TUGAS TUTORIAL 1
PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA
TUTOR : IBU Dr. ENENG FITRI AMALIA, S.Pd.,M.Pd.
JUDUL
ASAS PENDIDIKAN JASMANI
Oleh :
RISMAWATI 857334663
DENDI TRIYADI 857334649
HENDAR RUSLAN 857334688
ASEP SUTARMAN 857337565
1
KATA PENGANTAR
Pertama-tama puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT Rabb alam
semesta atas segala rahmat dan karunia-Nya. Sehingga penilis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dengan judul “ASAS PENDIDIKAN JASMANI” Serta tidak lupa kita
panjatkan. Shalawat dan taslim kepada junjungan Nabiullah Muhammad SAW dan Kepada
keluarga, para sahabatnya dan kepada kita selaku ummatnya.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah PENDIDIKAN JASMANI DAN
OLAHRAGA. Untuk itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada pihak-pihak yang turut memberikan dorongan dan bantuan dalam penyelesaian
makalah ini. Oleh karena itu penulis menghaturkan ucapan terimah kasih dan penghargaan
yang setinggi- tingginnya terutama kepada ibu dosen kami yang setia membimbing kami
dalam penulisan makalah ini.
2
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………………………………..……………………………………………………………………...… 1
Kata Pengantar…………………………………………………………………………………………………………………. 2
Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………………………………………………………………...... 4
B. Rumusan Masalah…………………………………………………….................................................. 5
C. Tujuan .………………………………………………………………………………………………….………………….. 5
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan……………………………………………………............................................................. 20
B. Saran ……………………………………………………………............................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………..………. 21
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada hakikatnya pendidikan jasmani adalah proses yang memanfaatkan aktivitas fisik
untuk menghasilkan perubahan dalam kualitas diri seseorang baik dalam hal fisik, mental,
serta emosional. Pendidikan jasmani memperlakukan seseorang sebagai sebuah kesatuan
utuh, mahluk total, dari pada hanya menganggapnya sebagai seseorang yang terpisah
kualitas fisik dan mentalnya pendidikan jasmani adalah suatu ilmu pendidikan yang memiliki
kajian yang begitu luas. Titik fokusnya adalah memberikan peningkatan pada gerak fungsi,
Lebih utamanya penjas berkaitan dengan hubungan antara gerak seseorang dan wilayah
pendidikan lainnya hubungan dari perkembangan tubuh fisik dan fikiran serta jiwanya.
Pendidikan diartikan dengan sebagai ungkapan dan kalimat namun pada akhirnya
memiliki esensi yang sama dimana jika disimpulkan akan bermakna jelas bahwa pendidikan
jasmani memanfaatkan alat fisik untuk pengembangan kebutuhan manusia. Dalam
kaitannya diartikan bahwa melalui fisik aspek mental dan emosional turut terkembangkan,
bahkan sampai pada penekanan yang cukup dalam. Berbeda dengan bidang lain misalnya
pendidikan moral, yang penekanannya benr-benar pada perkembangan moral, tetapi aspek
fisik tidak terkembangkan baik langsung maupun tidak. sungguh, pendidikan jasmani ini
karenanya harus menyebabkan perbaikan dalam ‘pikiran dan tubuh’ yang mempengaruhi
seluruh aspek kehidupan harian seseorang.
4
Pendidikan jasmani merupakan wahana pendidikan, yang memberikan kesempatan
bagi anak untuk mempelajari hal-hal yang penting. Banyak kita jumpai bentuk-bentuk
aktivitas jasmani yang menarik terutama di daerah yang memiliki lapangan luas dan banyak
penduduknya dan sampai sekarang pun kita masih senang bermain dengan melakukan
aktivitas fisik. Aktivitas jasmani atau fisik merupakan kegiatan yang dilakukan oleh semua
kalangan umur baik anakanak, remaja, dewasa, maupun orang tua. Oleh karena itu,
pelajaran penjas tidak kalah penting dibandingkan dengan pelajaran lain.
Namun demikian tidak semua guru penjas menyadari hal tersebut, sehingga banyak
anggapan bahwa penjas boleh dilaksanakan secara serampangan. Hal ini tercermin dari
berbagai gambaran negatif tentang pembelajaran penjas, mulai dari kelemahan proses yang
menetap misalnya membiarkan anak bermain sendiri hingga rendahnya mutu hasil
pembelajaran, seperti kebugaran jasmani yang rendah.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
5
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan melalui aktivitas jasmani dalam usaha
untuk membentuk manusia seutuhnya sesuai dengan tujuan pendidikan ini oleh Bloom
dibagi menjadi tiga domain/ranah kemampuan intelektual (intellectual behaviors) yang
diadopsi dalam pendidikan jasmani, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik termasuk pula
dalam pembelajaran pendidikan jasmani.
