Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENILAIAN OTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA


DAN SASTRA INDONESIA

Disusun oleh :
1. Alan Pope (2019201003)
2. Susi Ernawati (2019201055)
3. Vina Apriliani (2019201056)

Dosen pengampu : Arum Gati Ningsih, M.Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
STKIP MUHAMMADIYAH OKU TIMUR

2020/2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kehidupan kepada makhluk ciptaan-Nya,
yang telah melebihkan manusia dibandingkan dengan makhluk ciptaan-Nya yang lain.
Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad saw.
Sebagai sosok yang sangat kita muliakan karena akhlaknya dan kepribadiannya yang dapat kita
pelajari dari berbagai hadis yang telah diriwayatkan oleh banyak sahabat.

Dalam makalah ini menjelaskan tentang “PENILAIAN OTENTIK DALAM


PEMBELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA”. Dikarenakan tidak
memungkinkannya penjabaran secara menyeluruh, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca untuk perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu membimbing penulisan makalah ini.

Wassalamu’alaikum wr. wb.

Belitang, Juni 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... .. i


DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 2
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 2
C. Tujuan ......................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Asesmen Otentik ....................................................................... 3
B. Bentuk-bentuk Asesmen Otentik ................................................................ 5
C. Asesmen Otentik Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ................... 5
D. Langkah-langkah Implementasi Asesmen Kinerja .................................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ................................................................................................. 8
B. Saran ........................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 9

ii
BAB I
Pendahuluan

A. Latar belakang
Istilah penilaian atau dalam bahasa Inggris dikenal evaluation atau assessment, bukan
merupakan istilah baru bagi insan yang bergerak pada lapangan pendidikan dan pengajaran. Pada
akhir suatu program pendidikan dan pengajaran, pada umumnya diadakan asesmen atau
penilaian. Penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam pengambilan
keputusan. Tujuan asesmen adalah untuk mengetahui apakah program pendidikan, pengajaran
tersebut telah dikuasai oleh peserta didik atau belum. Penilaian/Asesmen pencapaian kompetensi
dasar peserta didik, dilakukan berdasarkan indikator dengan menggunakan tes dan non tes dalam
bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya
berupa tugas, proyek dan/atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Hakikat pola penilaian yang dikembangkan dalam Kurikulum yang berbasis kompetensi
lebih diarahkan pada pengukuran yang seimbang pada ranah kognitif, afektif, dan psikomotor,
serta menggunakan prinsip berkesinambungan dan otentik guna memperoleh gambaran
(profiles) keutuhan prestasi dan kemajuan belajar siswa.
Agar hasil belajar dapat diungkap secara menyeluruh, maka selain digunakan alat ukur tes
obyektif dan subyektif perlu dilengkapi dengan alat ukur yang dapat mengetahui kemampuan
siswa dari aspek kerja ilmiah (keterampilan dan sikap ilmiah) dan seberapa baik siswa dapat
menerapkan informasi pengetahuan yang diperolehnya. Alat penilaian yang diasumsikan dapat
memenuhi hal tersebut antara lain adalah dengan penilaian otentik yang meliputi jenis Penilaian
Kinerja (Performance Assess-ment), Penilaian Karya (Product Assessment), Penilaian
Penugasan, Penilaian Proyek, dan Penilaian Portofolio. Asesmen otentik adalah praktik asesmen
yang secara langsung dan bermakna dalam arti apa yang diases adalah merupakan sesuatu yang
benar-benar diperlukan dalam kehidupan nyata siswa
Dengan menerapkan penilaian otentik terhadap siswa, dapat dikumpulkan bukti-bukti
kemajuan siswa secara aktual yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya. Selain itu penilaian dengan cara ini dirasakan
lebih adil bagi siswa serta dapat meningkatkan motivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam
1
proses pembelajaran.(Asmawi, Z. dan Nasution, N. 1994). Berdasarkan uraian di atas kiranya
perlu diadakan pelatihan merancang asesmen otentik berdasarkan kompetensi dasar yang tertera
dalam silabus masing-masing mata pelajaran, karena dapat menambah wawasan guru tentang
bentuk asesmen/penilaian alternative. Pelatihan ini difokuskan pada asesmen otentik pada
pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian autentik?
2. Apa saja prinsip penilaian autentik?
3. Apa saja bentuk-bentuk asesmen otentik?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan penilaian autentik.
2. Untuk mengetahui prinsip penilaian autentik.
3. Untuk mengetahui apa saja bentuk-bentuk asesmen otentik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asesmen Otentik


