Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

ASSESSMENT AUTHENTIC
Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
“Evaluasi Pembelajaran PAUD”
Dosen Pengampu :
“ Siti Makhmudah, MA.”

Disusun Oleh :
Wiwit Ma’rifah
Soimatun Khusnul Qulqiyah

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM MIFTAHUL ‘ULA


(STAIM)
NGLAWAK – KERTOSONO – NGANJUK
2018

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya, makalah yang berjudul “Assessment Authentic” dapat diselesaikan
dengan baik dan tepat pada waktuny. Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Evaluasi Pembelajaran PAUD. Dengan membuat
tugas ini penulis harapkan mampu untuk memahami lagi tentang materi ini.
Dalam penyelesaian makalah ini, penulis banyak mengalami kesulitan,
terutama disebabkan kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun berkat
bimbingan dan bantuan dari beberapa pihak, akhirnya makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, sebagai upaya
menyempurnaan makalah yang sudah kami buat. Semoga makalah ini dapat memberi
manfaat tersendiri bagi pembacanya dan bagi semua orang lain.

Nglawak, 17 September 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Tujuan ...................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 3
A. Pengertian Asesmen Otentik .................................................................... 3
B. Sifat-sifat dan Manfaat Asesmen Otentik ................................................ 4
C. Jenis-jenis Asesmen Otentik .................................................................... 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ............................................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pendidikan, asesmen seharusnya didasarkan pada pengetahuan kita
tentang belajar dan tentang bagaimana kompetensi berkembang dalam materi
pelajaran yang kita ajarkan. Hal ini merupakan kebutuhan yang sangat jelas untuk
membuat suatu asesmen dimana pendidik dapat mempergunakannya untuk
meningkatkan kegiatan pendidikan dan mengawasi hasil belajar dan mengajar
yang kompleks.
Dari beberapa penelitian ditemukan bahwa para guru mengajar untuk
memberikan keterampilan pada siswa untuk belajar dan mempraktekkan
bagaimana mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya untuk tujuan yang
nyata dan jelas. Penilaian kinerja yang berkisar dari jawaban yang relative pendek
sampai pada proyek jangka panjang yang meminta para siswa untuk
memperagakan hasil kerjanya, dan hal ini membutuhkan peran serta pemikiran
tingkat tinggi siswa untuk menyatukan beberapa keterampilan yang berbeda-beda.
Dalam suatu sistem penilaian yang lengkap, bagaimana-pun semestinya
terdapat keseimbangan antara penilaian kinerja yang lebih pendek dan juga lebih
panjang. Asesmen dapat digunakan untuk melihat keberhasilan KBM yang
dilakukan sebagai acuan dalam membuat kegiatan/program baru dalam rangka
mengembangkan keterampilan dan pengetahuan para siswa dan juga para guru,
juga sebagai bahan petimbangan dalam membuat suatu kebijakan-kebijakan.
Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik dan satuan pendidikan
merupakan penilaian internal (internal assessment), sedangkan penilaian yang
diselenggarakan oleh pemerintah merupakan penilaian eksternal (external
assessment).
Penilaian kelas merupakan penilaian internal yang dilaksanakan oleh
pendidik dalam hal ini guru di kelas atas nama satuan pendidikan untuk menilai

1
kompetensi peserta didik pada saat dan akhir pembelajaran. Sistem penilaian hasil
belajar yang diterapkan dalam kurikulum sekolah adalah sistem penilaian otentik
atau lebih dikenal dengan nama asesmen otentik. Penilaian otentik ini harus
dipahami secara mendalam oleh guru-guru mengingat bahwa setiap pengukuran
kompetensi peserta didik tidak cukup hanya dengan tes objektif saja, karena tes
tersebut tidak dapat menunjukkan seluruh kompetensi yang dikuasai siswa.
Penilaian otentik merupakan penilaian yang secara langsung bermakna, dalam arti
bahwa apa yang dinilai adalah merupakan sesuatu yang benar-benar diperlukan
siswa dalam kehidupan nyata sehari-hari.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah Pengertian Asesmen Otentik?
2. Bagaimana Sifat-sifat dan Manfaat Asesmen Otentik?
3. Apa saja Jenis-jenis Asesmen Otentik?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui tentang Pengertian Asesmen Otentik
2. Untuk mengetahui tentang Sifat-sifat dan Manfaat Asesmen Otentik
3. Untuk mengetahui tentang Jenis-jenis Asesmen Otentik