Secara sederhana pendidikan jasmani adalah suatu proses belajar untuk bergerak
dan bergerak untuk belajar. Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses
pendidikan. Artinya, pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornamen yang ditempel
pada program sekolah sebagai alat untuk membuat anak sibuk, tetapi penjas adalah bagian
penting dari pendidikan.
6
mata pelajaran lain adalah alat yang digunakan adalah gerak insani, manusia yang bergerak
secara sadar. Gerak itu dirancang secara sadar oleh gurunya dan diberikan dalam situasi
yang tepat, agar dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan anak didik.
7
tubuh yang baik ‘diharapkan’ pula terdapat jiwa yang sehat, sejalan dengan pepatah
Romawi Kuno: Men sana in corporesano. Pertanyaan sulit di sepanjang zaman adalah
pemisahan antara jiwa dan raga atau tubuh. Kepercayaan umum menyatakan bahwa jiwa
dan raga terpisah, dengan penekanan berlebihan pada satu sisi tertentu disebut dualisme
yang mengarah pada penghormatan lebih pada aspek jiwa dan menempatkan kegiatan fisik
sebagai aksesorisnya.
Aliran idealisme berpandangan bahwa pengetahuan itu sudah ada dalam jiwa kita.
Untuk membawanya pada tingkat kesadaran perlu adanya proses introspeksi. Tujuan
pendidikan jasmani menurut aliran ini membentuk karakter manusia.
Aliran realisme berpandangan bahwa hakikat realitas adalah fisik dan ruh bersifat
dualistis. Tujuan pendidikannya membentuk individu yang mampu menyesuaikan diri dalam
masyarakat dan memiliki rasa tanggung jawab kepada masyarakat.
8
pendidikannya menghasilkan individu yang memiliki kemampuan berpikir untuk
menyelesaikan persoalan hidupnya.
9
yang dapat mereka lihat. Perbedaan atau kesenjangan antara apa yang kita percayai dan
apa yang kita praktikkan (gap antara teori dan praktik) adalah sebuah duri dalam bidang
pendidikan jasmani kita.
Hubungan Pendidikan Jasmani dengan Bermain dan Olahraga Bermain pada intinya
adalah aktivitas yang digunakan sebagai hiburan. Kita mengartikan bermain sebagai hiburan
yang bersifat fisikal yang tidak kompetitif, meskipun bermain tidak harus selalu bersifat fisik.
Bermain bukanlah berarti olahraga dan pendidikan jasmani, meskipun elemen dari bermain
dapat ditemukan di dalam keduanya.
Olahraga di pihak lain adalah suatu bentuk bermain yang terorganisir dan bersifat
kompetitif. Beberapa ahli memandang bahwa olahraga semata-mata suatu bentuk
permainan yang terorganisasi, yang menempatkannya lebih dekat kepada istilah pendidikan
jasmani. Akan tetapi, pengujian yang lebih cermat menunjukkan bahwa secara tradisional,
olahraga melibatkan aktivitas kompetitif.
Rekreasi adalah aktivitas untuk mengisi waktu senggang. Akan tetapi, rekreasi dapat
pula memenuhi salah satu definisi “penggunaan berharga dari waktu luang.” Dalam
pandangan itu, aktivitas diseleksi oleh individu sebagai fungsi memperbaharui ulang
kondisifisik dan jiwa, sehingga tidak berarti hanya membuang-buang waktu atau membunuh
waktu. Rekreasi adalah aktivitas yang menyehatkan pada aspek fisik, mental dan sosial. Jay
B. Nash menggambarkan bahwa rekreasi adalah pelengkap dari kerja, dan karenanya
merupakan kebutuhan semua orang. Dengan demikian, penekanan dari rekreasi adalah
dalam nuansa “mencipta kembali” (re-creation) orang tersebut, upaya revitalisasi tubuh dan
jiwa yang terwujud karena menjauh’ dari aktivitas rutin dan kondisi yang menekan dalam
kehidupan sehari-hari.