Penilaian merupakan suatu kegiatan yang tidak mungkin dipisahkan dari kegiatan
pendidikan dan pengajaran secara unum Semua kegiatan pendidikan yang dilakukan selalu
diikuti atau disertai dengan kegiatan penilaian. (Burhan Nurgiyantoro, 2001: 3).
Asesmen otentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks
dunia “nyata” yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang
memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam
pemecahan. Dengan kata lain, asesmen otentik memonitor dan mengukur kemampuan siswa
dalam bermacam-macam kemungkinan pemecahan masalah yang dihadapi dalam situasi atau
konteks dunia nyata. Dalam suatu proses pembelajaran, nyata. Dalam suatu proses pembelajaran,
penilaian otentik mengukur, memonitor dan menilai semua aspek hasil belajar (yang tercakup
dalam domain kognitif, afektif, dan psikomotor), baik yang tampak sebagai hasil akhir dari suatu
proses pembelajaran, maupun berupa perubahan dan perkembangan aktivitas, dan perolehan
belajar selama proses pembelajaran didalam kelas maupun diluar kelas.
Menurut (Hart, 1994), asesmen otentik yaitu suatu asesmen yang melibatkan siswa di
dalam tugas-tugas otentik yang bermanfaat, penting, dan bermakna. Berbagai tipe asesmen
otentik menurut Hibbard (2000) adalah: 1) asesmen kinerja, 2) observasi dan pertanyaan, 3)
presentasi dan diskusi, 4) proyek dan investigasi, dan 5) portofolio dan jurnal. Hal senada juga
dijelaskan oleh David W. Johnson dan Roger T. Johnson (2002) bahwa otentik asesmen meminta
siswa untuk mendemonstrasikan keterampilan atau prosedur dalam konteks dunia nyata.
Penilaian otentik juga disebut dengan penilaian alternatif. Pelaksanaan penilaian otentik
tidak lagi menggunakan format-format penilaian tradisional (multiple-choice, matching, true-
false, dan paper and pencil test), tetapi menggunakan format yang memungkinkan siswa untuk
menyelesaikan suatu tugas atau mendemonstrasikan suatu performasi dalam memecahkan suatu
masalah. Format penilaian ini dapat berupa : a) tes yang menghadirkan benda atau kejadian asli
ke hadapan siswa (hands-on penilaian), b) tugas (tugas ketrampilan, tugas investigasi sederhana
dan tugas investigasi terintegrasi), c) format rekaman kegiatan belajar siswa (misalnya: portfolio,
interview, daftar cek, dsb.

3
Pada hakikatnya, kegiatan penilaian yang dilakukan tidak semata-mata untuk menilai
hasil belajar siswa saja, melainkan juga berbagai faktor yang lain, antara lain kegiatan
pengajaran yang dilakukan itu sendiri. Artinya, berdasarkan informasi yang diperoleh dari
penilaian dapat pula dipergunakan sebagai umpan balik penilaian terhadap kegiatan pengajaran
yang dilakukan (Burhan Nurgiyantoro, 2001: 4)
Asesmen otentik menggambarkan kemampuan siswa, prestasi, motivasi, dan sikap, pada
kegiatan pembelajaran yang relevan, yang meliputi, asesmen performansi, portofolio, dan
asesmen diri). Asesmen otentik juga merupakan sebutan yang digunakan untuk menggambarkan
tugas-tugas yang riil yang dibutuhkan siswa-siswa untuk dilaksanakan dalam menghasilkan
pengetahuan daripada mereproduksi informasi. Sebagai contoh, dalam pembelajaran metematika
seorang siswa belumlah dikatakan belajar secara bermakana bilamana dia belum mampu
menggunakan rumus-rumus matematis yang dipelajarinya untuk menyelesaikan suatu masalah
sehari-hari, seperti ketika kita berbelanja. Oleh karena itu, dalam pembelajaran sangat perlu
dilakukan asasmen otentik untuk menjamin pembentukan kompetensi riil pada siswa.
Beberapa pembaharuan yang tampak pada penilaian otentik adalah:
a. Melibatkan siswa dalam tugas yang penting, menarik, berfaedah dan relevan dengan
kehidupan nyata siswa,
b. Tampak dan terasa sebagai kegiatan belajar, bukan tes tradisional,
c. Melibatkan ketrampilan berpikir tingkat tinggi dan mencakup pengetahuan yang luas
d. Menyadarkan siswa tentang apa yang harus dikerjakannya akan dinilai,
merupakan alat penilaian dengan latar standar (standard setting), bukan alat penilaian
yang distandarisasikan,
e. Berpusat pada siswa (student centered) bukan berpusat pada guru (teacher centered),
dan
f. Dapat menilai siswa yang berbeda kemampuan, gaya belajar, dan latar belakang
kulturnya.
Berikut adalah prinsip-prinsip penilaian otentik.
1. Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran,
bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran (a part of, not apart from, instruction),
Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata (real world prob-lems), bukan
masalah dunia sekolah (school work-kind of problems),

