Disusun Oleh :
Kelompok 4
1
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. Wb
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah swt Tuhan semesta alam karna berkat izin
dan kehendak-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang sederhana ini pada tepat
waktu.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah “ Evaluasi
Pendidikan“ . Adapun masalah yang di bahas dalam makalah ini yaitu “ Hasil Belajar
Sebagai Objek Penilaian“ .
Dalam penulisan makalah ini penulis menemui berbagai hambatan dikarenakan
kurangnya ilmu pengetahuan penulisan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
makalah ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak
yang telah membantu penyelesaian makalah sederhana ini.
Penulis sadar akan kemampuan menulis yang masih sederhana. Tapi dalam
makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi penulis yakin bahwa
penulisan makalah ini masih banyak memimiliki kekurangan. Oleh karena itu penulis
mengucapkan mohon maaf.
Akhir kata, harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para
pembaca. Meskipun makalah ini memiliki kekurangan dan kelebihan, namun penulis
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca. Terima kasih!
Penulis
2
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………….…............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah . …….................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan ………………......................................................................... 2
Daftar Pustaka
3
I. PENDAHULUAN
I Pasal 1(1) “Pendidikan didefinisakan sebagai usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasanan belajar dan proses belajar agar peserta didik secara aktif
bekerja sama dalam sebuah proses untuk mencapai tujuan yang diprogramkan. Sebagai
sebuah program, pendidikan merupakan aktivitas sadar dan sengaja yang diarahkan untuk
mencapai suatu tujuan. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa evaluasi merupakan proses
yang terdiri dari pengukuran dan penilaian. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah
penyelenggaraan program dapat mencapai tujuannya secara efektif dan efisien. Evaluasi
bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan peserta didik dalam menyerap materi
yang telah dipelajari dan untuk mengetahui tingkat kemampuan pendidik dalam
Pertanyaan pokok sebelum melakukan penilaian adalah apa yang harus dinilai.
kriteria tertentu. Pengambilan keputusan belum dapat dilakukan hanya atas dasar hasil
pengukuran. Hasil pengukuran baru mempunyai makna dan dapat digunakan untuk
setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Howar Kigsley dalam Nana Sudjana (1989)
membagi tiga macam hasil belajar yaitu (a) ketrampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan
dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita. Pendapat berbeda dinyatakan oleh Gane dalam
Nana sudjana (1989) yang membagi 5 katagori untuk hasil belajar yaitu (a) informasi
verbal, (b) ketrampilan elektual, (c) strategi kognitif, (d) sikap dan (e) ketrampilan
motoris. Dimana ada objek, pasti akan ada subbjek. Begitu pula dalam evaluasi, di
samping adanya subjek evaluasi, pasti terdapat sasaran atau objek yang menjadi titik
pusat pengamatan. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang objek atau
1.3 Tujuan
5
II. PEMBAHASAN
Kusaeri (2015) menyatakan ada tiga istilah yang sering dipakai orang secara rancu
(evaluation). Ketiga istilah ini memilki arti yang sangat berbeda karena tingkat
1. Pengukuran
berfungsi secara optimal, valid dan reliabe. Dasar-dasar pengembangan tes tersebut
dibangun atas model-model matematika yang secara berkesinambungan dan terus diuji
pemberian angka (kuantifikasi) terhadap atribut atau variabel sepajang garis kontinum.
Dengan demikian, secara sederhana pengukuran dapat dikatakan sebagai suatu prosedur
membandingkan antara atribut yang hendak diukur dengan alat ukurnya. Pengukuran
a. Pengukuran merupakan perbandingan antara atribut yang diukur dan alat ukurnya
artinya, apa yang diukur adalah atribut atau dimensi dari sesuatu, bukan sesuatu itu
sendiri. Artinya benda yang dimensinya diukur merupakan subjek pengukuran bukan
objek pengukuran.
6
b. Hasil pengukuran bersifat kuantitatif atau berupa angka. Suatu proses pengukuran
akan dinyatakan selesai apabila hasilnya telah diwujudkan telah diwujudkan dalam
c. Hasil dari proses pengukuran bersifat deskriptif, yaitu sebatas memberi angka yang
2. Penilaian
medefinisikan penilaian sebagai suatu proses yang sistematis dan mencakup kegiatan
seberapa jauh seseorang atau sekelopok siswa mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan, baik aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan. Secara khusus definisi
3. Evaluasi
Intreprestasi dari hasil penilaian hanya bersifat evaluatif apabila disandarkan pada
suatu norma (harga rata-rata) atau kriteria tertentu. Dengan adanya norma dan kriteria,
maka hasil yang sama suatu kegiatan evaluasi dapat meuncukan interpretasi yang
dengan suatu norma atau kriteria, yang hasilnya bersifat kualitatif dan dinyatakan secara
evaluatif.
