Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

KETERAMPILAN MENJELASKAN

Mata Kuliah: Micro Teaching

Dosen pengampuh: prof. Dr. Naeklan Simbolon M.Pd

Oleh:

Citra Lestari (1192411004)

Gita laurenza. S (1192411009)

Ladi Ladita Sigalingging (1191111036)


Juliwati E Sianturi (1192411015)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIMED 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Mahakuasa karena telah memberikan kesempatan pada
penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas Rahmat dan Hidayah-Nya lah penulis dapat
menyelesaikan makalah Ketermapilan Menjelaskan tepat waktu. Makalah Ketermapilan
Membuka Pelajaran disusun guna memenuhi tugas Ibu Prof. Dr. Naeklan Simbolon M.Pd.
pada mata kuliah Micro Teaching di UNIMED. Selain itu penulis juga berharap agar makalah
ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang Keterampilan Membuka Pelajaran.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Ibu Prof. Dr. Naeklan
simbolon M.Pd. selaku dosen mata Micro Teaching. Tugas yang telah diberikan ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga
mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan
makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 21 February 2021

Kel 4

i
DAFTAR ISI

KATA
PENGANTAR...........................................................................................................................i
DAFTAR
ISI..........................................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN......................................................................................................................
1
1.1 Latar
Belakang...............................................................................................................................1
1.2 Rumusaan
Masalah........................................................................................................................1
1.3 Tujuan
Pembahasan.......................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN........................................................................................................................
2
2.1 Pengertian Keterampilan
Menjelaskan........................................................................................2
2.2 Tujuan keterpilan
menjelaskan.....................................................................................................2
2.3 Komponen Keteramilan
Menjelaskan..........................................................................................4
2.4 Prinsip Keterampilan
Menjelaskan...............................................................................................4
2.5 Kelebihan dan Kekurangan Keterampilan
Menjelaskan............................................................7
BAB III
PENUTUP...............................................................................................................................9
3.1
Kesimpulan.................................................................................................................................
....9
3.2
Saran...........................................................................................................................................
....9
DAFTAR
PUSTAKA..........................................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Salah satu peran seorang guru dalam dunia pendidikan adalah sebagai pengajar. Oleh
karena itu kemampuan mengajar seorang guru harus maksimal ketika bertatapmuka
dengan para peserta didik. Keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran sangat
ditentukan oleh strategi mengajar yang baik. Salah satu komponen dari strategi mengajar
yang paling mendasar yakni keterampilan dasar mengajar. Seorang guru harus menguasai
ketrampilan dasar mengajar saat ditugaskan untuk mengajar disebuah sekolah. Dengan
begitu maka diharapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dapat terealisasi dengan
optimal pada peserta didik yang bersangkutan.
Dalam kegiatan belajar-mengajar, menjelaskan merupakan tindakan yang banyak
dilakukan, terutama oleh guru. Apabila seorang guru menjelaskan, artinya guru tersebut
memberikan informasi sedemikian rupa sehingga siswa benar-benar mengerti dan
memahami apa yang diinformasikan oleh guru. Pemberitahuan penjelasan merupakan ciri
utama kegiatan guru dalam berinteraksi dengan siswa dikelas. Biasanya guru cenderung
lebih mendominasi pembicaraan dan mempunyai pengaruh langsung, misalnya dalam
memberikan fakta, ide, atau pendapat. Oleh sebab itu, penjelasan dan pembicaraan guru
harus optimal sehingga bermakna bagi murid.
Keterampilan menjelaskan sangat penting bagi guru karena sebagian besar percakapan
guru yang mempunyai pengaruh terhadap pemahaman siswa adalah berupa penjelasan.
Penguasaan keterampilan menjelaskan yang didemonstrasikan guru akan memungkinkan
siswa memiliki pemahaman yang maksimal tentang materi yang dijelaskan, serta
meningkatnya keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian keterampilan menjelaskan?
1.2.2 Apa tujuan keterampilan menjelaskan?
1.2.3 Apa komponen - komponen keterampilan menjelaskan?
1.2.4 Apa prinsip – prinsip keterampilan menjelaskan?
1.2.5 Apa kelebihan dan kekurangan penerapan keterampilan menjelaskan?
1.3 Tujuan
1.3.1 Menjelaskan pengertian keterampilan menjelaskan
1.3.2 Mendeskripsikan tujuan keterampilan menjelaskan
1.3.3 Mendeskripsikan komponen – komponen keterampilan menjelaskan

