Anda di halaman 1dari 11

RESUMAN

EVALUASI DAN UMPAN BALIK

Disusun guna memenuhi tugas

Mata Kuliah: Strategi Belajar Mengajar

Dosen Pengampu: Prof. Dr. H. Zaenal Mustakim, M. Ag.

Disusun oleh:
1. Muchammad Zainur Rohman (2121074)
2. Mala Khatuniswah (2121147)
3. Lina Erli Atun (2121220)
4. Putri Qurrotul Uyuni (2121290)

KELAS A
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UIN K.H. ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN
2023

1
EVALUASI DAN UMPAN BALIK

A. Pengertian, Manfaat, Tujuan, dan Fungsi Evaluasi


Secara etimologi "evaluasi" berasal dan bahasa Inggris yaitu evaluation
dari akar kata value yang berarti nilai atau harga. Nilai dalam bahasa Arab
disebut alqiamah atau al-taqdir’ yang bermakna penilaian (evaluasi). Sedangkan
secara harpiah, evaluasi pendidikan dalam bahasa Arab sering disebut dengan al-
taqdir altarbiyah yang diartikan sebagai penilaian dalam bidang pendidikan atau
penilaian mengenai hal yang berkaitan dengan kegiatan pendidikan. Secara
terminologi, beberapa ahli memberikan pendapat tentang pengertian evaluasi
diantaranya: Edwind dalam Ramayulis mengatakan bahwa evaluasi mengandung
pengertian suatu tindakan atau proses dalam menentukan nilai sesuatu. M.
Chabib Thoha, mendefinisikan evaluasi merupakan kegiatan yang terencana
untuk rnengetahui keadaan objek dengan menggunakan instrumen dan hasilnya
dibandingkan dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.1
Pengertian evaluasi secara umum dapat diartikan sebagai proses
sistematis untuk menentukan nilai sesuatu (ketentuan, kegiatan, keputusan,
unjuk-kerja, proses, orang, objek dan yang lainnya) berdasarkan kriteria tertentu
melalui penilaian. Untuk menentukan nilai sesuatu dengan cara membandingkan
dengan kriteria, evaluator dapat langsung membandingkan dengan kriteria
umum, dapat pula melakukan pengukuran terhadap sesuatu yang dievaluasi
kemudian membandingkan dengan kriteria tertentu. Dalam pengertian lain
antara evaluasi, pengukuran, dan penilaian merupakan kegiatan yang bersifat
hirarki. Evaluasi adalah suatu kegiatan yang disengaja dan bertujuan. Kegiatan
evaluasi dilakukan dengan sadar oleh guru dengan tujuan untuk memperoleh
kepastian mengenai keberhasilan belajar siswa dan memberikan masukan
kepada guru mengenai apa yang dia lakukan dalam kegiatan pengajaran. Dengan
kata lain, evaluasi yang dilakukan oleh guru bertujuan untuk mengetahui bahan
bahan pelajaran yang disampaikan apakah sudah dikuasi oleh siswa ataukah
belum. Selain itu, apakah kegiatan pegajaran yang dilaksanakannya itu sudah
sesuai dengan apa yang diharapkan atau belum.
Dalam sistem pembelajaran (maksudnya pembelajaran sebagai suatu
sistem), evaluasi merupakan salah komponen penting dan tahap yang harus
ditempuholeh guru untuk mengetahui keefektifan pembelajaran. Hasil
yang diperoleh dapat dijadikan balikan (feed-back) bagi guru dalam
memperbaiki danmenyempurnakan program dan kegiatan pembelajaran. Di
sekolah, sering mendengar bahwa guru sering memberikan ulangan harian, ujian
akhir semester,ujian blok, tagihan, tes tertulis, tes lisan, tes tindakan, dan
1
B Mahirah, “Evaluasi Belajar Peserta Didik (Siswa)”, (Jurnal Idaarah, No. 2, I, 2017), hlm.
258.

