KONSELING
MAKALAH
Disusun Dalam Rangka Memenuhi Tugas Mata Kuliah
BIMBINGAN KONSELING
Dosen Pengampu:
Disusun Oleh:
Puji syukur mendalam kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberi kami banyak nikmat, anugrah dan inayahnya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Sholawat ma’assalam semoga tetap tercurahkan
kepada junjungan kita Rosululloh SAW. Beliaulah teladan terbaik dalam
menempuh kehidupan, dan beliaulah teladan terbaik dalam menggapai kecerdasan.
Kami merasa bahagia dan bersyukur atas terselesainya makalah Kami yang
berjudul: “Alat-Alat Pendukung Proses Bimbingan Konseling” dengan tepat
waktu, guna memenuhi tugas Dosen pada matakuliah BIMBINGAN
KONSELING. Tidak lupa Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dosen yang
telah membimbing dan menuntun Kami dalam menyusun makalah ini, Beliau
adalah Ibu Zahirotul Kamiliyah, S.Si., M.E
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun kami terima dengan senang hati demi
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
B. Otobiografi ..................................................................................................... 4
C. Anekdota ......................................................................................................... 5
E. Sosiometri ....................................................................................................... 7
H. Studi Kasus..................................................................................................... 9
A. Kesimpulan ...................................................................................................11
B. Saran ..............................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
1
4. Untuk Mengetahui Bagaimana Memahami Skala Penilaian.
5. Untuk Mengetahui Bagaimana Memahami Sosiometri.
6. Untuk Mengetahui Bagaimana Memahami Kunjungan Rumah (Home Visit).
7. Untuk Mengetahui Bagaimana Memahami Fungsi Kartu Pribadi.
8. Untuk Mengetahui Bagaimana Memahami Studi Kasus.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Wawancara Informasi
B. Otobiografi
Manfaat dari menulis suatu otobiografi tergantung dari kerelaan siswa untuk
membuka diri, dari kemampuan siswa untuk mengungkapkan pengalaman hidupnya
secara tertulis serta dari kemampuan petugas bimbingan untuk
menginterprestasikannya secara bijaksana dan seimbang.
Dari segi bentuk, otobiografi dibedakan atas bentuk yang terstruktur atau
yang terbatas pada topik-topik tertentu, dan yang tidak terstruktur atau yang
komprehensif. Karangan yang terstruktur menguraikan aneka topik yag luas dalam
urutan tertentu atau hanya menanggapi singkat topik yang ditunjuk. Karangan yang
tidak terstruktur menyajikan riwayat hidup tanpa berpegang pada suatu kerangka
yang diikuti secara ketat, dengan memasukkan segala seuatu yang dianggap penting.
4
Meskipun semua siswa dapat mengambil manfaat dari penulisan otobiografi,
namun mengingat keterbatasan tenaga bimbingan yang berkompeten untuk
menggunakan alat ini dan keterbatasan waktu untuk mengolah semua karangan itu
secara memadai, hanya beberapa siswa akan jadi menulis otobiografi dan ini pun
dalam kaitan dengan masalah yang dibahas dalam rangka wawancara konseling.
C. Anekdota
Maka suatu anekdota yang baik memuat unsur pokok sebagai yaitu nama
siswa, tanggal observasi , tempat observasi , situasi di mana perbuatan di observasi,
misalnya selama pelajaran fisika di dalam kelas , kelas siswa , deskripsi singkat
tentang kata-kata yang didengar dan tindakan yang diamati beserta aneka orang lain
terhadap perbuatan siswa. Kalau diberikan suatu interpretasi atau rekomendasi,
komentar itu ditulis di ruang tersendiri yang terpisah dari ruang untuk memuat
deskripsi nama pengamat.
Yang menulis laporan anekdota adalah seluruh tenaga pendidik, baik guru
maupun non guru, yang sempat mengobservasi tingkah laku siswa-siswi dalam
berbagai situasi di sekolah. Tujuan dari penulisan anekdota adalah mengumpulkan
informasi yang relevan tentang kepribadian siswa melalui pencatatan fakta yang
diamati dalam lingkungan sekolah. Namun, satu anektoda belum bisa menyajikan
informasi yang relevan dan dibutuhkan sejumlah anektoda yang ditulis oleh
beberapa pengamat dalam berabagai situasi sekolah. Tujuan dari penggunaan alat
pengumpul data ini baru dicapai bila terkumpul suatu seri anektoda tentang siswa
selama jangka waktu tertentu, misalnya satu tahun ajaran. Laporan anektoda yang
terkumpul itu dipelajari dalam urutan kronologis uantuk kemudian dibuat suatu
5
interprestasi menyeluruh, yang menggambarkan satu-dua aspek dari kepribadian
siswa. Yang mengumpulkan dan mempelajari suatu seri anaktoda dan membuat
interprestasinya adalah tenaga ahli bimbingan, yang terdapat sejumlah anektoda
dari para guru dan petugas bimbingan yang lain. Oleh karena itu, diperlukan kerja
sama antara tenaga ahli bimbingan dan tenaga pendidik yang lain.
D. Skala Penilaian
E. Sosiometri
7
sedang (10-50 orang), berdasarkan preferensi antara anggota kelompok satu sama
lain. Preferensi pribadi di nyatakan dalam kesukaan untuk berada bersama dengan
beberapa anggota kelompok dalam melakukan kegiatan tertentu, atau dinyatakan
dalam ungkapan perasaan terhadap anggota-anggota kelompok yang lepas dari
kegiatan tertentu. Yang diselidiki melalui metode ini adalah status sosial masing-
masing anggota kelompok menurut pandangan pribadi anggota yang lain dalam
kelompok.
