Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN MINI RISET (MR)

MK. PENDIDIKAN
MATEMATIKA SD KELAS
RENDAH

PRODI S1 PGSD FIP

Skor Nilai:

“ANALISIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD


KELAS RENDAH DI MASA PANDEMI”

Dosen Pengampu : Elvi Malaini S.Si , M.Pd


Mata Kuliah : Pendidikan Matematika SD Kelas Rendah
Kelas : B Reguler 2019
Kelompok :2
Anggota : Rasita Karina Br. Manullang (1191111024)

Riska Uli Enjelina Br. Sidabariba (1192411008)


Juliwati E. Sianturi (1192411015)
Ronauli Gurning (1192411016)
Siti Rodiah (1192411017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
NOVEMBER 2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini. Penyusunan makalah ini dilakukan
untuk memenuhi tugas mini riset mata kuliah Pendidikan Matematika SD Kelas Rendah
dengan judul “Analisis Pembelajaran Matematika SD Kelas Rendah di Masa Pandemi”.
Terima kasih juga kami ucapkan kepada Ibu Dosen Pengampu, Elvi Malaini S.Si ,
M.Pd yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari
bahwasannya makalah ini tentu memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami dengan
segala kerendahan hati meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun
guna perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.
Akhir kata, kami ucapkan selamat membaca dan semoga materi yang ada di dalam
makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para pembaca. Terima kasih.

Medan, November 2020

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………… i
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………… ii
RINGKASAN…………………………………………………………………………….. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………..…………………………………….. 1
B. Tujuan dan Manfaat……………………………………………………….……….. 1
BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
A. Kajian Teori………………………………………………………………………... 2
B. Kerangka Pemikiran……………………………………………………………….. 5
BAB III METODE PELAKSANAAN
A. Metode pelaksanaan………………………………………….……….…………… 8
BAB IV PEMBAHASAN
A. Analisis Pembelajaran Pada Siswa………………………………………………… 10
B. Analisis Pembelajaran Pada Guru…………………………………………………. 11

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………………………………… 13
B. Saran………….……………………………………………………………………. 13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………. 14
LAMPIRAN…………………….………………………………………………………… 15

ii
RINGKASAN

Pembelajaran matematika merupakan salah satu muatan dalam pembelajaran tematik


di sekolah dasar. Pembelajaran matematika di sekolah dasar tidak hanya berorientasi pada
penguasaan materi matematika saja, melainkan materi matematika diposisikan sebagai alat
serta sarana bagi siswa dalam mencapai sebuah kompetensi. Pelajaran matematika ini adalah
pelajaran yang terkesan abstrak oleh karena itu pembelajaran matematika memerlukan benda
konkrit dan juga penjelasan dari guru agar mampu memudahkan siswa.

Adanya wabah virus corona ini menjadikan pembelajaran harus serba online, tidak
terkecuali pembelajaran matematika bagi siswa SD kelas rendah. Dalam masa pandemi
COVID-19 saat ini, pembelajaran yang dilakukan secara daring memanfaatkan teknologi
informasi sebagai media untuk pelaksanaan pembelajaran. Namun, perubahan proses
pembelajaran yang dilakukan secara tiba-tiba akibat adanya virus COVID-19 ini banyak
membuat guru (pendidik), peserta didik, maupun orangtua menjadi kaget. Dengan adanya
perubahan ini maka mengharuskan pendidik merespon dengan sikap dan tindakan untuk mau
belajar hal-hal baru. Pemanfaatan teknologi harus menjadi acuan bagi guru untuk mampu
menghadirkan proses pembelajaran yang memberikan ruang gerak bagi siswa untuk mampu
bereksplorasi, memudahkan interaksi serta kolaborasi antar siswa maupun siswa dengan guru
dalam pembelajaran matematika untuk siswa kelas rendah di sekolah dasar. Bukan hanya
guru dan siswa, para orang tua siswa pun merasa kesulitan jika mendampingi anak-anak nya
saat melaksanakan pembelajaran secara daring. Karena masih ada sebagain orangtua siswa
yang belum paham dalam pengunaan teknologi sekarang ini.

