Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

TENTANG
HAKIKAT EVALUASI PAUD

Dosen Pengampu :

Insyiriah Azwarni Nasution, M.Pd

Oleh Kelompok I

1. Nur Aisyah (19030026)


2. Rahmadani Nst (19030051)
3. Muji’ah Aisarah (19030034)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh


Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena
berkat hidayah dan taufiq-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami
dengan tepat waktu. Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan kesehatan dan
kesempatan kepada kita sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya
Sholawat dan salam ke Ruh junjungan nabi Besar muhammad SAW yang
telah membawa risalah islam ke tengah-tengah ummatnya, guna mengeluarkan
ummatnya dari alam kebodohan menuju alam yang berilmu pengetahuan yang
disertai iman dan islam sebagaiman yang kita rasakan saat sekarang ini.
Akhirnya hanya kepada Allahlah kami berserah diri dan memohon ampun
atas kesalahan yang diperbuat, mudah-mudahan makalah ini dapat berguna bagi
penulis khususnya, pembaca pada umumnya.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Panyabungan, September 2021

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................1


B. Rumusan Masalah ............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi..........................................................................2
B. Pendapat Ahli tentang Evaluasi PAUD............................................2
C. Penilaian Evaluasi............................................................................4
D. Pengukuran Evaluasi........................................................................5
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan sebuah program, program melibatkan sejumlah
komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang
diprogramkan. Sebagai sebuah program, pendidikan merupakan aktivitas sadar
dan sengaja yang diarahkan untuk mencapai suatu tujuan.
Untuk mengetahui apakah penyelenggaraan program dapat mencapai
tujuannya secara efektif dan efisien, maka dilakukan evaluasi. Untuk itu evaluasi
dilakukan atas komponen-komponen dan proses kerjanya sehingga apabila terjadi
kegagalan dalam mencapai tujuan, maka dapat ditelusuri komponen dan proses
yang menjadi sumber kegagalan.
Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari sebenarnya kita sering
membuat suatu kegiatan evaluasi dan selalu menggunakan prinsip mengukur dan
menilai. Namun, banyak orang belum memahami secara tepat arti kata evaluasi,
pengukuran, penilaian, dan tes bahkan masih banyak orang yang lebih cenderung
mengartikannya dengan suatu pengertian yang sama.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian evaluasi?
2. Apa pengertian evaluasi menurut para ahli?
3. Apa pengertian penilaian dalam evaluasi?
4. Apa pengertian pengukuran dalam evaluasi?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi
Secara harfiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris, evaluation, yang
berarti penilaian dan penaksiran. Dalam bahasa Arab, dijumpai pula
istilah imtihân, yang berarti ujian, dan khataman yang berarti cara menilai hasil
akhir dari proses kegiatan. Sedangkan secara istilah, ada beberapa pendapat,
namun pada dasarnya sama, hanya berbeda dalam redaksinya saja. evaluasi
merupakan suatu proses dan tindakan yang terencana untuk mengumpulkan
informasi tentang kemajuan, pertumbuhan dan perkembangan (peserta didik)
terhadap tujuan (pendidikan), sehingga dapat disusun penilaiannya yang dapat
dijadikan dasar untuk membuat keputusan.1
Dengan demikian evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara
spontan dan insedental, melainkan merupakan kegiatan untuk menilai sesuatu
yang terencana, sistematik dan berdasarkan tujuan yang jelas. Jadi dengan
evaluasi diperoleh informasi dan kesimpulan tentang keberhasilan suatu kegiatan,
dan kemudian kita dapat menentukan alternatif dan keputusan untuk tindakan
berikutnya.

B. Pengertian Evaluasi Menurut Para Ahli


Pengertian evaluasi menurut para ahli seperti Wrigstone, dkk (1956)
mengatakan bahwa evaluasi adalah penaksiran terhadap pertumbuhan dan
kemajuan ke arah tujuan atau nilai-nilai yang telah ditetapkan. Sedangkan dalam
perusahaan, pengertian evaluasi adalah proses pengukuran akan efektifitas strategi
dalam upaya mencapai tujuan bagi perusahaan. Contohnya evaluasi proyek. Hal-
hal yang dievaluasi dalam proyek adalah tujuan dan pembangunan proyek, apakah
sudah tercapai atau tidak, apakah sesuai dengan rencana atau tidak, jika tidak, apa

1 Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010.


Hal. 37

2
yang membuatnya tidak tercapai, apa yang harus dilakukan agar sesuai. Hasil
yang ditimbulkan dari evaluasi adalah bersifat kualitatif.2
Adapun pengertian evaluasi juga dikemukakan oleh Sudijono (1996) yang
mengatakan bahwa pengertian evaluasi adalah penafsiran atau interpretasi
bersumber pada data kuantitatif, sedangkan data kuantitatif berasal dari hasil
pengukuran.
Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The
process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging
decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan,
memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu
alternatif keputusan.
Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang
dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995)
evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran.
Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan
bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan
dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar,
baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes.
Menurut Majid, Evaluasi Pendidikan adalah kegiatan menilai yang terjadi
dalam kegiatan pendidikan. Evaluasi ini dilakukan oleh guru, Seorang guru harus
melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan menetapkan standar keberhasilan.
Contoh: jika siswa sudah mencapai suatu kompetensi dasar, maka pelajaran
dilanjutkan ke materi berikutnya, jika belum maka diadakan remedial.
Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai
terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai
proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat
diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian,
Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau

2 Abdul Mujib & Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2010. Hal.
90

3
membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai
oleh siswa.
C. Penilaian dalam Evaluasi
Penilaian adalah pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran
dan kriteria tertentu. Pengambilan keputusan belum dapat dilakukan hanya atas
dasar hasil pengukuran. Hasil pengukuran baru mempunyai makna dan dapat
digunakan untuk mengambil keputusan setelah dibandingkan dengan kriteria
tertentu.

Kriteria diperlukan untuk menjadi penentu agar hasil pengukuran berarti,


misalnya lima orang siswa diukur hasil belajarnyadalam mata pelajaran Bahasa
Arab dan memberikan hasil pengukuran sebagai berikut: 5, 10, 7, 4, dan 8, hasil
pengukuran itu belum mempunyai makna dan keputusanbelum dapat dibuat, hasil
pengukuran itu baru dapat digunakan untuk mengambil keputusan setelah
dibandingkan dengan kriteria tertentu, sebagai sebuah contoh kriterianya adalah
“siswa hanya dapat dinyatakan lulus apabila memperoleh skor hasil pengukuran
minimal 6,00”, maka dengan adanya kriteria tersebut baru dapat diambil sebuah
keputusan.
Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil
belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar seorang peserta didik. Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif
(pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka).
Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif
tersebut.
Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan,
bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah
dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah
mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari
kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian

4
kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.
Penilaian (assessment) merupakan istilah yang umum dan mencakup
semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa
dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau kelompok. Penilaian
adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat. Penilaian untuk
memperoleh berbagai ragam informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta
didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi peserta didik.
Proses penilaian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang sebaik
apa hasil atau prestasi belajar peserta didik. Penilaian menyeluruh dan
berkelanjutan dalam Konsep Penilaian dari Implementasi peraturan pemerintah
No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, membawa implikasi
terhadap model dan tehnik penilaian proses dan hasil belajar. Hal ini dimaksudkan
sebagai pengendali mutu proses dan hasil belajar peserta didik.
D. Pengukuran dalam Evaluasi
Pengukuran atau measurement merupakan suatu proses atau kegiatan
untuk menentukan kuantitas sesuatu yang bersifat numerik. Pengukuran lebih
bersifat kuantitatif, bahkan merupakan instrumen untuk melakukan penilaian.
Dalam dunia pendidikan, yang dimaksud pengukuran sebagaimana disampaikan
Cangelosi adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris.
Esensi dari pengukuran adalah kuantifikasi / penetapan angka tentang
karakteristik atau keadaan individu menurut aturan-aturan tertentu. Keadaan
individu ini bisa berupa kemampuan afektif dan psikomotorik, pengukuran ini
dapat dilakukan dengan tes maupaun non tes.
Dalam proses pembelajaran guru juga melakukan pengukuran terhadap
proses dan hasil belajar  yang berupa angka-angka yang mencerminkan capaian,
proses dan hasil belajar.
Pengukuran adalah proses pemberian angka-angka atau label kepada unit
analisis untuk merepresentasikan atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya
cukup dimengerti orang walau misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini
karena antara lain kita sering kali melakukan pengukuran.

5
Menurut Cangelosi (1995) yang dimaksud dengan pengukuran
(Measurement) adalah suatu proses pengumpulan data melalui pengamatan
empiris untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah
ditentukan. Dalam hal ini guru menaksir prestasi siswa dengan membaca atau
mengamati apa saja yang dilakukan siswa, mengamati kinerja mereka, mendengar
apa yang mereka katakan, dan menggunakan indera mereka seperti melihat,
mendengar, menyentuh, mencium, dan merasakan.
Menurut Zainul dan Nasution (2001) pengukuran memiliki dua
karakteristik utama yaitu: 1) penggunaan angka atau skala tertentu; 2) menurut
suatu aturan atau formula tertentu.
Measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan
performance siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (system angka)
sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut
dinyatakan dengan angka-angka. Pernyataan tersebut diperkuat dengan pendapat
yang menyatakan bahwa pengukuran merupakan pemberian angka terhadap suatu
atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu obyek
tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau
formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para ahli.3
Dengan demikian, pengukuran dalam bidang pendidikan berarti mengukur
atribut atau karakteristik peserta didik tertentu. Dalam hal ini yang diukur bukan
peserta didik tersebut, akan tetapi karakteristik atau atributnya. Senada dengan
pendapat tersebut, Secara lebih ringkas, Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan
pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan membandingkan suatu hal
dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.
Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha
memperoleh deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana seseorang peserta
didik telah mencapai karakteristik tertentu. Pengukuran berkaitan erat dengan
proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif. Pengukuran diartikan sebagai

3 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia, 2012. Hal. 42

6
pemberian angka kepada suatu atribut atau karakteristik tertentu yang dimiliki
oleh orang, hal, atau obyek tertentu menurut aturan atau formulasi yang jelas.4
Pengukuran yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan measurement dan
dalam bahasa Arabnya adalah muqayasah, dapat diartikan sebagai kegiatan yang
dilakukan untuk “mengukur” sesuatu. Mengukur pada hakikatnya adalah
membandingkan sesuatu dengan atau atas dasar ukuran tertentu. Misalnya
mengukur suhu badan dengan ukuran berupa thermometer: hasilnya: 360 celcius,
380 celcius, 390 celcius dan seterusnya. Contoh lain: dari 100 butir yang
diajuakan dalam tes, ahmad menjawab dengan betul sebanyak 80 butir soal.
Dari contoh tersebut dapat kita dipahami bahwa pengukuran itu sifatnya
kuantitatif. Pengukuran yang bersifat kuantitatif itu, dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu :5
1. Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu; misalnya ; pengukuran
yang dilakukan oleh penjahit pakaian mengenai panjang lengan, panjang
kaki, lebar bahu, ukuran pinggan dan sebagainya.
2. Pengukuran yang dilakukan untuk menguji sesuatu : misalnya ;
pengukuran untuk menguji daya tahan per baja terhadap tekanan berat,
pengukuran untuk menguji daya tahan lampu pijar, dan sebagainya.
3. Pengukuran untuk menilai, yang dilakukan dengan jalan menguji sesuatu ;
misalnya : mengukur kemajuan belajar peserta didik dalam rangka mengisi
nilai rapor yang dilakukan dengan menguji mereka dalam bentuk tes hasil
belajar.
Pengukuran jenis ketiga inilah yang biasa dikenal dalam dunia pendidkan.
Penialian” berarti menilai sesuatu. Sedangkan menilai itu mengandung arti :
mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mendasarkan diri atau berpegang
teguh pada ukuran baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh dan
sebagainya. Jadi penilaian itu sifatnya adalah kualitatif. Dalam contoh di atas tadi,

4 Zainul & Nasution. (2001). Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti. Hal. 30

5 Tayibnapis, F.Y. (2000). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 51

7
seseorang yang suhu badannya 36°Celcius termasuk orang yang normal
kesehatannya, dengan demikian orang tersebut dapat ditentukan sehat badannya.
Dari 100 butir soal, 80 butir dijawab dengan betul oleh Ahmad; dengan demikan
dapat ditentukan Ahmad termasuk anak yang pandai.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa penilaian
adalah suatu proses untuk mengambil keputusan dengan menggunakan informasi
yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes
maupun nontes. Pengukuran adalah membandingkan hasil tes dengan standar
yang ditetapkan. Pengukuran bersifat kuantitatif. Sedangkan menilai adalah
kegiatan mengukur dan mengadakan estimasi terhadap hasil pengukuran atau
membanding-bandingkan dan tidak sampai ke taraf pengambilan
keputusan.Penilaian bersifat kualitatif.

Evaluasi adalah mencangkup kegiatan yang telah dikemukakan terdahulu,


yaitu mencangkup “pengkuran” dan “penilaian”. Evaluasi adalah kegiatan atau
proses untuk menilai sesuatu. Untuk dapat menentukan nilai dari sesuatu yang
sedang dinilai itu, dilakukanlah pengukuran, dan wujud dari pengukuran itu
adalah pengujian, dan pengujian inilah yang dalam dunia kependidikan dikenal
dengan istilah tes.

8
DAFTAR PUSTAKA

Abudin Nata, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana Prenada Media Group,


2010 Abdul Mujib & Jusuf Mudzakir, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana,
2010 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta:Kalam Mulia, 2012
Tayibnapis, F.Y. (2000). Evaluasi Program. Jakarta: Rineka Cipta
Zainul & Nasution. (2001). Penilaian Hasil belajar. Jakarta: Dirjen Dikti.

Anda mungkin juga menyukai