Anda di halaman 1dari 11

Mata Kuliah : Manajemen Sekolah

Dosen Pengampuh : Drs. H. Dedi Supriadi, M.Pd

Disusun oleh :

 Dina Dwinata 188620846


 Naufalia Septiani 188610244
 Ranni Novianti Yasinta 188610072
 Sandra Ekawati 188610080
 Siti Hasanah 188610087

“ IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH”

PGSD KELAS IV B – MALAM


STKIP AR-RAHMANIYAH
Jl. Masjid Al Ittihad No 812 Bojong Pd.Terong Pancoran Mas, Depok - Jawa Barat, Indonesia

1
DAFTAR ISI

Daftar isi ……………………………………………………………………………………. 2

Kata Pengantar ....................................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………….. 4

B. Rumus Permasalahan ………………………………………………………………… 5

C. Tujuan Penulisan ……………………………………………………………………... 5

BAB II LANDASAN TEORI

A. Manajemen Berbasis Sekolah ...……………...…….......…………………………….. 6

B. Ciri-ciri Sekolah yang Melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah ……………...... 6

C. Mutu Pendidikan ......................................................................... …………………..... 7

BAB III PEMBAHASAN

A. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah .......….......…………………………….. 8

B. Strategi Impelementasi Manajemen Berbasis Sekolah …………….............……….... 8

C. Tahapan Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah ................ …………………..... 9

D. Meningkatkan Mutu Pendidikan ………………………..........………………………. 9

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan …………………………………………………………………………... 11

B. Saran ………………………………………………………………………………….. 11

Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………… 11

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,  yang telah melimpahkan nikmat
dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH”. Makalah ini mempunyai
tujuan agar mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan strategi implementasi manajemen
berbasis sekolah, menjelaskan tahapan implementasi manajemen berbasis sekolah,
menjelaskan cara meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan implementasi manajemen
berbasis sekolah.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Manajemen
Sekolah, Drs. H. Dedi Supriadi, M.Pd. yang telah membimbing penulis dalam penyusunan
makalah ini, serta teman-teman yang telah memberi saran dan dukungan. Penulis menyadari
bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah ini. Oleh karena itu penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk memperbaiki dan
menyempurnakan tugas yang akan datang.

Depok, 20 April 2020

3
BAB I
          PENDAHULUAN
A.              Latar Belakang
Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan, khususnya
pendidikan dasar. Berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional, misalnya pengembangan kurikulum nasional dan lokal, peningkatan kompetensi
guru melalui pelatihan, pengadaan buku dan alat pelajaran, pengadaan dan perbaikan sarana
dan prasarana pendidikan, dan peningkatan mutu manajemen sekolah. Namun demikian,
berbagai indikator mutu pendidikan belum menunjukan peningkatan yang berarti. Sebagian
sekolah, terutama di kota-kota, menunjukan peningkatan mutu pendidikan yang cukup
menggembirakan, namun sebagian lainnya masih memprihatinkan.  Dari berbagai
pengamatan dan analisis, sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan mutu pendidikan
tidak mengalami peningkatan secara merata. 
Faktor pertama, kebijakan dan penyelenggaraan pendidikan nasional menggunakan
pendekatan education function atau input-output analisys yang tidak dilaksanakan secara
konsekuen.
Faktor kedua, penyelenggaran pendidikan nasional dilakukan secara birokratik-sentralistik
sehingga menempatkan sekolah sebagai penyelenggaraan pendidikan sangat tergantung pada
keputusan  birokrasi yang mempunyai jalur yang sangat panjang dan kadang-kadang
kebijakan yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sekolah setempat.
Faktor ketiga, peran serta warga sekolah khususnya guru dan pranserta masyarakat
khususnya orang tua siswa dalam penyelenggaraan pendidikan selama ini sangat minim.
Berdasarkan kenyataan-kenyataan tersebut diatas, tentu saja perlu dilakukan upaya-
upaya perbaikan, salah satunya adalah melakukan reorientasi penyelenggaraan pendidikan,
yaitu dari manajemen peningkatan mutu berbasis pusat menuju manajemen peningkatan mutu
berbasis sekolah.
Lahirnya UU. No. 22 Tahun 1999 tentang otonomi daerah, serta UU. No. 25 tentang
perimbangan keuangan pusat dan daerah yang membawa konsekuensi terhadap bidang-
bidang kewenangan daerah sehingga lebih otonom termasuk dalam bidang pendidikan.
Sehingga penyelenggaraan yang bersifat terpusat atau sentralis berganti ke arah
desentralisasi. Pengelolaan pendidikan yang diarahkan pada desentralisasi menuntut
partisipasi masyarakat secara aktif untuk merealisasikan otonomi daerah. Karena itu
memerlukan kesiapan sekolah sebagai ujung tombak operasional pendidikan pada level
bawah. Pendidikan yang selama ini dikelola terpusat (sentral) harus diubah sesuai dengan
perkembangan sistem yang ada yaitu sistem desentraliasi.

4
Otonomi daerah sebagai kebijakan politik makro akan memberi imbas terhadap
otonomi sekolah sebagai sub sistem pendidikan. Dengan adanya kebijakan tersebut maka
pengelolaan pendidikan dilakukan secara otonom yaitu dengan model manajemen berbasis
sekolah atau school based management. Manajemen berbasis sekolah sendiri merupakan
suatu konsep yang menawarkan otonomi pada sekolah untuk menentukan kebijakan sekolah
dalam rangka meningkatkan mutu, efisiensi dan pemerataan pendidikan agar dapat
mengakomodasi keinginan masyarakat setempat serta menjalin kerja sama yang erat antara
sekolah, masyarakat dan pemerintah.

1.     Apakah yang dimaksud implementasi manajemen berbasis sekolah?


2.     Bagaimana strategi implementasi manajemen berbasis sekolah?
3.     Bagaimana tahapan implementasi manajemen berbasis sekolah?
4. Bagaimana cara meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan implementasi manajemen
berbasis sekolah?

C.              Tujuan Penulisan
1.     Menjelaskan pengertian implementasi manajemen berbasis sekolah.
2.     Mengetahui dan menjelaskan strategi implementasi manajemen berbasis sekolah.
3.     Mengetahui dan menjelaskan tahapan implementasi manajemen berbasis sekolah.
4.     Mengetahui dan menjelaskan cara meningkatkan mutu pendidikan berdasarkan
implementasi manajemen berbasis sekolah.

D.                  Manfaat Penulisan
1.     Mampu menerapkan implementasi manajemen berbasis sekolah.
2.     Memudahkan sekolah dalam meningkatkan mutu dan prestasi.
3.     Memudahkan sekolah dalam mengatur dan memanajemen segala komponen sekolah.

5
BAB II
          LANDASAN TEORI

A.         Manajemen Berbasis Sekolah


Manajemen Berbasis Sekolah merupakan paradigma baru pendidikan yang
memberikan otonomi luas pada tingkat sekolah dalam kerangka kebijakan pendidikan
nasional. Otonomi ini diberikan agar sekolah leluasa mengelola sumber daya dan sumber
dana dengan mengalokasikan sesuai dengan prioritas kebutuhan serta lebih tanggap terhadap
kebutuhan setempat. Dengan kata lain bahwa Manjamenen Berbasis Sekolah menuntut
sekolah untuk secara mandiri menggali, mengalokasikan, menentukan prioritas,
mengendalikan dan mempertanggungjawabkan pemberdayaan sumber-sumber baik kepada
masyarakat atau pemerintah.
Manajemen Berbasis Sekolah juga menawarkan sekolah untuk menyediakan
pendidikan yang lebih baik dan lebih memahami peserta didik. Pada dasarnya Manajemen
berbasis Sekolah suatu strategi pengelolaan penyelenggaraan pendidikan di sekolah yang
menekankan pada pengerahan dan pendayagunaan sumber internal sekolah dan
lingkungannya secara efektif dan efisien sehingga menghasilkan lulusan yang berkuaitas dan
bermutu. Menurut Direktorat Pembinaan Taman Kanak-Kanak dan Sekolah Dasar
Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) pada hakikatnya adalah penyerasian sumber daya yang
dilakukan secara mandiri oleh sekolah dengan melibatkan semua kelompok kepentingan
(stakeholder) yang terkait dengan sekolah secara langsung dalam proses pengambilan
keputusan untuk memenuhi kebutuhan peningkatan mutu sekolah atau untuk mencapai tujuan
pendidikan nasional. Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah

B. Ciri-ciri Sekolah yang Melaksanakan Manajemen Berbasis Sekolah


Menurut Prof. Dr. H. Djam’an Satori, MA. indikator atau ciri-ciri sekolah yang menerapkan
Manajemen Berbasis Sekolah yaitu:
1. Partisipasi masyarakat diwadahi melalui Komite Sekolah
2. Transparansi pengelolaan sekolah (program dan anggaran)
3. Program sekolah realistik – need assessment
4. Pemahaman stakeholder mengenai Visi dan Misi sekolah
5. Lingkungan fisik sekolah nyaman, terawat.
6. Iklim sekolah kondusif
7. Berorientasi mutu, penciptaan budaya mutu (Hasil curah pendapat peserta lokakaryaMBS
–Komite Sekolah, Kepala Sekolah, Guru dan Pengawas, November 2003 di Bandung Jawa
Barat)
Dari beberapa ciri tersebut maka dapat diketahui perbedaan antara sekolah yang sudah
menerapkan Manajemen Berbasis Sekolah dan yang belum menerapkan secara maksimal.
Dalam implementasinya peran serta masyarakat juga berpengaruh penting dalam pelaksanaan
Manajemen Berbasis Sekolah, karena dengan adanya keterlibatan masyarakat maka
keputusan-keputusan yang diambil akan lebik baik khususnya dalam rangka peningkatan
kualitas pendidikan di sekolah. Masyarakat juga ikut serta dalam mengawasi dan membantu
sekolah dalam kegiatan yang ada termasuk kegiatan belajar mengajar. Dengan adanya
implementasi Manajemen Berbasis Sekolah di sekolah yang dipandang memiliki tingkat
efektivitas tinggi akan memberikan beberapa keuntungan yaitu :

6
1. Kebijaksanaan dan kewengan sekolah membawa pengaruh langsung kepada peserta
didik, orang tua, dan guru.
2. Bertujuan bagaimana memanfatkan budaya local.
3. Efektif dalam melakukan pembinaan peeserta didik seperti kehadiran, hasil belajar,
tingkat pengulangan, tingkat putus sekolah, dan iklim sekolah.
4. adanya perhatian bersama untuk mengambil keputusan, memberdayakan guru,
manajemen sekolah, rancang ulang sekolah dan perubahan perencanaan (Fattah
dalam E. Mulyasa, 2002:24-25).

C.              Mutu Pendidikan
Secara umum, mutu adalah gambaran dan karakteristik menyeluruh dari barang atau
jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau
yang tersirat. Mutu pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam upaya pengembangan
sumber daya manusia yang sangat penting maknanya bagi pembangunan nasional. 
Pendidikan yang berkualitas hanya dapat diwujudkan  melalui lembaga pendidikan yang
bermutu. Karena itu upaya peningkatan mutu pendidikan merupakan upaya yang strategis
dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan
pembangunan bangsa. Dalam konteks pendidikan pengertian mutu mencakup input, proses,
dan output pendidikan. 
·       Input pendidikan adalah segala sesuatu yang harus tersedia karena dibutuhkan untuk
berlangsungnya proses. Sesuatu yang dimaksud berupa sumberdaya dan perangkat lunak
serta harapan-harapan sebagai pemandu bagi berlangsungnya proses.
·        Proses Pendidikan merupakan berubahnya sesuatu menjadi sesuatu yang lain. Sesuatu
yang berpengaruh terhadap berlangsungnya proses disebut input sedangkan sesuatu dari hasil
proses disebut output.
·      Output pendidikan adalah merupakan kinerja sekolah. Kinerja sekolah adalah prestasi
sekolah yang dihasilkan dari proses/perilaku sekolah. Kinerja sekolah dapat diukur dari
kualitasnya, efektivitasnya, produktivitasnya, efesiendinya, inovasinya, kualitas kehidupan
kerjanya dan moral kerjanya.

7
BAB III
PEMBAHASAN

A.              Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah


Dalam rangka mengimplementasikan Manajemen Berbasis Sekolah secara efektif
dan efisien maka sekolah harus melibatkan semua unsur yang ada mulai dari kepala sekolah,
guru, masyarakat, sarana prasarana serta unsur terkait lainnya. Kepala sekolah misalnya
dalam hal ini sebagai pemegang kendali di sekolah harus mempunyai pengetahuan
kepemimpinan, perencanaan, dan pandangan yang luas tentang sekolah dan pendidikan.
Kepala sekolah juga dituntut untuk melakukan fungsinya sebagai manajer dalam peningkatan
proses belajar mengajar dengan melakukan supervisi, membina dan memberi saran-saran
positif kepada guru.
Guru sebagai unsur yang berpengaruh dalam implementasi Manajemen Berbasis
Sekolah yang juga terlibat langsung dalam proses pembelajaran juga dituntut untuk berkreasi
dalam meningkatkan manajemen kelas. Guru juga harus mempersiapkan isi materi
pengajaran, bertanggungjawab atas jadwal pelajaran, pembagian tugas pseserta didik serta
keindahan dan kebersihan kelas. Kreativitas dan daya cipta guru untuk mengimplementasikan
MBS perlu terus menerus didorong.
Dalam implementasi Manajemen Berbasis Sekolah bisa dilihat dari sudut sejauh mana
sekolah tersebut dapat mengoptimalkan kinerja organisasi sekolah, pengelolaan SDM, proses
belajar-mengajar dan sumber daya yang ada.

B.              Strategi Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah


Sesuai dengan konsep implementasi MBS, dalam pengaturan satuan pendidikan (lebih
khususnya sekolah) berbasis pada potensi masyarakat dan lingkungan di sekitar sekolah.
Menurut Mulyasa (2002: 59-63) agar MBS dapat berjalan secara optimal, diperlukan strategi
dalam pengimplementasian MBS, yakni: (1) Perlu dilakukan pengelompokan sekolah
berdasarkan kemampuan manajemen, dengan mempertimbangkan kondisi lokasi dan
kualitas sekolah. Dalam hal ini sedikitnya akan ditemui tiga kategori sekolah, yaitu baik,
sedang, dan kurang, yang tersebar di lokasi-lokasi maju, sedang, dan ketinggalan. Perbedaan
kemampuan manajemen, mengharuskan perlakuan yang berbeda terhadap setiap sekolah
sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing dalam menyerap paradigma baru yang
ditawarkan MBS; (2) Pentahapan implementasi MBS melalui tiga tahap yaitu jangka
pendek (tahun pertama sampai dengan tahun ketiga), jangka menengah (tahun keempat
sampai dengan tahun keenam), dan jangka panjang (setelah tahun keenam); (3)
Implementasi MBS memerlukan seperangkat peraturan dan pedoman-pedoman
(guidelines) umum yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam perencanaan, monitoring dan
evaluasi, serta laporan pelaksanaan. Perangkat implementasi ini perlu diperkenalkan sejak
awal, melalui pelatihan-pelatihan yang diselenggarakan sejak pelaksanaan jangka pendek.
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam melaksanakan manajemen strategik
adalah menggunakan empat komponen manajemen strategik, yaitu:
(1) Analisis potensi dan profil satuan pendidikan (sekolah/madrasah) untuk
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan;
(2) Analisis lingkungan untuk mengidentifikasi peluang dan ancaman dalam
melaksanakan layanan jasa pendidikan;

8
(3) Menetapkan visi dan misi berdasarkan analisis potensi dan lingkungan sebagai
acuan dalam pengelolaan satuan pendidikan;
(4) Menetapkan strategi yang diperlukan untuk meningkatkan kinerja sekolah dalam
mencapai visi dan misi sekolah.
Dapat disimpulkan bahwasanya implementasi manajemen berbasis sekolah strategik
pada intinya adalah memilih alternatif strategik yang terbaik bagi organisasi sekolah dalam
segala hal untuk mendukung gerak usaha organisasi sekolah dan organisasi sekolah  harus
melaksanakan manajemen berbasis sekolah strategik secara terus menerus dan harus fleksibel
sesuai dengan tuntutan kondisi di lapangan. Dengan begitu maka akan mengarah ke
perbaikan kualitas pendidikan di sekolah.

C.              Tahapan Implementasi Manajemen Berbasis Sekolah


Sebagai paradigma pendidikan yang baru maka dalam implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah melalui beberapa tahapan. Menurut Fatah tahapan implementasi tersebut
dibagi menjadi tiga, yaitu :
1.     Tahap Sosialisasi merupakan tahapan yang penting mengingat luasnya daerah yang ada
terutama daerah yang sulit dijangkau serta kebiasaan masyarakat yang umumnya tidak mudah
menerima perubahan karena perubahan yang bersifat personal maupun organisasional
memerlukan pengetahuan dan keterampilan yang baru. Dengan adanya sosialisasi ini maka
akan mengefektifkan pencapaian implementasi Manajemen Berbasis Sekolah baik
menyangkut aspek proses maupun pengembangannya di sekolah.
2.     Tahap Piloting yaitu merupakan tahapan ujicoba agar penerapan konsep MBS tidak
mengandung resiko. Efektivitas model ujicoba memerlukan persyaratan dasar yaitu
akseptabilitas, akuntabilitas, reflikabilitas, dan sustainabilitas.
3.     Tahapan desiminasi merupakan tahapan memasyarakatkan model Manajemen Berbasis
Sekolah yang telah diujicobakan ke berbagai sekolah agar dapat mengimplementasikannya
secara efektif dan efisien.

D.              Meningkatkan Mutu Pendidikan


Dalam peningkatan mutu pendidikan perlu adanya dukungan dan kerja sama antar komponen
yang ada. Sekolah harus memiliki karakteristik berikut dalam meningkatkan mutu
pendidikannya :
a.         Proses Belajar Mengajar yang Efektivitasnya Tinggi
PBM yang efektif juga lebih menekankan pada belajar mengetahui (learning to
know), belajar bekerja (learning to do), belajar hidup bersama (learning to live
together), dan belajar menjadi diri sendiri (learnig to be)
b.         Kepemimpinan Sekolah yang Kuat
Kepala sekolah memiliki peran yang kuat dalam mengkoordinasikan, menggerakkan,
dan menyerasikan semua sumberdaya pendidikan yang tersdia. Kepemimpinan Kepala
Sekolah merupakan salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk dapat
mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran sekolahnya melalui program-program yang
dilaksanakan secara terencana dan bertahap. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut
memiliki kemampuan manajemen dan kepemimipinan yang tangguh agar mampu
mengambil keputusan dan inisiatif/prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah.

9
c.          Lingkungan Sekolah yang Aman dan Tertib
Sekolah memiliki lingkungan (iklim) belajar yang aman, tertib, dan nyaman sehingga
proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan nyaman (enjoyable learning).
d.         Pengelolaan Tenaga Kependidikan yang efektif
Tenaga kependidikan, terutama guru, merupakan jiwa dari sekolah. Sekolah hanyalah
merupakan wadah. Oleh karena itu, pengelolaan tenaga kependidikan, mulai dari
kebutuhan, perencanaan, pengembangan, evaluasi kinerja, hubungan kerja, hingga
sampai pada imbal jasa, merupakan garapan penting bagi seorang kepala sekolah.
e.       Sekolah memiliki Budaya Mutu
Budaya mutu tertanam di sanubari semua warga sekolah, sehingga setiap perilaku
selalu didasari oleh profesionalisme.
f.        Sekolah memiliki “Teamwork” yang kompak, Cerdas, dan Dinamis
Kebersaman (teamwork) merupakan karateristik yang dituntut oleh MBS,
karena output pendidikan merupakan hasil kolektif warga sekolah, bukan hasil
individual.
g.      Sekolah memiliki Kewenangan (kemandirian)
Sekolah memiliki  kewenangan untuk melakukan yang terbaik bagi sekolahnya,
sehingga dituntut untuk memiliki kemampuan dan  kesanggupan kerja yang tidak selalu
menggantungkan pada atasan.
h.       Sekolah memiliki Keterbukaan (Transparansi) Manajemen
Keterbukaan/transparansi ini ditunjukan dalam pengambilan keputusan,  perencanaan
dan pelaksanaan kegiatan, penggunaan uang, dan sebagai alat kontrol. 
i.     Sekolah memiliki Kemauan untuk Berubah (psikologis dan  pisik)
Tentu saja yang dimaksud  perubahan adalah peningkatan, baik bersifat fisik maupun
psikologis
j.      Sekolah Melakukan Evaluasi dan Perbaikan Secara Berkelanjutan.
Evaluasi belajar secara teratur bukan hanya ditujukan untuk mengetahui tingkat daya
serap dan kemampuan peserta didik, tetapi yang terpenting  adalah bagaimana
memanfaatkan hasil evaluasi belajar tersebut untuk memperbaiki dan meyempurnakan
proses belajar mengajar di sekolah.
k.     Memiliki Komunikasi yang baik
Sekolah yang efektif umumnya memiliki komunikasi yang baik terutama antar warga
sekolah, dan juga sekolah-masyarakat sehingga kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh
masing-masing warga sekolah dapat diketahui.
l.       Sekolah memiliki Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah bentuk pertanggung jawaban yang harus dilakukan sekolah
terhadap keberhasilan program yang telah dilaksanakan. Akuntabilitas ini
berbentuk  laporan prestsi yang dicapaikan dan dilaporkan kepada pemerintah, orang tua
siswa, dan masyarakat.
m.   Sekolah memiliki Kemampuan Manajemen Sustainabilitas
Sekolah yang efektif juga memiliki kemampuan untuk menjaga kelangsungan hidupnya
(sustainabilitasnya) baik dalam program maupun pendanaannya.

10
BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Implementasi manajemen berbasis sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikan dengan
strategi yang tepat dan sesuai dengan sekolah. Tahap-tahap yang dilaksanakan ada 3 yaitu
tahap sosialisasi, tahap piloting, tahap diseminasi. Ketiga tahap ini harus dilaksanakan secara
urut dan sesuai. Didukung dengan semua komponen sekolah, mutu pendidikan dalam suatu
sekolah akan tercapai dengan hasil yang memuaskan.

B.    Saran
Sebaiknya tahap-tahap implementasi manajemen berbasis sekolah dilaksanakan secara urut
dan tidak hanya beberapa komponen yang melaksanakan, tetapi seluruh komponen sekolah
harus terlibat agar kerja sama dalam memanajemen sekolah kompak dan seluruh kegiatan
terkomunikasikan dengan baik.

Daftar Pustaka

Anonim. 2013. (http://pakguruonline.pendidikan.net/mpmbs4.html). Diunduh pada 23


November 2013.
Malik, Halim. 2011. Konsep Manajemen Berbasis Sekolah (Hardiknas-Rangkat), (online),
(http://edukasi.kompasiana.com/2011/05/02/konsep-manajemen-berbasis-sekolah-hardiknas-
rangkat/, diakses tanggal 23 November 2013)
Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Suryosubroto. 2004. Manajemen Pendidikan Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
http://radenajengaprilia.blogspot.com/2014/04/makalah-implementasi-manajemen-
berbasis.html

11

Anda mungkin juga menyukai