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Asesmen Otentik
Asesmen otentik adalah suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai
bentuk pengukuran terhadap kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa,
prestasi, motivasi, dan sikap-sikap pada aktifitas yang relevan dalam
pembelajaran (American Librabry Association, Dalam Syofiana, 2010). Senada
dengan pendapat tersebut, O’malley dan Pierce (Dalam Anonim, tt) mengatakan
bahwa asesmen otentik adalah bentuk penilaian yang menunjukkan pembelajaran
siswa yang berupa pencapaian, motivasi, dan sikap yang relevan dalam aktivitas
kelas. Sedangkan menurut Newton Public Schools (Dalam Syofiana, 2010)
Asesmen otentik merupakan penilaian terhadap produk-produk dan kinerja yang
berhubungan dengan pengalaman-pengalaman kehidupan nyata peserta didik.
Berdasarkan beberapa pengertian tentang asesmen otentik yang telah dikemukkan
oleh para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa asesmen otentik merupakan suatu
proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk pengukuran yang berupa
produk-produk dan kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa, pencapaian,
prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam
pembelajaran di kelas. Asesmen otentik memberikan siswa seperangkat tugas
yang mencerminkan prioritas dan tantangan yang ditemukan dalam aktifitas-
aktifitas pengajaran: melakukan penelitian; menulis, merevisi dan membahas
artikel; memberikan analisa oral terhadap peristiwa politik terbaru; berkolaborasi
dengan siswa lain melalui debat, dan sebagainya. Melalui asesmen otentik, siswa
lebih terlibat dalam tugas dan guru dapat lebih yakin bahwa asesmen yang
diberikannya itu bermakna dan relevan (Wiggins, Dalam Syofiana, 2010).
Asesmen otentik sering digambarkan sebagai penilaian atas perkembangan
peserta didik, karena berfokus pada kemampuan mereka berkembang untuk
belajar bagaimana belajar tentang subjek. Asesmen otentik harus mampu

3
menggambarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan apa yang sudah atau
belum dimiliki oleh peserta didik, bagaimana mereka menerapkan
pengetahuannya, dalam hal apa mereka sudah atau belum mampu menerapkan
perolehan belajar, dan sebagainya. Atas dasar itu, guru dapat mengidentifikasi
materi apa yang sudah layak dilanjutkan dan untuk materi apa pula kegiatan
remidial harus dilakukan. Maka dari itu asesmen otentik harus menjadi bagian
integral dari pengajaran, sehingga dengan demikian penilaian tidak digunakan
hanya sebagai suatu alat untuk mengumpulkan data sebagaimana dalam paradigm
lama, tetapi juga untuk mempengaruhi pengajaran. Ini memerlukan penerapan dan
pengembangan fungsi penilaian yang mengukur produktivitas siswa, pencapaian
mereka dalam pembelajaran kemampuan berpikir matematis dalam mendapat
suatu hasil yang berarti bagi siswa tersebut. Penilaian autentik mempunyai
karakter pokok yang sama dengan pengajaran, yang berguna bagi para guru
untuk meningkatkan pengajaran. Dalam penilaian autentik diharapkan para siswa
dapat merumuskan permasalahan, memikirkan solusi, dan menginterpretasikan
hasil.

B. Sifat-sifat dan Manfaat Asesmen Otentik


Asesmen otentik merupkan suatu proses evaluasi yang melibatkan
berbagai bentuk pengukuran yang berupa produk-produk dan kinerja yang
mencerminkan pembelajaran siswa, pencapaian, prestasi, motivasi, dan sikap-
sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam pembelajaran di kelas. Oleh
karena itu asesmen otentik dianggap mampu untuk lebih mengukur secara
keseluruhan hasil belajar dari siswa karena penilaian ini menilai kemajuan belajar
bukan melulu hasil tetapi juga proses dan dengan berbagai cara. Dengan kata lain
sistem penilaian seperti ini dianggap lebih adil untuk siswa sebagai pembelajar,
karena Rizfadli, 2009). Gulikers, Bastiaens & Kirschner (Dalam Rizfsdli, 2009)
menjelaskan bahwa authentic assesment menuntut siswa untuk menggunakan
kompetensi yang sama atau mengkombinasikan pengetahuan, kemampuan, dan

