Anda di halaman 1dari 19

KAJIAN TERHADAP PERMENDIKBUD NO 22 TAHUN 2016

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

“Bahan Ajar dan Perkembangan Kurikulum”

Dosen : Siti Andini,S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh Kelompok 3

ADY BAEHAKY LATIEF - NIM. 2108170045

TATY TOERYANTI NOER - NIM. 2108170049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDKAN

UNIVERSITAS GALUH

CIAMIS

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat-Nya


penulis bisa menyelesaikan susunan makalah yang berjudul Kajian Terhadap
PERMENDIKBUD No 22 Tahun 2016.

Dalam penulisan makalah ini penulis masih banyak kesalahan- kesalahan ,


baik dari teknis penulisan ataupun materi, mengingat dalam kemampuan yang
dimiliki oleh penulis. Untuk kritik dan saran dari semua pihak, penulis
mengharapkan demi menyempurnakan pembuatan makalah ini.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih


banyak, kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan
pembuatan makalah ini, terutama kepada :

1. Kepada Ibu Siti Andini, S.Pd.,M.Pd selaku dosen mata kuliah teori
bahan ajar dan perkembangan kurikulum yang telah memberi saran dan
cara membuat makalah ini;
2. Teman – teman semuanya di Kelas 3 C prodi pendidikan bahasa
Indonesia Universitas Galuh;
3. Khusus dari penulis terimakasih kepada keluarga tercinta yang telah
memberi dorongan-dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar
kepada penulis, dan
4. Semua pihak yang tidak bisa di sebutkan oleh penulis satu persatu, yang
telah memberi bantuan dalam penulisan makalah ini.

Akhirnya penulis mengharapkan semoga Allah SWT memberi imbalan


yang sama kepada semuanya, yang telah memberi bantuan, dan bisa membuat
semua bantuan ini menjadi ibadah, Amiin Yaa Robbal ‘Alamiin.

Ciamis, Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................i

Daftar Isi ............................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan ..........................................................................................1

A. Latar Belakang ........................................................................................1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................2

BAB II Pembahasan ..........................................................................................3

A. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016


tentang Standar Proses ............................................................................3
B. Perbedaan Permendikbud No 22 Tahun 2016 dengan Permendikbud No
65 Tahun 2013 ........................................................................................5
C. Penerapan Permendikbud No 22 Tahun 2016 dalam pembelajaran
disekolah .................................................................................................12

BAB III Penutup ...............................................................................................15

A. Kesimpulan .............................................................................................15
B. Saran ........................................................................................................15

Daftar Pustaka ...................................................................................................iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses
Pendidikan Dasar dan Menengah diteribtakan dalam rangka pelaksanaan
ketentuan Pasal 24 Peraturan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
Berdasarkan Pasal 1 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa (1)
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah selanjutnya disebut
Standar Proses merupakan kriteria mengenai pelaksanaan pembelajaran
pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar menengah untuk
mencapai kompetensi lulusan. (2) Standar Proses sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tercantum pada Lampiran yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
Berdasarkan Pasal 2 Permendikbud Nomor (No) 22 Tahun 2016
Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah dinyatakan bahwa
Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Untuk
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
A. Rumusan Masalah
1. Bagaimana isi Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan ?
2. Bagaimana perbedaan Permendikbud No. 22 Tahun 2016 dengan
Permendikbud No. 65 Tahun 2013 ?
3. Bagaimana penerapan Permendikbud No. 22 Tahun 2016 dalam
pembelajaran di sekolah ?

1
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui isi Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan.
2. Untuk mengetahui perbedaan antara Permendikbud No. 22 Tahun 2016
dengan Permendikbud No. 65 Tahun 2013.
3. Untuk mengetahui penerapan Permendikbud No. 22 Tahun 2016 dalam
pembelajaran di sekolah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016


tentang Standar Proses
1. Pengertian Standar Proses
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan
dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan.
2. Fungsi Standar Proses
Secara umum, standar proses pendidikan (SPP) sebagai standar minimal
yang harus dilakukan memiliki fungsi sebagai pengendali proses pendidikan
untuk memperoleh kualitas hasil dan proses pembelajaran. Berikut
adalah fungsi standar proses pendidikan.
a. Fungsi SPP dalam rangka mencapai standar kompetensi yang harus
dicapai
Proses pendidikan berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan, yakni kompetensi yang harus dicapai dalam ikhtiar
pendidikan. Bagaimanapun bagus dan idealnya suatu rumusan
kompetensi, pada akhirnya keberhasilannya sangat tergantung kepada
pelaksanaan yang dilakukan oleh guru. Berkaitan dengan hal itu, SPP
berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta program
yang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam proses
pembelajaran untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.
b. Fungsi SPP bagi guru
Untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni standar kompetensi yang
harus dimiliki siswa, guru sebagai ujung tombak pelaksanaan
pendidikan di lapangan sangat menentukan keberhasilannya.
Bagaimanapun idealnya suatu kurikulum tanpa diikuti oleh kemampuan
guru dalam mengimplementasikannya dalam kegiatan proses
pendidikan, maka kurikulum itu tidak akan memiliki makna. Berkaitan
dengan itu, standar proses pendidikan bagi guru berfungsi sebagai

3
pedoman dalam membuat perencanaan program pembelajaran, baik
program untuk perode tertentu maupun program pembelajaran harian,
dan sebagai pedoman untuk implementasi program dalam kegiatan
nyata di lapangan. Oleh sebab itu, guru perlu memahami dan
menghayati prinsip-prinsip SPP.
c. Fungsi SPP bagi kepala sekolah
Kepala sekolah adalah orang yang secara struktural bertanggung jawab
dalam pengendalian mutu pendidikan secara langsung. Dengan
demikian, bagi kepala sekolah SPP berfungsi:
 sebagai barometer atau alat pengukur keberhasilan program
pendidikan di sekolah yang dipimpinnya. Kepala sekolah
dituntut untuk menguasai dan mengontrol apakah kegiatan-
kegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak pada
standar proses yang telah ditentukan atau tidak.
 sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai kebijakan
sekolah khususnya dalam menentukan dan mengusahakan
ketersediaan berbagai keperluan sarana dan prasarana yang
dibutuhkan untuk menunjang keberhasilan proses pendidikan.
d. Fungsi SPP bagi para pengawas (supervisor)
Bagi para pengawas, SPP berfungsi sebagai pedoman, patokan, atau
ukuran dalam menetapkan bagian mana yang perlu disempurnakan atau
diperbaiki oleh setiap guru dalam pengelolaan proses pembelajaran.
Dengan demikian, para pengawas perlu memahami dengan benar
hakikat SPP. Melalui pemahaman itu selanjutnya pengawas dapat
memberikan masukan dan bimbingan kepada para guru untuk
meningkatkan kualitas proses pembelajaran.
e. Fungsi SPP bagi dewan sekolah dan dewan pendidikan
Fungsi utama dewan sekolah dan dewan pendidikan adalah fungsi
perencanaan dan pengawasan. Fungsi ini amat penting untuk menjaga
kualitas pendidikan. Untuk melaksanakan fungsi tersebut baik dewan
atau komite sekolah maupun dewan pendidikan perlu memahami SPP.

4
Melalui pemahaman SPP, maka lembaga ini dapat melaksakan
fungsinya dalam:
 Menyusun program dan memberikan bantuan khususnya yang
berhubungan dengan penyediaan sarana dan prasarana yang
diperlukan oleh sekolah atau guru untuk pengelolaan proses
pembelajaran yang sesuai dengan standar minimal.
 Memberikan sran-saran, usul, atau ide kepada sekolah,
khususnya guru, dalam pengelolaan pembelajaran yang sesuai
dengan standal minimal.
 Melaksanakan pengawasan terhadap jalannya proses
pembelajaran khususnya yang dilakukan oleh para guru.
3. Ruang Lingkup Standar Proses
Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses
pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya
proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan kata lain, ruang
lingkup Standar Proses mencakup (a) perencanaan proses pembelajaran, (b)
pelaksanaan proses pembelajaran, (c) penilaian hasil pembelajaran, dan (d)
pengawasan proses pembelajaran.
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Selain itu, dalam proses
pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
B. Perbedaan Permendikbud No 22 Tahun 2016 dengan Permendikbud No
65 Tahun 2013 tentang Standar Proses
Perbedaan antara Permendikbud No 22 Tahun 2016 dengan Permendikbud
No 65 Tahun 2013 adalah sebagai berikut:

