Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH

INSTRUMENT PENILAIAN (TES DAN NON TES)

Dosen pengampu : Ali Murtadlo, M.Ag

Di susun oleh Kelompok 2 :

1. Dian Mulyati ( 208190039)


2. Dian Pratiwi (208190050)
3. Syahril (208190097)

PRODI TADRIS MATEMATIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHAIFUDDIN JAMBI

TAHUN AJARAN 2021


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kahadirat Allah SWT, yang telah memberikan
karunia-nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah evaluasi pembelajaran
matematika “instrument penilaian ( tes dan non tes)” tepat pada waktunya.

Penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Ali Murtadlo,M.Ag


selaku Dosen evaluasi pembelajaran matematika yang telah memberikan tugas
sehingga penulis mampu menambah pengetahuan dan wawasan.

Makalah “evaluasi pembelajaran matematika” dapat disusun dengan baik


berkat bantuan dari pihak-pihak yang telah memberikan bimbingan dan dukungan
sebagai bahan masukan untuk penulis. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan


makalah ini. Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca. Penulis sampaikan terima kasih atas segala dukungan
dan bantuan sehingga makalah ini dapat selesai dengan baik.

JAMBI, 10 November 2021

penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul...........................................................................................................i

Kata Pengantar.........................................................................................................ii

Daftar Isi.................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang........................................................................................1


1.2 Rumusan masalah...................................................................................2
1.3 Tujuan.....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 pengertian instrument penilaian ............................................................4
2.2 pengertian tes dan jenis instrument .......................................................6
2.3 pengertian non tes dan jenis instrumen................................................15
2.4 kelebihan dan kekurangan ...................................................................23
2.5 menentukan soal..................................................................................25
2.6 pengembangan instrument ..................................................................26
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan...........................................................................................29
3.2 Saran.....................................................................................................29

DAFTARPUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG


Secara umum yang dimaksud dengan instrumen adalah suatu alat
yang memenuhi persyaratan akademis, sehingga dapat digunakan sebagai
alat untuk mengukur suatu objek ukur atau mengumpulkan data mengenai
suatu variable. Dalam bidang penelitian, instrumen diartikan sebagai alat
untuk mengumpulkan data mengenai variabel-variabel penelitian untuk
kebutuhan penelitian, sedangkan dalam bidang pendidikan instrumen
digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, faktor-faktor yang
diduga mempunyai hubungan atau berpengaruh terhadap hasil belajar,
perkembangan hasil belajar siswa, keberhasilan proses belajar mengajar
guru, dan keberhasilan pencapaian suatu program tertentu.
Pada dasarnya instrumen dapat dibagi dua yaitu tes dan non tes.
Berdasarkan bentuk atau jenisnya, tes dibedakan menjadi tes uraian dan
obyektif, sedangkan nontes terdiri dari observasi, wawancara (interview),
angket (questionaire), pemeriksaan document (documentary analysis), dan
sosiometri. Instrumen yang berbentuk test bersifat performansi maksimum
sedang instrumen nontes bersifat performansi tipikal.
Instrumen hasil belajar bentuk tes uraian memiliki banyak
keunggulan seperti mudah disusun, tidak memberi banyak kesempatan
untuk berspekulasi dan mampu mendorong siswa untuk berani
mengemukakan pendapat serta menyusun jawaban dalam bentuk kalimat.
Namun perdebatan di kalangan guru dan bahkan dikalangan orang tua,
adalah memandang bahwa tes uraian sering tidak adil. Bahkan ada
pandangan bahwa cara pemberian skor tes uraian cukup dilihat dari
panjang pendeknya tes uraian.
Di lain pihak, penggunaan nontes untuk menilai hasil dan proses
belajar masih sangat terbatas jika dibandingkan dengan penggunaan alat
melalui tes dalam menilai hasil dan proses belajar. Padahal ada aspek-

1
aspek yang tidak bisa terukur secara “realtime” dengan hanya
menggunakan test, seperti pada mata pelajaran matematika. Pada tes siswa
dapat menjawab dengan tepat saat diberi pertanyaan tentang langkah-
langkah melukis sudut menggunakan jangka tanpa busur, tetapi waktu
diminta melukis secara langsung di kertas atau papan tulis ternyata cara
menggunakan jangka saja mereka tidak bisa. Jadi dengan menggunakan
nontes guru bisa menilai siswa secara komprehensif, bukan hanya dari
aspek kognitif saja, tapi juga afektif dan psikomotornya.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan
diatas, maka diperlukan suatu langkah-langkah untuk penyusunan dan
pengembangan baik tes uraian maupun nontes. Hal ini juga dapat
digunakan untuk memperoleh tes yang valid, sehingga hasil ukurnya dapat
mencerminkan secara tepat hasil belajar atau prestasi belajar yang dicapai
oleh masing-masing individu peserta tes setelah selesai mengikuti kegiatan
pembelajaran.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan tinjauan yang diajukan diatas, maka diajukan rumusan


masalah sebagai berikut.

1. Apa yang dimaksud dengan instrument penilaian ?


2. Apa yang dimaksud dengan instrument tes dan jenis-jenis instrument tes?
3. Apa yang dimaksud dengan instrument non tes dan jenis-jenis instrument
non tes ?
4. apa saja kelebihan dan kekurangan penilaian menggunakan tes dan non
tes?
5. Bagaimana menentukan soal tes dan non tes ?
6. Bagaimana pengembangan instrument tes dan non tes ?

2
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka penulisan makalah
ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian instrument penilaian ?
2. Mengetahui instrument tes dan jenis-jenis instrument tes?
3. Mengetahui instrument non tes dan jenis-jenis instrument non tes ?
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan penilaian menggunakan tes dan
nontes?
5. Mengetahui cara menentukan soal tes dan non tes ?
6. Mengetahui cara pengembangan instrument tes dan non tes ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Instrument Penilaian

Instrumen penilaian menjadi bagian penting dari suatu sistem


pendidikan. Dimana penilaian berfungsi sebagai sistem evaluasi individu, dan
sebagai cara untuk membandingkan kinerja lintas spektrum dan seluruh
populasi. Oleh karena itulah tujuan penilaian adalah untuk mengumpulkan
informasi yang relevan tentang kinerja atau kemajuan siswa, atau untuk
menentukan minat siswa terkait proses pembelajaran.Setelah menerima
informasi tersebut, guru dapat merefleksikan tingkat pencapaian setiap siswa,
serta kecenderungan khusus kelompok, untuk menyesuaikan rencana
pengajaran mereka. Agar tujuan penilaian dapat tercapai, maka dibutuhkan
instrumen yang tepat sesuai dengan poin yang akan dinilai. Instrumen yang
digunakan untuk keperluan penilaian inilah yang dapat disebut sebagai
instrumen penilaian.

Instrumen penilaian adalah serangkaian alat ukur dalam arti penelitian


yang kerap kali dipergunakan dalam proses pengumpulan data sehingga hal
ini berperan penting sebagai landasan analisis dan interpretasi untuk
pengambilan keputusan.

Adapun definisi instrumen penilaian menurut para ahli, antara lain;

1. Suharsimi Arikunto (2010), Pengertian instrumen penilaian adalah alat


bantu yang senantisa dipergunakan oleh si peneliti dalam mengatur dan
mengakomodir kegiatannya untuk proses pengumpulkan data secara
sistematis dalam pemberian evalusi.

A. Tujuan Instrumen Penilaian

4
Tujuan penyusunan instrumen penilaian yaitu untuk memudahkan
guru ataupun peneliti dalam mengukur kemampuan atau kompetensi
siswa, baik dari aspek kognitif, pesikomotorik, dan afektif. Secara umum,
penilaian itu sendiri dilakukan untuk beberapa tujuan Sudjono (2005),
diantaranya yaitu untuk:

1. Memberikan informasi terkait kemajuan hasil belajar siswa secara


individu dalam mencapai tujuan sesuai dengan kegiatan belajar yang
dilakukan.
2. Membina kegiatan belajar mengajar lebih lanjut berdasarkan
informasi yang diperoleh berdasarkan hasil penilaian. Informasi
tersebut dapat digunakan oleh guru untuk mengetahui tingkat
kemampuan siswa.
3. Memberikan motivasi belajar kepada siswa, menginformasikan
kemauan siswa agar terangsang untuk melakukan usaha perbaikan.
4. Memberikan informasi tentang semua aspek kemajuan siswa.
5. Memberikan bimbingan yang tepat untuk memilih sekolah atau
jabatan sesuai dengan keterampilan, minat dan kemampuannya.

B. Manfaat Instrumen Penilaian

Instrumen penilaian bermanfaat sebagai alat bantu untuk


mengumpulkan data yang berkaitan dengan kompetensi siswa secara
kognitif, psikomotorik, dan afektif, sebagai landasan analisis dan
interpretasi untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan upaya
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan-kemampuan
tersebut melalui proses pembelajaran.

Secara umum, proses penilaian itu sendiri memiliki beberapa


fungsi, diantaranya yaitu:

5
1. Memberikan gambaran sejauh mana siswa telah menguasai
kompetensi tertentu

2. Melakukan evaluasi terhadap hasil belajar siswa untuk membantu


mereka memahami dirinya dan membuat keputusan untuk langkah
selanjutnya, baik untuk keperluan perencanaan program pembelajaran,
pengembangan kepribadian, maupun sebagai bimbingan untuk
penjurusan.

3. Menemukan kesulitan belajar yang dialami siswa, kemungkinan


prestasi yang bisa mereka kembangkan, serta sebagai alat diagnosis
yang membantu pendidik/guru dalam menentukan apakah seseorang
perlu mengikuti remedial atau pengayaan.

4. Menemukan kelemahan atau kekurangan dalam proses pembelajaran


yang sedang berlangsung, sehingga pendidik/guru dapat memperbaiki
untuk proses pembelajaran berikutnya.

2.2 .Instrument Test

Teknik tes merupakan suatu kenyataan bahwa manusia dalam hidupnya


berbeda antara individu yang satu dengan individu lainnya. Tidak ada dua
individu yang persisi sama, baik dari segi fisik maupun segi psikisnya.
Dengan adanya perbedaan individu itu, maka perlu diciptakan alat untuk
mendiagnosis atau mengukur keadaan individu, dan alat pengukur itulah yang
lazim disebut tes. Dengan alat pengukur itulah yang berupa tes tersebut, maka
orang akan berhasil mengetahui adanya perbedaan antar individu. Karena
adanya aspek psikis yang berbeda-beda yang dapat membedakan individu
yang satu dengan individu yang lain, maka kemudian timbul pula bermacam-
macam tes.
A. Pengertian Test

6
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno :
testum dengan arti : “piring untuk menyisihkan logam-logam mulia,
dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan dengan “tes”, “ujian”,atau “percobaan”. Testing berarti
saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya pengukuran dan
penilaian. Tester adalah orang yang melaksanakan tes atau pembuat tes.
Testee adalah pihak yang dikenai tes (peserta tes).
Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya
berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat
pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat
digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk
mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku
individu.
Dalam dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes
adalah cara atau prosedur dalam pengukuran dan penilaian di bidang
pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas/baik
berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-
perintah oleh testee, sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
tingkah laku atau prestasi, nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-
nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai
standar tertentu.

B. Persyaratan Tes
Tes diusahakan mengikuti aturan tentang suasana, cara, dan
prosedur yang telah ditentukan namun tes itu sendiri mengandung
kelemahan-kelemahan.
1. Adakalanya tes (secara psikologis terpaksa) menyinggung pribadi
seseorang
2. Tes menimbulkan kecemasan sehingga mempengaruhi hasil belajar
3. Tes mengategorikan siswa secara tetap

7
4. Tes tidak mendukung kecemerlangan dan daya kreasi siswa
5. Tes hanya mengukur aspek tingkah laku yang sangat terbatas

C. Klasifikasi Tes
Tes dapat diklasifikasikan atas :
1. Bagaimana ia diadministrasikan (tes individual atau kelompok)
2. Bagaimana ia di skor (tes objektif atau tes subjektif)
3. Respon apa yang ditekankan (kemampuan atau kecepatan)
4. Tipe respon yang bagaimana yang harus dikerjakan subjek (tes unjuk
kerja atau tes kertas dan pensil )
5. Apa yang akan diukur (tes sampel atau tes sign)
6. Hakikat dari kelompok yang akan diperbandingkan ( tes buatan guru
atau tes baku)
D. Ciri-Ciri Tes 
1. Validitas 
2. Reliabilitas
3. Objektifitas
4. Praktis
5. Ekonomis

2.2.1. Jenis-jenis Teknik Tes


1. Berdasarkan fungsi
a. Tes seleksi
Tes seleksi sering dikenal dengan istilah “ujian saringan”
atau “ujian masuk”. Tes ini dilaksanakan dalam rangka penerimaan
calon siswa baru, dimana hasil tes digunakan untuk memilih calon
peserta didik yang tergolong paling baik dari sekian banyak calon
yang mengikuti tes. Sebagai tindak lanjut dari hasil tes seleksi, maka

8
para calon yang dipandang memenuhi batas persyaratan minimal
yang telah ditentukan dinyatakan sebagai peserta tes yang lulus dan
dapat diterima sebagai siswa baru, dinyatakan tidak lulus dan
karenanya tidak dapat diterima sebagai siswa baru.

b. Tes awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah
materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai
oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan
sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Karena itu
maka butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah. Setelah tes awal
berakhir, maka sebagai tindak lanjutnya adalah :
1.  Jika dalam tes awal itu semua materi yang ditanyakandalam tes
sudah dikuasai dengan baik oleh peserta didik, maka materi yang
telah ditanyakan dalam tes awal itu tidak diajarkan lagi,
2.  Jika materi yang dapat dipahami oleh peserta didik baru sebagian
saja, maka yang diajarkan adalah materi pelajaran yang belum
cukup dipahami oleh para peserta didik tersebut.
c. Tes akhir
Tes akhir sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi
pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan
sebaik-baiknya oleh para peserta didik.
d. Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk
menentukan secara tepat. Jenis kesukaran yang dihadapi oleh para
peserta didik dalam suatu pelajaran tertentu. Dengan diketahuinya
jenis-jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam

9
suatu mata pelajaran tertentu. Dengan diketahuinya jenis-jenis
kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik itu maka lebih lanjut
akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan yang tepat. Tes
diagnostik juga bertujuan ingin menemukan jawab atas pertanyaan
“apakah peserta didik sudah dapat menguasai pengetahuan yang
merupakan dasar atau landasan untuk dapat menerima pengetahuan
selanjutnya?”.
Materi yang ditanyakan dalam tes diagnostik pada umumnya
ditekankan pada bahan-bahan tertentu yang biasanya atau menurut
pengalaman sulit dipahami siswa. Tes jenis ini dapat dilaksanakan
secara lisan, tertulis, perbuatan atau kombinasi dari ketiganya.
e. Tes formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk
mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk”
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu. Tes formatif ini biasanya dilaksanakan di tengah-tengah
perjalanan program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali
satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau dapat
diselesaikan. Di sekolah-sekolah tes formatif ini biasa dikenal dengan
istilah “ulangan harian”. Tindak lanjut yang perlu dilakukan setelah
diketahuinya hasil tes formatif adalah :
1. Jika materi yang diteskan itu telah dikuasai dengan baik, maka
pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru.
2. Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai, maka sebelum
dilanjutkan dengan pokok bahasan baru, terlebih dahulu diulangi
atau dijelaskan lagi bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta
didik.
f. Tes sumatif 
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah
sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif

10
dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang
sama. Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes sumatif ini pada
umumnya juga lebih sulit atau lebih berat daripada butir-butir soal tes
formatif. Yang menjadi tujuan utama tes sumatif adalah untuk
menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik
setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu.

2. Berdasarkan Aspek Psikis


1. Tes intelegensi, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkap atau mengetahui tingkat kecerdasan seseorang.
2. Tes kemampuan, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan untuk
mengungkap kemampuan dasar atau bakat khusus yang dimiliki oleh
testee.
3. Tes sikap, yakni salah satu jenis tes yang dipergunakan untuk
mengungkap predisposisi atau kecenderungan seseorang untuk
melakukan suatu respon tertentu terhadap dunia sekitarnya, baik berupa
individu-individu maupun obyek-obyek tertentu.
4. Tes kepribadian, yakni tes yang dilaksanakan dengan tujuan
mengungkap ciri-ciri khas dari seseorang yang banyak sedikitnya
bersifat lahiriah.
5. Tes hasil belajar, yang juga sering dikenal dengan istilah tes pencapaian,
yakni tes yang biasa digunakan untuk mengungkap tingkat pencapaian
atau prestasi belajar.
3. Penggolongan Lain – Lain
Dari segi yang mengikuti tes, maka tenik tes digolongkan sebgai berikut.
1.  Tes individual, yaitu tes dimana tester hanya berhadapan dengan satu
orang testee saja.
2. Tes kelompok, yaitu tes dimana tester berhadapan dengan lebih dari satu
orang teste.

11
4. Dari segi waktu
1.Power tes, yakni tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk
menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi.
2. Speed tes, yaitu tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk
menyelesaikan tes tersebut dibatasi.
5. Dari segi responnya
1.   Verbal tes , yakni suatu tes yang menghendaki respon yang tertuang
dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan
maupun secara tertulis.
2.     Non verbal tes, yakni tes yang menghendaki respon dari testee bukan
berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan
atau tingkah laku, jadi respon yang dikehendaki muncul dari testee
adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.
6. Dari cara mengajukan Tanya-jawab
1. Tes tertulis yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir
pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee
memberikan jawabannya juga secara tertulis.
2. Tes lisan yakni tes dimana didalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan
atau soalnya dilakukan secara lisan dan testee memberikan jawabannya
secara lisan pula.
Untuk Fungsi Tes yaitu :
1) Fungsi Untuk Kelas
1. Mengadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa
2. Mengevaluasi celah antara bakat dengan pencapaian
3. Menaikkan tingkat prestasi
4. Mengelompokkan siswa dalam kelas pada waktu metode
kelompok
5. Merencanakan kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa
secara perorangan

12
6. Menetukan siswa mana yang memerlukan bimbingan khusus
7. Menentukan tingkat pencapaian untuk setiap anak
2) Fungsi Untuk Bimbingan
1. Menentukan arah pembicaraan dengan orang tua tentang anak
mereka
2. Membantu siswa dalam menentukan pilihan
3. Membantu siswa mencapai tujuan pendidikan dan jurusan
4. Memberi kesempatan kepada pembimbing, guru, dan orang tua
dalam memahami kesulitan anak
3) Fungsi Untuk Adminitrasi
1. Memberi petunjuk dalam mengelompokkan siswa
2. Penempatan siswa baru
3. Membantu siswa memilih kelompok
4. Menilai kurikulum
5. Memperluas hubungan masyarakat
6. Menyediakan informasi untuk badan-badan lain
Bentuk-Bentuk Tes
1) Tes Subjektif
Pada umunya berbentuk esai (uraian). Tes bentuk esai adalah
sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat
pembahasan atau uraian kata-kata.
Kelebihan tes subjektif :
1. Mudah disiapkan dan disusun
2. Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-
untungan
3. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta
menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya
denga gaya bahasa dan cara sendiri

13
5. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang
diteskan
Kelemahan tes subjektif :
1.   Kadar validitas dan realibilitasnya rendah karena sukar diketahui segi-
segi mana dari siswa yang betul-betul telah dikuasai
2.  Kurang representative dalam hal mewakili seluruh scope bahan
pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa buah saja
3.  Kurang representative dalam hal mewakili seluruh scope bahan
pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa buah saja
4. Cara pemeriksaannya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif
5.  Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan
individual
6.  Waktu untuk mengoreksinya lama dan dapat diwakilkan kepada orang
lain.
2) Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan
secara objektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai.
Kebaikan tes objektif :
1. Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, lebih representative
mewakili isi yang luas
2. Lebih mudah dan cepat cara pemeriksaannya
3. Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain
4. Dalam pemeriksaannya tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
Kelemahan tes objektif:
1. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada esai karena
soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-
kelemahan yang lain

14
2. Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya
pengenal kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang
tinggi
3.  Banyak kesempatan untuk main untung-untungan
4. “Kerja sama” antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka
Macam-Macam Tes
1. Tes benar-salah (true-false)
2. Tes pilihan ganda (multiple choice test)
3. Menjodohkan (matching test)
4. Tes isian (completion test)
2.3. Instrument Non Test
Sebelumnya, sudah disebutkan bahwa salah satu cara untuk mengukur
kemampuan siswa adalah dengan tes dengan berbagai variasinya. Tapi perlu
diketahui bahwa tes bukanlah satu-satunya cara untuk melakukan evaluasi
hasil belajar siswa, teknik lain yang dapat dilakukan adalah teknik non tes.
Dengan teknik ini evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa
menguji peserta didik tersebut, melainkan dilakukan dengan pengamatan
secara sistematis (observation), memberi penugasan, melakukan wawancara
(interview), penyebaran angket (questionnaire), memeriksa atau menganalisis
dokumen-documen (documentari analysis). Teknik non tes ini memegang
peranan penting terutama dalam rangka evaluasi hasil belajar peserta didik
dalam ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah keterampilan
(psychomotoric domain), sedangkan teknik tes sering digunakan untuk
mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah berfikirnya (cognitive
domain).
1. Pengertian Non tes
Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh
gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian.
Selama ini teknik nontes kurang digunakan dibandingkan teknis tes.
Dalam proses pembelajaran pada umumnya kegiatan penilaian

15
mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek
pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan yang
dilakukan guru pada saat menentukan pencapaian hasil belajar siswa.
Seiring dengan berlakunya kurikulum baru yang didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar maka teknik penilaian harus disesuaikan
dengan hal-hal sebagai berikut.
1.  kompetensi yang diukur;
2.  aspek yang akan diukur (pengetahuan, keterampilan atau sikap);
3.  kemampuan siswa yang akan diukur;
4.  sarana dan prasarana yang ada.
2.3.1 Jenis-jenis Teknik Non Tes
1. Pengamatan (Observasi)
Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun
bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan cara pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang
dijadikan sasaran pengamatan. Observasi dapat dilakukan secara
partisipasif dan non partisipatif.pada observasi partisipatif, observer
melibatkan diri ditengah-tengah observe. Sedangkan pada observasi
nonpartisipatif, observer bertindak sebagai penonton saja. Observasi
juga dapat bersifat eksperimental, yang dilakukan dalam situasi buatan
atau yang dilakukan dalam situasi yang wajar. Sedangkan observasi
sistematis dilaksanakan dengan perencanaan yang sangat matang.
Berikut ini adalah contoh lembaran observasi :
Mata pelajaran :
Topic :
Kelas :
No :
Nama Siswa  :
Skor/Nilai untuk tiap-tiap Kegiatan/Aspek : 
Jumlah Rata-Rata (1),(2),(3),(4),(5),(6) dan (7)

16
Aspek :
1.                  ...................
2.                  ...................
3.                  ...................
4.                  ...................
5.                  ...................
6.                  ...................
7.                  ...................
8.                  dan seterusnya
Semester :
Dalam evaluasi hasil belajar dimana mempergunakan observasi
nonsistematis, yaitu observasi dimana observer atau evaluator dalam
dalam melakukan pengamatan dan pencatatan tidak dibatasi oleh
kerangka kerja yang pasti. Maka kegiatan observasi hanya dibatasi
oleh tujuan dari observasi itu sendiri.
Contoh: seorang guru mengadakan observasi pada beberapa mushola,
guna mengetahui dan kemudian menilai keaktifan siswa-siswanya
dalam menjalankan ibadah shalat taraweh dan witir.
Kelebihan dari observasi adalah:
1.  Data observasi didapatkan langsung dari lapangan, data yang
demikian bersifat objektif dalam melukiskan aspek-aspek
kepribadian peserta didik menurut kenyataannya.
2.  Data observasi mencakup berbagai aspek kepribadian masing-
masing individu peserta didik.
Kelemahan dari observasi adalah:
1.  Jika guru kurang cakap dalam melakukan observasi, maka
observasinya menjadi kurang dapat diyakini kebenarannya.
2.  Kepribadian dari observer atau evaluator seringkali mempengaruhi
penilaian yang dilakukan dengan cara observasi.

17
3.  Data yang diperoleh dari observasi umumnya baru mengungkap
“kullit luar”nya saja.
2. Penugasan
Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang
menuntut peserta didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan
pembelajaran di kelas. Penilaian dengan penugasan dapat diberikan
secara individual atau kelompok. Penilaian dengan penugasan dapat
berupa tugas atau proyek.
A. Tugas
Tugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara
terstruktur di luar kegiatan kelas, misalnya tugas membuat cerita
tentang matematikawan, menulis puisi matematika, mengamati
suatu obyek, dan lain-lain. Hasil pelaksanaan tugas ini bisa berupa
hasil karya, seperti: karya puisi, cerita; bisa pula berupa laporan,
seperti: laporan pengamatan. Pelaksanaan pemberian tugas perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Banyaknya tugas setiap mata pelajaran diusahakan agar tidak
memberatkan siswa karena memerlukan waktu untuk istirahat,
bermain, belajar mata pelajaran lain, bersosialisasi dengan
teman, dan lingkungan sosial lainnya.
2.  Jenis dan materi pemberian tugas harus didasarkan kepada
tujuan pemberian tugas yaitu untuk melatih siswa menerapkan
atau menggunakan hasil pembelajarannya dan memperkaya
wawasan pengetahuannya. Materi tugas dipilih yang esensial
sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan hidup yang
sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, perkembangan, dan
lingkungannya.
3.  Diupayakan pemberian tugas dapat mengembangkan kreativitas
dan rasa tanggung jawab serta kemandirian.
B. Proyek

18
Proyek adalah suatu tugas yang melibatkan kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun
lisan dalam waktu tertentu. Contoh proyek antara lain: melakukan
pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, percobaan
foto sintesis tumbuhan dan perkembangan tanaman, mengukur tinggi
pohon dan lebar sungai menggunakan klinometer.

Contoh keterampilan yang dinilai dalam pelaksanaan suatu proyek.


1.Tahap Persiapan : kemampuan membuat perencanaan, merancang
kegiatan, dan mengembangkan suatu ide.
2. Tahap Produksi : kemampuan memilih dan menggunakan bahan,
peralatan, dan langkah-langkah kerja.
3.   Tahap Pelaporan : kemampuan melaporkan hasil pelaksanaan
proyek, kendala yang dihadapi, kelengkapan dan keruntutan
laporan.
C. Wawancara ( Interview)
Secara umum wawancara adalah cara menghimpun
keterangan yang dilaksanakan dengan cara tanya jawab lisan secara
sepihak, berhadapan muka, dan dengan arah serta tujuan yang telah
ditentukan. Dua jenis wawancara yang yang dapat digunakan sebagai
alat evaluasi adalah:
1.  Wawancara terpimpin (guided interview) yang dikenal dengan
wawancara berstruktur atau wawancara sistematis. Pada
wawancara sistematis evaluator melakukan Tanya jawab lisan
dengan peserta didik, orang tua peserta didik untuk menghimpun
keterangan yang diutuhkan untuk proses penilaian terhadap
peserta didik tersebut. Wawancara ini dipersiapkan secara matang
dengan berpegang pada panduan wawancara.
2.  Wawancara tidak terpimpin (un-guided interview) yang dikenal
dengan wawancara bebas, wawancara sederhana atau wawancara

19
tidak sistematis. Dalam wawancara ini pewawancara selaku
evaluator mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta
didik atau orang tua peserta didik tanpa dikendalikan oleh
pedoman tertentu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam guru sebagai
pewawancara yaitu:
1. Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai
background tentang apa yangakan ditanyakan.
2.  Guru harus menjalankan wawancara dengan baik tentang
maksud wawancara tersebut.
3.  Harus menjaga hubungan yang baik.
4. Guru harus mempunyai sifat yang dapat dipercaya.
5. Pertanyaan hendaknya dilakukan dengan hati-hati, teliti dan
kalimatnya jelas.
6. Hindarkan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya
wawancara.
7. Guru harus mengunakan bahasa sesuai kemampuan siswa yang
menjadi sumber data.
8. Hindari kevakuman pembicaraan yang terlalu lama.
9.  Guru harus mengobrol dalam wawancara.
10. Batasi waktu wawancara.
11. Hindari penonjolan aku dari guru
Contoh wawancara:
  “Apa pendapatmu tentang program adiwiyata di sekolah kita ?
  Bagaimana cara mensukseskan program tersebut? ”
 “Mengapa kamu merasa perlu terlibat aktif dalam program
tersebut?”
  “Apa yang bisa kamu terapkan di rumahmu dari program
sekolah tersebut?”
Kelebihan dari wawancara adalah:

20
1.  Pewawancara dapat berkomunikasi langsung dengan peserta
didik sehingga menghasilkan penilaian yang lengkap dan
mendalam.
2.  Peserta didik dapat mengeluarkan isi hatinya secara lebih bebas.
3. Data yang didapat dapat berupa data kualitatif dan data
kuantitatif.
4. Pertanyaan yang kurang jelas dapat diulang dan dijelaskan
kembali dan jawaban yang belum jelas dapat diminta lagi
penjelasannya biar lebih terarah.
5.Wawancara dapat dilengkapi dengan alat bantu agar data yang
didapat bisa dicatat dengan lebih lengkap. 

Kelemahan dari wawancara adalah:


Jika wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas, maka
kelemahannya terletak pada pertanyaan dan jawaban yang beraneka
ragam dan terkadang tidak terarah kepada focus evaluasi.
D. Angket (Quisoner)
Angket adalah suatu alat evaluasi yang digunakan untuk
mengungkap latar belakang peserta didik/ orang tua peserta didik,
menemukan kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam
mengikuti proses pembelajaran, motivasi belajar, fasilitas belajar dan
lain sebagainya.
Kelebihan angket dibandingkan wawancara dan observasi adalah:
1. Pegumpulan data jauh lebih praktis
2. Menghemat waktu dan tenaga.
Kekurangan angket diantaranya adalah:
1. Jawaban yang diberikan seringkali tidak sesuai dengan kenyataan.
2. Pertanyaan yang disajikan sering kurang tajam, mengakibatkan
jawaban yang diberikan diperkirakan hanya untuk melegakan
pihak penilai.

21
Kuesioner dapat berupa pilihan ganda dan dapat pula berupa skala
sikap (skala likert).
Contoh kuesioner skala pilihan ganda :
1. Terhadap teman-teman sekelas saya yang rajin dan khusuk’ dalam
menjalankan ibadah shalat, saya:
a. Merasa tidak harus meniru mereka.
b. Merasa belum pernah memikirkan shalat yang rajin dan
khusyu’
c. Merasa ingin jadi mereka, tepi terasa masih sulit.
d. Sedang berusaha agar saya rajin dan khusyu’ dalam shalat.
e. Merasa iri dan ingin seperti mereka.
2.  Contoh kuesioner skala likert :
1. Membayar infaq atau sadaqah itu memang baik untuk
dikerjakan, akan tetapi sebenarnya bagi orang yang telah
membayarkan zalkatnya tidak perlu lagi untuk menbayar
infaq atau sadaqah. Terhadap pernyataan tersebut saya:
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
2. Membayar infaq atau sadaqah tanpa sepengetahuan orang lain
itu tidak ada gunanya, sebab orang lain itundi perlikan ssekali
sebagai saksi untuk membuktikan bahwa pembayaran infaq
dab sadaqah itu bukan trmasuk orang yang bakhil. Terhadap
pernyataan itu, saya:
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju 

22
E. Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis)
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau
keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji (tehnik nontes)
juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan
pemerikasaan terhadap dokumen-dokumen; misalnya dokumen
yang memuat infomasi mengenai riwayat hidup (auto biography).
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama
dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup,
maka subjek evaluasiakan dapat menarik suatu Pemeriksaan
dokumen lainnya misalnya dokumen yang memuat informasi
mengenai kapan siswa itu diterima di sekolah tersebut, apakah ia
pernah meraih kejuaraan sebagai siswa yang berprestasi di
sekolahnya, apakah ia memiliki keterampilan khusus, apakah ia
pernah meraih kejuaraan atau penghargaan khusus atas
keterampilannya itu, dll.kesimpulan tentang kepribadian kebiasaan
atau sikap dari obyek yang dinilai. Berbagai informasi, baik
mengenai peserta didik, orangtua dan lingkungannya itu bukan
tidak mungkin pada saat-saat tertentu sangat diperlukan sebagai
bahan pelengkap bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil
belajar terhadap peserta didik.

2.4 Kelebihan Dan Kekurangan Teknik Tes Dan Non Tes

Penilaian Definisi kelebihan Kekurangan


Tes Tes adalah - Mudah disiapkan - penilain hanya
seperangkat tugas dan disusun. berfokus pada
yang harus dikerjakan -    - Mendorong peserta aspek kognitif.
oleh orang yang dites, didik untuk berani -Materi dan
dan berdasarkan hasil mengemukakan keterampilan yang
menunaikan tugas- pendapat serta sangat terbatas,
tugas tersebut, akan menyusun kata tidak memerlukan
dapat ditarik dalam bentuk nalar dan
kesimpulan tentang kalimat. keterampilan
aspek tertentu pada -    - Dapat mengetahui pemecahan

23
orang tersebut. sejauh mana siswa masalah
mendalami sesuatu -   - Tidak menilai dan
masalah yang menerapkan secara
diteskan. langsung dalam
dunia nyata untuk
menyelesaikannya

Non tes No tes adalah - Mengukur - Penggunaan


penilaian yang kemampuan siswa nontes untuk
dilakukan dengan cara secara langsung menilai hasil
wawancara, dengan tugas-tugas dan proses
pengamatan secara riil dalam proses belajar masih
sistematis, pembelajaran. sangat terbatas
menyebarkan angket, -  - Penilaian etentik jika
ataupun yang menilai dibandingkan
menilai/mengamati keterampilan dan dengan
dokumen-dokumen pemahaman dengan penggunaan alat
yang ada (Sudijono, menilain secara melalui tes
2009) langsung performasi dalam menilai
murid dengan setting hasil dan proses
yang alami. belajar.
-    Dengan
menggunakan nontes
guru bisa menilai
siswa secara
komprehensif, bukan
hanya dari aspek
kognitif saja, tapi
juga afektif dan
psikomotornya.

2.5 Menentukan Soal Tes Dan Non Tes


Dalam membuat soal tagihan harus menggunakan  tingkat berfikir
dari yang sederhana sampai atau konkret terus meningkat ke level yang lebih
komplek, dengan proporsi yang sebanding dengan  jenjang pendidikan. Untuk
tingkat sekolah menengah, tingkat berfikir yang  terlibat sebaiknya
didominasi tingkat pemahaman, aplikasi dan analisis. Bentuk tagihan yang
digunakan di sekolah dikategorikan menjadi dua yaitu tes objektif dan non-
objektif.

24
Secara keseluruhan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menentukan soal adalah:
a.       Soal jelas
b.      Mengacu pada indikator
c.       Menggunakan bahasa yang baik dan benar
d.      Semua pilihan jawaban logis
e.      Pokok soal tidak menggunakan pernyataan-pernyataan yang bersifat
negatif
f.       Semua soal mempunyai satu jawaban yang benar untuk pilihan ganda
g.      Setiap soal hanya mengandung satu pertanyaan saja.
h.      Setiap soal yang dibuat harus memperhatikan derajat kesukarannya
(tingkat kesukarannya), yaitu tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.
i.        Dalam soal pilihan ganda, salah satu pilihannya adalah kunci jawaban
dan yang lain adalah diktator ( jawaban pengecoh)
j.       Soal dapat digunakan sebagai pembeda antara siswa yang  berkemampuan
tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah.

Contoh-contoh soal tes objektif:


A.    Pilihan ganda (mupiple choice)
Contoh:
Membayar mahar dalam pernikahan hukumnya adalah.....
a.       Wajib
b.      Sunah
c.       Makruh
d.      Haram
e.       Mubah

B.     Benar-salah
Contoh:
Danau Toba terletak di Provinsi  Sumatra Selatan  (B/S)
Gas Nitrogen membantu dalam pembakaran (B/S)

25
Perceraian adalah hal yang paling dibenci oleh Allah (B/S)

C.     Uraian singkat


Contoh:
Orang yang memiliki  hak mewarisi karena adanya hubungan perkawinan 
sah dalam islam disebut.............
Tebusan  atau sesuatu yang dijadikan mahar merupakan salah satu dari…

2.6 Langkah-Langkah Pengembangan Instrument Tes Dan Non Tes


A. langkah-langkah dalam pengembangan instrument tes
Keberhasilan suatu kegiatan evaluasi akan dipengaruhi pula oleh
keberhasilan evaluator dalam melaksanakan prosedur evaluasi. Prosedur
yang dimaksud adalah langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam
kegiatan evaluasi. Yang dimaksud dengan evaluator tersebut adalah
pendidik dalam merencanakan, menyusun dan menghasilkan instrumen tes
yang baik tentunya berdasarkan pada hal-hal yang harus diperhatikan
dalam pengembangan tes hasil belajar.
Mardapi dalam Widoyoko (2012, hlm. 88) menyatakan bahwa
terdapat sembilan langkah yang dilakukan dalam pengembangan tes hasil
belajar, yaitu: 

1. Menyusun spesifikasi tes. Hal-hal yang dilakukan ketika menyusun


spesifikasi tes adalah menentukan tujuan tes, menyusun kisi-kisi,
memilih bentuk tes, dan tes sumatif. Hal ini dilakukan agar
mempermudah dalam menulis soal dan siapa saja yang menulis soal
akan menghasilkan tingkat kesulitan yang relatif sama. 

2. Menulis soal tes. Penulisan soal merupakan penjabaran dari indikator


menjadi pertanyaan-pertanyaan yang karakteristiknya sesuai dengan
perincian pada kisi-kisi yang telah dibuat. 

26
3. Menelaah soal tes. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan
atau kekurangan. 

4. Melakukan uji coba tes. Uji coba tes dilakukan sebagai sarana
memperoleh data empiris tentang tingkat kebaikan soal yang telah
disusun. 

5. Menganalisis butir-butir soal tes. Dengan adanya analisis butir-butir


soal tes dapat dikatahui tingkat kesulitan butir soal, daya pembeda,
dan efektivitas pengecoh. 

6. Memperbaiki tes. Langkah ini biasanya dilakukan tes butir soal,


yaitu memperbaiki masing-masing butir soal yang ternyata masih
belum baik. 

7. Merakit tes. Dalam merakit soal, hal-hal yang dapat memengaruhi


validitas soal seperti nomor urut soal, pengelompokkan bentuk soal,
layout, dan sebagainya harus diperhatikan karena walaupun butir-butir
soal yang disusun sudah baik tetapi jika penyusunannya sembarang
dapat menyebabkan soal tersebut menjadi tidak baik. 

8. Melaksanakan tes. Pelaksanaan tes dilakukan sesuai dengan waktu


yang tekah ditentukan dan diperlukan pengawasan agar tes benar-
benar dikerjakan dengan jujur. 

9. Menafsirkan hasil tes. Hasil tes menghasilkan data kuantitatis yang


berupa skor. Skor ini kemudian ditafsirkan sehingga menjadi nilai,
yaitu rendah, menengah atau tinggi. Tinggi rendahnya nilai selalu
dikaitkan dengan acuan penilaian. Terdapat dua acuan penilaian yang
sering digunakan dalam dunia psikologi dan pendidikan, yaitu acuan
norma dan acuan kriteria.   

27
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan tes
menurut Arifin (2012. Hlm. 121), yaitu : aspek yang hendak diukur, pihak
penyusun, tujuan penggunaan tes, sampel, kesahihan dan keandalan,
pengadministrasian, cara menskor, kunci jawaban, tabel skor mentah, dan
penafsiran.
B. langkah-langkah dalam pengembangan instrumen non tes
Langkah-langkah dalam pengembangan instrumen non tes (dilihat dari
afektif dan psikomotor):
1). Menentukan spesifikasi instrumen
2). Menulis instrumen
3). Menentukan skala pengukuran
4). Menentukan penskoran
5). Menelaah instrument
6). Melakukan uji coba
7). Menganalisis hasil uji coba
8). Melaksanakan pengukuran
9). Menafsirkan hasil pengukuran

28
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dalam dunia pendidikan, pendidik memerlukan penilaian


menggunakan teknik tes dan non tes untuk memperoleh angka-angka hasil
penilaian. Sebagaimana pengertian dari instrumen penilaian adalah
serangkaian alat ukur dalam arti penelitian yang kerap kali dipergunakan
dalam proses pengumpulan data sehingga hal ini berperan penting sebagai
landasan analisis dan interpretasi untuk pengambilan keputusan. Dalam dunia
evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes adalah cara atau prosedur
dalam pengukuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk
pemberian tugas atau serangkaian tugas/baik berupa pertanyaan-pertanyaan
(yang harus dijawab), atau perintah-perintah oleh testee, sehingga dapat
dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi, nilai mana
dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau
dibandingkan dengan nilai standar tertentu. Teknik nontes merupakan teknik
penilaian untuk memperoleh gambaran terutama mengenai karakteristik,
sikap, atau kepribadian. Selama ini teknik nontes kurang digunakan
dibandingkan teknis tes.
Keberhasilan suatu kegiatan evaluasi akan dipengaruhi pula oleh
keberhasilan evaluator dalam melaksanakan prosedur evaluasi.. Yang
dimaksud dengan evaluator tersebut adalah pendidik dalam merencanakan,
menyusun dan menghasilkan instrumen tes yang baik tentunya berdasarkan
pada hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan tes hasil belajar.
3.2 Saran
Diharapkan mahasiswa dapat memahami mata kuliah evaluasi
pembelajaran matematika dan dalam instrument penilaian tes dan non tes
Penulis juga menyadari jika makalah ini masih jauh dari sempurna.. Karena
itu saran dan kritik membangun sangat penulis butuhkan dalam
penyempurnaan makalah ini.

29
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Usman,M.Pd, Dr.Muhammad Hanafi,M.Pd & Dr.Andi


Sadapotto,M.Hum(2021)Evaluasi Hasil Belajar.Bandung:Jawa Barat

Dr.Ina Magdalena, M.Pd (2020) Evaluasi Pembelajaran SD(Teori Dan


Praktik)Sukabumi:Jawa Barat

Edi Elisa (2021).langkah-langkah penyusunan instrument tes. Diakses pada 10


November 2021, dari https://educhannel.id/blog/artikel/langkah-langkah-
penyusunan-instrumen-tes.html

Esty Aryani Safithry(2018) Asesmen Teknik Tes Dan Non


Tes.Sokajaya:Purwokerto

Instrumen Penilaian Non Tes (2010). Diakses pada tanggal 10 November 2021,
dari http://andinurdiansah.blogspot.com/2010/09/instrumen-non-tes.html?
m=1

Khaerullah Syalwi (2016) Langkah-Langkah dan Prosedur Pengembangan


Instrumen Tes. Diakses pada tanggal 11 November 2021, dari
https://www.khaerullahsyalwi.net/2016/11/langkah-langkah-dan-
prosedur.html?m=1

Penilaian Tes Dan Non Tes (2013).Diakses pada 10 November 2021, dari
http://tockici.blogspot.com/2013/11/penilaian-tes-dan-non-tes_29.html

30

Anda mungkin juga menyukai