1
1.3.4 Mendeskripsikan prinsip – prinsip keterampilan menjelaskan Menjelaskan
kelebihan dan kekurangan penerapan keterampilan menjelaskan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Keterampilan Menjelaskan
Dari segi etimologis, kata menjelaskan mengandung makna “membuat sesuatu
menjadi jelas”. Menurut Udin S. Winataputra, keterampilan menjelaskan artinya
menyajikan informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis untuk
menunjukkan adanya hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lainnya,
hubungan antara teori dengan praktik atau hubungan teori misalnya antara sebab dan
akibat, atau dalil dan contoh (Udin S. Winataputra, 2001: 60). Menurut
Nurhasnawati, menjelaskan adalah penyampaian informasi yang terencana dengan
baik dan disampaikan sesuai dengan urutan yang cocok (Nurhasnawati, 2008: 56).
Keterampilan menjelaskan dapat diartikan sebagai penyajian informasi secara lisan
yang diorganisasi secara sistematis (Uzer Usman, 2006: 88), mengenai suatu benda,
keadaan, fakta, dan data sesuai dengan waktu dan hukum-hukum yang berlaku (Enco
Mulyasa, 2007: 80). Berdasarkan pemikiran tersebut, dapat disimpulkan bahwa
keterampilan menjelaskan adalah keterampilan guru dalam menyampaikan bahan
pelajaran kepada siswa secara lisan yang diorganisasikan secara terencana dan
sistematis sehingga bahan pelajaran yang disampaikan guru tersebut dengan mudah
dipahami siswa.
Dalam proses pembelajaran untuk mengetahui apakah materi yang dijelaskan
telah dipahami oleh siswa, atau membuat “menjadi jelas” bagi siswa. Ukurannya tidak
cukup hanya dengan kemampuan siswa mengungkapkan kembali secara lisan konsep-
konsep atau teori saja yang sudah dikuasainya. Perlu indikator lain di antaranya
sejauhmana siswa itu mampu menghubungkan antara teori yang baru diketahui
dengan yang sudah diketahui, memecahkan masalah dengan mengkaji sebab-akibat,
menghubungkan antara teori dan praktek, atau dalil-dalil dengan contoh
pemecahannya.

