Anda di halaman 1dari 34

MAKALAH

EVALUASI DAN PENILAIAN


PEMBELAJARAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Metodologi Pembelajaran Dosen Pengampu:
Imroatun, S.Pd., M.Ag

PAI 6 C

Oleh:
Kelompok 13
Miftahul Nurrasyidah 191210087
Hayatun Nufus 191210101

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SULTAN MAULANA HASANUDDIN
BANTEN
2022 M / 1443 H
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................

Daftar Isi...................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang........................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................
C. Tujuan Pembahasan................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran...............


B. Fungsi Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran.......................
C. Tujuan Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran......................
D. Prinsip Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran.......................
E. Jenis Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran........................
F. Teknik Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran.....................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...............................................................................
B. Saran.........................................................................................

DAFTAR PUSTAK..................................................................................................
BAB XIII
EVALUASI DAN PENILAIAN PEMBELAJARAN
Hayatun Nufus dan Mifahul Nurrasyidah

A. PENDAHULUAN
Dalam sebuah proses pembelajaran komponen yang
turut menentukan keberhasilan sebuah proses adalah evaluasi.
Melalui evaluasi orang akan mengetahui sampai sejauh mana
penyampaian pembelajaran atau tujuan pendidikan atau sebuah
program dapat dicapai sesuai dengan tujuan yang diinginkan.
Evaluasi merupakan salah satu kegiatan utama yang
harus dilakukan dalam kegiatan pendidikan dan pembelajaran.
Melalui evaluasi, kita akan mengetahui perkembangan hasil
belajar, intelegensi, bakat khusus minat, hubungan social,
sikap, dan kepribadian siswa atau peserta didik serta
keberhasilaan sebuah program. Dalam dunia pendidikan dan
pembelajaran ada beberapa istilah yang digunakan, baik secara
bersamaan maupun secara terpisah. Istilah tersebut memiliki
perbedaan. Mengacu pada asumsi bahwa pembelajaran
merupakan sistem yang terdiri atas beberapa unsur, yaitu
masukan, proses dan hasil. Maka terdapat tiga jenis evaluasi
masukan, proses, dan hasil pembelajaran.
Penilaian adalah bagian yang sangat penting dalam
proses evaluasi. Penilaian hasil belajar peserta didik yang
dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses kemajuan
dan perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan
potensi yang dimiliki, juga sekaligus umpan balik kepada guru
agar dapat menyempurnakan perencanaan dan proses program
pembelajaran.
Namun penilaian yang ada tidak serta meta dilakukan
begitu saja agar proses penilaian yang dilakukan guru tidak
asal-asalan pada akhirnya akan menghasilkan informasi tentang
hasil pencapaian pembelajaran peserta didik yang tidak akurat
dan tidak sesuai denga napa yang ada dilapangan. Dalam
Ensiklopedia Pendidikan, prof. Soegarda mengatakan bahwa
evaluasi adalah: perkiraan kenyataan atas dasar ukuran nilai
tertentu dalam rangka situasi yang khusus dan tujuan yang ingin
dicapai

B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran
a. Pengertian Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi berasal dari kata evaluation, kata tersebut diserap
kedalam pembendaharaan istilah bahasa Indonesia dengan
tujuan mempertahankan kata aslinya dengan sedikit
penyesuaian lafal Indonesia menjadi “Evaluasi”. Menurut
kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current
English evaluasi adalah to find out, decide the amount or
value yang artinya suatu upaya untuk menentukan nilai atau
jumlah. Dari kalimat itu menunjukan bahwa kegiatan evaluasi
harus dilakukan secara hati-hati, bertanggung jawab,
menggunakan strategi, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk).
Hasil nyang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah kualitas
sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti,
sedangkan pemberian nilai dan arti itu adalah evaluasi.
Membahas tentang evaluasi berarti mempelajari bagaimana
proses pemberian pertimbangan mengenai kualitas sesuatu.
Gambaran kualitas yang dimaksud merupakan konsekuensi
logis dari proses evaluasi yang dilakukan. Prosese tersebut
tentu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan, dalam
arti terencana. Sesuai dengan prosedur dan prinsip serta
dilakukan secara terus-menerus1
Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai
proses sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan,
kegiatan, keputusan, unjuk-kerja, proses, orang, objek dan
yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu melalui penilaian.
Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan
dengan kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan
dengan kriteria umum, dapat pula melakukan pengukuran
terhadap sesuatu yang dievaluasi kemudian membandingkan
dengan kriteria tertentu.2
Evaluasi pembelajaran adalah proses untuk menentukan
nilai belajar dan pembelajaran yang dilaksanakan, dengan
melalui kegiatan penilaian atau pengukuran belajar dan
pembelajaran. Sedangkan pengertian pengukuran dalam
kegiatan pembelajaran adalah proses membandingkan tingkat
keberhasilan belajar dan pembelajaran dengan ukuran
keberhasilan belajar dan pembelajaran yang telah ditentukan
secara kuantitatif, sementara pengertian penilaian belajar dan
pembelajaran adalah proses pembuatan keputusan nilai

1
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran. (Bandung: PT. Rosdakarya), 2012, p. 2
2
Ahmad Sabri, Strategi Belajar Mengajar,( Cet. I; Jakarta: Ciputat Press),
2005, p. 138.
keberhasilan belajar dan pembelajaran secara kualitatif.3
Dengan adanya evaluasi, peserta didik dapat mengetahui
sejauh mana keberhasilan yang telah dicapai selama
mengikuti pendidikan. Pada kondisi di mana peserta didik
mendapatkan nilai yang memuaskan, maka akan memberikan
dampak berupa suatu stimulus, motivator agar peserta didik
dapat lebih meningkatkan prestasi. Pada kondisi di mana hasil
yang dicapai tidak memuaskan. maka peserta didik akan
berusaha memperbaiki kegiatan belajar, namun demikian
sangat diperlukan pemberian stimulus positif dari guru atau
pengajar agar peserta didik tidak putus asa.

a. Pengertian Penilaian Pembelajaran


Kata penilaian ini adalah bukan merujuk pada makna
evaluasi, tapi lebih pada assessment, sehingga pemahamannya
tentang istilah ini adalah sebagai suatu kegiatan untuk
memberikan berbagai informasi secara berkesinambungan dan
menyeluruh tentang proses dan hasil yang telah dicapai siswa.
Kata menyeluruh di sini mengandung arti bahwa penilaian tidak
hanya ditujukan pada penguasaan salah satu bidang tertentu saja,
tetapi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai.
Dengan demikian, penilaian adalah koleksi data sistematif
untuk mengawasi keberhasilan sebuah program atau pelajaran
dalam mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan bagi siswa.
Penilaian digunakan untuk menentukan: (1) apa yang siswa

Syaiful Bahri Djamarah, Guru Dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif
3

Suatu Pendekatan Teoritis Psikologis (Cet. II; Jakarta: PT Rineka Cipta), 2005, p. 246.
pelajari (hasil); (2) cara mereka mempelajari materi (proses); (3)
pendekatan pembelajaran yang mereka gunakan sebelum, selama,
atau setelah program atau pembelajaran.
Dalam pemahaman yang sama, penilaian adalah
proses mengumpulkan informasi untuk mengawasi
kemajuan dan membuat keputusan-keputusan terkait
pendidikan jika memang diperlukan. Penilaian ini bisa
mencakup tes di dalamnya, tapi juga mencakup metode-
metode seperti observasi, wawancara, pengawasan
perilaku, dan semacamnya.4

2. Fungsi Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran


a. Fungsi Evaluasi Pembelajaran
Secara lebih rinci, fungsi evaluasi dalam pendidikan dan
pengajaran dapat dikelompokan menjadi empat fungsi, yaitu
:
1) Untuk mengetahui kemajuan dan
perkembangan serta keberhasilan siswa
setelah mengalami atau melakukan kegiatan
belajar selama jangka waktu tertentu. Hasil
evaluasi yang duperoleh itu selanjutnya dapat
digunakan untuk memperbaiki cara belajar
siswa (fungsi formatif) dan atau untuk
mengisi rapor atau Surat Tanda Tamat
Belajar. Yang berarti pula untuk menentukan
kenaikan kelas atau lulus-tidaknya seorang

4
Haryanto, “Evaluasi Pembelajaran (Konsep Dan Manajemen)”,
(Yogyakarta: UNY Press), 2020, pp. 11-12
siswa dari suatu lembaga pendidikan tertentu
(fungsi sumatif)
2) Untuk mengetahui tingkat program
pengajaran.pengajaran sebagai suatu sistem
trdiri atas beberapa komponen yang saling
berkaitan satu sama lain. Komponen-
komponen di maksud antara lain adalah
tujuan, materi atau bahan pengajaran, metode
dan kegiatan belajar mengajar, alat dan
sumber pelajaran, dan prosedur serta alat
evaluasi.
3) Untuk keperluan bimbingan dan konseling
(BK). Hasil-hasil evaluasi yang telah
dilaksanakan oleh guru terhadap siswanya
dapat di jadikan sumber informasi atau data
pelayanan BK oleh para konselor sekolah
atau guru pembimbing lainnya seperti antara
lain :
1. Untuk membuat diagnosis mengenai
kelemahan-kelemahan dan kekuatan
atau kemampuan siswa.
2. Untuk mengetahui dalam hal-hal
seseorang atau sekelompok siswa
memerlukan pelayanan ramedial.
3. Sebagai dasar dalam menangani kasus-
kasus tertentu di antara siswa.
4. Sebagai acuan dalam melayani
kebutuhan-kebutuhan siswa dalam
rangka bimbingan karier.
4) Untuk keperluan pengembangan dan
perbaikan kurikulum sekolah yang
bersangkutan. Seperti telah di kemukakan di
muka, hampir stiap saat guru melaksanakan
kegiatan evaluasi dalam rangka menilai
keberhasilan belajar siswa dan menilai
program pengajaran, yang berarti pula
menilai isi atau materi pelajaran yang
terdapat di dalam kurikulum5

Selain fungsi-fungsi tersebut di atas, berikut


dikemukakan beberapa fungsi evaluasi, antara lain:
a) Penilaian berfungsi selektif
Dengan cara mengadakan penilaian guru mempunyai
cara untuk mengadakan seleksi atau penilaian terhadap
peserta didiknya. Penilaian itu sendiri mempunyai berbagai
tujuan, antara lain :
1) Untuk memilih peserta didik yang dapat diterima
di sekolah tertentu.
2) Untuk memilih peserta didik yang dapat naik
kelas ke tingkat berikutnya
3) Untuk memilih peserta didik yang seharusnya
mendapat beasiswa.
4) Untuk memilih peserta didik yang sudah berhak
meninggalkan sekolah dan sebagainya6