Metode penelitian yang kami gunakan adalah metode studi pustaka, kuisioner melalui
online (google forms) dan wawancara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana perkembangan dan pelaksanaan pembelajaran matematika di SD kelas rendah
selama masa pandemi ini. Berdasarkan identifikasi pengamatan yang kami lakukan banyak
kendala-kendala yang dihadapi saat melakukan pembelajaran secara online (daring). Hasil
dari penelitian ini adalah proses pembelajaran matematika di kelas rendah dilakukan secara
daring di berbagai sekolah dan ada pula yang masih mengharuskan baik siswa maupun orang
tuanya untuk mengambil tugas anaknya ke sekolah. Dapat kita lihat berbagai dampak
dirasakan oleh guru, peserta didik, maupun orang tua selama pembelajaran daring di tengah
pandemi ini, ada yang bersifat positif dan ada juga yang bersifat negatif.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pandemi covid-19 telah menjadi wabah penyakit yang menyebar ke seluruh dunia
termasuk Indonesia. Dengan melihat perkembangan virus dari waktu ke waktu yang terus
bertambah, maka presiden mengeluarkan himbauan pada masyarakat dan secara resmi kepada
seluruh instansi untuk menghindari kontak dekat atau melakukan social distancing,
menghindari kerumunan dengan melaksanakan ibadah dan segala aktivitas dari rumah saja,
dan melakukan pekerjaan dari rumah atau yang kita kenal dengan Work from Home (WFH).

Melalui penerapan WFH, maka terjadi penutupan sekolah mulai dari pendidikan anak
usia dini hingga perguruan tinggi, aktivitas belajar dan pembelajaran yang biasa dilakukan di
sekolah harus dilakukan di rumah (learning from home). Dalam kondisi apapun, pendidikan
dan pembelajaran harus tetap dilakukan sebagai upaya untuk membantu siswa dalam
meningkatkan berbagai potensi yang dimiliki, termasuk dalam hal potensi dalam kemampuan
matematika. Dan kali ini kita akan membahas mengenai bagaimana pelaksanaan
pembelajaran matematika SD kelas rendah selama masa pandemi ini, apa saja dampak yang
ditimbulkannya dan bagaimana pengaruhya pada siswa.

B. Tujuan Dan Manfaat

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan pembelajaran
matematika SD di kelas rendah selama masa pandemi ini.

Adapun manfaat diadakannya penelitian ini adalah :

1. Mengetahui apakah penyelengaraan pendidikan selama pandemi ini berjalan dengan baik
2. Menambah wawasan mengenai bagaimana pelaksanaan pembelajaran selama masa
pandemi
3. Mengetahui aktivitas Guru dan Siswa saat pembelajaran daring
4. Mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi guru maupun siswa saat pelaksanaan
pembelajaran matematika SD di kelas rendah secara daring (online)

1
BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

A. Kajian teori
1. Pengertian Pembelajaran Matematika di SD/MI

Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir, karena itu matematika
sangat diperlukan baik untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari maupun
untuk menunjang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (Offirston, 2014:1). Ini berarti
ahwa belajar matematika untuk mempersiapkan siswa agar mampu menggunakan pola pikir
matematika dalam kehidupan kesehariannya dan dalam mempelajari ilmu pengetahuan lain.
Matematika merupakan ilmu universal yang mendasari perkembangan teknologi modern,
mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia
(Depdiknas, 2006:147).Sedangkan pembelajaran diartikan sebagai suatu usaha yang sengaja
melibatkan dan menggunakan pengetahuan profesional yang dimiliki guru untuk menjadikan
seseorang bisa mencapai tujuan kurikulum (Kosasih, 2014:11). Suatu pembelajaran
berlangsung secara efektif apabila tujuannya tercapai sesuai dengan yang telah
direncanakan.Pembelajaran matematika adalah membentuk logika berpikir bukan sekedar
pendai berhitung. Berhitung dapat dilakukan dengan alat bantu, seperti kalkulator dan
komputer, namun menyelesaikan masalah perlu logika berpikir dan analisis (Fatimah,
2009:8). Oleh karena itu, siswa dalam belajar matematika harus memiliki pemahaman yan
benar dan lengkap sesuai tahapan, melalui cara dan media yang menyenangkan dengan
menjalankan prinsip matematika. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran matematika di sekolah dasar merupakan salah satu kajian yang penting untuk
diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk membekali siswa dengan
kemampuan menghitung dan mengolah data. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa
dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif. Pembelajaran
matematika juga dapat digunakan untuk sarana dalam pemecahan masalah dan
mengomunikasikan ide atau gagasan dengan menggunakan simbol, tabel, diagram, dan media
lain.

