapun bentuk tes yang diberikan kepada peserta didik, tetap harus sesuai
dengan persyaratan yang baku, yakni tes itu harus:

1. Memiliki validitas (mengukur atau menilai apa yang hendak diukur atau dinilai,
terutama menyangkut kompetensi dasar dan materi standar yang telah dikaji);

2. yang hendak diukur atau dinilai, terutama menyangkut kompetensi dasar dan
materi standar yang telah dikaji);

3. Mempunyai reliabilitas (keajekan, artinya ketetapan hasil yang diperoleh seorang


peserta didik, bila dites kembali dengan tes yang sama);

4. Menunjukkan objektivitas (dapat mengukur apa yang sedang diukur, disamping


perintah pelaksanaannya jelas dan tegas sehingga tidak menimbulkan interpretasi
yang tidak ada hubungannya dengan maksud tes);

5. Pelaksanaan evaluasi harus efisien dan praktis.16

16
Ibid, Hlm. 171.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Strategi pembelajaran sangat dibutuhkan oleh setiap guru karena terdapat


kegiatan-kegiatan yang dapat digunakan dan dimanfaatkan serta tersusun untuk
mencapai tujuan. Tiap proses belajar memiliki strategi pembelajran tertentu. Gunanya
adalah agar peserta belajar dapat mengikuti proses belajar demikian pula sehingga
mampu mencapai manfaat belajar yang maksimum.

Seorang guru bisa menggunakan berbagai bentuk strategi yang digunakan agar
siswa tidak merasa bosan pada saat proses belajar mengajar berlangsung sehingga kelas
akan terasa lebih hidup dan menyenangkan.

3.2 Penutup

Dengan adanya makalah ini diharapkan agar nantinya dapat bermanfaat untuk para
pembaca
DAFTAR PUSTAKA

Aimun, dkk. 2015.  Strategi dan Model Pembelajaran. (Yogyakarta: Aswaja Pressindo.)

Abdul Majid M.pd,Statregi Pembelajaran,(Bandung :PT Remaja Roskarya, 2013

Dede Rosyada, Paradigma Pendidikan Demokratis: Sebuah Model Pelibatan


Masyarakat dalam Penyelenggaraan Pendidikan,  Jakarta : Kencana, 2004,

Darmansyah, S.T., M.Pd., Strategi Pembelajaran Menyenangkandengan Humor,


( Penerbit PT Bumi Aksara, Jakarta, Th.2010)

E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK, Bandung:


PT. Remaja Rosdakarya, 2004,
Setyono, Drs. Hendro Ari, Strategi Pembelajaran Berorientasi KTSP,( Penerbit PT
Prestasi Pustakaraya, Jakarta, Th. 2011)

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/09/12/pendekatan-strategi-metode-teknik-
dan-model-pembelajaran/

Anda mungkin juga menyukai