Anda di halaman 1dari 15

PENJASKED DAN GIZI AUD

“Tujuan Penjas Bagi PAUD”

Dosen Pengampu :
Muhlisin, S.Sos., M.Pd

NAMA : SITI FATIMAH


NIM. 2013.12.1.0066

PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MAU’IZHAH
KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji bagi Allah swt. yang telah melimpahkan


rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada kita semua, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah tentang nikah tepat pada waktunya.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan
makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu, dengan tangan terbuka saya menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah tentang nikah ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang ........................................................................................... 1
B.  Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Manfaat Bernain Dalam Mengembangkan Keterampilan Motorik ........... 4
B. Bentuk-bentuk Permainan Yang Mendorong Kecerdasan Kinestetik ....... 4
BAB III PENUTUP
A.  Kesimpulan ................................................................................................ 11
B.  Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN
 
A.       Latar Belakang Masalah
Dunia anak adalah dunia bermain, dari mulai bangun tidur sampai tidur
kembali yang ada dalam fikiran anak adalah bermain. Maka wajar apabila
bermain merupakan salah satu prinsip dasar dalam pendidikan anak usia dini.
Melalui bermain anak akan belajar berbagai hal, antara lain anak akan belajar
mengenal lingkungan di sekitarnya, belajar dalam menguasai beberapa
keterampilan hidup seperti keterampilan berbahasa, bersosialisasi, dan lainnya.
Begitu pentingnya kegiatan bermain dalam kehidupan anak, sehingga
kegiatan bermain harus menjadi sebuah proses agar anak mendapatkan
pengalaman hidup. Orang tua atau guru harus memfasilitasi kegiatan bermain agar
mampu memaksimalkan perkembangan dan pertumbuhan anak. Melalui kegiatan
bermain maka kreatifitas anak akan tumbuh dan berkembang dengan baik. Piaget,
seorang ahli pendidikan, berpendapat bahwa bermain adalah kegiatan yang sangat
penting dalam proses belajar anak, melalui bermain anak akan didorong untuk
bereksperimen dan tumbuh dengan baik dalam kehidupannya (Marlan E Borden,
2001:37).
Salah satu tujuan perkembangan anak usia dini adalah merangsang
pertumbuhan fisik-motorik melalui kegiatan-kegiatan pendidikan jasmani dan
olahraga. Pentingnya kegiatan fisik-motorik pada anak, menurut Jhon Santrock
(2010:3010, karena partisipasi anak dalam olah tubuh dapat memberikan latihan
dan kesempatan anak untuk bersaing, meningkatkan harga diri, dan memperluas
pergaulan dan persahabatan teman sebaya.
Kegiatan pendidikan jasmani dan olahraga dalam pendidikan anak usia
dini harus mengacu pada prinsip-prinsip pendidikan anak usia dini, antara lain
seperti yang telah diuraikan di atas, melalui kegiatan bermain. Kegiatan bermain
dapat dilakukan dengan berbagai model yang sederhana dan dapat dirancang oleh
guru dengan media-media yang ada di lingkungannya. Oleh karena itu,
pendidikan jasmani dan olahraga untuk anak usia dini dilakukan baik langsung
maupun tidak langsung, contoh kegiatan langsung misalnya melalui kegiatan

1
senam anak, sedangkan kegiatan olahraga tidak langsung misalnya kegiatan-
kegiatan yang merangsang penggunaan fisik-motorik anak dalam prosesnya.
Berdasarkan uraian di atas, kami akan mencoba mengkaji beberapa bentuk
permainan yang diharapkan mampu meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan fisik anak,  sehingga setidaknya mampu meransang salah satu
bentuk kecerdasan anak, yaitu kecerdasan kinestetik, yaitu kecerdasan yang
memungkinkan terjadinya hubungan antara pikiran dan tubuh yang diperlukan
untuk berhasil dalam berbagau aktivitas seperti menari, melakukan pantomim,
berolahraga, seni bela diri dan memainkan drama

B.     Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka berikut ini rumusan masalah
yang akan dikaji dalam makalah ini, yaitu:
1.      Apakah manfaat pendidikan jasmani dan olahraga untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini?
2.      Bentuk-bentuk permainan apakah yang mampu meningkatkan pertumbuhan dan
perkembangan anak, terutama dalam merangsang kecerdasan kinestetik anak?

C.    Tujuan Penulisan
Tujuan penyusunan makalah yang yang bertema tentang bentuk-bentuk
permainan dalam meningkatkan kecerdasan kinestetik anak usia dini adalah:
1.         Mengetahui manfaat pendidikan jasmani dan olahraga untuk pertumbuhan dan
perkembangan anak usia dini.
2.         Menguraikan bentuk-bentuk permainan apakah yang mampu meningkatkan
pertumbuhan dan perkembangan anak, terutama dalam merangsang kecerdasan
kinestetik anak.

D.       Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab I   Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, rumusan dan tujuan
Penulisan, serta sistematika penulisan.
Bab II  Pembahasan, berisi materi kajian yaitu bentuk-bentuk permainan anak dalam

2
             Meningkatkan kecerdasan kinestetik anak
Bab III Penutup, berisi kesimpulan dan saran.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A.          Manfaat Bermain Dalam Mengembangkan Keterampilan Motorik


Menurut Solehuddin (1997:77) bermain dapat dipandang sebagai suatu
kegiatan yang bersifat volunteer, spontan, terfokus pada proses, memberi ganjaran
secara instrinsik, menyenangkan, aktif dan fleksibel. Semakin kuat ciri-ciri
termuncul dalam sebuah kegiatan maka semakin jelaslah bahwa kegiatan tersebut
adalah kegiatan bermain.
Hal yang tidak dipungkiri bahwa bermain merupakan kegiatan yang tidak
terpisahkan pada kehidupan anak. Bermain merupakan aktivitas utama anak
ketika ia dalam keadaan terjaga, sebab melalui bermainlah anak belajar berbagai
hal, memahami kehidupan dan mengumpulan informasi mengenai sesuatu.
Sehingga dalam pendidikan anak, bermain merupakan alat belajar utama dalam
mencapai tujuan pendidikan anak. Selain itu, bermain mempunyai multi fungsi
dalam perkembangan dan pertumbuhan anak. Dalam hal ini Solehuddin
(1997:79)  menyatakan bahwa:
Bermain memungkinkan anak untuk membangun pengetahuan baru,
mengembangkan keterampilan social, mengembangkan kecakapan untuk
mengatasi kesulitan, mengembangkan rasa memiliki kemampuan, dan dapat
mengembangkan keterampilan-keterampilan motoriknya.
           
            Salah satu tujuan bermain seperti di uraikan Solehuddin di atas salah
satunya adalah mengembangkan keterampilan-keterampilan motoriknya. Sebab
dalam bermain biasanya mendorong anak untuk bergerak, seperti melompat,
berlari, menari, berputar, dan gerakan-gerakan lainnya. Selain itu, masih banyak
manfaat kegiatan bermain dalam mendorong bentuk-bentuk kecerdasan lainnya.

B.        Bentuk-bentuk Permainan Yang Mendorong Kecerdasan Kinestetik


Dalam dunia anak, proses pembelajaran merupakan kegiatan yang terpadu
dengan tujuan yang integral pula. Artinya, guru tidak akan dapat memisahkan
kegiatan-kegiatan secara spesifik, sebab tujuan-tujuan dalam satu kegiatan pun

4
sangat beragam, baik untuk mendorong perkembangan kognitif, emosi, maupun
perkembangan motoriknya. Oleh karena itu, spesifikasi yang dilakukan dalam
makalah ini hanyalah untuk memberi focus yang lebih jelas terhadap masalah
yang dikaji, sehingga pada hakekatnya satu permainan tidaklah hanya mempunyai
satu tujuan perkembangan tetapi dapat pula mencakup tujuan perkembangan anak
lainnya.
Berikut beberapa bentuk permainan yang mampu meningkatkan
keterampilan motoriknya, sehingga secara langsung maupun tidak langsung
mampu pula merangsang kecerdasan kinestetik (tubuh) sebagaimana yang
diungkapkan dalam teori Howard Garnerd mengenai kecerdasan majemuk.

1.      Bermain Basket
Tujaun permainan ini adalah memberikan kesempatan bagi anak-anak berlatih
koordinasi mata dengan tangannya, selain itu dalam permainan ini sang pelempar
dengan jaringnya sama aktif.
Cara permainan:
-       Hamparkan selembar kertas Koran di atas lantai sebagai titik pinalti atau
pijakan anak dalam melempar. Dorong anak untuk melempar bola ke dalam
“ring” dari titik pinalti tersebut.
-       Buatlah bulatan dengan tangan (tutor) sebagai “ring”nya, kemudian tutor boleh
bergerak, misalnya memutari anak, untuk melatih anak mengkoordinasikan
pengamatannya.
-       Apabila anak merasakan kesulitan dalam memasukan bola dalam dalam “ring” ,
gerakan dengan sengaja “ring” kea rah bola yang dilempar sehingga bola masuk
dan anak tidak menjadi frustasi.

2.      Bisbol Bola
Tujuan permainan ini adalah anak belajar tentang proses suatu gerakan dilakukan,
mulai mata menatap objek, otak memerintahkan tangan untuk memukul, sampai
tangan melaksanakan perintah tersebut.
Cara permainan:

5
-          Buatlah pemukul dari kertas koran yang digulung, atau benda lain yang tidak
berbahaya. Jangan gunakan pemukul dari bahan-bahan keras seperti kayu, besi
atau jenis lainnya.
-          Berikan alat pemukul tersebut kepada anak, yang harus digunakan anak untuk
memukul balon yang terbang bergerak pelan.
-          Jumlah balon disesuaikan dengan jumlah anak, dalam satu kali permainan
jangan terlalu banyak anak agar mereka dapat bergerak dengan lebih bebas.
3.      Balapan unik
Tujuan dari bentuk permainan fisik ini adalah agar anak-anak belajar
mengendalikan tubuhnya untuk melakukan gerakan dengan cara tertentu. Mereka
juga belajar mengatur dan memperkuat keseimbangannya dalam melakukan
gerakan yang tidak biasa.
Cara permainan:
-          Surun beberapa anak (misalnya 3-5 orang) untuk melakukan balapan dengan
berjalan menggunakan bagian telapak kaki kaki bagian belakang sampai ke finis.
-          Balapan juga dapat menggunakan alat tubuh lainnya, seperti berjalan memakai
tumir, jongkok, balapan mundur, berjalan kepiting (berjalan menyamping)m
melompat satu kaki, melompat mundur, atau berjalan sambil berpegangan tangan.

4.         Lemparan variatif
Permainan ini bertujuan untuk melatih koordinasi mata dan tangan, sehingga
dapat pula merangsang perkembangan kemampuan lainnya, seperti menulis,
menyimpan benda kecil, dan lainnya. Ketika kita mengarahkan dengan otak dan
melihat dengan mata, anak dapat menyelesaikannya dengan tangan.
Cara permainan:
-          Buatlah bola dari gulungan kertas atau plastik, rekatkan dengan menggunakan
selotip. Selain itu bola busa, bola kantong kacang yang  jenis bola yang ringan
dapat dijuga untuk permainan ini.
-          Cara permainannya antara lain melempar bola rendah atau tinggi kemudian
tangkap dengan tanga, atau melempar bola kemudian tepuk tangan sekali dan
tangkap.

6
-          Selain itu, dapat dilakukan dengan meletakan bola di atas, lalu anak kepala
anak dicondongkan ke depan dan tangkap bolanya.
-          Tangkap bola sambil di atas satu kaki, dan atau variasi lainnya.

5.      Balon Melayang
Tujuan permainan ini adalah untuk melatih koordinasi mata dan tangan, gerak
kaki dan kerjasama tim.
Cara permainan:
-          Siapkan balon, mulailah dengan kegiatan di mana setiap anak memukul balon
dengan tangan agar tidak menyentuh tanah. Sejumlah anak dalam satu tim harus
mempertahankan balon agar tidak menyentuh tanah.
-          Berilah nomor pada setiap anak, ketika balon dipukul anak nomor 1 maka
gilirannya berikutnya adalah anak nomor 2, dan seterusnya sampai kembali lagi
ke anak nomor 1.
-          Jika balon menyentuh tanah, mulailah dari pemain nomor 1 kembali.
-          Gunakan bagian-bagian tubuh berbeda dalam memukul balon, seperti kepala,
siku, telunjuk, atau bagian lainnya.
-          Dapat juga divariasikan dengan menggunakan jaring (tali) sebagaimana dalam
permainan bola voli.

6.      Ular Bergoyang
Permainan ini bermanfaat dalam melatih koordinasi mata dengan kaki, juga
melatih keseimbangan tubuh. Selain itu, permainan ular bergoyang dapat melatih
mengembangkan refleksnya, karena hanya punya sepersekian detik untuk
menginjak tali sebelum tali itu bergerak.
Cara permainan:
-          Sediakan tali atau sumbu kompor, pegang ujung satunya, dengan lembut
goyang-goyang ujung tali yang anda pegang seperti ular. Lakukan sambil berputar
atau berjalan.
-          Anak disuruh untuk menginjak ujung tali yang bergerak tersebut, mulailah
dengan gerakan yang mudah dan kemudian berilah gerakan-gerakan tali yang
lebih sulit agar anak tertantang.

7
-          Pemegang tali dapat juga dilakukan oleh anak lainnya, sehingga terdapat
variasi yang menyenangkan.

7.      Karambol Uang Receh


Permainan ini melatih otot kecil pada tangan sekaligus kepekaan ketika menaksir
tenaga yang digunakan untuk memperoleh hasil yang diinginkan.
Cara permainan:
-          Bagikan beberapa koin kepada setiap anak. Tunjukan cara menggerakan koin 
dengan dorongan atau sentakan jari.
-          Tutor menggerakan koin, kemudian beberapa anak berusaha menabrakan koin
tersebut dengan koin mereka yang disentakan dengan jari.
-          Setiap yang berhasil menambrakan koin terlebih dahulu diberi poin, dan begitu
seterusnya.

8.      Melompati Bentuk
Permainan ini sangat berguna untuk memperkuat otot kaki anak, selain itu anak
juga dapat belajar bentuk-bentuk benda. Sehingga selain kemampuan
kinestetiknya, kemampuan logis-matematisnya juga dapat dilatih.
Cara permainan:
-          Buatlah bentuk-bentuk benda dari kertas Koran atau bahan lainnya, bentuk
dapat berupa lingkaran, segi tiga, segi empat atau lainnya.
-          Rentangkan bentuk-bentuk tersebut berjajar ke depan, buatlah jarak antar
bentuk dengan menyesuaikan dengan kemampuan melompat anak.
-          Suruh anak melompat bentuk-bentuk kertas tersebut sambil menyebut bentuk
benda yang dilompatinya. Misalnya, segi empat, segi tiga, lingkaran, dan
seterusnya.

9.      Permainan tradisional (oray-orayan)


Banyak permainan tradisional yang dapat merangsang perkembangan motoric
(kinestetik) anak. Biasanya permainan tradisional anak dapat berupa permainan
benda, nyayian dan gerak atau menggambung dua atau lebih bentuk tersebut.

8
Beberapa permainan seperti petak umpet, oray-orayan dan lainnya sangat baik
dalam merangsang perkembangan motoric anak.
Berikut adalah salah satu permainan tradisional, yaitu oray-orayan yang dapat
merangsang perkembangan motoric anak sekaligus salah satu bentuk bermain
anak.
Dalam tradisi Sunda, permainan ini lazim dilakukan oleh anak-anak ketika mereka
sedang bermain. Permainan oray-orayan  merupakan permainan yang cukup
dinamis, menggabungkan aspek gerakan dan menyanyi, sehingga sangat disukai
oleh anak-anak. Adapun syair nyanyian permainan oray-orayan adalah sebagai
berikut:
1.         Oray-orayan, luar leor mapay sawah
Tong ka sawah, di sawah keur seudeung beukah
2.         Oray-orayan, luar leor mapay kebon
Tong ka kebon, di kebon loba nu ngangon
Oray –orayan luar leor mapay leuwi
Tong kaleuwi di leuwi loba nu mandi
3.         Mending ge teuleum, di leuwi loba nu mandi
Saha anu mandi, anu mandina pandeuri
Oray-orayan oray naon oray bungka
Bungka naon bungka laut laut naon
Laut dipa dipa naon dipandeuri
Ri ri ri ri ri ri
                   ORAY BUNGKA
Oray bungka keur lapar taya hakaneun
Luar leor pasamon pikagilaeun
Matana curinghak sungutna calawak
Nembongkeun gugusi rek nyaplok nu tipandeuri
Luar-leor hulu rek ngahakan buntut
Kupat-kepot sang buntut sieun karebut
Hulu rek ngorontok, buntut lumpat kagok
Buntut kabeunangan sorakna aeuh-aeuhan

9
Sambil bernyanyi, semua anak saling memegang pundak secara berurutan
menyerupai ular mereka meliuk-liuk mengikuti irama nyanyian, dan setelah ada
tanda tertentu, anak yang depan yang diibaratkan kepalanya harus menangkap
anak yang paling belakang yang diibaratkan ekornya.
           

10
BAB III
PENUTUP

A.       Kesimpulan
Berikut ini kami uraikan hasil kesimpulan makalah ini, yaitu:
1.         Bermain merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dari dunia anak,
sehingga dalam pendidikan anak usia dini, kegiatan bermain harus merupakan
prinsip dasar yang menyatu dalam kegiatan belajar.
2.         Dalam merangsang perkembangan fisik-motorik anak, kegiatan yang dirancang
tutor juga dapat divariasikan dengan berbagai bentuk permainan, baik permainan
yang sudah ada (modern dan tradisional) atau permainan hasil pemikiran tutor.
3.         Bentuk permainan bola basket, berjalan unik, bola bisbol, balon melayang, ular
bergoyang, dan lainnya dapat digunakan untuk merangsang perkembangan
motoric dan koordinasi antara bagian-bagian tubuh anak.
4.         Demikian pula bentuk permainan tradisional (sunda) dapat digunakan dalam
mencapai tujuan tersebut, dan permainan oray-orayan dapat dijadikan pilihan.

B.        Saran
Setelah mengkaji berbagai hal di atas, maka penulis menyarankan agar
dikembangkan berbagai jenis permainan yang secara terpadu diterapkan dalam
proses pembelajaran anak usia dini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 2007. Undang-undang No.20 Tahun 2009


Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Depdiknas:Jakarta.
Direktorat Pendidikan Anak Usia Dini, Depdiknas. 2007. Kerangka Dasar Kurikulum
Pendidikan Anak Usia Dini. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
Marian E Borden. 2001. SMART STRART, Panduan Lengkap Memilih Pendidikan
Prasekolah Balita Anda. Kaifa:Bandung
M. Hariwijaya dan Bertiani Eka Sukaca. 2007. PAUD Melejitkan Potensi Anak dengan
Pendidikan Sejak Dini. Bandung
M. Solehuddin, 1997. Konsep Dasar Pendidikan Prasekolah. IKIP Bandung:Bandung.
Santrock, Jhon W. 2010. Life-Span Development, Perkembangan Masa Hidup. Jakarta:
Penerbit Airlangga.

Umi. Kayam. 2009. 57 Permainan Kreatif untuk Mencerdaskan Anak. Bandung: Media
Kita.

__________. 2009. Filosofi dan Teori yang Mendasari Pendidikan Anak Usia Dini,
Modul 5. Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang.

Sumber internet :
http:/www.asianbrain.com
www.lintas berita.com
http://batavieux.co.od
http://af-zafacabook.com

12

Anda mungkin juga menyukai