Puji syukur penulis ucapkan kahadirat Allah SWT, yang telah memberikan
karunia-nya, sehingga dapat menyelesaikan makalah evaluasi pembelajaran
matematika “instrument penilaian ( tes dan non tes)” tepat pada waktunya.
penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman judul...........................................................................................................i
Kata Pengantar.........................................................................................................ii
Daftar Isi.................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
DAFTARPUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
aspek yang tidak bisa terukur secara “realtime” dengan hanya
menggunakan test, seperti pada mata pelajaran matematika. Pada tes siswa
dapat menjawab dengan tepat saat diberi pertanyaan tentang langkah-
langkah melukis sudut menggunakan jangka tanpa busur, tetapi waktu
diminta melukis secara langsung di kertas atau papan tulis ternyata cara
menggunakan jangka saja mereka tidak bisa. Jadi dengan menggunakan
nontes guru bisa menilai siswa secara komprehensif, bukan hanya dari
aspek kognitif saja, tapi juga afektif dan psikomotornya.
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang telah disebutkan
diatas, maka diperlukan suatu langkah-langkah untuk penyusunan dan
pengembangan baik tes uraian maupun nontes. Hal ini juga dapat
digunakan untuk memperoleh tes yang valid, sehingga hasil ukurnya dapat
mencerminkan secara tepat hasil belajar atau prestasi belajar yang dicapai
oleh masing-masing individu peserta tes setelah selesai mengikuti kegiatan
pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
2
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka penulisan makalah
ini memiliki tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui pengertian instrument penilaian ?
2. Mengetahui instrument tes dan jenis-jenis instrument tes?
3. Mengetahui instrument non tes dan jenis-jenis instrument non tes ?
4. Mengetahui kelebihan dan kekurangan penilaian menggunakan tes dan
nontes?
5. Mengetahui cara menentukan soal tes dan non tes ?
6. Mengetahui cara pengembangan instrument tes dan non tes ?
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Tujuan penyusunan instrumen penilaian yaitu untuk memudahkan
guru ataupun peneliti dalam mengukur kemampuan atau kompetensi
siswa, baik dari aspek kognitif, pesikomotorik, dan afektif. Secara umum,
penilaian itu sendiri dilakukan untuk beberapa tujuan Sudjono (2005),
diantaranya yaitu untuk:
5
1. Memberikan gambaran sejauh mana siswa telah menguasai
kompetensi tertentu
6
Secara harfiah, kata “tes” berasal dari bahasa Perancis Kuno :
testum dengan arti : “piring untuk menyisihkan logam-logam mulia,
dalam bahasa Inggris ditulis dengan test yang dalam bahasa Indonesia
diterjemahkan dengan “tes”, “ujian”,atau “percobaan”. Testing berarti
saat dilaksanakannya atau peristiwa berlangsungnya pengukuran dan
penilaian. Tester adalah orang yang melaksanakan tes atau pembuat tes.
Testee adalah pihak yang dikenai tes (peserta tes).
Dari segi istilah, menurut Anne Anastasi dalam karya tulisnya
berjudul Psychological Testing, yang dimaksud dengan tes adalah alat
pengukur yang mempunyai standar yang obyektif sehingga dapat
digunakan secara meluas, serta dapat betul-betul digunakan untuk
mengukur dan membandingkan keadaan psikis atau tingkah laku
individu.
Dalam dunia evaluasi pendidikan, yang dimaksud dengan tes
adalah cara atau prosedur dalam pengukuran dan penilaian di bidang
pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas/baik
berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-
perintah oleh testee, sehingga dapat dihasilkan nilai yang melambangkan
tingkah laku atau prestasi, nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-
nilai yang dicapai oleh testee lainnya, atau dibandingkan dengan nilai
standar tertentu.
B. Persyaratan Tes
Tes diusahakan mengikuti aturan tentang suasana, cara, dan
prosedur yang telah ditentukan namun tes itu sendiri mengandung
kelemahan-kelemahan.
1. Adakalanya tes (secara psikologis terpaksa) menyinggung pribadi
seseorang
2. Tes menimbulkan kecemasan sehingga mempengaruhi hasil belajar
3. Tes mengategorikan siswa secara tetap
7
4. Tes tidak mendukung kecemerlangan dan daya kreasi siswa
5. Tes hanya mengukur aspek tingkah laku yang sangat terbatas
C. Klasifikasi Tes
Tes dapat diklasifikasikan atas :
1. Bagaimana ia diadministrasikan (tes individual atau kelompok)
2. Bagaimana ia di skor (tes objektif atau tes subjektif)
3. Respon apa yang ditekankan (kemampuan atau kecepatan)
4. Tipe respon yang bagaimana yang harus dikerjakan subjek (tes unjuk
kerja atau tes kertas dan pensil )
5. Apa yang akan diukur (tes sampel atau tes sign)
6. Hakikat dari kelompok yang akan diperbandingkan ( tes buatan guru
atau tes baku)
D. Ciri-Ciri Tes
1. Validitas
2. Reliabilitas
3. Objektifitas
4. Praktis
5. Ekonomis
8
para calon yang dipandang memenuhi batas persyaratan minimal
yang telah ditentukan dinyatakan sebagai peserta tes yang lulus dan
dapat diterima sebagai siswa baru, dinyatakan tidak lulus dan
karenanya tidak dapat diterima sebagai siswa baru.
b. Tes awal
Tes awal sering dikenal dengan istilah pre-test. Tes jenis ini
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh manakah
materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dapat dikuasai
oleh para peserta didik. Jadi tes awal adalah tes yang dilaksanakan
sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik. Karena itu
maka butir-butir soalnya dibuat yang mudah-mudah. Setelah tes awal
berakhir, maka sebagai tindak lanjutnya adalah :
1. Jika dalam tes awal itu semua materi yang ditanyakandalam tes
sudah dikuasai dengan baik oleh peserta didik, maka materi yang
telah ditanyakan dalam tes awal itu tidak diajarkan lagi,
2. Jika materi yang dapat dipahami oleh peserta didik baru sebagian
saja, maka yang diajarkan adalah materi pelajaran yang belum
cukup dipahami oleh para peserta didik tersebut.
c. Tes akhir
Tes akhir sering dikenal dengan istilah post-test. Tes akhir
dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi
pelajaran yang tergolong penting sudah dapat dikuasai dengan
sebaik-baiknya oleh para peserta didik.
d. Tes diagnostik
Tes diagnostik adalah tes yang dilaksanakan untuk
menentukan secara tepat. Jenis kesukaran yang dihadapi oleh para
peserta didik dalam suatu pelajaran tertentu. Dengan diketahuinya
jenis-jenis kesukaran yang dihadapi oleh para peserta didik dalam
9
suatu mata pelajaran tertentu. Dengan diketahuinya jenis-jenis
kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik itu maka lebih lanjut
akan dapat dicarikan upaya berupa pengobatan yang tepat. Tes
diagnostik juga bertujuan ingin menemukan jawab atas pertanyaan
“apakah peserta didik sudah dapat menguasai pengetahuan yang
merupakan dasar atau landasan untuk dapat menerima pengetahuan
selanjutnya?”.
Materi yang ditanyakan dalam tes diagnostik pada umumnya
ditekankan pada bahan-bahan tertentu yang biasanya atau menurut
pengalaman sulit dipahami siswa. Tes jenis ini dapat dilaksanakan
secara lisan, tertulis, perbuatan atau kombinasi dari ketiganya.
e. Tes formatif
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk
mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik “telah terbentuk”
setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu. Tes formatif ini biasanya dilaksanakan di tengah-tengah
perjalanan program pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali
satuan pelajaran atau subpokok bahasan berakhir atau dapat
diselesaikan. Di sekolah-sekolah tes formatif ini biasa dikenal dengan
istilah “ulangan harian”. Tindak lanjut yang perlu dilakukan setelah
diketahuinya hasil tes formatif adalah :
1. Jika materi yang diteskan itu telah dikuasai dengan baik, maka
pembelajaran dilanjutkan dengan pokok bahasan yang baru.
2. Jika ada bagian-bagian yang belum dikuasai, maka sebelum
dilanjutkan dengan pokok bahasan baru, terlebih dahulu diulangi
atau dijelaskan lagi bagian-bagian yang belum dikuasai oleh peserta
didik.
f. Tes sumatif
Tes sumatif adalah tes hasil belajar yang dilaksanakan setelah
sekumpulan satuan program pengajaran selesai diberikan. Tes sumatif
10
dilaksanakan secara tertulis, agar semua siswa memperoleh soal yang
sama. Butir-butir soal yang dikemukakan dalam tes sumatif ini pada
umumnya juga lebih sulit atau lebih berat daripada butir-butir soal tes
formatif. Yang menjadi tujuan utama tes sumatif adalah untuk
menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik
setelah mereka menempuh proses pembelajaran dalam jangka waktu
tertentu.
11
4. Dari segi waktu
1.Power tes, yakni tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk
menyelesaikan tes tersebut tidak dibatasi.
2. Speed tes, yaitu tes dimana waktu yang disediakan buat testee untuk
menyelesaikan tes tersebut dibatasi.
5. Dari segi responnya
1. Verbal tes , yakni suatu tes yang menghendaki respon yang tertuang
dalam bentuk ungkapan kata-kata atau kalimat, baik secara lisan
maupun secara tertulis.
2. Non verbal tes, yakni tes yang menghendaki respon dari testee bukan
berupa ungkapan kata-kata atau kalimat, melainkan berupa tindakan
atau tingkah laku, jadi respon yang dikehendaki muncul dari testee
adalah berupa perbuatan atau gerakan-gerakan tertentu.
6. Dari cara mengajukan Tanya-jawab
1. Tes tertulis yakni jenis tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir
pertanyaan atau soalnya dilakukan secara tertulis dan testee
memberikan jawabannya juga secara tertulis.
2. Tes lisan yakni tes dimana didalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan
atau soalnya dilakukan secara lisan dan testee memberikan jawabannya
secara lisan pula.
Untuk Fungsi Tes yaitu :
1) Fungsi Untuk Kelas
1. Mengadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar siswa
2. Mengevaluasi celah antara bakat dengan pencapaian
3. Menaikkan tingkat prestasi
4. Mengelompokkan siswa dalam kelas pada waktu metode
kelompok
5. Merencanakan kegiatan proses belajar mengajar untuk siswa
secara perorangan
12
6. Menetukan siswa mana yang memerlukan bimbingan khusus
7. Menentukan tingkat pencapaian untuk setiap anak
2) Fungsi Untuk Bimbingan
1. Menentukan arah pembicaraan dengan orang tua tentang anak
mereka
2. Membantu siswa dalam menentukan pilihan
3. Membantu siswa mencapai tujuan pendidikan dan jurusan
4. Memberi kesempatan kepada pembimbing, guru, dan orang tua
dalam memahami kesulitan anak
3) Fungsi Untuk Adminitrasi
1. Memberi petunjuk dalam mengelompokkan siswa
2. Penempatan siswa baru
3. Membantu siswa memilih kelompok
4. Menilai kurikulum
5. Memperluas hubungan masyarakat
6. Menyediakan informasi untuk badan-badan lain
Bentuk-Bentuk Tes
1) Tes Subjektif
Pada umunya berbentuk esai (uraian). Tes bentuk esai adalah
sejenis tes kemajuan belajar yang memerlukan jawaban yang bersifat
pembahasan atau uraian kata-kata.
Kelebihan tes subjektif :
1. Mudah disiapkan dan disusun
2. Tidak memberi banyak kesempatan untuk berspekulasi atau untung-
untungan
3. Mendorong siswa untuk berani mengemukakan pendapat serta
menyusun dalam bentuk kalimat yang bagus
4. Memberi kesempatan kepada siswa untuk mengutarakan maksudnya
denga gaya bahasa dan cara sendiri
13
5. Dapat diketahui sejauh mana siswa mendalami sesuatu masalah yang
diteskan
Kelemahan tes subjektif :
1. Kadar validitas dan realibilitasnya rendah karena sukar diketahui segi-
segi mana dari siswa yang betul-betul telah dikuasai
2. Kurang representative dalam hal mewakili seluruh scope bahan
pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa buah saja
3. Kurang representative dalam hal mewakili seluruh scope bahan
pelajaran yang akan dites karena soalnya hanya beberapa buah saja
4. Cara pemeriksaannya banyak dipengaruhi oleh unsur-unsur subjektif
5. Pemeriksaannya lebih sulit sebab membutuhkan pertimbangan
individual
6. Waktu untuk mengoreksinya lama dan dapat diwakilkan kepada orang
lain.
2) Tes Objektif
Tes objektif adalah tes yang dalam pemeriksaannya dapat dilakukan
secara objektif. Hal ini memang dimaksudkan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan dari tes bentuk esai.
Kebaikan tes objektif :
1. Mengandung lebih banyak segi-segi yang positif, lebih representative
mewakili isi yang luas
2. Lebih mudah dan cepat cara pemeriksaannya
3. Pemeriksaannya dapat diserahkan kepada orang lain
4. Dalam pemeriksaannya tidak ada unsur subjektif yang mempengaruhi.
Kelemahan tes objektif:
1. Persiapan untuk menyusunnya jauh lebih sulit daripada esai karena
soalnya banyak dan harus teliti untuk menghindari kelemahan-
kelemahan yang lain
14
2. Soal-soalnya cenderung untuk mengungkapkan ingatan dan daya
pengenal kembali saja, dan sukar untuk mengukur proses mental yang
tinggi
3. Banyak kesempatan untuk main untung-untungan
4. “Kerja sama” antar siswa pada waktu mengerjakan soal tes lebih terbuka
Macam-Macam Tes
1. Tes benar-salah (true-false)
2. Tes pilihan ganda (multiple choice test)
3. Menjodohkan (matching test)
4. Tes isian (completion test)
2.3. Instrument Non Test
Sebelumnya, sudah disebutkan bahwa salah satu cara untuk mengukur
kemampuan siswa adalah dengan tes dengan berbagai variasinya. Tapi perlu
diketahui bahwa tes bukanlah satu-satunya cara untuk melakukan evaluasi
hasil belajar siswa, teknik lain yang dapat dilakukan adalah teknik non tes.
Dengan teknik ini evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan tanpa
menguji peserta didik tersebut, melainkan dilakukan dengan pengamatan
secara sistematis (observation), memberi penugasan, melakukan wawancara
(interview), penyebaran angket (questionnaire), memeriksa atau menganalisis
dokumen-documen (documentari analysis). Teknik non tes ini memegang
peranan penting terutama dalam rangka evaluasi hasil belajar peserta didik
dalam ranah sikap hidup (affective domain) dan ranah keterampilan
(psychomotoric domain), sedangkan teknik tes sering digunakan untuk
mengevaluasi hasil belajar peserta didik dari segi ranah berfikirnya (cognitive
domain).
1. Pengertian Non tes
Teknik nontes merupakan teknik penilaian untuk memperoleh
gambaran terutama mengenai karakteristik, sikap, atau kepribadian.
Selama ini teknik nontes kurang digunakan dibandingkan teknis tes.
Dalam proses pembelajaran pada umumnya kegiatan penilaian
15
mengutamakan teknik tes. Hal ini dikarenakan lebih berperannya aspek
pengetahuan dan keterampilan dalam pengambilan keputusan yang
dilakukan guru pada saat menentukan pencapaian hasil belajar siswa.
Seiring dengan berlakunya kurikulum baru yang didasarkan pada standar
kompetensi dan kompetensi dasar maka teknik penilaian harus disesuaikan
dengan hal-hal sebagai berikut.
1. kompetensi yang diukur;
2. aspek yang akan diukur (pengetahuan, keterampilan atau sikap);
3. kemampuan siswa yang akan diukur;
4. sarana dan prasarana yang ada.
2.3.1 Jenis-jenis Teknik Non Tes
1. Pengamatan (Observasi)
Secara umum, pengertian observasi adalah cara menghimpun
bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan cara pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang
dijadikan sasaran pengamatan. Observasi dapat dilakukan secara
partisipasif dan non partisipatif.pada observasi partisipatif, observer
melibatkan diri ditengah-tengah observe. Sedangkan pada observasi
nonpartisipatif, observer bertindak sebagai penonton saja. Observasi
juga dapat bersifat eksperimental, yang dilakukan dalam situasi buatan
atau yang dilakukan dalam situasi yang wajar. Sedangkan observasi
sistematis dilaksanakan dengan perencanaan yang sangat matang.
Berikut ini adalah contoh lembaran observasi :
Mata pelajaran :
Topic :
Kelas :
No :
Nama Siswa :
Skor/Nilai untuk tiap-tiap Kegiatan/Aspek :
Jumlah Rata-Rata (1),(2),(3),(4),(5),(6) dan (7)
16
Aspek :
1. ...................
2. ...................
3. ...................
4. ...................
5. ...................
6. ...................
7. ...................
8. dan seterusnya
Semester :
Dalam evaluasi hasil belajar dimana mempergunakan observasi
nonsistematis, yaitu observasi dimana observer atau evaluator dalam
dalam melakukan pengamatan dan pencatatan tidak dibatasi oleh
kerangka kerja yang pasti. Maka kegiatan observasi hanya dibatasi
oleh tujuan dari observasi itu sendiri.
Contoh: seorang guru mengadakan observasi pada beberapa mushola,
guna mengetahui dan kemudian menilai keaktifan siswa-siswanya
dalam menjalankan ibadah shalat taraweh dan witir.
Kelebihan dari observasi adalah:
1. Data observasi didapatkan langsung dari lapangan, data yang
demikian bersifat objektif dalam melukiskan aspek-aspek
kepribadian peserta didik menurut kenyataannya.
2. Data observasi mencakup berbagai aspek kepribadian masing-
masing individu peserta didik.
Kelemahan dari observasi adalah:
1. Jika guru kurang cakap dalam melakukan observasi, maka
observasinya menjadi kurang dapat diyakini kebenarannya.
2. Kepribadian dari observer atau evaluator seringkali mempengaruhi
penilaian yang dilakukan dengan cara observasi.
17
3. Data yang diperoleh dari observasi umumnya baru mengungkap
“kullit luar”nya saja.
2. Penugasan
Penilaian dengan penugasan adalah suatu teknik penilaian yang
menuntut peserta didik melakukan kegiatan tertentu di luar kegiatan
pembelajaran di kelas. Penilaian dengan penugasan dapat diberikan
secara individual atau kelompok. Penilaian dengan penugasan dapat
berupa tugas atau proyek.
A. Tugas
Tugas adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa secara
terstruktur di luar kegiatan kelas, misalnya tugas membuat cerita
tentang matematikawan, menulis puisi matematika, mengamati
suatu obyek, dan lain-lain. Hasil pelaksanaan tugas ini bisa berupa
hasil karya, seperti: karya puisi, cerita; bisa pula berupa laporan,
seperti: laporan pengamatan. Pelaksanaan pemberian tugas perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Banyaknya tugas setiap mata pelajaran diusahakan agar tidak
memberatkan siswa karena memerlukan waktu untuk istirahat,
bermain, belajar mata pelajaran lain, bersosialisasi dengan
teman, dan lingkungan sosial lainnya.
2. Jenis dan materi pemberian tugas harus didasarkan kepada
tujuan pemberian tugas yaitu untuk melatih siswa menerapkan
atau menggunakan hasil pembelajarannya dan memperkaya
wawasan pengetahuannya. Materi tugas dipilih yang esensial
sehingga siswa dapat mengembangkan keterampilan hidup yang
sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, perkembangan, dan
lingkungannya.
3. Diupayakan pemberian tugas dapat mengembangkan kreativitas
dan rasa tanggung jawab serta kemandirian.
B. Proyek
18
Proyek adalah suatu tugas yang melibatkan kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun
lisan dalam waktu tertentu. Contoh proyek antara lain: melakukan
pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman, percobaan
foto sintesis tumbuhan dan perkembangan tanaman, mengukur tinggi
pohon dan lebar sungai menggunakan klinometer.
19
tidak sistematis. Dalam wawancara ini pewawancara selaku
evaluator mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada peserta
didik atau orang tua peserta didik tanpa dikendalikan oleh
pedoman tertentu.
Hal-hal yang perlu diperhatikan didalam guru sebagai
pewawancara yaitu:
1. Guru yang akan mengadakan wawancara harus mempunyai
background tentang apa yangakan ditanyakan.
2. Guru harus menjalankan wawancara dengan baik tentang
maksud wawancara tersebut.
3. Harus menjaga hubungan yang baik.
4. Guru harus mempunyai sifat yang dapat dipercaya.
5. Pertanyaan hendaknya dilakukan dengan hati-hati, teliti dan
kalimatnya jelas.
6. Hindarkan hal-hal yang dapat mengganggu jalannya
wawancara.
7. Guru harus mengunakan bahasa sesuai kemampuan siswa yang
menjadi sumber data.
8. Hindari kevakuman pembicaraan yang terlalu lama.
9. Guru harus mengobrol dalam wawancara.
10. Batasi waktu wawancara.
11. Hindari penonjolan aku dari guru
Contoh wawancara:
“Apa pendapatmu tentang program adiwiyata di sekolah kita ?
Bagaimana cara mensukseskan program tersebut? ”
“Mengapa kamu merasa perlu terlibat aktif dalam program
tersebut?”
“Apa yang bisa kamu terapkan di rumahmu dari program
sekolah tersebut?”
Kelebihan dari wawancara adalah:
20
1. Pewawancara dapat berkomunikasi langsung dengan peserta
didik sehingga menghasilkan penilaian yang lengkap dan
mendalam.
2. Peserta didik dapat mengeluarkan isi hatinya secara lebih bebas.
3. Data yang didapat dapat berupa data kualitatif dan data
kuantitatif.
4. Pertanyaan yang kurang jelas dapat diulang dan dijelaskan
kembali dan jawaban yang belum jelas dapat diminta lagi
penjelasannya biar lebih terarah.
5.Wawancara dapat dilengkapi dengan alat bantu agar data yang
didapat bisa dicatat dengan lebih lengkap.
21
Kuesioner dapat berupa pilihan ganda dan dapat pula berupa skala
sikap (skala likert).
Contoh kuesioner skala pilihan ganda :
1. Terhadap teman-teman sekelas saya yang rajin dan khusuk’ dalam
menjalankan ibadah shalat, saya:
a. Merasa tidak harus meniru mereka.
b. Merasa belum pernah memikirkan shalat yang rajin dan
khusyu’
c. Merasa ingin jadi mereka, tepi terasa masih sulit.
d. Sedang berusaha agar saya rajin dan khusyu’ dalam shalat.
e. Merasa iri dan ingin seperti mereka.
2. Contoh kuesioner skala likert :
1. Membayar infaq atau sadaqah itu memang baik untuk
dikerjakan, akan tetapi sebenarnya bagi orang yang telah
membayarkan zalkatnya tidak perlu lagi untuk menbayar
infaq atau sadaqah. Terhadap pernyataan tersebut saya:
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
2. Membayar infaq atau sadaqah tanpa sepengetahuan orang lain
itu tidak ada gunanya, sebab orang lain itundi perlikan ssekali
sebagai saksi untuk membuktikan bahwa pembayaran infaq
dab sadaqah itu bukan trmasuk orang yang bakhil. Terhadap
pernyataan itu, saya:
a. Sangat setuju
b. Setuju
c. Ragu-ragu
d. Tidak setuju
e. Sangat tidak setuju
22
E. Pemeriksaan Dokumen (Documentary Analysis)
Evaluasi mengenai kemajuan, perkembangan atau
keberhasilan belajar peserta didik tanpa menguji (tehnik nontes)
juga dapat dilengkapi atau diperkaya dengan cara melakukan
pemerikasaan terhadap dokumen-dokumen; misalnya dokumen
yang memuat infomasi mengenai riwayat hidup (auto biography).
Riwayat hidup adalah gambaran tentang keadaan seseorang selama
dalam masa kehidupannya. Dengan mempelajari riwayat hidup,
maka subjek evaluasiakan dapat menarik suatu Pemeriksaan
dokumen lainnya misalnya dokumen yang memuat informasi
mengenai kapan siswa itu diterima di sekolah tersebut, apakah ia
pernah meraih kejuaraan sebagai siswa yang berprestasi di
sekolahnya, apakah ia memiliki keterampilan khusus, apakah ia
pernah meraih kejuaraan atau penghargaan khusus atas
keterampilannya itu, dll.kesimpulan tentang kepribadian kebiasaan
atau sikap dari obyek yang dinilai. Berbagai informasi, baik
mengenai peserta didik, orangtua dan lingkungannya itu bukan
tidak mungkin pada saat-saat tertentu sangat diperlukan sebagai
bahan pelengkap bagi pendidik dalam melakukan evaluasi hasil
belajar terhadap peserta didik.
23
orang tersebut. sejauh mana siswa masalah
mendalami sesuatu - - Tidak menilai dan
masalah yang menerapkan secara
diteskan. langsung dalam
dunia nyata untuk
menyelesaikannya
24
Secara keseluruhan hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menentukan soal adalah:
a. Soal jelas
b. Mengacu pada indikator
c. Menggunakan bahasa yang baik dan benar
d. Semua pilihan jawaban logis
e. Pokok soal tidak menggunakan pernyataan-pernyataan yang bersifat
negatif
f. Semua soal mempunyai satu jawaban yang benar untuk pilihan ganda
g. Setiap soal hanya mengandung satu pertanyaan saja.
h. Setiap soal yang dibuat harus memperhatikan derajat kesukarannya
(tingkat kesukarannya), yaitu tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.
i. Dalam soal pilihan ganda, salah satu pilihannya adalah kunci jawaban
dan yang lain adalah diktator ( jawaban pengecoh)
j. Soal dapat digunakan sebagai pembeda antara siswa yang berkemampuan
tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah.
B. Benar-salah
Contoh:
Danau Toba terletak di Provinsi Sumatra Selatan (B/S)
Gas Nitrogen membantu dalam pembakaran (B/S)
25
Perceraian adalah hal yang paling dibenci oleh Allah (B/S)
26
3. Menelaah soal tes. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir kesalahan
atau kekurangan.
4. Melakukan uji coba tes. Uji coba tes dilakukan sebagai sarana
memperoleh data empiris tentang tingkat kebaikan soal yang telah
disusun.
27
Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengembangan tes
menurut Arifin (2012. Hlm. 121), yaitu : aspek yang hendak diukur, pihak
penyusun, tujuan penggunaan tes, sampel, kesahihan dan keandalan,
pengadministrasian, cara menskor, kunci jawaban, tabel skor mentah, dan
penafsiran.
B. langkah-langkah dalam pengembangan instrumen non tes
Langkah-langkah dalam pengembangan instrumen non tes (dilihat dari
afektif dan psikomotor):
1). Menentukan spesifikasi instrumen
2). Menulis instrumen
3). Menentukan skala pengukuran
4). Menentukan penskoran
5). Menelaah instrument
6). Melakukan uji coba
7). Menganalisis hasil uji coba
8). Melaksanakan pengukuran
9). Menafsirkan hasil pengukuran
28
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
29
DAFTAR PUSTAKA
Instrumen Penilaian Non Tes (2010). Diakses pada tanggal 10 November 2021,
dari http://andinurdiansah.blogspot.com/2010/09/instrumen-non-tes.html?
m=1
Penilaian Tes Dan Non Tes (2013).Diakses pada 10 November 2021, dari
http://tockici.blogspot.com/2013/11/penilaian-tes-dan-non-tes_29.html
30