2
2.2 Tujuan Keterampilan Menjelaskan
Salah satu indikator pembelajaran yang berkualitas yaitu adanya kemampuan
untuk melakukan “transfer”. Adapun yang dimaksud dengan transfer dalam belajar,
yaitu apabila siswa mampu menerapkan konsep-konsep yang telah dikuasainya
kedalam bentuk kegiatan lain yang terkait pada situasi lain atau dalam kehidupan
yang dihadapi sehari-hari. Untuk memungkinkan siswa memiliki kemampuan
“transfer” terlebih dahulu siswa harus memiliki pemahaman yang jelas, utuh, dan
nalar yang kuat terhadap sesuatu yang dipelajarinya. Sehubungan dengan hal tersebut
maka keterampilan menjadi sangat penting dan memiliki peran yang strategis.
Menurut Udin Syaefudin Saud, tujuan keterampilan menjelaskan yaitu sebagai
berikut:
1. Untuk membimbing siswa memahami dengan jelas terhadap sesuatu yang
dipelajari.
2. Untuk membimbing siswa memahami konsep, hukum, dalil dan unsurunsur
yang terkait dengan sesuatu yang dijelaskan secara objektif dan bernalar .
3. Untuk meningkatkan aktivitas dan kreativitas siswa dalam memecahkan
masalah melalui penerapan cara berpikir secara kritis, analitis, logis dan
sistematis.
4. Untuk membantu memenuhi rasa ingin tahu siswa (quriousity) terhadap
sesuatu permasalahan yang dipelajari/dihadapi.
5. Untuk mendapatkan balikan dari siswa tentang pemahamannya terhadap
sesuatu yang dijelaskan.
Dengan keterampilan menjelaskan yang dikuasai oleh guru, maka proses akan
berjalan dengan efektif dan efisien. Hambatan-hambatan yang mungkin akan muncul
mempengaruhi terhadap kelancaran proses pembelajaran akan dapat diminimalisir,
dan dengan demikian akan sangat bermanfaat, terutama dalam:
1. Meningkatkan efektivitas penjelasan atau pembicaraan yang dilakukan,
sehingga guru dapat memilih bentuk dan jenis penjelasan yang dapat
memperjelas permasalahan dan memiliki makna bagi pembelajaran.
2. Memproyeksikan tingkat pemahaman yang telah dimiliki siswa melalui
penjelasan yang telah dilakukan.

3
3. Memfasilitasi siswa memanfaatkan sumber pembelajaran secara luas dan
bervariasi.
4. Memecahkan kekurangan sumber pembelajaran yang dimiliki siswa.

4
2.3 Komponen Keterampilan Menjelaskan
Keterampilan memberi penjelasan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian
besar, yaitu:
1. Keterampilan merencanakan penjelasan
Merencanakan isi pesan (materi) pembelajaran, merupakan tahap awal dalam
proses menjelaskan. Di dalamnya mencakup:
a. Menganalisis masalah yang akan dijelaskan secara keseluruhan termasuk
unsur-unsur yang terkait.
b. Menetapkan jenis hubungan antara unsur-unsur yang berkaitan tersebut.
c. Menelaah hukum, rumus, prinsip atau generalisasi yang mungkin dapat
digunakan dalam menjelaskan masalah yang ditentukan.
d. Menganalisis karakteristik penerimaan pesan, agar guru mampu mengetahui
apakah siswanya sudah paham tentang materi yang dijelaskan atau masih
belum paham.
2. Keterampilan menyajikan penjelasan
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam keterampilan menyajikan penjelasan:
a. Kejelasan ucapan dalam berbicara, sangat menentukan kualitas suatu
penjelasan.
b. Penggunaan contoh dan ilustrasi, agar penjelasan akan lebih menarik dan
mudah dipahami.
c. Pemberian tekanan, agar siswa lebih menangkap inti permasalahan yang
dijelaskan.
d. Balikan, untuk memeriksa pemahaman siswa dengan cara mengajukan
pertanyaan atau ekspresi wajah siswa setelah mendengarkan penjelasan
guru.
Selain itu, Jelas atau tidaknya materi yang dikomunikasikan kepada siswa
tergantung pada tingkat kejelasan dari penyampai pesan. Adapun unsur-unsur
yang memperjelas penyampaian materi antara lain: kepasihan berbicara,
penggunaan bahasa yang baik dan benar, susunan kalimat, penggunaan istilah
yang sesuai dengan perbendaharaan bahasa yang dimiliki siswa. Pengulangan
kata atau suku kata yang tidak perlu seperti oh ya .... oh ya, oh ya, apa itu ....
apa itu, ee .... eee, dan lain sebagainya. Demikian juga pembicaraan yang

5
tersendat-sendat, penggunaan istilah asing yang membingungkan siswa,
menjadi faktor yang menhambat proses menjelaskan.

2.4 Prinsip Keterampilan Menjelaskan


Menurut Wardani, sebagaimana yang dikutip oleh J.J. Hasibuan menyatakan
bahwa prinsip-prinsip menjelaskan perlu dipahami antara lain:
1. Penjelasan dapat diberikan di awal, ditengah, atau diakhi jjam pertemuan,
tergantung pada keperluan.
2. Penjelasan dapat diselingi tanya-jawab.
3. Penjelasan harus relevan dengan tujuan pelajaran.
4. Penjelasan dapat diberikan bila ada pertanyaan dari siswa atau direncanakan
oleh guru.
5. Materi pelajaran harus bermakna bagi siswa.
6. Penjelasan harus sesuai dengan kemampuan siswa.
Untuk dapat menjelaskan dengan baik bahan pelajaran yang diberikan, guru
sebaiknya memperhatikan petunjuk praktis keterampilan menjelaskan sebagai
berikut:
1. Menggunakan bahasa secara baik dan benar.
2. Menggunakan bahasa yang jelas, baik kata-kata maupun ungkapan.
3. Suara terdengar sampai ke seluruh bagian kelas.
4. Volume suara bervariasi, kadang--kadang tinggi, kadangkadang rendah sesuai
dengan suasana kelas dan materi yang dijelaskan.
5. Menghindari kata-kata yang tidak perlu; dan tidak memiliki arti sama sekali
misalnya: e…, em…, apa ini…, apa itu….
6. Menghindari penggunaan kata “mungkin” yang salah pemakaian. Misalnya
harusnya pasti tetapi selalu dikatakan mungkin, sehingga karena segala
sesuatu selalu memakai kata “mungkin” maka yang diperoleh oleh siswa
adalah kemungkinan, bukan ke-pastian.
7. Menjelaskan pengertian istilah-istilah asing dan baru secara tuntas, sehingga
tidak mengakibatkan adanya verbalisme di kalangan siswa.
8. Meneliti pemahaman siswa terhadap penjelasan guru, apakah sudah dipahami
dengan baik atau belum. Jika belum, hal-hal yang belum dipahami perlu
diulang.

6
9. Memberi contoh nyata uraian materi sesuai dengan kehidupan sehari- hari.
10. Memberikan penjelasan dapat dilakukan secara deduktif maupun induktif dan
mengaitkan dengan generalisasi.
11. Menggunakan multi media untuk pokok bahasan tertentu.
12. Menggunakan bagan untuk menjelaskan hubungan dan hirarki.
13. Menerima umpan balik dari siswa terhadap uraian yang disampaikan.
14. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memberikan contoh sesuai dengan
pengalamannya masing-masing.
15. Memberikan penekanan pada bagian tertentu dari materi yang sedang
dijelaskan dengan isyarat lisan. Misalnya “Yang terpenting adalah”,
“Perhatikan baik-baik konsep ini”, atau “Perhatikan! yang ini agak sukar”.

Pada saat menjelaskan pelajaran, ada beberapa hal yang harus dihindari guru/calon
guru ketika menjelaskan, diantaranya sebagai berikut:
1. Menghadap papan tulis atau membelakangi siswa terlalu lama.
2. Mondar-mandir di depan kelas ke kanan dan ke kiri, ke depan dan ke belakang
terlalu sering.
3. Menerangkan dengan terus menerus sambil duduk di kursi guru.
4. Mengosongkan papan tulis, tidak ada unsur visual yang dapat dilihat.
5. Suara kurang keras, hanya terdengar oleh siswa yang berada di sekitar guru,
siswa yang duduk di belakang tidak dapat mendengar suara guru.

Efektivitas menjelaskan materi pelajaran juga dapat dicapai dengan


memperhatikan lima Hukum Komunikasi yang Efektif (The five Inevitable Laws of
Effective Communication). Kelima hukum tersebut dirangkum dalam satu kata yang
mencerminkan esensi dari komunikasi itu sendiri yaitu REACH (Respect, Empathy,
Audible, Clarity, Humble). Reach berarti merengkuh atau meraih. Karena kita
berkeyakinan bahwa komunikasi itu pada dasarnya adalah upaya bagaimana kita
meraih perhatian, cinta kasih, minat, kepedulian, simpati, tanggapan, maupun respon
positif dari siswa. Ke-5 Hukum dalam berkomunikasi secara efektif di kelas tersebut
adalah:
1. Respect: adalah sikap hormat dan sikap menghargai terhadap siswa. Hal ini
merupakan hukum yang pertama dalam berkomunikasi dengan orang lain.

7
Guru harus memiliki sikap (attitude) menghormati dan menghargai siswa.
Guru harus ingat bahwa pada prinsipnya manusia ingin dihargai dan dianggap
penting. Jika guru bahkan harus mengkritik siswa, lakukan dengan penuh
respek pada harga diri dan kebanggaan siswa tersebut.
2. Empathy: adalah kemampuan guru untuk menempatkan diri pada situasi atau
kondisi yang dihadapi oleh siswa. Rasa empati akan membuat guru mampu
menyampaikan pesan (message) dengan cara dan sikap yang akan
memudahkan penerima pesan (receiver) menerimanya. Oleh karena itu dalam
berbicara di kelas, guru harus terlebih dulu memahami latar belakang,
golongan, lapisan sosial, tingkatan umur, pendidikan, kebutuhan, minat,
harapan dan sebagainya, dari siswa (audiences). Jadi sebelum guru
membangun komunikasi atau mengirimkan pesan, guru perlu mengerti dan
memahami dengan empati calon penerima pesan. Sehingga pesan akan dapat
tersampaikan tanpa ada halangan psikologis atau penolakan dari siswa. Empati
bisa juga berarti kemampuan untuk mendengar dan bersikap perseptif atau
siap menerima masukan atau umpan balik apa pun dengan sikap yang positif.
Banyak sekali guru yang tidak mau mendengarkan saran, masukan apalagi
kritik dari siswa. Padahal esensi dari komunikasi adalah aliran dua arah.
Komunikasi satu arah tidak akan efektif manakala tidak ada umpan balik
(feedback) yang merupakan arus balik dari penerima pesan. Oleh karena itu
dalam berbicara di kelas, guru perlu siap untuk menerima umpan balik dengan
sikap positif.
3. Audible: berarti dapat didengarkan atau dimengerti dengan baik. Dalam
konteks pembelajaran, audible berarti materi pelajaran yang disampaikan guru
dapat diterima dengan baik oleh siswa. Hukum ini mengatakan bahwa pesan
harus disampaikan melalui media atau delivery channel sedemikian rupa
hingga dapat diterima dengan baik oleh penerima pesan. Hukum ini mengacu
pada kemampuan guru untuk menggunakan berbagai media maupun
perlengkapan atau alat bantu audio visual yang akan membantu guru agar
materi pelajaran yang disampaikan dapat diterima dengan baik oleh siswa.
4. Clarity: adalah kejelasan dari materi pelajaran yang disampaikan guru
(clarity). Clarity juga sangat tergantung pada kualitas suara guru dan bahasa
yang digunakan. Penggunaan bahasa yang tidak dimengerti oleh siswa, akan

8
membuat tujuan pembelajaran tidak dapat tercapai. Seringkali orang
menganggap remeh pentingnya clarity dalam mengajar, sehingga tidak
menaruh perhatian pada suara (voice) dan kata-kata yang dipilih untuk
digunakan dalam menjelaskan materi pelajaran.
5. Humble: berarti sikap rendah hati. Sikap ini merupakan unsur yang terkait
dengan hukum pertama untuk membangun rasa menghargai orang lain,
biasanya didasari oleh sikap rendah hati. Kerendahan hati juga bisa berarti
tidak sombong dan menganggap diri penting ketika guru menjelaskan materi
pelajaran. Justru dengan kerendahan hatilah guru dapat menangkap perhatian
dan respon yang positif dari siswa.

2.5 Kelebihan dan Kekurangan Penerapan Keterampilan Menjelaskan


1. Kelebihan Penerapan Keterampilan Menjelaskan
a. Lebih mudah dalam mengembangkan kemampuan siswa dalam
menemukan, mengorganisasi, dan menilai informasi yang diterima.
b. Lebih mudah dalam memancing meningkatkan kemampuan siswa dalam
membentuk dan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan yang didasarkan
atas informasi yang lengkap dan relevan.
c. Mendorong siswa untuk mengembangkan ide-ide dan mengemukakan ide-
ide tersebut.
d. Dapat mengatasi masalah pembelajaran yang diikuti oleh jumlah peserta
didik yang besar.
e. Merupakan cara yang lebih mudah saat guru akan memulai mengenal
materi.
f. Dapat meningkatkan analisis guru terhadap teori yang sedang disampaikan
dan guru menjadi benar-benar mengerti isi berita dengan analisa yang
lebih mendalam.
2. Kekurangan Penerapan Keterampilan Menjelaskan

a. Bila menjelaskan dilakukan terlalu lama, peserta didik cenderung menjadi


karakteristik yang auditif (mendengarkan) dan akhirnya menjadi siswa
yang pasif.

9
b. Apabila selalu digunakan dan terlalu lama maka perjalanan akan terkesan
membosankan.
c. Bila menjelaskan dilakukan terlalu lama, kesempatan untuk berdikusi
menjadi terlalu lama, kesempatan untuk berdiskusi menjadi terlalu sedikit
bahkan habis untuk menjelaskan.

BAB III PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Keterampilan menjelaskan dalam pembelajaran adalah keterampilan menyajikan
informasi secara lisan yang diorganisasi secara sistematis. Keterampilan menjelaskan
memiliki tujuan diantaranya untuk membimbing murid memahami materi yang
dipelajari membimbing murid untuk menghayati dan mendapat proses penalaran serta
menggunakan bukti-bukti dalam pemecahan masalah. Komponen keterampilan
menjelaskan ada dua yaitu komponen perencanaan dan penyajian. Tahapan-tahapan
dalam keterampilan menjelaskan adalah menyampaikan informasi, menerangkan,
menjelaskan, pemberian contoh dan latihan.  

3.2. Saran
Bagi mahasiswa atau calon guru hendaknya benar-benar menguasai keterampilan
menjelaskan, karena keterampilan menjelaskan sangat banyak digunakan dalam kegiatan
belajar mengajar dan mempunyai peran penting dalam memberikan pemahaman bagi
siswa.

10
DAFTAR PUSTAKA

Hasibuan, J.J. 2009. Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.


Helmiati. 2013. Micro Teaching Melatih Keterampilan Dasar Mengajar. Yogyakarta:
Aswaja Presindo.
Mansyur. 2017. Keterampilan Dasar Mengajar dan Penguasaan Kompetensi Guru. Jurnal
El-Ghiroh. Vol 12 No 1. file:///C:/Users/User/Downloads/Documents/294797-
keterampilan-dasar-mengajar-dan-penguasa-cbb4a996.pdf Diakses pada 21 Februari
2021.
Mulyasa, Enco. 2007. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif
dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Nurhasnwati. 2008. Strategi Pengajaran Micro. Pekanbaru: Suska Press.
Saud, Udin Syaefudin. 2010. Pengembangan Profesi Guru. Bandung: Alfabeta.
Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru
Algensindo.
Sukirman, Dadang. 2012. Micro Teaching. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam
Pendidikan Agama.
Usman, Uzer. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Winataputra, Udin S. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka.
https://www.pengetahuanku13.net/2019/03/keterampilan-menjelaskan.html Diakses pada 21
Februari 2021.

11

Anda mungkin juga menyukai