2
2. Pembelajaran daring/ E-learning

Menurut Effendi (2005,p6), terminologi e-learning dapat mengacu pada semua kegiatan
pelatihan yang menggunakan media elektronik atau teknologi informasi. Sistem pembelajaran
elektronik atau e-pembelajaran (Inggris: Electronic learningdisingkat E-learning) adalah cara
baru dalam proses belajar mengajar. E-learningmerupakan dasar dan konsekuensi logis dari
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Dengan e-learning, peserta ajar (learner
atau murid) tidak perlu duduk di ruang kelas untuk menyimak setiap ucapan dari seorang
guru secara langsung. Berdasarkan Effendi (2005,p7), pada dasarnya e-learning mempunyai
dua tipe, yaitu:

1) SynchronousTraining.
Synchronous berarti “pada waktu yang sama”. Synchronoustraining adalah tipe pelatihan,
dimana proses pembelajaran terjadi pada saat yang sama ketika pengajar sedang mengajar
dan murid sedang belajar. Hal tersebut memungkinkannya interaksi langsung antara guru
dan murid, baik melalui intranet maupun internet. Synchronoustraining mengharuskan
guru dan murid mengakses internet bersamaan.
2) AsynchronousTraining
Asynchronous berarti “tidak pada waktu yang bersamaan”. Jadi, seseorang dapat
mengambil pelatihan pada waktu yang berbeda dengan pengajar memberikan pelatihan.
Pelatihan ini lebih populer di dunia e-learning karena memberikan keuntungan lebih bagi
peserta pelatihan karena dapat mengakses pelatihan kapanpun dan dimanapun.

Perkembangan teknologi informasi memiliki pengaruh besar terhadap perubahan dalam


setiap bidang. Salah satunya ialah perubahan pada bidang pendidikan. Teknologi dapat
dimanfaatkan dalam kegiatan proses belajar mengajar, yang dapat dikatakan merupakan
pergantian dari cara konvensional menjadi ke modern. (Gheytasi, Azizifar&Gowhary (dalam
Khusniyah dan Hakim, 2019:21) menyebutkan bahwa beberapa penelitian menunjukkan
bahwa dengan adanya teknologi memberikan banyak pengaruh positif terhadap pembelajaran.
Internet telah dipadukan menjadi sebuah alat yang digunakan untuk melengkapi aktivitas
pembelajaran(Martins,2015). Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yang
dilakukan dengan tidak bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platformyang dapat
membantu proses belajar mengajar yang dilakukan meskipun jarak jauh. Tujuan dari adanya
pembelajaran daring ialah memberikan layanan pembelajaran bermutu dalam jaringan yang

3
bersifat masif dan terbuka untuk menjangkau peminat ruang belajar agar lebih banyak dan
lebih luas(Sofyana & Abdul, 2019:82).

Ada beberapa aplikasi juga dapat membantu kegiatan belajar mengajar, misalnya
whatsapp, zoom, web blog, edmodo dan lain-lain. Pemerintah juga mengambil peran dalam
menangani ketimpangan kegiatan belajar selama pandemi covid 19 ini. Melansir laman resmi
Kemendikbud RI, ada 12 platform atau aplikasi yang bisa diakses pelajar untuk belajar di
rumah yaitu (1) Rumah belajar; (2) Meja kita; (3) Icando; (4) Indonesiax; (5) Google
foreducation; (6) Kelas pintar; (7) Microsoft office 365; (8) Quipperschool (9) Ruang guru;
(10) Sekolahmu; (11) Zenius; (12) Ciscowebex.Tantangan dari adanya pembelajaran daring
salah satunya adalah keahlian dalam penggunaan teknologi dari pihak pendidik maupun
peserta didik. Dabbagh (dalam Hasanah, dkk., 2020:3) menyebutkan bahwa ciri-ciri peserta
didik dalam aktivitas belajar daring atau secara online yaitu :

1. Semangat belajar: semangat pelajar pada saat proses pembelajaran kuat atau tinggi guna
pembelajaran mandiri. Ketika pembelajaran daring kriteria ketuntasan pemahaman materi
dalam pembelaran ditentukan oleh pelajar itu sendiri. Pengetahuan akan ditemukan
sendiri serta mahasiswa harus mandiri. Sehingga kemandirian belajar tiap mahasiswa
menjadikan pebedaan keberhasilan belajar yang berbeda-beda.
2. Literacy terhadap teknologi : selain kemandirian terhadap kegiatan belajar, tingkat
pemahaman pelajar terhadap pemakaian teknologi. Ketika pembelajaran online/daring
merupakan salah satu keberhasilan dari dilakukannya pembelajaran daring. Sebelum
pembelajaran daring/online siswa harus melakukan penguasaan terhadap teknolologi yang
akan digunakan. Alat yang biasa digunakan sebagai sarana pembelajaran online/ daring
ialah komputer, smartphone, maupun laptop. Perkembangan teknologi di era 4.0 ini
menciptakan bayak aplikasi atau fitur–fitur yang digunakan sebagai sarana pembelajaran
daring/online.
3. Kemampuan berkomunikasi interpersonal : Dalam ciri-ciri ini pelajar harus menguasai
kemampuan berkomunikasi dan kemampuan interpersonal sebagai salah satu syarat untuk
keberhasilan dalam pembelajaran daring. Kemampuan interpersonal dibutuhkan guna
menjalin hubungan serta interaksi antar pelajar lainnya. Sebagai makhluk sosial tetap
membutuhkan interaksi dengan orang lain meskipun pembelajaran online dilaksanakan
secara mandiri. Maka dari itu kemampuaninterpersonal dan kemampuan dalam
komunikasi harus tetap dilatih dalam kehidupan bermasyarakat.