2
sebagainya. Istilahistilahini pada dasarnya merupakan bagian dari sistem
evaluasi itu sendiri.2
Dalam hubungannya dengan proses dan hasil belajar Zainal Arifin,
menyebutkan bahwa evaluasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses
atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan
informasi tentang proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka
membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan
tertentu. Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, keputusan tersebut
dapat menyangkut keputusan tentang peserta didik, keputusan tentang
kurikulum dan program atau juga keputusan tentang kebijakan pendidikan.
Ada tiga istilah yang sering digunakan dalam evaluasi, yaitu tes,
pengukuran, dan penilaian. Tes merupakan salah satu cara untuk menaksir
besarnya kemampuan seseorang secara tidak langsung yaitu melalui respon
seseorang terhadap stimulus atau pertanyaan. Tes merupakan salah satu alat
untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk mengumpulkan
informasikarakteristik suatu objek. Objek ini bisa berupa kemampuan
peserta didik, sikap, minat, maupun motivasi.
Secara umum manfaat yang dapat diambil dari kegiatan evaluasi dalam
pembelajaran, yaitu:
1. Memahami sesuatu: mahasiswa (entry behavior, motivasi, dll), sarana dan
prasarana, dan kondisi dosen.
2. Membuat keputusan: kelanjutan program penanganan “masalah", dll.
3. Meningkatkan kualitas PBM: komponen-komponen PBM
Sementara secara lebih khusus evaluasi akan member manfaat bagi
pihak-pihak yang terkait dengan pembelajaran, seperti siswa, guru, dan kepala
sekolah, sebagai berikut:
1. Bagi Siswa; mengetahui tingkat pencapaian tujuan pembelajaran Memuaskan
atau tidak memuaskan
2. Bagi Guru;
a) Mendeteksi siswa yang telah dan belum menguasai tujuan melanjutkan
remedial atau pengayaan,
b) Ketepatan materi yang diberikan jenis, lingkup, tingkat kesulitan,
c) Ketepatan metode yang digunakan.
3. Bagi Sekolah;
a) Hasil belajar cermin kualitas sekolah,
b) Membuat program sekolah,
c) Pemenuhan standar.
Dengan demikian dapatlah difahami bahwa evaluasi sangat bermanfaat dan
merupakan syarat mutlak untuk perbaikan, agar mempunyai makna yang
2
Aris Munanandar, “Evaluasi Pembelajaran Terhadap Peserta Didik”, (eL-Muhib Jurnal
Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Dasar), No. I, 3, 2019, hlm. 85.

3
signifikan bagi semua pihak. Jika kita temukan hubungan antara hasil belajar
dengan efektivitas metode mengajar terbukalah kemungkinan untuk
mengadakan perbaikan. Sebelum kita mengevaluasi kemampuan metode baru
pada sejumlah peserta didik, perlu kita pikirkan bahwa proses pembelajaran itu
dinamis, senantiasa terjadi perubahan pada guru maupun murid dalam interaksi
itu. Di samping hasil belajar seperti diharapkan oleh guru mungkin timbul pula
hasil sampingan yang positif maupun negatif misalnya, murid-murid menguasai
bahan yang disajikan akan tetapi Ia disamping itu merasa senang atau benci
terhadap tindakan pribadi gurunya.
Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidak-tidaknya
memiliki tiga macam fungsi pokok, yaitu:
1. Mengukur kemajuan
2. Penunjang penyusunan rencana
3. Memperbaiki atau melakukan penyempurnaan Kembali
Pendidikan disebuah lembaga pendidikan sangat diperlukan adanya evaluasi
kerena hal tersebut dapat memajukan lembaga dan proses pendidikan di
sekolahan itu. Manfaat atau tujuan diadakannya evaluasi pendidikan
adalah:
1. Bagi siswa, dengan diadakannya evaluasi atau penilaian maka siswa dapat
mengetahui apakah hasil pekerjaannya memuaskan atau tidak.
2. Bagi guru
a) Guru akan mengetahui siswa mana yang berhak melanjutkan danmana
tang tunda atau tinggal
b) Guru akan mengetahui apakah materi yang di ajarkan suadah tepat atau
belum
c) Guru akan mengetahui apakah metode yang gunakan untuk mengajar
sudah tepat atau belum
3. Bagi sekolah
a) Sekolahan dapat mengetahui kondisi belajar yang ada di sekolahan sudah
tepat atau belum
b) Informasi dari guru tentang tepat tidaknya kurikulum sesuai tidaknya
c) Informasi penilaian yang diperoleh dari tahun ketahun, sehingga
dapat digunakan sebagai pedoman.Tujuan utamanya dalam proses
belajar mengajar adalah mendapatkan informasi yang akurat
mengenai tingkat tujuan instruksional oleh siswa, sehingga dapat
di upayakan tindak lanjutnya.
Tahapan pelaksanaan evaluasi hasil belajar adalah penentuan tujuan,
menentukan desain evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pengumpulan
informasi atau data, analisis dan interpretasi serta tindak lanjut. Berikut
penjelasan dari tahapan evaluasi:
1. Menentukan tujuan