5
M. Ngalim Purwanto, Evaluasi Pengajaran, (Bandung : PT. Rosdakarya),
2002, pp. 5-6
6
M. Ngalim Purwanto, Sosial Pendidikan Teoritis Dan Praktis (Cet. I;
Bandung: Remaja Rosda Karya, 2001),h. 55
b) Penilaian berfungsi diagnostik
Dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru
mengadakan diagnosis kepada peserta didik tentang
kebaikan dan kelemahannya. Dengan diketahuinya sebab-
sebab kelemahan ini, akan lebih mudah dicari cara untuk
mengatasi.
c) Penilaian berfungsi sebagai penempatan
Pendekatan yang lebih bersifat melayani perbedaan
kemampuan, adalah pengajaran secara kelompok. Untuk
dapat menentukan dengan pasti di kelompok mana seorang
peserta didik harus ditempatkan, digunakan suatu
penilaian. Sekelompok peserta didik yang mempunyai
hasil penilaian yang sama, akan berada dalam kelompok
yang sama dalam belajar.
d) Penilaian berfungsi sebagai pengukur
Keberhasilan Fungsi keempat dari penilaian ini
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana suatu
program berhasil diterapkan. keberhasilan program
ditentukan oleh beberapa faktor yaitu faktor guru,
metode mengajar, kurikulum, sarana, dan sistem
administrasi.7

a. Fungsi Penilaian Pembelajaran


Adapun macam-macam fungsi penilaian
pembelajaran diantaranya, adalah:
1) Menggambarkan sejauh mana seorang

7
Hamdani Ihsan Dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Cet. III. Pustaka Setia
Bandung), 2007, p.219
peserta didik telah menguasai suatu
kompetensi.
2) Landasan pelaksanaan evaluasi hasil
belajar peserta didik dalam rangka
membantu peserta didik memahami
dirinya, membuat keputusan tentang
langkah berikutnya, baik untuk
penjurusan, dalam hal ini terkait erat
dengan peran guru sebagai pendidik
sekaligus pembimbing.
3) Menemukan kesulitan belajar dan
kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan peserta didik dan sebagai
alat diagnosis yang membantu pendidik
menentukan apakah seorang siswa perlu
mengikuti remedial atau justru
memerlukan program pengayaan.
4) Dengan demikian penilaian juga akan
berfungsi sebagai upaya pendidik untuk
dapat menemukan kelemahan dan
kekurangan proses pembelajaran yang
telah dilakukan ataupun yang sedang
berlangsung. Temuan ini selanjutnya dapat
digunakan sebagai dasar penentuan
langkah perbaikan proses pembelajaran
berikutnya, guna penigkatan capaian hasil
belajar siswa.
5) Kesemuannya dapat dipakai sebagai
kontrol bagi guru pendidik dan semua
stake holder pendidikan dalam lingkup
sekolah tentang gambaran kemajuan
perkembangan proses dan hasil belajar
peserta didik.8
Secara umum, penilaian sebagai suatu tindakan atau
proses setidaktidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok
yaitu:
1) Mengukur kemajuan
2) Menunjang penyusunan rencana, dan
3) Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan
kembali.

Adapun secara khusus, fungsi penilaian di bidang


pendidikan dapat dilihat dari tiga segi, yaitu:

1) Segi psikologis

2) Segi pedagogis-didaktik, dan

3) Segi administratif.9

b. Tujuan Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran


a. Tujuan Evaluasi Pembelajaran
Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah
untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem
pembelajaran secara luas. Sistem pembelajaran dimaksud
meliputi: tujuan, materi, metode, media, sumber belajar,

8
Abdul Majid, Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya Offset), 2014
9
Abdul Munip, “Penilaian Pembelajaran Bahasa Arab”,(yogyakarta:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga), 2017, p. 13
lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Selain
itu, evaluasi pembelajaran juga ditujukan untuk menilai
efektifitas strategi pembelajaran, menilai dan
meningkatkan efektifitas program kurikulum, menilai dan
meningkatkan efektifitas pembelajaran, membantu belajar
peserta didik, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
peserta didik, serta untuk menyediakan data yang
membantu dalam membuat keputusan.10

Menurut Sudirman N, dkk, bahwa tujuan penilaian


dalam proses pembelajaran adalah:

1) Mengambil keputusan tentang hasil belajar

2) Memahami peserta didik

3) Memperbaiki dan mengembangkan program


pembelajaran.11

Dengan demikian, tujuan evaluasi adalah untuk


memperbaiki cara, pembelajaran, mengadakan perbaikan
dan pengayaan bagi peserta didik, serta menempatkan
peserta didik pada situasi pembelajaran yang lebih tepat
sesuai dengan tingkat kemampuan yang dimilikinya.
Tujuan lainnya adalah untuk memperbaiki dan
mendalami dan memperluas pelajaran, dan yang terakhir
adalah untuk memberitahukan atau melaporkan kepada
para orang tua atau wali peserta didik mengenai
penentuan kenaikan kelas atau penentuan kelulusan

10
Asrul dkk, evaluasi pembelajaran, (bandung:citapustaka media), 2014, p.12
11
Sudirman dkk, Ilmu Pendidikan, (Cet. I: Bandung: Sinar Baru), 2005, p.242
peserta didik.12

b. Tujuan Penilaian Pembelajaran


Dalam tujuan penilaian pembelajaran terbagi menjadi dua
tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
1) Tujuan Umum Secara umum
a) Untuk menghimpun data dan informasi yang
akan dijadikan sebagai bukti mengenai taraf
perkembangan atau kemajuan yang dialami
peserta didik setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu.
b) Untuk mengetahui tingkat efektifitas proses
pembelajaran yang telah dilakukan oleh guru
dan peserta didik.