4
4. Berkolaborasi : memahami dan memakai pembelajaran interaksi dan kolaborasi. Pelajar
harus mampu berinteraksi antar pelajar lainnya ataupun dengan dosen pada sebuah forum
yang telahdisediakan, karena dalam pembelajaran daring yang melaksanakan adalah
pelajar itu sendiri. Interaksi tersebut diperlukan terutama ketika pelajar mengalami
kesulitan dalam memahami materi. Selain hal tersebut, interaksi juga perlu dijaga guna
untuk melatih jiwa sosial mereka. Supaya jiwa individualisme dan anti sosial tidak
terbentuk didalam diri pelajar. Dengan adanya pembelajaran daring juga pelajar mampu
memahami pembelajaran dengan kolaborasi. Pelajar juga akan dilatih supaya mampu
berkolaborasi baik dengan lingkungan sekitar atau dengan bermacam sistem yang
mendukung pembelajaran daring.
5. Keterampilan untuk belajar mandiri: salah satu karakteristik pembelajaran daring adalah
kemampuan dalam belajar mandiri. Belajar yang dilakukan secara mandiri sangat
diperlukan dalam pembelajaran daring. Karena ketika proses pembelajaran, Pelajar akan
mencari, menemukan sampai dengan menyimpulkan sendiri yang telah ia pelajari.
“Pembelajaran mandiri merupakan proses dimana siswa dilibatkan secara langsung dalam
mengidentifikasi apa yang perlu untuk dipelajari menjadi pemegang kendali dalam proses
pembelajaran” (Kirkman dalam Hasanah,2020). Ketika belajar secara mandiri,
dibutuhkan motivasi sebagai penunjang keberhasilan proses pembelajaran secara daring.
Pada penelitian terdahulu oleh Hasanah, dkk (2020) tentang analisis pelaksanaan aktivitas
belajar secara daring mahasiswa pada masa tanggap darurat covid 19, sehingga dengan
melihat fenomena tersebut peneliti ingin melakukan penelitian dengan tujuan untuk
mengidentifikasi pelaksanaan pembelajaran daring selama adanya kebijakan study
fromhome selama pandemi covid 19.

B. Kerangka Pemikiran

Untuk menerapkan e-learning berbasis internet pada pembelajaran matematika di SD


kelas rendah diperlukan langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan sebelumnya agar
penerapan e-learning akan berjalan lancar dengan efisien dan efektif. Tahapan-tahapannya
adalah:

1. Analisis
a) Kebutuhan e-learning

5
Bertujuan untuk menganilisis tingkat kebutuhan para siswa terhadap penerapan e-learning
berbasis internet dalam proses belajar mengajar. Analisis ini dilakukan menggunakan metode
kuesioner kepada sampel siswa yang dipilih sebelumnya.

b) Infrastruktur yang tersedia

Untuk melakukan perencanaan infrastruktur pendukung e-learning berbasis internet,


harus dianalisis terlebih dahulu infrastruktur dan fasilitas yang telah tersedia di sekolah.
Selain itu perlu juga diketahui jumlah siswa yang memiliki komputer yang terhubung dengan
internet. Sehingga keterbatasan fasilitas dan infrastruktur tidak akan menjadi hambatan dalam
penerapan e-learning berbasis internet di SD.

2. Perancangan
a) Local Area Network (LAN)

Selain melakukan perencanaan mengenai koneksi internet, harus dilakukan pula


perancangan dan perencanaan jaringan intranet yang akan diaplikasikan di gedung sekolah.
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan kelancaran pertukaran data
antar komputer. Perencanaannya berupa letak web server, komputer administrator, komputer
khusus siswa dan komputer khusus guru. Dan bagaimana komputer-komputer tersebut saling
berhubungan satu sama lain serta pembagian (sharing) database atau penggunaan hardware
(misalnya printer) secara bersama-sama.

b) LearningManagement System (LMS)

E-learning memerlukan suatu sistem sebagai platform untuk menjalankannya. Sistem


tersebut sering dinamakan LearningManagement System (LMS). Oleh karena itu, perlu
direncanakan pula fungsi-fungsi yang harus dimiliki LMS dan bagaimana
mengembangkannya agar sesuai dengan kebutuhan sekolah. Pada tahap inilah perancangan e-
learning dilakukan dengan menggunakan Moodle (Modular Object-Oriented Dynamic
Learning Environment) yang merupakan piranti lunak (software) gratis (open source).

3. Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM)

Untuk mendukung penerapan e-learning berbasis internet di SD perlu dilakukan terlebih


dahulu pembentukan divisi baru pada Departemen TIK (Teknologi Informasi Komputer).
Kemudian pengelolaan atau manajemen dari setiap divisi serta perencanaan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang akan bertugas untuk melaksanakan pengelolaan tersebut.

6
a) Manajemen Jaringan

Berfungsi untuk menjaga kinerja jaringan agar sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan sebelumnya. Meliputi pemeliharaan, pencegahan serta antisipasi jika telah terjadi
kerusakan atau gangguan pada jaringan LAN.

b) Manajemen LearningManagement System (LMS)

Setelah situs web Moodle beroperasi diperlukan 3 jenis manajemen untuk menjalankan
Learning Management System (LMS), yaitu:

• Manajemen Situs

• Manajemen Pengguna

• Manajemen Pelajaran

c) Manajemen Materi Pelajaran

Moodle memungkinkan materi yang disampaikan di kelas maya (virtual


class)dimodifikasi menggunakan multimedia. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
ketertarikan siswa untuk mengakses e-learning.

d) Manajemen Sosialisasi

Sebelum e-learning diterapkan perlu dilakukan sosialisasi atau pengenalan tentang e-


learning berbasis internet. Proses sosialisasi ini dapat dilakukan dalam berbagai cara yaitu
penyuluhan dan praktik langsung di depan komputer. Sehingga diharapkan ketika e-learning
mulai diterapkan pada proses belajar mengajar, para siswa dan guru telah mengerti langkah-
langkah penggunaan dan fungsinya.

7
BAB III

METODE PELAKSANAAN

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif untuk memberikan gambaran dan
penjelasan mengenai pelaksanaan penilaian matematika yang dilakukan oleh guru sekolah
dasar . Pendekatan yang dilakukan yaitu pendekatan kuantitatif dan kualitatif . Pendekatan
kuantitatif digunakan untuk menunjukkan persentase keterlaksanaan dari penilaian dalam
pembelajaran matematika yang dilakukan oleh guru sekolah dasar secara daring di masa
pandemic covid - 19. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang menghasilkan dan mengolah data
yang sifatnya deskriptif, seperti transkipsi wawancara, catatan lapangan, gambar, foto,
rekaman video dan lain sebagainya (poerwandari, 1998:29). Sementara pendekatan kualitatif
digunakan untuk menganalisis keterlaksanaan penilaian dalam pembelajaran matematika
melalui wawancara dengan guru , hal ini berorientasi pada tantangan , hambatan ataupun
kendala yang dihadapi guru dalam penilaian secara daring di masa pandemic covid - 19. Jadi
pertanyaan dalam wawancara juga mengacu pada hambatan-hambatan yang dialami dialami
guru selama daring, analisis hasil belajar siswa, dan bagiamana siswa dan guru selama
pembelajaran matematika secara daring.

Subjek penelitian atau responden adalah pihak-pihak yang dijadikan sebagai sampel
dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian ini adalah Guru dan juga siswa SD Kelas Rendah.
Kami melakukan penelitian dengan berbagai cara dan metode, kami melakukan penelitian
kepada salah satu Guru di SD Negeri 11 Paraduan, Kec. Ronggurnihuta, Kab. Samosir,
Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan pada 10 November 2020, jam 09:00 wib.
Dan Subjek atau sasaran dalam penelitian ini yaitu Ibu Arlan Gurning, kami melakukan
wawancara mengenai bagaimana pelaksanaan pembelajaran matematika yang dilakukan
selama masa pandemi ini di sekolah tempat ibu Arlan Gurning mengajar. Selain itu kami juga
melakukan wawancara kepada para siswa SD kelas rendah yang ada di lingkungan sekitar
tempat tinggal, karena mengingat bahwa pandemi virus corona masih ada, maka kami hanya
mewawancarai siswa yang ada di lingkugan sekitar saja. selain dengan melakukan metode
wawancara untuk mengumpulkan data yang diperlukan, kami juga melakukan metode studi
pustaka, dengan mencari sumber informasi dari buku, koran dan juga televisi, dan juga