10
C. Kedudukan pendidikan jasmani
Bangsa kita saat ini tengah digoncang dengan maraknya alat-alat tekhnologi yang
canggih dimasyarakat ditambah dengan adanya krisis ekonomi yang sangat memukul hati
bangsa kita, dan hingga kini rasa itu terus membekas bagaikan luka didalam sebagian besar
masyarakat kita belum lagi kondisi dunia saat ini yang dihadapkan pada perebutan
kekuasaan dan politik yang mengakibatkan ekonomi bangsa kita telah terjatuh pada
keadaan yang tak dapat terkendali lagi. Dan buah dari semua itu manghasilkan suatu
persoalan yang diantaranya harga barang yang tak dapat terkendali selalu pada level yang
tinggi, sulitnya hidup bagi para kaum kecil, ditambah konflik yang terus terjadi diberbagai
daerah dan kota, serta tinggginya pengangguran hingga defisit negeri kita yang semakin
memuncak.
11
atas benar belaka., sebab yang paling penting dari kesemuanya itu tujuannya bersifat
menyeluruh.
Tujuan di atas merupakan pedoman bagi guru penjas dalam melaksanakan tugasnya.
Tujuan tersebut harus bisa dicapai melalui kegiatan pembelajaran yang direncanakan secara
matang, dengan berpedoman pada ilmu mendidik. Dengan demikian, hal terpenting untuk
disadari oleh guru penjas adalah bahwa ia harus menganggap dirinya sendiri sebagai
pendidik, bukan hanya sebagai pelatih atau pengatur kegiatan.
Misi pendidikan jasmani tercakup dalam tujuan pembelajaran yang meliputi domain
kognitif, afektif dan psikomotor. Perkembangan pengetahuan atau sifat-sifat sosial bukan
sekedar dampak pengiring yang menyertai keterampilan gerak. Tujuan itu harus masuk
12
dalam perencanaan dan skenario pembelajaran. Kedudukannya sama dengan tujuan
pembelajaran pengembangan domain psikomotor.
Dalam hal ini, untuk mencapai tujuan tersebut, guru perlu membiasakan diri untuk
mengajar anak tentang apa yang akan dipelajari berlandaskan pemahaman tentang prinsip-
prinsip yang mendasarinya. Pergaulan yang terjadi di dalam adegan yang bersifat mendidik
itu dimanfaatkan secara sengaja untuk menumbuhkan berbagai kesadaran emosional dan
sosial anak. Dengan demikian anak akan berkembang secara menyeluruh, yang akan
mendukung tercapainya aneka kemampuan.
13
dan penyadaran gerak,
menggunakan gerak dasar,
dalam tari,
permainan/olahraga, senam,
dan olahraga air.
Dengan demikian, dapat dilihat pada umur berapakah anak mulai masuk sekolah
dasar, jenis kemampuan motorik apakah yang telah dikuasai anak, dan jenis kemampuan
motorik apakah yang harus dikembangkan oleh guru pendidikan jasmani. Oleh karena itu,
guru penjas hendaknya memahami setiap tahapan pertumbuhan dan perkembangan gerak
anak agar memperoleh manfaat aktivitas gerak secara optimal.
Dunia anak-anak adalah dunia yang segar, baru, dan senantiasa indah, dipenuhi
keajaiban dan keriangan. Demikian Rachel Carson dalam sebuah ungkapannya. Namun
demikian, menurut Carson, adalah kemalangan bagi kebanyakan kita bahwa dunia yang
cemerlang itu terenggut muram dan bahkan hilang sebelum kita dewasa. Tiga kata kunci di
atas: gerak, gembira, dan belajar. Anak-anak suka bergerak dan suka belajar. Perhatikan
bagaimana anak-anak bermain di lapangan. Di sana akan tampak, mereka bergerak dengan
keterlibatan yang total dan dipenuhi kegembiraan. Belajar tidak lagi menarik bagi anak.
Keceriaan mereka terampas dan hilanglah sebagian “keajaiban” dunia anak-anak mereka.
Tidak heran bila anak merasa bahwa belajar ternyata kegiatan yang tidak menyenangkan.
Beban belajar di sekolah begitu berat dan menekan kebebasan anak untuk bergerak.
Dengan semakin rendahnya kebugaran jasmani, kian meningkat pula gejala penyakit
hipokinetik (kurang gerak). Kegemukan, tekanan darah tinggi, kencing manis, nyeri pinggang
bagian bawah, adalah contoh dari penyakit kurang gerak . Pendidikan Jasmani tampil untuk
mengatasi masalah tersebut sehingga kedudukannya dianggap penting. Melalui program
14
yang direncanakan secara baik, anak-anak dilibatkan dalam kegiatan fisik yang tinggi
intensitasnya. Pendidikan Jasmani juga tetap menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi
lingkungan yang ada di sekitarnya dengan banyak mencoba, sehingga kegiatannya tetap
sesuai dengan minat anak. Lewat pendidikan jasmanilah anak-anak menemukan saluran
yang tepat untuk bergerak bebas dan meraih kembali keceriaannya, sambil terangsang
perkembangan yang bersifat menyeluruh.
Pendidikan jasmani yang benar akan memberikan sumbangan yang sangat berarti
terhadap pendidikan anak secara keseluruhan. Hasil nyata yang diperoleh dari pendidikan
jasmani adalah perkembangan yang lengkap, meliputi aspek fisik, mental, emosi, sosial dan
moral. Tidak salah jika para ahli percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana
yang paling tepat untuk “membentuk manusia seutuhnya”.
Adapun pendidikan olahraga adalah pendidikan yang membina anak agar menguasai
cabang-cabang olahraga tertentu. Kepada murid diperkenalkan berbagai cabang olahraga
agar mereka menguasai keterampilan berolahraga. Yang ditekankan di sini adalah ‘ hasil ‘
dari pembelajaran itu, sehingga metode pengajaran serta bagaimana anak menjalani
pembelajarannya didikte oleh tujuan yang ingin dicapai. Ciri-ciri pelatihan olahraga
menyusup ke dalam proses pembelajaran
Pendidikan jasmani tentu tidak bisa dilakukan dengan cara demikian. Pendidikan
jasmani adalah suatu proses yang terencana dan bertahap yang perlu dibina secara hati-hati
dalam waktu yang diperhitungkan. Bila orientasi pelajaran pendidikan jasmani adalah agar
anak menguasai keterampilan berolahraga, misalnya sepak bola, guru akan lebih
15
menekankan pada pembelajaran teknik dasar dengan kriteria keberhasilan yang sudah
ditentukan. Dalam hal ini, guru tidak akan memperhatikan bagaimana agar setiap anak
mampu melakukannya, sebab cara melatih teknik dasar yang bersangkutan hanya dilakukan
dengan cara tunggal. Beberapa anak mungkin bisa mengikuti dan menikmati cara belajar
yang dipilih guru tadi. Tetapi sebagian lain merasa selalu gagal, karena bagi mereka cara
latihan tersebut terlalu sulit, atau terlalu mudah.
Anak-anak yang berhasil akan merasa puas dari cara latihan tadi, dan segera
menyenangi permainan sepak bola. Tetapi bagaimana dengan anak-anak lain yang kurang
berhasil? Mereka akan serta merta merasa bahwa permainan sepak bola terlalu sulit dan
tidak menyenangkan, sehingga mereka tidak menyukai pelajaran dan permainan sepak bola
tadi. Apalagi bila ketika mereka melakukan latihan yang gagal tadi, mereka selalu diejek oleh
teman-teman yang lain atau bahkan oleh gurunya sendiri.
Pendidikan jasmani merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari pendidikan
umum. Lewat program penjas dapat diupayakan peranan pendidikan untuk
mengembangkan kepribadian individu. Tanpa penjas, proses pendidikan di sekolah akan
pincang.
Ada tiga hal penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan jasmani, yaitu:
16
Untuk meneliti aspek penting dari penjas, dasar-dasar pemikiran seperti berikut perlu
dipertimbangkan.
manfaat dari pendidikan jasmani kecil ini dapat memberikan pengaruh yang positif
terutama terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak. Apabila pendidikan jasmani kecil
dilakukan dengan baik dan sesuai dengan kriteria tertentu, misalnya intensitas dan frekuensi
bermain memadai, maka akan banyak manfaat yang dapat diperoleh dari kegiatan tersebut,
terutama dapat mempengaruhi pada pertumbuhan fisik dan perkembangan mental
psikologis anak didik. Beberapa pengaruh dan manfaat positif bagi anak dari kegiatan
bermain dalam suatu pendidikan jasmani di antaranya adalah merangsang pertumbuhan
fisik, perkembangan motorik, perkembangan mental psikologis, dan perkembangan fisiologi
tubuh, seperti neuromuscular, jantung, dan paruparu, termasuk kebugaran jasmani anak.
1. Pertumbuhan Fisik
Pertumbuhan fisik pada masa anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat. Puncak pertumbuhan fisik terjadi pada masa balita dan usia 10-14 tahun.
Melalui pendidikan jasmani yang mengutamakan aktivitas fisik akan merangsang
pertumbuhan dan perkembangan fisik yang lebih cepat.