5
Dimensi Permendikbud No. Permendikbud No. 22 tahun 2016
65 tahun 2013
Pembelajar Tidak terdapat Rombongan Belajar
an sesuai rombongan Jumlah rombongan belajar persatuan
dengan belajar pendidikan dan jumlah maksimum
waktu peserta didik dalam setiap rombongan
yang belajar dinyatakan dalam tabel berikut
dijadwalka :
n. N Satuan Jumlah Jumlah
o Pendidik rombong maksimu
an an m
belajar peserta
didik per
rombong
an
belajar
1. SD/MI 6-24 28
2. SMP/MT 3-33 32
S
3. SMA/MA 3-36 36
4. SMK 3-72 36
5. SDB 6 5
6. SMPLB 3 8
7. SMALB 3 8
Pengelolaan Pengelolaan kelas dan laboratorium
Kelas a) Guru wajib menjadi teladan
a) Guru yang baik bagi peserta didik
menyesuaikan dalam menghayati dan
pengaturan menyamakan alas an agama
tempat duduk yang dianutnya, serta
peserta didik mewujudkan kerukunan dalam
seduai dengan kehidupan bersama.

6
tujuan dan
karakteristik
proses
pembelajaran.
b) Volume dan b) Guru wajib menjadi teladan
intonasi suara bagi peserta didik dalam
guru dalam memngahyati dan mengamalkan
proses perilaku jujur , disiplin,
pembelajaran tanggung jawab, peduli (gotog
harus dapat royong, kerja sama,toleran,
didengar damai), santun, respontif dan
dengan baik proaktif dan menunjukan sikap
oleh peserta sebagai bagian dari solusi atas
didik. berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan soaial dan
alam serta dalam menempatkan
diri sebagai cerminan bangsa
dalam pergaulan dunia.
c) Guru wajib c) Guru menyesuaikan
menggunakan pengaturan tempat duduk
kata-kata peserta didik dan sumber daya
santun, lugas lain sesuai dengan tujuan dan
dan mudah karakteristik proses
dimengerti pembelajaran.
oleh peserta
didik.
d) Guru d) Volume dan intonasi suara
menyesuaikan guru dalam proses
materi pembelajaran harus dapat
pelajaran didengar dengan baik oleh
dengan peserta didik.

7
kecepatan
dan
kemampuan
belajar peserta
didik.
e) Guru e) Guru wajib menggunakan
menciptakan kata-kata santun, lugas dan
ketertiban, mudah dimengerti oleh peserta
kedisiplinan, didik.
kenyamanan,
dan
keselamatan
dalam
menyelenggar
akan proses
pembelajaran.
f) Guru f) Guru menyesuaikan materi
memberikan pelajaran dengan kecepatan
penguatan dan dan kemampuan belajar peserta
umpan balik didik.
terhadap
respons dan
hasil belajar
peserta didik
selama proses
pembelajaran
berlangsung.
g) Guru g) Guru menciptakan
mendorong ketertiban, kedisiplinan,
dan kenyamanan, dan keselamatan
menghargai dalam menyelenggarakan proses
peserta didik pembelajaran.

8
untuk
bertanya dan
mengemukaka
n pendapat.
h) Guru h) Guru memberikan penguatan
berpakaian dan umpan balik terhadap
sopan, bersih, respons dan hasil belajar
dan rapi. peserta didik selama proses
pembelajaran berlangsung.
i) Pada tiap i) Guru mendorong dan
awal menghargai peserta didik untuk
semester, guru bertanya dan mengemukakan
menjelaskan pendapat.
kepada
peserta didik
silabus mata
pelajaran; dan
j) Guru memulai j) Guru berpakaian sopan, bersih,
dan dan rapi.
mengakhiri
proses
pembelajaran
sesuai dengan
waktu yang
dijadwalkan.
k) Pada tiap awal semester, guru
menjelaskan kepada peserta
didik silabus mata pelajaran; dan
l) Guru memulai dan mengakhiri
proses pembelajaran sesuai
dengan waktu yang dijadwalkan