4
sikap yang dapat mereka aplikasikan pada kriteria situasi dalam kehidupan
professional.
Berdasarkan pemaparan di atas asesmen otentik mengharuskan
pembelajaran berpusat pada siswa sebab pelaku belajar adalah siswa. Asesmen
otentik memiliki beberapa sifat dan manfaat bagi pesrta didik. Adapun sifat-sifat
yang dimiliki oleh asesmen otentik adalah sebagai berikut.
a) Berbasis kompetensi yaitu penilaian yang mampu memantau kompetensi
siswa
b) Individual, dapat secara langsung mengukur kemampuan individu
c) Berpusat pada siswa, karena direncanakan, dilakukan dan dinilai oleh siswa
sendiri, mengungkapkan seoptimal mungkin kelebihan individu dan juga
kekurangannya
d) Tak terstruktur dan open-ended, penyelesaian tugas-tugas otentik tidak
bersifat uniformed dan klasikal. Juga kinerja yang dihasilkan tidak harus
sama antar individu di suatu kelompok atau kelas.
e) Terintegrasi dengan proses pembelajaran, sehingga siswa tidak selalu dalam
situasi tes yang menegangkan
f) Berkelanjutan, oleh karena itu penilaian harus secara langsung dilaksanakan
pada saat proses pembelajaran.
Berikut ini adalah manfaat asesmen otentik bagi para peserta didik. Dalam
hal ini manfaat asesmen otentik bagi peserta didik adalah sebagai berikut.
a) Menunjukkan secara lengkap seberapa baik pemahaman terhadap materi
akademik
b) Menunjukkan dan memperkuat kompetensi-kompetensi seperti pengumpulan
informasi, pemanfaatan sumber penanganan teknologi dan pemikaran
sistematik
c) Menghubungkan pembelajaran dengan pengalaman mereka, dunia mereka
maupun masyarakat yang lebih luas

5
d) Meningkatkan keterampilan berfikir tinggi seperti analisis, sintesis,
identifikasi permasalahan, menemukan solusi, serta mengikuti hubungan
sebab-akibat
e) Menerima tanggung jawab dan membuat pilihan-pilihan.
f) Menghubungkan mereka dengan orang lain, termasuk berkolaborasi dalam
tugas
g) Belajar mengevaluasi tingkat kinerja mereka sendiri.

C. Jenis-jenis Asesmen Otentik


a) Asesmen Kinerja
Asesmen kinerja adalah suatu prosedur yang menggunakan berbagai
bentuk tugas-tugas untuk memperoleh informasi tentang apa dan sejauhmana
yang telah dilakukan dalam suatu program (Dantes, 2008). Pemantauan
didasarkan pada kinerja (performance) yang ditunjukkan dalam
menyelesaikan suatu tugas atau permasalahan yang diberikan. Hasil yang
diperoleh merupakan suatu hasil dari unjuk kerja tersebut.
Asesmen kinerja adalah penelusuran produk dalam proses. Artinya, hasil-
hasil kerja yang ditunjukkan dalam proses pelaksanaan program itu digunakan
sebagai basis untuk dilakukan suatu pemantauan mengenai perkembangan
dari satu pencapaian program tersebut.
Terdapat tiga komponen utama dalam asesmen kinerja, yaitu tugas kinerja
(performance task), rubrik performansi (performance rubrics), dan cara
penilaian (scoring guide). Tugas kinerja adalah suatu tugas yang berisi topik,
standar tugas, deskripsi tugas, dan kondisi penyelesaian tugas. Rubrik
performansi merupakan suatu rubrik yang berisi komponen-komponen suatu
performansi ideal, dan deskriptor dari setiap komponen tersebut. Cara
penilaian kinerja ada tiga, yaitu (1) holistic scoring, yaitu pemberian skor
berdasarkan impresi penilai secara umum terhadap kualitas performansi; (2)
analytic scoring, yaitu pemberian skor terhadap aspek-aspek yang

6
berkontribusi terhadap suatu performansi; dan (3) primary traits scoring, yaitu
pemberian skor berdasarkan beberapa unsur dominan dari suatu performansi.
b) Esai
(Tes) esai menghendaki peserta didik untuk mengorganisasikan,
merumuskan, dan mengemukakan sendiri jawabannya. Ini berarti peserta
didik tidak memilih jawaban, akan tetapi memberikan jawaban dengan kata-
katanya sendiri secara bebas.
Tes esai dapat digolongkan menjadi dua bentuk, yaitu tes esai jawaban
terbuka (extended-response) dan jawaban terbatas (restricted-response) dan
hal ini tergantung pada kebebasan yang diberikan kepada peserta didik untuk
mengorganisasikan atau menyusun ide-idenya dan menuliskan jawabannya.
Pada tes esai bentuk jawaban terbuka atau jawaban luas, peserta didik
mendemonstrasikan kecakapannya untuk: (1) menyebutkan pengetahuan
faktual, (2) menilai pengetahuan faktualnya, (3) menyusun ide-idenya, dan (4)
mengemukakan idenya secara logis dan koheren. Sedangkan pada tes esai
jawaban terbatas atau terstruktur, peserta didik lebih dibatasi pada bentuk dan
ruang lingkup jawabannya, karena secara khusus dinyatakan konteks jawaban
yang harus diberikan oleh peserta didik. Esai terbuka/tak terstruktur
merupakan bentuk asesmen otentik.
Tes esai memiliki potensi untuk mengukur hasil belajar pada tingkatan
yang lebih tinggi atau kompleks. Butir tes esai memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk menyusun, menganalisis, dan mensintesiskan ide-ide, dan
peserta didik harus mengembangkan sendiri buah pikirannya serta
menuliskannya dalam bentuk yang tersusun atau terorganisasi. Kelemahan
esai adalah berkaitan dengan penskoran. Ketidakkonsistenan pembaca
merupakan penyebab kurang objektifnya dalam memberikan skor dan
terbatasnya reliabilitas tes.
c) Asesmen Portofolio