4
Tujuan evaluasi hasil belajar yaitu untuk mengetahui capaian penguasaan
kompetensi oleh setiap mahasiswa sesuai rencana pembelajaran yang disusun
oleh dosen mata kuliah. Kompetensi yang harus dikuasai oleh mahasiswa
mencakup koginitif, psikomotorik dan afektif.
2. Menentukan rencana evaluasi
Rencana evaluasi hasil belajar berwujud kisi-kisi, yaitu matriks yang
menggambarkan keterkaitan antara behavioral objectives (kemampuan yang
menjadi sasaran pembelajaran yang harus dikuasai mahasiswa) dan course
content (materi sajian yang dipelajari mahasiswa untuk mencapai
kompetensi) serta teknik evaluasi yang akan digunakan dalam menilai
keberhasilan penguasaan kompetensi oleh mahasiswa.
3. Penyusunan instrument evaluasi
Instrumen evaluasi hasil belajar untuk memperoleh informasi deskriptif
atau informasi judgemantal dapat berwujud tes maupun non-test. Tes dapat
berbentuk obyektif atau uraian; sedang non-tes dapat berbentuk lembar
pengamatan atau kuesioner. Tes obyektif dapat berbentuk jawaban singkat,
benarsalah, menjodohkan dan pilihan ganda dengan berbagai variasi: biasa,
hubungan antar hal, kompleks, analisis kasus, grafik dan gambar tabel. Untuk
tes uraian yang juga disebut dengan tes subyektif dapat berbentuk tes uraian
bebas, bebas terbatas, dan terstruktur. Selanjutnya untuk penyusunan
instrumen tes atau nontes, dosen harus mengacu pada pedoman penyusunan
masing-masing jenis dan bentuk tes atau non tes agar instrumen yang disusun
memenuhi syarat instrumen. yang baik, minimal syarat pokok instrumen yang
baik, yaitu valid (sah) dan reliable (dapat dipercaya).
4. Pengumpulan data atau informasi
Pengumpulan data atau informasi dalam bentuknya adalah pelaksanaan
testing atau penggunaan instrumen evaluasi harus dilaksanakan secara
obyektif dan terbuka agar diperoleh informasi yang sahih dan dapat dipercaya
sehingga bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran. Pengumpulan data
atau informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran
untuk materi sajian berkenaan dengan satu kompetensi dasar dengan maksud
dosen dan mahasiswa memperoleh gambaran menyeluruh dan kebulatan
tentang pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk pencapaian
penguasaan satu kompetensi dasar.
5. Analilsis dan interpretasi
Analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan segera setelah data atau
informasi terkumpul. Analisis berwujud deskripsi hasil evalusi berkenaan
dengan hasil belajar mahasiswa, yaitu penguasaan kompetensi; sedang
interpretasi merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis, hasil
belajar mahasiswa.
Analisis dan interpretasi didahului dengan langkah skoring sebagai
tahapan penentuan capaian penguasaan kompetensi oleh setiap mahasiswa.

5
Pemberian skoring terhadap tugas atau pekerjaan mahasiswa harus
dilaksanakan segera setelah pelaksanaan pengumpulan data atau informasi
serta dilaksanakan secara obyektif. Untuk menjamin keobyektifan skoring
dosen harus mengikuti pedoman skoring sesuai dengan jenis dan bentuk tes
atau instrumen evaluasi yang digunakan.
6. Tindak lanjut
Tindak lanjut merupakan kegiatan menindak lanjuti hasil analisis dan
interpretasi. Sebagai rangkaian pelaksanaan evaluasi hasil belajar tindak
lanjut pada dasarnya berkenaan dengan pembelajaran yang akan dilaksanakan
selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi pembelajaran yang telah dilaksanakan
dan berkenaan dengan pelaksanaan evaluasi pemebelajaran itu sendiri. Tindak
lanjut pembelajaran yang akan dilaksanakan selanjutnya merupakan
pelaksanaan keputusan tentang usaha perbaikan pembelajaran yang akan
dilaksanakan sebagai upaya peningkatan mutu pembelajaran. Tindak lanjut
berkenaan dengan evaluasi pembelajaran menyangkut pelaksanaan evaluasi
dengan instrumen evaluasi yang digunakan meliputi tujuan, proses dan
instrument evaluasi hasil belajar.

B. Makna, Tujuan, dan Fungsi Umpan Balik


“Pembelajaran tergantung pada praktik dan umpan balik” adalah sebuah
prinsip pembelajaran. Umpan balik memungkinkan murid mengadakan asesmen
akurasi pengetahuan awal (prior knowladge) mereka, memberi mereka informasi
tentang faliditas konstruksi pengetahuan mereka dan membantu mereka
mengembangkan pemahaman yang sudah ada. Umpan balik juga penting bagi
motivasi karena memberi siswa informasi tentang kompetensi mereka yang kian
meningkat dan membantu memenuhi kebutuhan mereka untuk memahami
bagaimana mereka berkembang.3
Umpan balik adalah pemberian informasi yang diperoleh dari tes atau
alat ukur lainnya kepada siswa untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil
belajar. Berikut ini ketentuan mengenai umpan balik:
a. Umpan balik tidak mempermudah belajar jika (1) siswa sudah mengetahui
jawaban yang benar sebelum memberikan jawaban atas soal itu. (2) bahan
yang dipelajari terlalu sukar dimengerti oleh siswa sehingga siswa dapat
menebak jawaban soal tersebut.
b. Umpan balik membantu dan mempermudah belajar apabila dipenuhi syarat
(1) Mengkonfimasi jawaban-jawaban benar yang diberikan siswa, dan
menyampaikan kepadanya seberapa jauh dia mengerti meteri belajar yang

3
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran, (Jakarta: Indeks, 2012), hlm.
99.

6
disajikan; dan (2) mengidentifikasikan kesalahan serta memperbaikinya atau
menyuruh siswa memperbaiki sendiri.4
c. Umpan balik mempunyai peranan yang penting baik bagi guru maupun
siswa. Umpan balik dalam kajian ini adalah pemberian informasi mengenai
benar tidaknya jawaban siswa atas soal yang diberikan, diseratai dengan
tambahan informasi tentang kesalahannya dan pemberian motivasi.
d. Bagi guru, umpan balik sangat perlu dilakukan karena dengan umpan balik
guru dapat menetahui sejauh mana materi yang diajarkan telah dikuasai oleh
siswa. Sedangkan pentingnya umpan balik dalam pembelajaran dikelas
adalah membantu siswa belajar secara individu atau kelompok untuk melatih
ketrampilan atau keahlian.
Tujuan umpan balik hanya sekedar untuk mencari informasi sampai dimana
murid mengerti bahan yang telah dipelajari, sehingga ketika ada kekurangan
pendidik dapat melengkapi pengertian-pengertian yang belum lengkap.
Tujuan umpan balik menurut Hattie dan Timperley dalam bukunya Paul
Eggen dan Don Kauchak adalah mempersempt kesenjangan antara pemahaman
yang ada dan tujuan yang belajar. Umpan balik yang efektif memiliki tiga
karakteristik, yaitu:
1. Memberikan informasi spesifik
2. Tergantung pada kinerja
3. Memiliki nada emosional positif5
Selain itu, ada bentuk-bentuk umpan balik diantaranya sebagai berikut:
1) Pujian merupakan bentuk yang fleksibel karena berdasarkan penelitian.
Pujian digunakan untuk perilaku baik yang jarang dilakukan oleh siswa.
Selain itu, pujian juga ditujukan untuk merespons jawaban yang berasal dari
siswa.
2) Umpan balik tertulis merupakan sesuatu yang dilakukan dengan cara guru
memberikan komentar lewat catatan mengenai karya siswa. Kelemahan
umpan balik bentuk tertulis kerap singkat dan kabur sehingga hanya
memberikan sedikit informasi bagi siswa.
Terdapat beberapa jenis umpan balik yang dapat digunakan dalam
pembelajaran adalah sebagai berikut:6
a) General dan specific feedback. General feedback (umpan balik umum)
digunakan pendidik untuk mendorong peserta didik terus belajar dan
mencobanya. Seperti: bagus, hebat, pintar, mengagumkan, dan sebagainya.

4
Zaenal Mustakim, Strategi dan Metode Pembelajaran, (Pekalongan: STAIN PRESS, 2013) hlm.
189.
5
Paul Eggen dan Don Kauchak, Strategi dan Model Pembelajaran,…hlm. 100.
6
Sri Wening, “Pemanfaatan Umpan Balik untuk Peningkatan Hasil Belajar dalam Pendidikan
Kejujuran”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Mesin, (Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta, 2012), hlm. 355-356.

7
Sedangkan Specifik feedback (umpan balik khusus) adalah umpan balik yang
berisikan informasi yang menyebabkan peserta didik mengetahui apa yang
harus dilakukan dan mengetahui bagaimana seharusnya peserta didik
melakukan tugas membuat pola dengan benar dan bagaimana harus berlatih.
Feedback ini diberikan manakala peserta didik menyadari bahwa ia
melakukan kesalahan akan tetapi belum atau tidak tahu bagaimana cara
memperbaikinya. Contoh: “Dapatkah kamu menjahit dengan lebih rapi lagi”.
b) Congruent dan Incongruent feedback. Congruent feedback adalah umpan
balik yang terfokus pada aktivitas belajar yang sedang dipelajari peserta
didik. Misalnya pada saat peserta didik sedang mempelajari membuat
sulaman Inkrustrasi dalam pembuatan hiasan taplak meja. Umpan balik yang
berhubungan dengan pembuatan sulaman Inkrustrasi tersebut dapat dikatakan
congruent feedback. Sedangkan yang berhubungan dengan pembuatan hiasan
taplak meja sebagai incongruent feedback. Misalnya yang berkaitan dengan
pembuatan hiasan taplak meja adalah cara memegang jarum sulam, membuat
tusuk hias, penentuan kain hiasan dan aspek lainnya.
c) Simple Feedback, adalah umpan balik yang hanya terfokus pada satu
komponen keterampilan dalam satu saat. Simple feedback biasanya berisi satu
atau dua buah kata kunci (key words) yang menggambarkan aktivitas
penyempurnaan dan diulang-ulang sebagai umpan balik selama pembelajaran
berlangsung. Contoh: “Pelajaran hari ini sangat menarik”. Keuntungan dari
penggunaan simple feedback diantaranya adalah: a) pendidik lebih mudah dan
lebih akurat dalam memberikan umpan balik karena hanya terfokus pada satu
komponen saja, b) memudahkan peserta didik menerima dan melatih
penyempurnaan gerakan yang menjadi fokus pembelajarannya, c) peserta
didik akan mengingat terus apa yang dipelajarinya pada kegiatan belajar
tersebut.
d) Positive, Netral, dan Negative Feedback (umpan balik positif, netral, dan
negatif). (1) Umpan balik positif adalah umpan balik yang diungkapkan
dengan kata-kata bagus, menyenangkan, pintar, menarik, dan hebat. (2)
Umpan balik netral adalah umpan balik yang tidak merujuk secara khusus
kepada siswa yang melakukan kesalahan melakukan tugas gerak, tetapi secara
netral mengingatkan kepada seluruh siswa yang sedang melakukan tugas
gerak. Misalnya ketika berlatih menyundul bola, guru berkata “lihat bola!”.
(3) Umpan balik negatif adalah lawan dari umpan balik positif, meskipun
jarang dianjurkan mengingat khawatir akan merusak kepercayaan diri siswa.
Selain mempunyai bentuk, umpan balik juga tentu mempunyai fungsi.
Berikut ini fungsi dari umpan balik:
1. Fungsi Informasional

8
Tes sebagai alat penilaian pencapaian/ hasil belajar siswa diperiksa menurut
kriteria tertentu yang telah ditetapkan terlenih dahulu. Hasil tes itu
memberikan informasi tentang sejauh mana siswa menguasai materi yang
telah diterimanya. Berdasarkan informasi ini dapat diupayakan umpan balik
berupa pengayaan atau perbaikan.
2. Fungsi Motivasional
Dengan pemberian umpan balik, maka tes sekaligus berfungsi sebagai
motivator siswa untuk beajar.
3. Fungsi Komunikasional
Pemberian umpan balik merupakan komunikasi antara siswa dan guru. Guru
menyampaikan hasil evaluasi kepada siswa, dan bersama siswa
membicarakan upaya peningkatan atau perbaikannya.