8
melakukan kuisioner melalui online (google forms) yang dibagikan bagi siswa SD Kelas
Rendah dan google forms bagi Guru.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini berupa wawancara yang kami
lakukan terhadap seorang Guru SD Yaitu Arlan Gurning. Selain itu, kami juga menyediakan
alat rekam dan buku catatan kecil yang kami gunakan saat melakukan wawancara. Instumen
penelitian yang kami lakukan juga menggunakan Angket (Kuesioner) melalui google form
yang kami berikan kepada Guru SD dan kepada siswa SD. Pertanyaan yang kami susun
didalam angket google form juga kami tanyakan kepada Guru sekolah dasar dan Siswa
sekolah dasar saat wawancara dilakukan. Kami juga menganalisi persentase jawaban siswa
dan Guru yang ada didalam angket untuk menarik kesimpulan dari penelitian kami mengenai
analisis pembelajaran matematika SD selama masa pandemi. Data yang sudah kami peroleh
juga kami analisis menggunakan teknik Deskriptif Kualitatif dan kuantitatif, yaitu penelitian
yang dilakukan secara bertahap mulai dari Penyusunan Pertanyaan wawancara, membuat
angket, Pengumpulan data melalui wawancara dan angket (kuesioner) melalui google forms,
dan penyusunan laporan penelitian.

9
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Analisis Pembelajaran Pada Siswa

Penelitian ini membahas tentang Analisis Pembelajaran Matematika di SD Kelas


Rendah Selama Pembelajaran Online Pada Masa Pandemi. Penelitian ini menggunakan
metode kuesioner yang dilakukan secara online dan langsung. Secara online kuesioner
disajikan dalam bentuk google form dan secara langsung yang melalui metode wawancara.
Penelitian ini menggunakan subjek siswa kelas 1,2,dan 3 SD yang diambil dari beberapa
daerah berbeda tempat peneliti tinggal. Jumlah responden sebanyak 16 siswa yang terdiri dari
siswa kelas 2 SD, 4 siswa kelas 2 SD dan 10 siswa kelas 3 SD.

Jumlah dan Kelas Siswa 2

4
10

Dari penelitian yang kami lakukan diketahui bahwa dari 16 siswa, yang melakukan
pembelajaran online sepenuhnya tanpa tatap muka ada 12 siswa dan 4 siswa melakukan
pembelajaran sebagian secara langsung dan online. Untuk sekolah yang menerapkan
pembelajaran langsung dan online biasanya siswa akan kesekolah 1-2 kali seminggu dan
selebihnya pembelajaran dilakukan dirumah.

Mengenai ketersedian alat digital seperti handphone sebagai alat pembelajaran online 3
orang siswa memiliki handphone sendiri dan 13 siswa masih menggunakan milik orang
tuanya. Kiranya inilah yang menjadi kendala pembelajaran online untuk siswa sekolah dasar.
Selain itu kendala seperti sulitnya jaringan internet dan masalah dalam pembelian kuota
internet masih menjadi masalah. Sebanyak 6 siswa memilih hal ini sebagai kendala utama
dalam pembelajaran daring. Dan 10 siswa lainnya memilih kendala seperti kurangnya
pemahaman, kurangnya konsentrasi konsentrasi, rasa bosan, dan tidak dapat bertanya secara
langsung pada guru menjadi kendala utama dalam pembelajaran daring

10
Untuk media yang digunakan sebagian besar menggunakan aplikasi Whatsapp sebagai
media guru memberikan penjelasan, tugas-tugas dan soal. Untuk pembelajaran di rumah
sebanyak 13 siswa mengerjakan soal-soal dari guru dan buku teks pelajaran. Dan sebanyak 3
siswa belajar interaktif bersama guru secara online. Permasalahan ini disebabkan oleh
kendala-kendala yang disebutkan diatas. Tidak semua siswa memiliki hanphone sendiri dan
masalah jaringan internet maupun kuota menyebabkan pembelajaran online yang dilakukan
tidak terlaksana dengan baik. Hal ini juga berdampak pada tingkat pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran, siswa mengaku bahwa pembelajaran secara online ini tidak
menyenangka dan guru tidak menjelaskan materi dengan baik.