4
2. Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metoda dan kriteria yang sesuai dengan
karakteristik dan esensi pengalaman belajar.
3. Penilaian harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran
(kognitif, afektif, dan sensori-motorik).
Berdasarkan uraian di atas kita sadari bahwa asesmen alternatif menuntut guru untuk
kreatif dan inovatif sehingga dapat mengembangkan instrumen untuk mengukur kemampuan
siswa dengan cara yang lebih baik. Menurut Hart (1994) kalau guru mengubah cara mengases
siswa, maka guru juga akan penting untuk peningkatan pendidikan, tetapi juga penting bagi
siswa, guru, dan mengubah bagaimana dia mengajar dan bagaimana siswa belajar. Perubahan ini
tidak hanya orang tua.

B. Bentuk-bentuk asesmen otentik


Bentuk-bentuk asesmen otentik menurut O'Malley and Pierce (1996)
a. Asesmen kinerja (Performance assessment).
b. Observasi dan pertanyaan (Observation and. Presentasi dan Diskusi (Presentation
and Discussion).
c. Proyek /Pameran (Projects/Exhibition)
d. Eksperimen/demonstrasi (Experiments/demonstration)
e. Bercerita (Story or text retelling)
f. Evaluasi diri oleh siswa (Self assessment)
g. Portofolio dan Jurnal.

C. Asesmen Otentik Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

Salah satu ciri Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah adanya sistem asesmen/penilaian
acuan kriteria dan standar pencapaian yang diterapkan secara konsisten. Untuk itu, dalam
menerapkan standar kompetensi guru harus mengembangkan penilaian otentik berkelanjutan
yang menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi yang diwujudkan dalam penilaian
berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas merupakan proses pengumpulan dan penggunaan
informasi tentang hasil belajar siswa dengan mengidentifikasi pencapaian kompetensi dan hasil

5
belajar yang jelas standarnya dan disertai peta kemajuan belajar secara terpadu dengan
proses relajar mengajar (PBM)
Dalam asesmen pembelajaran bahasa Indonesia, aesemen yang dilakukan harus meliputi
asesmen hasil belajar bahasa Indonesia dan asesmen proses belajar bahasa Indonesia.
Asesmen hasil belajar bahasa Indonesia dapat diperoleh dengan menggunakan teknik tes dan
nontes. Alat tes berupa soal-soal dan alat nontes berupa tugas-tugas yang diberikan.
Berkaitan dengan kurikulum berbasis kompetensi, pada prinsipnya seluruh pembelajaran
(termasuk pembelajaran bahasa Indonesia) sengaja diselenggarakan untuk mencapai sejumlah
tujuan, dan tujuan tersebut dapat berupa berbagai kompetensi sesuai dengan jenis mata pelajaran
yang diajarkan. Sementara itu, dicapainya sejumlah kompetensi sebaiknya dapat mencerminkan
kemampuan dasar yang harus dimiliki siswa setelah mereka mengikuti proses pembelajaran.
Dinyatakan oleh Munandir (1997) untuk mengetahui apakah tujuan atau kompetensi yang
dikehendaki sudah dikuasai siswa atau belum, dan seberapa besar tingkat penguasaan tersebut,
diperlukan pengukuran dan asesmen. Agar pengukuran dan penilaian hasil belajar bahasa
Indonesia siswa bermakna, dalam arti dapat memberikan informasi yang tepat mengenai
kompetensi siswa sesudah dan pada saat mereka mengikuti kegiatan pembelajaran, dan dapat
dijadikan umpan balik bagi pembelajaran untuk melakukan berbagai perbaikan, maka perlu
perencanaan yang baik dalam melaksanakan asesmen.
Menurut Damaianti (2007: 9) tes yang menyangkut kompetensi kebahasaan secara garis
besar dapat dikelompokkan menjadi tes struktur dan kosakata. Sasaran tes struktur ini meliputi
pemahaman dan penggunaan pembentukan kata, frasa, dan kalimat. Sedangkan untuk tes
kesastraan sebaiknya difokuskan pada kemampuan apresiasi sastra yang meliputi
tingkat informasi, konsep, perspektif dan tingkat apresiasi.

D. Langkah-langkah Implementasi Asesmen Kinerja


Dalam menerapkan asesmen kinerja perlu memperhatikan beberapa tahapan. Berikut
langkah-langkah yang perlu diperhatikan untuk membuat penilaian kinerja yang baik antara lain:
a. Identifikasi semua langkah-langkah penting yang diperlukan atau yang akan
mempengaruhi hasil akhir yang terbaik.
b. Tuliskan perilaku kemampuan-kemampuan spesifik yang penting dan diperlukan untuk
menyelesaikan tugas dan menghasilkan hasil akhir yang terbaik

6
c. Usahakan untuk membuat kriteria-kriteria kemampuan yang akan diukur tidak terlalu
banyak sehingga semua kriteria tersebut dapat diobservasi selama siswa melaksanakan
tugas
d. Definisikan dengan jelas kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan kemampuan
siswa yang harus dapat diamati (observable) atau karakteristik produk yang dihasilkan
e. Urutkan kriteria kemampuan yang akan diukur berdasarkan urutan yang dapat diamati
(Hibbard (1995)

7
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Asesmen otentik adalah suatu penilaian belajar yang merujuk pada situasi atau konteks
dunia “nyata” yang memerlukan berbagai macam pendekatan untuk memecahkan masalah yang
memberikan kemungkinan bahwa satu masalah bisa mempunyai lebih dari satu macam
pemecahan. Dengan kata lain, asesmen otentik memonitor dan mengukur kemampuan siswa
dalam bermacam-macam kemungkinan pemecahan masalah yang dihadapi dalam situasi atau
konteks dunia nyata. Bentuk-bentuk asesmen otentik menurut O'Malley and Pierce (1996)
yaitu:
a. Asesmen kinerja (Performance assessment).
b. Observasi dan pertanyaan (Observation and. Presentasi dan Diskusi (Presentation and
Discussion).
c. Proyek /Pameran (Projects/Exhibition)
d. Eksperimen/demonstrasi (Experiments/demonstration)
e. Bercerita (Story or text retelling)
f. Evaluasi diri oleh siswa (Self assessment)
g. Portofolio dan Jurnal.

B. SARAN
Dari uraian diatas penulis berharap agar kita bisa memahami betapa penting penilaian
otentik dalam pembelajaran bahasa dan sastra indonesia . Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan khusus nya untuk para pendidik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Burhan Nurgiyantoro. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa Indonesia.Yogyakarta: BPFE


Yogyakarta.

Damaianti, Vismaia Sabariah. 2007. “Evaluasi dalam Pembelajaran”. Makalah.

Depdiknas. (2003). Assesmen Autentik, Materi Pelatihan Terintegrasi Kompetensi


Guru Mata Pelajaran Biologi. Jakarta: Dikdasmen

Hibbard, M. (1995). Performance Assessment in the Science Classroom. New York:


The McGraw-Hill Companies.
http://www.duniaguru.com - Portal Duniaguru Powered by Mambo Generated: 13 March, 2008,
18:09
Johnson, D.W.& Johnson. R.T(2002). Meaningful Assessment. Boston: Allyn and Bacon.
O'Malley, J. Michael, and Lorraine Valdez Pierce. (1996). Authentic Assessment for English
Language Learning: Practical Approaches for Teachers. New York: Addison-Wesley
Publishing,
Sumarna Supranata dan Mohammad Hatta. 2004. Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum.
Bandung: Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai