Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

EVALUASI PEMBELAJARAN
Dosen Pengampu : Bpk Sanjaka Yekti,M.Pd

Disusun oleh :
1. Aisha Zerlina Syahda
2. Alvin Nurrohim

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH
INSTITUT STUDI ISLAM MUHAMMADIYAH
PACITAN
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat taufiq serta hidayah-Nya kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan
makalah yang berjudul Evaluasi Pembelajaran ini untuk memenuhi tugas mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran PAI yang diampu oleh Bpk. Sanjaka Yekti, M.Pd.

Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
ikut memberikan kontribusi terhadap penyusunan makalah ini. Tentunya makalah ini
tidak akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan baik dari
penyusunan hingga tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami
dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat
memperbaiki makalah ini. Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini
memberikan manfaat dan juga inspirasi untuk pembaca.

Pacitan, 8 Oktober 2022


DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...............................................................................................................................4
1. Rumusan Masalah...............................................................................................................4
2. Tujuan.................................................................................................................................4
BAB II...............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.................................................................................................................................6
3. Pengertian Evaluasi Pendidikan..........................................................................................6
4. Perbedaan Pengukuran dan Penilaian................................................................................7
5. Fungsi Penilaian Hasil Belajar..............................................................................................8
6. Jenis-jenis dan bentuk evaluasi.........................................................................................11
7. Syarat-syarat alat penilaian yang baik validitas dan reabilitas..........................................13
BAB III............................................................................................................................................16
PENUTUP......................................................................................................................................16
8. Kesimpulan........................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan upaya untuk menumbuhkan pengetahuan,


keterampilan maupun kemampuan pada setiap diri manusia agar berkembang dan
mendewasakan melalui suatu pengajaran. Sebagai seorang pendidik harus bisa
mendidik dan mengajar peserta didik sesuai dengan target atau tujuan yang ingin
dicapai. Untuk mengukur sampai mana tingkat kemampuan peserta didik dalam
mencapai target diperlukan yang namanya evaluasi. Kemampuan melakukan
evaluasi merupakan kemampuan dasar yang mutlak harus dimiliki oleh setiap
pendidik.

Dengan adanya evaluasi, kita dapat diketahui maju mundurnya kualitas


pendidikan dan mengetahui titik kelemahan sehingga mudah dalam mencari jalan
keluar atas permasalahan yang ada. Evaluasi pendidikan adalah proses kegiatan
untuk mendapatkan informasi data mengenai hasil belajar mengajar yang dialami
peserta didik kemudian mengolah dan menafsirkan dalam bentuk data kuantitatif
maupun kualitatif. Namun dalam makalah ini hanya akan dibicarakan mengenai
konsep dasar evaluasi Pendidikan.

1. Rumusan Masalah

Berikut beberapa pertanyaan untuk menjelaskan isi makalah ini:


1. Apakah pengertian dari Evaluasi Pendidikan?
2. Apakah perbedaan pengukuran dan penilaian?
3. Apakah fungsi dari penilaian hasil belajar?
4. Apa saja jenis-jenis dan bentuk evaluasi hasil belajar?
5. Bagaimana syarat-syarat alat penilaian yang baik validitas dan reabilitas?

2. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian Evaluasi Pendidikan


2. Untuk mengetahui perbedaan pengukuran dan penilaian
3. Untuk mengetahui fungsi dari penilaian hasil belajar
4. Untuk mengetahui jenis-jenis dan bentuk evaluasi hasil belajar
5. Untuk mengetahui syarat-syarat alat penilaian yang baik validitas dan reabilitas
BAB II
PEMBAHASAN

3. Pengertian Evaluasi Pendidikan

Secara bahasa, kata evaluasi berrasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation
apabila dalam bahasa Arab dinamakan Al-Taqdir yang dalam bahasa Indonesia
berarti penilaian. Evaluasi Pendidikan ( educational evaluation / al-Taqdir al-
Tarbawiy ) diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses pendidikan dalam menilai
sesuatu untuk megetahui hasil yang diperoleh atau hal-hal yang terkait dengan
pendidikan. Apabila pengertian evaluasi secara istilah, sebagaimana dikemukakan
dari beberapa ahli yaitu:

a. Blom et. al (1971) (dalam Daryanto, 1999:1) “Evaluation, as we see it, is


the systematic collection of evidence to determine whether in fact
certain changes are taking place in the learnes as well as to determine the
amount or degree of change in individual students.” Artinya: Evaluasi,
sebagaimana kita lihat, adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis
untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam
diri siswa dan menetapkan mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa.
b. Stufflebeam et. al (1971) (dalam Daryanto, 1999:1) “Evaluation is the
process of delineating, obtaining, and providing useful information for
judging decision alternatives.
Artinya: Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh dan
menyajikan informasi yang berguna untuk menilai alternatif keputusan.
c. Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen (1961) (dalam Iskandar,
2011), menjelaskan evaluasi tersebut dengan mengatakan bahwa
evaluasi itu berhubungan dengan pengukuran. Dalam beberapa hal
evaluasi lebih luas, karena dalam evaluasi juga termasuk penilaian
formal dan penilaian intuitif mengenai kemajuan peserta didik. Evaluasi
juga mencakup penilaian tentang apa yang baik dan apa yang
diharapkan. Dengan demikian hasil pengukuran yang benar merupakan
dasar yang kokoh untuk melakukan evaluasi.
Dari beberapa definisi di atas pengertin evaluasi pendidikan adalah proses
menilai dan mengukur secara sistematis dan valid untuk melihat sampai
mana tingkat kemajuan, berhasil atau tidaknya dan tingkat efisiensi peserta
didik.

4. Perbedaan Pengukuran dan Penilaian

Evaluasi Pendidikan pada dasarnya bukan hanya menilai hasil belajar, tetapi
juga proses-proses yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam keseluruhan
proses pembelajaran. Sedangkan dalam evaluasi tak bisa terlepas dari tes, penilaian
maupun pengukuran karena saling berkaitan erat.

Istilah tes, pengukuran (measurement), penilaian (assesment) dan evaluasi


sering disalahartikan dan disalahgunakan dalam praktik evaluasi. Secara
konsepsional istilah-istilah tersebut sebenarnya berbeda satu sama lain, meskipun
mempunyai keterkaitan yang sangat erat. Tes adalah pemberian suatu tugas atau
rangkaian tugas dalam bentuk soal atau perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan
oleh peserta didik. Hasil pelaksanaan tugas tersebut digunakan untuk menarik
kesimpulan-kesimpulan tertentu terhadap peserta didik. Pengukuran (measurement)
adalah suatu proses untuk menentukan kuantitas daripada sesuatu. Sesuatu itu bisa
berarti peserta didik, strategi pembelajaran, sarana prasana sekolah dan sebagainya.
Untuk melakukan pengukuran tentu dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang
pendidikan, psikologi, maupun variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan
pengukuran biasanya menggunakan tes sebagai alat ukur. Sedangkan penilaian
(assesment) adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk
mengumpulkan informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka
membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu (Arifin,
2013:4). Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, keputusan tersebut dapat menyangkut
keputusan tentang peserta didik (seperti nilai yang akan diberikan), keputusan tentang
kurikulum dan program atau juga keputusan tentang kebijakan pendidikan .1

Dalam buku Measurement and Evaluation in Education and Psychology


ditulis William A. Mohrens (1984:10) istilah tes, measurement, evaluation dan
assesment dijelaskan sebagai berikut:

1
Asrul dkk,Evaluasi Pembelajaran, (Bandung : Cita Pustaka, 2014), hlm.2
1. Tes, adalah istilah yang paling sempit pengertiannya dari keempat
istilah lainnya, yaitu membuat dan mengajukan sejumlah pertanyaan
yang harus dijawab. Sebagai hasil jawabannya diperoleh sebuah ukuran
(nilai angka) dari seseorang.
2. Measurement, pengertiannya menjadi lebih luas, yakni dengan
menggunakan observasi skala rating atau alat lain yang membuat kita
dapat memperoleh informasi dalam bentuk kuantitas. Juga berarti
pengukuran dengan berdasarkan pada skor yang diperoleh.
3. Evaluasi, adalah proses penggambaran dan penyempurnaan informasi
yang berguna untuk menetapkan alternatif. Evaluasi bisa mencakup arti
tes dan measurement dan bisa juga berarti di luar keduanya. Hasil
Evaluasi bisa memberi keputusan yang professional. Seseorang dapat
mengevaluasi baik dengan data kuantitatif maupun kualitatif.
4. Assesment, bisa digunakan untuk memberikan diagnosa terhadap
problema seseorang. Dalam pengertian ia adalah sinonim dengan
evaluasi. Namun yang perlu ditekankan disini bahwa yang dapat dinilai
atau dievaluasi adalah karakter dari seseorang, termasuk kemampuan
akademik, kejujuran, kemampuan untuk mengejar dan sebagainya.2

Daripada pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara


pengukuran dan penilaian. Jika pengukuran adalah mengukur dengan
membandingkan sesuatu dengan satu ukuran dan bersifat kuantitatif, sedangkan
penilaian adalah menilai kemudian mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan
ukuran baik buruk dan bersifat kualitatif.

5. Fungsi Penilaian Hasil Belajar

Dalam pembelajaran, kegiatan penilaian sangatlah penting karena dengan


penilaian seorang pendidik dapat mengukur sejauh mana tingkat keefektifan proses
pembelajaran dalam mengupayakan perubahan perkembangan peserta didik.
Berikut fungsi penilaian menurut Nurmawati dalam bukunya yang berjudul
Evaluasi Pendidikan Islam yaitu :

2
Ibid,h.3.
a. Alat untuk mengetahui tercapai atau tidaknya tujuan dari pembelajaran.
Fungsi ini mengacu pada rumusan-rumusan tujuan pembelajaran dari
kompetensi mata pelajaran.
b. Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin
dilakukan dalam hal tujuan pembelajaran, kegiatan atau pengalaman belajar
siswa, strategi pembelajaran yang digunakan guru, media pembelajaran dan
lain-lain
c. Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang
tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukaan kemampuan dan kecakapan
pelajar siswa dalam berbagai bidang studi atau mata pelajaran dalam bentuk
nilai-nilai prestasi yang dicapainya.

Dengan demikian penilaian berfungsi sebagai pemantau kinerja


komponen - komponen pembelajaran untu mencapai tujuan yang diharapkan.
Adapun fungsi penilaian hasil belajar (Asyrul, Rusydi dan Rosnita,2014)
adalah:

a) Penilaian berfungsi selektif. Dengan cara mengadakan penilaian guru


mempunyai cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap
peserta didiknya. Penilaian itu sendiri mempunyai beberapa tujuan,
antar lain :
1. Untuk memilih peserta didik yang dapat diterima di sekolah tertentu.
2. Untuk memilih peserta didik yang dapat naik ke kelas atau tingkat
berikutnya. 3. Untuk memilih peserta didik yang seharusnya mendapat
beapeserta didik.
4. Untuk memilih peserta didik yang sudah berhak meninggalkan
sekolah, dan sebagainya.
b) Penilaian berfungsi diagnotik. Apabila alat yang digunakan dalam
penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka dengan melihat hasilnya,
guru akan mengetahui kelemahan peserta didik. Disamping itu diketahui
pula sebab-sebab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian,
sebenarnya guru mengadakan diagnosa kepada peserta didik tentang
kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahui sebab-sebab kelemahan
ini, maka akan lebih mudah dicari untuk cara mengatasinya.
c) Penilaian berfungsi sebagai penempatan. Sistem baru yang kini banyak
dipopulerkan di negara Barat, adalah sistem belajar sendiri. Belajar
sendiri dapat dilakukan dengan cara mempelajari sebuah paket belajar,
baik itu berbentuk modul maupun paket belajar yang lain. Sebagai
alasan dari timbulnya sistem ini adalah adanya pengakuan yang besar
terhadap kemampuan individual. Setiap peserta didik sejak lahirnya
telah membawa bakat sendiri sendiri sehingga pelajaran akan lebih
efektif apabila disesuaikan dengan pembawaan yang ada. Akan tetapi
disebabkan karena keterbatasan sarana dan tenaga, pendidikan, yang
bersifat individual kadang-kadang sukar sekali dilaksanakan.
Pendidikan yang bersifat malayani perbedaan kemampuan, adalah
pengajaran secara kelompok. Untuk dapat menentukan dengan pasti
dikelompok mana seorang peserta didik harus ditempatkan, digunakan
suatu penilaian. Sekelompok peserta didik yang mempunyai hasil
penilaian sama, akan berada dalam kelompok yang sama dalam belajar.
d) Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan. Fungsi dari
penilaian dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu program
berhasil diterapkan. Telah disinggung pada bagian sebelum ini,
keberhasilan program ditentukan oleh beberapa faktor yaitu: guru,
metode/strategi pembelajaran, media pembelajaran, kurikulum, sarana
dan sistem administrasi.

Apabila diatas adalah penjelasan terhadap fungsi dari penilaian hasil


belajar, berikut manfaat yang diperoleh dari penilaian hasil belajar bagi peserta
didik, pendidik maupun sekolah :

a. Peserta didik
Dengan adanya penilaian, maka peserta didik dapat mengetahui
sejauh mana ia telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan
pendidik kemudian akan mendapatkan hasil memuaskan dan tidak
memuaskan.
b. Pendidik
Dengan hasil penilaian yang diperoleh, guru menjadi bisa
mengetahui peserta didik mana yang sudah dapat meneruskan
pelajarannya karena sudah berhasil menguasai materi atau belum.
Kemudian Pendidik akan mengetahui apakah ‘materi’ yang diajarkan
sudah tepat atau belum bagi peserta didik sehingga guru dapat
memperbaiki pada pembelajaran berikutnya. Kemudian ketika diadakan
penilaian, sebagian besar dari peserta didik memperoleh angka jelek,
mungkin hal ini disebabkan oleh pendekatan atau metode yang kurang
tepat. Apabila demikian, maka Pendidik harus mawas diri dan mencoba
mencari metode lain dalam belajar agar mendapatkan hasil yang baik.
c. Sekolah
Apabila para Pendidik mengadakan penilaian dan diketahui hasil
belajar daripada para peserta didiknya, dapat pula diketahui bahwa
apakah kondisi belajar yang diciptakan oleh sekolah sudah sesuai
dengan harapan atau belum. Karena hasil belajar merupakan cermin
kualitas sesuatu sekolah. Kemudian Informasi dari pendidik mengenai
tepat tidaknya kurikulum untuk sekolah menjadi bahan pertimbangan
bagi perencanaan sekolah untuk masa-masa yang akan datang.
Informasi hasil penilaian yang diperoleh dari tahun ketahun, dapat
digunakan sebagai pedoman bagi sekolah, yang dilakukan oleh sekolah
sudah memenuhi standar atau belum.

6. Jenis-jenis dan bentuk evaluasi

a. Jenis-jenis Evaluasi Pendidikan


1) Evaluasi Formatif
Evaluasi yang dilaksanakan pada setiap kali satuan program
pelajaran atau subpokok bahasan dapat diselesaikan, dengan tujuan
untuk mengetahui sejauhmana peserta didik telah mampu menguasai
(memiliki kompetensi) sesuai dengan tujusn pengjaran yang telah
ditentukan.3
2) Evaluasi Summatif
Evaluasi yang dilaksanakan setelah sekumpulan program pelajaran
selesai diberikan (berakhir), tujuan utama dari evaluasi summatif ini
yaitu untuk menentukan keberhasilan peserta didik setelah melalui
program pengajaran.
3
Daryanto.Evaluasi Pendidikan.Solo,(Rineka Cipta.1997)
Adapun jenis-jenis Evaluasi Pendidikan berdasarkan ruang lingkup
kegiatan pembelajarannya (Ageng Triyono,2020) :

1) Evaluasi program pembelajaran


Evaluasi ini mencakup pada tujuan pembelajaran, isi program
pembelajaran, strategi belajar mengajar dan aspek lainnya.
2) Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi ini mencakup kesesuaian antara proses pembelajaran
dengan garis besar program pembelajaran yang ditetapkan,
kemampuan pendidik dalam melaksanakan proses pembelajaran dan
kemampuan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.
3) Evaluasi hasil pembelajaran
Evaluasi yang mencakup tingkat penguasaan peserta didik terhadap
tujuan pembelajaran yag sudah ditetapkan, baik umum maupun
khusus yang ditinjau dari aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

b. Bentuk Evaluasi
Berikut bentuk-bentuk dari evaluasi:
1) Evaluasi Formatif
Evaluasi yang dilakukan pada setiap akhir pembahasan suatu
pokok bahasan/topic, dan di maksudkan untuk mengetahui sejauh
manakah proses pembelajaran telah berjalan sebagaimana yang
direncanakan.
Winkel menyatakan evaluasi formatif adalah penggunaan tes-tes
selama proses pembelajaran yang masih berlangsung, agar siswa dan
guru memperoleh informasi mengenai kemajuan yang telah di capai.
Sementara Tesmer menyatakan evaluasi formatif adalah untuk
mengontrol sampai sejauh mana siswa menguasai materi yang di ajarkan
pada pokok pembahasan tersebut.4
2) Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada setiap
akhir satu satuan waktu yang didalamnya tercakup lebih dari satu pokok

4
Wina, Sanjaya.Kurikulum dan Pembelajaran.Bandung.(Kencana Prenada Media Group 2008).H.101
bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
telah dapat berpindah dari satu unit ke unit yang berikutnya.
3) Evaluasi Diagnostic
Evaluasi diagnostic adalah evaluasi yang digunakan untuk
mengetahui kelebihan-kelebihan dan kelemahan yang ada pada siswa
sehingga dapat di berikan perlakuan yang tepat.

7. Syarat-syarat alat penilaian yang baik validitas dan reabilitas

Penilaian kegiatan belajar – mengajar dengan program pendidikan akan dapat


memenuhi tujuan yang diinginkan secara teliti apabila alat ukur yang dipakai
memenuhi kriteria atau syarat-syarat alat ukur yang baik dan benar;
diadministrasikan secara baik dan diolah secara objektif menurut kriteria yang tepat.
Alat ukur yang baik hendaklah harus memiliki ciri-ciri dan harus memenuhi kaidah
berikut ini :

a. Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana
ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya
(Azwar 1986). Suatu tes atau alat ukur dikatakan valid apabila tes/alat ukur
tersebut benar-benar mengukur objek yang hendak diukurnya. Semakin
tinggi validitas suatu alat ukur semakin baik alat ukur itu untuk digunakan.
Alat ukur yang valid untuk kelompok tertentu, belum tentu valid untuk
kelompok yang lain. Berikut jenis Validitas:

Validitas dapat dibedakan atas :


a. Validitas Isi (Content Validity)
Validitas ini dipandang dari segi isi alat ukur itu sendiri, berdasarkan
materi yang disampaikan dalam pengajaran dan diharapkan dikuasai
oleh siswa.
b. Validitas Konstruk (Construct Validity)
Validitas konstruk mempersoalkan apakah bagian yang penting didalam
suatu konsep ditanyakan atau merupakan bagian dari suatu tes yang
disusun.
c. Validitas Kriteria
1) Validitas Prediktif (Predictive Validity) Jenis validitas ini dikaitkan
dengan kenyataan yang akan diperoleh jika hasil tes itu dihubungkan
dengan keberhasilan studi di masa yang akan datang.
2) Validitas Pengukuran Serentak (Concurrent Validity)
Validitas ini diperdapat dengan jalan mengkorelasikan atau melihat
hubungan hasil tes yang dimaksud dengan hasil tes lain yang dipandang
sebagai kriterium; yang diberikan/dilaksanakan pada waktu yang
bersamaan dengan pelaksanaan tes itu.
3. Cara Mengukur Validitas
Validitas isi dari setiap tes yang dilakukan dapat diukur dengan
cara :
a. Menyusun tujuan dengan jelas
b. Merumuskan spesifikasi yang terarah pada tujuan
c. Membuat blue-prin
d. Menyusun instrumente. Mereview instrument
e. Uji coba instrumentg. Analisis hasil uji coba
f. Revisi/penyempurnaan instrument.

b. Reliabilitas

1. Pengertian

Suatu alat ukur dikatakan reliabel, apabila alat ukur itu dicobakan
kepada objek atau subjek yang sama secara berulang-ulang, maka
hasilnya akan tetap sama atau relatif sama.

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Reliabilitasa.

a. Konstruksi item yang tidak tepat

b. Panjangnya/pendeknya instrument

c. Evaluasi yang subjektif akan menurunkan reliabilitas

d. Ketidaktepatan waktu yang diberikan


e. Kemampuan yang ada dalam kelompokf. Luas/tidaknya sample yang
diambil. Kondisi dan situasi pada pengadministrasian alat ukur.

3. Cara Menentukan Reliabilitas

Ada beberapa cara yang dapat digunakan dalam menentukan reliabilitas


alat ukur, yaitu:

a. Metode belah dua (Split-half method)


Dalam pelaksanaannya seorang pengetes hanya melakukan tes satu kali
terhadap sejumlah peserta, sehingga tidak ada pengaruh/bias dari tes
terdahulu.
b. Metode Tes-retest (Metode ulangan)
Dalam hal ini, tes yang sama diberikan dua kali kepada sejumlah subjek
yang sama, dalam waktu yang berbeda.
c. Metode bentuk parallel
Bentuk ini dapat digunakan untuk memperkirakan reliabilitas dari semua
tipe tes, tetapi koefisien yang dihasilkan oleh cara ini hanya akan
menggambarkan ”Equivalence” antara kedua instrumen itu, atau hanya
menunjukkan hubungan antara kedua tes itu.
BAB III
PENUTUP

8. Kesimpulan

Secara bahasa, kata evaluasi berrasal dari bahasa Inggris yaitu evaluation
apabila dalam bahasa Arab dinamakan Al-Taqdir yang dalam bahasa Indonesia
berarti penilaian. Evaluasi Pendidikan ( educational evaluation / al-Taqdir al-
Tarbawiy ) diartikan sebagai suatu kegiatan atau proses pendidikan dalam menilai
sesuatu untuk megetahui hasil yang diperoleh atau hal-hal yang terkait dengan
pendidikan.

Dari beberapa definisi di atas pengertin evaluasi pendidikan adalah proses


menilai dan mengukur secara sistematis dan valid untuk melihat sampai mana
tingkat kemajuan, berhasil atau tidaknya dan tingkat efisiensi peserta didik.

Assesment, bisa digunakan untuk memberikan diagnosa terhadap problema


seseorang. Dalam pengertian ia adalah sinonim dengan evaluasi. Namun yang perlu
ditekankan disini bahwa yang dapat dinilai atau dievaluasi adalah karakter dari
seseorang, termasuk kemampuan akademik, kejujuran, kemampuan untuk mengejar
dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Ananda, Rusydi, Tien Rafida.2017.Pengantar Evaluasi Program Pendidikan.


Medan: Perdana Publishing

Amrina,Zulfa.2022.Evaluasi Pendidikan. Padang:LPPM Universitas Bung Hatta

Arikunto. Suharsimi. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Asrul, Rusydi Ananta dan Rosnita. 2014. Evaluasi Pembelajaran. Bandung:


Citapustaka Media

Gatot, Wahyu.2016. Penilaian dan Evaluasi Proses dan Hasil Belajar.


Direktorat Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan

Nurmawati.2015. Evaluasi Pendidikan Islami.Bandung : Citapustaka Media

Pramana, I Nyoman Doni, Sindu, Palghuna dkk. Evaluasi Pendidikan. D’SBY

Anda mungkin juga menyukai