9
Penilaian Penilaian proses Penilaian proses pembelajaran
Proses dan pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian
hasil menggunakan otentik (authentic assesment) yang
Pembelajar pendekatan menilai kesiapan peserta didik, proses,
an penilaian otentik dan hasil belajar secara utuh.
(authentic Keterpaduan penilaian ketiga
assesment) yang komponen tersebut akan
menilai kesiapan menggambarkan kapasitas, gaya, dan
peserta didik, perolehan belajar peserta didik yang
proses, dan hasil mampu menghasilkan dampak
belajar secara instruksional (instructional effect) pada
utuh. Keterpaduan aspek pengetahuan dan dampak
penilaian ketiga pengiring (nurturant effect) pada aspek
komponen sikap.
tersebut akan Hasil penilaian otentik digunakan guru
menggambarkan untuk merencanakan program
kapasitas, gaya, perbaikan (remedial) pembelajaran,
dan perolehan pengayaan (enrichment), atau
belajar peserta pelayanan konseling. Selain itu, hasil
didik yang mampu penilaian otentik digunakan sebagai
menghasilkan bahan untuk memperbaiki proses
dampak pembelajaran sesuai dengan Standar
instruksional Penilaian Pendidikan. Evaluasi proses
(instructional pembelajaran dilakukan saat proses
effect) pada aspek pembelajaran dengan menggunakan
pengetahuan dan alat: lembar pengamatan, angket
dampak pengiring sebaya, rekaman, catatan anekdot, dan
(nurturant effect) refleksi. Evaluasi hasil pembelajaran
pada aspek sikap. dilakukan saat proses pembelajaran dan
Hasil penilaian di akhir satuan pelajaran dengan
otentik digunakan menggunakan metode dan alat: tes
guru untuk lisan/perbuatan, dan tes tulis. Hasil

10
merencanakan evaluasi akhir diperoleh dari gabungan
program evaluasi proses dan evaluasi hasil
perbaikan pembelajaran.
(remedial)
pembelajaran,
pengayaan
(enrichment), atau
pelayanan
konseling. Selain
itu, hasil penilaian
otentik digunakan
sebagai bahan
untuk
memperbaiki
proses
pembelajaran
sesuai dengan
Standar Penilaian
Pendidikan.
Evaluasi proses
pembelajaran
dilakukan saat
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan
alat: lembar
pengamatan,
angket sebaya,
rekaman, catatan
anekdot, dan
refleksi.

11
C. Penerapan Permendikbud No 22 Tahun 2016 dalam Pembelajaran di
Sekolah
Menurut Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah dinyatakan bahwa: Proses pembelajaran pada satuan pendidikan
diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu
setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi lulusan.
Sekarang marilah kita uraikan satu per satu bagaimana proses
pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang
yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik itu.
1. Proses Pembelajaran yang Interaktif
Selama proses pembelajaran, hendaknya terjadi proses interaksi antar
peserta didik dengan peserta didik lainnya, dengan pendidik, dengan sumber
belajar, dan lingkungan belajar. Terjadi interaksi multiarah yang berkualitas
selama proses pembelajaran berlangsung.
2. Proses Pembelajaran yang Inspiratif
Proses pembelajaran yang difasilitasi hendaknya selalu memberikan
inspirasi-inspirasi baru bagi peserta didik, sehingga mereka mampu menjadi
insan-insan yang kreatif dan tercerahkan selama dan setelah mengikuti
proses pembelajaran.
3. Proses Pembelajaran yang Menyenangkan
Tidak akan berhasil untuk mencapai tujuan pembelajaran jika proses
pembelajaran yang dilaksanakan tidak menyenangkan. Proses pembelajaran
bukanlah sebuah tekanan dan beban bagi peserta didik, sehingga mereka
menjadi suka mengikuti proses yang berlangsung.

