“DEMOKRASI PENDIDIKAN”
Dosen Pengampu :
Sisca Widyastuti, S.Kom., M.Pd
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan rahmat, hidayah
dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
tentang nikah tepat pada waktunya.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi
dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat
memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang nikah ini dapat memberikan
manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................... 3
2.1 Pengertian Demokrasi Pendidikan........................................................................... 3
2.2 Prinsip-prinsip Demokrasi Dalam Pendidikan......................................................... 4
2.3 Prinsip-prinsip demokrasi dalam pandangan islam ....................................... 5
2.4 Demokrasi pendidikan di Indonesia .............................................................. 6
2.5 Permasalahn Pendidikan di Indonesia ........................................................... 7
2.6 Usaha Dalam Penyelesaian Permasalahan Pendidikan di Indonesia ............ 8
2.7 Pentingnya Kepemimpinan yang Demokrasi pada Pendidikan di Indonesia. 9
BAB III PENUTUP ............................................................................................................. 10
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 10
3.2 Kritik dan Saran ..................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Banyak indikator telah menunjukkan bahwa mutu pendidikan kita masih begitu
memprihatinkan. Rendahnya rerata NEM yang dapat dicapai oleh siswa dari Sekolah
Dasar hingga Sekolah Menengah Atas memberi petunjuk betapa rendahnya mutu
pendidikan penguasaan bahan ajar yang dapat diserap.
Kesenjangan yang bertingkat juga terjadi dan dirasakan oleh masing-masing jenjang
seperti sering dilaporkan oleh kalangan Perguruan Tinggi yang merasa bahwa bekal
kemampuan lulusan SMA masih kurang memadai, selanjutnya di kelas guru-guru SMA
merasa sangat rendahnya kemampuan lulusan SMP, demikian selanjutnya guru-guru
SMP juga mengeluh betapa lemahnya kemampuan para lulusan SD. Belum lagi adanya
88,4% lulusan SMA tidak melanjutkan ke Perguruan Tinggi dan 34,4% lulusan SMP
tidak dapat melanjutkan ke SMA (Balitbang Diknas, 2000). Hal ini tentunya juga masih
ada betapa masih banyaknya lulusan SD yang tidak dapat melanjutkan ke SMP.
“Keterpurukan pendidikan” kita juga akan tampak semakin jelas bila mengacu pada
komparasi internasional, dimana diketahui betapa rendahnya kualitas pendidikan di
Indonesia yang dilaporkan oleh Human Development Index yang berada di peringkat
102 negara yang disurvai, satu peringkat di bawah Vietnam. Sementara itu hasil survai,
Political Economic Risk Consultation (PERC) melaporkan bahwa Indonesia berada di
peringkat ke 12 dari 12 negara yang disurvai, juga satu peringkat di bawah Vietnam.
Ketika mutu pendidikan belum dapat teratasi, tantangan lain juga tengah muncul seperti
angka putus sekolah yang telah disinggung di atas yang relatif tinggi, daya tampung
sekolah yang masih sangat terbatas, angka pengangguran yang terus meningkat,
lapangan kerja yang masih terbatas, dan seterusnya. Kesan kesan sementara yang dapat
ditangkap adalah bahwa pendidikan baru yang pantas dinikmati oleh sekelompok orang
yang berduit. Kesan semacam ini tampak mencolok ketika sebuah sekolah dan
perguruan tinggi favorit secara terbuka memberikan “kesempatan kepada organisasi”
untuk menjadi siswa / mahasiswa yang mampu memberikan sejumlah dana yang
ditawarkan. Sementara itu masyarakat awam tidak banyak yang memiliki infomasi
tentang hak dan kriterianya untuk menuju kesana.
1
1.2 Perumusan Masalah
Dari latar belakang yang di paparkan di atas. Maka dapat dirumuskan masalah:
1. Apa pengertian demokrasi pendidikan?
2. Menjelaskan prinsip-prinsip demokrasi pendidikan?
3. Menjelaskan prinsip-prinsip demokrasi menurut Islam?
4. Bagaimana dengan demokrasi pendidikan di Indonesia?
5. Munculnya permasalahan-permasalah demokrasi pendidikan yang ada di Indonesia?
6. Bagaiman upaya penyelesaian dalam masalah-masalah demokrasi pendidikan?
7. Bagaimana peranpemimpin yang demokratis dalam demokrasi pendidikan?
2
BAB II
PEMBAHASAN
DEMOKRASI PENDIDIKAN
2.1 Pengertian Demokrasi Pendidikan
Pendidikan yang demokratik adalah pendidikan yang memberikan kesempatan yang
sama kepada setiap anak untuk mendapatkan pendidikan di sekolah sesuai dengan
kemampuannya. Pengertian demokratik di sini mencakup arti baik secara horizontal
maupun vertikal.
Maksud demokrasi secara horizontal adalah bahwa setiap anak, tidak ada kecualinya,
mendapatkan kesempatan yang sama untuk menikmati pendidikan sekolah. Hal ini
berdasarkan UUD 1945 pasal 31 ayat 1 yaitu: “Tiap-tiap warga negara berhak
mendapat hak”. Sementara itu, secara demokrasi secara vertikal bahwa setiap anak
mendapat kesempatan yang sama untuk mencapai tingkat pendidikan sekolah yang
sedang berjalan sesuai dengan kemampuannya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, demokrasi diartikan sebagai gagasan atau
pandangan hidup yang mengutamakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan
yang sama bagi semua warga negara. Dalam pendidikan, ditunjukkan dengan
pemusatan perhatian serta usaha pada si anak didik dalam keadaan sewajarnya
(intelegensi, kesehatan, keadaan sosial, dan sebagainya). Di kelas siswa Taman Siswa
dianut sikap tutwuri handayani , suatu sikap demokratis yang mengakui hak si anak
untuk tumbuh dan berkembang menurut kodratnya.
Dengan demikian, pemerintahan demokrasi pendidikan merupakan pandangan hidup
yang mengutarakan persamaan hak dan kewajiban serta perlakuan yang sama di dalam
proses berlangsungnya pendidikan antara pendidik dan anak didik, serta pengelola
pendidikan.
Sedangkan demokrasi pendidikan dalam pengertian yang luas mengandung tiga hal
yaitu:
1. Rasa hormat sesama manusia
Demokrasi pada prinsip ini sebagai pilar pertama untuk menjamin persaudaraan hak
manusia dengan tidak memandang jenis kelamin, umur, warna kulit, agama dan
bangsa. Dalam pendidikan, nilai-nilai inilah yang ditanamkan dengan pandangan
3
perbedaan antara satu dengan yang lainnya baik hubungan antara sesama peserta didik
atau hubungan dengan gurunya yang saling menghargai dan menghormati.
2. Setiap manusia memiliki perubahan arah pikiran yang sehat
Dari prinsip inilah timbul pandangan bahwa manusia itu harus dididik, karena dengan
pendidikan itu manusia akan berubah dan berkembang ke arah yang lebih sehat, baik
dan sempurna. Oleh karena itu, sekolah sebagai lembaga pendidikan diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan anak didik untuk berpikir dan memecahkan masalah-
masalahnya sendiri secara teratur, sistematis, dan kritis sehingga anak didik memiliki
wawasan, kemampuan dan kesempatan yang luas.
3. Rela berbakti untuk kepentingan dan kesejahteraan bersama
Dalam konteks ini, pada pengertian demokrasi ambruk oleh kepentingan individu-
individu lain. Dengan kata lain, seseorang menjadi bebas karena orang lain
menghormati kepentingannya. Oleh sebab itu, tidak ada seseorang yang karena
kebebasannya sesuka hati sehingga merusak kebebasan orang atau kebebasannya
sendiri.
Kesejahteraan dan kebahagiaan hanya dapat dicapai setiap warga negara atau anggota
masyarakat dapat mengembangkan tenaga atau pikirannya untuk memanjukan
kepentingan bersama karena kebersamaan dan kerjasama inilah pilar penyangga
demokrasi. Berkenaan dengan masukan bagi setiap warga negara yang diperlukan hal-
hal sebagai berikut:
1. pengetahuan yang cukup tentang masalah-masalah kewarganegaraan ( civic ),
ketatanegaraan, kemasyarakatan, soal-soal pemerintahan yang penting;
2. suatu keinsyafan dan kesanggupan menjalankan tugasnya dengan mendahulukan
kepentingan negara atau masyarakat yang kepentingannya sendiri;
3. suatu keinsyafan dan kesanggupan memberantas kecurangan-kecurangan dan
perbuatan-perbuatan yang memang berhasil dan kemakmuran masyarakat dan
pemerintah.
4
Dari prinsip-prinsip di atas dapat diimplementasikan bahwa ide dan nilai demokrasi
pendidikan itu sangat mudah ditemukan oleh alam pikiran, sifat dan jenis masyarakat
dimana mereka berada, karena dalam realitasnya bahwa pengembangan demokrasi
pendidikan itu akan banyak dibangun oleh latar belakang kehidupan dan penghidupan
masyarakat. Misalnya masyarakat agraris akan berbeda dengan masyarakat
metropolitan dan modern, dan lain sebagainya.
Jika yang dikemukakan tersebut adalah prinsip-prinsip demokrasi pendidikan yang
telah mewadahi, gagasan ada beberapa butir penting yang harus diketahui dan
diperhatikan, diantaranya:
1. Keadilan dalam pemerataan kesempata belajar bagi semua warga negara dengan cara
adanya pembuktian kesetiaan dan konsisten pada sistem politik yang ada;
2. Dalam upaya pemesanan karakter bangsa sebagai bangsa yang baik;
3. Memiliki suatu ikatan yang erat dengan cita-cita nasional.
Sedangkan pengembangan demokrasi yang berorientasi pada cita-cita dan nilai
demokrasi, akan selalu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini:
1. Menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sesuai dengan nilai-nilai luhurnya
2. Wajib menghormati dan melindungi hak asasi manusia yang bermartabat dan berbudi
pekerti luhur
3. Mengusahakan suatu pemenuhan hak setiap warga negara untuk memperoleh
pendidikan dan menjalankan nasional dengan memanfaatkan kemampuan, dalam
rangka mengembangkan kreasinya ke arah perkembangan arah dan kemajuan iptek
tanpa pihak lain yang merugikan.
5
“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali orang laki-laki yang Kami beri
wahyu kepada mereka, maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan
jika kamu tidak tahu”.
3. Hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi:
طلب العلم فريضة على كل مسلم و مسلمة
“Menuntut ilmu itu adalah wajib bagi setiap muslim (baik pria maupun wanita)”
6
Dalamnya dengan masyarakat belajar (learning society) yang diberikan kebebasan
kepada masyarakat untuk dapat memilih belajar sesuai dengan kebutuhan dan minatnya
sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan undang-undang dan falsafah
negara. Demikian pula halnya dengan pelaksanaan prinsip belajar hidup.
Selama ini memang kebijakan pemerintah dalam penyelenggaraan pendidikan telah
menuju upaya upaya mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga pemerintah secara
konseptual telah melaksanakan kewajibannya sesuai dengan ketentuan undang-
undang. Namun realitas masih cukup banyak diantara kelompok usia sekolah yang
tidak / belum dapat menikmati pendidikan karena alasan tertentu yang baik karena
ketidakterjangkauan biaya, tempat maupun kesempatan, sehingga hak mereka seolah-
olah "terampas" dengan sendirinya
Sebenarnya bangsa Indonesia telah menganut dan mengembangkan asas demokrasi
dalam pendidikan sejak diproklamasikannya kemerdekaan hingga sekarang. Hal ini
terdapat dalam:
1. UUD 1945 pasal 31 ayat 1 dan 2.
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional pasal 5, 6, 7 dan pasal 8 ayat 1, 2 dan ayat 3.
3. Garis Besar Haluan Negara di Sektor Pendidikan.
7
b. Rendahnya inisiatif kebijakan yang kurang demokratis
Telah kebijakan-kebijakan pemerintah dalam hal pendidikan. Kebijakan Pemerintah ini
kurang demokratis dalam hal kurang meratanya pendidikan. Pemerintah hanya
mempertimbangkan potensi pendidikan secara nasional. Padahal setiap daerah potensi
dalam hal pendidikan berbeda-beda. Masalah ini menimbulkan kurang demokratisnya
kebijakan pemerintah.
c. Tantangan kehidupan global
Lambat laun semua hal mengalami perkembangan. Salah satunya dalam hal
pendidikan. Pendidikan juga mengalami perkembangan secara global. Buktinya
pemerintah kita mengoreksi kurikulum yang dulunya hanya masalah otak
saja. Sekarang terdiri dari aspek kognitif, psikomotor dan afektif. Lebih khusus dalam
hal demokrasi pendidikan juga mengalami perkembangan. Tapi hal-hal yang terkait
dalam pendidikan belum mengikuti perkembangan global.
8
karena ketrampilan yang di miliki tidak sesuai dengan yang dibutuhkan .Sehingga
sekarang banyak berdiri sekolah - sekolah kejuruan yang mencetak siswa untuk dapat
mempunyai ketrampilan sesuai profesi yang diinginkan. Misal STM, SMK, Sekolah
ketrampilan.
d. Untuk mengatasi rendahnya kualitas guru pemerintah sekarang mengeluarkan
kebijakan bahwa guru SD minimal harus S1 [strata 1] dan dalam proses belajar
mengajar harus sesuai dengan kode etik guru untuk meminimalisir hal-hal yang tidak
diinginkan, serta guru itu tidak hanya mengajar tetapi harus memberi contoh yang baik
atau teladan bagi siswa - siswanya.
e. Untuk mengatasi rendahnya kesejahteraan guru sekarang pemerintah menaikkan gaji
guru, berupa gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi dan lain -
lain, sehingga dengan meningkatkan kesejahteraan guru diharapkan guru itu dapat
mencintai profesinya dengan utuh yaitu guru itu tidak akan mencari pekerjaan
sampingan untuk menambah tahap jadi dapat mengatur dalam proses pendidikan,
proses belajar mengajar.
9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Demokratisasi pendidikan merupakan suatu kebijakan yang sangat didamba-kan oleh
masyarakat. Melalui kebijakan tersebut diharapkan peluang masyarakat untuk
menikmati pendidikan menjadi semakin lebar sesuai dengan kemampuan dan
kesempatan yang dimiliki. Jurang pemisah kelompok antara terdidik dan belum terdidik
menjadi semakin terhapus, sehingga informasi pembangunantidak lagi menjadi
hambatan. Ungkapan pendidikan untuk semua dan pendidikan diharapkan bukan hanya
wacana tetapi sudah harus komitmen pemerintah dan masyarakat untuk
mewujudkannya.
Dengan demikian isu tentang besarnya putus sekolah, elitisme, ketidakterjangkauan
dalam meraih pendidikan, dan seterusnya dapat terhapus dengan sendirinya.
3.2 Saran
Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat memberikan gambaran dan menambah
wawasan kita tentang Demokrasi Pendidikan di Indonesia. Dengan melihat demokrasi
kita akan menjadi manusia yang demokrasi baik dalam pendidikan dan hal-hal yang
lainnya dalam penyelesaian masalah dengan demokrasi.
Dari pembahasan materi ini kami mengalami beberapa pemecahan dalam penyusunan
makalah ini. Maka ada beberapa kesalahan oleh kami atau kekurangan. Oleh karena itu
kami juga membutuhkan saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
10
DAFTAR PUSTAKA
11