Dalam pertanyaan jika kamu kurang paham materi pembelajaran matematika yang
disampaikan guru secara online apa yang akan kamu lakukan? 15 siswa menjawab akan
bertanya pada orang tua dan tidak ada yang memilih bertanya pada guru. Hal ini sangat
disayangkan karena selama pembelajaran online ini banyak siswa menjadi pasif yang
berakibat pada penurunan pemahaman dan prestasi siswa itu sendiri.

Kegiatan Pembelajaran dari


Rumah
3

13

B. Analisis Pembelajaran Pada Guru

Selain ditujukan untuk siswa penelitian ini juga bertujuan untuk menganalisis
hambatan guru dalam pembelajaran online khususnya pembelajaran matematika. Responden
guru yang dipilih yaitu Ibu Arlan Gurning, berusia 54 tahun yang mengajar di SDN 11
Paraduan. Metode yang digunakan adalah wawancara langsung. Disekolahnya menerapkan
pembelajaran secara langsung dan online. Siswa akan kesekolah 2 kali seminggu yaitu hari
Senin dan Kamis selebihnya pembelajaran dilakukan dirumah dengan mengerjakan soal-soal
yang diberikan oleh guru dan dikumpulkan minggu berikutnya saat kembali ke sekolah. Hal
ini dilakukan karna kendala tidak semua murid memiliki handphone, jaringan internet yang

11
memadai, kurangnya media pembelajaran dan pemahaman siswa yang kurang baik dalam
menggunakan aplikasi belajar. Cara ini juga agar siswa tidak terlalu bosan belajar dirumah
setiap hari dan agar guru dapat menjelaskan secara langsung mengenai materi pembelajaran
pada siswa.

Pembelajaran matematika dilaksanakan seminggu sekali yang dimuat dalam


pembelajaran tematik. Pembelajaran dari rumah dilaksanakan dengan mengerjakan soal dari
guru, buku pembelajaran dan dari aplikasi belajar seperti Whatsapp,Zenius, Youtube dan
lainnya. Namun Ibu Arlan mengatakan bahwa pembelajaran dari rumah ini tetap saja tidak
efektif dikarenakan komunikasi yang terbatas sehingga siswa kurang memahami materi
pembelajaran. Hal ini terlihat saat siswa tidak memahami materi pembelajarantidak
semuanya mempunyai kemauan berkonsultasi dengan guru dan saat mengumpulkan tugas
tidak semuanya tepat waktu dikarenakn berbagai macam alas an.

Menurutnya pembelajaran langsung tetap yang paling efektif dilaksanakan untuk


siswa kelas rendah, karena siswa kelas rendah masih pada tahap oprasional-konkret dimana
konsentrasi belajarnya masi kurang, perhatian terhadap kecepatan dan aktivitas belajarnya
juga masih kurang sehingga motivasi belajarnya perlu didorong secara optimal. Agar
pembelajara matematika dari rumah lebih menarik Ibu Arlan memberikan materi
pembelajaran lewat gambar-gambar serta mengajak siswa belajar lewat benda-benda disekitar
rumahnya seperti belajar menghitung benda bentuk balok yang ada di rumah siswa. Bu Arlan
juga berharap ada bantuan dari pemerintah mengenai media dan alat pembelajaran untuk
siswa sekolah dasar serta bantuan jaringan dan kuota internet agar siswa dapat melakukan
pembelajaran online secara efektif.

12
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akibat adanya penyebaran Covid-19 maka pembelajaran matematika di SD kelas rendah


dilakukan dengan cara daring melalui aplikasi whatsapp, google classroom, dll. Melalui
penelitian ini dapat kita lihat ada berbagai macam tantangan, hambatan, dan berbagai kendala
yang dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran dan penilaian di masa pandemi, mulai
dari sulitnya jaringan yang didapat pada daerah terpencil, kurangnya konsentrasi siswa,
kurangnya komunikasi dengan siswa, faktor ekonomi orangtua siswa sehingga tidak dapat
mendukung fasilitas learning from home, serta kesediaan dan kesiapan orangtua dalam
mendampingi anak learning from home.

Pelaksanaan pembelajaran matematika selama pandemi ini membawa dampat negatif dan
juga dampak positif. Dampak negatif pembelajaran daring selama COVID-19 adalah guru
dan peserta didik tidak dapat memberi saling meberi respon secara cepat, pemahaman anak
terhadap materi matematika menjadi kurang mendalam, banyak peserta didik yang tidak
dapat mengumpulkan tugas dengan tepat waktu karena kurangnya alat komunikasi, jaringan
internet yang tidak memadai, dan ketidakmampuan dalam membeli kuota internet. Namun
dengan pelaksanan pembelajaran matematika secara daring ini juga membawa dampak yang
positif, yaitu dengan adanya pembelajaran daring selama COVID-19 ini, baik guru, siswa
maupun orang tua siswa menjadi melek teknologi dengan mengenal berbagai aplikasi tatap
muka yang digunakan untuk mempermudah proses belajar mengajar dengan daring. Selain
itu, belajar dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja.

B. Saran

Supaya pembelajaran matematika ditengah pandemi COVID-19 ini dapat berjalan dengan
baik, sebaiknya para pendidik mempersiapkan berbagai materi matematika dengan kratif dan
juga sejalan dengan pembelajaran, agar peserta didik tidak merasa jenuh atau tidak mudah
bosan dengan pembelajaran daring yang dilakukan. Baik guru maupun Orang tua harus
berpartisipasi dalam membangun motivasi belajar anak. Selain itu laporan ini juga dapat
dijadikan sebagai bahan referensi bagi Guru dalam mengatasi berbagai kesuliatan belajar
peserta didik khusunya dalam mata pelajaran matematika.

13
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Z. (2012). Pelaksanaan Pembelajaran Matematika di Sekolah Dasar. Jurnal


Penelitian Ilmu Pendidikan, 5(2), 24-32.

Dewi, W. A. F. (2020). Dampak COVID-19 Terhadap Implementasi Pembelajaran Daring di


Sekolah Dasar. Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1), 55- 61.

Karso, H. (2014). Pembelajaran Matematika di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Ruseffendi, E.T. (1985). Pengajaran Matematika Moderen untuk Orang Tua Murid, Guru
dan SPG, buku 6. Bandung: Tarsito

Wiryanto. (2020). Proses Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar Di Tengah Pandemi


Covid-19 . Jurnal Kajian Pendidikan dan Hasil Penelitian, 6(2).

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2008-2-00418-MN%20Bab%202.pdf

http://eprints.umm.ac.id/35574/3/jiptummpp--gittichusn-47449-3-bab.

https://journal.unesa.ac.id/index.php/PD/article/view/9352

14
LAMPIRAN

 Organisasi Tim

NAMA NIM SUSUNAN ORGANISASI


Rasita Karina Br. Manullang 1191111024 Anggota peneliti I
Riska Uli Enjelina Br S 1192411008 Anggota peneliti II
Juliwati E. Sianturi 1192411015 Anggota peneliti III
Ronauli Gurning 1192411016 Anggota peneliti IV
Siti Rodiah 1192411017 Anggota peneliti V

 Tugas Anggota Tim

NAMA NIM TUGAS


Rasita Karina Br. Manullang 1191111024  Mencari berbagai informasi
mengenai pembelajaran
secara daring dan juga
mengamati pembelajaran
yang dilakukan oleh adik
sepupunya saat belajar
daring.
Riska Uli Enjelina Br S 1192411008  Melakukan wawancara
langsung kepada beberapa
siswa SD kelas rendah yang
ada di lingkungan sekitar
tempat tinggal.
 Serta mengambil
dokumentasi bersama siswa
SD yang ada di lingkungan
sekitar
Juliwati E. Sianturi 1192411015  Melakukan pencarian
informasi baik dari tv, koran

15
dan juga internet mengenai
pembelajaran secara daring.
Ronauli Gurning 1192411016  Melakukan wawancara
secara langsung kepada salah
guru SD kelas rendah yaitu
Ibu Arlan Gurning S.Pd,
Guru SD Negeri 11 Paraduan
mengenai bagaimana
pelaksanaan pembelajaran
matematika pama masa
pandemi ini.
 Mengambil dokumentasi
bersama guru SD yang
diwawancarai.
Siti Rodiah 1192411017  Membuat kuisioner melalui
google forms untuk guru dan
juga bagi siswa. Serta
memperhatikan bagaimana
aktifitas siswa yang ada di
lingkungan sekitar setiap
paginya.

A. Instrumen Survey
 Handphone sebagai alat rekam dan foto
 Buku catatan kecil
 Google forms

16
Foto bersama Ibu Arlan Gurning S.Pd, Guru SD Negeri 11 Paraduan

Foto bersama siswa SD Kelas Rendah yang ada di lingkungan sekitar tempat tinggal.

17
Foto Kuisioner Melalui Google Forms bagi siswa

Hasil dari kuisioner Melalui Google Forms bagi siswa

18
Foto Kuisioner Melalui Google Forms bagi Guru

19

Anda mungkin juga menyukai