Tes sosiometri ada dua macam, yaitu tes yang mengharuskan untuk dalam
beberapa teman dalam kelompok sebagai pernyataan kesukaan untuk melakukan
kegiatan tertentu (criterium) bersama dengan sosok teman yang dipilih, dan tes
yang mengharuskan menyatakan kesukaannya atau ketidaksukaannya terhadap
teman-teman dalam kelompok pada umumnya.
8
menyaksikan sendiri keadaan dan suasana keluarga, tetapi bertamu yang demikian
tidak dimungkinkan. Oleh karena itu, mengadakan kunjungan rumah merupakan
seni tersendiri dan menuntut keahlian dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Kartu pribadi merupakan aplikasi dari penyusunan suatu arsip yang memuat
data penting tentang seseorang. Dalam bahasa Inggris arsip itu dikenal dengan
cumulative record, yaitu seri catatan yang disusun secara kronologis dan semakin
bertambah luas karena penambahan data secara kontinu. Banyak tenaga profesional
mempunyai catatan semacam itu yang disimpan dalam map-map arsip, misalnya
dokter bagi pasiennya, akuntan bagi langganannya, dan lain sebagainya. Dalam
rangka pelayanan bimbingan di sekolah, cumulative record berarti, suatu seri
catatan tentang masing-masing siswa yang disusun selama beberapa tahun dan
memuat data yang signifikan bagi keperluan bimbingan.
Data itu dimasukkan secara kronologis dan ditambah secara kontinu selama
siswa terdaftar di sekolah, sehingga akhirnya terdapat akumulasi data yang
membantu untuk memperoleh gambaran tentang siswa dalam berbagai aspek
kehidupannya. Data yang dimuat dalam kartu pribadi meliputi bidang-bidang pokok
yaitu identifikasi, latar belakang keluarga, riwayat pendidikan, riwayat kesehatan,
data tentang intelegensi, data testing bakat khusus, data testing dalam berbagai
bidang studi, data testing kepribadian, penilaian terhadap kepribadian, minat dan
hobi, kegiatan di luar sekolah, rencana masa depan, dan barangkali data evaluasi
belajar. Data itu untuk sebagian disalin dari aneka alat pengumpul data yang telah
digunakan; untuk sebagian tercatat pada lembar-lembar lepas.
H. Studi Kasus
9
kehidupannya, sedangkan studi kasus mengandung pula analisis terhadap hubungan
antara data yang terkumpul, disertai: interprestasi dan rekomendasi tentang tindak
lanjut (follow-up).
Studi kasus mencakup studi riwayat hidup. Yang menjadi obyek studi kasus
biasanya seorang siswa yang menarik perhatian karena dia mengalami kesulitan
dalam belajar atau pergaulan sosial lebih banyak daripada siswa-siswi yang lain,
atau menunjukkan perilaku yang sedikit banyak menyimpang. Jadi siswa yang
menjadi kasus khusus (problem case) adalah siswa yang membutuhkan pelayanan
khusus pula. Biasanya konselorlah yang menangani studi kasus, karena studi kasus
ini berkaitan erat dengan layanan Konseling, sebelum, selama, dan sesudah
diadakan studi kasus.
Laporan studi kasus harus disusun secara sistematis, ditulis dengan jelas
bersifat komprehensif dan bebas dari subyektivitas yang tidak wajar. Jelaskan
kiranya, bahwa pengadaan studi kasus merupakan suatu proyek, yang menuntut
keahlian dalam mengumpulkan data, saling menghubungkan data, mengadakan
interprestasi, dan memberikan rekomendasi. Selain itu, studi kasus menuntut waktu
tidak sedikit. Karena alasan-alasan inilah studi tidak boleh dijadikan proyek untuk
gengsi pribadi atau untuk sekadar memenuhi tuntutan akreditasi, karena perhatian
tidak difokuskan pada kepentingan siswa sebagaimana mestinya.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Laporan kunjungan rumah, laporan studi kasus, pergaulan sosial dan rencana
masa depan, dan lain sebagainya merupakan data yang tidak tersedia untuk umum
dan hanya terbuka untuk jajaran tenaga pendidik yang mempunyai hubungan
langsung dengan siswa bersangkutan dan akan digunakan untuk membantu siswa.
Data itu pada dasarnya juga terbuka bagi orangtua siswa sejauh mereka minta
informasi tentang anaknya, tetapi hal-hal yang membutuhkan penjelasan harus
disertai penjelasan itu, misalnya hasil testing.
Isi suatu masalah yang ditulis atas konselor, harus dirahasiakan dan tidak
terbuka bagi pihak lain. Demikian pula, fakta dan data pribadi yang dipercayakan
kepada konselor dalam rangka wawancara konseling, tidak dapat dapat
berkomunikasikan kepada pihak orang lain, apalagi pikiran dan perasaan yang
diungkapkan kepada konselor. Karena alasan inilah, konselor mempunyai arsip
yang memuat laporan-laporan wawancara konseling.
B. Saran
Kami menyadari bahwa tentunya makalah ini banyak sekali kesalahan dan
sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari makalah diatas.
11
DAFTAR PUSTAKA
12
13