Anda di halaman 1dari 18

PENGEMBANGAN INSTRUMEN NON TES

Oleh:

KELOMPOK 1 PEMBANDING

1. Dwita Maharani Ingrid (A1Q122066)

2. Yusniar (A1Q122101)

3. Yuliana (A1Q122100)

4. Muhammad Adit Putra (A1Q119085)

JURUSAN BIMBINGAN KONSELING

FAKULTAS KEGURUAN DAN PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, sebab berkat rahmat dan hidayah-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah yang ditujukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran. Judul materi yang akan kami bahas yaitu tentang “Bentuk-bentuk Instrumen
Non-Tes”. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
dalam menyelesaikan tugas makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan. Sehingga memerlukan
banyak sekali perbaikan. Kami berharap kepada para pembaca dapat memberikan saran dan kritik
yang bermanfaat untuk kami agar bisa menyelesaikan tugas selanjutnya agar lebih baik lagi.

Kendari , 29 Maret 2023

Kelompok 1 Pembanding
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI ............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. LATAR BELAKANG...................................................................................
B. RUMUSAN MASALAH...............................................................................
C. TUJUAN........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................
A. PENGERTIAN INSTRUMEN NON TES.................................................
1. Pengambilan Data Instrument Non-tes....................................................
2. PENYUSUNAN KISI-KISI INSTRUMEN NON TES...........................
BAB III PENUTUP..................................................................................................
A. KESIMPULAN..............................................................................................
B. SARAN..........................................................................................................
DAFTAR PUSTASKA.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Evaluasi atau penilaian adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan secara sistematis,
yang mencakup penentuan tujuan, perencanaan dan pengembangan instrumen, pengumpulan data
analisis dan penafsiran untuk menentukan suatu nilai dengan standar yang telah ditentukan. Tujuan
dilakukannya evaluasi atau penilaian adalah untuk menjawab apakah terdapat perbedaan yang
signifikan antar hasil yang diinginkan atau direncanakan dengan kenyataan dilapangan. Sering istilah
evaluasi atau penilaian dicampur adukkan dengan pengukuran maupun tes. Pengukuran adalah suatu
rangkaian kegiatan untuk mengamati sesuatu dan menjelaskan dengan menggunakan alat ukur atau
instrumen tertentu. Sedangkan tes adalah salah satu jenis alat ukur yaitu instrumen yang digunakan
untuk menghasilkan informasi guna pengambilan keputusan. Dengan demikian pengukuran hanya
merupakan kegiatan pengumpulan data, sedangkan evaluasi mencakup analisis data dan penafsiran
data.
Instrumen non-tes merupakan intrumen selain tes prestasi belajar. Alat yang dapat digunakan
adalah lembar pengamatan atau observasi dan istrumen tes sikap, minat dsb. Instrumen non-tes
biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar, aspek sikomotorik atau keterampilan, sikap
atau nilai, yaitu untuk menggali informasi atau mengumpulkan data yang berkaitan dengan penilaian,
pendapat atau opini terhadap sesuatu yang berkaitan dengan keterampilan, perilaku, sikap atau nilai.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan instrumen nontes?
2. Bagaimana cara pengambilan instrumen nontes?
3. Bagaimana penyusunan kisi-kisi dari instrumen nontes?
4. Bagaimana kaidah penulisan soal?

C. Tujuan
Pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Evaluasi Pembelajaran.
Dibuatnya makalah ini bertujuan agar para pembaca dapat mengetahui pengertian dari instrumen
nontes, cara pengambilan instrumen nontes, penyusunan kisi-kisi, dan kaidah penulisan soal beserta
contohnya.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Instrument Non-tes


Instrument non-tes adalah intrumen selain tes prestasi belajar. Alat yang dapat digunakan
adalah lembar pengamatan atau observasi dan istrumen tes sikap, minat dsb. Instrumen non-tes
biasanya digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar, aspek sikomotorik atau keterampilan, sikap
atau nilai, yaitu untuk menggali informasi atau mengumpulkan data yang berkaitan dengan penilaian,
pendapat atau opini terhadap sesuatu yang berkaitan dengan keterampilan, perilaku, sikap atau nilai.
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan instrumen evaluasi adalah jumlah butir
pernyataan dari suatu instrumen, karena semakinbanyak jumlah butir pernyataan (unsur yang
dievaluasi) maka semakin baik kualitasnya. Pada prinsipnya prosedur penulisan sal untuk instrument
non-tes adaah sama dengan prosedur penulisan tes pada tes prestasi belajar, yaitu menyusun kisi-kisi
tes, menuliskan butir soal berdasarkan kisi-kisiya, telaah, validasi butir, uji coba butir, perbaikan
butir berdasarkan hasil uji coba.
Namun, dalam proses awalnya, sebelum menyusun kisi-kisi tes terdapat perbedaan dalam
menentukan validitas isi diperoleh melalui kurikulum dan buku pelajaran, tetapi untuk non-tes
validitas isi atau konstruknya diperoleh melalui “teori”. Menurut kamus besar Indonesia, 1990 : 932,
Teori adalah pendapat yang dikemukakan sebagai keterangan mengenai suatu peristiwa atau kejadian
dsb.

1. Pengambilan Data Instrument Non-tes


a. Pengamatan (observasi)
Pengamatan merupakan suatu alat penilaian yang pengisiannya dilakuan oleh guru atas
dasar pengamatan terhadap perilaku peseta didik yang sesuai dengan kompetensi yang hendak
diukur. Observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung dan atau diluar kegiatan
pembelajaran. Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data kualitatif dan kuantitatif sesuai
dengan kompetensi yang dinilai dan dapat dilakukan baik secara formal maupun informal.
Penilaian observasi dilakukan antara lain sebagai penilaian akhir kelompok mata pelajaran
agama dan akhlak mulia, kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, menilai
perilaku atau budi pekerti peserta didik misalnya keaatan pada ajaran agama, toleransi, disiplin,
tanggung jawab, kasih sayang, gotong royong, kesetia kawaan, hormat menghormati, sopan santun
dan jujur, dan melihat proses kegiatan pembelajaran baik individu maupun kelompok.
b. Wawancara
Wawancara (interview) adalah teknik mendapatkan data dengan cara mewawancarai atau
menginterview peserta didik (face to face relation). Wawancara dapat juga dapat dilengkapi dengan
alat bantu tape recorder sehingga jawaban atas pertanyaan yang diajukan dapat dicatat dengan lebih
lengkap.
Hal-hal yang perlu dipehatikan dalam wawancara adalah sebagai berikut:
a) Pendidik yang akan melakukan wawancara harus mempunyai back ground tentang apa yang
ingin ditanyakan.
b) Menjaga hubungan yang baik dan rahasia dari peserta didik harus dijaga dengan baik
c) Hindari hal-hal yang dapat mengganggu jalannya wawancara
d) Batasi aktu dalam wawancara
e) Mencatat semua hasil wawancara
c. Angket
Angket (questionnaie) adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik, bentuknya
bias terbuka (peserta didik bebas menjawab pertanyaan), tertutup (peserta didik tingga memilih
jawaban yang sudah disediakan) dan terbuka dan tertutup (campuran dari bantu yang ada).
Angket sering digunakan untuk menilai hasil belajar ranah afektif dalam bentuk pilihan ganda
maupun skala sikap.
Contoh :
Bentuk pilihan ganda
Saya ebih sika berinfaq atau bershadaqoh dalam situasi
a) Ada yang mencatat atau mengumumkannya
b) Banyak orang yang menyaksikannya, agar saya tidak disebut sebgai oang yang bakhil
c) Ada atau tidak ada orang lain yan mengetahui, bagi saya sama saja
d) Tidak ada yang mengetahui sama sekali
Skala linkert
Membayar infaq atau shadaqah memang baik untuk dikerjakan, akan tetapi sebenarnya bagi orang
yang telah membayarkan zakatnya tidak perlu lagi untuk membayar infak atau shadaqoh. Terhadap
pertanyaan tersebut saya :
a) Sangat setuju
b) Setuju
c) Ragu-ragu
d) Tidak setuju
e) Sangat tidak setuju
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun angket
1. Pertanyaan hendaknya pendek dan jelas
2. Mengandung satu jawaban
3. Pertanyaan tidak boleh menyinggung perasaan peserta didik.
4. Penilaian unjuk kerja
Penilaian unjuk kerja (permormance assessment) adalah penilaian yang dilakukan dengan
mengamati kgiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Unjuuk kerja yang dapat diamati seperti :
bermain peran, memainkan alat music, bernyanyi, membaca puisi atau deklamasi, menggunakan
peralatan laboratorium dan lain-lain.
« Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penilaian unjuk kerja adalah
a) Langkah-langkah kinerja yang diharapkan akan dilakukan oleh peserta didik.
b) Kelengkapan dan ketetapan aspek yang akan dinilai dalam kinerja tersebut.
c) Kemampuan-kemampuan khusus yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
d) Kemampuan yang akan diteliti tidak terlalu banyak
e) Kemampuan yang akan dinilai diurutkan berdasarkan kemampuan yang hendak diamati.

« Karakteristik dasar penilaian unjuk kerja adalah


a) Peserta didik diminta untuk mendemonstrasikan keampuannya dalam mengkreasikan suatu
produk atau keterlibatannya dalam suatu aktivitas (perbuatan).
b) Produk dari performance assessment lebih penting dari pada perbuaannya.

« Teknik penilaian unjuk kerja


a. Metode holistic
Metode ini digunakan untuk menilai secara keseluruhan hasil kerja peserta didik dengan skor
tunggal (single rating).
b. Metode analytic
Metode ini digunakan untuk menilai berbagai aspek yang berbeda dari kinerja peserta didik.
c. Penilaian proyek
Penilaian proyek adalah kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan
dalam periode atau waktu tertentu. Tugas yang diberikan kepada peserta didik merupakan tugas
terstruktur di luar kelas.
Ada tiga hal yang yang harus diperhatikan dalam penilaian proyek yaitu :
a) Kemampuan pengelolaan yaitu kemampuan peserta didik dalam memilih topic dan mencari
informasi serta dalam pengelola waktu pengumpulan data dan penulisan laporan.
b) Relevansi yaitu kesesuaian dengan mata pelajaran serta mempertimbangkan tahap pengetahuan,
keterampilan dan pemahaman dalam pembeajaran.
c) Keaslian yaitu proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil kerjanya.
Teknik dalam menilai proyek di bagi menjadi dua yaitu secara holistic (umum) maupun
analitik mulai dari perencanaan proses pembuatan tugas sampai hasil akhir. Pelaksanaan penilaian
dapat menggunakan alat atau instrument penilaian berupa daftar cek atau skala rentang.
d. Penilaian produk
Penilaian produk (product assessment) adalah penilaian terhadap keterampilan dalam
membuat suatu produk dan kualitas hasil produk tersebut. Seperti makanan, pakaian, hasil karya seni
(patung, lukisan, gambar), barang-barang terbuat dari kayu, keramik, plastic dan logam.
Teknik penilaian produk dilakukan dalam tiga tahap lagi atau meliputi 3 tahap yaitu :
a) Tahap pesiapan : merencanakan, megembangkan gagasan dan mendesain produk
b) Tahap pembuatan : menilai kemampuan peseta didik dalam menyeleksi dan menggunakan
bahan, alat dan teknik.
c) Tahap penilaian : menilai kemamuan peserta didik membuat produk sesuai kegunaannya
dan memenuhi criteria keindahan.
Tujuan penilaian hasil kerja adalah :
a) Menilai penguasaan keterampilan peserta didik sebelum mempelajari keterampilan berikutnya.
b) Menilai tingkat kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik pada setiap akhir jenjang disekolah
kejuruan
c) Menilai keterampilan peserta didik akan memasuki institute pendidikan kejuruan.
Penilaian produk dapat dilakukan dengan cara yaitu :
a) Holistic yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap
appraisal
b) Analistik yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua criteria yang
terdapat pada semua tahap proses pengembangan.

2. Penyusunan Kisi-kisi Instrumen Non-tes


Penulis soal harus mengetahui terlebih dahulu valditas konstuknya yang disusun atau
dirumuskan melalui teori. Cara termudah untuk mendapatkan teori adalah membaca beberapa buku,
hasil peJnelitia atau mencari informasi lain yang berhubungan dengan variable atau tujuan tes yang
dikehendaki. Oleh karena itu, peserta didik atau responden yang hendak mengerjakan tes ini
(instrumn non-tes) tidak perlu mempersiapkan atau belajar materi yang hendak diteskan terlebih
dahulu seperti pada tes prestasi.
Setelah teori diperoleh dari berbagai buku, maka langkah selanjutnya adalah menyimpulkan
teori itu dan merumuskan mendefinisikan (yaitu definisi konsep dan definisi operasional) dengan
kata sendiri berdasarkan pendapat para ahli yang diperoleh dari beberapa buku yang telah dibaca.
Definisi tentang teori yang dirumuskan inilah yang dinamakan konstruk. Berdasarkan konstruk yang
telah dirumuskan itu, langkah selanjutnya adalah menentukan dimensi (tema objek atau hal-hal poko
yang menjadi pusat tinjauan teori), indicator (uraian atau rincian dimensi yang akan diukur) dan
penulisan butir soal berdasarkan indikatornya. Untuk lebih memudahkan meyusun kisi-kisi tes,
perhatikan alur urutannya seperti bagan berikut :
Teori
Dari hasil penelitian atau pendapat dari :
Buku A
Buku B
Buku C
dsb

KONSTRUK
v Definisi konsep
v Definisi operasional
Demensi

Indikator

Soal

Berdasarkan diatas, penulis dapat dengan mudah mengecek, apakah instrument tesnya atau
butir-butir soal sudah sesuai dengan indikatornya atau belum. Jadi kesimpulannya instrument tes
yang telah disusun merupakan alat ukur ang (sudah tepat atau belum tepat) mewakili teori.
Kaidah penulisan soal
Materi
a) Pernyataan harus sesuai dengan rumusan indicator dalam kisi-kisi.
b) Aspek yang diukur pada setiap pernataan sudah sesuai dengan tuntutan dalam kisi-kisi (misa
untuktes sikap : aspek kongnisi, afeksi atau konasinya dan pernyataan positif atau negatifnya).
Konstruksi
a) Pernyataan dirumuskan denga singkat (tidak melebihi 20 kata) dan jelas.
b) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan objek yang dipersoalkan atau kalimatnya
merupakan pernyataan yang diperlukan saja.
c) Kaliatnya bebas dari pernyataan yang bersifat negative ganda
d) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.
e) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang factual atau dapat diinterpretasikan sebagai fakta.
f) Kalimatnya bebas dari pernyataan yang dapat diinterpretasikan lebih dari satu cara.
g) Kalimatnya bebas dari pernyataan yan mungkin disetujui atau dikosongkan oleh semua
responden.
h) Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.
i) Kalimatnya bebas dari peryataan yang tidak pastti seperti semua, selalu, kadang-kadang, tidak
stupun, tidak pernah.
j) Jangan banyak mempergunakan kata Tanya, sekedar, semata-mata
Bahasa atau budaya
a) Bahasa soal harus komunikatif dan sesuai dengan jenjang pendidikan peserta didik atau
responden.
b) Soal harus menggunakan bahasa Indonesia baku.
c) Soal tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat atau tabu.

Contoh Non-tes
1. Tes skala sikap
Tes skala sikap adalah perasaan suka atau tidak suka atau kecenderungan seseorang dalam
merespon sesuatu atau objek. Seperti : sikap terhadap materi pelajaran, guru, proses pembelajaran,
norma-norma tertentu dan sebagainya.
Penilaian tes skala sikap atas 3 komponen berikut :
a) Komponen afektif adalah perasaan yang dimiliki oleh seseorang terhadap objek.
b) Komponen kongnisi adalah kepercayaan atau keyakinan yang menjadi pegangan seseorang.
c) Komponen konasi adalah kecenderunan untuk berperilaku atau berbuat dengan cara-cara tertentu
terhadap sesuatu objek.
Contoh soalnya sebagai berikut :

No

Pernyataan

SS

T
STS

1.
2.
3
4.
Mau menerima pendapat orang lain meupakan ciri bertoleransi
Untuk mewujudkan cita-cita harus memaksakan kehendak
Saya suka menerima pendapat orang lain.
Bekerja sama dengan orang yang berbeda suku harus dihindarkan
Saya memilih teman disekolah saja dan mengutamakan yang pintar saja.

Keterangan : SS = sangat setuju

S = setuju

TS = tidak setuju

STS = sangat tidak setuju


2. Tes minat belajar
Minat merupakan kemampuan seseorang untuk memberikan perhatian terhadap suatu objek
yang disertai dengan raa senang dan dilakukan penuh kesadaran.
Peserta didik yang menaruh minat pada suatu mata pelajaran, perhatiannya akan tinggi dan
minatnya berfungsi sebagai pendorong kuat untuk terlibat secara aktif dalam kegiatan belajar
mengajar pada pelajaran tersebut.

Contoh tes minat peserta didik terhadap mata pelajaran

NO

PERNYATAAN

SL

SR
JR

TP

1.
2.
3.
4.
5.
Saya senang mengikuti pelajaran ini
Saya merasa rugi jika tidak mengikuti pelajaran ini
Saya merasa pelajaran ini sangat bermanfaat
Saya berusaha memiliki buku pelajaran ini
Saya mengerjakan soal-soal latihan di rumah
Keterangan : SL = Selalu

SR = Sering

JR = Jarang

TP = tidak pernah

3. Tes motivasi berprestasi


a . Definisi konsep
Motivasi berprestasi adalah motivasi yang medorong peserta didik untuk berbuat baik dari
apa yang dibuat atau diraih sebelumnya mapun yang dibuat atau diraih orang lain.
b. Definisi operasional
Motivasi berprestasi adalah motivasi yang mendorong seseorang untuk berbuat lebih baik
dari apa yang pernah dibuat atau diraih sebelumnya maupun yang dibuat atau diraih orang lain yang
dapat diukur melalui:
a) Berusaha untuk untuk unggul dalam kelompoknya
b) Menyelesaikan tugas dengan baik
c) Rasional dalammeraih keberhasilan
d) Menyukai tantangan
e) Menerima tanggung jawab pribadi untuk sukses
f) Menyukai situasi pekerjaan dengan tanggung jawab pribadi, umpan balik dan resiko tingkat
menengah
Contoh :
1) Saya bekerja keras agar prestasi saya lebih baik dari pada teman-teman
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarag
Tidak pernah
2) Saya menghindari upaya mengungguli prestasi teman-teman
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarag
Tidak pernah
3) Saya berusaha untuk memperbaiki kinerja saya
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarag
Tidak pernah
4) Saya mengabaikan tugas-tugas sebelum ada yang mengatur
Selalu
Sering
Kadang-kadang
Jarag
Tidak pernah
4. Tes kreativitas
Keativitas merupakan proses berfikir yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah atau
menjawab pertanyaan secara benar dan bermanfaat (Devito, 1989n: 118).
Ciri-ciri kreativitas berkaitan dengan imaginasi, orisinalitas, berfikir devergen, penemuan hal-
hal yang bersifat baru, intuisi, hal-hal yang menyangkut perubahan dan eksploasi (coben, 1976 : 17).
Tes kreativitas teriri dari dua yaitu tes verbal dan tes gambar. Yang memilki ciri kelancaran,
keluwesan, keaslian dan elaborasi (Torance, 1974 : 8).

Contoh tes verbal :


Misalnya diberikan tiga gambar ikan dalam akuarium yangmasing-masing dibedakan jumlah
ikan dan makanannya. Pertanyaan : pilihan salah satu gambar yang anda sukai dan jelaskan
mengapaanda menyukainya ! (dalam waktu 3 menit)
Buatlah kalimat sebanyak-banyaknya dengan kata “pintar” !(dalam wakyu3 menit)
Tuliskan bebagai cara tikus masuk kedalam rumah ! (dalam waktu 3 menit)
Contoh tes gambar :
Disajikansebuh gambar yang belum selesai. Pertanyaan :selesaikan rancangan gambarberikut
dan berikan judul sesuai dengan selera anda! (dalam waktu 3 menit)
Disajikan sebuah sketsa gambar yang belum selesai. Pertanyaan : selesaikan sketsa gambar
menurut kesukaan anda dan seteah selesai berikan judulnya! (dalam waktu 3 menit)
Disajikan buah titik A, B, C, D ,E Dan F dengan posisi yang telah ditetapkan. Pertanyaan :
buatlah gambar dari 6 titik ini, kemudian berikan judul!
5. Tes stress belajar (menghadapi ujian)
a. Definisi konsep
Stress belajar adalah suatu kondisi kekuatan dan tanggapan sebagai interaksi dalam diri
seseorang akibat dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala atau tuntutan belajar yang
dikaitkan dengan apa yang sangat diinginkan dan hasilnya dipersepsikan sebagai suatu yang tidak
pasti atau penting.
b. Definisi operasional
Stress belajar adalah suatu kekuatan dan tanggapan sebagai interaksi dala diri seseorang
akibat dikonfrontasikan dengan suatu peluang, kendala atau tuntutan belajar yang dikaitkan dengan
apa yan sangat diinginkan dan hasil-hasilnya dipersepsikan sebagai suatu yang tidak pasti atau
penting yang dapat diukur melalui :
a) Tanggapan psikologis seperti perasaan cemas, khawatir, takut, tidak senang, perasaan terganggu
dan lepas kendali
b) Tanggapan fisik seperti rasa lela, jantun berdebar, rasa sakit dan tekanan darah tergaggu
c) Tanggapan perceptual seperti anggapan dan keyakinan.
NO

PERTANYAAN

SS

KK
J

T
1.
2.
3.
4.
Saya Cemas Terhadap Kemampuan Saya Disekolah
Saya takut ragking saya turun
Saya kehilangan nafsu makan setiap ada tugas
Jantung saya berebar-debar keika sedang tes wawancara
Keterangan : SS = sangat setuju, S = setuju, KK = kadang-kadang

J = jarang, TP = tidak pernah

6. Teknik Penskoran
Cara sederhana untuk menskor hasil jawaban peserta didik dari instrument non-tes. Sebagai
contoh, tes skala.
Tes ini dilakukan oleh salah satu peserta didik.
Nama peserta didik : Hanbyul Denisa

NO
PERNYATAAN

SL

SR

JR

TP
1.
2.
3.
4.
5.
Saya senang mengikuti pelajaran ini
Saya merasa rugi jika tidak mengikuti pelajaran ini
Saya merasa pelajaran ini sangat bermanfaat
Saya berusaha memiliki buku pelajaran ini
Saya mengerjakan soal-soal latihan di rumah
Keterangan : SL = Selalu (4), SR = Sering (3), JR= Jarang (2), TP = tidak pernah (1)
Jadi, skor Hanbyul Denisa dari penilaian diatas adalah seperti berikut :
= (4+3+3+2+4) x 5 = 80
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Instrumen non-tes dapat digunakan jika kita ingin mengetahui kualitas proses dan produk dari
suatu pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan dengandomain afektif, seperti sikap, minat, bakat dan
motivasi. Instrumen non-tesdapat digunakan jika kita ingin mengetahui kualitas proses dan produk
darisuatu pekerjaan serta hal-hal yang berkenaan dengan domain afektif, sepertisikap, minat, bakat
dan motivasi.Instrumen evaluasi jenis non-tes diartikan sebagai sesuatu yangdigunakan untuk
mempermudah pihak-pihak tertentu untuk memperolehkualitas atas suatu objek dengan
menggunakan teknik non-tes.Macam-macaminstrumen evaluasi non tes meliputi : Observasi,
wawancara, angket, skalasikap, daftar cek, skala penilaian, sosiometri, catatan Insidental.Pemberian
penghargaan terhadap peserta didik dalam kegiatan pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan
perhtian, motivasi, semangat,dan kemudahan belajar, serta memodifikasi tingkahlaku peserta didik
yangkurang positif menjadi tingkah laku yang produktif.

B. Saran
Penyusunan makalah ini jauh dari sempurna walaupun telah dikerjakandengan penuh
kesungguhan dan ketelitian. Mengingat keterbatasan penulisanserta sifat manusia yang fitrahnya lupa
dan salah. Oleh karena itu penulismengharapkan adanya keritikan dan saran dari berbagai pihak
untuk perbaikandemi kemajuan bersama.
DAFTAR PUSTAKA

Uno, Hamza B. 2008. Model Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara


Nofijanti, Lilik. Baihaqi, M. dkk. 2008. Evaluasi Pembelajaran paket. Suraba : lapis PGMI.
Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Perangkat Penilaian Kurikulum Satuan Pendidikan KTSP
SMA.

Anda mungkin juga menyukai