Anda di halaman 1dari 16

MEMAHAMI KONSEP SITUASI PERGAULAN DAN SITUASI

PENDIDIKAN YANG BERUPA SITUASI PERGAULAN DAN


SITUASI PENDIDIKAN
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pedagogik
Dosen Pengampu : Drs. Dindin M.Zaenal Muhyi, M.Pd
Meity Suratiningsih, S.Pd., M.Pd.

Disusun oleh :
Ahmad Jody Alferd ( 205030041 )

Hasna Shofiyah ( 205030030 )

M. Fadhlan Dulfikri ( 205030012 )

Nazah Nur Kholifah ( 205030003 )

Kelas : A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PASUNDAN (UNPAS)
2020-2021

PEDAGOGIK KELOMPOK 4 1
KATA PENGANTAR

Assalamualiakum warahmatullahi wabarakatuh


Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
karunia-nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Memahami Konsep Situasi Pergaulan Dan Situasi Pendidikan Yang Berupa Situasi
Pergaulan Dan Situasi Pendidikan” selesai tepat pada waktunya. Shalawat serta salam
senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Besar Muhammad SAW. Yang telah membawa
umatnya dari jaman kegelapan hingga jaman yang terang benderang seperti saat ini.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memahami tugas mata kuliah “Pedagogik” .
Pada makalah ini menjelaskan dan memaparkan “ Situasi pergaulan, Situasi pendidikan, Alat
pendidikan dan faktor pendidikan, dan Kriteria menggunakan alat pendidikan.”. Ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya Saya ucapkan kepada Bapak Drs. Dindin M.Zaenal
Muhyi, M.Pd. dan Ibu Meity Suratiningsih, S.Pd., M.Pd. selaku dosen mata kuliah
Pedagogik. Sehingga, kami bisa memahami tentang materi yang ada dalam makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pedagogik, Program S1 Jurusan
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Pasundan Bandung.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan praktikum ini masih terdapat
banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan dan pengetahuan kami. Karena itu, kami
mengharapkan kritik atau saran yang membangun dari semua pihak. Kami berharap, apa yang
kami kerjakan ini akan bermanfaat, terutama untuk mahasiswa/i Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia yang ingin memahami tentang Situasi pergaulan, Situasi
pendidikan, Alat pendidikan dan faktor pendidikan, dan Kriteria menggunakan alat
pendidikan. Aamiin.

Bandung, 1 Februari 2021

Penyusun
PEDAGOGIK KELOMPOK 4 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................................ 3
BAB I ................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang............................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 4
1.3 Tujuan Pembahasan ..................................................................................................... 4
1.4 Manfaat Pembahasan ................................................................................................... 5
1.5 Metode Pembelajaran................................................................................................... 5
BAB II .................................................................................................................................. 6
KAJIAN TEORI ................................................................................................................... 6
2.1 Situasi Pergaulan dan Situasi Pendidikan ..................................................................... 6
2.1.1 Situasi Pergaulan ................................................................................................... 6
2.1.2 Mengapa Situasi Pergaulan Bisa Terjadi? .............................................................. 7
2.2 Situasi Pendidikan ....................................................................................................... 7
2.3 Alat pendidikan ........................................................................................................... 8
2.3.1 Alat Pendidikan Non-Material ............................................................................... 8
2.3.2 Alat pendidikan Material ....................................................................................... 9
2.4 Karakteristik Alat Pendidikan .................................................................................... 11
2.4.1 Karakteristik Alat Pendidikan Non Material ........................................................ 11
2.4.2 Karakteristik Pendidikan Material ....................................................................... 12
BAB III ............................................................................................................................... 14
PENUTUP .......................................................................................................................... 14
3.1 Kesimpulan................................................................................................................ 14
3.2 Saran ......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 16

PEDAGOGIK KELOMPOK 4 3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses pendidikan merupakan kegiatan sosial antara pendidik dengan peserta didik
dengan menggunakan isı/materi pendidikan, metode, alat pendidikan tertentu yang
berlangsung dalam suatu lingkungan atau situasi pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan. Pendidikan juga dapat terjadi atau berlangsung pada sıtuası
pergaulan, tetapi pada situasi pergaulan tidak didasari untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan. Jika berbicara tentang situasi pergaulan dan situasi pendidikan, maka perlu
dicamkan baik-baik oleh pendidik termasuk guru sebagai pendidik di sekolah, agar dapat
menempatkan diri dalam kedudukan yang tepat pada setiap situasi yang mungkin dijumpai
dalam melaksanakan tugas sebagai guru'pendidik. Seorang guru harus sadar kapan ia bergaul
saja dengan muridnya dan kapan ia sedang mendidik atau menjadi pendidik. Agar tidak salah
bertindak, karena bagi orang awam kedua situasi tersebut sebagai situasi yang sama dan
menyebutnya pun dengan sebutan yang sama Dalam terjadınya sıtuasi tersebut ada alat
pendıdikan yang ikut serta dalam berlangsungnya situasi pergaulan maupun situasi
pendidikan, dan alat pendidikan mempunyai jenis-jenisnya.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dapat anda pahami dalam materi situasi pergaulan?
2. Apa yang dapat anda pahami dalam materi situasi pendidikan?
3. Apa yang dapat anda pahami dalam materi alat pendidikan dan faktor pendidikan?
4. Apa yang dapat anda pahami dalam materi kriteria menggunakan alat pendidikan?

1.3 Tujuan Pembahasan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai sarana pembelajaran untuk lebih
memahami tentang . Melalui makalah ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan
tentang Situasi pendidikan, Alat pendidikan dan faktor pendidikan, dan Kriteria
menggunakan alat pendidikan. Selain itu, penulisan makalah ini ditujukan pula untuk
memenuhi tugas mata kuliah. Tujuan khusus dari kepenulisan ini adalah :
1. Kita dapat memahami materi situasi pergaulan.
2. Kita dapat memahami materi situasi pendidikan.
3. Kita dapat memahami materi alat pendidikan dan faktor pendidikan.
4. Kita dapat memahami materi kriteria menggunakan alat pendidikan.

PEDAGOGIK KELOMPOK 4 4
1.4 Manfaat Pembahasan
Dalam pembahasan makalah ini ada beberapa manfaat dan kegunaan diantaranya yaitu
untuk menambah pengetahuan dan wawasan tentang Situasi pendidikan, Alat pendidikan dan
faktor pendidikan, dan Kriteria menggunakan alat pendidikan, sebagai bahan masukan bagi
mahasiswa dalam meningkatkan hasil belajar dengan membiasakan membaca, dan sebagai
bahan pertimbangan guru/dosen dalam menggunakan atau memilih strategi pembelajaran
yang tepat. Dengan adanya makalah ini diharapkan dengan mempelajari Situasi pendidikan,
Alat pendidikan dan faktor pendidikan, dan Kriteria menggunakan alat pendidikan dapat
menambah pemahaman dan menjadi bekal bagi penulis yang berkecimpung di dunia
pendidikan terutaman dalam bidang Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

1.5 Metode Pembelajaran


Dalam rangka penulisan makalah ini kami menggunakan metode “library research” yaitu
memeperoleh data-data dengan mempelajari buku-buku perpustakaan, majalah, surat kabar
dan terutama browsing lewat via internet.

PEDAGOGIK KELOMPOK 4 5
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Situasi Pergaulan dan Situasi Pendidikan


Dua orang atau lebih bersama-sama mengadakan hubungan antara sesamanya akan
membentuk situasi yang disebut pergaulan. Kalau yang berhubungan tersebut antara orang
dewasa dengan anak yang belum dewasa, bisa terjadi dua situasi. Pertama bisa terjadi
pergaulan biasa, selanjutnya disebut situasi pergaulan. Kedua, situasi lain yang timbul bisa
terjadi situasi pendidikan. Bagi orang awam kedua situasi tersebut sebagai situasi yang sama
dan menyebutkannya pun dengan sebutan yang sama, yaitu: bergaul, atau sebaliknya mereka
sedang mendidik. Dalam pedagogik, kedua situasi tersebut dibedakan dengan tegas. Berikut
ini akan dibahas kedua bentuk situasi tersebut, yaitu situasi pergaulan dan situasi pendidikan.

2.1.1 Situasi Pergaulan


Jika dalam suatu pergaulan antara orang dewasa dengan anak didasarkan atas niat untuk
memuaskan keinginan orang dewasa, untuk keuntungan orang dewasa, tidak didasarkan
untuk mencapai tujuan pendidikan (baik tujuan umum, tujuan tak lengkap, tujuan sementara,
tujuan insidental, dan tujuan intermedier), maka situasi yang tercipta bukan situasi
pendidikan melainkan situasi pergaulan.
Dalam situasi pergaulan anak memperoleh kesempatan untuk menjadi dirinya. Dalam diri
setiap anak ada hasrat untuk menjadi dirinya sendiri. Setiap anak dilahirkan dengan memiliki
suatu bentuk prinsip pribadi sendiri. Tidak ada dua orang anak yang identik-sama di dunia
ini. Dalam situasi pergaulan, anak memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan apa yang
dihayatinya. Anak dapat mengungkapkan dengan bebas dan spontan semua pikiran, perasaan
maupun kemauan yang dihayatinya. Dengan adanya kesempatan untuk bertindak dan
bertingkah laku seperti yang ia inginkan, anak dapat mengembangkan bentuk kepribadiannya
sendiri. Di satu pihak anak memang merasa bergantung kepada orang dewasa, tetapi di pihak
lain anak ingin memperoleh kebebasan atau kemerdekaan. Keinginan tersebut dapat
diperoleh anak dalam pergaulan.
Oleh karena itu, selama anak tidak melanggar norma atau nilai-nilai pedagogis, sebaiknya
ia diberikan kebebasan seluas-luasnya untuk bergerak dan berbuat sesuatu. Biarkan anak
merasakan kehidupannya sebagai anak. Situasi pergaulan yang sifatnya wajar dan alamiah
memberikan kesempatan kepada anak untuk menyerap dan mencerna semua pengalaman
sesuai pilihan kesukaannya tanpa merasa ada paksaan. Apabila sikap, ucap, dan perbuatan
yang diserap dan dicerna anak adalah sikap, ucap, dan perbuatan yang baik sesuai dengan
norma-norma susila, maka akibatnya perkembangan anak akan baik. Namun sebaliknya
apabila sikap, ucap, dan perbuatan yang tidak baik atau tidak sesuai dengan norma-norma
susila, maka akibatnya bagi perkembangan pribadi anak akan buruk pula.

PEDAGOGIK KELOMPOK 4 6
Penjelasan di atas menunjukkan kelemahan situasi pergaulan, karena di satu pihak
kadang-kadang merupakan semacam racun yang menyelinap secara diam-diam dan tersamar
yang merusak dan menghancurkan perkembangan pada saat itu dan bagi masa depan anak. Di
pihak lain situasi pergaulan dapat merupakan suatu hikmah yang tak ternilai harganya dapat
membawa kesuburan perkembangan bagi tercapainya tujuan pendidikan. Karena itu orang tua
dan pendidik lainnya harus memperhatikan situasi pergaulan bukan hanya sebagai suatu
“suasana” yang dapat memberikan pengaruh, melainkan karena lamanya anak berada dalam
situasi pergaulan dibanding situasi pendidikan.

2.1.2 Mengapa Situasi Pergaulan Bisa Terjadi?


Situasi pergaulan akan terjadi apabila ada rasa saling mempercayai antara dua orang atau
lebih yang berada dalam satu tempat yang sama. Mempercayai orang lain pada hakikatnya
mempertaruhkan diri sendiri. Jadi untuk mempercayai orang lain dibutuhkan suatu
keberanian. Jadi kepercayaan merupakan syarat teknis bagi terjadinya situasi pergaulan.
Artinya situasi pergaulan tidak akan terjadi apabila tidak ada kepercayaan. Anak dan orang
dewasa akan membentuk situasi pergaulan apabila diantara keduanya saling mempercayai.
Jadi dalam situasi pergaulan tidak ada pengertian bahwa anak dibiarkan untuk berbuat
sesuka kemauannya. Anak harus dilindungi dari semua bahaya, baik yang datang dari luar
maupun dari dalam, baik yang akan merusak fisiknya maupun jiwanya. Orang dewasa
menjaga, memperhatikan atau melindungi anak jasmani dan rohaninya agar tidak terganggu.
Perlindungan yang diberikan orang dewasa, juga berarti bahwa anak diberi kesempatan untuk
mengembangkan dirinya sendiri.

2.2 Situasi Pendidikan


Situasi pendidikan berlangsung dalam situasi pergaulan. Situasi pergaulan merupakan
ladang yang subur bagi terjadinya situasi pendidikan. Apabila dalam suatu pergaulan antara
orang dewasa dan anak, didasarkan atas suatu tujuan pendidikan, untuk mencapai tujuan
pendidikan (baik umum, tak lengkap, perantara, dan sebagainya), maka situasi pergaulan
yang tercipta adalah situasi pendidikan, bukan situasi pergaulan biasa. Situasi yang timbul
mulai diisi dengan tindakan pendidikan dan dengan demikian menjadikan situasi tersebut
menjadi situasi pendidikan.
Situasi pendidikan merupakan situasi yang istimewa atau khusus. Karena situasinya
merupakan suatu perubahan dari situasi pergaulan, dimana komponen-komponennya berubah
dari orang dewasa atau orangtua menjadi pendidik, dan anak menjadi anak didik, kemudian
syarat teknisnya dari kepercayaan menjadi kewibawaan namun mutlak harus ada. Situasi
pendidikan merupakan situasi pergaulan yang diciptakan dengan sengaja karena ada suatu
tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Ada suatu nilai yang hendak disampaikan kepada anak
sebagai anak didik dari orang dewasa (orangtua, guru) sebagai pendidik.
Jadi situasi pendidikan adalah suatu keadaan dimana terjadi komunikasi interaktif
antara orang dewasa dan anak, antara orangtua (ayah/ibu) dengan anaknya, antara guru
dengan muridnya secara sengaja dan terencana untuk mencapai tujuan pendidikan yaitu
manusia dewasa.

PEDAGOGIK KELOMPOK 4 7
Dalam Undang-undang Nomor tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
dikemukakan bahwa: pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar anak didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya, merupakan suatu
keadaan dimana terjadi komunikasi interaktif antara orang dewasa dan anak. Sedangkan agar
anak memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara,
merupakan tujuan pendidikan yaitu manusia dewasa. Jadi manusia dewasa menurut Undang-
undang Nomor 20/2003 adalah manusia Indonesia yang memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, mampu mengendalikan diri, berkepribadian, manusia yang cerdas, memiliki
akhlak mulia serta memiliki keterampilan yang diperlukan bagi dirinya, masyarakat, bangsa
dan negara.
Dalam situasi pendidikan terdapat komponen-komponen seperti: pendidik, anak didik,
tindakan pendidikan atau alat pendidikan, dan kewibawaan. Kewibawaan merupakan unsur
terpenting yang bisa digolongkan sebagai syarat teknis dalam situasi pendidikan seperti
halnya kepercayaan yang merupakan syarat teknis dalam situasi pergaulan. Apabila
kewibawaan tidak ada maka tidak akan tercipta situasi pendidikan, yang ada hanyalah situasi
pergaulan saja.

2.3 Alat pendidikan


Alat pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses pendidikan, baik
berbentuk material maupun non-material. Alat pendidikan non-material adalah suatu tindakan
/ perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai suatu tujuan
pendidikan. Sedangkan pendidikan material adalah berbagai perlengkapan yang digunakan
untuk keperluan pelaksanaan proses pendidikan, biasanya berbentuk benda seperti sarana dan
prasarana.
Secara konseptual, optimalisasi peratn alat pendidikan ini berkaitan dengan kecakapan
pendidik dalam memilih dan menggunakannya, yang amat tergantung pada apa yang ingin
dicapai dan dilakukannya dalam proses mendidik.

2.3.1 Alat Pendidikan Non-Material


Alat pendidikan non material berbentuk perbuatan/tindakan yang digunakan pendidik
kepentingan proses pendidikan. Memilih perbuatan/tindakan yang tepat tergantung
kecakapan pendidik. Menurut Lois V. Jhonson dan Mary A. Beny paling tidak terdapat tujuh
masalah yang perlu dipahami pendidik dikelas yaitu :
1. Kelas kurang koherensif
2. Kelas mengejek negatif terhadap salah seorang anggotanya
3. Penyimpangan dan norma-norma tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya
PEDAGOGIK KELOMPOK 4 8
4. Membesarkan anggota hati kelas yang justru melanggar norma kelompok
5. Kelompok cenderung mudah dialihkan perhatiannya dan tugas yang tengah digarap
6. Semangat kerja rendah
7. Kelas kurang menyesuaikan diri dengan keadaan baru

Pada prakteknya, kecakapan seorang guru akan menentukan dalam memilih alat
pendidikan perbuatan/menyelesaikan satu masalah atau bahkan sebaliknya satu bentuk alat
pendidikan digunakian untuk menyelesaikan berbagai masalah. Hal ini, tergantung pada
kontek permasalahan pendidikan yang dihadapi terdidik.

2.3.2 Alat pendidikan Material


Alat pendidian material atau benda terdiri dari sarana dan prasarana. Prasarana adalah
semua alat bantu pelajaran yang sifatnya tidak langsung sedangkan sarana adalah bantu
pelajaran yang langsung dapat dipakai pada waktu interaksi belajar-mengajar sedang
berlangsung.
Prasarana sebagai alat pendidikan berkaitan dengan lingkungan fisik tempat belajar
meskipun tidak berpengaruh langsung tetapi mempunyai pengaruh penting terhadap hasil
pembelajaran. Lingkungan fisik yang menguntungkan dapat memenuhi syarat minimal
mendukung meningkatnya intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif
terhadap pencapaian tujuan pengajaran. Lingkungan fisik yang dimaksud meliputi :
1. Ruangan / kelas
Ruangan kelas tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak leluasa,
tidak terdesak-desak dan saling menganggu antara siswa satu dengan yang lainnya.
2. Pengaruh Tempat Duduk
Dalam mengatur tempat duduk, yang penting adalah memungkinkan terjadinya tatap
muka, dengan demikian gurudapat mengontrol tingkah laku siswa.
3. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya.
Suhu, ventilasi dan penerangan cahaya adalah aset paling penting untuk terciptanya
suasana belajar yang nyaman.
4. Pengaruh Penyimpanan Barang-Barang
Barang-barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau
segera diperlukan dan akan dipergunakan bagi kepentingan belajar.

Disamping hal di atas, prasarana sebagai alat pendidikan juga meliputi : bangunan, untuk
gedung bertingkat misalnya perlu diperhatikan jarak anak tangga, lebar anak tangga,
pegangannya dalam hubungan keamanan dihubungkan dengan kebiasaan setiap umur. Juga
keamanan dalam arti bentuk bangungan yang lain, misalnya keamanan laboratorium, beban
bangunan, besarnya pintu, dan sebagainya.

Kondisi yang diuraikan di atas, pada dasarnya berpengaruh pada kesenangan belajar,
sehingga bangunan itu tidak menarik bukan saja bagi yang melihat, tetapi juga bagi
penghuninya. Sarana sebagai alat pendidikan berkaitan dengan perabotan dan perlengkapan
pendidikan sebagai penunjang dan pendukung proses belajar mengajar. Oleh karena itu,

PEDAGOGIK KELOMPOK 4 9
perabot atau perlengkapan ini berpengaruh langsung pada proses pendidikan sehingga ke-
amanan, kesehatan dan kegunaannya perlu diperhatikan.

Di tingkat TK atau kelas rendah SD perabot atau perlengkapan yang ringan tetapi kuat
dipilih sebagai alat pendidikan, sedangkan kelas-kelas tinggi banyak menggunakan perabot
yang kuat karena pemakai oleh anak sekolah ternyata banyak sekali meminta kekuatan
daripada perabot. Kursi di rumah dapat bertahan bertahun-tahun, di sekolah hanya dapat
dipakai beberapa bulan saja. Mungkin hal itu juga berhubungan dengan cara pemakaiannya.

Ada 5 faktor yang mengakibatkan kerusakan yang harus diketahui oleh pendidik agar
dapat menghindarkan salah faham diantara pemakai. Kelima faktor tersebut adalah :

1. Pemakaian dan pengrusakan oleh pemakai, baik yang disengaja maupun tidak.
2. Kerusakan atau ketuaan yang disebabkan oleh pengaruh udara, cuaca, musim maupun
keadaan lingkungan.
3. Keusangan ( out of date ) disebabkan oleh modernisasi dan perkembangan mutakhir.
4. Kejadian yang tak diduga seperti kecelakaan atau bencana.
5. Musibah alam, seperti : banjir, gempa, angin topan dan lain sebagainya.

Cara memperlampat kerusakan pada perabot atau perlengkapan pendidikan diantaranya


adalah:
1. Tanamkan pada siswa, pendidik, pegawai juga orang-orang lain yang berkepentingan
agar memiliki kesenangan serta menghargai semua benda yang dipakainya untuk
kepentingan pendidikan, walaupun sebenarnya bukan milik pribadi.
2. Lakukan perbaikan sepenuhnya terhadap kekayaan segera setelah dirasakan adanya
keharusan untuk memperbaiki. Menunggu apalagi membiarkan, berarti memancing
terjadinya bahaya atau kerusakan yang lebih parah lagi.
3. Teladan yang baik yang dapat ditiru oleh siswa dan guru di dalam menghindari dan
mencegah kerusakan dapat berupa :
a. Menempatkan kekayaan sekolah dalam suatu keadaan yang “ respectable “
b. Mengajak dan membimbing anak didik untuk memperbaiki kerusakan kecil yang
dapat dilakukan oleh murid sendiri secara kerjasama, di bawah bimbingan guru.
c. Jangan membiarkan kerusakan kecil yang justru dapat mengundang minat pihak
lain untuk membuat kerusakan yang lebih besar.
d. Melakukan perbaikan seawal mungkin dengan tidan mengundur-ngundur waktu
lebih lama lagi dengan akibat kerusakan makin hebat sehingga kemungkinan
sekolah harus diliburkan atau ditutup, disebabkan perbaikan kerusakan berat
harus dilakukan.

PEDAGOGIK KELOMPOK 4 10
Demikian juga alat pelajaran lainnya seperti buku-buku pelajaran harus memenuhi
syarat dan diperlakukan seperti telah diutarakan di atas, agar pemakaiannya sesuai dengan
keperluan dan tahan terhadap segala cara pemakaian. Buku-buku sekolah harus mempunyai
jenis kertas yang kuat dan tahan lama, mengingat cara pemakaian anak-anak.

2.4 Karakteristik Alat Pendidikan


Karakteristik alat pendidikan dapat diartikan sebagai persyaratan atau berbagai
kondisi ideal alat pendidikan, baik yang berkaitan dengan alat pendidikan bentuk non
material maupun material yang digunakan dalam kegiatan pendidikan. Alat pendidikan
berbentuk non material menunjuk pada bagaimana sebaiknya menerapkan perbuatan/tindakan
terhadap terdidik, sedangkan alat pendidikan material menunjuk pada manfaat dan keamanan
alat / perabot yang akan digunakan terdidik.

2.4.1 Karakteristik Alat Pendidikan Non Material


Berikut ini akan dijelaskan beberapa karakteristik perbuatan/tindakan sebagai alat
pendidikan non material, yakni :
1. Perbuatan/tindakan pendidik hendaknya dilakukan awal-awal dalam proses
pendidikan dengan memikirkan terlebih dahulu tentang bagaimana cara
melakukan sesuatu karena manusia mempunyai sifat konservatif yang cenderung
untuk mempertahankan atau tidak merubah kebiasaan.
2. Perbuatan/tindakan hendaknya membiasakan terdidik akan hal-hal yang harus
dikerjakan agar menjadi biasa untuk melakukan sesuatu secara otomatis, tanpa
harus disuruh lagi oleh orang lain, atau menunggu sampai orang lain merasa tidak
senang padanya karena kebiasaan yang buruknya.
3. Perbuatan/tindakan pendidik hanya dilakiukan dengan hati-hati, baik dalam
frekuensi maupun cara melakukannya. Sebab, terdidik yang sering menerima
larangan akan merasa segala tingkah lakunya salah sehingga akan menimbulkan
frustasi dan bahkan apabila laranga dalam bentuk teguran yang terlalu keras akan
berdampak pada psikologi terdidik yang tidak menutup kemungkinan akan
tersinggung dan bahkan menimbulkan perasaan dendam.
4. Perbuatan/tindakan hendaknya digunakan dengan diikuti oleh bimbingan apa
yang sebaiknya harus dilakukan terdidik. Tidak jarang terjadi pendidikan hanya
memberikan ajaran yang mengakibatkan kebingungan sehingga suatu kegiatan
menyempurnakan memperbaiki yang semestinya dilakukan terdidik, tidak
dilaksanakan atau tidak diikuti.
5. Perbuatan/tindakan pendidik hendaknya bijaksana menanggapi kalai ada sesuatu
kesalahan dari terdidik, sebab belum tentu suatu kesalahan itu dibuat dengan
sengaja. Misalnya dalam menerapkan hukuman pelanggaran yang dilakukan
terdidik.

PEDAGOGIK KELOMPOK 4 11
2.4.2 Karakteristik Pendidikan Material
Meskipun alat pendidikan kebendaan/material seperti : lahan, gedung, perabot, dan
perlengkapan lebih berkaitan dengan kegiatan pendidikan di sekolah, namun karena sifat
pendidikan secara umumpun menempatkan pentingnya peran alat pendidikan berbentuk
material, maka beberapa karakteristik berikut ini perlu dipahami dan dijadikan pertimbangan
pendidik dalam menjalankan kegiatan pendidikan seperti :
1. Alat pendidikan hendaknya terbuat dari bahan kuat agar tahan lama, dengan
memperhatikan keadaan setempat.
2. Pembuatan alat pendidikan mudah dan dapat dikerjakan secara masal.
3. Biaya alat pendidikan relatif murah.
4. Alat pendidikan hendaknya enak dan nyaman bila ditempati atau dipakai
sehingga tidak mengganggu keamanan pemakainya, misalnya karena paku,
karena garis pinggiran yang tajam, dan sebagainya.
5. Alat pendidikan relatif ringan untuk mudah dipindah-pindahkan.

Secara lebih rinci syarat-syarat alat pendidikan yang harus diperhatikan pendidik
adalah:

1. Ukuran fisik terdidik, agar pemakaiannya fungsional dan efektif.

2. Bentuk dasar yang memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Sesuai dengan aktivitas terdidik dalam proses pendidikan.

b. Kuat, mudah pemeliharaan dan mudah dibersihkan.

c. Mempunyai pola dasar yang sederhana.

d. Mudah dan ringkas untuk disimpan/disusun dan

e. Fleksibel, sehingga mudah digabungkan dan dapat pula berdiri sendiri

3. Konstruksi perabot hendaknya:

a. Kuat dan tahan lama.

b. Mudah dikerjakan secara masal.

c. Tidak tergaggu keamanan terdidik.

d. Bahan yang mudah didapat di pasaran dan disesuaikan dengan keadaan setempat.

Syarat-syarat alat pendidikan menurut bentuk dan jenisnya harus sesuai dengan fisik
terdidik. Untuk itu perlu diperhatikan beberapa hal berikut:

PEDAGOGIK KELOMPOK 4 12
1. Keadaan bahan tidak membahayakan
2. Konstruksinya sesuai dengan kondisi terdidik.
3. Dipilih dan direncanakan dengan benar atau disesuaikan dengan kebutuhan.

Alat pendidikan yang baik perlu memperhatikan aspek-aspek yang sesuai dan
disesuaikan dengan umur, minat, fisik maupun psikis terdidik. Untuk itu perlu diperhatikan
beberapa hal berikut :

1. Keadaan bahan baku/material harus yang kuat, tetapi ringan, tidak membahayakan
bagi keselamatan terdidik.
2. Konstruksinya harus sedemikian rupa, sehingga sesuai de-ngan kondisi terdidik.
3. Dipilih dan direncanakan dengan teliti dan baik
4. Pengadaan dan pengaturan harus sedemikian rupa, se-hingga benar-benar
berfungsi bagi penanaman, pemupuk-an serta pembinaan hal-hal yang berguna
bagi terdidik.

Pembuatan alat pendidikan akan dapat diandalkan keberhasilannya, apabila dimula


dengan suatu perencanaan yang mantap. Artinya di dalam menyusun perencanaan, telan
dipikirkan secara matang tentang manusia, materi serta pembiayaan yang akan menunjans
keberhasilan pendidikan, sehingga benar-benar akan memenuhi syarat filosofis, didakis
paedagogis, psikhologis, ekologis, ekonomis dan estetisnya.

PEDAGOGIK KELOMPOK 4 13
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

 Proses pendidikan merupakan kegiatan sosial antara pendidik dengan peserta didik
dengan menggunakan isı/materi pendidikan, metode, alat pendidikan tertentu yang
berlangsung dalam suatu lingkungan atau situasi pendidikan untuk mencapai tujuan
pendidikan yang telah ditetapkan.
 Situasi pendidikan merupakan situasi yang istimewa atau khusus. Karena situasinya
merupakan suatu perubahan dari situasi pergaulan, dimana komponen-komponennya
berubah dari orang dewasa atau orangtua menjadi pendidik, dan anak menjadi anak
didik, kemudian syarat teknisnya dari kepercayaan menjadi kewibawaan namun
mutlak harus ada. Situasi pendidikan merupakan situasi pergaulan yang diciptakan
dengan sengaja karena ada suatu tujuan pendidikan yang ingin dicapai.
 Alat pendidikan adalah segala sesuatu yang digunakan dalam proses pendidikan, baik
berbentuk material maupun non-material. Alat pendidikan non-material adalah suatu
tindakan / perbuatan atau situasi yang dengan sengaja diadakan untuk mencapai suatu
tujuan pendidikan. Sedangkan pendidikan material adalah berbagai perlengkapan
yang digunakan untuk keperluan pelaksanaan proses pendidikan, biasanya berbentuk
benda seperti sarana dan prasarana.
 Karakterisitik alat pendidikan dapat diartikan sebagai persyaratan atau berbagai
kondisi ideal alat pendidikan, baik yang berkaitan dengan alat pendidikan bentuk non
material maupun material yang digunakan dalam kegiatan pendidikan.
 Karakteristik perbuatan/tindakan sebagai alat pendidikan non material, yakni:
1. Perbuatan/tindakan pendidik hendaknya dilakukan awal-awal dalam pendidikan
dengan memikirkan terlebih dahulu tentang bagaimana cara melaku-kan proses
sesuatu.
2. Perbuatan/tindakan hendaknya membiasakan terdidik akan hal-hal dikerjakan agar
menjadi biasa.
3. Perbuatan/tindakan pendidik hendaknya dilakukan dengan hati-hati, baik dalam
frekuensi maupun cara melakukannya.
4. Perbuatan/tindakan hendaknya digunakan dengan diikuti oleh bimbingan apa yang
sebaiknya harus dilakukan terdidik.
5. Perbuatan/tindakan hendaknya dilakukan atau diawali dengan memberikan
beberapa gambaran yang sesuai sebelum mengajak terdidik.
6. Perbuatan/tindakan hendaknya pendidik tidak harus memaksakan diri dan memberi
teladan. yang harus
7. Perbuatan/tindakan pendidik hendaknya tidak berlebihan, misalnya dalam memuji.

PEDAGOGIK KELOMPOK 4 14
8. Perbuatan/tindakan pendidik hendaknya bijaksana menanggapi kalau ada sesuatu
kesalahan dari terdidik.
 Karakteristik alat pendidikan material yang baik adalah yang sesuai dan disesuaikan
dengan umur, minat, fisik maupun psikis terdidik, seperti:

1. Keadaan bahan baku/material harus yang kuat, ringan, tidak membahayakan.

2. Konstruksinya sesuai de-ngan kondisi terdidik.

3. Dipilih dan direncanakan dengan teliti dan baik.

4. Pengadaan dan pengaturan harus sedemikian rupa, se-hingga berguna bagi terdidik.

3.2 Saran

Sebaiknya kita harus lebih memperhatikan situasi pendidikan pada saat ini. Karena,
masih terdapat orang yang menggap sebelah mata mengenai pendidikan. Selain itu, kita juga
harus terus memantau situasi pergaulan pada saat ini. Karena, pergaulan adalah alah satu
faktor yang utama dalam pembentukan karakter sesorang. Jangan sampai pergaulan yang
menyimpang membuat orang orang memiliki akhlak yang tidak baik. Terima kasih.

PEDAGOGIK KELOMPOK 4 15
DAFTAR PUSTAKA

Sadulloh,Uyoh., Babang Robandi., dan Agus Muharam.Tanpa Tahun


Terbit.PEDAGOGIK.Bandung:UPI Press.
https://id.scribd.com/document/409878820/PEDAGOGIK-SITUASI-PERGAULAN-DAN-
SITUASI-PENDIDIKAN
https://www.rijal09.com/2016/03/situasi-pergaulan-dan-situasi.html?m=1

PEDAGOGIK KELOMPOK 4 16

Anda mungkin juga menyukai