12
4. Proses Pembelajaran yang Menantang
Tidak ada kegiatan pembelajaran yang dapat membuat peserta didik benar-
benar dapat mengakomodasi rasa penasaran dan memberikan tantang yang
cukup untuk mereka, bila dirancang dengan tanpa perencanaan yang baik.
Kegiatan dan konten pembelajaran perlu disiapkan pada dimensi yang
cukup dan sesuai. Tidak terlalu mudah, tidak terlalu sulit.
5. Proses Pembelajaran yang Memotivasi untuk Berpartisipasi Aktif
Pembelajaran yang difasilitasi oleh guru haruslah memberikan motivasi
kepada peserta didik sedemikian rupa sehingga merasa terpanggil untuk ikut
perperan aktif dalam proses yang sedang berlangsung.
6. Proses Pembelajaran yang Memberi Ruang bagi Perkembangan Peserta
Didik
Proses pembelajaran yang dapat memberikan ruang untuk mengakomodasi
perkembangan prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan fisik serta psikologis peserta didik.
Melalui proses pembelajaran yang interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi untuk berpartisipasi dan memberi ruang untuk
berkembang bagi peserta didik ini kita dapat melihat pergeseran paradigma
proses pembelajaran sebagaimana yang telah berlangsung pada masa lalu di
mana dari peserta didik yang diberi tahu menjadi peserta didik yang aktif
mencari tahu, dan guru yang mulanya adalah satu satunya sumber
pembelajaran (utama) menjadi pembelajaran yang bersumber dari aneka
sumber.
Proses pembelajaran yang demikian dapat diakomodasi oleh pendekatan
saintifik dengan ditunjang oleh model-model pembelajaran lain seperti
discovery-inquiry, problem-based learning, project-based learning, dan
model-model pembelajaran terpilih lainnya.
Lalu bagaimana setiap satuan pendidikan atau pendidikan harus melakukan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran serta
penilaian proses pembelajaran untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas
ketercapaian kompetensi lulusan. Setiap tahapan yang dilakukan mulai dari
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, hingga

13
penilaian proses dan hasil pembelajaran haruslah saling bersesuaian dan
sejalan. Ketiga tahapan ini saling berkaitan dan tak terpisah antara satu
dengan lainnya sebagai suatu urutan yang logis.

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Standard proses pembelajaran adalah kriteria mengenai pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan menengah untuk mencapai
kompetensi lulusan yang berlaku di seluruh wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI). Karateristik pembelajaran harus disesuaikan
dengan jenjangnya masing - masing. Setiap jenjang memiliki standard
sendiri-sendiri. Proses pembelajaran terbagi dalam tiga bagian, yaitu: 1.
Perencanaan pembelajaran dimulai dengan menyusun silabus & Rencana
Proses Pembelajaran (RPP); 2. Pelaksanaan pembelajaran yang terdiri dari
tiga kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, & kegiatan penutup
yang harus sesuai dengan proporsinya masing-masing; dan 3. Penilaian
pembelajaran yang meliputi kegiatan menilai hasil belajar siswa dalam
jangka waktu tertentu.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh
dari kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan
berpedoman pada banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan
makalah dalam kesimpulan di atas.

15
Daftar Pustaka

Lampiran Permendikbud No. 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses

Lampiran Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

Tersedia Online : http://novehasanah.blogspot.com/2017/06/proses-pembelajaran-

sesuai-standar.html

Diakses pada tanggal : 09 Oktober 2019

Tersedia Online http://eduklipmansek.blogspot.com/2011/09/ruang-lingkup-

standar-proses.html

Diakses pada tanggal : 09 Oktober 2019

Tersedia Online : https://pendidikanrosda.blogspot.com/2018/04/pengertian-

fungsi-standar-proses-pendidikan.html

Diakses pada tanggal : 09 Oktober 2019

Tersedia Online : http://blog.unnes.ac.id/cahpinter/tag/pengertian-standar-proses/

https://ainamulyana.blogspot.com/2016/07/download-permendikbud-no-22-tahun-

2016_14.html

Diakses pada tanggal : 09 Oktober 2019

iii

Anda mungkin juga menyukai