2) Tujuan Khusus
a) Untuk merangsang kegiatan peserta didik
dalam menempuh program pendidikan. Tanpa
ada penilaian maka tidak mungkin timbul
b) Kegairahan atau rangsangan pada diri peserta
didik untuk memperbaiki dan meningkatkan
prestasinya masing-masing.
c) Untuk mencari dan menemukan factor-faktor
penyebab keberhasilan dan ketidakberhasilan
peserta didik dalam mengikuti program
pendidikan, sehingga dapat dicari dan
12
Idrus L, Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran, Jurnal Manajemen
Pendidikan Islam Vol. 9 No. 2, Agustus 2019, pp. 924-925
ditemukan jalan keluar atau cara-cara
perbaikannya.13

c. Prinsip Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran


a. Prinsip Evaluasi
Prinsip tidak lain adalah pernyataan yang
mengandung kebenaran hampir sebagian besar, jika tidak
dikatakan benar untuk semua kasus. Hal ini sesuai dengan
pendapat Cross yang mengatakan bahwa “ a principle is a
statment that holds in most, if not all cases”. Keberadaan
prinsip bagi seorang guru mempunyai arti penting karena
dengan memahami prinsip evaluasi dapat menjadi
petunjuk atau keyakinan bagi dirinya atau guru lain guna
merealisasi evaluasi dengan cara benar.
1) Evaluasi harus masih dalam kisi-kisi kerja
tujuan yang telah ditentukan.
2) Evaluasi sebaiknya dilaksanakan secara
komprehensif.
3) Evaluasi diselenggarakan dalam proses yang
kooperatif antara guru dan peserta didik.
4) Evaluasi dilaksanakan dalam proses kontinu
5) Evaluasi harus peduli dan mempertimbangkan
nilai-nilai yang berlaku.

Dalam suber lain disebutkan hasil evaluasi yang lebih


baik, maka kegiatan evaluasi harus beritik tolak dari

13
Abdul Munip, “Penilaian Pembelajaran Bahasa Arab”,(yogyakarta:
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Kalijaga), 2017, p. 12
prinsip-prinsip umum sebagai berikut :
1) Continuenitas
Evaluasi tidak boleh dilakukan secara insidental
karena pembelajaran itu sendiri adalah suatu proses
yang continue. Oleh sebab itu evaluasi pun harus
dilakukan secara continue.
2) Komprehensif
Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek,
guru harus mengambil seluruh objek itu sebagai
bahan evaluasi. Misalkan jika objek evaluasi itu
adalah peserta didik, maka seluruh aspek
kepribadian peserta didik yang menyangkut
koognitif, afektif maupun psikomotor.
3) Adil dan Obejektif
Dalam melaksanakan evaluasi, guru harus berlaku
adil tanpa pilih kasih. Guru juga hendaknya
bertindak secara objektif, apa adanya sesuai dengan
kemampuan peserta didik.

4) Kooperatif
Dalam kegiatan evaluasi guru hendaknya bekerja
sama dengan semua pihak, seperti orang tua peserta
didik, sesama guru, kepala sekolah, termasuk dengan
peserta didik itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar
semua pihak merasa puas dengan hasil evaluasi dan
pihak-pihak tersebut merasa dihargai
5) Praktis
Mengandung arti mudah digunaka, baik oleh guru
itu sendiri yang menyusun alat evaluasi maupun
orang lain yang akan menggunakan alat tersebut.
Untuk itu harus diperhatikan bahasa dan petunjuk
mengerjakan soal14

b. Prinsip Penilaian Pembelajaran


1) Berorientasi kepada pencapaian kompetensi.
Berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik yang
sesuai untuk memantau perkembangan kemampuan
peserta didik. Penilaian hasil belajar oleh pendidik
didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang
ditetapkan. Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat
dipertanggung jawabkan, baik dari segi teknik, prosedur,
maupun hasilnya.
2) Valid
Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya
dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk
mengukur kompetensi, sehingga penilaian tersebut
menghasilkan informasi yang akurat tentang aktivitas
belajar.
3) Adil
Adil berarti penilaian tidak menguntungkan atau
merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus
serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4) Obyektif
14
Slameto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara), 2001, p. 16
Penilaian yang bersifat objektif tidak memandang
dan membeda- bedakan latar belakang peserta didik,
namun melihat kompetensi yang dihasilkan oleh peserta
didik tersebut, bukan atas dasar siapa dirinya. Penilaian
harus dilaksanakan secara objektif dan tidak dipengaruhi
oleh subyektivitas penilai
5) Berorientasi kepada pencapaian kompetensi.
Pelaksanaan penilaian hasil belajar dilakukan
secara terencana, bertahap, dan terus menerus untuk
memperoleh gambaran tentang perkembangan belajar
peserta didik.
6) Menyeluruh
Penilaian diambil dengan mencakup seluruh aspek
kompetensi peserta didik dan menggunakan berbagai
teknik penilaian yang sesuai, termasuk mengumpulkan
berbagai bukti aktivitas belajar peserta didik. Penilaian
meliputi pengetahuan (cognitif), keterampilan
(phsycomotor), dan sikap (affectif)
7) Terbuka
Penilaian harus bersifat transparan dan pihak yang
terkait harus tau bagaimana pelaksanaan penilaian
tersebut, dari aspek apa saja nilai tersebut didapat, dasar
pengambilan keputusan, dan bagaimana pengolahan nilai
tersebut sampai hasil akhirnya tertera, dan dapat diterima.
8) Bermakna
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memiliki arti,
makna, dan manfaat yang dapat ditindaklanjuti oleh pihak
lain, terutama pendidik, peserta didik, orang tua, dan
masyarakat.15

d. Jenis Evaluasi dan Penilaian Pembelajaran

a. Jenis Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi pembelajaran dibagi menjadi lima jenis, yaitu:

1) Evaluasi perencanna dan pengembangan

Hasil evaluasi ini sangat diperlukan untuk


mendesain program pembelajaran. Sasaran utamanya
adalah memberikan bantuan tahap awal dalam
penyusunan tahap pembelajaan. Persoalan yang
disoroti menyangkut tentang kelayakan dan
kebutuhan. Hasil evaluasi ini dapat meramalkan
kemungkinan implementasi program dan tercapainya
keberhasilan program pembelajaran. Pelaksanaan
evaluasi dilakukan sebelum program sebenarnya
disusun dan dikembangkan.

2) Evaluasi monitoring

Evaluasi ini dimaksudkan untuk memeriksa apakah


program pembelajaran mencapai sasaran secara
efektif dan apakah program pembelajaran terlaksana
sebagaimana mestinya. Hasil evaluasi ini sangat baik
untuk mengetahui kemungkinan pemborosan
sumber-sumber dan waktu pelaksanaan
pembelajaran, sehingga dapat dihindarkan.
15
Arief Aulia Rahman, Cut Eva Nasryah,“Evaluasi Pembelajaran”,(jawa
timur: Uwais Inspirasi Indonesia), 2019, pp. 15-19
3) Evaluasi dampak

Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui


dampak yang ditimbulkan oleh suatu program
pembelajaran. Dampak ini dapat diukur berdasarkan
kriteria keberhasilan sebagai indikator ketercapaian
tujuan program pembelajaran.

4) Evaluasi efisiensi-ekonomis.

Evaluasi ini umtuk menilai tingkat efisiensi


pelaksanaan program pembelajaran. Untuk itu,
diperlukan perbandingan biaya, tenaga dan waktu
yang diperlukan dalam suatu program pembelajaran
dengan progrram lainya yang memiliki tujuan sama.

5) Evaluasi program komprehensif.

Evaluasi ini untuk menilai progam pembelajaran


secara menyeluruh, seperti perencanaan program,
pelaksanaan program, monitoring pelaksanaan,
dampak program, tingkat keefektifan dan efesiensi.16

b. Jenis Penilaian Pembelajaran


1) Penilaian Aspek Sikap
Dalam ranah sikap terdapat lima jenjang proses berfikir,
yakni (1) menerima dan memperhatikan, (2)
merespon/menanggapi, (3) menilai/menghargai, (4)
mengorganisasikan/mengelola, (5) berkarakter.
Penilaian sikap dilakukan melalui kegiatan
observasi, penilaian diri, penilaian antarteman, dan
jurnal.

16
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran. (Bandung: PT. Rosdakarya), 2012, p.
33
i. Penilaian aspek pengetahuan
Teknik kompetensi pengetahuan atau kognitif adalah
penilaian yang dilakukan guru untuk mengukur tingkat
pencapaian atau penugasan peserta didik dalam aspek
pengetahuan yang meliputi ingatan/hafalan,
pemahaman, penerapan/aplikasi, analisis, sintesis, dan
evaluasi. Jenis penilaian dalam aspek pengetahuan dapat
berupa:tes tertulis,tes lisan,dan penugasan atau proyek.

ii. Penilaian Aspek Keterampilan.

Dalam ranah keterampilan terdapat lima jenjang proses


berpikir, yakni:

1. Imitasi adalah kemampuan


melakukan kegiatan-
kegiatan sederhana dan sama
persis dengan yang lilihat
atau diperhatikan
sebelumnya.

2. Manipulasi adalah
kemampuan melakukan
kegiatan sederhana yang
belum pernah dilihat, tetapi
berdasarkan pada pedoman
atau petunjuk saja

3. Presisi adalah kemampuan


melakukan kegiatan-
kegiatan yang akurat
sehingga mmapu
menghasilakn produk kerja
yang tepat.

4. Artikulasi adalah
kemampuan melakukan
kegiatan yang kompleks dan
tepat sehingga hasil kerjanya
merupakan sesuatu yang
utuh.

5. Naturalisasi adalah
kemampuan melakukan
kegiatan secara reflek. Guru
menilai kompetensi
keterampilan melalui
penialaian berupa
kinerja,proyek, dan
portofolio.17

2) Teknik Evaluasi dan Penilaian Pemebelajaran


a. Teknik Evaluasi Pembelajaran
Ada dua hal teknik evaluasi untuk menilai kualitas siswa
yaitu:
i. Tes
Tes merupakan sejumlah pertanyaan yang
memiliki jawaban yang benar atau salah. Tes

17
Umi salamah,“Penjaminan Mutu Penilaian Pendidikan”, (JURNAL
EVALUASI. Vol.2, No. 1, Maret 2018: STAI Ma’had Aly Al-Hikam12), pp. 286-
289
diartikan juga sebagai sejumlah pertanyaan yang
membutuhkan jawaban, atau sejumlah pernyataan
yang harus diberikan tanggapan dengan tujuan
mengukur tingkat kemampuan seseorang atau
mengungkap aspek tetentu dari orang yang dikenai
tes. Hasil tes merupakan informasi tentang
karakteristik seseorang atau sekelompok orang. Tese
merupakan salah satu cara untuk menaksir besarnya
tingkat kemampuan manusia secara tidak langsung,
yaitu melalui respons seseorang terhadap sjumlah
stimulasi atau pertanyaan. Oleh karena itu, agar
diperoleh informasi yang akurat dibutuhkan tes yang
handal.

Hasil tes bisa digunakan untuk memantau


perkembangan mutu pendidikan. Hasil tes untuk
tujuan ini harus baik, yaitu memilki kesalahan
pengukuran yang sekecil mungkin. Kesalahan
Kesalahan pengukuran ini dapat dikategorikan
menjadi dua, yaitu kesalahan acak dan sistemik.
Kesalahan acak disebabkan karena kesalahan dalam
menentukan sampel isi tes, variasi emosi seseorang,
termasuk variasi emosi pemeriksa lembar jawaban
jika lembar jawabanpeserta tes diperiksa secara
manual. Sedangkan keslahan sistemik adalah
kesalahan yang disebabkan karena soal tes terlalu
mudah atau terlalu sukar. Ada pendidik yang
cenderung membuat tes yang terlalu sulit, tetapi ada
juga yang cenderung selalu membuat tes yang
mudah. Selain itu ada pula pendidik yang
pemurah,dan ada yang mahal dalam memberi skor.
Hal-hal ini merupakan sumber kesalahan yang
sistemik.
ii. Non tes
Dalam proses belajar mengajar (pembelajaran),
penilaian merupakan bagian yang tidak terpisahkan,
satu kesatuan yang utuh dengan pembelajaran.
Dalam konsep kurikulum berbasis kompentensi
seperti K13, menuntut terpenuhinya tiga ranah
sebagai indicator keberhasilan. Tiga ranah ini adalah
kemampuan berpikir, keterampilan melakukan
pekerjaan, dan perilaku. Setiap siswa memiliki
potensi pada dua ranah, yaitu kemampuan berpikir
dan ketarampilan, namun tingkatannya dari satu
siswa ke siswa yang lain bisa berbeda. Ada siswa
yang memiliki kemampuan berpikir tinggi, namun
keterampilan rendah. Demikian juga sebaliknya, ada
peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir
rendah, namun memiliki keterampilan yang tinggi.
Ada pula peserta didik yang memiliki kemampuan
berpikirnya biasa, demikian pula keterampilannya
juga biasa, tidak ada yang menonjol. Namun jarang
sekali ada peserta didik yang memiliki kemampuan
berpikirnya rendah dan keterampilannya rendah.
Karena apabila demikian, sulit bagi peserta didik
untuk bisa hidup dimasyarakat, karena tidak
memiliki potensi untuk hidup di masyarakat. Hampir
semua pelajaran memerlukan kemampuan berpikir.

Kemampuan berpikir termasuk pada ranah


kognitif, meliputi kemampuan menghapal,
kemampuan memahami, kemampuan menerapkan,
kemampuan menganalisis, kemampuan menevaluasi,
dan kemampuan mencipta atau dalam istilah
taksonomi hasil revisi taksonomi Bloom yaitu
mampu untuk menguasai dimensi proses kognitif.
Kemampuan yang penting pada ranah kognitif
adalah kemampuan menerapkan konsep-konsep
untuk memecahkan masalah yang ada dilapangan.
Kemampuan ini sering disebut dengan kemampuan
menstransfer pengetahuan ke berbagai situasi sesuai
dengan konteksnya. Hal ini berkaitan dengan
pembelajaran kontekstual. Hampir semua mata
pelajaran berkaitan dengan kemampuan kognitif,
karena didalamnya diperlukan kemampuan berpikir
untuk memahaminya.18
b. Teknik Penilaian Pembelajaran
Secara teoritik, teknik penilaian bisa dikelompokkan
menjadi dua macam, yaitu teknik tes dan teknik non tes.
Teknik tes adalah teknik penilaian yang menggunakan tes
sebagai instrumennya, sedangkan tes adalah sekumpulan
pertanyaan yang jawabannya bisa dikategorikan menjadi
dua, yaitu benar dan salah. Adapun teknik non tes adalah
teknik penilaian yang tidak menggunakan tes sebagai

18
Idrus L, Evaluasi Dalam Proses Pembelajaran, Jurnal Manajemen Pendidikan
Islam Vol. 9 No. 2, Agustus 2019, p. 931
instrumennya. Kedua teknik penilaian tersebut digunakan
sesuai dengan tujuan atau materi pembelajaran

i. Teknik tes
a. Tes objektif
Bentuk tes objektif yang sering digunakan adalah
bentuk benar salah (true-false), pilihan ganda
(multiple choice), menjodohkan (matching test), dan
uraian objektif.
b. Tes lisan
Pertanyaan lisan dapat digunakan untuk mengetahui
taraf daya serap siswa untuk masalah yang berkaitan
dengan kognitf.
c. Tes uraian
Tes uraian disebut pula dengan tes esai (essay test)
atau tes subjektif. Dikatakan sebagai tes subjektif
terutama terkait dengan proses pemeriksaan dan
pemberian skor dari tester (evaluator) yang relatif
lebih bersifat subjektif jika dibandingkan dengan
pada tes objektif.
ii. Teknik Non-Tes
a. Penilaian Unjuk Kerja (Performance)
Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang
dilakukan dengan mengamati kegiatan siswa dalam
melakukan sesuatu.
b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian
terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam
periode atau waktu tertentu.
c. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap proses
pembuatan dan kualitas suatu produk.
d. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio merupakan penilaian
berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menunjukkan perkembangan
kemampuan siswa dalam satu periode tertentu.
e. Penilaian Diri (Self Assessment)
Penilaian diri adalah suatu teknik penilaian dengan
cara siswa diminta untuk menilai dirinya sendiri
berkaitan dengan status, proses dan tingkat
pencapaian kompetensi yang dipelajarinya

f. Penilaian Sikap

Sikap bermula dari perasaan (suka atau tidak suka)


yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam
merespon sesuatu atau objek.19

3) Langkah-Langkah Pelaksanaan Evaluasi


Pembelajaran

Adapun langkah-langkah dalam pelaksanaan evaluasi


pembelajaran aran yaitu:20
1. Langkah Perencanaan
19
Abdul Munip, “Penilaian Pembelajaran Bahasa Arab”,(yogyakarta: FTK
UIN Sunan Kalijaga), 2017, pp. 54-67

Abdul Qodir, “Evaluasi dan Peniilaian Pembelajafran”, (K-


20

Media:Yogyakarta,2017) p.13-14
Tidak akan berlebihan kiranya kalau diketahui di
sini bahwa, sukses yang akan dapat dicapai oleh suatu
program evaluasi telah turut ditentukan oleh memadai
atau tidaknya langkah-langkah yang dilaksanakan dalam
paencanaan ini. Suksc atau tidaknya suatu program
evaluasi pada hakikatnya turut menenfirkan oleh baik
tidaknya perencanaan. Makin sempuma kita melakukan
langkah pokok perencanaan ini makin sedikitlah kesulitan
kesulitau yang akan kita jumpai dalam melaksanakan
langkahlangkah berikutna.
2. Langkah Pengumpulan Data
Soal pertama yang kita hadapi dalam melakukan
lanekah ini ialah menentukandata apa saja yang kita
butubkan untuk melakukan tugas evaluasi yang kita
butulkan untuk melakukan tugas evaluasi yang kita
hadapi dengan baik. Kalau kita rangkumkan kembali
waiannya maka kita dapat jalan pikian yaitu rumusan
tentang tugas kita sebagai seorang pengajar dalam suatu
usaha pendidikan menghasilkan ketentuan-ketentuan
tentang tujuan yang harus kita capai dengan materi yang
kita ajarkan.
3. Langkah Penelitian Data
Data yang telah terkumpul harus disaring lebih
dahulu sebelum diolah lebih lanjut, proses penyaringan
ini kita sebut penelitian data atau verifikasi data dan
maksudnya ialah untuk memisahkan data yang "baik"
yang akan dapat mernp{etas gambaran yang akan kita
peroleh mengenai individu yang sedang kita evaluasi, dari
data yang kurang baik yang hanya akan merusak atau
mengaburkan gambaran yang akan kita peroleh apa bila
turut kita olah juga. Oleh karna itu kita selalu menyadari
baik burulnya setiap data yang kita pergunakan untuk
memperoleh data langsung dari orang yang bersangkutan
oleh karena itu dalam evaluasi yang baik, kkita selalu
berusaha untuk hanya mempergunakan alat-alat yang
sebail-baiknya yang tersedia bagi kita
4. Langkah-Langkah Pengolahan Data
Langkah pengolahan data dilakukan untuk
memberikan "makna" tohadap data yang pada hta. Jadi
hal ini berarti bakwa tanpa kita olah. dan dianr lebih dulu
data itu sebenamya tidak dapat menceritakan suatu
apapun kepada kita. Sering sekali seorang memiliki data
yang cukup lengkap tentang seorang murid atau
sekelompok murid yang sedang dievalusinya tetapi
karena ia kurang pandai mengolah data yang dimilikinya
tadi tidak banyaklah arti atau makna yang dapat
dikeluarkannya dari datanya. Fungsi pengolahan data
dalam proses evaluasi yang pedu disadari benar-benar
pada tarafinemperoleh gambaran yang
selengkapJengkapnya tentang diri orang yang sedang di
evaluasi.
5. Langkah Penafsiran Data
Kalau kita puhatikan segenap uraian yang telah di
sajikan mengenai langkah data tadi akan segera tampak
pada kita bahwa memisahkan langkah penafsiran dari
langtah pengolahan sebenarnya men:pakan suatu
pemisahan yang terlalu dibuat-buat. Memang dalam
praktek kedua langkah ini tidak dipisah-pisahkan kalau
kita melakukan suatu pengolahan terhadap sekurpulan
data, dengan sendirinya kita akan memperoleh "tafsir"
makna data yang kita hadapi.
6. Langkah Meningkatkan Daya Serap Peserta Didik
Hasil pemikiran memiliki fungsi utama untuk
memperbaiki tingkat penguasaan peserta didik Hasil
pengukuran secara umum dapat dikatakan bisa
membantu, memperjelas tujuan instrulaional, menentukan
kebutuhan peserta didik, dan menentukan keberhasilan
peserta didik dalam suatu proses pembelajaran.
7. Laporan Hasil Penelitian
Pada akhir penggal waku proses pembelajaran,
antara lain akhir catur wularL akhir semester, akhir tahun
ajaran, akhir jenjang per sekolahan, diperlukan suatu
laporan kemajuan peserta didik, yang selanjutnya
merupakan laporan kemajuan sekolah. Laporan ini akan
memberikan bukti sejauh mana pendidikan yang
diharapkan oleh anggota masyarakat khususnya orang tua
peserta didik dapat tercapai.

4) Peranan Penilaian Dalam Pembelajaran

Departemen Pendidikan Nasional (2003) menyatakan


bahwa penilaian secara umum memiliki peranan yang sangat
penting dalam kurikulum. Peranan penilaian adalah untuk
grading, seleksi, mengetahui tingkat penguasaan kompetensi,
bimbingan, diagnosis, dan prediksi.21
a. Sebagai grading, penilaian berperan untuk menentukan
atau membedakan kedudukan hasil kerja peserta didik
dibandingkan dengan peserta didik lain. Penilaian ini
akan menunjukkan kedudukan peserta didik dalam urutan
dibandingkan dengan anak yang lain. Karena itu, fungsi
penilaian untuk grading ini cenderung membandingkan
anak dengan anak yang lain sehingga lebih mengacu
kepada penilaian acuan norma (norm-referenced
assessment).
b. Sebagai alat seleksi, penilaian berperan untuk
memisahkan antara peserta didik yang masuk dalam
kategori tertentu dan yang tidak. Peserta didik yang boleh
masuk sekolah tertentu atau yang tidak boleh. Dalam hal
ini, fungsi penilaian untuk menentukan seseorang dapat
masuk atau tidak di sekolah tertentu.
c. Peranan penilaian untuk menggambarkan sejauh mana
seorang peserta didik telah menguasai kompetensi.
d. Sebagai bimbingan, penilaian berperan untuk
mengevaluasi hasil belajar peserta didik dalam rangka
membantu peserta didik memahami dirinya, membuat
keputusan tentang langkah berikutnya, baik untuk
pemilihan program, pengembangan kepribadian maupun
untuk penjurusan.
e. Sebagai alat diagnosis, penilaian berperan menunjukkan
kesulitan belajar yang dialami peserta didik dan

S.Widanarto Prijowuntato, Evaluasi Pembelajaran , (Yogyakarta:SANATA


21

DHARMA UNIVERSITY PRESS), 2016, p.18-19


kemungkinan prestasi yang bisa dikembangkan. Ini akan
membantu guru menentukan apakah seseorang perlu
remidiasi atau pengayaan.
f. Sebagai alat prediksi, penilaian berperan untuk
mendapatkan informasi yang dapat memprediksi
bagaimana kinerja peserta didik pada jenjang pendidikan
berikutnya atau dalam pekerjaan yang sesuai. Contoh dari
penilaian ini adalah tes bakat skolastik atau tes potensi
akademik.

Dari keenam peranan penilaian tersebut, peranan untuk


melihat tingkat penguasaan kompetensi, bimbingan, dan
diagnostik merupakan peranan utama dalam penilaian kelas.
Sesuai dengan peranan tersebut, penilaian kelas menuntut guru
agar secara langsung atau tak langsung mampu melaksanakan
penilaian dalam keseluruhan proses pembelajaran. Jadi, peran
penilaian kelas adalah memberikan masukan informasi secara
komprehensif tentang hasil belajar peserta didik baik dilihat
ketika saat kegiatan pembelajaran berlangsung maupun dilihat
dari hasil akhirnya, dengan menggunakan berbagai cara
penilaian sesuai dengan kompetensi yang diharapkan dapat
dicapai peserta didik
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari Pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi
adalah suatu kegiatan yang terencana untuk mengetahui keadaan
suatu objek dengan menggunakan instrument dan hasilnya
dibandingkan dengan suatu tolak ukur untuk memperoleh suatu
kesimpulan. Sedangkan jika berbicara mengenai pembelajaran
adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis, berkelanjutan,
dan menyeluruh dalam rangka pengendalian, pemnajminan, dan
penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran terhadap berbagai
komponen pembelajaran, berdasarkan pertimbangan dan kriteria
tertentu, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
Untuk menuju kualitas pembelajaran yang baik, diperlukan
sistem penilaian yang baik pula. Agar penilaian dapat berfungsi
dengan baik, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka
sangat perlu untuk menetapkan standar penilaian yang akan
menjadi dasar dan acuan bagi guru dan praktisi pendidikan dalam
melakukan kegiatan penilaian. Untuk mewujudkan hal tersebut,
maka perlu kerjasama yang baik dari beberapa pihak terkait, seperti
guru, siswa, dan sekolah.
B. Saran
Dengan mengetahui tentang langkah-langkah yang harus
dilakukan dalammelakukan kegiatan evaluasi, diharapkan para
guru atau yang menjadi evaluatoruntuk senantiasa mengikuti
prosedur pengembangan evaluasi pembelajaran. Dengan prosedur
yang sudah ditetapkan akan melahirkan kualitas evaluasi
yangdapat mendorong mutu pendidikan kita.

Anda mungkin juga menyukai