C. Hubungan Evaluasi dan Umpan Balik


Evaluasi dan timbal balik sangat erat hubungannya dalam konteks
pembelajaran. Evaluasi diperlukan untuk mengukur sejauh mana tujuan
pembelajaran telah tercapai, sedangkan timbal balik digunakan untuk
memberikan informasi kepada siswa tentang prestasi mereka dan memberikan
kesempatan untuk meningkatkan kinerja mereka di masa depan.
Timbal balik yang efektif harus memberikan umpan balik yang spesifik
dan terarah pada kinerja siswa, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan
mereka, dan memberikan saran untuk perbaikan. Timbal balik juga harus
diberikan secara teratur dan diintegrasikan ke dalam pembelajaran sebagai
bagian dari proses evaluasi.7
Evaluasi dan timbal balik (feedback) adalah dua hal yang sangat erat
kaitannya dalam pembelajaran. Evaluasi dapat membantu guru atau pengajar
dalam mengukur pencapaian tujuan pembelajaran, sementara timbal balik dapat
memberikan informasi yang berguna bagi siswa dalam memperbaiki kinerja
mereka.
Evaluasi dapat berupa tes, ulangan, tugas, dan berbagai metode penilaian
lainnya yang digunakan untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi

7
Valerie J. Shute, (2008), ”Focus on formative feedback. Review of educational research”, 78 (1),
153-189.

9
yang diajarkan. Setelah melakukan evaluasi, guru dapat memberikan timbal
balik kepada siswa mengenai kekuatan dan kelemahan mereka dalam memahami
materi yang diajarkan. Timbal balik ini dapat membantu siswa memperbaiki
pemahaman mereka terhadap materi dan meningkatkan kinerja mereka di masa
depan.8
Evaluasi dan timbal balik dalam pembelajaran sangat erat kaitannya
karena keduanya bertujuan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Evaluasi
adalah proses pengumpulan dan analisis data untuk mengevaluasi pencapaian
tujuan pembelajaran, sedangkan timbal balik adalah informasi yang diberikan
oleh peserta didik tentang pengalaman pembelajaran mereka yang digunakan
untuk memperbaiki dan meningkatkan pembelajaran di masa depan.
Dalam konteks pembelajaran, evaluasi memberikan informasi tentang
sejauh mana tujuan pembelajaran telah dicapai dan apakah perlu ada perubahan
dalam metode pengajaran atau materi pembelajaran yang digunakan. Hasil
evaluasi kemudian dapat digunakan sebagai dasar untuk memberikan timbal
balik yang efektif kepada peserta didik tentang kinerja mereka dan area yang
perlu diperbaiki. Timbal balik yang diberikan dapat berupa saran untuk
perbaikan, dukungan tambahan, atau pujian atas prestasi yang telah dicapai.9

DAFTAR PUSTAKA

8
John Hattie & Hellen Timperley, (2007), “The power of feedback. Review of educational
research”, 77(1), 81-112.
9
Paul Black, & dylan Wiliam, (1998), “Assessment and classroom learning. Assessment in
Education: principles, policy & practice”, 5(1), 7-74.

10
Black, Paul & dylan Wiliam. 1998. Assessment and Classroom Learning. Assessment in
Education: Principles, Policy & Practice.
Eggen, Paul dan Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta:
Indeks.
Hattie, Hattie & Hellen Timperley. 2007. The Power of Feedback. Review of
Educational Research. J. Shute, Valerie. 2008. Focus on Formative Feedback.
Review of Educational Research.
Mahirah, B
. 2017. "Evaluasi Peserta Didik (Siswa)". JURNAL IDAARAH.
Munandar, Aris. 2019. "Evaluasi Pembelajaran Terhadap Peserta Didik" . el-Muhib
Jurnal Pemikiran dan Penelitian Pendidikan Dasar.
Mustakim, Zaenal. 2013. Strategi dan Metode Pembelajaran. Pekalongan: STAIN
PRESS.
Wening, Sri. 2012. “Pemanfaatan Umpan Balik untuk Peningkatan Hasil Belajar dalam
Pendidikan Kejujuran”. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Teknik Mesin.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai