i
DAFTAR ISI
Hal
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga makalah dengan berjudul Perkembangan Fisik dapat selesai.
Makalah ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Ibu Husniati, M,Pd. dalam mata kuliah
Administrasi dan Manajemen Sekolah. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan menambah
wawasan kepada pembaca tentang Kode Etik Guru di Indonesia.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Husniati, M.pd. selaku dosen mata
kuliah Administrasi dan Manajemen Sekolah. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah
wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih
yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu dalam proses penyusunan makalah ini.
Penyusu
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Akhir-akhir ini pendidikan menjadi masalah yang ramai dibicarakan. Berbicara mengenai
pendidikan berarti berbicara tentang profesi guru dan kode etik guru. Profesi guru merupakan
salah satu profesi yang banyak diminati oleh kebanyakan siswa dan siswi, hal tersebut karena
guru merupakan profesi yang dapat menentukan masa depan bangsa ini, guru yang baik dan
berkualitas tentu mempunyai etika yang baik, guru yang tidak berkualitas akan menjadikan
bangsa ini menjadi bangsa yang tertinggal dan bahkan bisa menjadi bangsa yang terjajah lagi.
Oleh karena itu, orang-orang berlomba-lomba untuk menjadi seorang guru. Namun, menjadi
seorang guru bukanlah hal yang mudah ada beberapa syarat yang harus dipenuhi antara lain
adalah syarat admistrasi, teknis, psikis, dan fisik, selain itu seorang guru juga harus memiliki
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, professional dan juga harus mempunyai kode etik
yang baik.
5. Mengetahui bagaimana nilai – nilai dasar dan nilai operasional kode etik guru
4
6. Mengetahui bagaimana pelaksanaan, pelanggaran dan sanksi guru
5
BAB II
PEMBAHASAN
Etika (ethic) bermakna sekumpulan azas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, tata cara
(adat, sopan santun) nilai mengenai benar dan salah tentang hak dan kewajiban yang dianut oleh
suatu golongan atau masyarakat.
Etika, pada hakikatnya merupakan dasar pertimbangan dalam pembuatan keputusan tentang
moral manusia dalam interaksi dengan lingkungannya. Secara umum etika dapat diartikan
sebagai suatu disiplin filosofis yang sangat diperlukan dalam interaksi sesama manusia dalam
memilih dan memutuskan pola-pola perilaku yang sebaikbaiknya berdasarkan timbangan moral-
moral yang berlaku.
Kode etik guru indonesia adalah himpunan nilai nilai dan norma norma profesi guru yang
tersusun dengan baik dan sistematis dalam suatu sistem yang utuh dan bulat. Kode etik guru
indonesia berfungsi sebagai landasan moral dan pedoman tingkah laku setiap guru warga PGRI
dalam menunaikan tugas pengabdianya sebagai guru, baik di dalam maupun di luar sekolah serta
dalam kehidupan sehari hari di masyarakat. Dengan demikian , kode etik guru indonesia
merupakan alat yang amat penting untuk pembentukan sikap profesional para anggota profesi
keguruan.
Kode Etik Guru Indonesia merupakan pedoman sikap dan perilaku bertujuan menempatkan
guru sebagai profesi terhormat, mulia, dan bermartabat yang dilindungi undang-undang. Kode
Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang melandasi
pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan peserta didik,
orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah sesuai
dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan.
Secara istilah “kode etik” terdiri dari dua kata, yakni “kode” dan “etik”. Kata “etik”
berasal dari bahasa Yunani, “ethos” yang berarti watak, adab atau cara hidup. Dapat diartikan
bahwa etik itu menunjukkan “cara berbuat yang menjadi adat, karena persetujuan dari kelompok
manusia”. Atau secara harfiah kode etik berarti sumber etik. Jadi kode etik guru itu dapat
diartikan sebagai aturan tata susila keguruan. Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang
harus diindahkan oleh setiap anggota profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam
hidupnya di masyarakat.
6
2.2 Tujuan Kode Etik Profesi Guru
Tujuan merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan
kepentingan organisasi profesi itu sendiri. Secara umum tujuan mengadakan kode etik adalah
sebagai berikut.
2. Dalam hal ini kode etik dapat menjaga pandangan dan kesan dari pihak luar atau
masyarakat, agar mereka jangan sampai memendang rendah atau remeh terhadap suatu
profesi. Oleh karena itu setiap kode etik suatu profesi akan melarang berbagai tindakan
yang dapat mencemarkan nama baik tprofesi terhadap masyarakat.
3. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
4. Kesejahteraan dalam konteks ini meliputi kesejahteraan yang bersifat lahir (material)
ataupun kesejahteraan yang bersifat batin (spiritual atau mental).
5. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
6. Tujuan lain kode etik dapat juga berkaitan dengan peningkatan kegiatan pengabdian
profesi, sehingga bagi para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan
tanggung jawab pengabdiannya dalam melaksanakan tugasnya. Oleh karena itu, kode etik
merumuskan ketentuan-ketentuan yang perlu dilakukan para anggota profesi dalam
menjalankan tugasnya.
7. Untuk meningkatkan mutu profesi
8. Untuk meningkatkan mutu profesi, kode etik juga memuat norma-norma dan anjuran agar
para anggota profesi selalu berusaha untuk meningkatkan mutu pengabdian para
anggotanya.
9. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi
10. Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi, maka diwajibkan kepada setiap anggota
untuk secara aktif berpartisipasi dalam membina organisasi profesi dan kegiatan-kegiatan
yang dirancang organisasi
Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang
melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan peserta
didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, organisasi profesi, dan pemerintah
sesuai dengan nilai-nilai agama, pendidikan, sosial, etika dan kemanusiaan.
Secara umum, kode etik ini diperlukan dengan beberapa alasan, antara lain:
1. Untuk melindungi pekerjaan sesuai dengan ketentuan dan kebijakan yang telah
ditetapkan berdasarkan perundang-undangan yang berlaku.
7
2. Untuk mengontrol terjadinya ketidakpuasan dan persengketaan dari para pelaksana,
sehingga dapat menjaga dan meningkatkan stabilitas internal dan eksternal pekerjaan.
3. Melindungi para praktisi di masyarakat, terutama dalam hal adanya kasus-kasus
penyimpangan tindakan.
4. Melindungi anggota masyarakat dari praktek-praktek yang menyimpang dari ketentuan
yang berlaku.
Kode etik guru sebagai pedoman guru dalam berperilaku sesungguhnya dapat diterapkan di
masyrakat. Guru ketika berinteraksi dengan masyarakat harus berpegang teguh pada kode
etiknya. Perilaku yang ditunjukkan harus mencermikan nilai-nilai luhur kode etik itu sehingga
kandungannya menjelma dalam perilakunya.
Berdasarkan isi dari kode etik diatas, berikut ini akan diuraikan penerapan kode etik guru dalam
masyarakat.
Konsepsi tentang manusia seutuhnya dapat dianalisis dari beberapa dimensi. Pertama,
keutuhan dimensi rohani-jasmani, yaitu manusia seimbang antara perkembangan jasmani dan
rohaninya. Kedua, keutuhan antara dimensi sosial dan individual, yaitu masyarakat yang selaras
antara pemenuhan kebutuhan individual dan sosialnya. Ketiga, keutuhan perkembangan potensi
yang dimiliki serta optimalisasi perkembangannya, yaitu keselarasan antara perkembangan
psikomotorik, afektif, kognitif dan emosional. Berkembangnya warga masyarakat seutuhnya
dapat dilandasi oleh nilai-nilai luhur pancasila. Artinya, seorang guru harus mengembangkan
masyarakat seutuhnya dengan berpijak pada nilai-nilai luhur yang terkandung dalam pancasila
itu.
Guru dalam melaksanakan perannya sebagai pendidik dan pengajaran pada masyarakat
harus berpegang teguh pada kejujuran profesional, yaitu suatu pengakuan atas batas-batas
kemampuan profesionalnya. Ia tidak melakukan hal-hal yanh diluar batas kemampuannya dan
tidak pula melakukan pekerjaan yang ada dalam koridor kewenangan profesi lain.
8
c. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
Banyak informasi yang berhubungan dengan peserta didik datang dari masyarakat dan guru
dipandang perlu menggalinya demi kepentingan peserta didik. Hal ini dapat dilakukan termasuk
pada saat guru berada di masyarakat.
e. Guru memlihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
Keberhasilan suatu pendidikan bukan hanya tanggung jawab dari sekolah/madrasah karena
pada hakikatnya pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara sekolah/madrasah
(lembaga pendidikan), masyarakat, dan keluarga. Oleh karena itu, guru harus memelihara
hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat untuk memikul tanggung jawab
bersama-sama terhadap pendidikan.
9
h. Guru bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI sebagai
sarana perjuangan dan pengabdiannya.
Dalam memelihara dan meningkatkan mutu kinerja organisasi masyarakat paling tidak guru
harus berupaya untuk menerapkan misi dari PGRI, yaitu : misi profesi, misi kemasyarakatan, dan
misi kesejahteraan. Dalam menerapkan misi profesi dimasyarakat guru berupaya merealisasikan
layanannya kepada masyarakat. Yakni layanan yang bersifat sosial-profesional yang mana dapat
dirasakan oleh masyarakat sebagai layanan sosial dan tanpa pamrih. Penanaman misi
kemasyarakatan PGRI terhadap masyarakat mencakup penanaman semangat persatuan dan
kesatuan. Penanaman misi kesejahteraan bertujuan untuk menciptakan masyarakat adil, sejahtera
lahir batin.
Sebagai warga Negara yang baik, guru senantiasa melaksanakan kebijaksanaan pemerintah
dalam bidang pendidikan dimasyarakat, sepanjang itu berhubungan dengan kemaslahatan
masyarakat, misalnya kebijakan pemerintah tentang guru dan berupaya membantu pemerintah
dalam merealisasikan wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun.
Berbicara mengenai kode etik guru indonesia berarti kita membicarakan guru di Negara kita.
Berikut akan dikemukakan kode etik guru, Indonesia sebagai hasil rumusan kongres PGRI XIII
pada tanggal 21-25 november 1973 di Jakarta, terdiri dari sembilan item,yaitu :
10
Kode etik guru merupakan suatu yang harus dilaksanakan sebagai barometer dari semua sikap
dan perbuatan guru dalam berbagai segi kehidupan, baik dalam keluarga , sekolah maupun
masyarakat.
1. Upaya meningkatkan pelaksanaan kode etik pendidik tersebut,dalam garis besarnya dapat
dilakukan sebagai berikut :
2. Para pendidik diberi kesempatan seluas-luasnya,selama mereka mampu, untuk studi lebih
lanjut. Dengan menimba ilmu lebih banyak serta meningkatkan sikap dan pribadinya
sebagai pendidik, diharapkan kode etik pendidik itu lebih disadari keharusannya untuk
ditaati dan dilaksanakan.
3. Membangun pustakawan pendidik di lembaga-lembaga pendidikan yang belum memiliki
perpustakaan seperti itu.
4. Meningkatkan kesejahteraan para pendidik.
5. Kerja sama lembaga pendidikan dengan orang tua dan dengan tokoh-tokoh masyarakat
perlu ditingkatkan.
Fungsi DP3 perlu di benahi dan ditingkatkan. Pelaksanaan etika pendidik dapat juga
ditingkatkan dengan mengintensifkan pengawasan. Kalau pendidik melanggar kode etik pendidik
tidak mempan dinasehati atau dihimbau oleh pemimpin lembaga, maka para pemimpin itu dapat
mengenakan sanksi kepada mereka sesuai dengan aturan yang berlaku atau sesuai dengan
peraturan lembaga bersangkutan yang sudah disepakati bersama.
Pasal 5
Pasal 6
11
b) Guru membimbing peserta didik untuk memahami, menghayati dan mengamalkan hak-
hak dan kewajiban sebagai individu, warga sekolah, dan anggota masyarakat.
c) Guru mengetahui bahwa setiap peserta didik memiliki karakteristik secara individual dan
masing-masingnya berhak atas layanan pembelajaran.
a) Guru berusaha membina hubungan kerjasama yang efektif dan efisien dengan
Orangtua/Wali siswa dalam melaksannakan proses pedidikan.
b) Guru mrmberikan informasi kepada Orangtua/wali secara jujur dan objektif mengenai
perkembangan peserta didik.
c) Guru merahasiakan informasi setiap peserta didik kepada orang lain yang bukan
orangtua/walinya.
d) Hubungan Guru dengan Masyarakat:
e) Guru menjalin komunikasi dan kerjasama yang harmonis, efektif dan efisien dengan
masyarakat untuk memajukan dan mengembangkan pendidikan.
f) Guru mengakomodasikan aspirasi masyarakat dalam mengembnagkan dan meningkatkan
kualitas pendidikan dan pembelajaran.
g) Guru peka terhadap perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat
h) Hubungan Guru dengan Sekolah:
i) Guru memelihara dan meningkatkan kinerja, prestasi, dan reputasi sekolah.
j) Guru memotivasi diri dan rekan sejawat secara aktif dan kreatif dalam melaksanakan
proses pendidikan.
k) Hubungan Guru dengan Profesi:
l) Guru menjunjung tinggi jabatan guru sebagai sebuah profesi
m) Guru berusaha mengembangkan dan memajukan disiplin ilmu pendidikan dan bidang
studi yang diajarkan
n) Guru terus menerus meningkatkan kompetensinya
Pasal 7
Guru dan organisasi profesi guru bertanggungjawab atas pelaksanaan Kode Etik Guru
Indonesia. Guru dan organisasi berkewajiban mensosialisasikn Kode Etik Guru Indonesia kepada
rekan sejawa.
Pasal 8
Pelanggaran adalah perilaku menyimpan dan atau tidak melaksanakan Kode Etik Guru
Indonesia dan ketentuan perundangan yang berlaku yang berkaitan dengan protes guru. Guru
12
yang melanggar Kode Guru Indonesia dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan yang
berlaku.
Pasal 9
Pemberian rekomondasi sanksi terhadap guru melakukan pelanggaran terhadap Kode Etik
Guru Indonesia merupakan wewenang Dewan Kehormatan Guru Indonesia. Pemberian sanksi
oleh Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus objektif.
Rekomondasi Dewan Kehormatan Guru Indonesia sebagaimana dimaksud Pada ayat 1 wajib
dilaksanakan oleh organisasi profesi guru. Sanksi sebagaimana dimaksud pada ayat 3
meruppakan upaya Pembina kepada guru yang melakukan pelanggaran dan untuk menjaga
harkay dan martabat profesi guru.
Siapapun yang mengetahui telah terjadi pelanggaran Kode Etik Guru Indonesia wajib melapor
kepada Dewan Kehormatan Guru Indonesia, organisasi profesi guru, atau pejabat yang
berwenang. Setiap pelanggaran dapat melakukan pembelaan diri dengan/atau tanpa bantuan
organisasi profesi guru dan/atau penasehat hokum sesuai dengan jenis pelanggaran yang
dilakukan dihadapan Dewan Kehormatan Guru Indonesi.
Kami Guru Indonesia, adalah insan pendidik bangsa yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa. Kami Guru Indonesia, adalah pengemban dan pelaksana cita - cita
Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, pembela dan pengamal pancasila yang setia pada
Undang – Undang Dasar 1945. Kami Guru Indonesia, bertekad bulat mewujudkan tujuan
Nasional dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Kami Guru Indonesia, bersatu dalam wadah
organisasi perjuangan Persatuan Guru Republik Indonesia, membina persatuan dan kesatuan
bangsa yang berwatak kekeluargaan. Kami Guru Indonesia, menjunjung tinggi Kode Etik Guru
Indonesia sebagai pedoman tingkah laku profesi dalam pengabdiannya terhadap bangsa, Negara,
dan kemanusiaan.
13
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Kode etik suatu profesi adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap anggota
profesi di dalam melaksanakan tugas profesinya dan dalam hidupnya di masyarakat. Tujuan
merumuskan kode etik dalam suatu profesi adalah untuk kepentingan anggota dan kepentingan
organisasi profesi itu sendiri.
Kode Etik Guru Indonesia berfungsi sebagai seperangkat prinsip dan norma moral yang
melandasi pelaksanaan tugas dan layanan profesional guru dalam hubungannya dengan peserta
didik, orangtua/wali siswa, sekolah dan rekan seprofesi, kode etik guru sebagai pedoman guru
dalam berperilaku sesungguhnya dapat diterapkan di masyrakat. Guru ketika berinteraksi dengan
masyarakat harus berpegang teguh pada kode etiknya. Perilaku yang ditunjukkan harus
mencermikan nilai-nilai luhur kode etik itu sehingga kandungannya menjelma dalam
perilakunya.
DAFTAR PUSTAKA
14
https://www.google.com/amp/s/www.quipper.com/id/blog/info-guru/kode-etik-guru/amp/
15