2. Perkembangan Motorik
17
3. Perkembangan Fungsional Tubuh
4. Perkembangan Mental
Kebugaran dan kesehatan akan dicapai melalui program pendidikan jasmani yang
terencana, teratur dan berkesinambungan. Dengan beban kerja yang cukup berat serta
dilakukan dalam jangka waktu yang cukup secara teratur, kegiatan tersebut akan
berpengaruh terhadap perubahan kemampuan fungsi organ-organ tubuh seperti jantung
dan paru-paru. Sistem peredaran darah dan pernapasan akan bertambah baik dan efisien,
didukung oleh sistem kerja penunjang lainnya. Dengan bertambah baiknya sistem kerja
tubuh akibat latihan, kemampuan tubuh akan meningkat dalam hal daya tahan, kekuatan
18
dan kelentukannya. Demikian juga dengan beberapa kemampuan motorik seperti
kecepatan, kelincahan dan koordinasi.
1. Keterampilan fisik
Keterlibatan anak dalam asuhan permainan, senam, kegiatan bersama, dan lain-lain,
merangsang perkembangan gerakan yang efisien yang berguna untuk menguasai berbagai
keterampilan. Keterampilan tersebut bisa berbentuk keterampilan dasar misalnya berlari
dan melempar serta keterampilan khusus seperti senam atau renang. Pada akhirnya
keterampilan itu bisa mengarah kepada keterampilan yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari.
3. Kemampuan berpikir
Memang sulit diamati secara langsung bahwa kegiatan yang diikuti oleh anak dalam
pendidikan jasmani dapat meningkatkan kemampuan berpikir anak. Namun demikian dapat
ditegaskan di sini bahwa pendidikan jasmani yang efektif mampu merangsang kemampuan
berpikir dan daya analisis anak ketika terlibat dalam kegiatan-kegiatan fisiknya. Pola-pola
permainan yang memerlukan tugas-tugas tertentu akan menekankan pentingnya
kemampuan nalar anak dalam hal membuat keputusan..
4. Kepekaan rasa
Dalam hal olah rasa, pendidikan jasmani menempati posisi yang sungguh unik.
Kegiatannya yang selalu melibatkan anak dalam kelompok kecil maupun besar merupakan
wahana yang tepat untuk berkomunikasi dan bergaul dalam lingkup sosial. Dalam
kehidupan sosial, setiap individu akan belajar untuk bertanggung jawab melaksanakan
peranannya sebagai anggota masyarakat. Di dalam masyarakat banyak norma yang harus
ditaati dan aturan main yang melandasinya. Melalui penjas, norma dan aturan juga
dipelajari, dihayati dan diamalkan.
19
5. Keterampilan sosial
Melalui pendidikan jasmani kepercayaan diri dan citra diri (self esteem) anak akan
berkembang. Secara umum citra diri diartikan sebagai cara kita menilai diri kita sendiri. Citra
diri ini merupakan dasar untuk perkembangan kepribadian anak. Dengan citra diri yang baik
seseorang merasa aman dan berkeinginan untuk mengeksplorasi dunia. Dia mau dan
mampu mengambil resiko, berani berkomunikasi dengan teman dan orang lain, serta
mampu menanggulangi stress.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
20
2. Tubuh akan terasa lebih fresh dalam melakukan kegiatan setiap harinya serta pikiran
yang lebih tenang.
3. Dengan fisik yang kuat tubuh kita tidak akan mudah terserang penyakit.
4. Tulang dalam tubuh akan lebih kokoh / kuat.
5. Dengan adanya penjaskes maka berarti kita telah mencegah penyakit dalam tubuh
kita karena pepatah mengatakan ‘lebih baik mencegah daripada mengobati’.
B. saran-saran
21
DAFTAR PUSTAKA
(MODUL PENDIDIKAN JASMANI DAN OLAHRAGA)
Agus, Mahendra. 2002. Perkembangan, Pertumbuhan, dan Kebutuhan Anak. FPOK IKIP
Bandung.
Akhmad Imran. 2016. Sumber Belajar Penunjang PLPG 2016. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. Jakarta.
Herman Subarjah. 2005. Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Fakultas Pendidikan Olahraga
dan Kesehatan. Universitas Pendidikan Indonesia.
Landy M. Joane, Landy J. Maxwell. 1992. P.E. Activities, Ready-to-Use for Grades K-2,
Complete Physical Education Activities Program, Parker Publishing Company, West Nyack,
New York.
Lutan Rusli, dkk. 1997. Manusia dan Olahraga, Seri Bahan Kuliah Olahraga di ITB. Kerja
sama ITB dan FPOK IKIP Bandung.
Malina, Robert M., dan Bouchard, Claude. 1991. Pengetahuan Umum Penjaskes. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Nur, Lutfi. 2016. Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Bandung: Rizqi Press
22