7
2.2 Pengetahuan Tentang Penilaian
Proses belajar dan mengajar dalam suatu kelas akan berjalan dengan dinamis jika
seorang guru mampu melakukan penguasaan materi dan kelas secara bersamaan. Dalam
proses penilaian, seorang guru hendaknya mengetahui dan menguasai beberapa hal terkait
1. Seorang guru hendaknya memiliki prosedur yang tepat untuk membuat keputusan
pembelajaran. Kompetensi ini sangat penting agar guru mengenal ruang lingkup
prosedur penilaian yang ada dan jenis informasi yang diberikan oleh prosedur yang
berbeda.
tepat guna membuat keputusan pembelajaran. Untuk memenuhi hal ini, guru harus
teknik penilaian.
yang memahami dan dapat mendeskripsikan iplikasi dan ketrbatasan hasil penilaian
8
6. Seorang guru mampu mengkomunikasikan hasil-hasil penilaian. Guru hendaknya
siswa, orantua sisa dan semua pihak yang terlibat. Guru juga harus mampu
Seorang gruru memiliki beban dan tanggung jawab yang tidak mudah. Seringkali
tuntutan yang selalu menyertai dalam proses pendidikan. Kebutuhan untuk memberikan
nilai terhadap siswa ini yang mendorong seorang guru melakukan penilaian terhadap
siswa. Terdapat beberapa prinsip dalam memilih dan menggunakan penilaian agar
3. Teknik penilian yang dipilih harus sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa.
dipilih.
Cohen dan Swerdlik dalam Kusaeri (2014) mengungkapan ada beberapa sifat dalam
9
3. Terdapat berbagai macam cara yang berkembanag secara dinamis yang menyesuai
4. Semua prosedur penilai memilki kelebihan dan kekurangan, sehingga seorang guru
harus memahami kelebihan dan kekurang dari metode penilaian yang dipilih dalam
proses penilaian.
6. Penilain harus dilakukan secara adil, tidak memihak dan mengedepankan azas
kejujuran.
tentang tingkat hasil belajar yang dicapai oleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar
dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.. Objek penilaian hasil
belajar adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran penilaian hasil belajar. Objek
penilaian hasil belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang menjadi titik pusat
1. Apakah peserta didik memahami semua bahan atau materi pelajaran yang telah
diberikan kepada mereka?
2. Apakah peserta didik sudah dapat mengahayatinya?
3. Apakah materi pelajaran yang telah diberikan itu sudah dapat diamalkan secara
kongkret.
Objek penilaian hasil belajar penting diketahui agar memudahkan guru dalam
menyusun alat evaluasinya. Ketiga objek penilaian harus dievaluasi secara menyeluruh,
11
artinya jangan hanya menilai segi penguasan materi semata, tetapi juga harus menilai segi
perubahan tingkah laku dan proses mengajar dan belajar itu sendiri secara adil.
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Menurut Bloom
dalam Nana (2016) segala upaya yang menyangkut aktifitas otak adalah termasuk dalam
ranah kognitif. Dalam ranah kognitif ini terdapat enam jenjang proses berfikir, mulai dari
jenjang terendah sampai dengan jenjang yang paling tinggi. Keenam jenjang dimaksud
adalah:
mengenali kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya,
b) Pemahaman (comprehension)
setelah sesuatu itu diketahui dan diingat. Dengan kata lain memahami adalah
mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Pemahaman
merupakan jenjang kemampuan berpikir yang setingkat lebih tinggi dari ingatan
atau hafalan.
12
dalam situasi yang baru dan kongkret. Aplikasi atau penerapan adalah merupakan
d) Analisis (analysis)
bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami
bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-
bagian atau faktor-faktor lainnya. Jenjang analisis adalah setingkat lebih tinggi
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah kemampuan berfikir yang merupakan kebalikan dari proses berpikir
yang merupakan kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu
menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru. Jenjang
Evaluasi adalah merupakan jenjang berpikir paling tinggi dalam ranah kognitif
atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan pada beberapa pilihan maka ia akan
mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau
13
Keenam jenjang berpikir yang terdapat pada ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom
itu, jika diurutkan secara hierarki piramida adalah sebagaimana terlukis pada Gambar 1.
Keenam jenjang berpikir pada ranah kognitif ini bersifat kontinu dan overlap
(tumpang tindih), dimana ranah yang lebih tinggi meliputi semua ranah yang ada di
bawahnya. Overlap diantara enam jenjang berpikir akan lebih jelas terlihat pada Gambar
Keterangan:
2. Ranah Afektif
Krathwohl (Nana 2016). Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan
nilai. Ranah afektif ini ditaksonomi menjadi lebih rinci lagi ke dalam jenjang, yaitu:
a. Receiving
dari luar yang datang kepada dirinya dalm bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-
lain.
b. Responding
mengikutsertakan dirinya secara aktif alam fenomena tertentu dan membuat reaksi
terhadapnya dengan salah satu cara. Jenjang ini setingkat lebih tinggi ketimbang
jenjang receiving.
b) Evaluting
suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan,
c) Organization
baru yang lebih universal, yang membawa kepada perbaikan umum. Mengatur
15
atau mengorganisasikan merupakan pengembangan dari nilai kedalam satu sistem
d) Internalitation
Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai, yakni keterpaduan semua
sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian
dan tingkah lakunya. Disini proses internalisasi nilai telah menempati tempat
tertinggu dalam suatu hierarki nilai. Nilai itu telah menempati tertanam secara
merupakan tingkatan afektif tertinggi karena sikap batin peserta didik telah benar-
benar bijaksana.
3. Ranah Psikomotorik
Ranah Psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau
belajar ranah psikomotor menyatakan bahwa hasil belajar psikomotor ini tampak dalam
bentuk keterampilan dan kemampuan bertindak individu. Hasil belajar psikomotor ini
sebenarnya merupakan kelanjutan dari hasil belajar afektif (yang baru tampak dalam
Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif menjadi hasil belajar psikomotor
apabila peserta didik telah menunjukan perilaku atau perbuatan tertentu sesuai dengan
Menurut Dave dalam Kusaeri (2014) klasifikasi tujuan domain psikomotor terbagi lima
kategori yaitu: :
16
a) Peniruan
Kegiatan Peniruan terjadi ketika siswa mengamati suatu gerakan. Mulai memberi
respons serupa dengan yang diamati. Mengurangi koordinasi dan kontrol otot-otot
saraf. Peniruan ini pada umumnya dalam bentuk global dan tidak sempurna.
b) Manipulasi
c) Ketetapan
d) Artikulasi
urutan yang tepat dan mencapai yang diharapkan atau konsistensi internal di antara
e) Pengalamiahan
psikomotorik.
17
Dalam Purwanto (2016), Simpson mengkasifikasikan taksonomi hasil belajar
lain.
dll.
Penggunakan kata kerja operasioal dalm menerapan ketiga ranah tersebut dapat
di lihat apada tabel 1,2 dan 3.
1. RANAH KOGNITIF
Tabel I. Penggunaan kata kerja pada Ranah Kognitif
Mengingat Memahami Menerapkan Menganalisis Mengevaluasi Menciptakan
(K1) (K2) (K3) (K4) (K5) (K6)
1 2 3 4 5 6
Mengenali Menjelaskan Melaksanakan Mendiferensiasikan Mengcek Membangun
Mengingat Mengartikan Mengimplementasikan Mengorganisasikan Mengkritik Merencanakan
kembali Menginterpretasikan Menggunakan Mengatribusikan Membuktikan Memproduksi
18
Membaca Menceritakan Mengonsepkan Mendiagnosis Mempertahankan Mengkombinasikan
Menyebutkan Menampilkan Menentukan Memerinci Memvalidasi Merangcang
Melafalkan/ Memberi contoh Memproseskan Menelaah Mendukung Merekonstruksi
melafazkan Merangkum Mendeteksi Memproyeksikan Membuat
Menuliskan Menyimpulkan Mengaitkan Menciptakan
Menghafal Membandingkan Memecahkan Mengabstraksi
Mengklasifikasikan Menguraikan
Menunjukkan
Menguraikan
Membedakan
Mengidentifikasikan
Contohnya: “ siswa dapat menjelaskan cabang-cabang biologi dan kaitannya dengan
karir dimasa depan”.
2. RANAH AFEKTIF
Contohnya: “ siswa mampu memiliki sikap dan prilaku kagum terhadap keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan dalam mempelajari ruang lingkup biologi”
3. RANAH PSIKOMOTORIS
19
Contohnya: “siswa dapat menyusun suatu laporan penelitian dengan menggunakan
metode ilmiah” dan “siswa dapat menerapkan prinsip keselamatan kerja pada
saat bekerja atau praktikum di laboratorium”.
Penilaian hasil belajar yang memperhatikan ranah kognitif, afektif, dan
psikomorik pada guru pelajaran dapat terlihat dapa studi kasus berikut. Seorang guru IPA
sedang mengajarkan topik atau pokok bahasan “”. Berdasarkan Garis besar program
Menguasai materi apa saja Motivasi diri yang tinggi Bertanya kepada guru
jenis zat yang merupakan untuk mempelajari lebih tentang definisi zat aditif,
zat aditif dalam makanan. banyak zat aditif yang jenisnya dan manfaat serta
ditambahkan dalam efek penggunaannya
makanan. dalam makanan.
Memahami definisi zat Menyadari bahwa zat Memberi penjelasan
aditif, jenisnya dan aditif di samping memiliki tentang jenis, manfaat
manfaat serta efek manfaat yang baik, namun serta efek penggunaannya
penggunaannya dalam juga dapat membawa efek dalam makanan kepada
makanan. yang buruk jika masyarakat di sekitarnya.
dikonsumsi dalam jangka
waktu yang panjang.
Berdasarkan hal tersebut Taksonomi Bloom menjadi sesuatu yang penting dan
mempunyai pengaruh yang luas dalam waktu yang lama. Namun pada tahun 2001 terbit
sebuah buku A Taxonomy for Learning, Teaching, and Assesing: A Revision of Bloom’s
Taxonomy of Educatioanl Objectives yang disusun oleh Lorin W. Anderson dan David
R. Krathwohl.
20
Ketiga ranah dalam taksonomi Bloom ini bersifat linier, sehingga seringkali
menimbulkan kesukaran bagi guru dalam menempatkan konten (isi) pembelajaran.
Perbaikan yang dilakukan adalah mengubah taksonomi Bloom dari kata benda (noun)
menjadi kata kerja (verb). Ini penting dilakukan karena taksonomi Bloom sesungguhnya
adalah penggambaran proses berfikir. Selain itu juga dilakukan pergeseran urutan
taksonomi yang menggambarkan dari proses berfikir tingkat rendah (low order thinking)
ke proses berfikir tingkat tinggi (high order thinking).
Tabel 5. Perbedaaan Taksonomi Bloom dan Anderson
Pengetahuan Mengingat
Pemahaman Memahami
Penerapan Menerapkan
Analisis Menganalisis
Sintesis Menilai
Penilaian Menciptakan
Selama masih menggunakan kata benda, orientasi pembelajaran adalah pada
produk, padahal belajar adalah sebuah proses. Pengetahuan merupakan hasil berpikir
bukan proses berfikir, sehingga diperbaiki menjadi mengingat yang menunjukkan proses
paling rendah. Sedangkan menciptakan merupakan proses berfikir tingkat paling tinggi.
Ini sangat logis, karena orang baru bisa mencipta bila telah mampu menilai adanya
kelebihan dan kekurangan pada sesuatu dari berbagai pertimbangan dan pemikiran kritis.
Kunci perubahan ini terutama terkait dengan terminologi. Menurut Anderson dan
Krathwohl istilah knowledge, comprehension, application dan selanjutnya tidak
menggambarkan penerapan hasil belajar. Oleh karena itu mengusulkan penggunaan
terminologi berbentuk gerund yaitu remembering (ingatan), understanding
(pemahaman) , applying (penerapan), analysis (analisis), evaluation (penilaian) dan
creation (penciptaan) dan seterusnya. Terminologi ini lebih menggambarkan kompetensi
secara spesifik. Istilah knowledge mewakili kata benda umum yaitu pengetahuan.
Berbeda dengan remembering yang bermakna ingatan; kata ini memiliki arti sebuah
21
kemampuan sebagai hasil dari proses belajar dengan kegiatan membaca, mendengar,
melakukan dan sejenisnya.
Dalam skema terlihat perbedaan istilah dan jenis Selain itu ada revisi susunan
tingkat kompetensi dan menambahkan satu istilah untuk kompetensi kognitif tertinggi
yaitu creation. Anderson dan Krathwohl berasumsi bahwa kemampuan mensintesis
merupakan kompetensi tertinggi karena merupakan akumulasi dari kelima kompetensi
lainnya. Dengan alasan itu mereka memindahkan kompetensi tersebut di puncak piramida
domain kognitif tapi mengubah istilah menjadi creation (penciptaan).
Deskripsi dan kata kunci setiap kategori dapat dilihat dalam tabel di bawah ini
Tabel 6. Deskripsi dan Kata Kunci Setiap Kategori Taksonomi Anderson
KATEGORI KATA KUNCI
Remembering (ingatan): can the student recall Menyebutkan definisi, menirukan ucapan,
or remember the information? Dapatkah menyatakan susunan, mengucapkan,
peserta didik mengucapkan atau mengingat mengulang, menyatakan
informasi?
Understanding (pemahaman): Dapatkah Mengelompokkan, menggambarkan,
peserta didik menjelaskan konsep, prinsip, menjelaskan identifikasi, menempatkan,
hukum atau prosedur? melaporkan, menjelaskan, menerjemahkan,
pharaprase.
Applying (penerapan): Dapatkah peserta didik Memilih, mendemonstrasikan, memerankan,
menerapkan pemahamannya dalam situasi menggunakan, mengilustrasikan,
baru? menginterpretasi, menyusun jadwal, membuat
sketsa, memecahkan masalah, menulis
Analyzing (analisis): Dapatkah peserta didik Mengkaji, membandingkan, mengkontraskan,
memilah bagian-bagian berdasarkan perbedaan membedakan, melakukan deskriminasi,
dan kesamaannya? memisahkan, menguji, melakukan eksperimen,
mempertanyakan.
Evaluating (evaluasi): Dapatkah peserta didik Memberi argumentasi, mempertahankan,
menyatakan baik atau buruk terhadap sebuah menyatakan, memilih, memberi dukungan,
fenomena atau objek tertentu? memberi penilaian, melakukan evaluasi
Creating (penciptaan): Dapatkah peserta didik Merakit, mengubah, membangun, mencipta,
menciptakan sebuah benda atau pandangan? merancang, mendirikan, merumuskan, menulis.
(Kusaeri, 2014)
22
Dalam taksonomi Bloom domain kognitif dikenal hanya satu dimensi tapi dalam
taksonomi Anderson dan Krathwohl menjadi dua dimensi. Dimensi pertama adalah
Knowledge Dimension (dimensi pengetahuan) dan Cognitive Process Dimension
(dimensi proses kognisi). Perspektif dua dimensi Anderson dan Krathwohl dapat
digambarkan dengan tabel berikut.
Tabel 7. Dimensi Proses Kognisi
Dimensi Dimensi Proses Kognisi (The Cognitive Process Dimension)
Pengetahuan
Penilaia
(The Ingatan Pemahaman Penerapan Analisis n
Pencipta
Knowledge an
(remember) (understand) (apply) (analyze) (evaluate
Dimension) (create)
)
Pengetahuan
Faktual
(Factual
Knowledge)
Pengetahuan
Konseptual
(Conceptual
Knowledge)
Pengetahuan
Prosedural
(Procedural
Knowledge)
Pengetahuan
Meta-
Kognisi
(Meta-
Cognitive
Knowledge)
(LorinW. Anderson and David R. Krathwohl, 2001)
23
b. Pengetahuan tentang rincian
spesifik dan elemen Sumber utama, sumber informasi yang dapat
diandalkan.
2. PENGETAHUAN KONSEPTUAL
Keterkaitan di antara unsur-unsur dasar struktur yang lebih besar yang
memungkinkan mereka untuk berfungsi bersama-sama.
a. Pengetahuan tentang klasifikasi Periode waktu geologi, bentuk-bentuk
dan kategori kepemilikan bisnis.
b. Pengetahuan tentang prinsip dan Teorema pythagoras, hukum penawaran dan
generalisasi permintaan.
c. Pengetahuan tentang teori, Teori evolusi, struktur kongres.
model, dan struktur
3. PENGETAHUAN PROSEDURAL
Bagaimana melakukan sesuatu, metode penyelidikan, dan kriteria untuk
menggunakan keterampilan, algoritma, teknik, dan metode.
a. Pengetahuan tentang subjek- Keterampilan yang digunakan dalam lukisan
keterampilan khusus dan dengan warna air, seluruh nomor algoritma
algoritma pembagian.
24
a. Pengetahuan strategis Pengetahuan menguraikan sebagai sarana
menangkap struktur dari unit materi pelajaran
dalam buku teks, pengetahuan tentang
penggunaan heuristik.
b. Pengetahuan tentang tugas Pengetahuan tentang jenis tes khusus,
kognitif, termasuk pengetahuan mengelola pengetahuan dari tuntutan kognitif
kontekstual dan kondisional dari tugas yang berbeda.
yang tepat
c. Pengetahuan diri Pengetahuan mengkritisi diri adalah kekuatan
pribadi, sedangkan menulis esai adalah
kelemahan pribadi, kesadaran tingkat
pengetahuan sendiri
(Anderson W. Lorin, Classroom Assessment, 2003)
Keterangan
1. Pengetahuan faktual (Factual Knowledge): pengetahuan berbentuk fakta seperti
nama, nomor, jumlah, tahun, alamat dan sejenisnya. Misalnya tahun lahirnya Ki
Hajar Dewantara, jumlah rakaat shalat, nama presiden Indonesia pertama dan
sebagainya.
2. Pengetahuan konseptual (Conceptual Knowledge): pengetahuan berbentuk konsep,
hukum, dan prinsip. Contoh definisi puasa, hokum archimides, prinsip kerja AC dan
sejenisnya.
3. Pengetahuan prosedural (Procedural Knolwledge): pengetahuan berbentuk cara
melakukan sesuatu. Contoh: langkah-langkah membuat teh tubruk, prosedur
menerbangkan pesawat terbang, langkah menyusun modul dan sejenisnya.
4. Pengetahuan metakognisi (Meta-cognition Knowledge): sering disebut a process of
thinking about thinking atau pengetahuan mengenai proses kognisi dan strategi
terkait dengan penerapan pengetahuan tersebut untuk meningkatkan hasil belajar.
Juga sering diartikan sebagai sebuah kesadaran otomatis (automatic awareness) yang
timbul karena pengetahuan dan kemampuan melakukan pengendalian (control) dan
memanipulasi proses kognitif. Contoh, seorang peserta didik menyadari bahwa gaya
25
belajar yang dimilikinya adalah visual, maka dia memilih video pembelajaran
sebagai strategi untuk meningkatkan hasil belajarnya.
26
3.4 Meringkas Mengkategorikan, Menentukan sesuatu yang termasuk
subsuming dalam kategori (misalnya, klasifikasikan
kasus yang diamati atau dijelaskan dari
gangguan mental)
3.5 Menyimpulkan Abstrak, Abstrak tema umum atau titik utama
generalisasi (misalnya, Menulis ringkasan singkat dari
acara yang digambarkan pada rekaman
video)
27
3.2 Mengimplementa Menggunakan
sikan Menerapkan prosedur untuk tugas asing
(misalnya, Gunakan Hukum Kedua
Newton dalam situasi di mana itu tepat)
4. ANALISIS-Memilah materi menjadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan
bagaimana bagian-bagian tersebut berhubungan satu sama lain dan struktur
keseluruhan atau tujuan.
4.1 Membedakan Diskriminatif, Membedakan sesuatu yang relevan dari
membedakan, bagian yang tidak relevan atau penting
fokus, dari bagian materi yang disampaikan
memilih (misalnya, bedakan antara angka yang
relevan dan tidak relevan dalam bahasa
matematis)
30
Menyatakankembali Mengelola
Menuliaskembali Merencanakan
Menentukan Memproduksi
Merangkum Memainkanperan
Mengatakan Menceritakan.
Menerjemahkan
Menjabarkan
32
III. KESIMPULAN
3.1 Simpulan
Simpulan dari makalah yang berjudul “Hasil Belajar Sebagai Objek Penilaian”
adalah:
1. Objek penilain hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran
3. Taksonomi Bloom direvisi oleh Anderson pada bagian kognitifnya. Jika Bloom
3.2 Saran
33
Penulis menyarankann agar beberapa hal terkait hasil belajar sebagai objek
penilaian dimasa mendatang yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
Kusaeiri. 2014. Penilaian Proses & Hasil Belajar dalam Kurikulum 2013. Ar-Ruzz
Media: Yogyakarta
Purwanto. 2016. Evaluasi Hasil Belajar. Pustaka Pelajar : Yogyakarta
Sujana, Nana. 2016. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. PT.Remaja Rosdakarya :
Bandung
34