7
Portofolio adalah sekumpulan artefak (bukti karya/kegiatan/data) sebagai
bukti (evidence) yang menunjukkan perkembangan dan pencapaian suatu
program. Penggunaan portofolio dalam kegiatan evaluasi sebenarnya sudah
lama dilakukan, terutama dalam pendidikan bahasa (Dantes, 2008).
Belakangan ini, dengan adanya orientasi kurikulum yang berbasis kompetensi,
asesmen portofolio menjadi primadona dalam asesmen berbasis kelas.
Perlu dipahami bahwa sebuah portofolio (biasanya ditaruh dalam folder)
bukan semata-mata kumpulan bukti yang tidak bermakna. Portofolio harus
disusun berdasarkan tujuannya. Wyatt dan Looper (Dalam Dantes, 2008)
menyebutkan, berdasarkan tujuannya sebuah portofolio dapat berupa
developmental portfolio, bestwork portfolio, dan showcase portfolio.
Developmental portfolio disusun demikian rupa sesuai dengan langkah-
langkah kronologis perkembangan yang terjadi. Oleh karena itu, pencatatan
mengenai kapan suatu artefak dihasilkan menjadi sangat penting, sehingga
perkembangan program tersebut dapat dilihat dengan jelas. Bestwork portfolio
adalah portofolio karya terbaik. Karya terbaik diseleksi sendiri oleh pemilik
portofolio dan diberikan alasannya. Karya terbaik dapat lebih dari satu.
Showcase portfolio adalah portofolio yang lebih digunakan untuk tujuan
pajangan, sebagai hasil dari suatu kinerja tertentu.
Bagaimanakah asesmen portofolio membantu memantau pencapaian target
kompetensi? Asesmen portofolio adalah suatu pendekatan asesmen yang
komprehensif karena: (1) dapat mencakup ranah kognitif, afektif, dan
psikomotor secara bersama-sama, (2) berorientasi baik pada proses maupun
produk belajar, dan (3) dapat memfasilitasi kepentingan dan kemajuan peserta
didik secara individual.
Asesmen portofolio mengandung tiga elemen pokok yaitu: (1) sampel
karya peserta didik, (2) evaluasi diri, dan (3) kriteria penilaian yang jelas dan
terbuka.
d) Asesmen Proyek

8
Asesmen proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian
terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut
periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang
dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian,
penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan,
penyelidikan, dan lain-lain.
Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik
memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan
pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga
hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.
 Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan
mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas
informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.
 Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan
sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh peserta didik.
 Orijinalitas atas keaslian sebuah proyek pembelajaran yang dikerjakan
atau dihasilkan oleh peserta didik.
Penilaian proyek berfokus pada perencanaan, pengerjaan, danproduk
proyek. Dalam kaitan ini serial kegiatan yang harus dilakukan oleh guru
meliputi penyusunan rancangan dan instrumen penilaian, pengumpulan data,
analisis data, dan penyiapkan laporan. Penilaian proyek dapat menggunakan
instrumen daftar cek, skala penilaian, atau narasi. Laporan penilaian dapat
dituangkan dalam bentuk poster atau tertulis.
Produk akhir dari sebuah proyek sangat mungkin memerlukan penilaian
khusus. Penilaian produk dari sebuah proyek dimaksudkan untuk menilai
kualitas dan bentuk hasil akhir secara holistik dan analitik. Penilaian produk
dimaksud meliputi penilaian atas kemampuan peserta didik menghasilkan

9
produk, seperti makanan, pakaian, hasil karya seni (gambar, lukisan, patung,
dan lain-lain), barang-barang terbuat dari kayu, kertas, kulit, keramik, karet,
plastik, dan karya logam.Penilaian secara analitik merujuk pada semua
kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian
secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas
produk yang dihasilkan.
e) Evaluasi Diri
Evaluasi diri adalah suatu cara untuk melihat kedalam diri sendiri. Melalui
evaluasi diri peserta didik dapat melihat kelebihan maupun kekurangannya,
untuk selanjutnya kekurangan ini menjadi tujuan perbaikan (improvement
goal). Dengan demikian, peserta didik lebih bertanggungjawab terhadap
proses dan pencapaian tujuan belajarnya (Rolheiser dan Ross, Dalam Dantes,
2008).
Rolheiser dan Ross (Dalam Dantes, 2008) mengajukan suatu model
teoretik untuk menunjukkan kontribusi evaluasi diri terhadap pencapaian
tujuan. Model tersebut menekankan bahwa, ketika mengevaluasi sendiri
performansinya, peserta didik terdorong untuk menetapkan tujuan yang lebih
tinggi (goals). Untuk itu, peserta didik harus melakukan usaha yang lebih
keras (effort). Kombinasi dari goals dan effort ini menentukan prestasi
(achievement); selanjutnya prestasi ini berakibat pada penilaian terhadap diri
(self-judgment) melalui kontemplasi seperti pertanyaan, ‘Apakah tujuanku
telah tercapai’? Akibatnya timbul reaksi (self-reaction) seperti ‘Apa yang aku
rasakan dari prestasi ini?’
Evaluasi diri adalah suatu unsur metakognisi yang sangat berperan dalam
proses belajar. Oleh karena itu, agar evaluasi dapat berjalan dengan efektif,
ada empat langkah dalam berlatih melakukan evaluasi diri, yaitu: (1) libatkan
semua komponen dalam menentukan kriteria penilaian, (2) pastikan semua
peserta didik tahu bagaimana caranya menggunakan kriteria tersebut untuk
menilai kinerjanya, (3) berikan umpan balik pada mereka berdasarkan hasil

10
evaluasi dirinya, dan (4) arahkan mereka untuk mengembangkan sendiri
tujuan dan rencana kerja berikutnya.
Untuk langkah pertama, yaitu menentukan kriteria penilaian. Guru
mengajak peserta didik bersama-sama menetapkan kriteria penilaian.
Pertemuan dalam bentuk sosialisasi tujuan pembelajaran dan curah pendapat
sangat tepat dilakukan. Kriteria ini dilengkapi dengan bagaimana cara
mencapainya. Dengan kata lain, kriteria penilaian adalah produknya,
sedangkan proses mencapai kriteria tersebut dipantau dengan menggunakan
ceklis evaluasi diri. Cara mengembangkan kriteria penilaian sama dengan
mengembangkan rubrik penilaian dalam asesmen kinerja. Ceklis evaluasi diri
dikembangkan berdasarkan hakikat tujuan tersebut dan bagaimana
mencapainya.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian kelas merupakan penilaian internal yang dilaksanakan oleh
pendidik dalam hal ini guru di kelas atas nama satuan pendidikan untuk menilai
kompetensi peserta didik pada saat dan akhir pembelajaran. Sistem penilaian hasil
belajar yang diterapkan dalam kurikulum sekolah adalah sistem penilaian otentik
atau lebih dikenal dengan nama asesmen otentik. Asesmen otentik merupakan
suatu proses evaluasi yang melibatkan berbagai bentuk pengukuran yaang berupa
produk-produk dan kinerja yang mencerminkan pembelajaran siswa, pencapaian,
prestasi, motivasi, dan sikap-sikap peserta didik pada aktifitas yang relevan dalam
pembelajaran di kelas. Asesmen otentik memiliki beberapa sifat dan manfaat bagi
peserta didik dalam implementasinya di kelas. Adapun jenis-jenis dari asesmen
otentik, yakni asesmen kinerja, esai, asesmen portofolio, asesmen proyek, dan
evaluasi diri.

12
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. tt. Penilaian Otentik | Kajian Sosiolinguistik: Kajian Teoretis dan


Praktis. Tersedia pada: http://wordpress.com/evaluasi-pembelajaran-
bahasa/penilaian-otentik/.
Dantes, Nyoman. 2008. Hakikat Asesmen Otentik Sebagai Penilaian Proses Dan
Produk Dalam Pembelajaran Yang Berbasis Kompetensi. Singaraja:
Universitas Pendidikan Ganesha
Rizfadli. 2009. Asesmen Otentik. Tersedia pada:
http://rizfadli.blogspot.com/2009/12/asesmen-otentik.html.
Syofiana. Mardiah. 2010. Autentik Asesmen. Tersedia pada:
http://sofya6.blogspot.com/2010/11/autentik-asesmen.html.

13

Anda mungkin juga menyukai