Anda di halaman 1dari 5

Nama : AULIA GITA DYANI

Kelas : PGMI S2 A

1. Bagaimana pandangan anda mengenai aksiologi, epistimologi dan ontology


apabila dihubungkan dengan pendidikan guru madrasah ibtidaiyah, jelaskan!
Jawaban:
a. Aksiologi dan hubungannya dengan pendidikan guru madrasah
ibtidaiyah
Aksiologi merupakan teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dan
pengetahuan yang diperoleh. Menurut kamus bahasa Indonesia, aksiologi
adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan mausia, kajian tentang
nilai-nilai khususnya etika. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang
membicarakan tentang tujuan ilmu pengetahuan itu sendiri dan bagaimana
manusia menggunakan ilmu tersebut. jadi dari pengertian tersebut dapat
dikatakan bahwa hakikat aksiologi adalah hakikat manfaat yang terdapat di
dalam suatu pengetahuan. Dan objek kajiannya menyangkut masalah nilai
kegunaan ilmu karna ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan
moral sehingga nilai kegunaan ilmu itu dapat dirasakan oleh masyarakat.
Aksiologi disebut juga dengan teori tentang nilai yang menaruh perhatian baik
dan buruk, benar dan salah serta tata cara dan tujuan.
Adapun hubungannya dengan pendidikan guru madrasah ibtidaiyah dapat
dilihat dari nilai gunanya secara teoritis dan nilai guna praktis. Berikut
merupakan nilai guna yaitu:
1) Kegunaan bagi praktek pendidikan
Pemahaman tenaga kependidikan secara komprehensif dan
sistematis tuurut serta dalam menumbuhkan rasa kepercayaan diri
dalam melakukan tugas-tugas profesionalnya. Hal ini terjadi karena
konsep-konsep ilmiah pendidikan menerangkan prinsip-prinsip
bagaimana orang melakukan pendidikan. Penguasaan yang mantap
terhadap konsep-konsep ilmiah pendidikan memberikan pencerahan
tentang bagimana melakukan tugas-tugas professional pendidikan.
Apabila hal ini terjadi, maka seorang tenaga pendidik atau guru akan
dapat bekerja konsisten dan efisien karena dilandasi oleh prinsip-
prinsip pendidikan yang jelas terbaca dan kokoh.
2) Kegunaan terhadap seni pendidikan
Selain kegunaan bagi praktek pendidikannya, dapat pula
member peluang pada berkembangnya seni pendidikan. Sebuah
kegiatan pendidikan dikatakan sebuah seni pendidikan apabila kegiatan
tersebut tidak saja mencapai hasil yang diharapkan, tetapi proses
pelaksanaannya dapat member kesengangan baik bagi peseta diidk
maupun pendidik. Dalam kegiatan sebagai seni, berlangsungnya suatu
proses sosial, melibatkan emosi ang cukup mendalam dan nilai-nilai
kemanusian. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam proses pembelajaran
harus memperhitungkan terpenuhinya kebutuhan emosional berupa
rasa puas, senang dll.
b. Epistimologi dan hubungannya dengan pendidikan guru madrasah
ibtidaiyah
Epistimologi adalah ilmu yang mengkaji tentang sumber-sumber,
watak dan kebenaran pengetahuan. Epistimologi merupakan cabang mengkaji
secara mendalam dan radikal tentang asal mula pengetahuan, struktur, etode
dan validitas pengetahuan. Ilmu pengetahuan atau epistimologi lebih bersifat
sistematis, koheren, dan konsisten jika lebih disederhanakan lagi akan
mengarah pada imu (sains). Epistimologi pada hakikatnya menyangkut dasar
pemikiran dan aktivitas manusia. Epistimologu adalah cabang filsafat yang
secara spesifik mengkaji hakikatilmu pengetahuan. Sistem-sistem pendidikan
berkaitan dengqan pengetahuan dank arena itu epistimologi merupakan
determinanutama paham-paham dan praktik-praktik kependidikan.
Epistimologi mmemberi pengaruh langsung berkenaan dengan komunikasi
pengetahuan dari satu orang ke orang lain juga akan berpengaruh terhadap
metodologi pengajarran dan fungsi guru dalam konteks edukatif.
Adapun hubungannya dengan guru madrasah ibtidaiyah, epistimologi
sangat diperlukan dalam pendidikan antara lain dalam hubungannya dengan
penyusunan dasar kueikulum. Pengetahuan apa yang harus diberikan pada
anak didik, diajarkan dii sekolah dan bagaimana cara memperoleh
pengetahuan dan cara menyampaikan seperti apa. Semuanya itu adalah
epistimologi dalam kajian pendidikan.
c. Ontologi dan hubungannya dengan pendidikan guru madrasah ibtidaiyah
Ontologi adalah bidang pokok filsafat yag membicarakan haikat
keberadaan segala sesuatu yang ada, menurut hubungan sistematis
berdasarkan hukum sebab akibat, teratur dan tertib dalam keharmonisan. Di
dalam dunia pendidikan, ontologi berarti pendidikan dalam hubugannya
dengan asal mula, eksistensi, dan tujuan kehidupan manusia. Karena pada
dasarnya pendidikan dapat memberikan penegtahuan yang cerah tentang asal
mula manusia dan tujuan hidup manusia.
Adapaun hubungan ontologi dengn guru madrasah ibtidaiyah terletak
pada objek materi pendidikan ialah sisi yang mengatur seluruh kegiatan
kependidikan. Jadi hubungan ontology dengan pendidikan menempati posisi
landasan yang terdasar dari pondasi ilmu dimana disitulah undang-undang
dasarnya dunia ilmu.
2. Apa yang anda ketahui mengenai rasionalitas, logis, sistematik, nalar,
konprehensif dan holistic dalam kaitannya dengan filsafat, jelaskan!
Jawaban:
a. Rasionalitas kaitannya dgengan filsafat
Rasionalitas berasal dari kata rasional yang berdasarkan pikiran dan
perimbangan logis , menurut pikiran yang sehat dan cocok dengan akal.
Rasionalisme meruakan paham atau aliran atau ajaran ang berdasarkan ratio,
ide-ide yang masuk akal. Selain itu, tidak ada sumber kebenaran yang hakiki.
Rasionalitas merupakan normif yang mengacu pada kesesuaian keyakinan
seseorang dengan alasan seseorang untuk percaya, atau tindakan seseorang
dengan alasan seseorang untuk bertindak.
Rasionalitas ketika dikaitkan dngan flsafat mengatakan bahwa akal
memeproleh pegetahuan yang diperoleh dari cara berpikir. Lahirnya pemikiran
ini dilatarbelakangi keinginan untuk membebaskan dirri dari segala pemikiran
tradisional yang pernah diterima, tetapi tidak mampu mengenai hasil-hasil
ilmu pengetahuan yang dihaspi.
b. Logis dan kaitannya dengan filsafat
Menurut kamus besar bahasa Indonesia logis berarti sesuai dengan
logika, benar menurut penalaran, masuk akal. Logika sendiri berasal dari kata
Yunani Kuno yang berarti hasil pertimbangan akal pikiran yang diutarakan
lewat kata dan dinyatakan dalam bahasa. logika adalah sebuah cabang filsafat
yang praktis atau dapat dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Logika
lahir bersama-sama dengan lahirnya filsafat di Yunani.
Kaitan logis di dalam filsafat adalah membicarakan tentang aturan-
aturan berpikir agar dengan aturan-aturan tersebut dapat mengambil
kesimpulan yang benar. dengan mengetahui cara atau aturan ersebut dapat
menghindarkan diri dari kesalahan dalam mengambil keputusan. Logika
membicarakan teknik-teknik untuk memperoleh kesimpulan daari suatu
perangkat bahan tertentu dan kadang-kadang logika didefenisikan sebagai
ilmu pengetahuan tentan penarikan kesimpulan.
c. Sistematik dan kaitannya dengan filsafat
Sistematis adalah berpikir serta berbuat yang bersistem, yaitu
berurutan, runtun, seta tidak tumpang tindih. Secara garis besar, sistematis
adalah segala usaha untuk menguraikan dan merumuskan sesuatu dalam
hubungan yang teratur dan logis sehingga membentuk suatu sistem yang
berarti secara utuh, menyeluruh, terpadu, mampu menjelaskan rangkaian
sebab akibat menyangkut obyeknya.
Ketika membicaraka sistematika dan filsafat maka pembahasannya
yang akan di kaji ialah susunan aturan tentang filsafat yang teah disusun atu
ditulis.
d. Nalar dan kaitannya dengan filsafat
Nalar berarti pertimbangan baik buruk dan sebagainya, akal budi.dari
pengertian tersebut terdapat kata akal yang merupakan sarana untuk berpikir.
Kemampuan menalar hanya dimiliki oleh manusia. Dengan kemampuan
menalar manusia dapat mengembangkan pengetahuan lain yang tiap hari
berkembang.
Dari pengetahuan hasil penalaran, manusia dapat menentukan nilsi
moral, etika dan estetika. Dimana ketiga hal ini merupakan dasar kajian di
dalam filsafat karena hakikat dari penalaran adalah berpikir logis dan
sistematis dengan mengikuti alur tertentu berdasarkan pengamatan dan
penginderaan dalam menemukan suatu kebenaran. Penalaran memiliki dua
cirri yaitu adanya logika dan bersifat analitik.
e. Komprehensif dan kaitannya dengan filsafat
Komprehensif atau menyeluruh atau mencakup. Komprehensif
maksudnya adalah bahwa tak ada egala sesuatu yang beredar di luar
jaangkauannya. Berfikir secara kefilsafatan merupakan usaha untuk
menjelaskan alam semesta secara keseluruhan. Berfikir secara menyeluruh
artinya melihat objek tidak hanya dari satu sisi sudut pandang, melainkan
secara multidimensional. Maksudnya banyak dengan pla berpikir dan
beertindak atau pandangan.
Contoh berpikir secara komprehensif adalah 1) menjelaskan alam
semesta secara keseluruhan 2) hasil pemikiran yang bebas 3) bertanggung
jawab
f. Holistik dan kaitannya dengan filsafat
Holistik adalah berpikir secara menyeluruh dengan
mempertimbangkan segala aspek yang mungkin mempengaruhi tingkah laku
manusia atau suatu kejadian. Berpikir holistic adalah upaya untuk memahami
sesuatu secara utuh, menyeluruh, tidak terpecah-belah,, tidak terkotak-kotak
kedalam pandangan yang partikularistik.
Kaitannya dengan filsafat ialah sumber dari pemikiran bahwa pada
dasarnya setiap individu dapat menemukan identitas dirinya, tujuan hidupnya
dan makna hidupnya melalui hubungan yang dijalin dengan measyarakat dan
nilai-nilai spiritual yang dimilikinya seta lingkungan alam yang yang ada di
sekitarnya.

Anda mungkin juga menyukai